You are on page 1of 20

TUGAS METODE PENELITIAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN KINCIR ANGIN UNTUK DESTILASI AIR LAUT

Disusun Oleh :
Nama : Gallant. E
NIM : 41306010015

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas Bumi. 70% permukaan
bumi ini adalah air. Namun, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar
dimanfaatkan,. Sebagian besar air, kira-kira 97% ada dalam samudera atau laut, dan
kadar garamnya terlalu tinggi untuk di konsumsi. Dari 3% sisanya yang ada, hampir
semuanya yaitu kira-kira 87 persennya, tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat
dalam di bawah tanah.
Adalah benar jika air merupakan unsur utama pendukung kehidupan di muka
bumi ini mengingat jumlahnya yang sangat banyak. Manusia mampu bertahan hidup
tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa
hari saja. Air juga dimanfaatkan sebagai unsur utama dalam beberapa aspek kegiatan
ekonomi modern diantaranya dalam bidang pertanian, pembangkit listrik, budidaya
perikanan, industri, dan berbagai aspek lainnya. Karunia Allah yang tiada ternilai
harganya ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin secara bijaksana untuk
kesejahteraan manusia itu sendiri.
Di Indonesia sendiri permasalahan air bersih merupakan sebuah polemik yang
sampai kini belum jelas penyelesaiannya. Bersamaan dengan itu kegiatan pembangunan
terus menerus dilakukan tanpa memperhatikan lagi aspek – aspek lingkungan. Sumber –
sumber resapan air dijadikan sebagai objek pembangunan secara radikal. Sumber-
sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar
karena penggunaanya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita
tidak mengadakan perubahan besar dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja
suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya
melewati jangkauan sumber daya ekonomi masyarakat Indonesia.
Suatu terobosan perlu segera dilakukan dalam menghadapi masalah ini.
Walaupun bukanlah satu – satunya penyelesaian tapi setidaknya dapat dijadikan sebagai
pilihan dalam mengatasi permasalahan air bersih. Wilayah Indonesia yang didominasi
oleh lautan dan didukung oleh garis pantai yang panjang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana dalam menerapkan sebuah teknologi penyulingan air laut menjadi air bersih.
Teknologi yang digunakan dengan memanfaatkan kincir angin sebagai sumber energi
untuk destilasi air laut. Pemanfaatan kincir angin adalah hal yang logis mengingat
kondisi angin pantai di Indonesia yang mendukung.

1.2. Maksud dan Tujuan

Beranjak dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka maksud
dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk :

1. Pemanfaatan energi angin di Indonesia, berdasarkan data angin yang ada di


Indonesia dan perkembangan teknologi sistem konversi energi angin untuk proses
destilasi air laut.
2. Memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Mercu Buana.
3. Menerapkan teori yang telah diberikan di perkuliahan dan mengaplikasikannya
dalam keadaan yang sebenarnya.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah penulisan ini adalah pada pembahasan dan analisa mengenai
dasar elemen kincir angin, cara kerja inverter dan proses destilasi.

1.4. Metode Penulisan

Penulis melakukan metode kepustakaan untuk mencari referensi dengan


membaca dan mempelajari dasar elemen kincir angin, cara kerja inverter dan proses
destilasi yang berhubungan dengan judul yang penulis pilih.

1.5. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, ruang lingkup
pembahasan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II STUDI PUSTAKA


Pada bab ini akan membahas mengenai landasan teori, pandangan
umum tentang angin dan potensinya.

BAB III METODOLOGI

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai data-data inti yang
dibutuhkan, yang meliputi : elemen dasar kincir angin, cara kerja inverter,
proses destilasi.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang pengolahan data, baik


secara gambar maupun bentuk perhitungan serta data-data yang dibutuhkan
dalam proses pengolahan data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan yang telah


didapat , kelebihan dan kekurangan dari teknologi destilasi ini serta saran –
saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi kepentingan penulis dan
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Kecepatan angin selalu berubah sepanjang waktu. Untuk itu dalam menentukan
besarnya energi yang tersedia di lokasi penerapan destilasi tersebut, kecepatan angin
rata-rata ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

V1 = 1 / t ( | v1 (t) dt)

