Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
sek pribadinya dengan cara selingkuh, mengatur kehidupan rumah tangga, dan
cinta terhadap suami atau istrinya. Padahal, sangat penting bagi pasangan hidup
untuk menanamkan rasa cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga. Sebab,
ketidakharmonisan dalam rumah tangga terjadi apabila seorang istri atau suami
sudah musnah rasa cintanya, istri yang licik dengan sifat maya dan suka
2
menyeleweng melakukan hubungan gelap dengan lelaki lain yang tidak jujur
Orang tua yang egois mementingkan uang dan karier sampai lupa akan
kewajiban terhadap keluarga, terutama orang tua yang menganggap harta adalah
segala-galanya dan cinta kasih bisa ditukar dan dinilai dengan uang. Sehingga,
banyak orang tua memilih untuk menitipkan anak-anak kepada pengasuh atau
baby sitter. Padahal menurut Dhammananda (2003:167) akibat dari orang tua
yang egois mementingkan karier daripada anak, dan menitipkan anak kepada
mendapatkan perhatian, bimbingan serta kasih sayang dan yang terpenting adalah
bersama anggota keluarga lain atau pengasuh anak, dan mengurus dirinya di
rumah dengan fasilitas yang serba ada seperti mainan pistol, tank, dan pedang
hanya akan memberikan dampak negatif kepada anak yang tidak langsung akan
membentuk karakter anak agar menjadi manusia yang pandai berdisiplin dalam
orang tua dan pendidikan yang baik bagi anak adalah pendidikan yang bisa
dengan sikap yang egois memaksakan penerapan disiplin yang keras terhadap
anak tanpa mempertimbangkan akibat buruk yang akan diterima oleh anak.
Padahal dampak buruk dari sikap orang tua yang mendidik anak dengan cara yang
egois sangat merugikan bagi perkembangan mental anak hingga tidak jarang
sebagai akibat yang didapatkan oleh anak adalah bukan perkembangan mental
yang baik melainkan membentuk karakter anak yang tidak baik yaitu suka
Orang tua yang egois di dalam memberikan pendidikan terhadap anak dan
tidak sesuai atau tidak cocok bagi anak maka pendidikan itu tidak berhasil.
Sehingga, anak akan sering melawan orang tua sebagai ungkapan hatinya. Padahal
menurut Mar’ah (1998:51) bahwa pendidikan dan penerapan disiplin yang secara
otoriter tidak bisa bertahan lama sebab hanya akan menciptakan seorang anak
Banyak orang tua yang terlalu egois yang hanya memikirkan keinginannya
yang akan diterima oleh anggota keluarganya seperti anak, sebagai akibatnya
tidak jarang banyak anak yang terjerumus ke dunia hitam seperti narkoba yang
merupakan akibat kurangnya perhatian oleh orang tua yang egois, sebagai rasa
kekecewaan anak terhadap orang tua banyak anak menjadi korban narkoba
adanya salah satu dari anggota keluarga yang egois dan tidak mau mengalah dan
mendengarkan pendapat orang lain. Banyak suami atau istri yang memilih untuk
bercerai karena sudah tidak ada pilihan lain lagi sehingga lupa akan kewajiban
wanita atau pria lain yang lebih mementingkan kepuasan pribadi dari pada
menjaga keutuhan rumah tangga, maka akan menjadi konflik dalam rumah
tangga.
puas hanya dengan satu istri atau suami banyak yang mencari kepuasan diluar
rumah dengan cara selingkuh dengan wanita atau pria lain. Sehingga lupa akan
diri, kewajiban dan lupa akan statusnya sebagai seorang istri atau suami karena
lebih mementingkan kepuasan pribadinya dan dengan sikap yang egois tidak
bubarnya rumah tangga”. Perceraian berakibat buruk bagi psikologis anak. dan
orang tua yang tidak bercerai akan menjadi konflik batin karena hidup dalam
Orang tua yang menghadapi anak yang memiliki sifat egois dan merasa
benar dan tidak mau mendengarkan pendapat serta nasehat dari orang tuanya,
menyebabkan orang tua terkadang memakai cara kekerasan, orang tua yang tanpa
melakukan pendekatan terlebih dahulu terhadap anak untuk mengetahui apa yang
menjadi masalah anaknya lebih memilih mendidk anak dengan keras, sehingga
hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang dan kurang harmonis.
cara menjodohkan anak-anak dengan lelaki atau wanita sesuai pilihan hatinya,
dengan menganggap bahwa kebahagiaan anak-anaknya ada pada jodoh yang telah
keinginannya, sehingga banyak anak yang melawan orang tuanya dan orang tua
pendapatnya, demikian pula orang tua menganggap bahwa orang tuanya telah
Orang tua yang karena materi dan uang dengan sikap yang egois tidak
dengan pilihannya padahal di dalam Sigalovada Sutta bahwa kewajiban orang tua
adalah mencarikan jodoh bagi anaknya tetapi demi kebahagiaan anak-anaknya dan
bukan karena sikap egois untuk kepentingan pribadi yaitu untuk mengumpulkan
yang benar di dalam mendidik anak, kewajiban antara suami istri, anak dengan
orang tua, akan tetapi banyak orang tua yang memberikan pendidikan,
menjodohkan anak yang tidak sesuai dengan keinginan anaknya, dan tidak sesuai
antara orang tua dengan anak, hanya karena orang tua terlalu memaksa anaknya
untuk menikah.
Banyaknya perumah tangga seperti suami istri yang lupa akan kewajiban-
kewajibannya di dalam rumah tangga, orang tua, anak, dan anggota keluarga
Sigalovada Sutta membuat penulis tertarik untuk menggali lebih dalam sejauh
kebahagiaan rumah tangga. Alasan lain adalah perlunya menggali lebih dalam
bagaimana sikap sebenarnya yang harus dilakukan oleh orang tua dengan anak,
tangga antara suami dan istri, orang tua dan anak yang disebabkan oleh keegoisan
dan perceraian yang tidak sesuai dengan Sigalovada Sutta. Sikap saling
mementingkan kepentingan pribadi, orang tua dan anak yang seakan-akan lupa
membuat penulis tertarik untuk menggali lebih dalam bagaimana sikap yang benar
7
di dalam mengelola kehidupan rumah tangga yang baik dan benar sesuai dengan
Sigalovada Sutta.
Penulis juga tertarik untuk menggali lebih dalam lagi sejauh mana akibat
baik dan buruk dari sikap egoisme atau mementingkan diri sendiri yang terjadi
dalam rumah tangga. Dimana Dosa (kebencian), Lobha (keserakahan), dan Moha
khususnya peru,ah tangga. Dan harapan penulis agar perumah tangga atau
sikapnya yang egois menjadi lebih baik dan sesuai dengan apa yang ada dalam
Rumah Tangga Ditinjau dari Sigalovada Sutta” agar rumah tangga itu mampu
terhadap masyarakat pada umumnya dan umat Buddha khususnya, agar memiliki
wawasan tentang bagaimana mengelola hidup berumah tangga yang baik tanpa
kekerasan khususnya sikap egois yang berlebihan, baik melalui pikiran, ucapan,
Sigalovada Sutta. Dengan memahami bahwa sifat egoisme di dalam rumah tangga
sangat tidak sesuai dengan Sigalovada Sutta, maka perumah tangga akan tetap
tenang dan bisa mawas diri sehingga waspada apabila menghadapi suatu masalah
di dalam rumah tangga karena telah mampu mengendalikan sifat egoisme dan
egois?
baik anak?
secara umum?
kajian ada dua yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Kegunaan secara teoritis, 2.
Penelitian egoisme di dalam rumah tangga ditinjau dari Sigalovada Sutta ini,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi para perumah tangga agar
egoisme di dalam rumah tangga ditinjau dari Sigalovada Sutta ini diharapkan
pasangan mampu menghadapi konflik rumah tangga tanpa sikap egoisme, harapan
agar perumah tangga mengetahui bagaimana bentuk sikap egoisme dan cara
suami istri bisa membangun kehidupan rumah tangga yang penuh cinta kasih
10
tanpa adanya konflik yang berat yang menyebabkan runtuhnya suatu kebahagiaan
Dhamma.
tidak menyelesaikan masalah melalui sikap egois, kekerasan. Tetapi, lebih melihat
dengan cara kekerasan. Untuk, itu, membuang sifat egoisme dan mengembangan
berkaitan dengan judul yang diambil sejak awal hingga akhir penulisan. Metode
yang digunakan penulis dalam kajian ini adalah menggunakan metode deskriptif
lukisan secara sistimatis dan berupa fakta yang akurat mengenai fenomena atau
hubungan antar fenomena yang diselidiki (Suprayogo, 2001:137). Pada bagian ini
memuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan dasar atau fakta-fakta yang
kerangka berpikir (Saukah, 2000:30). Dalam metode kajian ini memuat semua
(1)Pendekatan, (2) Sumber data, (3) Tehnik pengumpulan data, (4) Analisis data,
1.5.1 Pendekatan
metode libraly research. penelitian yang lebih memfokuskan pada suatu kajian
yang berdasarkan literatur (Widodo, 2000:32). Cara yang dapat digunakan dalam
pendekatan dalam kajian pustaka ini yaitu mengkaji secara mendalam teori-teori
sesuai pembahasan masalah yang ada, kemudian hasil studi pustaka tersebut
tersebut. Pendekatan dalam penelitian kajian ini menggunakan tiga tahap, yaitu:
(1) penelitian perpustakaan, (2) menelaah isi buku, (3) mengutif bagian yang
Kajian pustaka ini merupakan kajian yang sangat penting dalam suatu
penyusunan skripsi, karena data yang digunakan harus menempati posisi yang
penting. Dapat dikatakan suatu hal yang penting karena data memuat sebuah
kajian yang bermakna sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti hingga
dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian. Data yang telah melalui proses
12
pengolahan atau penafsiran akan berubah menjadi informasi atau dengan kata lain
Beberapa jenis data yang digunakan dalam kajian pustaka ini yaitu meliputi:
(1) sifatnya yang dibedakan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif,
(2) ditinjau dari sumbernya yaitu data primer dan data sekunder (Marzuki,
2001:55). Maka dalam kajian pustaka ini, sumber data yang digunakan adalah:
a. Sumber utama: Kitab Suci Tipitaka Pali (bagian dari Kitab Suci Tipitaka
Internet.
Teknik pengumpulan data atau instrument yaitu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini
pustaka yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penyusunan
yaitu:
13
tangga.
3. Data yang dianggap penting kemudian dianalisis sesuai dengan topik yang
telah ada.
Penulisan karya ilmiah ini tidak dapat diwakilkan oleh penulis, sebab hanya
peneliti sendiri sebagai alat yang mampu memahami serta menganalisa secara
keseluruhan dan menguji keabsahan dan kelayakan data apabila akan digunakan
dalam sebuah kajian sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas tersebut.
