You are on page 1of 27

S-1 Keperawatan Doc.

TUGAS KDM II
Gangguan Eliminasi Alvi
“DIARE
&
ASUHAN KEPERAWATAN”

By:
Kelompok IV

STIKES NU TUBAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
Jl. Letda Sucipto No. 211 Telp.(0356) 321287
S-1 Keperawatan Doc.

“DIARE
&
ASUHAN KEPERAWATAN”

Di Susun Oleh :
Kelompok IV

Anggota:
Adi Dwi Widiyanti
Choirul Salam
Doni Agung S.
M. Ali Ma’shum
Moh. Ubaidillah Faqih
Ratna Junita Abri Rahayu
Rossdiyan Purwasih
Suparmi

Dosen :
Ibu Nurus Syafa’ah, SST, M.Kes

STIKES NU TUBAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
Jl. Letda Sucipto No. 211 Telp.(0356) 321287

i
S-1 Keperawatan Doc.

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya pada penulis, sehingga tugas KDM II dengan judul “DIARE DAN ASUHAN
KEPERAWATAN” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah KDM II.

Makalah ini disusun berdasarkan Multiple Intelegence System yang mendasari sistem
penyusunan tugas makalah KDM II ini. Yaitu suatu sistem dengan meng-combine tiap materi dari
berbagai sumber,baik melalui internet, buku panduan,dan berbagai sumber akurat lainnya yang
disesuaikan oleh materi yang ada. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Nurus Syafa’ah, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah KDM II yang telah memberikan
pengarahnnya kepada penulis.
2. Teman-teman Prodi S-1 Keperawatan STIKES NU Tuban yang senantiasa memberikan bantuan,
semangat dan dukungannya.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas KDM II ini yang
namanya tak mungkin penulis cantumkan satu per satu. Demikian tugas KDM II ini dibuat
semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, pembaca pada umumnya. Tiada gading
yang tak retak tiada tulisan yang selalu sempurna. Apabila ada salah tulis, penulis mohon maaf.

Tuban, Oktober 2009

Penulis

ii
S-1 Keperawatan Doc.

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang ............................................................................................................. 1


 Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Diare .................................................................................................. 3


B. Asuhan Keperawatan
- Pengkajian .............................................................................................................. 8
- Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 9
- Tujuan dan Kriteria Hasil ........................................................................................ 9
- Intervensi ................................................................................................................ 10
- Implementasi .......................................................................................................... 12
- Evaluasi .................................................................................................................. 14

BAB III

 Contoh Kasus .............................................................................................................. 17


 Diagnosa Keperawatan
- Pengkajian .............................................................................................................. 17
- Analisis Data ......................................................................................................... 18
- Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 19
- Tujuan dan Kriteria Hasil ........................................................................................ 19
- Intervensi ................................................................................................................ 19
- Implementasi .......................................................................................................... 20
- Evaluasi .................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

iii
S-1 Keperawatan Doc.

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi
lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang
diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun
non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan
Virus, Bakteri, dan Parasit.

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden
diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita
diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita
diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan
waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus
aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di
Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang
lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.

Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam
yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti
dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter
Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.

2. TUJUAN

- UMUM :
Sebagai pemenuhan tugas KDM II khususnya materi tentang ALVI

- KHUSUS :
1. Mampu mengetahui tentang Diare secara menyeluruh mulai dari :
- Definisi Diare
- Patofisiologi Diare

1
S-1 Keperawatan Doc.

- Gejala Diare
- Komplikasi Diare
- Tingkat Dehidrasi saat Diare
- Penatalaksanaan Medis pada Pasien Diare

2. Mampu membuat ASUHAN KEPERAWATAN mengenai “DIARE” secara umum.

2
S-1 Keperawatan Doc.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI DIARE

PENGERTIAN

 Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer,
Arif., et all. 1999).
 Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
( WHO, 1980),

 Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung


dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et
all.1996).
 Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
 Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
 Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan
oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).

Jadi dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis
adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit
yang patogen.

PATOFISIOLOGI

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.

Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,

3
S-1 Keperawatan Doc.

sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas
usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

GEJALA KLINIS

1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan

4
S-1 Keperawatan Doc.

8. Tidak nafsu makan


9. Badan terasa lemah

KOMPLIKASI

1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

TINGKAT DEHIDRASI GASTROENTERITIS

a. Dehidrasi Ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang
elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.

b. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, presyok nadi cepat dan dalam.

c. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Pemberian Cairan, Pada Klien Diare Dengan Memperhatikan Derajat


Dehidrasinya Dan Keadaan Umum

A. CAIRAN PERORAL

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut.

B. CAIRAN PARENTERAL

5
S-1 Keperawatan Doc.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.

1. Dehidrasi ringan.

1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral

2. Dehidrasi sedang.

1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.

3. Dehidrasi berat.

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg

 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1


ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit (infus set 1
ml = 20 tetes ).
 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /
kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.

 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (infus set 1


ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).
 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /
kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.

 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (infus set 1


ml = 20 tetes).
 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

C. DIATETIK ( PEMBERIAN MAKANAN )

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

 Memberikan Asi.
 Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin,
makanan harus bersih.

6
S-1 Keperawatan Doc.

D. OBAT- OBATAN

 Obat anti sekresi.


 Obat anti spasmolitik.
 Obat antibiotik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium.

 Pemeriksaan tinja.
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,
bila memungkinkan.
 Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

b. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

7
S-1 Keperawatan Doc.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan fisik. Pengkaji
data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.

 Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh


meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
 Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air
dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,
setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa
bersalah.

5. Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan


penurunan berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.

8
S-1 Keperawatan Doc.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis


sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :

 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.
e. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan & elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan.

TUJUAN & KRITERIA HASIL

NO. DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL


1. Defisit volume cairan & Defisit cairan dan elektrolit Tanda-tanda dehidrasi
elektrolit kurang dari kebutuhan teratasi tidak ada, mukosa
tubuh berhubungan dengan mulut dan bibir
output cairan yang berlebihan lembab, balan cairan
(diare). seimbang

9
S-1 Keperawatan Doc.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi Gangguan pemenuhan Intake nutrisi klien


kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi teratasi meningkat, diet habis
berhubungan dengan mual dan 1 porsi yang
muntah. disediakan, mual,
muntah tidak ada.

3. Gangguan integritas kulit Gangguan integritas kulit Integritas kulit


berhubungan dengan iritasi, teratasi kembali normal, iritasi
frekwensi BAB yang tidak ada, tanda-tanda
berlebihan. infeksi tidak ada

4. Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri dapat teratasi Nyeri dapat berkurang
berhubungan dengan distensi / hilang, ekspresi
abdomen. wajah tenang
5. Kurang pengetahuan Pengetahuan keluarga Keluarga klien
berhubungan dengan kurangnya meningkat mengerti dengan
informasi tentang penyakit, proses penyakit klien,
prognosis dan pengobatan. ekspresi wajah tenang,
keluarga tidak banyak
bertanya lagi tentang
proses penyakit klien.
6. Cemas berhubungan dengan Kecemasan Klien dapat Klien akan
perpisahan dengan orang tua, teratasi memperlihatkan
prosedur yang menakutkan. penurunan tingkat
kecemasan

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


1. Defisit volume Observasi tanda-tanda vital TTV mampu member gambaran
cairan & elektrolit terhadap keadaan umum klien.
kurang dari Observasi tanda-tanda Perawat dapat mengetahui
kebutuhan tubuh dehidrasi tingkat dehidrasi klien
berhubungan dengan Ukur input dan output cairan. Perawat dapat mengetahui
output cairan yang tingkat dehidrasi klien
berlebihan (diare). Berikan dan anjurkan Intake cairan yang cukup
keluarga untuk memberikan mampu memperbaiki
minum yang banyak kurang keseimbangan cairan tubuh.
lebih 2000 – 2500 cc per
hari.
Kolaborasi dengan dokter Perawat dapat memberikan
dalam pemberian therapy intake cairan yang sesuai
cairan, dengan kebutuhan tubuh klien.