Formulasi diatas bisa digunakan untuk menghitung kecepatan rata-rata bulanan


atau tahunan tergantung pada periode yang ditetapkan. Dengan mengetahui kecepatan
angin yang ada, selanjutnya bisa ditentukan besarnya energi yang bisa dihasilkan di
suatu lokasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Es = 0.693 Pw * T

= 0.296 p * a * A * V3 * Dt kWH

dimana :

pa = rapat masa udara (Kg/m3 )

A = luas penampang sapuan (m2)

V = kecepatan angin (m/s)

Dt = selisih waktu (jam)

Pemakaian rumus diatas untuk data angin yang tercatat dengan anemometer
counter (Wind Run Three Cup) dengan selisih waktu pencatatan selama Dt dalam jam.
Sedangkan untuk menghitung energi angin dari kecepatan angin (dalam m/s), yang
terukur di lokasi digunakan rumus berikut :

E = k * 0.5 * p* a* A * V3 kW

Dengan k adalah suatu konstanta yang bisa berharga 16/27 yakni efisiensi
maksimum kecepatan angin yang mampu dirubah menjadi energi.
2.2. Pandangan Umum Angin dan Potensinya

2.2.1. Pendahuluan Tentang Angin

Angin adalah sumber energi yang ramah lingkungan dan tak akan pernah habis
(renewable energy) atau sumber energi terbarukan. Kita telah memanfaatkan energi
angin selama ratusan tahun. Dari Belanda sampai tanah pertanian Amerika Serikat,
Kincir angin (windmill) sudah digunakan untuk memompa air atau menggiling gandum.
Saat ini peralatan modern yang setara dengan kincir angin - atau turbin angin (wind
turbine) - dapat memanfaatkan energi angin untuk membangkitkan listrik. Pemanfaatan
angin sebagai salah satu sumber energi di Indonesia untuk masa mendatang perlu segera
direalisasikan. Hal ini penting karena penggunaan sumber energi fosil, seperti minyak
bumi dan batubara yang banyak mengemisikan gas buang yang beracun dan
menimbulkan efek rumah kaca dapat dikurangi tahap demi tahap.

2.2.2. Potensi Angin di Indonesia


Kondisi geografis yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah nilai lebih yang
dapat dimanfaatkan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan, khususnya
angin. Daerah pantai merupakan salah satu contoh tempat yang dapat diterapkan sebagai
pengembangan aplikasi teknologi energi terbarukan, yaitu angin. Potensi angin di
daerah pantai memang sangat besar dalam pengembangan aplikasi energi terbarukan.
Di bawah ini dapat dilihat tabel data mengenai perkiraan wilayah produksi
energi angin di Indonesia.
No. Daerah Luas WPEA Daya Listrik yang dapat
(kilometer persegi) dihasilkan (MW)
1. Jawa 1200 9600
2. Sumatra 1000 8000
3. Kalimantan 600 4800
4. Sulawesi 800 6400
5. Nusa Tenggara 500 4000
6. Lainnya 500 4000
Jumlah 4600 36800
Sumber : majalah LAPAN No. 16 Tahun ke-4
Keterangan : WPEA = Wilayah Produksi Energi Angin

2.2.3. Hasil Penelitian Potensi Angin

Berikut merupakan data angin yang telah dihimpun oleh Pusat Meteorologi dan
Geofisika tentang daerah yamg mempunyai kecepatan angin rata-rata 3.5 m/s atau lebih:

No Kecepatan Rata-rata Masa Bertiup Angin


Nama Daerah
. (m/s) Di atas 4.0 m/s (%)
1 Blang Bintang 3.50 42.6
2 Tanjung Pinang 3.75 62.5
3 Tanjung Pandang 4.35 75.0
4 Pondok Betung 3.70 25.0
5 Margahayu 4.30 90.0
6 Rendole/Pati 5.30 84.8
7 Semarang 3.90 51.3
8 Iswahyudi 5.15 95.5
9 Kalianget 4.15 65.6
10 Denpasar 4.03 59.5
11 Pasir Panjang 4.95 66.7
12 Kupang/Penfui 5.75 78.6
13 Waingapu 3.65 32.7
Sumber : Pusat Meteorologi dan Geofisika, 2004

Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Badan Meteorologi dan Geofisika,
maka penulis memperkirakan bahwa daerah yang potensial dalam menerapkan energi
angin untuk destilasi air laut adalah daerah Pantai Baron, Rendole/Pati, Iswahyudi, dan
Kupang/Penfui.
BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISA

3.1. Konsep Teknologi Destilasi Air Laut


Secara umum konsep dari teknologi destilasi air laut ini adalah konversi energi
mekanik menjadi panas, yang sebelumnya harus dirubah menjadi energi listrik melalui
kincir angin. Konsep tersebut dapat digambarkan pada diagram di bawah ini :

3.2. Elemen Dasar Kincir Angin

Elemen dasar kincir angin:

a) Nacelle : merupakan elemen utama karena berfungsi melindungi elemen – elemen


vital seperti gearbox dan electrical generator. Dapat dikatakan nacelle ini sebagai
badan pembungkusnya. Di depan nacelle terdapat turbin, rotor blade, dan hub.
b) Rotor Blade : merupakan elemen yang berfungsi untuk menangkap energi angin
dan energi yang diperoleh akan di transfer melalui hub. Untuk kincir angin
modern dengan kapasitas daya 600kW, panjang dari rotor blade mencapai 20
meter (66 feet) dan umumnya di desain seperti desain sayap pesawat terbang.

c) Hub : Dihubungkan dengan low speed shaft dari kincir angin itu sendiri.

d) Low Speed Shaft : elemen ini menghubungkan antara rotor hub dengan gearbox.
Pada kincir angin dengan kapasitas daya 600 kW, kecepatan dari rotor relatif
rendah yaitu sekitar 19 – 30 rotasi per menit (RPM). Elemen shaft mengandung
pipa yang berfungsi sebagai system hidrolik dari kincir untuk mengaktifkan
pengereman aerodinamis (aerodynamic brakes).

e) Gearbox : memiliki low speed shaft pada saat ke arah kiri dan mengakibatkan
high speed shaft berputar lebih cepat ke arah kanan dengan besar 50 kali lebih
cepat.

f) High Speed Shaft : berputar dengan kecepatan sekitar 1500 RPM untuk
kemudian membangkitkan generator. Elemen ini diperlengkapi dengan
mechanical disk brake yang digunakan untuk mengatasi kegagalan pengereman
aerodinamis atau pada saat turbin sedang diperbaiki.

g) Electrical Generator : mempunyai nama lain generator induksi atau generator


asinkron. Pada kincir angin yang modern daya listrik maksimum yaitu sekitar 500
– 1500 kW.

h) Electronic Controller : berfungsi untuk memonitor keadaan dari kincir angin


guna menjaga bila terdapat kesalahan seperti gearbox ataupun rotor yang
kepanasan. Secara otomatis kincir akan berhenti berputar dan segera menghubungi
petugas operator melalui modem link.

i) Cooling Unit : instrumen yang terdapat pada cooling unit yaitu kipas elektris
yang berfungsi untuk mendinginkan electrical generator. Selain kipas juga
terdapat oil cooling unit yang berfungsi untuk mendinginkan gearbox. Pada
beberapa jenis kincir terdapat juga instrumen water – cooled generator.
j) Tower : merupakan bagian yang vital karena berfungsi menyangga turbin angin
itu sendiri. Pada kincir angin modern tinggi tower biasanya mencapai 40 – 60
meter. Tower dapat dibedakan menjadi bentuk tubular seperti gambar di atas dan
bentuk lattice. Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman sedang untuk lattice
mempunyai biaya yang murah.

k) Anemometer and wind vane : anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan


dan arah angin, sinyal elektronis dari anemometer ditangkap oleh electronic
controller yang kemudian digunakan untuk memulai memutar kincir. Kincir akan
berputar jika kecepatan angin paling tidak 5 m/s atau 10 knots dan akan berhenti
secara otomatis pada kecepatan 25 m/s atau 50 knots. Ini dilakukan untuk
melindungi turbin dan lingkungan sekitar.

