Professional Documents
Culture Documents
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode
sebagai berikut :
1. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
2. Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
3. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
4. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang
fleksibel.
5. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk
meningkatkan moril tenaga kerja.
6. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu
ke seluruh bagian perusahaan.
Contoh:
•Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi
6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang
setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1
jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
•Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu
produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
•Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot
sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10
kali, yaitu:
{6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
•Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2. Aliran produksi lancar (layout)
Layout yang baik dapat menghindari pemborosan dan berbagai masalah,
sehingga dalam rangka usaha perbaikan penentuan layout yang baik perlu
diperhatikan. Sebagai contoh pemborosan yang berkaitan dengan layout
berdasarkan proses (process layout) perlu diperhatikan.
a. Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout
Pada process layout, mesin dengan fungsi yang sama dikelompokkan
pada lokasi yang sama. Layout tipe ini disebut function layout atau layout
proses. Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
1. Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
2. Pemborosan transportasi dan material handling
3. Akumulasi persediaan dalam proses
4. Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
5. Lead time produksi yang sangat panjang
IV-7
c. Aliran Produksi
Aliran produksi merupakan konsep penting dalam JIT. Arti aliran di sini
adalah pergerakan barang sepanjang pabrik. Aliran yang lancar
diwujudkan dengan tidak adanya genangan barang dalam proses sejak saat
penerimaan sampai pengiriman barang jadi. Untuk mendapatkan aliran
produksi yang lancar, ada beberapa masalah utama yang dapat
diperkirakan dan dilakukan pencegahan sebelumnya, yaitu:
1) Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan
tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.
IV-9
a. Pemasok
Untuk meningkatkan daya saing perusahaan lebih lanjut, hubungan dengan
pemasok harus diperhatikan dalam program perbaikan. Menerapkan
sistem total manufaktur akan lebih efektif daripada sekedar berkonsentrasi
pada kegiatan intern perusahaan. Jika operasi manufaktur dianggap
sebagai suatu sistem yang berorientasi ekonomis, maka evaluasi tidak
dibatasi pada satu elemen sistem saja. Manufaktur dan pemasok harus
bekerjasama untuk mengembangkan sistem manufaktur terpadu dengan
cara membatasi pemborosan yang biasanya terhimpun pada batasan suatu
organisasi. Beberapa pertimbangan penting guna evaluasi pemasok adalah
sebagai berikut:
IV-15
Gambar 4.10. Konsep cycle time diterapkan untuk pembebanan kerja operator
IV-23
2) Di jalur pengolahan
Gambar 4.12 menunjukkan perubahan dalam jumlah operator di jalur
permesinan setelah dilakukan perubahan cycle time. Lima mesin ditata
dalam bentuk U dan produksi dilakukan secara One piece, tatanan ini
dapat dioperasikan pada beberapa cycle yang berbeda. Ketika layout
direncanakan, berbagai segi harus sudah dipertimbangkan agar
kombinasi kerja tetap fleksibel, sehingga kegiatan kerja dapat mudah
diatur kembali mengikuti volume produksi yang dibutuhkan.
IV-24
Gambar 4.12. Cycle time dan kebutuhan operator di jalur formasi ’U’
d. Production Smoothing
Production smoothing adalah cara untuk membuat proses produksi mampu
menyesuaikan diri dengan bervariasinya permintaan. Caranya dengan
menggunakan fasilitas produksi untuk memproduksi sekaligus berbagai
tipe/jenis, misalnya Toyota Crown, Corona, Corola, dan Hardtop.
Bilamana permintaan naik sedikit, penyesuaian dilakukan dengan lembur.
Tetapi bila permintaan menurun, maka tenaga kerja dikurangi dan yang
beruntung diminta istirahat. Selain itu adakalanya mereka ditransfer ke
pusat kerja yang lain.
Contoh:
• 10.000 kendaraan yang terdiri dari: 5000 sedan, 2500
hardtop, dan 2500 wagons harus dibuat selama 20 hari kerja, sehari
8 jam efektif.
IV-25
• Perhari harus dibuat 500 buah terdiri dari: 250 sedan, 125
hardtop, dan 125 wagon.