Analisis data didefinisikan sebagai suatu proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja seperti yang telah
disarankan. Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian pustaka ini adalah
Analisis isi (Content Analysis) dengan cara mengungkapkan isi sebuah buku yang
menggamarkan data atau informasi baru yang sesuai dengan permasalahan yang
ada. Penelitian analisis isi ini banyak digunakan pada berbagai penerbitan media
cetak seperti buku, majalah dan koran. (Widodo, 2000:52). Setelah dapat
mengungkapkan isi dari buku tersebut, maka data yang telah diperoleh tersebut
dapat dikategorikan dengan cara memilah data sejenis dan menganalisisnya secara
keritis untuk mendapatkan suatu formulasi baru yang berfungsi untuk menjawab
14
oleh sikap egoisme dalam rumah tangga sesuai dengan Sigalovada Sutta.
Pada bagian ini menguraikan proses pelaksanaan kajian pustaka, mulai dari:
proposal;
skripsi.
Istilah-istilah yang taerdapat dalam penulisan skripi ini san gatg memerlukan
sikap kedirian yang berlebihan, 3. suatu teori filsafat, bahwa segala perbuaatan
atau tindakan selalu disebabkan oleh naluri dan dorongan untuk menguntungkan
diri sendiri. (M.Dahlan dkk Kamus Induk Istilah Ilmiah 159:1991) dan Rumah
tangga adalah sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah
( seperti halnya belanja dan sebagainya). KBBI (1991:64). Jadi, egoisme dalam
rumah tangga adalah suatu tingkah laku yang didasarkan atas dorongan yang
15
berupa tindakan yang berlebihan yang disebabkan oleh dorongan naluri untuk
mementingkan diri sendiri yang terjadi dalam urusan kehidupan rumah tangga.
Skripsi Egoisme Dalam Rumah Tangga Ditinjau Dari Sigalovada Sutta ini,
Memiliki dua kerangka berpikir diantaranya adalah: (1) Egoisme dalam rumah
tangga ditinjau secara umum dan, (2) Egoisme dalam rumah tangga ditinjau
Secara Buddhis. Menurut pembagian dari kedua tinjauan diatas maka kedua
b. Perjodohan anak.
d. Hubungan seksualitas
e. Persaingan Bisnis.
Sutta):
- Dosa (kebencian).
- Lobha (keserakahan).
- Moha ( kebodohan).
1.8 Hipotesis
Setelah mengkaji lebih dalam baik secara Umum maupun secara Buddhis
mengenai skripsi Egoisme dalam rumah tangga ditinjau dari sigalovada sutta,
masalah yang berkaitan dengan tindakan egoisme di dalam rumah tangga, baik
BAB II
TANGGA
Menurut KBBI edisi kedua (250:1991) bahwa Egoisme adalah: 1. teori yang
diri sendiri, 3. tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri
Orang tua yang terlalu egois dengan sikap memaksa dan tidak sabar dalam
anak, cara orang tua yang memperlakukan anak-anaknya dengan disiplin yang
keras atau perlakuan yang tidak empatik, ketidakpedulian atau kehangatan akan
berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan emosional anak. Menurut ahli
psikologi, bahwa kurang berhasilnya seorang ibu dalam mendidik anak ialah
18
karena tidak pernah mempelajari psikologi. Banyak yang tidak pernah membaca
yang menyebabkan anak menjadi bingung untuk menerima pendidikan dari ayah
atau ibunya, dan ketika pendidikan itu tidak bisa diterima dengan baik oleh anak,
maka orang tua menjadi marah dan mencemoh anaknya. Orang tua yang suka
meninggikan suaranya dengan nada mencemooh atau putus asa, bahkan ada yang
(Goleman, 1995:269).
kondisi anak, memperhatikan keadaan emosional anak agar anak bisa tumbuh
Sebab, kekerasan hanya akan mengantarkan kepada konflik rumah tangga yaitu
Orang tua yang salah di dalam cara menyampaikan nasehat kepada anak-
anak maka akan menimbulkan salah pengertian bagi anak-anak. Padahal, orang
penyampaian dan gaya bahasa orang tua yang kurang cocok, maka nasehat yang
baik itu akan berubah menjadi nasehat yang mengarahkan anak kepada pemikiran-
Anak lebih memahami apa yang menjadi maksud orang tuanya, jika orang
bentuk cinta kasih kepada anak. Dengan demikian anak akan lebih mengerti arti
pentingnya cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Mendidik anak agar menjadi
manusia yang berguna dalam masyarakat merupakan harapan dan cita-cita semua
orang tua, pendidikan dengan cara yang tepat akan memberikan reaksi dan respon
emotional pada umumnya tidak efisien dilakukan oleh orang tua diantaranya
serta suap agar anak berhenti bersedih hati atau marah, 3. Menghina, tidak
tidak harus memaksakan kehendaknya sendiri dengan sikap egois memaksa anak
untuk memasuki suatu sekolah yang bukan keinginan hati dan bakat serta
kemauan anak, karena sikap egois dan memaksakan kehendak seperti itu
sangatlah tidak baik bagi dunia pendidikan dan tingkat keberhasilan yang akan di
Contoh umum yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah
orang tua yang memaksa anaknya agar masuk ke Fakultas Kedoteran,
sedangkan sang anak tidak berminat dalam hal itu. Inilah problem yang
sering dihadapi masyarakat kita dewasa ini. Menghadapi kenyataan seperti
ini mungkin sang anak bertambah malas kuliahnya. Hal ini harus kita sadari
bahwa kemalasan sekolah sang anak disebabkan oleh perasaan tidak senang
yang hinggap dalam hatinya. Dan perasaan seperti inilah yang bisa dianggap
sebagai suatu gangguan. Kalau orang tua memaksa anaknya terus-menerus
maka si anak akan menderita seumur hidup. (Hariyono, 2000:38).
20
Sikap egois yang dilakukan oleh orang tua dengan cara memaksa anaknya
untuk menempuh kuliah sesuai dengan Fakultas yang diinginkan orang tua, maka
berakibat buruk bagi tingkat ketertarikan anak untuk terus bersemangat di dalam
mengejar ilmu sehingga tidak jarang anak menjadi seorang pemalas dan tentunya
orang tua sangatlah tidak baik bagi orang tua karena akan sia-sia saja karena tidak
Jadi, menurut para ahli mengatakan bahwa sikap orang tua di dalam
memberikan pendidikan dan bentuk-bentuk sikap yang egois yang ditunjukan oleh
orang tua dalam memberikan pendidikan maupun nasihat kepada anak adalah: (1)
Berbagai macam bentuk keegoisan orang tua terhadap anak dan anak
terhadap orang tua sering muncul di dalam rumah tangga. Faktor lain juga karena
mendapatkan apa yang diinginkan terhadap anak-anakya, orang tua yang sering
pendidikan yang demikian hanya akan membuat anak berkecil hati, rendah diri,
dengan rasa cinta kasih tanpa adanya rasa cinta kasih pendidikan itu tidak akan
bisa diterima oleh anak tersebut. Orang tua yang egois hanya mementingkan
anaknya, misalnya dalam penerapan disiplin kepada seorang anak yang secara
otoriter dan kaku hanya bisa bertahan sampai anak berusia 10 tahun. Karena
memang dibawah usia itu kondisi anak belum bisa melawan orang tua, maka anak
anak menginjak dewasa, anak yang semula diam, taat dan patuh tiba-tiba
Orang tua yang egois dan merasa benar sendiri, karena anaknya menolak
orang tua yang belum tertanam rasa cinta dan kasih dalam dirinya sehingga
merasa menang sendiri. Sebab, jika ada rasa cinta dan kasih dalam diri orang tua
tersebut maka akan dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anaknya
2003: 144)
Egoisme yang muncul pada orang tua terhadap anak muncul ketika adanya
tekanan dan paksaan dari orang tua dan keluarga kepada seorang gadis untuk
22
menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak disukainya, orang tua yang
yang disakralkan, dan lain-lainya, merupakan bagian dari penyebab nusyuz atau
perselisihan yang disebabkan oleh famili. Padahal, menurut Syaikul Islam Ibnu
Taimiyah berpendapat bahwa orang tua gadis wajib menaati aturan agama dalam
mencarikan calon suami. Orang tua atau wali harus teliti dan harus
dalam tali perkawinan, tujuanya adalah untuk membahagiakan anak, bukan untuk
Orang tua memang wajib di dalam menentukan jodah bagi anak-anak agar
memasukan unsur mementingkan diri sendiri atau sikap egoisme dengan maksud
mencari keuntungan sendiri dengan mengabaikan perasaan anak, oleh karena itu
rasa saling pengertian antara anak dan orang tua, suami dan istri harus
ditanamkan.
Rasa egois dan tidak saling pengertian adalah racun bagi ketenangan rumah
tangga dalam menghadapi masalah yang kecil agar tidak menjadi besar, seorang
masing juga perlu menumbukan kesabaran dalam hatinya, sehingga konflik bisa
di cegah sedini mungkin sebelum menjalar menjadi masalah yang lebih besar lagi.
Peranan orang tua di dalam mencarikan jodoh atau teman hidup untuk anak-
anak, merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh orang tua tetapi tidak
23
disertai atas dasar ego untuk mencari keuntungan sendiri dan seharusnya orang tua
harus lebih bijaksana di dalam melihat dan mencalonkan anak-anak agar tidak
Menurut pendapat Jonatan diatas bahwa ada orang tua yang menginginkan
anaknya bahagia dan ada pula orang tua yang mengutuki anaknya. Dan ada orang
tua yang hanya melihat uang gengsi dan kedudukan untuk kepentingan ego
semata. Sehingga, orang tua yang hanya mementingkan pencapaian ego dengan
pandangan yang tidak bernilai adalah orang tua yang tidak patut dijadikan
bimbingan.
