You are on page 1of 27

KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP MINYAK

“JARAK PAGAR” SEBAGAI BAHAN BIODIESEL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri adalah barometer suatu Negara. Anggapan tentang keberhasilan
suatu Negara, salah satunya diakibatkan oleh faktor industri. Negara maju
mempunyai industri yang maju pula, demikian pula halnya dengan Negara
miskin, maka bisa dipastikan pendapatan dari industri sangat kecil. Indonesia
sebagai Negara berkembang sangat menyadari pentingnya industrialisasi. Ini
sejalan dengan peran penulis sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang
diharapkan dapat membantu pembangunan industri atau dengan kata lain
industrialisasi di berbagai bidang dan lapisan social. Untuk mewujudkan hal
tersebut banyak hal yang perlu diketahui oleh calon-calon Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL). Salah satunya adalah harus mengetahui jenis komudity
daerah masing-masing, karena pasca pendidikan nanti, mahasiswa TPL akan
kembali kedaerah masing-masing, untuk itu penulis merasa perlu untuk
menulis laporan ini. Salah satu hasil pengolahan pertanian dari daerah
Kabupaten Lombok Tengan adalah Jarak Pagar yang mulai di kembangkan
pada tahun 2005 silam yaitu dengan potensi lahan seluas 32.970 ha namun
yang di targetkan hanya 24.700 ha.
Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak
cukup tinggi, yaitu sekitar 30-50 %. Minyak yang di hasilkan dari jarak pagar
sangat potensial untuk di manfaatkan sebagai bahan alternative. Sebagai
perbandingan bahan baku minyak diesel adalah hidrokarbon yang mengandung
8-10 atom karbon per molekul. Sementara yang terkandung pada minyak jarak
adalah 16-18 atom permolekul sehingga fiskositas minyak jarak lebih tinggi
dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu

1|Tugas Kimia Bahan Ozi


agar minyak jarak dapat di gunakan sebagai bahan bakar (biodiesel) maka
perlu dilakukan proses transesterifikasi.
Namun semua manfaat minyak jarak tersebut akan bisa di gunakan apabila
kita bisa memprosesnya, namun hal inilah yang menjadi masalah, yaitu
masyarakat masih sangat minim yang mengetahui bagaimana proses dan
seberapa penting biji jarak ini untuk di kembangkan. Sehingga banyak di
daerah pedalaman, pohon jarak biasanya di gunakan sebagai pagar halaman.
Karena kekurangan pengetahuan inilah, maka penulis ingin mencoba untuk
menjelaskan semua itu. Sehingga makalah ini penulis beri judul Studi Kasus
“Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minyak Jarak Pagar
Sebagai Bahan Biodiesel”

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis akan menarik beberapa batasan masalah
yang akan penulis bahas pada pembahsan nantinya.
1. Bagaimana pentingnya pengembangan tanaman jarak bagi kehidupan
manusia?
2. Bagaimana proses pembuatan minyak jarak menjadi biodiesel?
3. Bagaimana solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut?

C. Tujuan
1. untuk mengetahui prospek minyak jarak sebagai sumber bahan baku
biodiesel.
2. untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak.
3. Untuk mengetahui pentingnya tanaman jarak dalam kehidupan manusia

2|Tugas Kimia Bahan Ozi


BAB II
KEADAAN UMUM DAERAH DAN POTENSI PANGAN

A. Profil Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di


Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Memiliki luas wilayah
1.208,39 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dengan Praya
sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya sendiri berbatasan
dengan Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur di
sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Lombok Barat di
sebelah barat dan Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur. Wilayah utara
yang terletak di kaki Gunung Rinjani merupakan dataran tinggi yang subur.
Wilayahnya berupa dataran rendah dan wilayah selatan tampak perbukitan yang
langsung berbatasan dengan pantai. Kabupaten ini pernah mengalami kekurangan
pangan akibat kekeringan, namun sekarang tidak lagi berkat penerapan sistem
gogo rancah dan pembangunan waduk. Waduk tersebut antara lain Batujai
(Kecamatan Praya Barat), Dam Pengga (Kecamatan Praya Barat Daya) dan Dam
Jelantik (Kecamatan Jonggat). Berkat waduk-waduk tersebut, pertanian di
Lombok Tengah menjadi semakin bergairah. Sumber air ini dapat mensuplai
pengairan sawah yang ada di seluruh kabupaten. Sektor pertanian memang masih
menjadi penyumbang utama dalam kegiatan ekonomi kabupaten mengingat
sektor ini memang berkaitan dengan sektor lain seperti sektor industri
pengolahan. Industri kecil yang berkembang di wilayah ini sebagian besar tidak
terlepas dari sektor pertanian. Kelompok industri yang berkembang meliputi
industri hasil-hasil pertanian dan aneka industri logam, mesin dan kimia.Untuk
jenis industri kecil, meliputi industri kerajinan, seperti kerajinan kayu, bambu dan
rotan (tersebar di seluruh kecamatan di Lombok Tengah), kerajinan kulit
(Kecamatan Praya Barat dan Praya), kerajinan gerabah (Kecamatan Praya Barat),
Anyaman Ketak (Kecamatan Praya Timur) dan kerajinan logam (Kecamatan
Praya Barat, Praya Timur, Kopang dan Pringgarata).Industri kerajinan kecil
ternyata sangat menudkung perkembangan sektor pariwisata di kabupaten ini.