3..3. Prinsip Kerja Turbin

Pandangan aerial pembangkit tenaga angin menunjukkan bagaimana


sekumpulan turbin angin dapat menyediakan listrik bagi jaringan listrik (utility
grid). Listrik dikirimkan melalui kabel transmisi dan distribusi ke rumah,
perusahaan, sekolah dan lain-lain. Turbin angin dengan tiga daun sudu dioperasikan
"upwind", dengan daun baling-balingnya menghadap daun baling-baling. Tipe
turbin angin lainnya adalah dua daun, dan downwind turbine. Lalu bagaimana listrik
dibangkitkan ? Sederhananya, sebuah turbin angin bekerja berlawanan dengan kipas
angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin, seperti kipas angin,
turbin angin memanfaatkan angin untuk menghasilkan listrik. Angin memutar sudu,
yang memutar sebuah poros, yang berhubungan dengan generator dan menghasilkan
listrik. Turbin skala komersial berukuran dari 50 sampai 750 kilowatt. Turbin-turbin
kecil tunggal, di bawah 50 kilowatt digunakan untuk rumah, peralatan
telekomunikasi atau pemompaan air.

3.4. Cara Kerja Inverter

Inverter merupakan alat untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak balik.
Adapun tujuan pemasangan inverter adalah agar arus dari turbin yang tidak stabil dapat
di stabilkan dengan frekuensi, tegangan dan arus tertentu.

Diagram Alir Inverter dengan Daya tinggi dan Komparator :

Prinsip dasar dari inverter adalah dengan menghidup-matikan sumber arus


searah dengan frekuensi tertentu, lalu keluarannya di perhalus sehingga menghasilkan
arus bolah-balik yang sama dengan keluaran PLN.

Untuk pemasangan inverter sendiri yaitu arus dari turbin pembangkit listrik
tenaga angin di hubungkan dengan baterai. Lalu dari baterai ini kita mencatu rangkaian
function generator. Dari function generator akan keluar arus bolak-balik dengan
tegangan dan frekuensi tertentu serta arus yang kecil. Untuk menguatkan arus dipasang
transistor daya yang diparalel. Terakhir untuk menguatkan tegangan dipasang
transformator untuk arus kuat.
3.5. Proses Destilasi

` Destilasi adalah proses pemisahan komponen – komponen dalam suatu liquid


untuk mendapatkan salah satu atau beberapa komponen tertentu, dalam hal ini yaitu
destilasi air laut dapat dianggap hanya memisahkan dua komponen (biner), walaupun
sebenarnya banyak unsur kimia dalam air laut, tetapi sebenarnya proses destilasi
ditentukan oleh besarnya perbedaan titik didih (boiling point ) yang memang besarnya
cukup signifikan. Hal ini dapat diverifikasi lagi dengan menghitung relative volatility
dengan rumus:

Aij = (Yi / Xi) / ( Yj / Xj ),

Dimana Aij adalah relative volatility

Yi adalah fraksi mol komponen ‘i’ dalam uap

Xi adalah fraksi mol komponen ‘i’ dalam cairan (liquid)

Jika relative volatilitynya mendekati satu maka komponennya sulit untuk dipisahkan,
karena titik didihnya hampir sama, sehingga harus digunakan metode khusus.

3.5.1. Skema Komponen Unit Destilasi

Berikut disajikan skema komponen-komponen unit destilasi :


Secara umum elemen – elemen unit destilasi terdiri dari :

1. Reboiler, yang digunakan untuk menguapkan liquid

2. Kolom vertikal, yang berfungsi sebagai penampung dan tempat proses pemisahan
terjadi

3. Kondensator, digunakan untuk mendinginkan uap hasil proses

4. Reflux drum, yang digunakan untuk menahan dan memisahkan hasil kondensasi,
yang mana sebagian akan dikembalikan ke kolom untuk diproses kembali.

3.5.2. Operasi dasar dan proses

Liquid yang digunakan (feed), dimasukkan ke dalam penampung (feed tray)


yang ada ditengah kolom vertikal. Kolom tersebut dipisah menjadi dua bagian , bagian
atas ( enriching / rectifition) dan bagian bawah (stripping). Kemudian liquid turun dan
berkumpul dibagian bawah reboiler, kemudian panas diberikan pada reboiler. Sumber
panas dapat berupa uap panas yang dialirkan pada reboiler. Dalam proses ini digunakan
metode continuous destilation dimana feed akan terus dialirkan sehingga proses akan
berlangsung kontinu, campuran uap air dan liquid akan dialirkan ke bagian bawah
kolom , di mana uap air akan naik ke atas, sedangkan liquid turun sebagai bottom
product. Uap air yang berada dibagian atas akan dikondensasi oleh kondensator,
kemudian hasilnya ditampung dalam reflux drum untuk dipisahkan dan sebagian
dikembalikan ke bagian atas kolom untuk lebih diperkaya atau persentase pengotornya
diperkecil. Sedangkan sisanya keluar sebagai hasil destilasi.