dari rasa cinta dan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan dan bukanya
sebagai contoh di dalam kehidupan sehari-hari seorang suami yang pulang dari
tempat bekerja dan merasa lapar. Tetapi nasi yang ditanak istrinya belum matang
kemudian menjadi marah lalu bertengkar. Jelas pada suami itu tidak terdapat rasa
24
cinta melainkan merasa benar sendiri yaitu egoisme. Tetapi, kalau rasa cinta itu
ada padanya maka akan dapat merasakan rasa dari istrinya. Sama halnya seorang
istri marah terhadap suaminya, yang pergi sejak sore hari dan pulang pada tengah
malam, lalu bertengkar. Jelas pada istri itu belum lahir rasa cintanya sehingga
merasa benar sendiri. Kalau rasa cintanya telah timbul tentunya dapat merasakan
rasa dari suaminya, dan seharusnya istri mengerti mengapa suaminya sampai
tangga agar rasa cinta bisa timbul dengan indahnya sehingga konflik bisa di
cegah, mengerti makna cinta kasih merupakan kunci utama agar cinta kasih dalam
rumah tangga tertanam dan tumbuh dalam pribadi masing-masing, karena dengan
cinta kasih akan dapat merasakan rasa dalam individu yang lain sehingga
mencapai kesuksesan melakukan persaingan antara satu dengan yang lainya tidak
peduli statusnya adalah suami istri di dalam rumah mereka kawan tetapi di luar
rumah adalah lawan hal semacam ini hanya membawa kehancuran bagi ikatan
antara suami istri akan kusut bila diantara kedua belah pihak saling bersaing satu
sama lainya di dalam mencari keuntungan. Dalam hal ini, bisnis yang
25
Suami istri yang mempunyai tekad dan semangat dalam meningkatkan tarap
hidup berumah tangga memang suatu tujuan yang sangat didambakan oleh para
kemakmuran memang mahal harganya, tetapi hendaknya suami istri bisa saling
Persoalan seks adalah salah satu unsur yang sangat sensitif dalam hubungan
suami istri. Hal ini dapat menjadi pertengkaran besar, tetapi juga dapat
(Sarumpaet 2004:39)
Suami atau istri dengan sikap egois dan tidak bisa menerima kekurangan
yang dimiliki oleh pasangan merasa tidak puas dalam hubungan seksualitas
karena suami atau istrinya tidak bisa memberikan kepuasan seperti yang di
harapkan. Sehingga, menyalahkan pasanganya, dan dengan sikap yang egois dan
dalam rumah tangga adalah karena pasangan yang tidak bisa memenuhi kewajiban
pertikaian yang terjadi dalam rumah tangga. Pasangan merasa kurang puas dan
kecewa ada yang sampai menyelesaikanya dengan cara perceraian, hal ini
disebabkan oleh rasa egois yaitu untuk mementingkan diri sendiri. Sebab, jika
pasangan tidak mementingkan diri sendiri dan mampu menerima kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki oleh pasangan maka perceraian tidak akan terjadi.
Seorang suami yang merasa tidak puas dengan pasangannya lebih memilih
mencari kepuasan seks di luar rumah, sementara jika hal ini diketahui oleh istri
maka tidak akan bisa diterima perlakuan yang demikian sebab istri akan merasa
bahwa kasih sayang yang diberikan oleh suaminya sudah terbagi dengan orang
lain, ketika suami tersebut diintrogasi oleh sang istri sudah tentu suami berbohong
kepada istrinya yang berdampak bagi kepuasan seksual dalam rumah tangga.
mengikat pasanganya, agar tetap teriakat padanya dan tidak beralih dengan yang
lainnya. Tetapi, jika pasangan ini mengetahui ternyata telah diperalat melalui
perdukunan sebagai cara mengikat hubungan cintanya, akan merasa kecewa dan
jemu sehingga akan saling mempersulit satu sama lainya. Sehingga, menimbulkan
pasangan agar menjadi tergila-gila, karena rasa cinta tidak perlu dilakukan dengan
seks suami tidak sama besarnya dengan nafsu seks istri. Ada rumah tangga yang
dorongan seks istri lebih tinggi dan ada pula yang sebaliknya. Dalam hal ini sang
Hubungan seksual antara suami dan istri terkadang harus rela mengorbankan
sebab terlalu lelah atau karena sebab-sebab lain, tetapi diharuskan untuk
menolong suaminya dalam hal memberikan kewajiban seksnya. Istri harus pandai
memilih cara yang terbaik dengan cara menganjurkan kepada suami menunda
hubungan kelamin dengan alasan-alasan yang masuk akal. dan jika emosi suami
masih belum bisa mereda tentunya boleh melayani suami dengan cara yang lain
Pendapat ahli di atas menekankan bahwa seorang istri tidak egois yang
suami, tetapi seorang istri harus pandai di dalam melayani suami untuk
menunjukan rasa cintanya. Seorang suami atau istri hendaknya juga harus saling
28
mengerti satu sama lainya tidak karena perasaan egoisme memaksa kehendak
sikap ego beralasan untuk memperirit keuangan rumah tangga di dalam membantu
timbul antara suami dan istri yang disebabkan oleh uang. Suami telah bekerja
keras agar ekonomi rumah tangganya stabil. Suami yang tidak memberikan
pengertian.
Sering kali barang-barang yang dianggap perlu oleh kaum wanita dirasa kurang
penting oleh kaum pria. Ini juga sering menimbulkan hal-hal yang tidak
dinginkan. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi asal lebih dulu berunding
2004:107)
berpengahasilan lebih dari cukup, hal uang sering menjadi masalah yang perlu di
Menurut pendapat Sarumpaet (2004:107) bahwa ada beberapa cara dan hal
kembali apakah ada dari perongkosan itu yang dapat ditiadakan atau diperkecil.
pengeluaran masih tetap lebih besar, maka pendapatan harus diperbesar. Seorang
Seorang istri harusnya tidak dengan sikap ego menganggap bahwa semua
Sehingga mengaggap bahwa sudah tidak perlu lagi menambah penghasilan lagi,
dan kewajiban istri hanya di dapur dan mengurus hal-hal rumah tangga lainya.
Padahal keuangan dalam rumah tangga adalah tanggung jawab bersama. Suami
setiap bulan. Dan ada baiknya suami atau istri menambah penghasilan di luar jam-
melepas tanggung jawab rumah tangga seperti mengurus anak dan suami. Istri
boleh bekerja, tetapi dalam hal ini istri hanya dituntut untuk mengerjakan sesuatu
Banyak ibu rumah tangga berbelanja tanpa rencana ketika pergi kepasar dan
membeli barang-barang yang bukan keperluan yang penting dan yang mutlak bisa
jadi terlupakan.
berbelanja dan tidak menuruti keinginan ego untuk membeli barang yang tidak
terlalau penting salah satu cara adalah dengan membuat rencana belanja agar tidak
31
butget rumah tangga menjadi tekor. Pasti pengeluaran akan bertambah besar jika
mengeluarkan uang tidak menurut rencana dan hal ini akan menimbulkan prustasi
dalam rumah tangga. Oleh karena itu sebuah rumah tangga harus memiliki
rencana belanja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
sedini mungkin sebelum menimbulkan masalah yang lain yang merugikan dan
2.7.4 Menabung
Setiap orang harus beruasaha supaya bisa menabung untuk persiapan hari esok,
karena adakalanya seseorang menjadi terdesak dan saat itulah tabungan diambil
di dalam berumah tangga harus ada yang mau mengalah, suami istri yang tidak
mau mengalah satu sama lainya dengan sikap keras kepala dan egois akan
mengalami kesulitan dan kesusahan. Rumah tangga yang di huni oleh suami atau
istri yang rela mengalah sangatlah beruntung. Menghindari sifat egois di dalam
rumah tangga sangatlah mendukung kebahagiaan rumah tangga karena suami atau
istri yang lebih menonjolkan sifat egoisme di dalam menyelesaikan masalah tidak
Menurut pendapat Sarumpaet (2004:42) Rumah tangga yang diurus oleh istri
yang egoisme atau menang sendiri akan berantakan. Istri yang keras kepala
supaya selalu menang dari segala pertengkaran akan mengalami kesusahan besar.
Dirinya akan menang tetapi suaminya kalah dan sakit hati. Sebagai akibatnya
pertengkaran dan perbantahan yang sering muncul disebabkan oleh rasa egoisme
hanya akan memperkeruh suasana dan untuk itu sikap saling mengalah sangat
dibutuhkan oleh pasangan dalam rumah tangga agar perkawinan menjadi bahagia.
Suami istri harus mampu mengalah ketika mengahdapi pasangan yang egois
di dalam menghadapi masalah, karena akibat buruk dari sikap bantah membantah
adalah akan bejangkit kepada anak-anak yang akan menjadi pemarah dan lekas
33
(2004:43) bahwa suami istri bagaimanapun juga salah satu harus ada yang
mengalah. Inisiatif untuk mengalah tidak hanya harus datang dari suami saja akan
tetapi istri harus waspada di dalam melihat sistuasi. Jika perlu rela mengalah
untuk kebahagiaan bersama dan ketika suhu amarah turun dalam keadaan normal,
istri boleh mengutarakan persoalan yang sebenarnya karena dalam suhu yang
tidak panas bertukar pikiran akan lebih berhasil. Sehingga solusi yang diharapkan
Salah satu akibat buruk bagi perumah tangga khususnya bila mempunyai
masalah egoisme pribadi yaitu ketika mengahdapi sesuatu masalah, depresi dan
terpuruk karena merasa bahwa diri sendiri adalah sumber masalah, sehingga
kecemasan dan depresi akan semakin berlarut-larut dan berat yang pada akhirnya
Banyak orang yang dengan perasaan ego yang tinggi harus mencapai sesuatu
yang diinginkanya seperti halnya mencapai pangkat, naik pangkat, dipilih menjadi
34
ketua dan lain sebagainya. Ketika cita-cita mereka tidak berhasil banyak sekali
orang menyalahkan diri mereka sendiri sehingga terus menerus mengkritik dan
membenci diri sendiri yang tidak bisa mencapai apa yang diinginkan.
cara menyalahkan diri sendiri maka penyakit yang ditakuti akan muncul tiba-tiba.
Seseorang akan menyalahkan diri sendiri karena tidak lulus ujian, tidak naik
pangkat, tidak dipilih sebagai ketua dan lain sebagainya. Bila seseorang terus
menerus menyalahkan diri sendiri dengan membenci dan mengkritik diri sendiri
Kesuksesan dan keagungan dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari
potensi fisik dan kecerdasan akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan kecerdasan
hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari pengendalian
Ego Pribadi. Dan dengan meninggalkan egoisme diri menuju kehidupan yang
lebih baik. Jadi maukah kita melepas Topeng Egoisme pribadi kita? http://erwin-
arianto.blogspot.com/2008/05/melepas-topeng-egoisme-pribadi.html,Mon,05 May
2008 22:35:09-0700
cara untuk mengembangkan potensi diri dan penghindaraan egoisme itu sendiri
adalah dengan cara kembali kedalam diri individu itu. Dengan melihat ke dalam
Kalau anda menginginkan yang baik, buatlah diri anda jadi lebih baik. Jika
anda ingin meraih cita-cita, buatlah diri anda menjadi ideal. Anda ingin
punya teman yang lebih baik, buatlah diri anda menjadi teman yang lebih
baik. Jika anda ingin bekerjasama dengan orang yang mempunyai nilai,
35
jadikan diri anda sendiri lebih bernilai. Kalau anda ingin berurusan dengan
orang yang kompromis, buatlah diri anda menjadi lebih kompromis. Kalau
anda ingin memasuki berbagai kondisi dan keadaan yang lebih
menyenangkan, buatlah diri anda sendiri menjadi lebih menyenangkan. Jika
anda ingin dicintai pasangan hidup anda, buatlah diri anda menjadi orang
yang mencintainya lebih. Mungkin anda akan bertemu dengan orang-orang
yang sulit dimengerti, namun tetap berikanlah diri anda yang terbaik, meski
itupun tidak akan pernah memuaskan semua orang.
http://erwinarianto.blogspot.com/2008/05/melepas-topengegoisme
pribadi.html Mon, 05 May 2008 22:35:09 -0700
kewajiban dan tanggung jawab di dalam membina rumah tangga yang bahagia dan
harmonis, seorang wanita atau pria saling membutuhkan di dalam rumah tangga,
membuthkan cinta dan kasih sayang dan untuk menumbuhkan hal ini pasangan
saling menerima, kasih mengasihi dan cinta kasih yang murni. Seorang wanita
yang menjadi seorang istri harus pandai dan teladan di dalam rumah tangga.