3|Tugas Kimia Bahan Ozi


Produk-produk yang dihasilkan seperti souvenir, perhiasan, mebel, kain tenun
atau patung sangat diminati oleh wisatawan. Bahkan ada pula yang sudah
mengekspor produknya ke luar negeri. Salah satu produk yang digandrungi oleh
para wisatawan adalah tenun tradisional dari Desa Sukarara di Kecamatan Jongat,
Desa Sade di Kecamatan Pujut dan Desa Pejanggik di Kecamatan

Praya.

Peta kabupaten Lombok Tengah

4|Tugas Kimia Bahan Ozi


Tata Guna Tanah
Tabel 1 : tata guna tanah pada kabupaten Lombok Tengah
Tata Guna Tanah
Kampung/Permukiman 4,285.02 Ha
Industri - Ha
Sawah 62,332.23 Ha
Tanah Kering - Ha
Kebun Campuran 5,082.85 Ha
Perkebunan 5,120.18 Ha
Hutan 22,715.69 Ha
Semak, Padang Rumput 13,419.59 Ha
Lahan Kosong, Rusak - Ha
Perairan dan Lainnya 7,884.45 Ha

Ketersediaan Lahan
Table 2: ketersediaan lahan untuk perkebunan
No Sektor/Komoditi Luas Lahan/Potensi
1 Perkebunan: Cengkeh Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 37
2 Perkebunan: Jambu Mete Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,431
3 Perkebunan: Kakao Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 411
4 Perkebunan: Kelapa Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 16,752
5 Perkebunan: Kopi Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,179
6 Perkebunan: Lada Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 33
7 Perkebunan: Tembakau Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,977

Profil Komoditi
Table 3 : profil komuditi kabupaten Lombok Tengah
Unggulan /
No Sektor / Komoditi Deskripsi
Tidak
1 Primer-Perikanan:Perikanan Unggulan Produksi Tahun Terakhir
Tangkap (2006) : 1,076.20 Ton
2 Primer-Perkebunan:Kakao Unggulan Produksi Tahun Terakhir

5|Tugas Kimia Bahan Ozi


(2006) : 85.00 Ton
3 Primer-Perkebunan:Kopi Unggulan Produksi Tahun Terakhir
(2006) : 433.00 Ton
4 Primer-Perkebunan:Kelapa Unggulan Produksi Tahun Terakhir
(2006) : 11,878.00 Ton
5 Primer-Perkebunan:Jambu Unggulan Produksi Tahun Terakhir
Mete (2006) : 621.00 Ton
6 Primer- Unggulan Produksi Tahun Terakhir
Perkebunan:Tembakau (2006) : 7,539.00 Ton
7 Primer-Perkebunan:Rumput Unggulan Produksi Tahun Terakhir
Laut (2006) : 16,070.60 Ton
8 Sekunder-Industri:Industri Unggulan Bahan baku & Ketersediaan
Kelapa Terpadu di daerah (Untuk Kom.
Sekunder Tersier) Kelapa
(11,665.00 Ton)
9 Sekunder-Industri:Industri Unggulan Bahan baku & Ketersediaan
Pengolahan Daging Sapi di daerah (Untuk Kom.
Sekunder Tersier) Sapi
(15,374.00 Ton)
10 Sekunder-Industri:Industri Unggulan Ketersediaan di daerah
Tepung Caragenan Rumput laut (13,055.00 Ton)

