You are on page 1of 6

Pogram-program Tahun 2008

A. Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi

Dewasa ini jumlah perguran tinggi di Indonesia sudah mencapai lebih dari 2.700 buah
baik berupa universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, maupun akademi yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Jumlah tersebut menggambarkan
cukup besarnya upaya pembinaan dan pengembangannya.

Ke depan perguruan tinggi dihadapkan kepada tantangan yang besar: bagaimana upaya
meningkatkan dirinya dalam bidang manajerial, menata dirinya menjadi perguruan tinggi
yang sehat dan memiliki daya saing tinggi. Dalam rangka penataan perguruan tinggi
secara menyeluruh, pemerintah telah memberikan kebijakan otonomi dan sudah 7
perguruan tinggi berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Bahkan,
pemerintah besama DPR sedang merampungkan Undang-Undang BHP. Artinya,
diharapkan seluruh perguruan tinggi pada saatnya nanti akan berubah status menjadi
BHP.

Pada kenyataannya perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat relatif lebih
banyak menghadapi berbagai permasalahan baik internal maupun eksternal. Konflik
yayasan pengelola cukup dominan dan persaingan kualitas justru membuka peluang
untuk terjadinya pelanggaran norma penyelenggaraan pendidikan tinggi disebabkan oleh
semakin tingginya kesadaran masyarakat pendidikan khususnya bagi calon mahasiswa
untuk menentukan pilihan perguruan tinggi. Sementara itu, pemerintah dalam hal ini
Ditjen Pendidikan Tinggi untuk sementara tidak membuka perguruan tinggi baru
terkecuali politeknik.

Dalam upaya pembinaan dan regulasi peningkatan kualitas sistem dan hasil pendidikan
tinggi disusunlah program-program dengan tujuan:

1. Menyiapkan bahan kebijakan teknis, Pembinaan dan penataan Kelembagaan


Pendidikan Tinggi;
2. Melaksanakan pengendalian kelembagaan perguruan tinggi khususnya dalam hal
kuantitas;
3. Mengentaskan berbagai permasalahan penyelenggaraan pendidikan tinggi;
4. Mewujudkan ketersediaan data dan informasi kelembagaan perguruan tinggi

Kegiatan ini diarahkan pada seluruh perguruan tinggi yang berada di bawah naungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional, yang meliputi
perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Masyarakat, yang berbentuk
Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi.

A.1. Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi


Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk sementara waktu tidak membuka
pendirian perguruan tinggi baru. Dengan demikian perguruan tinggi yang
diselenggarakan masyarakat lebih diarahkan pada upaya-upaya: penggabungan (merger),
alih kelola yayasan, alih binaan dari departemen lain ke Depdiknas, pindah lokasi dari
kota besar (Provinsi) ke daerah (kabupaten) dan perubahan nama atau bentuk perguruan
tinggi. Sedangkan bagi perguruan tinggi pemerintah, upaya pengembangan akademik
berupa pembukaan program studi/jurusan/fakultas diserahkan kepada perguruan tinggi
masing-masing dengan konsekuensi pembiayaan secara mandiri.

Dinamika perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen dan


organisasi, kebutuhan pasar kerja; cukup berpengaruh kepada eksistensi perguruan tinggi
Indoensia. Dalam hubungan ini, organisasi dan tata kerja dan Statuta perguruan tinggi
juga mengalami perubahan AD/ART perguruan tinggi secara besar-besaran.

A.2. Pengentasan Masalah Kelembagaan Perguruan Tinggi


Dalam rangka pengendalian kualitas pendidikan tinggi Ditjen Dikti khususnya dalam hal
penyelenggaraan pendidikan, sudah hampir 15 tahun melakukan edaran larangan
penyelenggaraan perkuliahan dengan model ”kelas Jauh”, Sabtu-Minggu, Eksekutif,
Kelas Khusus” secara terus menerus. Pada kenyataannya masih banyak perguruan tinggi
yang menyelenggarakannya.

Konflik ditubuh yayasan maupun konflik di perguruan tingi masih sering terjadi. Bahkan
penanganannya sampai ke pengadilan. Dengan demikian Ditjen Pendidikan Tinggi
terlibat dalam posisinya sebagai saksi ahli akan tetapi juga sebagai tergugat.

A.3. Pendataan Kelembagaan Perguruan Tinggi


Semua proses penataan kelembagaan dikelola dan didata untuk dijadikan bahan
pengembangan selanjutnya.
Untuk melaksanakan ketiga rencana program di atas dilakukan melalui mekanisme
sebagai berikut.