Wanita itu harus cinta kepada suami. Tahu mengatur rumah dan tidak
mementingkan diri sendiri. Berpakaian rapi. Mau mengerti suami.
Pakaianya, rumahnya dan tubuhnya selalu bersih. Mempunyai budi pekerti
yang halus, sopan dan setia. Tidak cepat marah. Seorang periang. Seorang
yang beribadat, tidak sombong, seorang yang menerima nasihat. Tidak
membandingkan suami dengan pria-pria lain dan tidak boros melainkan
mapu mengatur keuangan rumah tangga. (Sarumpaet, 2004:75)
kelebihan dan segala kekuranganya. Dengan tidak egois yaitu mementingkan diri
rapi, mengerti suami, pakaian, rumah dan tubuhnya yang selalu bersih,
36
mempunyai budi pekerti yang halus, sopan dan setia. Tidak cepat marah, periang,
dan pergi dengan wanita lain, penyebabnya adalah karena para istri sudah semakin
lalai memikat hati suami. Padahal menurt pendapat Sarumpaet (2004:74) bahwa
seorang istri yang dengan sifat kewanitaannya mempunyai peranan yang penting
seperti pikiran wanita yang mempunyai kehalusan budi pekerti, sabar dan baik.
Seorang wanita yang kurang baik sifatnya akan kehilangan daya tariknya. Banyak
sifat-sifat baik yang patut dihargai dan harus dicapai. Diantaranya adalah tidak
mementingkan diri sendiri, hormat, tegas, sopan, jujur, dan rendah hati.
(Sarumpaet, 2004:75)
yaitu diantaranya tidak egois dengan mementingkan diri sendiri, hormat, tegas,
rumah tangga dalam hal ini menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik karena
menurut pendapat Sarumpaet (2004:76) bahwa seorang ibu rumah tangga akan
37
mengurus rumah, anak-anaknya dengan teratur dan rapi. Seorang ibu rumah
tangga yang baik menjabat kedudukan sebagai seorang pembantu, seorang ibu dan
Pendapat ahli di atas menegaskan bahwa seorang istri yang baik mampu dan
mau menjadi pembantu rumah sendiri dengan meninggalkan keegoan atau gengsi
yang berlebihan karena dengan menjadi seorang yang mau mengurusi rumah
sendiri dengan mau bekerja keras dan membuang ego serta gengsi maka istri
kebahagiaan dari hal yang sangat kecil sampai yang besar tentunya menginginkan
suatu kebahagiaan, karena tidak ada mahluk manapun di dunia ini yang mau
suatu kebahagiaan terkadang lupa akan diri dan menggunakan segala cara di
Jadi, menurut pendapat ahli di atas bahwa manusia bertindak egois adalah
untuk mencapai kebahagiaan pribadi dan memajukan dirinya sendiri bahkan dari
kita menjumpai banyak manusia kebanyakan pada saat ini untuk mencapai
kebahagiaan dan tujuan dalam hidupnya, bertindak dengan berbagai daya upaya.
BAB III
ada yang di dalam diri mahluk hidup yang belum mencapai tingkat kesucian,
dimana tiga majam kejahatan ini adalah akar dari tindakan egoisme yang ada pada
makhluk hidup. Akusalamûla 3 ini terdiri dari (1) Lobha (Lobha): keserakahan,
ketamakan, ingin menerima tetapi tidak ingin member, (2) Dosa (Dosa/Dvesa):
kebencian, dendam, berfikir akan menyakiti orang lain karena tidak senang, (3)
(Panjika 2004:37).
39
Perumah tangga yang memiliki sifat lobha untuk memuaskan nafsu seknya,
melainkan karena dorongan nafsu Tanhā yng rendah menjadi egois hanya
Dosa, secara etika berarti kebencian, tetapi secara psikologis adalah pukulan
yang berat dari pikiran terhadap objek, yaitu pertentangan atau konflik. Dalam hal
ini terdapat dua nama, yaitu Paţigha atau dendam atau tidak senang dan Byāpada
Perumah tangga yang diliputi oleh rasa egois yang dengan keinginan untuk
menguasai, menang sendiri di dalam pertikaian antara suami dan istri, sudah tentu
rasa kebencian, dendam, tidak senang akan muncul apa bila kalah di dalam
hanya karena sifat egois untuk menguasai dan menang sendiri, masalah akan bisa
40
diselesaikan hanya dalam sistuasi dan kondisi yang tenang yang memungkinkan
Moha berarti kebodohan batin atau kurang pengertian. Moha juga disebut
sebagai Avijjā (tidak tahu), atau Aňňaņa (tidak berpengetahuan) atau Adassana
(tidak Nampak/tidak mengerti). Manusia yang diliputi oleh Moha (tidak tahu),
seseorang yang tidak bisa membedakan mana perbuatan baik maupun buruk akan
bersikukuh dengan pendapatnya sendiri sehingga tidak akan bisa bijaksana untuk
mencoba menerima dan mendengarkan pendapat orang lain karena batinya sudah
Perumah tangga yang bila sangat besar Moha-nya tidak akan pernah bisa
sudah tertutup oleh Moha sehingga sudah tidak bisa menjernihkan pikiranya dan
menang sendiri.
Sigala putra kepala keluarga, yang bangun pagi-pagi sekali dan pergi
meninggalkan Rajagaha; dengan rambut dan pakaian basah dan sambil beranjali
41
Sigala menyembah keberbagai arah yaitu arah timur, selatan, barat, utara bawah
dan atas. Berkenaan dengan hal ini Sang Buddha menjelaskan bahwa keenam arah
harus di pandang sebagai berikut: (1) Ibu dan ayah seperti arah timur, terdapat
lima cara seorang anak harus memperlakukan orang tuanya seperti arah timur
yaitu: anak merawat orang tuanya, anak akan memikul beban kewajiban orang
agama setelah orang tuanya meninggal; terdapat lima cara orang tua
terhadap anak, mencegah anak berbuat jahat, mendorong anak berbuat baik, orang
tua melatih anak-anaknya dalam suatu profesi, mencarikan pasangan (istri) yang
pantas untuknya, menyerahkan warisan pada waktu yang tepat; (2) Para guru
seperti arah selatan yaitu: bangkit dari tempat duduk untuk memberi hormat,
sehingga menjadi lebih baik, membuat para siswanya menguasai apa yang telah
keselamatan siswanya di semua tempat; (3) Istri dan anak-anak seperti arah barat
terdapat lima cara seorang istri harus diperlakukan oleh suaminya seperti arah
42
terhadap sanak keluarga kedua belah pihak, dengan kesetiaan, dengan menjaga
barang-barang yang telah diberikan oleh suaminya, pandai dan rajin di dalam
seperti arah utara, terdapat lima cara seorang warga keluarga memperlakukan
ucapannya; dan terdapat lima car pula seorang sahabat-sahabat yang diperlakukan
demikian oleh seorang warga rumah keluarga seperti arah utara, mencintainya:
pelayan dan karyawan-karyawan seperti arah bawah, terdapat lima cara seorang
arah bawah yaitu: memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan pelayan
atau karyawannya, memberikan pelayan makanan dan upah, merawat pelayan dan
memberikan cuti pada waktu-waktu tertentu; demikian pula terdapat lima cara
43
majikannya, merasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh majikannya,
agama dan berahmana-berahmana seperti arah atas, terdapat lima cara seorang
warga keluarga memperlakukan para pertapa dan berhmana seperti arah atas
yaitu: dengan cinta kasih dalam perbautan, dengan cinta kasih dalam perkataan,
dengan cinta kasih dalam pikiran, membuka pintu rumah bagi pertapa dan
waktu tertentu; dan terdapat enam cara para pertapa dan berahmana yang
diperlakukan demikian oleh seorang warga keluarga seperti arah atas, akan
mengajarkan apa yang belum pernah di dengar, menunjukan jalan kesurga. (Digha
jahat dan kebiasan menganggur atau malas adalah enam saluran yang
memboroskan kekayaan.
44
kekayaan itu mempunyai bahaya dan akibat jika seseorang gemar terhadap
keenam saluran pemborosan kekayaan tersebut yaitu: (1) terdapat enam bahaya
sifat yang baik, terlihat tidak sopan, kecerdasan menjadi lemah; (2) enam bahaya
akibat sering berkeliaran di jalan-jalan pada saat yang tidak pantas yaitu: dirinya
sendiri tidak terjaga dan tidak terlindung, anak dan istrinya tidak terjaga dan tidak
terlindung, harta kekayaanya tidak terjaga dan tidak terlindung, menjadi orang
yang tertuduh sebagai pelaku kejahatan yang belum terbukti, menjadi sasaran
desas desus palsu, menjumpai berbagai macam kesulitan; (3) enam bahaya akibat
permainan tambur, dimanakah ada permainan gendering; (4) enam bahaya akibat
gemar berjudi: bila menang akan memperoleh kebencian, bila kalah meratapi
hartanya yang hilang, kerugian harta benda secara nyata, di pengadilan kata-
pejabat pemerintah, tidak disukai oleh orang tua yang mencari menantu karena
seorang penjudi tidak bisa memelihara seorang istri; (5) enam bahaya akibat suka
bergaul dengan teman-teman jahat yaitu: setiap penjudi, setiap orang yang suka
berfoya-foya, setiap pemabuk, setiap penipu, setiap pengoceh, setiap orang yang
kejam adalah teman dan sahabatnya; (6) enam bahaya akibat kebiasaan
45
menganggur (malas) yaitu seseorang yang memiliki sifat ini akan berkata; terlalu
dingin, terlalu panas, terlalu siang, terlalu lapar, terlalu kenyang dan ia tidak
dipraktekan oleh para perumah tangga dan tidak dengan sifat egois mementingkan
dan ke-enam saluran pemborosan kekayaan ini merupakan bentuk dari sifat
dinasehati, dalam hal ini seorang suami yang gemar memboroskan harta
kebiasaan buruknya hanya dengan mendapatkan nasehat dari istrinya, tidak jarang
seorang suami sering memarahi dan memukul istrinya dengan kebencian karena
keluarga yang derajatnya lebih tinggi yang tidak seharusnya diatur dan dinasehati,
padahal hal ini hanya karena disebabkan oleh rasa ego pribadi.