Sedangkan lahan untuk pengembangan tanaman jarak ini, maka


pemerintah kabupaten Lombok Tengah telah menyiapkan lahan dan kebutuhan
bibit. Semuanya dapat di lihat pada table berikut ini.
Table 4: perkiraan kebutuhan bibit jarak dan luas lahan penanaman jarak dari
tahun 2006-2010 di kabupaten LOTENG

NO TAHUN LUAS PENGEMBANGAN KEBUTUHAN


(HA) BIBIT
(BATANG)
1 2006 500 500.000
2 2007 1000 1.000.000

6|Tugas Kimia Bahan Ozi


3 2008 15.000 13.000.000
4 2009 15.000 13.000.000
5 2010 14,100 12.100.000

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2006/2007 (01-6-2007) BPS Provinsi NTB

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. MENGENAL JARAK PAGAR
1. Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman jarak pagar termasuk family Euphorbiaceae, satu family
dengan karet dan ubi kayu.klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai
berikut:
Devisi : spermatophita
Subdivisi :Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha

7|Tugas Kimia Bahan Ozi


Species : Jatropha Curcas Linn
Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang
tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris, dan bila terluka mengeluarrkan
getah. Bagian-bagiab tanaman jarak sebagai berikut :
a. Daun
Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan
bersusut 3 atau 5. Dayun tersebar di sepanjang batang. Permukaaan atas
dan bawah daun berwarna hijau dengan bagian bawah lebih pucat
disbanding permukaan atas. Daunya lebar da berbentuk jantung atau bulat
telur melebar, dengan panjang 5-15cm. helai daunnya bertoreh, berlekuk
dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah 5-7 tulang
daun utama. Daunnya di hubungkan dengan tangkai daun. Panjang
tangkai daun antara 4-15cm. berikut gambar dari daun jarak.

b. Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk
malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu
(putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih
banyak dari bunga jantan. Bunga jantan maupun betina, tersusu dalam
rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak
daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan
panjang kurang lebih 4mm. benang sari mengumpul pada pangkal dan
berwarna kuning . tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik
melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota
berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.

8|Tugas Kimia Bahan Ozi


Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya
uniseksual. Kadang kala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk
cawan berwarrna hijau kekuningan.
c. Buah
Buah tanaman jarak pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur
dengan diameter 2-4 cm. panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar
1cm. buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau
kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang, masing-
masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3 biji.
Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji
inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30-50
% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat di makan.

2. Syarat tumbuh
Jarak pagar tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar
500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah
625 mm/tahun. Namun, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan
curah hujan antara 300-2380 mm/tahun.
Kisaran suhu yang sesuai untuk bertanam jarak adalah 20-26C.
pada daerah dengan suhu terlalu tinggi (di atas 35 C) atau terlalu rendah
(di bawah 15 C) akan menghambat pertumbuhan serta menggurangi
kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.
Tanaman jarak pagar mempunyai system perakaran yang mampu
menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan serta
berfungsi sebagai tanaman penahan erosi. Jarak pagar ddapat tumbuh
pada berbagai ragam tekstur dan jnis tanah., baik tanah berbatu, tanah
berpasirr, maupun tanah berlempeng atau tanah liat. Di samping itu,
jarak pagar juga dapat beradaptasi pada tanah yang kurang subur atau
tanah beragam, meiliki drainage baik, tidak tergenang dan pH tanah 5,0 –
6,5.

9|Tugas Kimia Bahan Ozi


B. EKSTRAKSI MINYAK BIJI JARAK PAGAR
Minyak jarak tidak lebih kental dibandingkan minyak nabati
lainnya. Komponen terbesar minyak jarak adalah trrigliserida yang
mengandung asam lemak oleat dan linoleat. Sdangkan sifat fisik minyak
jarak dapat di lihat pada table berikut ini:

Sifat Fisik Satuan Nilai


Titik nyala (flash point) °C 236
Densitas pada 15°C (density at 15°C) 3 0,9177
g/cm
Viskositas pada 30°C Mm2/s 49,15
Residu karbon %(m/m) 0,34
Kadar abu sulfat %(m/m) 0.007
Titik tuang °C -2,5
Kadar air Ppm 935
Kadar sulfur Ppm <1
Bilangan asam mg KOH/g 4,75
Bilangan iod G iod/100g 966,5
minyak