10
S-1 Keperawatan Doc.

Kolaborasi dengan tim gizi Perawat dapat memberikan diet


dalam pemberian cairan cairan & makanan yang sesuai
rendah sodium. dengan kebutuhan nutrisi tubuh
klien
2. Gangguan Kaji pola nutrisi klien dan Perawat dapat mengetahui
kebutuhan nutrisi perubahan yang terjadi tigkat nutrisis yang dibutuhkan
kurang dari klien.
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Perawat dapat mengetahui
berhubungan dengan tingkat kecukupan nutrisi klien.
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Perawat menghindarkan klien
gangguan pemenuhan nutrisi. Dario hal tersebut.

Lakukan pemeriksaan fisik Perawat dapat mengetahui factor


abdomen (palpasi, perkusi, pencetus gangguan kebutuhan
dan auskultasi). nutrisi klien.
Kolaborasi dengan tim gizi Perawat dapat memberikan diet
dalam penentuan diet klien. yang sesuai dengan kebutuhan
nutrisi tubuh klien
3. Gangguan integritas Ganti popok anak jika basah. Popok yang lembab dapat
kulit berhubungan menyebabkan iritasi.
dengan iritasi, Bersihkan bokong secara Mengurangi pemaparan bakteri
frekwensi BAB yang perlahan menggunakan
berlebihan. (Pada sabun non alkohol.
Pasien Bayi)
Beri zalp seperti zinc oxsida Memperkecil perluasan iritasi
bila terjadi iritasi pada kulit.

Observasi bokong dan Perawat mampu merencanakan


perineum dari infeksi. tindakan selanjutnya
Kolaborasi dengan dokter Terapi Antifungi mampu
dalam pemberian therapi memperkecil terjadinya iritas
antifungi sesuai indikasi. akibat jamur.
4. Gangguan rasa Observasi tanda-tanda vital. TTV mampu member gambaran
nyaman nyeri terhadap keadaan umum klien.
berhubungan dengan Kaji tingkat rasa nyeri. Perawat mampu melaksanakan
distensi abdomen. tindakan selanjutnya
Atur posisi yang nyaman Keadaan nyaman mampu
bagi klien. membuat klien rileks
Beri kompres hangat pada Kompres hangat mampu
daerah abdomen. mengurangi nyeri abdomen

Kolaborasi dengan dokter Tindakan tersebut mampu


dalam pemberian therapi membantu klien mengurangi
analgetik sesuai indikasi. rasa nyeri yang diderita
5. Kurang pengetahuan Kaji tingkat pendidikan Perawat dapat menganalisis
berhubungan dengan keluarga klien. tingkat pendidikan klien.

11
S-1 Keperawatan Doc.

kurangnya informasi Kaji tingkat pengetahuan Perawat dapat menganalisis


tentang penyakit, keluarga tentang proses tingkat pendidikan keluarga
prognosis dan penyakit klien. klien.
pengobatan.
Jelaskan tentang proses KLien mampu memahami
penyakit klien dengan tentang proses penyakit itu
melalui pendidikan sendiri.
kesehatan.

Berikan kesempatan pada Semakin banyak bertanya maka


keluarga bila ada yang belum akan semakin menambah
dimengertinya. pengetahuan keluarga klien

Libatkan keluarga dalam Dukungan keluarga dapat


pemberian tindakan pada memperkecil tingkat kecemasan
klien. klien

6. Cemas berhubungan Kaji tingkat kecemasan Sehingga perawat mampu


dengan perpisahan klien. melakukan managemen cemas
dengan orang tua, yang sesuai
prosedur yang
menakutkan. Kaji faktor pencetus cemas. Sehingga perawat mampu
menghindari factor pencetus
tersebut.
Buat jadwal kontak dengan Klien dapat mempersiapkan
klien. dirinya sendiri

Kaji hal yang disukai klien. Hal yang disukai klien dapat
mengurangi kecemasan klien

Libatkan keluarga dalam Dukungan keluarga dapat


setiap tindakan. memperkecil tingkat kecemasan
klien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI


1. Defisit volume cairan Observasi tanda-tanda vital Mengobservasi tanda-tanda
& elektrolit kurang vital
dari kebutuhan tubuh Observasi tanda-tanda Mengobservasi tanda-tanda
berhubungan dengan dehidrasi dehidrasi
output cairan yang Ukur input dan output cairan. Mengukur input dan output
berlebihan (diare). cairan.