lebih dikenal dengan istilah “diri” atau “aku”. Tetapi, ego dan diri itu sifatnya
adalah tidak kekal dan sifat ego yang ada pada diri manusia menyebabkan
kemarahan, selama manusia masih memiliki ego atau aku maka akan tetap diliputi
46
kemarahan, hanya jika manusia itu mengerti ajaran Sang Buddha dengan baik
tentang Anatta (tanpa-diri) maka manusia tidak akan terpancing oleh rasa marah
dan benci. Jadi, perumah tangga harus mudah dinasehati, dilayani dan tidak
Manusia yang belum mencapai tingkat kesucian sudah tentu diliputi nafsu
menyenangi nafsu indria dan tidak waspada terhadap kekuasaan dari keinginan-
keinginan seperti halnya makan. Kadang ada orang punya anggapan tidak makan,
orang tidak bisa hidup. Mengharuskan individu tersebut harus makan dan
demikian keinginan itu dihumbar, tidak aka nada henti-hentiny, dan inilah model
keinginanya tanpa batas”. Demikian jika seorang perumah tangga yang tidak
tidak melaksanakan kewajiban hidup berumah tangga seperti apa yang terdapat di
dalm Sigalovada Sutta yaitu perumah tangga yang menghamburkan nafsu dengan
47
cara berjudi, selingkuh, dan menghabiskan harta kekayaan dengann cara hidup
berfoya-foya.
Jadi, menurut pendapat para pakar Buddhis di atas, selain Dosa, lobha dan
moha sebagai akar kejahatan sebagai awal mula akar sifat egois, egoisme juga
sering terjadi di dalam masyarakat karena disebabkan oleh manusia yang terikat
Sang Buddha telah mengajarkan bahwa orang yang nafsunya tinggi dan
dengan pertapa perumah tangga dan perumah tangga, bila keinginan yang ingin
menguasai segala sesuatu menjadi milik diri sendiri, suatu kebenaran adalah milik
sendiri dan orang lain salah maka tidak jarang keserakahan akan terus mengikuti
semua orang dengan pandangan-pandangan mereka sendiri, dari gambaran hal ini
maka yang menjadi salah satu sumber awal dari konflik adalah keserakahan
(Lobha).
hal yang berakar di dalam keserakahan yaitu karena keserakahan ada pengejaran;
penentuan ada keinginan dan nafsu; ada kecenderungan memikirkan diri sendiri;
karena demi melindungi ada penggunaan tongkat dan senjata dan hal-hal lain yang
jahat dan tidak bajik, seperti misalnya perselisihan, konflik, percekcokan dan
yang benar dalam kehidupan rumah tangga adalah kunci utama dalam mencegah
terjadinya konflik, komunikasi yang dapat menyinggung perasaan orang lain akan
dengan sikap egois dan kasar tetapi berkomunikasi dengan bahasa yang pantas
dan sopan. Sebab, jika berbicara dengan bahasa yang tidak pantas dan tidak sopan
akan menyulut kebencian dalam diri pasangan, hendaknya komunikasi itu harus
komunikasi yang bebas dari penyerangan terhadap pihak lain secara negatif dan
destruktif. Sebab, setiap kritikan akan membuat individu yang dikritik akan
merasa ditelanjangi secara tidak simpatik dan akan memberikan rasa bahwa harkat
memberikan kritikan kepada orang lain, akan tetapi harus mewaspadai apa yang
akan tetapi perkawinan itu tidak menjadi berkah lagi, ketika kurangnya
komunikasi dan pengertian yang benar antara pasangan sudah tidak ada lagi.
satu pasangan untuk berkompromi dan bersabar dan jalan yang terbaik untuk
dengan pasangan merupakan bentuk egoisme dan rasa mementingkan diri sendiri
agar masalah pribadi tidak diketahui pasangan sehingga tidak jarang pasangan
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar komunikasi antara suami dan istri
makanan, mendapatkan hiburan dari istri saat merasa sedang kecewa dan sikap
yang manis dari istri. Demikian juga seorang istri memiliki hak untuk
keadilan, kesetiaan, kejujuran, persahabatan dan dukungan moral dari sang suami.
menyelesaikan masalah mereka. “saling bertukar pikiran antara suami dan istri
yang mungkin tumbuh merupakan cara yang tepat untuk membantu menciptakan
indrianya seperti berjudi dan kecanduan sudah dibutakan oleh kebodohan batinya
dan tidak bisa dinasehati disebabkan oleh ingin menjadi pemenang dalam
perjudian sehingga tidak perduli dengan nasihat yang diberikan oleh istrinya. Jadi,
menurut isi Sutta di atas bahwa sumber dari egoisme itu sendiri adalah rasa ingin
memiliki yang berawal dari rasa keserakahan, dan berlangsung dengan rasa
pribadi atau egonya dengan cara yang salah akibatnya, akan sering bercekcok
dengan orang lain bahkan dengan anggota keluarganya. Konflik yang timbul
dalam diri manusia disebabkan oleh kondisi batin yang masih rapuh dan kekanak-
keuntungan batin menjadi gembira sementara bila menjadi rugi akan kecewa dan
3.4.1 Berjudi
kemerosotan dan konflik bagi kehidupan dan materi rumah tangga. Selain itu
berjudi juga membawa akibat buruk bagi seorang suami atau istri tersebut, sebab
Menurut Sigalovada sutta (D.III.31) yaitu ada enam bahaya bagi perumah
tangga yang gemar berjudi. Enam bahaya bagi perumah tangga yang gemar
dalam berjudi yaitu: 1) Jika menang akan dibenci, 2) Jika kalah akan meratapi
ucapanya dianggap tidak berharga, 5) Akan dipandang rendah oleh kawan dan
lawan, 6) Tidak akan disukai oleh orang tua yang mencari menantu, karena
menjadi berantakan dan penuh dengan konflik karena disebabkan oleh individu
dalam rumah tangga itu sendiri, oleh sebab itu seorang perumah tangga harus
52
Sigalovada sutta karena dengan menjalankanya maka konflik dalam rumah tangga
3.4.2 Mabuk-mabukan
memuaskan kepentingan nafsu indra pribadi yang salah, yang akan membawa
seseorang yang gemar dan ketagihan dalam minum-minuman keras dan suka
mabuk-mabukan yaitu: (1) Harta akan habis, (2) Sering bercekcok dengan orang
lain, (3) Mudah terserang penyakit, (4) Watak baiknya akan hilang, (5)
Menampakan dirinya secara tidak pantas, dan (6) Kecerdasanya akan menurun.
Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang pasanganya tidak
yang memilih untuk bercerai merupakan salah satu cara untuk menyelesaiakn
masalah, walaupun tidak sesuai dengan harapan dan terkadang sulit. Tetapi, selalu
53
masalahnya dengan kepala dingin dan sudah tidak ada solusi lain lagi maka
menurut Dhammananda (1993:220) bahwa tak ada pasangan yang dapat hidup
yang timbul dari waktu ke waktu. Sehingga banyak pasangan memilih untuk
bercerai.
Banyak anak yang kehilangan rasa cinta kasih dari orang tua yang egois
dalam pengejaran materi tanpa memperhatikan kebutuhan dari anaknya yaitu cinta
kasih dan kasih sayang dari orang tuanya. Sehingga, anak merasa bahwa telah
kehilangan rasa tanggung jawab dan dalam menerima cinta kasih dari orang
tuanya. Padahal “Perolehan materi itu sendiri tidak dapat membawa kebahagiaan
dan kedamaian abadi. Kedamaian pertama-tama harus didirikan dalam hati kita
sendiri sebelum kita dapat membawa damai bagi orang lain dan dunia luas”.
Jadi, menurut pendapat para ahli di atas dampak dari sikap egoisme itu
3.5.1 Perceraian
Dewasa ini, perceraian mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar, di
sekali melanda kehidupan rumah tangga para artis dan aktor tanah air, perceraian
sering disebabkan oleh ketidakjujuran antara suami dan istri, dimana awal
54
mulanya bisa disebabkan oleh perselisihan kecil, masalah ekonomi rumah tangga,
tanggung jawab yang tidak sepadan antara suami dan istri, adalah hadirnya orang
perceraian kerap kali dilakukan oleh pasangan yang sudah tidak bisa
tumbuh dan berkembang secara bertahap; ia berakar dari rasa saling pengertian,
bukanya pada nafsu birahi; pada kesetiaan sejati, bukan pada kesenangan”.
(Dhammananda, 1995:4).
dianggap sebagai suatu jalan akhir dan bukan solusi yang mudah, keputusan untuk
bercerai akan diambil oleh sebuah pasangan seandainya jalan dan solusi yang lain
sudah tertutup, maka perceraian merupakan suatu jalan yang terbaik bagi kedua
insan. Sungguh tidak baik bagi kedua insan untuk bertengkar terus dan menderita
siang dan malam, pertikaian dalam rumah juga akan memberikan dampak negatif
bagi para tetangga sebab tetangga-tetangga yang tidak tahu-menahu juga akan
merasa menderita dengan suara-suara ribut dalam pertengkaran antara suami dan
istri dan hal ini harusnya menjadi renungan dalam rumah tangga. Maka bila tidak
ditemukan lagi solusi, perceraian adalah jalan yang tidak dapat dikatakan salah.
Tetapi, perlu diingat bahwa perceraian bukanlah izin untuk membenci mantan
pasangan.
Pasangan yang telah berpisah seharusnya masih tetap akur dan memiliki rasa
kasih sayang, dan tentunya bukan kasih sayang antar suani-istri lagi tetapi kasih
sayang antar teman. Jika telah memiliki anak, maka perundingan tentang
55
perawatan anak seharusnya disepakati. Bila anak tersebut telah dewasa, maka
kepada mantan pasanganya. Dengan demikian, anak tersebut akan mengerti dan
tetap memiliki rasa hormat dan kasih sayang terhadap kedua orang tuanya.
dengan cara pasangan harus memiliki peranan dan tanggung jawab bersama dalam
membina kehidupan berumah tangga, antara suami dan istri sangat diperlukan
jaman sekarang ini terkadang lebih memilih menitipkan anaknya kepada seorang
pengasuh sehingga lupa akan tanggung jawabnya berupa cinta kasih secara
langsung dan seolah-olah tanggung jawab dalam mengurus dan mendidik anak
tetapi hendaknya jangan sampai lupa untuk memberikan perhatian yang cukup
kepada anaknya, terkadang orang tua yang demikian hanya memberikan barang-
barang kebutuhan anaknya saja dengan demikian sudah merasa cukup bahwa itu
adalah suatu perwujudan cinta kasih kepada anaknya, padahal selain itu ada
tanggung jawab yang lebih penting dari semua itu yaitu memberikan cinta dan
56
kasih sayang kepada anak-anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
cinta dan kasih ibunya. “Orang tua bertanggung jawab untuk merawat dan
membesarkan anak-anak mereka. Jika si anak tumbuh menjadi kuat, sehat dan
berguna bagi masyarakat, ini adalah hasil dari orang tua”. (Dhammananda,
1995:32).