1. Pengepresan Biji Jarak Pagar


Beberapa metode yang dapat di gunakan untk mendapatkan
minyak atu lemak dari bahan yang di duga mengandung minyak atau
lemak adalah rendering, teknik pengepresan mekanis (mechanical
expression ) dan menggunakan pelarut (solvent extraction). Pengepresan
mekanis merupakan cara pemisahan minyak dari bahan yang berupa biji-
bijian. Cara ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang
kadar minyaknnya tinggi, yaitu sekitar 30-70%. Minyak jarak pagar
terkandung dalam bahan yang berbentuk biji dengan kandungan minyak
sekitar 30-70 %. Dengan demikian metode extraksi yang paling sesuai
untuk biji jarak yaitu teknik pengepresan mekanis.
a. Pengepresan Hidrolik
Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan
tekanan. Tekanan yang dapat di gunakan sekitar 140,6 kg/cm.
besaranya tekanan akan mempengaruhi minyak jarak yang di hasilakn.

10 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Pada teknik pengepresan hidrolik sebelum di lakukan pengepresan, biji
jarak di beri perlakuan pendahuluan berupa pemberian suhu panas atau
pemasakan. Pemasakn dapat dilakukan dengan cara pemanasan di oven
atupun pengukusan dengan menggunakan uap air (steam). Pemasakan
biji jarak bertujuan untuk mengumpalkan protein dalam biji jarak.
Penggumpalan protein di perlukan untuk efisiensi ekstraksi.
Umunya pada pengepresan hidrolik jumlah minyak yang dapat di
peroleh mencapai 80 % darri kadar minyak yang terdapat pada daging
biji.

Diagram alir proses elkstraksi minyak jarak menggunakan metode


pengepresan hidrolik adalah sebagai berikut :

Pemanenan tandan buah jarak


pagar, minimal 50 % buah sudah
mateng dan dikeringkan

Pemasakan atau pemanasan biji


untuk memtikan enzim lipase

Penghancuran dengan alat


giling. Kemudian kulit biji di
pisahkan dengan alat pemisah.

Kulit biji

11 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Daging biji di hancurkan dengan
alat mincer hingga lumat.biji
yang telah hancur siap diperas

Daging biji di kempa dengan


alat kempa hidrolik

Bungkil (sisa) kandungan


minyak pada bungkil sekitar 5
% berat bungkil.

Minyak jarak pagar sudah


selesai di pres

b. Pengepresan Berulir
Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir
(screw) merupakan teknologi yang lebih maju dan banyak di gunakan
di industry pengolahan minyak jarak saat ini. Dengan cara ini biji jarak
di press dengan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara
kontinu. Pada teknik ini, biji jarak yang akan di ekstaksi tidak perlu di
beri perlakukaan pendahuluan. Biji jarak kering yang akan di ekstraksi
dapat langsung di masukkan ke dalam screw press. Tipe alat
pengepresan berulir yang di gunakan dapat berupa pengepresan berulir
tunggal (single screw press). Atau pengepresan bergulir ganda (tuin
screw press).
Rendemen minyak jarak yang dihasilakn dengan tteknik
pengepresan berulir tunggal sekitar 21- 24 % sementara rendemen
minyak jarak yang dihasilkan dnegan teknik pengepresan berulir ganda
sekitar 24-27 %.

12 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Salah satu kelebihan pengepresan dnegan menggunakan ulir
adalah proses dapat dilakukan secara kontinu, sehingga terekstrak
keluar dari biji akaibat pengepresan oleh ulir. Kemudian , minyak dapt
keluar dan langsung terpisah dari ampas bungkil yang keluar pada
ujung ulir.

c. Kombinasi Pengepresan Mekanis Dengan Extraksi Pelarut


Teknik pengepresan mekanik juga dapat di kombinasikan
dnegan teknik ekstraksi menggunakan pelarut. Walaupun mutu yang di
hasilakn bila menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut cukup
bagus. Tetapi dari segi biaya produksi sangat mahal. Dengan demikian
kombinasi metode pengepresan dengan metode ekstraksi pelarut tidak
sasuai untuk industry kecil menengah. Kombinasi teknik ini lebih
sesuai bila di terapakan untuk industry besar.