• Waktu dalam menit yang diperlukan untuk membuat setiap
jenis kendaraan adalah:
Sedan = 8 x 60 : 250 menit = 1’ 55”
Hardtop = 8 x 60 : 125 menit = 3’ 50”
Wagon = 8 x 60 : 125 menit = 3’ 50”
• Sementara itu secara keseluruhan cycle time setiap jenis
adalah:
60 x 8 : (250 + 125 + 125) menit = 57’ 5”
• Jika membandingkan cycle time dengan waktu setiap jenis
kendaraan yang harus dibuat, maka akan tampak bahwa jenis
lainnya dapat disisipkan di antara 2 buah jenis sedan yang harus
dibuat, apakah itu hardtop atau wagon, sehingga urutannya adalah:
Sedan, lainnya, sedan, lainnya, sedan, lainnya, dan seterusnya.
8. Sistem kanban
Kanban merupakan kata yang berasal dari Jepang, yang berarti lembar
peraga. Kanban dalam sistem produksi Toyota merupakan kartu yang ditulisi
berbagai informasi penting guna merealisasi konsep Just In Time (JIT).
Sistem kanban adalah sistem informasi yang menyelaraskan pengendalian
produksi suatu produk yang diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan,
dalam jangka waktu yang diperlukan pada setiap proses produksi, di dalam
pabrik maupun di antara perusahaan-perusahaan yang terkait.
Produksi menggunakan Just In Time (JIT) ada beberapa cara, salah satu
yang dikenal adalah dikembangkan oleh Toyota yaitu berdasarkan kartu-
kartu Kanban. Kanban adalah berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah
suatu tanda. Secara harfiah adalah rekaman yang dapat dilihat/diamati namun
dalam konteks operasional dengan tegas dijelaskan yaitu suatu kartu yang
digunakan untuk memadahi kebutuhan bahan suku cadang dalam suatu
operasi yang arusnya lambat.
IV-26
Dalam sistem ini pusat kontrol membuat jadwal produksi pada setiap
tahap proses berdasarkan perkiraan permintaan dan informasi
mengenai produk jadi dan setengah jadi, serta perkembangan
produksi pada setiap tahap proses. Dengan makin rumitnya proses
produksi menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan informasi
umpan balik dan mengontrol saat dan jumlah produksi secara tepat
sehingga komputer harus digunakan sebagai alat bantu management.
Untuk industri otomotif yang jumlah proses produksinya terlalu
banyak, akan menjadi mahal untuk dikontrol dengan sistem kontrol
terpusat.
b. Fungsi Kanban
Untuk menerapkan konsep kanban secara efektif, perlu dipahami
fungsi utama kanban, yaitu:
IV-30
Keterangan:
N = Jumlah kanban
D = Permintaan yang diharapkan tiap unit waktu
L = Waktu pesanan (waktu set up + waktu pemrosesan + waktu
tunggu + waktu transport)
IV-34
Contoh:
Berapa jumlah kanban (containers) yang harus dikirim pada stasiun
kerja untuk membuat satu jenis produk pesanan, jika permintaan
sebesar 100 unit per hari? Stasiun kerja beroperasi 8 jam per hari,
ukuran container sebesar 25 unit, dan variabel keamanan adalah 0,1.
Waktu set up 28 menit, waktu proses per unit 4 menit, waktu tunggu
170 menit, dan waktu transport 2 menit per container.
Jawab:
28 + 4(25 ) +170 + 2
L= = 0,625 hari
60 x8
DL (1,0 + a ) 100 (0,625 )(1,0 + 0,1)
N = = = 2,75 atau 3 kanban
Q 25
Rantai 2 kanban semacam ini harus selalu ada dalam banyak proses
terdahulu. Akibatnya, setiap proses akan menerima jenis unit yang
diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan, dan pada waktu yang
diperlukan, sehingga Just In Time (JIT) yang ideal dapat dicapai dalam
setiap proses. Rantai kanban akan membantu mencapai pengimbangan
lini agar tiap proses menghasilkan keluaran yang sesuai dengan waktu
siklus (gambar 4.21).
E. Rangkuman
1. Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah
sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang
diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
2. Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota,
yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat
IV-44
F. Bahan Acuan
1. Fogarty, Donald W., Blackstone Jr., John H.;Hoffmann, Thomas R.,
1991, Production & Inventory Management, 2nd Edition., South-
Western Publishing Co.
2. Monden, Yasuhiro, 2000, Sistem Produksi Toyota-Suatu Ancangan
Terpadu Untuk Penerapan Just-In-Time, 1.II jilid, terjemahan Edi
Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
3. Smith, Spencer B., 1994, Computer Based Production and Inventory
Control, Prentice-Hall.
IV-45