Orang tua dalam mencari materi terkadang lupa akan kewajiban terhadap
anaknya, lupa memberiakan bimbingan dan kasih sayang demi pencarian harta itu
sendiri. Sehingga, anak akan merasa tidak diperhatikan dan sendirian tanpa
mempunyai perhatian dari orang tuanya. Hendaknya orang tua tidak egois hanya
cinta kasih dan kasih sayang dari orang tuanya. “Perolehan materi itu sendiri tidak
harus didirikan dalam hati kita sendiri sebelum kita dapat membawa damai bagi
akan tetapi keluarga juga penting untuk diperhatikan dan seharusnya “ Individu
itu hendaknya tidak terikat pada harta duniawi dan hendaknya dapat melepaskan
kebahagiaan manusia. Uang atau materi itu penting jika bisa menambah kemajuan
keladi dari segala kejahatan di dunia ini. Sifat mementingkan diri sendiri dengan
bersumber dari paham "Roh". Kebanyakan umat manusia tidak menyadari bahwa
paham "Roh" adalah racun ganas bagi mereka. Pikiran negatif tentang adanya
"Roh", "Aku", dan "Milikku" yang ditimbulkan dari paham tersebut merupakan
sumber dari semua kejahatan dan perselisihan dalam dunia ini, dari perselisihan
kecil dalam keluarga, sampai dengan tindakan kejahatan dan peperangan antar
bangsa.
Sebagai umat Buddha, pasangan suami istri harus mengingat nasihat dan
telah di fitnah oleh Cinca yang melontarkan tuduhan palsu bahwa beliau yang
sebaliknya sang Buddha dengan cinta kasih (metta) dan kesabaran bahkan kepada
buruknya sikap egois bila dikembangkan. Maka, seseorang akan mampu belajar
menerima kenyataan bahwa segala sumber masalah adalah dari dalam dirinya
merupakan pasangan yang mampu bertahan lama dan harmonis. Banyak perumah
tangga merasa bahwa konflik dan masalah sering muncul akibat mahluk lain
padahal tidak demikian halnya sebab konflik dan masalah timbul dari dalam diri
suami tidak mau menghormat istri, ketika suami istri menyampaikan pendapat
menghormat kepada orang lain yaitu: 1. seseorang yang terikat pada egonya
egonya, 2. seseorang yang telah terlepas dari egonya sehingga merasa sudah tidak
perlu menghormat.
Menurut pendapat para pakar Buddhis di atas bahwa untuk membuang sifat
egois itu sendiri adalah dengan cara: 1) mengembangkan cinta kasih, dan 2)
kesabaran.
mulia tentang tanpa kekerasan dan harus selalu siap mengatasi keegoisan dan
menunjukan jalan yang benar pada orang lain. Perjuangan tidak harus dilakuakan
dengan tubuh pisik, karena kejahatan bukan ada dalam tubuh kita melainkan
dalam pikiran. Tanpa kekerasan adalah senjata yang lebih efektif untuk melawan
Cinta kasih merupkan pondasi bagi rumah tangga yang bahagia. Di dunia
saat ini ada cukup kekayaan materi dan pekembangan intelektual. Walaupun harus
penasihat religius, penyair indah, dan pemimpin dunia yang berkuasa. Walaupun
kaum cendikiawa. Namun, tidak ada kedamaian dan keamanan sejati di dunia saat
ini. Ada sesuatu yang kurang dan yang kurang itu adalah cinta kasih atau niat baik
cinta kasih telah disabdakan oleh Sang Buddha, sebelas keuntungan ini boleh
diharapkan oleh orang yang telah berlatih dan mempunyai kebiasaan memberikan
(1) Tidur dalam kedamaian: orang yang penuh metta akan dapat tidur dengan
tenang dan bahagia. Apabila seseorang dapat tidur dengan suasana hati yang
tenang dan bahagia, terbebas kebencian, tentu akan dapat tidur dengan seketika.
Hal ini dapat dibuktikan secara nyata oleh orang yang penuh dengan metta, (2)
Akan bangun dalam kedamaian; karena individu tersebut tidur dengan perasaan
yang penuh metta maka akan terjaga dengan perasaan yang penuh dengan metta
orang yang baik dan penuh dengan welas-asih maka akan bangun dengan wajah
yang berseri-seri, (3) Tidak akan bermimpi buruk; di dalam mimpinya orang yang
penuh dengan metta tidak akan diganggu oleh mimpi-mimpi buruk. Karena pada
waktu jaganya orang tersebut penuh dengan metta, maka dalam tidurnya pun akan
merasa aman dan akan tidur dengan nyenyak dan kalaupun bermimpi akan
mendapatkan mimpi yang baik., (4) Akan disayangi oleh sesama manusia; orang
yang penuh metta yang mencintai orang lain maka akan disayangi oleh orang lain
karena telah menyayangi orang lain bahkan akan disegani oleh orang-orang, (5)
Akan disayangi oleh mahluk yang bukan manusia; dalam hal ini orang yang
melatih metta akan dicintai oleh mahluk-mahluk yang bukan manusia, oleh
binatang dan lain sebagainya karena daya tarik dan pancaran dari welas-asihnya,
seorang pertapa yang tinggal dan hidup di hutan tidak akan diganggu oleh
binatang buas, (6) Akan dilindungi oleh para dewa; mahluk-mahluk (dewa) yang
tidak terlihat oleh manusia akan melindungi seseorang yang penuh dengan metta,
(7) Tidak akan dapat dilukai baik oleh api, racun, atau senjata; karena kekuatan
metta orang akan dapat kebal dari bisa racun dan sebagainya, kecuali dikarenakan
karena pikiranya tidak terganggu oleh rasa permusuhan maka pemusatan pikiran
dapat dicapai dengan mudah. Dengan batin yang tenang akan dapat hidup di
dalam surga ciptaanya sendiri. Bahkan orang-orang yang bergaul dengan dirinya
akan dapat merasakan berkah itu, (9) Air mukanya tenang; metta mempunyai
pengaruh untuk menambah keindahan wajah seseorang, karena wajah atau muka
pada umumnya adalah merupakan pantulan dari keadaan batin. Ketika seseorang
dalam keadaan marah maka muka seseorang tersebut akan menjadi merah dan
biru dan akan menyebabkan orang tersebut menjadi menakutkan yang disebabkan
oleh aliran darah seseorang yang memuncak ke jantung, oleh sebab itu perlunya
raut wajah seseorang akan berseri-seri, dan (10) Mati dalam keadaan tidak
bingung: orang yang pikiranya penuh dengan metta akan meninggal dengan
tenang bagaikan kapal yang berlabuh di teluk yang teduh; tak ada pikiran benci
disayangi oleh semua orang dan terlindungi oleh mara bahaya. Selain untuk
pengembangan cinta kasih itu sangat banyak sekali dan penting dalam kehidupan.
cinta kasih, dalam diri seseorang kemarahan tidak akan muncul karena akan kalah
oleh rasa kasih sayang itu sendiri. Permusuhan yang disebabkan oleh keegoisan,
dapat di cegah sebelum muncul dan berkembang. Orang tua dalam mencari materi
62
dan kasih sayang demi pencarian harta itu sendiri, anak akan merasa tidak
yang jernih dan bersih penuh dengan cinta kasih maka pikiran buruk tidak akan
muncul. Sebab, bila pikiran buruk itu muncul maka menjadi awal mula dari
kebencian dan dari kebencian akan muncul pertikaian dengan orang yang di benci.
Memperaktekan sikap tanpa kekerasan sebagai suatu praktek cinta kasih dalam
kehidupan sehari-hari maka, semua mahluk akan merasa damai. Sebab, jika
kekerasan sering terjadi maka rasa aman didalam kehidupan tidak akan bisa di
nikmati oleh manusia dan sumber dari segala kehancuran adalah kekerasan.
egoisme itu sendiri dan pasanagan harus melaksanakan kewajibannya antara lain
adalah: dukungan mental; istri seharusnya dijadikan teman baik bagi suami,
demikian juga sebaliknya. Sehingga bila ada permasalahan, mereka dapat saling
harmonis akan tercipta dengan melaksanakan empat hal yaitu: (1) Komunikasi;
sangat perlu dibangun dalam suatu keluarga agar tidak terjadi salah pengertian.
63
Komunikasi yang dijalin seharusnya didasari oleh rasa kasih dan sayang. Ucapan
yang ramah tamah adalah kunci keharmonisan, (2) Saling mengerti; suami dan
istri harus mengerti hal-hal yang tidak disukai dan disukai oleh pasanganya.
Dengan pengertian ini, suami atau istri kemudian akan melakukan hal-hal yang
disukai dan menjauhi hal-hal yang tidak disukai oleh pasanganya. Dalam
menghadapi konflik harus mampu hidup rukun dan bertoleransi bila terdapat
konflik dalam mementingkan diri sendiri, (3) Mengikis sifat keakuan; tidak egois
Buddha berakar pada dukkha (segala sesuatu adalah tidak memberikan kepuasan
abadi), anicca (segala sesuatu adalah tidak kekal keberadaanya), dan anatta (tanpa
lain) juga harus dikurangi dengan merenungi ajaran Buddha, dan (4) Kesabaran;
pasangan yang melatih latihan tertinggi ini akan dapat menanggani banyak
Pembagian kerja serta tugas di dalam rumah tangga antara suami dan istri
sering mendapatkan masalah dan salah satu masalah yang muncul adalah ketika
pembagian kerja itu diwarnai dengan sikap egoisme yang berlebihan. Pendidikan
yang hanya bertujuan untuk ekonomi dan politik tetapi yang tidak mendukung
pertengkaran.