Metode kombinasi ini dapat di lihat pada bagan di bawah ini :

Biji jarak
kering

Minyak Pengepresan
jarak (21- berulir
24 %)

Ampas/
bungkil

Solvent extraction Ampas /


(pelarut heksan) bungkil

Destilasi solvent

13 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Minyak jarak
(6- 9%)

2. Pemurnian minyak
Tujuan utama pross permurnian minyak adalah untuk
menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, mencegah timbuknya
warna yang tidak menarik, serta memperpanjang masa simpan minyak
sebelum digunakan. Pada poses pembuatan biodiesel dari minyak jarak,
minyak dapat di murnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan
senyawa pengotor yang terkandung di dalam minyak jarak dapat
rendahnya kualitas biodiesel yang dihasilkan sehingga mesin disel tidak
dapat berjalan dengan baik atau bahkan merusak bagian alat pada mesin
disel.
Senyawa pengotoran yang biasa terkandung di dalam minyak
jarak diantaranya adalah gum (getah atau lender yang terdiri dari
fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin), asam lemakbebas
dan senyawa pengotor lainnya.
a. Proses Pemisahan Gum(Degumming)

14 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau
lender yang terdiri dari fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan
resin, tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak.
Biasanya proses ini di lakukan dengan cara penambahan asam posfat ke
dalam minyak, lalu di panaskan sehingga akan membentuk senyawa
fosfolipid yang lebih mudah terpisah darri minyak. Kemudian di susul
dengan proses pemusingan (sentrifusi)
b. Proses Pemisahan Asam Lemak Bebas (Netralisasi)
Netralisai adalah suatu proses pemisahan asam lemak bebas
dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas
dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun.
Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakukan dengan cara
penyulingan yang di kenal dengan istilah deasidifikasi.

c. Proses Pemucatan (Bleaching)


Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian minyak untuk
mengahsilakn zat-zat warna yang tidak di sukai dalam minyak.
Pemucatan dapat dilakukan dengan mencampur minyak dengan
sejumaah kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth) lempung
aktif (activated clay) dan arang aktif, atau dapat juga menggunakan
bahan kimia. Absorben akan menyerap zat-zat warna pengotor sehingga
minyak menjadi lebih jernih. Namun untuk tujuan pembuatan biodiesel,
proses ini tidak di perlukan.
d. Proses Penghilangan Bau (Deodorisasi)
Deodorisasi adalah suatu proses pemurnian minyak yang
bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak dalam minyak.
Prinsip proses deodorisasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap panas
dalam tekanan attmosfer atau keadaan pakum. Hanya saja untuk
biodiesel, proses ini tidak di perlukan.

15 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
C. PROSES PRODUKSI BIODIESEL
1. Skala Laboratorium
Pada proses produksi biodiesel skala laboratorium , reaktan yang di
perlukan dapat berupa methanol atau etanol. Jenis katalis yang di gunakan
adalah katalis KOH dan NaOH. Apabila reaktannya methanol maka
perbandingan antara trigdiiserida dan methanol yang di pakai adalah 10 :
1. Katalis yang di gunakan adalah KOH dengan konsentrasi 1 %
berdasarkan bobot minyak yang akan diproses. Sementara itu, apabila di
gunakan pelarut etanol dengan menerapkan 70% akses (kemurnian 100%)
maka perbandingan antara trigliserida dan etanol adalah 5,1 : 1.
Berdasarkan bobot trigleserida yang dip roses maka di gunakan 1,3 %
KOH.
Pada proses produksi skala kecil (laboratorium) reaksi
transesterifikasi dapat di lakukan dalam labu leher 3 (three-neckedflask)
atau bejana lain yang terbuat dari kaca atau plastic berkapasitas 1-2 leter
yang dilengkapi dengan kondensor refluks, thermometer dan saluran
pengambilan sampel. Bejana tersebut di tempatkan pada water bath (bak
air) dengan suhu konstan (55-60 °C) pengaduan dilakukan dengan
menggunakan magnetic stirrer atau motor pengaduk yang telah di atur
pada laju pengadukan 150-200rpm.

2. Penggandaan Skala (Scale Up)


Penggandaan skala di perlukan untuk meningkatkan skala produksi
biodiesel dari minyak jarak pagar pada kapasitas laboratorium menjadi
skala yang lebih besar (pilot plant atau industry). Melalui penggandaan
skala akan di peroleh rancangan proses produksi biodiesel kapasitas yang
lebih besar untuk mutu atau kwalitas produk biodiesel yang sama dengan
produksi skala laboratorium.

3. Skala Pilot Plant

16 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Roduksi biodiesel skala pilot palant merupakan pengembangan
dari proses produksi skala laoratorium yang telah oftimal. Proses produksi
biodiesel meliputi tiga tahap, yaitu tanssesterifikasi, terigteserida dengan
alcohol, seperasi hasil ester dan gliserin, serta pencucian dan pengeringan.
Berikut ini di sajikan diagram alir produksi biodiesel skala pilot palant.