1. Koordinasi dengan instansi terkait seperti Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas,
Inspektorat Jendral Depdiknas, Kopertis, perguruan tinggi dan instansi terkait
lainnya.
2. Kajian dan telaah masalah mengacu kepada peraturan perundang-undangan,
3. Melakukan penelitian lapangan berupa supervisi dan klarifikasi langsung,
4. Menjadi saksi ahli baik dalam proses BAP Kepolisian dan persidangan
5. Proses administratif penataan kelembagaan perguruan tinggi
6. Pencatatan dan pengolahan data kelembagaan perguruan tinggi.
7. Pedoman pendampingan untuk penerapan organisasi Badan Hukum Pendidikan di
lingkungan perguruan tinggi. Waktu pelaksanaan serangkaian rencana program di
atas dilaksanakan sepanjang tahun

. Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan

B.1. Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan Melalui Unit Kegiatan


Kepramukaan, Unit Bela Negara (Resimen Mahasiswa), Unit Mahasiswa Pencinta
Alam (Mapala), Unit KSR-PMI Mahasiswa
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan oleh UKM Kepramukaan, Menwa, Mapala,
dan KSR-PMI pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu membentuk karakter
dan jati diri seseorang, khususnya mahasiswa. Namun dalam pelaksanaan kegiatan setiap
UKM mempunyai ciri khas masing-masing.

• Kegiatan “Jambore Pramuka Mahasiswa Tingkat Nasional”. Kegiatan


kepramukaan mempunyai ciri khas, yaitu melakukan kegiatan dengan
mengadakan kemah di alam terbuka. Hal ini merupakan salah satu cara yang
efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan
mental/moral spiritual, fisik, intelektual, emosional dan sosial manusia
(mahasiswa). Hidup dalam perkemahan di alam terbuka yang jauh dari kota
(tempat tinggal) yang penuh dengan kemudahan, kemewahan, ketergantungan,
mendorong peserta/kaum muda untuk menyadari (introspeksi) tentang apa yang
perlu dan nyata dalam kehidupan ini. Oleh karena itu kegiatan kepramukaan
melalui kemah merupakan bentuk aktifitas yang rekreatif tetapi bersifat edukatif
yang dijadikan bagian kegiatan kepramukaan yang esensial dalam proses
pendidikan. Kegiatan ini merupakan kegiatan dua tahunan dan pada tahun 2007
kegiatan tersebut telah dilaksanakan di Universitas Negeri Gorontalo, dan tahun
2009 akan dilaksanakan di Universitas Lampung.

• Kegiatan “Temu Wicara dan Kenal Medan, Mapala (Mahasiswa Pecinta


Alam) Tingkat Nasional” . Kegiatan Mapala mempunyai ciri khas dengan
mendekatkan aktifitasnya di lingkungan alam semesta, seperti mendaki gunung,
arung jeram, dan kegiatan sejenis lainnya. Hal ini merupakan bentuk kegiatan
yang diharapkan dapat menyatukan antara energi manusia dengan alam. Seperti
yang terjadi akhir-akhir ini hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi bencana
alam yang cukup membuat derita masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa alam
sudah tidak bersahabat lagi dengan kehidupan manusia, dan dimungkinkan karena
tidak mampunya manusia memelihara alam ini dengan baik. Selain itu dengan
aktifitas di alam pedalaman, mahasiswa akan lebih mudah untuk introspeksi diri,
yang dapat membentuk sifat manusia untuk saling menghormati diantara sesama,
walaupun berbeda agama, suku, ras, maupun Negara. Pada tahun 2007 kegiatan
tersebut telah dilaksanakan di Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, dan
tahun 2009 akan dilaksanakan di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

• UKM Bela Negara atau Menwa (Resimen Mahasiswa) mempunyai salah satu
kegiatan, yaitu “Napak Tilas Jejak Pejuang”. Kegiatan ini dilakukan dengan
berjalan kaki menelusuri jejak pejuang jaman dulu dengan menempuh jarak
berkilo-kilo meter yang seolah-olah para mahasiswa seperti melakukan gerilya
untuk memerangi penjajah. Selain itu di setiap daerah terpencil dilakukan dialog
dengan tokoh masyarakat pedesaan untuk berdiskusi tentang nilai-nilai persatuan
dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengingatkan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa agar menghargai
semangat pejuang dalam membela bangsa demi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Oleh karena itu kegiatan ini perlu didukung dan
dikembangkan, karena kegiatan ini dapat membentuk mahasiswa mempunyai
nasionalisme yang tinggi. Pada tahun 2007 kegiatan tersebut telah dilaksanakan di
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan Perguruan Tinggi pelaksana pada
tahun 2008 akan ditentukan pada Rakornas Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang
Kemahasiswaan yang akan datang.

