Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Satu abad sebelum Masehi Cicero mengemukakanhubungan antara hukum dengan masyarakat melalui
kalimat sederhana “ubisocietas, ibi ius”. Dimana ada masyarakat disana ada hukum. Hukum dibentukoleh
masyarakat untuk mengatur kehidupan mereka. Dengan kata lain hukumdibentuk oleh dan diberlakukan untuk
masyarakat demi ketertiban, ketentramandan kesejahteraan masyarakat.
-
Dilihat dari perspektif Parsons tampaknyaefektifitas fungsi integratif sistem hukum di Indonesia masih
menghadapipermasalahan yang serius baik ditinjau dari aspek legitimasi, interpretasi,sanksi maupun yurisdiksi.
Dari aspek legitimasi, sampai sekarang ini lembagaeksekutif, legislatif, dan yudikatif masih mengalami
krisis legitimasi.Walaupun semestinya lembaga eksekutif dan legislatif yang dibentuk berdasarkanproses Pemilihan
Umum yang demokratis pada tahun 2004 ini diharapkan mampumendongkrak legitimasi kedua lembaga tersebut,
namun dalam kenyataannya lembagaeksekutif dan legislatif yang dipilih secara demokratis tidak serta
mertamengangkat legitimasi kedua lembaga tersebut. Rakyat masih menunggu bukti-buktikinerja lembaga eksekutif
dan legislatif dalam praktek. Tingkat legitimasiterhadap lembaga eksekutif dan legislatif sangat tergantung dari
kemampuankedua lembaga tersebut dalam memenuhi aspirasi rakyat dan menjawab secara nyataberbagai
permasalahan yang dihadapi bangsa kita agar segera keluar dari krisismenuju kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang. Sedangkan lembaga yudikatifyang menempati posisi sentral dalam penegakan hukum mengalami proses
penurunankewibawaan, karena putusan-putusannya jauh dari rasa keadilan dan tidakterbatas dari praktek apa yang
disebut “mafia peradilan”. Selain itu lembagayudikatif mengalami tekanan-tekanan dari kekuatan politik dan campur
tangandari kekuasaan lain. Sementara itu kemandirian lembaga peradilan sedang dalamproses pertumbuhan dengan
berbagai kendalanya dibidang sumber daya manusiamaupun sarana pendukungnya.
Dari aspek interpretasi perlu dilakukan reorientasiagar hak-hak rakyat sebagai subyek lebih dikedepankan,
sehingga rakyatbenar-benar menjadi stakeholder yang berdaulat. Penghormatan terhadaphak-hak rakyat dalam
negara demokratis bukan saja dimaknai dalam proses politikpenyelenggaraan Pemilihan Umum, tetapi juga hak-hak
sosial ekonomi danlain-lain yang dituangkan ke dalam kebijakan publik yang memihak rakyat. Dengandemikian
partisipasi rakyat dalam pelaksanaan kebijakan publik dengan memenuhikewajiban-kewajibannya mendapatkan
motivasi, termasuk dalam penerapan berbagaiaturan hukum.
Dari aspek sanksi yang sangat penting untukdilakukan ialah kepastian lembaga yang berkompeten
menerapkan sanksi, sikapkonsisten, tegas adil dan tidak pandang bulu. Selama ini sanksi berupa hukumanlebih
banyak dijatuhkan untuk pelanggaran hukum kelas teri, sedangkan merekayang tergolong kelas kakap seakan-akan
tak tersentuh oleh sanksi karena punyarelasi, sisa-sisa pengaruh dan dana yang melimpah untuk “mengatur” kasus
yangmereka hadapi. Berbagai cara dapat mereka lakukan untuk meloloskan diri darijeratan hukuman, sehingga
keadilan yang seharusnya berlaku buat setiap orangtak pandang bulu berkurang maknanya. Begitu pula pemberian
reward, penghargaanseakan-akan menjadi milik orang-orang yang memiliki status tertentu, ketimbangkepada
mereka yang tak punya status tinggi, meskipun berprestasi secara nyatauntuk lingkungannya dan rakyat.
Dari aspek yurisdiksi sering-sering batas kewenanganberbagai lembaga tidak terlalu jelas atau bahkan
bertumpang tindih. Keadaan inidiperparah lagi dengan berkembangnya egoisme sektoral dan lemahnya
koordinasi,sehingga tidak jarang suatu masalah mondar mandir dilontar dari lembaga yangsatu kepada yang lain,
tanpa ada kepastian penyelesaiannya.
Dalam Kabinet Indonesia Bersatu bidang hukumdimasukkan dalam koordinasi Menteri Koordinator Politik,
Hukum dan Keamanan.Hal tersebut mempunyai arti yang penting bagi masa depan penegakkan hukum.Secara
analisis dapat dipahami bahwa sistem hukum dan sistem politik sangaterat kaitannya demikian pula dengan sistem
keamanan terutama yang berkaitandengan masalah legitimasi, interpretasi, sanksi, dan yurisdiksi.
Hukumakan kehilangan maknanya apabila tidak ditegakkan. Dengan kata lain hukum
tidakmampu menjalankan fungsi utamanya bila tidak ditegakkan.
- Lemahnya keteladanan dari para pemimpin dan darikalangan-kalangan aparat penegak hukum
untuk mematuhi hukum;
- Para pemimpin dan elit politik pada tingkat nasional maupun lokalagar memberikan teladan
dalam mematuhi hukum
Tegaknya hukum akan mendukung terciptanyaketertiban dan keamanan dalam masyarakat dan kondisi keamanan
yang mantapmendukung upaya-upaya penegakan hukum. Realisasi nilai keadilan dan kebenaranmelalui penegakkan
hukum yang lugas, tegas dan tidak pandang bulu serta bebasdari praktek-praktek KKN akan memulihkan
kepercayaan rakyat terhadap sistemhukum. Dengan demikian seperti dikemukan oleh Bambang Sunggono, SH, MS
(opcit,106) hukum antara lain akan dapat menjadi “sarana untuk menjamin agar anggotamasyarakat dapat dipenuhi
kebutuhannya secara terorganisasi”
DAFTAR BACAAN