4. Skala Industri
Prose biodiesel skala industry dapat di gambarkan pada diagram
proses di bawah ini. Walaupun pelarut yang di gunakan adalah etanol,
tetapi secara keseluruhan alur prosesnya sama bila menggunakan jenis
pelarut alcohol lainnya.

Untuk proses pembuatan biodiesel secara umum dapat di lihat pada bagan di
bawah ini :

Minyak jarak Katalis Methanol

Pemanasan percampuan

Transesterifikasi

Separasi

Gliserol Biodiesel kasar

17 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Purifikasi Recovery
metanol

Biodiesel

Sedangkan untuk reaksi transsesterifikasinya adalah sebagai berikut :

D. STANDAR MUTU BIODIESEL INDONESIA


Beberapa Negara telah menaetapkan standar biodiesel. Penetapan
standar biodiesel antara satu Negara dengan Negara lainnya berbeda.
Standar ini di sesuaikan dengan iklim dan kondisi masing-masing. Namun
Pada table di bawah ini penulis hanya menyajikan standar mutu biodiesel
Indonesia yaitu sebagai berikut:
No Parameter dan Batas Metode uji Metode
Satuannya Nilai Setara
1 Masa jenis pada 850-890 ASTM D 1298 ISO 3675
40°C,kg/m3
2 Viskos, kinem, pada 2,3-6,0 ASTM D 445 ISO 3104
40°C.mm2/s (cSt)
3 Angka setana Min, 51 ASTM D 613 ISO 5165
4 Titik nyala (mangkuk Min 100 ASTM D 93 ISO 2710
tertutup) °C
5 Titik kabut °C Maks. 18 ASTM D 2500 -
6 Korosi Bilah Maks. No ASTM D 130 ISO 2160

18 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
Tembaga (3 JAM. 3
50°C)
Residu karbon (%-b) Maks 0,05 ASTM D 4530 -
7 -Dalam contoh asli Maks 0,05 - ISO 10370
-Dalam 10% ampas Maks 0.05
distilasi
8 Air dan sedimen, % v Maks 0,05 ASTM D 2709
9 Temperatur distilasi Maks. 360 ASTM D 1160
90% °c
10 Abu tersulvaktan % b Maks. ASTM D 874 ISO 3987
0,02
11 Belerang, ppm-b Maks 100 ASTM D 5453 PrEN ISO
(mg/kg) 20844
12 Posfor ppm-b Maks. 10 AOCS Ca 12- FBI-A02-03
(mg/kg) 55
13 Angka asam (mg- Maks. 0.8 AOCS Cd 3-63 FBIA01-03
koh/g
14 Gliserol bebas, %b Maks.0,02 AOCS CA 14- FBI-A02-03
56
15 Gliserol total, %b Maks. AOCS Ca 14- FBI-A03-03
0,24 56
16 Kadar ester alkil, %b Min. 96,5 Dihitung FBI-A03-03
17 Angka iiodium, %b Maks 115 AOCS Cd 1-25 FBI-A04-03
(g-12/100g)
18 Uji halphen Negatif AOCS Cb 1-25 FBI-A06-03

E. PEMANFAATNA HASIL SAMPING DAN LIMBAH JARAK


PAGAR
1. Arang Aktif
Kulit biji jarak merupakan salah satu produk sampingan yang di
hasilakn pada proses ekstraksi biji jarak pagar untuk memproduksi
minyak jarak(jatropha oil). Kulit biji jarak pagar dapat di manfaatkan
untuk pembuatan arang aktif bila pada proses ekstraksinya kulit dari
daging biji di pisahkan terlebih dahulu. Bagian kulit pada jarak sekitar
35-42 %. Kulit biji jarak pagar banyak mengandung karbon sehingga

19 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dan arang
aktif .
2. Kompos
Limbah tanaman jarak pagar yang belum termanfaatkan berupa
daun, dahan, ranting, kulit buah jarak, dan bungkil dapat di olah
menjadi kompos. Kompos adalah pupuk organic yang di buat melalui
proses pengoomposan. Pengomposan di definisikan sebagai
penguraian dan pemantapan baha-bahan organic secara biologis. Hasil
akhirnya berupa produk yang stabil sehingga baik di gunakan untuk
menggempurkan tanah, baik sebagai pupuk maupun conditioner tanah
tanpa merugikan lingkungan.
3. Sabun
Kandungan minyak pada biji jarak pagar sekitar 30 %. Usaha
pemanfaatn minyak jarak akan memberikan nilai tambah lebih besar
dengan cara pengolahannya menjadi produk sabun.
Pemanfaatan minyak jarak menjadi produk sabun merupakan
upaya yang paling menarik dan ekonomis. Hal ini di karenakan sabun
di butuhkan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci muka, dan
aktivitas lainnya. Sebagaimana minyak nabati lainnya, minyak jarak
dapat di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena
mampu memberikan efek pembusaan yang sangat baik dan
memberikan efek positif terhadap kulit.