12
S-1 Keperawatan Doc.

Berikan dan anjurkan Memberikan dan anjurkan


keluarga untuk memberikan keluarga untuk memberikan
minum yang banyak kurang minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari. lebih 2000 – 2500 cc per hari.

Kolaborasi dengan dokter Mengkolaborasikan dengan


dalam pemberian therapy dokter dalam pemberian
cairan, pemeriksaan lab therapy cairan, pemeriksaan
elektrolit. lab elektrolit.
Kolaborasi dengan tim gizi Mengkolaborasikan dengan
dalam pemberian cairan tim gizi dalam pemberian
rendah sodium. cairan rendah sodium.

2. Gangguan kebutuhan Kaji pola nutrisi klien dan Mengkaji pola nutrisi klien
nutrisi kurang dari perubahan yang terjadi dan perubahan yang terjadi
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Menimbang berat badan klien
berhubungan dengan
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Mengkaji faktor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. gangguan pemenuhan nutrisi.

Lakukan pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik


abdomen (palpasi, perkusi, abdomen (palpasi, perkusi,
dan auskultasi). dan auskultasi).
Kolaborasi dengan tim gizi Mengkolaborasikan dengan
dalam penentuan diet klien. tim gizi dalam penentuan diet
klien.

3. Gangguan integritas Ganti popok anak jika basah. Mengganti popok anak jika
kulit berhubungan basah.
dengan iritasi, Bersihkan bokong secara Membersihkan bokong secara
frekwensi BAB yang perlahan menggunakan sabun perlahan menggunakan sabun
berlebihan. (Pada non alkohol. non alkohol.
Pasien Bayi)
Beri zalp seperti zinc oxsida Memberi zalp seperti zinc
bila terjadi iritasi pada kulit. oxsida bila terjadi iritasi pada
kulit.

Observasi bokong dan Mengobservasi bokong dan


perineum dari infeksi. perineum dari infeksi.
Kolaborasi dengan dokter Mengkolaborasikan dengan
dalam pemberian therapi dokter dalam pemberian
antifungi sesuai indikasi. therapi antifungi sesuai
indikasi.

4. Gangguan rasa Observasi tanda-tanda vital. Mengobservasi tanda-tanda


nyaman nyeri vital.
berhubungan dengan Kaji tingkat rasa nyeri. Mengkaji tingkat rasa nyeri.
distensi abdomen. Atur posisi yang nyaman bagi Mengatur posisi yang nyaman
klien. bagi klien.

13
S-1 Keperawatan Doc.

Beri kompres hangat pada Memberi kompres hangat


daerah abdomen. pada daerah abdomen.

Kolaborasi dengan dokter Mengkolaborasikan dengan


dalam pemberian therapi dokter dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi. therapi analgetik sesuai
indikasi.

5. Kurang pengetahuan Kaji tingkat pendidikan Mengkaji tingkat pendidikan


berhubungan dengan keluarga klien. keluarga klien.
kurangnya informasi
tentang penyakit, Kaji tingkat pengetahuan Mengkaji tingkat pengetahuan
prognosis dan keluarga tentang proses keluarga tentang proses
pengobatan. penyakit klien. penyakit klien.

Jelaskan tentang proses Menjelaskan tentang proses


penyakit klien dengan melalui penyakit klien dengan melalui
pendidikan kesehatan. pendidikan kesehatan.

Berikan kesempatan pada Memberikan kesempatan pada


keluarga bila ada yang belum keluarga bila ada yang belum
dimengertinya. dimengertinya.

Libatkan keluarga dalam Melibatkan keluarga dalam


pemberian tindakan pada pemberian tindakan pada
klien. klien.

6. Cemas berhubungan Kaji tingkat kecemasan klien. Mengkaji tingkat kecemasan


dengan perpisahan klien.
dengan orang tua,
Kaji faktor pencetus cemas. Mengkaji faktor pencetus
prosedur yang
cemas.
menakutkan.
Buat jadwal kontak dengan Membuat jadwal kontak
klien. dengan klien.
Kaji hal yang disukai klien. Mengkaji hal yang disukai
klien.
Libatkan keluarga dalam Melibatkan keluarga dalam
setiap tindakan. setiap tindakan.