64
mengajarkan wanita yang tidak berfungsi sebagai seorang wanita atau seorang
ibu, lelaki bukan sebagai seorang lelaki atau seorang ayah, yang mengakibatkan
persaingan kerja antara kedua jenis kelamin yang dikenal sebagai hak asasi, yang
mendukung persamaan hak atas jenis kelamin. Diantara pasangan yang telah
menikah, ada anggapan bodoh bahwa siapa yang harus memimpin dan siapa yang
mendapatkan kerja, tetapi yang mengajarkan seorang lelaki menjadi seorang ayah
dan yang mengajarkan seorang wanita menjadi seorang ibu, ayah adalah yang
mencari nafkah bagi keluarga sehingga ibu tidak perlu bekerja lagi di luar rumah
warga Negara yang baik, yang tidak akan menciptakan penderitaaan bagi orang
tuanya karena kelakuan yang tidak benar. Anak-anak yang dididik dengan
pendidikan yang benar menyebabkan baik anak lelaki maupun anak perempuan
BAB IV
Pasangan suami istri harus mengembangkan cinta kasih dan kasih sayangnya
kepada pasangan dan anggota keluarga lainya dengan menhindarkan diri dari
Kebencian (Dosa) seperti yang telah diajarkan oleh Sang Buddha di dalam
yang diajarkan oleh Sang Buddha yang terdapat di dalam Sigallovada Sutta yaitu:
(1) Ibu dan ayah seperti arah timur, terdapat lima cara seorang anak harus
memperlakukan orang tuanya seperti arah timur yaitu: anak merawat orang
66
tuanya meninggal; terdapat lima cara orang tua memperlakukan orang tua seperti
arah timur yaitu: menunjukan kecintaanya terhadap anak, mencegah anak berbuat
jahat, mendorong anak berbuat baik, orang tua melatih anak-anaknya dalam suatu
pada waktu yang tepat; (2) Para guru seperti arah selatan, terdapat lima cara
menerima pelajaran dari gurunya; dan terdapat lima cara siswa-siswa yang
membuat para siswanya menguasai apa yang telah diajarkan, mengajar siswanya
dalam berbagai ilmu dan seni, membicarakan siswanya baik di antara sahabat-
(3) Istri dan anak-anak seperti arah barat terdapat lima cara seorang istri harus
yang telah diberikan oleh suaminya, pandai dan rajin di dalam menjalankan segala
Sebab, dengan dasar memberikan perasaan cinta dan kasih sayang terhadap orang
lain merupakan dasar bagi setiap individu agar mampu memberikan kewajiban-
Sigalovada Sutta ini mampu dilaksanakan dengan baik oleh para anggota rumah
macam penomena dan kejadian dalam rumah tangga memang disebabkan oleh
dan dengan sikap yang egois, sombong, dan tidak pernah mau mengalah apa bila
dinasehati karena merasa bahwa diri sendiri yang paling pintar merupakan sebab
dari konflik rumah tangga, pentingnya mengelola emosi itu sendiri adalah cara
mengembangkan rasa cinta dan kasih sayang dalam diri individu dengan
karena emosi yang negatif menjadi emosi yang penuh dengan metta atau cinta
kasih.
Sikap saling toleransi adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
konflik dalam rumah tangga, pencegahan terjadinya konflik dapat terwujud jika
sikap saling toleransi itu dikembangkan, seseorang akan mampu bersikap saling
menyampaikan pendapat dengan menunjukan sikap yang egois dan tidak perduli
dengan pendapat pasangannya, dan apabila pasangan mempunyai rasa cinta kasih
yang dalam pada dirinya, maka dengan rasa cinta itu pasti mampu untuk
Pasangan suami istri tidak mungkin untuk dapat menumbuhkan rasa saling
pengertianya jika tidak didasari rasa saling mencintai, dengan demikian maka
keegoisan akan selalu ada padanya, sikap tidak mau menghargai pendapat orang
lain dan hanya mau mementingkan kepentingan diri sendiri atau egoisme harus
mampuan pasanganya, tidak dengan sikap dendam dan tidak mau mengalah terus
antara pasangan bisa mencerminkan sifat suami istri sebagai seseorang yang tidak
egois karena mampu menerima kelemahan pasangan yang mungkin tidak bisa
diterima.
Suami istri harus bisa menghindarkan diri dari sifat Moha (kebodohan batin)
melainkan lebih bijaksana dalam mengahadapi masalah dan bukanya dengan rasa
emosi dan egoisme yang tinggi memarahi pasangan. Suami istri yang mampu
lebih baik daripada membuat masalah menjadi keruh dan berantakan. Tidak
memarahi pasangan dalam rumah tangga akan lebih mencerminkan sistuasi rumah
yang harmonis karena bila rumah tangga sistuasinya sering diwarnai oleh
percekcokan dan kemarahan maka sangat tidak baik bagi kesehatan rumah tangga
dingin, hanya saja bila masalah itu mempunyai kapasitas yang besar akan
tidak marah-marah harus tetap dijalankan. Karena, ketika emosi seseorang sedang
pikirannya dan dalam keadaan itu sudah tidak mungkin lagi bisa mendapatkan
Semua manusia pada umumnya ingin dihargai dan dicintai bahkan binatang
sekalipun, seekor anjing bila dipukul akan berteriak kesakitan karena memiliki
rasa dan sentuhan yaitu rasa sakit, demikian pula dengan manusia yang memiliki
tingkat kecerdasan dan akal pikiran yang lebih tinggi tentunya sensitifitas yang
dimilikipun akan lebih tinggi oleh karena itu dalam hal berbicara, bertindak
kepada mahluk atau individu lain, manusia harus berhati-hati dan teliti agar tidak
menyebakan masalah.
Perumah tangga yang terdiri dari individu yaitu suami istri dan anggota
keluarga lainnya, harus waspada dan hati-hati dengan tingkah laku dan ucapanya.
Salah satu bentuk kekerasaan yang muncul dalam rumah tangga adalah
kekerasaan melalui ucapan menghina dan mencemooh anggota keluarga, baik itu
suami istri atau anggota keluarga lainya, memang mencemooh atau menghina
71
bukan kekerasan fisik tapi akan berpengaruh terhadap psikologi atau kejiwaan
Suami istri yang bila terus menerus mencemooh dan menghina pasangannya
maka akan berakibat buruk bagi kelangsungan rumah tangga. Sebab belum tentu
pasangan yang dihina adalah orang yang sabar karena bila pasangan itu adalah
orang yang tidak sabar maka akan balas-membalas dan akhirnya percekcokanlah
yang akan terjadi, oleh sebab itu rasa egoime dengan cara mencemooh pasangan
yang telah diperbuatnya dan harus mau menerima keritikan yang disampaikan
oleh pasangannya dan bukanya egois dengan pendapatnya sendiri dengan tidak
mau dinasehati.
untuk dihindari. Akan tetapi, perumah tangga bisa meminimalisir sifat egoisme
Konflik yang sering terjadi antara suami dan istri bisa meliputi masalah
ekonomi yaitu uang belanja, masalah mengasuh anak, menyekolahkan anak, dan
jika dalam mengelola rumah tangga itu dengan sikap ketidakperdulian dan rasa
benar sendiri maka konflik pasti akan terjadi. Rumah tangga akan tidak utuh jika
keluarga atau rumah tangga itu diracuni dengan perselingkuhan diantara pasangan
yang membawa ketidakjujuran. Dalam hal ini pasangan harus ingat tanggung
jawab masing-masing dengan tidak egois yaitu tidak mau menjalankan tugas dan
Banyak pasangan yang merasa bahwa dirinya telah ditekan oleh tanggung
jawab rumah tangga sementara di sisi lain harus melakukan kewajiban yang lain
seperti pekerjaan dan hal ini adalah salah satu pemicu runtuhnya rasa cinta dan
kasih dalam rumah tangga, banyak anak yang kehilangan rasa cinta dan kasih dari
orang tuanya karena masing-masing orang tua beradu argument siapa yang
hal ini orang tua harus mau dan mampu membagi waktu untuk anak-anak dengan
Faktor lain yang menyebabkan hilangnya rasa tanggung jawab adalah karena
terdapat banyak kerugian yang ditimbulkan jika seseorang gemar sekali di dalam
Harta akan habis, 2. Sering bercekcok dengan orang lain, 3. Mudah terserang
kemerosotan moral dan batin, karena akibat dari mabuk-mabukan seorang suami
atau istri akan lupa terhadap kewajiban-kewajibanya sehingga tidak mudah untuk
dinasehati dan menjadi sombong dan egois karena watak baiknya sudah hilang.
Istri akan tetap bertahan walaupun dikhianati oleh suaminya. Itu semua
karena rasa cinta dan kasihnya yang dalam terhadap suaminya tetapi hendaknya
sepasang suami istri tidak mengotori cinta dan kasih sayang mereka dengan
perselingkuhan dan selalu mengembangkan rasa cinta dan kasih yang dalam dan
senantiasa untuk tetap menjaganya, agar konflik tidak terjadi di kemudian hari.
uang di meja perjudian, perang pendapat, berselingkuh dengan wanita atau pria
lain yang menyebabkan perumah tangga melalaikan bahkan lupa dengan tanggung
jawab bersama.
74
Menumbuhkan rasa cinta dalam diri anak maupun dalam diri orang tua
sangatlah penting. Sebab, jika orang tua tidak menyayangi anaknya maka akan
terus memberi tekanan-tekanan yang berupa sifat otoriter dan rasa untuk menang
berdasarkan disiplin yang otoriter berdampak kepada sistuasi mental yang buruk
bagi anak. Memberikan nasihat atau ajaran mana yang baik dan yang buruk dan
tidak boleh dilakukan oleh anak harus dengan dasar perasaan yang penuh dengan
rasa sabar. Kesabaran muncul karena adanya rasa cinta, terkadang anak akan
merasa tertekan jika terlalu diberikan aturan-aturan yang keras hal ini
menyebabkan anak jadi membenci orang tuanya karena merasa terlalu di tekan
dan di atur.
Rasa kebencian pada anak yang merasa tertekan akan memuncak ketika
seorang anak itu telah beranjak dewasa dan perlawanan demi perlawanan akan
dilakukan anak. Oleh sebab itu, orang tua harus memperhatikan hal ini dimana
dalam mendidik anak harus dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang agar
pertikaian antara anak dan orang tua tidak terjadi. Jadi, sebelum pertikaian itu
terjadi hendaknya orang tua lebih waspada dalam bersikap dan memberikan cinta
Orang tua memberikan pendidikan kepada anak dengan sikap yang penuh
cinta dan kasih dan sesuai dengan kewajiban di dalam sigalovada sutta yaitu
mencarikan jodoh, dan memberikan warisan pada saat yang sesuai, tetapi
pendidikan yang diberikan tidak terlalu otoriter dan keras melainkan orang tua
Jadi, orang tua maupun anak harus mampu sabar dalam menerima maupun
hidup dan tidak menjadi egois dengan memaksakan kehendak sendiri dengan
tidak memperdulikan sasaran yang dididik atau dinasehati, untuk itu perlunya
sikap sabar dalam memerikan pendidikan terhadap anak harus dikembangkan dan
dipertahankan.
konflik dan mengaggap pendapat orang lain salah hendaknya tidak ikut-ikutan
dengan sikap sabar adalah cara agar masalah yang timbul tidak menjadi besar dan
berkepanjangan.
temu untuk memecahkan konflik akan dapat dirasakan jika suami istri itu mau
masalah dari pada sikap rasional. Sehingga, pasangan tidak akan bertengkar hebat
jika menghadapi pasangan yang egois jika salah satu pasangan mempunyai sifat
sabar.