20 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN MASALAH

Pada dasarnya jarak pagar sudah lama di kenal oleh masyarakat


Indonesia, yaitu mulai pada tahun 1942 yang di perkenalkan oleh jepang
yang ketika itu menjajah bangsa Indonesia. Pada masa itu Jepang
memanfaatkan minyak Jarak sebagai bahan bakar kendaraan perang
mereka. Dengan adanya hal ini, seharusnya kita sebagai masyarakat
indonesiaharus sudah bisa memanfaatkan hasil pertanian Jarak Pagar
ini. Namun kenyataannya, pengembangan minyak jarak ini mulai di
kembangkan dari tahun2005.

Apabila kita melihat dari segi keadaan tanah Indonesia, tanaman


jarak pagar ini sangat cocok untuk di kembangkan, bahkan apabila kita
melihat keadaan wilayah kabupaten LOTENG pada khususnya, bahwa
potensi pengembangan jarak pagar sangat besar, sehingga sangat
baguslah ketika pemerintah provensi NTB menargetkan provensi NTB
pada tahun 2010 akan menjadi provensi Jarak, dan lebih khusus lagi
kabupaten Loteng akan menjadi kabupaten jarak.

Apabila kita meliahat dari manfaat tanaman jarak ini, maka


sangatlah banyak dan begitu besar memberikan andil bagi

21 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
perkembangan perekonomian Negara kita. Salah satunya adalah
pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel yang bisa di gunakan
sebagai alternative BBM. Selain itu juga, bahwa limbah minyak jarak
ini tidak akan di buang begitu saja, namun limbah ini masih bisa di olah
lagi menjadi sabun jarak yang sangat baik. Dan yang dapat memberikan
semangat untuk mengembagkan potensi tanaman jarak ini adalah
metode penanamannya tidak terlalu rumit dan sangat sederhana,
sehingga semua petani bisa membudidayakannya secara tradisional di
perkebunan rakyat.

Setelah kita melihat semua potensi dan manfaat dari tanaman jarak
di atas, maka yang menjadi masalh terbesar di sini adalah, masih
kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya semua itu, selain
itu juga masyarakat masih belum tahu bagaimana pengolahan biji jarak
tersebut, sehingga biasanya di derah perkampungan, banyak di
antaranya menggunakan tenaman jarak ini sebgai pagar halam rumah
mereka, sehingga seharusnyalah kita sebagai seorang calon Tenaga
Penyuluh Lapangan (TPL) bias memperkenalkan manfaat biji jarak ini
kepada masyarakat nanti.

Namun setelah penulis melihat table target pemerintah provensi


NBT untuk mengmbangkan tanaman jarak ini, bias membuat penulis
sedikit lega dan penulis berharap semua yang di targetkan itu bisa
terlaksana dengan baik. Akan tetapi semua harapan ini berkurang
ketika, penulis melihat berita di media cetak Lombok Post yang
mengatakan bahwa “MATARAM - Enam unit mesin pengolah biji jarak
bantuan Jepang, Departemen Perindustrian dan Departemen Energi Sumber
Daya Mineral keseluruhan senilai Rp1 miliar, mubazir.Mesin-mesin ini adalah
bagian dari proyek prestisius Pemerintah Provinsi untuk menjadikan Nusa
Tenggara Barat (NTB) sebagai Propinsi Jarak, belum pernah digunakan
menganggur di Kabupaten Dompu satu unit, Kabupaten Lombok Timur satu

22 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
unit, dan masing-masing dua unit di Kabupaten Lombok Tengah dan
Kabupaten Lombok Barat.”

Berita ini menunjukkan bahwa pemerintah juga kurang serius menanggapi


potensi tanaman jarak ini. Potensi tanaman jarak masih sedikit sekali
pemanfaatnnya, padahal apabila kita melihat bagaimana pentingnya tanaman
ini, yaitu bisa menggantikan fungsi dari minyak diesel/ solar. Selain itu juga,
proses pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel tidak terlalu rumit, bahkan
bisa di katakan sederhana. Dan melihat dari modal produksi cukup mahal, akan
tetapi hal ini akan sebanding dengan hasil yang di peroleh nantinya. Akan
tetapi kesadaran masyarakat masih kurang.