EVALUASI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Defisit volume cairan Mengobservasi tanda-tanda
& elektrolit kurang vital
dari kebutuhan tubuh Mengobservasi tanda-tanda
berhubungan dengan dehidrasi

14
S-1 Keperawatan Doc.

output cairan yang Mengukur input dan output


berlebihan (diare). cairan.
Memberikan dan anjurkan
keluarga untuk memberikan Devisit cairan dan
minum yang banyak kurang elektrolit teratasi
lebih 2000 – 2500 cc per hari.

Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian
therapy cairan, pemeriksaan
lab elektrolit.
Mengkolaborasikan dengan
tim gizi dalam pemberian
cairan rendah sodium.

2. Gangguan kebutuhan Mengkaji pola nutrisi klien


nutrisi kurang dari dan perubahan yang terjadi
kebutuhan tubuh Menimbang berat badan klien
berhubungan dengan
Mengkaji faktor penyebab
mual dan muntah. Gangguan
gangguan pemenuhan nutrisi.
pemenuhan
Melakukan pemeriksaan fisik
abdomen (palpasi, perkusi, kebutuhan nutrisi
dan auskultasi). teratasi
Mengkolaborasikan dengan
tim gizi dalam penentuan diet
klien.

3. Gangguan integritas Mengganti popok anak jika


kulit berhubungan basah.
dengan iritasi, Membersihkan bokong secara
frekwensi BAB yang perlahan menggunakan sabun
berlebihan. (Pada non alkohol.
Pasien Bayi)
Memberi zalp seperti zinc
oxsida bila terjadi iritasi pada Gangguan integritas
kulit.
kulit teratasi
Mengobservasi bokong dan
perineum dari infeksi.
Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian
therapi antifungi sesuai
indikasi.

4. Gangguan rasa Mengobservasi tanda-tanda


nyaman nyeri vital.
berhubungan dengan Mengkaji tingkat rasa nyeri.

15
S-1 Keperawatan Doc.

distensi abdomen. Mengatur posisi yang nyaman


bagi klien.
Memberi kompres hangat Nyeri dapat teratasi
pada daerah abdomen.

Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian
therapi analgetik sesuai
indikasi.

5. Kurang pengetahuan Mengkaji tingkat pendidikan


berhubungan dengan keluarga klien.
kurangnya informasi
tentang penyakit, Mengkaji tingkat pengetahuan
prognosis dan keluarga tentang proses
pengobatan. penyakit klien.

Menjelaskan tentang proses


penyakit klien dengan melalui Pengetahuan
pendidikan kesehatan. keluarga meningkat

Memberikan kesempatan pada


keluarga bila ada yang belum
dimengertinya.

Melibatkan keluarga dalam


pemberian tindakan pada
klien.

6. Cemas berhubungan Mengkaji tingkat kecemasan


dengan perpisahan klien.
dengan orang tua,
Mengkaji faktor pencetus
prosedur yang
cemas.
menakutkan.
Membuat jadwal kontak
Kecemasan Klien
dengan klien. dapat teratasi
Mengkaji hal yang disukai
klien.
Melibatkan keluarga dalam
setiap tindakan.

16
S-1 Keperawatan Doc.

BAB III
CONTOH KASUS
Anak S. usia 2thn yang beralamat di JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban dengan BB = 15 kg,
dibawa orangtuanya ke RSNU TUBAN pada tanggal 29 Oktober 2009 dengan keluhan
utama Feses cair, mual, muntah, dan BB menurun. Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer. BAK sedikit atau jarang, bibir tampak kering, anus tampak kemerahan,
kulit tampak pucat. Orang tua mengatakan bila anaknya mengalami perut kembung. Tidak
ada riwayat penyakit sebelumnya.

TTV
N :110x/menit
S : 37OC
RR : 40x/ menit
TD : 130/90 mmHg

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

7. Identitas klien.

a. Identitas klien
Nama : Anak S.
Tempat dan tanggal lahir : Tuban, 3 Mei 2007
Pendidikan terahir :-
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pekerjaan :-
Alamat : JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. I
Tempat tanggal lahir : Tuban 19 oktober 1979
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidkan terahir : S1 Ekonomi Akuntansi
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban

8. Riwayat keperawatan.

 Awalan serangan : Suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.