Manusia memang tidak terlepas dari sifat marah yang timbul dari emosi dan
setiap individu tentunya tidak pernah terlepas dari sifat pemarah, kesal, jengkel
dan dendam selama mahluk atau individu itu masih diliputi oleh ikatan nafsu
manusia.
masalah yang disebabkan oleh kesalahan yang telah dilakukan oleh orang lain
terhadap dirinya, merupakan suatu cara yang tepat agar tidak menimbulkan
masalah dan konflik baru. Salah satu cara untuk melatih diri agar tidak sering
diliputi oleh rasa marah adalah dengan membiasakan diri untuk hidup menjadi
yang telah dijelaskan oleh Sang Buddha bahwa kebencian janganlah dibalas
77
seseorang yang telah melakukan kesalahan terhadap diri kita hendaknya janganlah
kita kembali membalas mereka dengan kejahatan yang sama. Sebab, jika kita
membalas kebencian itu dengan kejahatan maka kita tidak ada bedanya dengan
orang yang telah jahat. Sebab, sama-sama telah melakukan kejahatan, selain itu
jika sikap saling balas membalas tidak dihentikan maka tidak akan ada ujungnya
yang ada hanya penderitaan dan kerugian yang akan di alami oleh kedua belah
pihak. Untuk itu, mengendalikan kemarahan dan membuang sifat pemarah itu
Menanamkan sifat pemaaf dalam diri seseorang itu sangatlah penting sebab
akan memberikan manfaat yang sangat besar sekali bagi semua mahluk, baik bagi
individu itu sendiri maupun bagi orang lain, dengan memberikan maaf kepada
mahluk lain kita sudah meringankan beban pikiran mahluk itu dan paling tidak
terhadap kita.
tetapi dengan suatu catatan bahwa maaf itu harus dengan rasa yang ikhlas dan
bukan paksaan dan dengan catatan orang yang telah melakukan kesalahan tersebut
tidak akan mengulangi kesalahn yang sama dikemudian hari, sebab jika kesalahan
78
yang sama dilakukan maka pemberian maaf tersebut sangat tidak berharga dan
percuma saja sebab seseorang yang telah diberikan maaf itu hanya memanfaatkan
kata maaf itu sendiri tanpa mengerti makna dan tujuan pemberian dari maaf itu.
tujuanya adalah, agar individu yang diberikan maaf dapat merubah segala
kekeliruanya dengan sikap yang lebih baik lagi. Karena setiap kesalahan dan
perbuatan pasti akan menimbulkan akibat dikemudian hari apakah itu akibat baik
atau buruk tergantung dari pelakunya, dan perbuatan yang salah yang pernah
dilakukan harus diimbangi dengan perbuatan baik bukanya cukup dibayar dengan
permintaan maaf semata dan perbuatan jahat tersebut sudah dikatakan sirna.
sebab dengan memberikan maaf maka kita sudah menyelesaikan satu perkara
yaitu tidak mendendam kepada orang lain, dengan memberikan maaf paling tidak
kita sudah melepaskan rasa dendam dan saling bermusuhan. Karena, bila
seseorang masih menyimpan dendam terhadap orang lain maka akan tetap
menyimpan rasa ingin bermusuhan yang tidak henti-hentinya dimana jika kita
sudah memusuhi orang lain maka pasti ujung-ujungnya adalah konfliklah yang
akan timbul.
(mawas diri) seseorang tidak akan melimpahkan semua kesalahan kepada orang
lain, karena bila seseorang mau melihat ke dalam dirinya maka sikap egois dan
kelebihan yang dimiliki oleh diri sendiri. Dengan demikian, sifat sombong,
merasa diri paling benar aatu egoisme akan dapat diminimalkan. Sehingga konflik
dilakukan dan apa yang belum dilakuan bagi kesejahteraan rumah tangganya akan
lebih baik dari pada mencari-cari kesalahan yang telah diperbuat oleh pasangan.
Seorang suami atau istri hendaknya lebih merenungkan kembali perbuatanya yang
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki untuk kepentingan bersama dalam rumah
tangga.
perbuatannya apakah sudah cukup atau belum di dalam membantu dan menjaga
individu itu harus mawas diri dengan tidak mencari-cari kesalahan-kesalahan yang
diperbuat maupun yang dimiliki oleh pasangan sehingga rasa rendah diri akan
muncul dan tercipta dalam pribadi yang egois, dengan demikian kebahagiaan
agar watak baik dari individu tersebut menjadi terlatih dan menjadi manusia yang
memiliki moral yang baik. Sehingga, kehidupan berumah tangga akan menjadi
dominan dengan perbuatan yang merugikan, maka individu itu wajib untuk
kesalahan yang telah diperbuatnya maka sikap toleransi dan mau mengalah akan
bermanfaat atau tidak bermanfaat baik untuk dirinya maupun lingkungannya. Jadi,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pamahaman tentang eoisme dalam rumah tangga, akibat baik maupun buruk sikap
egois di dalam rumah tangga, upaya-upaya untuk mengatasi sikap egoisme dengan
berpedoman kepada isi sigalovada sutta telah diuraikan. Oleh karena itu untuk
82
berikut:
a. Bahwa bila dikaji lebih dalam dari berbagai sumber literature serta kandungan
makna secara umum bahwa sikap egoisme dalam rumah tangga, penyebab
b. Perjodohan anak.
d. Hubungan seksualitas
e. Persaingan Bisnis.
egois di dalam bertindak mengahadapi berbagai persoalan hidup, baik rasa egois
itu muncul di sebabkan oleh tingkah laku pasangan maupun rasa egois itu sendiri
di sebabkan oleh keadaan dan kondisi yang menuntut manusia untuk bertindak
a. Egoisme merupakan sifat yang datang dari dalam individu yang disebabkan
oleh:
kasih atau metta karena melatih diri mengmbangkan cinta kasih Metta ,
mengikuti ego. Perumah tangga harus puas dengan satu istri atau suami.
Banyak akibat buruk dari siakp egois baik ditinjau dari umum maupun
hidup berumah tangga yang sesuai dengan sigalovada sutta hampir tidak
dilaksanakan.
Sikap egois merupakan sebab dari konflik yang terjadi di dalam rumah
tangga yang mengakibatkan sebuah rumah tangga menjadi berantakan dan tidak
bahagia, oleh sebab itu berpedoman kepada sigalovada sutta agar perumah tangga
anggota keluarga.
84
sesuatu adalah tanpa aku roh jiwa yang kekal sehingga sikap egoisme pada
5.2 Saran
tangga. Sehingga akar egoisme seperti Dosa, Lobha, dan Moha bisa diminimalisir.
Selain itu kerjasama yang baik antara orang tua dengan anak, anak dengan orang
tua dalm hal berkomunikasi sangat penting sebelum melakukan tindakan yang
berhubungan dengan kepentingan pribadi agar tidak menjadi suatu tindakan yang
egois. Orang tua dan anak harus memahami benar makna dari sigalovada sutta
agar bisa menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, demikian pula orang tua
mengetahui apakah tindakannya sudah benar atau tidak, apakah sudah sesuai
dengan Sigalovada Sutta sehingga kedisiplinan dan tanggung jawab orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Http://erwin-arianto.blogspot.com/2008/05/melepas-topeng egoisme-pribadi.html
di akses pada hari senin, 05 May 2008 22:35:09-0700
Saukah, Ali, 2000, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Negeri Malang.
Tim Penerjemah Kitab Suci Agama Buddha. 2004. Sutta Pitaka Anggutara
Nikaya I. Jakarta: Dewi Kayana Abadi Jakarta.
Tim Penyunsun Kitab Suci Agama Buddha. 1982, Digha Nikaya, Jakarta. Proyek
Pengadaan Kitab Suci Buddha Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Hindu dan Buddha Departement Agama RI.
Tim Penyunsun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. 1991. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka.
Widiyawati, Endang, S.p.d. 2001. Petikan Angutara Nikaya Kitab Suci Agama
Buddha. Numerical Discourses Of The Buddha. Wisma Meditasi dan
Pelatihan Dhammaguna.
LAMPIRAN :
A : Angutara Nikaya
AA : Angutara Nikaya Athakhatha
ABhp : Abhidhanappadika
Ap : Apadana
Av.S : Avadana Satak
Bdhd : Buddhadatta
Bu : Buddhavamsa
Cp : Carya pitaka
Cpd : Compedium
D : Digha Nikaya
DA : Digha Nikaya Atthakatta= Sumangalanivilasini
Davs : Dhatavamsa
Dh : Dhammapada
Dhk : Dathukatha
88
Dhs : Dhammasangani
DhsA : Dhammasangani Athakatha= Atthasalini
DhsAA : Dhammasangani Tika=Mila Tika
Dial : Dialogue
Divy : Divyavadana
Dpvs : Dipavamsa
It : Itivuttaka
Iti : Itivittaka (Visudhimagga)
J : Jataka
JAOS : Jounal Amer. Or. Soc
Jas : Jounal Asiatique
JPTS : Journal Pali Text Society
JRAS : Journal Royal Asiatic Society
Jtm : Jatakamala
Kacca : Kaccayana
Kh : Khuddakapatha
KS : Kindred Sayings
Kvu : Katahavathu
KZ : Khun’ s Zeitsschrift
Lal.V. : Lalita Vistara
M : Majjhima Nikaya
Mhbv : Mahabodhivamsa
Miln : Milindapanha
Mvasthu : Mahavaststhu
Mvyut : Mahavyutpatti
Nd : Mahaniddesa
Nd : Cilaniddesa
Nett : Nettipakarana
Pgdp : Pancagatidipana
Pe : Petakopadesa
Ps : Patisambhidamagga
PsA : Patisambhidamagga Atthakata= Saddhammappkasini
Pug : Puggalapannati
Pv : Petavatthu
S : Samyutta Nikaya
SBE : Sacred Book Of The East
Sdhp : Saddhammopayana
Siks : Siksasamuccaya
Sn : Sutta Nipata
Thag : Theragatha
Thig : Therigatha
Ud : Udana
Vbh : Vibhanga
Vin : Vinaya
Vism : Visuddhimagga
Vv : Vimanavatthu
89
RIWAYAT HIDUP
Giri rahito dilahirkan pada tanggal 07 Juli 1984 di Lombok, putra kedua dari
Bapak Renatha dan Ibu Nusasip. Pendidikan SD ditamatkanya pada tahun 1996 di
SDN I Lendang Bila, Lombok Barat, dan SMP pada tahun 1998 di SMPN I
pada tahun 2002, dan Pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi
90
1.