Selain masalah di atas, masih terdapat satu masalah yang penulis rasa
perlu di bahas. Ketika nantinya, semua program pengembangan minyak jarak
ini terlaksana, maka semua tenaga ahli yang akan di gunakan bisa di katakana
akan berasal dari luar daerh, bahkan dari luar negeri. Hal ini di karenakan oleh,
kurangnya pengetahuan kita dalam mengolah tanaman jarak. Untuk itulah,
seharusnya kita mempelajari semuanya,agar kita bisa untuk memanfaatkan
semua potensi ini.

Setelah membahas dari segi sumber daya manusianya, penulis akan


membahas masalah kesalahan teknis yang terjadi ketika pemprosesan minyak
jarak ini yaitu biasanya para petani memetik buahnya satu persatu. Seharusnya
langkah yang efiktif itu adalah memetik satu buah tangkai yang terdapat buah,
dengan syarat dalam satu tangkai itu terdapat 50 % buah sudah masak.

Selain masalah pemanenan terdapat masalh pengeringan Masalah itu


adalah cara pengeringan yang kurang efektif, sehingga minyak jarak yang di
hasilakn kurang baik. Pengeringan harus sampai kandungan airnya mencapai
5-7 %, karena ketika kandungan airnya lebih dari itu maka akan terjadi
pembusukan dan bercendawaan.

23 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
B. PEMECAHAN MASALAH

Dari beberapa permasalahan di selanjutnya penulis akan mencoba untuk


mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.

Pertama, salah satu langkah yang baik untuk menambah pengetahuan


masyarakat adalah dengan memberikan penyuluhan, seberapa penting tanaman
jarak ini untuk kehidupan masyarakat. Selain itu masyarakat juga di berikan
pengetahuan bagaimana mengolah tanaman jarak ini agar kemudian banyak
petani yang bisa menanam tanaman jarak pagar ini.

Kedua, pemerintah perlu memaksimalkan semua potensi yang ada, sperti


lahan yang banyak dapat di gunakan, dan semua peralatan dapat di gunakan
denagn maksimal.

Ketiga, pengeringan biji jarak harus di sesuaikan, jangan sampai masih


banyak terdapat kandungan air di atas standar. Selain itu, setelah selesai di
keringkan, diusahakan agar langsung dip roses menjadi minyak jarak.

Kempat, para ilmuan harus menambah penelitian dan memeberikan


pengetahuan bagi para siswa agar menjadi penerus, sehingga Indonesia tidak
kekurangan tenaga ilmuan.

Kelima, penulis memberikan solusi untuk menggunakan analisis SWOT, yaitu

24 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
1. Strength (kekuatan)

2. Weakness (kelemahan)

3. Opportunities (kesempatan)

4. Threats (Ancaman)

Maksud dari analisis SWOT ini adalah :


1. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )
2. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi)
3. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)
4. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)
Dengan analisis SWOT ini, maka kita bisa memenejemen semua hal yang
terkait dengan tenaman jarak ini, yaitu dari pembibitannya, sampai pemasarannya
atau pemanfaatnnya.

25 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di tarik beberpa kesimpulan sebagai berikut :

1) Tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang penuh dengan manfaat


seperti minyaknya sebagai bahan biodiesel, dan bahan baku sabun jarak,
namun kurangnya pengetahuan masyarakat membuat terhambatnya
potensi ini.

2) Biodiesel merupakan salah satu bahan alternative untuk menggatikan


bensin ketika BBM mulai berkurang nantinya.

B. Saran

Di sarankan kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan potensi


tanaman jarak ini, karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar.

Saran yang kedua, penulis tujukan kepadda, teman-teman TPL, agar


ketika kita menyuluh nanti, kita harus memiliki pengetahuan yang banyak
agar menjadi tenaga penyuluh yang propesional.

26 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i
DAFTAR PUSTAKA

http//www.bkbm.go.id._Copyright © 2006 Direktorat Pengembangan

Potensi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Tim penyusun. 2006. Jarak pagar tanaman penghasil biodiesel. Penebar

Swadaya.Jakarta

http//www.lomboknews.com

http://www.catatan1989.blogspot.com 2008-11-04 14:10:54

27 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

You might also like