 Keluhan utama : Feses cair, mual, muntah, dan BB menurun

17
S-1 Keperawatan Doc.

9. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita : tidak ada

10. Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, menyebabkan penurunan berat


badan pasien.

11. Pemerikasaan fisik.

f. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
g. Pemeriksaan sistematik :

 Inspeksi : mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit menurun
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.

ANALISIS DATA

NO. SIMPTOM & SIGN ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : orang tua klien Output berlebih Defisit volume cairan &
mengatakan perut klien (diare) elektrolit kurang dari
kembung, BAB lebih dari kebutuhan tubuh
4 kali konsistensi encer

Do :
 Perkusi : perut pasien
kembung
 Palpasi : Turgor kulit
menurun
 Inspeksi : Anus
kemerahan

TTV:
- N: 110x/ menit
- S : 390C
- RR : 40 x/ menit
- Td : 130/90 mmHg

2. Ds : orang tua klien Mual dan muntah. Gangguan kebutuhan


mengatakan klien nutrisi kurang dari
mengalami mual & kebutuhan tubuh
muntah.

18
S-1 Keperawatan Doc.

Do :
 Perkusi : perut pasien
kembung
 Auskultasi : terdengar
bising usus
 Inspeksi : bibir klien
tampak kering & BB
menurun.

TTV:
- N: 110x/ menit
- S : 390C
- RR : 40 x/ menit
- Td : 130/90 mmHg

DIAGNOSA KEPERAWATAN

7. Defisit volume cairan & elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan (diare).
8. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.

TUJUAN & KRITERIA HASIL

NO. DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL


1. Defisit volume cairan & Devisit cairan dan elektrolit Tanda-tanda dehidrasi
elektrolit kurang dari kebutuhan teratasi dalam 1 x 24 jam tidak ada, mukosa
tubuh berhubungan dengan mulut dan bibir
output cairan yang berlebihan lembab, balan cairan
(diare). seimbang

2. Gangguan kebutuhan nutrisi Gangguan pemenuhan Intake nutrisi klien


kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi teratasi 1 meningkat, diet habis
berhubungan dengan mual dan x 24 jam 1 porsi yang
muntah. disediakan, mual,
muntah tidak ada.

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


1. Defisit volume Observasi tanda-tanda vital TTV mampu member gambaran
cairan & elektrolit terhadap keadaan umum klien.

19
S-1 Keperawatan Doc.

kurang dari Observasi tanda-tanda Perawat dapat mengetahui


kebutuhan tubuh dehidrasi tingkat dehidrasi klien
berhubungan dengan Ukur input dan output cairan. Perawat dapat mengetahui
output cairan yang tingkat dehidrasi klien
berlebihan (diare). Berikan dan anjurkan Intake cairan yang cukup
keluarga untuk memberikan mampu memperbaiki
minum yang banyak kurang keseimbangan cairan tubuh.
lebih 2000 – 2500 cc per
hari.
Kolaborasi dengan dokter Perawat dapat memberikan
dalam pemberian therapy intake cairan yang sesuai
cairan, dengan kebutuhan tubuh klien.
Kolaborasi dengan tim gizi Perawat dapat memberikan diet
dalam pemberian cairan cairan & makanan yang sesuai
rendah sodium. dengan kebutuhan nutrisi tubuh
klien
2. Gangguan Kaji pola nutrisi klien dan Perawat dapat mengetahui
kebutuhan nutrisi perubahan yang terjadi tigkat nutrisis yang dibutuhkan
kurang dari klien.
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Perawat dapat mengetahui
berhubungan dengan tingkat kecukupan nutrisi klien.
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Perawat menghindarkan klien
gangguan pemenuhan nutrisi. Dario hal tersebut.