Daftar Gambar Destilator


KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan daerah angin untuk
destilasi air laut adalah adanya pengaruh terhadap kehidupan sosial-ekonomi di lokasi
yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan mampu menunjang kegiatan komersial
dan kegiatan-kegiatan lain. Sedangkan keuntungan dari segi teknis dengan adanya
daerah angin untuk destilasi air laut adalah :

1. Adanya skala nasional tentang daerah angin yang bisa digunakan sebagai acuan
untuk pengembangan daerah angin di lokasi lain.

2. Dari aspek pariwisata akan mengembangkan daerah tujuan wisata ilmiah.

= Kelebihan

Kelebihan dari teknologi ini adalah :

1. Ramah lingkungan

2. Biaya investasi awal lebih murah

3. Hemat energi, karena didapat dari energi angin

= Kekurangan

Kekurangan dari teknologi ini adalah :

1. Teknologi kurang dikenal masyarakat

2. Untuk memperoleh energi yang besar, diperlukan jumlah kincir yang banyak

3. Belum ada niat baik dari pemerintah atau instansi yang berwenang dalam sosialisai
teknologi ini.

B. Saran

1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan energi angin


untuk destilasi air laut.
2. Kajian yang dirasa perlu diteliti adalah mengenai pengaruh gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh kincir angin terhadap sistem navigasi pada
kapal-kapal yang lewat disekitar laut tersebut.

RANGKUMAN ( ABSTRAK )

Persediaan air bersih yang semakin hari semakin menipis di Indonesia,


khususnya di Pulau Jawa, dikarenakan minimnya daerah resapan air hujan akibat
pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut harus segera diantisipasi dengan
penanganan yang cepat dan professional. Salah satu cara diantaranya dengan
menerapkan teknologi destilasi air laut. Mengingat sumber energi untuk proses destilasi
masih mahal maka digunakan alternatif lain yaitu penggunaan kincir angin karena
energi yang disuplai oleh angin sifatnya tak terbatas ditambah lagi kondisi angin di
wilayah pantai Indonesia cukup memadai.

DAFTAR PUSTAKA

1. WWW. WINDPOWER.ORG.

2. WWW. NREL. COM.

3. Kadir Abdul, 1987, Energi, UI PRESS, Jakarta.

4. Flavin C. dan Lensson N., 1995, Gelombang Revolusi Energi, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.

5. Uyung G.D., 2000, Energi, Teknologi destilasi air laut flash-evaporation


menggunakan nergi matahari untuk penyediaan air tawar,edisi 10, PSE
UGM, Jogjakarta.

6. Mangunwijaya Y.B., 1988, Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta.

7. Harijono Djojodiharjo,1980,Lapan,Aspek Tekno – Ekonomi dari


Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia,No. 16,Jakarta
LAMPIRAN

Daftar Gambar destilator


RANGKUMAN ( ABSTRAK )

Persediaan air bersih yang semakin hari semakin menipis di Indonesia,


khususnya di Pulau Jawa, dikarenakan minimnya daerah resapan air hujan akibat
pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut harus segera diantisipasi dengan
penanganan yang cepat dan professional. Salah satu cara diantaranya dengan
menerapkan teknologi destilasi air laut. Mengingat sumber energi untuk proses destilasi
masih mahal maka digunakan alternatif lain yaitu penggunaan kincir angin karena
energi yang disuplai oleh angin sifatnya tak terbatas ditambah lagi kondisi angin di
wilayah pantai Indonesia cukup memadai.

DAFTAR PUSTAKA

1. WWW. WINDPOWER.ORG.

2. WWW. NREL. COM.

3. Kadir Abdul, 1987, Energi, UI PRESS, Jakarta.

4. Flavin C. dan Lensson N., 1995, Gelombang Revolusi Energi, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.

5. Uyung G.D., 2000, Energi, Teknologi destilasi air laut flash-evaporation


menggunakan nergi matahari untuk penyediaan air tawar,edisi 10, PSE
UGM, Jogjakarta.

6. Mangunwijaya Y.B., 1988, Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta.


7. Harijono Djojodiharjo,1980,Lapan,Aspek Tekno – Ekonomi dari
Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia,No. 16,Jakarta

You might also like