Professional Documents
Culture Documents
TUGAS KDM II
Gangguan Eliminasi Alvi
“DIARE
&
ASUHAN KEPERAWATAN”
By:
Kelompok IV
STIKES NU TUBAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
Jl. Letda Sucipto No. 211 Telp.(0356) 321287
S-1 Keperawatan Doc.
“DIARE
&
ASUHAN KEPERAWATAN”
Di Susun Oleh :
Kelompok IV
Anggota:
Adi Dwi Widiyanti
Choirul Salam
Doni Agung S.
M. Ali Ma’shum
Moh. Ubaidillah Faqih
Ratna Junita Abri Rahayu
Rossdiyan Purwasih
Suparmi
Dosen :
Ibu Nurus Syafa’ah, SST, M.Kes
STIKES NU TUBAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
Jl. Letda Sucipto No. 211 Telp.(0356) 321287
i
S-1 Keperawatan Doc.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya pada penulis, sehingga tugas KDM II dengan judul “DIARE DAN ASUHAN
KEPERAWATAN” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah KDM II.
Makalah ini disusun berdasarkan Multiple Intelegence System yang mendasari sistem
penyusunan tugas makalah KDM II ini. Yaitu suatu sistem dengan meng-combine tiap materi dari
berbagai sumber,baik melalui internet, buku panduan,dan berbagai sumber akurat lainnya yang
disesuaikan oleh materi yang ada. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Nurus Syafa’ah, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah KDM II yang telah memberikan
pengarahnnya kepada penulis.
2. Teman-teman Prodi S-1 Keperawatan STIKES NU Tuban yang senantiasa memberikan bantuan,
semangat dan dukungannya.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas KDM II ini yang
namanya tak mungkin penulis cantumkan satu per satu. Demikian tugas KDM II ini dibuat
semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, pembaca pada umumnya. Tiada gading
yang tak retak tiada tulisan yang selalu sempurna. Apabila ada salah tulis, penulis mohon maaf.
Penulis
ii
S-1 Keperawatan Doc.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................ i
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
iii
S-1 Keperawatan Doc.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi
lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang
diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun
non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan
Virus, Bakteri, dan Parasit.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden
diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita
diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita
diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan
waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus
aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di
Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang
lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.
Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari
beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam
yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti
dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter
Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.
2. TUJUAN
- UMUM :
Sebagai pemenuhan tugas KDM II khususnya materi tentang ALVI
- KHUSUS :
1. Mampu mengetahui tentang Diare secara menyeluruh mulai dari :
- Definisi Diare
- Patofisiologi Diare
1
S-1 Keperawatan Doc.
- Gejala Diare
- Komplikasi Diare
- Tingkat Dehidrasi saat Diare
- Penatalaksanaan Medis pada Pasien Diare
2
S-1 Keperawatan Doc.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI DIARE
PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer,
Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
( WHO, 1980),
Jadi dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis
adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit
yang patogen.
PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
3
S-1 Keperawatan Doc.
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas
usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
GEJALA KLINIS
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
4
S-1 Keperawatan Doc.
KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang
elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, presyok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.
PENATALAKSANAAN MEDIS
A. CAIRAN PERORAL
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut.
B. CAIRAN PARENTERAL
5
S-1 Keperawatan Doc.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1. Dehidrasi ringan.
2. Dehidrasi sedang.
3. Dehidrasi berat.
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.
Memberikan Asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin,
makanan harus bersih.
6
S-1 Keperawatan Doc.
D. OBAT- OBATAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan tinja.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,
bila memungkinkan.
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
b. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
7
S-1 Keperawatan Doc.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan fisik. Pengkaji
data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,
setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa
bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang.
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
8
S-1 Keperawatan Doc.
6. Pemerikasaan fisik.
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang.
e. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan & elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan.
9
S-1 Keperawatan Doc.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri dapat teratasi Nyeri dapat berkurang
berhubungan dengan distensi / hilang, ekspresi
abdomen. wajah tenang
5. Kurang pengetahuan Pengetahuan keluarga Keluarga klien
berhubungan dengan kurangnya meningkat mengerti dengan
informasi tentang penyakit, proses penyakit klien,
prognosis dan pengobatan. ekspresi wajah tenang,
keluarga tidak banyak
bertanya lagi tentang
proses penyakit klien.
6. Cemas berhubungan dengan Kecemasan Klien dapat Klien akan
perpisahan dengan orang tua, teratasi memperlihatkan
prosedur yang menakutkan. penurunan tingkat
kecemasan
INTERVENSI KEPERAWATAN
10
S-1 Keperawatan Doc.