Lakukan pemeriksaan fisik Perawat dapat mengetahui factor


abdomen (palpasi, perkusi, pencetus gangguan kebutuhan
dan auskultasi). nutrisi klien.
Kolaborasi dengan tim gizi Perawat dapat memberikan diet
dalam penentuan diet klien. yang sesuai dengan kebutuhan
nutrisi tubuh klien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI


1. Defisit volume cairan Observasi tanda-tanda vital Mengobservasi tanda-tanda
& elektrolit kurang vital
dari kebutuhan tubuh Observasi tanda-tanda Mengobservasi tanda-tanda
berhubungan dengan dehidrasi dehidrasi
output cairan yang Ukur input dan output cairan. Mengukur input dan output
berlebihan (diare). cairan.
Berikan dan anjurkan Memberikan dan anjurkan
keluarga untuk memberikan keluarga untuk memberikan
minum yang banyak kurang minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari. lebih 2000 – 2500 cc per hari.

20
S-1 Keperawatan Doc.

Kolaborasi dengan dokter Mengkolaborasikan dengan


dalam pemberian therapy dokter dalam pemberian
cairan, pemeriksaan lab therapy cairan, pemeriksaan
elektrolit. lab elektrolit.
Kolaborasi dengan tim gizi Mengkolaborasikan dengan
dalam pemberian cairan tim gizi dalam pemberian
rendah sodium. cairan rendah sodium.

2. Gangguan kebutuhan Kaji pola nutrisi klien dan Mengkaji pola nutrisi klien
nutrisi kurang dari perubahan yang terjadi dan perubahan yang terjadi
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Menimbang berat badan klien
berhubungan dengan
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Mengkaji faktor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. gangguan pemenuhan nutrisi.

Lakukan pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik


abdomen (palpasi, perkusi, abdomen (palpasi, perkusi,
dan auskultasi). dan auskultasi).
Kolaborasi dengan tim gizi Mengkolaborasikan dengan
dalam penentuan diet klien. tim gizi dalam penentuan diet
klien.

EVALUASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. 30 Oktober Defisit volume Mengobservasi tanda- S : orang tua klien
2009 cairan & tanda vital mengatakan perut
elektrolit kurang Mengobservasi tanda- klien sudah tidak
dari kebutuhan tanda dehidrasi kembung dan BAB
tubuh Mengukur input dan 1 kali sehari
berhubungan output cairan. O:
dengan output Memberikan dan
cairan yang  Perkusi : perut
anjurkan keluarga klien sudah tidak
berlebihan untuk memberikan
(diare). kembung
minum yang banyak
 Palpasi : Turgor
kurang lebih 2000 –
kulit normal
2500 cc per hari.
 Inspeksi : Anus
Mengkolaborasikan
tidak lagi
dengan dokter dalam
kemerahan
pemberian therapy
TTV:
cairan, pemeriksaan
- N: 100x/ menit
lab elektrolit.

21
S-1 Keperawatan Doc.

Mengkolaborasikan - S : 36,50C
dengan tim gizi dalam - RR : 20 x/ menit
pemberian cairan - Td : 110/70
rendah sodium. mmHg

A : masalah teratasi
dalam 1 x 24 jam

P : Tindakan
dihentikan

2. 30 Oktober Gangguan Mengkaji pola nutrisi S : orang tua klien


2009 kebutuhan nutrisi klien dan perubahan mengatakan klien
kurang dari yang terjadi sudah tidak mual
kebutuhan tubuh Menimbang berat muntah lagi
berhubungan badan klien
O:
dengan mual dan Mengkaji faktor
muntah.  Perkusi : perut
penyebab gangguan
pasien sudah
pemenuhan nutrisi.
tidak kembung
Melakukan
lagi .
pemeriksaan fisik
abdomen (palpasi,  Auskultasi :
perkusi, dan tidak lagi
auskultasi). terdengar bising
usus
Mengkolaborasikan
dengan tim gizi dalam  Inspeksi : bibir
penentuan diet klien. klien tampak
segar & BB
masih sama.
TTV:
- N: 100x/ menit
- S : 36,50C
- RR : 20 x/ menit
- Td : 110/70
mmHg

A : masalah teratasi
sebagian dalam 1 x
24 jam

P : Tindakan
dilanjutkan

22
S-1 Keperawatan Doc.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC

Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit”. Jakarta: ECG

http://www.scribd.com/doc/19470851/19470851-ASKEP-DIARE

http://www.scribd.com/doc/18620519/18620519-Diare-akut

23

You might also like