11
S-1 Keperawatan Doc.
Kaji hal yang disukai klien. Hal yang disukai klien dapat
mengurangi kecemasan klien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
12
S-1 Keperawatan Doc.
2. Gangguan kebutuhan Kaji pola nutrisi klien dan Mengkaji pola nutrisi klien
nutrisi kurang dari perubahan yang terjadi dan perubahan yang terjadi
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Menimbang berat badan klien
berhubungan dengan
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Mengkaji faktor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. gangguan pemenuhan nutrisi.
3. Gangguan integritas Ganti popok anak jika basah. Mengganti popok anak jika
kulit berhubungan basah.
dengan iritasi, Bersihkan bokong secara Membersihkan bokong secara
frekwensi BAB yang perlahan menggunakan sabun perlahan menggunakan sabun
berlebihan. (Pada non alkohol. non alkohol.
Pasien Bayi)
Beri zalp seperti zinc oxsida Memberi zalp seperti zinc
bila terjadi iritasi pada kulit. oxsida bila terjadi iritasi pada
kulit.
13
S-1 Keperawatan Doc.
EVALUASI KEPERAWATAN
14
S-1 Keperawatan Doc.
Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian
therapy cairan, pemeriksaan
lab elektrolit.
Mengkolaborasikan dengan
tim gizi dalam pemberian
cairan rendah sodium.
15
S-1 Keperawatan Doc.
Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian
therapi analgetik sesuai
indikasi.
16
S-1 Keperawatan Doc.
BAB III
CONTOH KASUS
Anak S. usia 2thn yang beralamat di JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban dengan BB = 15 kg,
dibawa orangtuanya ke RSNU TUBAN pada tanggal 29 Oktober 2009 dengan keluhan
utama Feses cair, mual, muntah, dan BB menurun. Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer. BAK sedikit atau jarang, bibir tampak kering, anus tampak kemerahan,
kulit tampak pucat. Orang tua mengatakan bila anaknya mengalami perut kembung. Tidak
ada riwayat penyakit sebelumnya.
TTV
N :110x/menit
S : 37OC
RR : 40x/ menit
TD : 130/90 mmHg
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
7. Identitas klien.
a. Identitas klien
Nama : Anak S.
Tempat dan tanggal lahir : Tuban, 3 Mei 2007
Pendidikan terahir :-
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pekerjaan :-
Alamat : JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. I
Tempat tanggal lahir : Tuban 19 oktober 1979
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidkan terahir : S1 Ekonomi Akuntansi
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : JL. Jambu Keprok No. 123 Tuban
8. Riwayat keperawatan.
17
S-1 Keperawatan Doc.
Pola eliminasi : Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
f. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
g. Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit menurun
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
ANALISIS DATA
Do :
Perkusi : perut pasien
kembung
Palpasi : Turgor kulit
menurun
Inspeksi : Anus
kemerahan
TTV:
- N: 110x/ menit
- S : 390C
- RR : 40 x/ menit
- Td : 130/90 mmHg
18
S-1 Keperawatan Doc.
Do :
Perkusi : perut pasien
kembung
Auskultasi : terdengar
bising usus
Inspeksi : bibir klien
tampak kering & BB
menurun.
TTV:
- N: 110x/ menit
- S : 390C
- RR : 40 x/ menit
- Td : 130/90 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
7. Defisit volume cairan & elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan (diare).
8. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
19
S-1 Keperawatan Doc.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
20
S-1 Keperawatan Doc.
2. Gangguan kebutuhan Kaji pola nutrisi klien dan Mengkaji pola nutrisi klien
nutrisi kurang dari perubahan yang terjadi dan perubahan yang terjadi
kebutuhan tubuh Timbang berat badan klien Menimbang berat badan klien
berhubungan dengan
mual dan muntah. Kaji faktor penyebab Mengkaji faktor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. gangguan pemenuhan nutrisi.
EVALUASI KEPERAWATAN
21
S-1 Keperawatan Doc.
Mengkolaborasikan - S : 36,50C
dengan tim gizi dalam - RR : 20 x/ menit
pemberian cairan - Td : 110/70
rendah sodium. mmHg
A : masalah teratasi
dalam 1 x 24 jam
P : Tindakan
dihentikan
A : masalah teratasi
sebagian dalam 1 x
24 jam
P : Tindakan
dilanjutkan
22
S-1 Keperawatan Doc.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit”. Jakarta: ECG
http://www.scribd.com/doc/19470851/19470851-ASKEP-DIARE
http://www.scribd.com/doc/18620519/18620519-Diare-akut
23