• KSR-PMI mempunyai kegiatan “Temu Bhakti KSR-PMI Perguruan Tinggi


Tingkat Nasional”. PMI (Palang Merah Indonesia) sebagai suatu organisasi
sosial kemanusiaan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan sangat tergantung
kepada peran serta sukarelawan. Kelompok pemuda, khususnya mahasiswa yang
menjadi sukarelawan PMI disebut KSR-PMI (Korp Sukarela Palang Merah
Indonesia). Para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu
sebagai pelopor kaum muda untuk menjadi sukarelawan dan mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap tugas-tugas kemanusiaan. Karena dengan
aktifitas tersebut dapat membentuk sikap mental para mahasiswa, dalam rangka
membangun karakter dan jati diri bangsa. Pembinaan dan pengembangan KSR-
PMI di kalangan mahasiswa dimaksudkan untuk mewadai dan membina rasa
kesetiakawanan sosial dan jiwa kemanusian antara mahasiswa maupun generasi
muda pada umumnya. Oleh karena itu para mahasiswa diharapkan tidak hanya
giat menuntut ilmu dan mengasah otak di bidang ilmu yang ditekuni, tetapi juga
perlu mempunyai kepedulian sosial terhadap lingkungannya. Kegiatan ini
merupakan kegiatan dua tahunan, pada tahun 2007 kegiatan tersebut telah
dilaksanakan di Universitas Abulyatama, Nangroe Aceh Darussalam, dan tahun
2009 akan dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jambi.

B.2. Pengembangan Soft Skills Bagi Mahasiswa

Dampak Globalisasi dan arus informasi yang sangat pesat telah membawa konsekuensi
terhadap pembangunan manusia di seluruh dunia. Segala upaya telah dipersiapkan oleh
manusia dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan, diantaranya manusia
senantiasa berupaya meningkatkan potensi dirinya agar menjadi manusia bersumber daya
yang berkualitas. Kualitas SDM Indonesia bukan saja berada dalam taraf yang rendah,
namun juga mengalami penurunan, Hal ini dapat disimak dari laporan World
Competitiveness Yearbook (2004) tentang tingkatan daya saing. Di lingkungan regional,
daya saing SDM Indonesia berada pada urutan paling rendah dibandingkan dengan
Singapura (peringkat 2), Malaysia (peringkat 16), Thailand (peringkat 29) dan Philipina
(peringkat 52). Bila kondisi demikian dipertahankan, maka dalam jangka panjang dapat
diduga bahwa cita-cita untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat akan menjadi sekedar
impian belaka.
Persaingan dalam dunia kerja juga semakin ketat, dan pada umumnya para pengguna jasa
(Stakeholders) menginginkan pekerjanya selain memiliki kemampuan kognitif (IPK yang
tinggi) juga memilikii soft skills yang dibutuhkan, seperti motivasi yang tinggi,
kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kompetensi interpersonal, dan orientasi nilai
yang menunjukkan kinerja yang efektif. Fenomena ini sesuai dengan hasil penelitian
NACE (National Association of Colleges and Employers) pada tahun 2005 yang
menyebutkan bahwa pada umumnya pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian kerja
berupa 82% soft skills dan 18% hard skills.

Perguruan Tinggi yang berperan sebagai sarana bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia diharapkan memainkan peran sentral dalam peningkatan daya saing bangsa.
Oleh karena itu sistem pembinanan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi diharapkan
menjadi wahana untuk mengubah pola pikir, pola sikap mahasiswa untuk menuju
terwujudnya lulusan yang handal.

Dalam mempersiapkan lulusan yang berkualitas, setiap Perguruan Tinggi perlu


melakukan Program Pengembangan Kemahasiswaan melalui program-program berikut:
(1) Penalaran dan Keilmuan; (2) Bakat, Minat, dan Kemampuan; (3) Kesejahteraan; (4)
Kepedulian Sosial; (5) Kegiatan Penunjang. Semua program kemahasiswaan di atas
diharapkan dapat meningkatkan kesiapan bersaing mahasiswa, melatih mahasiswa dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan, serta meningkatnya soft skills
mahasiswa.

Realisasi peningkatan kualitas lulusan yang memiliki kompetensi pada bidangnya,


berkepribadian dengan penguasaan soft skills, serta siap pakai dapat diupayakan melalui
pembelajaran yang optimal dan mengarah kepada pengembangan soft skills. Melalui
program ini para lulusan Perguruan Tinggi diharapkan menguasai keterampilan meraih
sukses (akademik dan non akademik) yang meliputi keterampilan belajar, berpikir, dan
keterampilan mengelola hidup. Untuk itu diperlukan kerja keras bersama, bukan hanya
dari pihak manajemen Perguruan Tinggi saja, namun juga seluruh civitas akademika agar
seluruh atmosfir yang akan tercipta merupakan potret visi bersama dalam lingkungan
pendidikan yang berpihak pada intelektual, moral, sikap kritis, persistensi tinggi dan
memiliki karakter kesiapan daya saing.

Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut di atas, Direktorat Kelembagaan, Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi telah menyusun Buku Panduan Penyusunan Proposal
Program Pengembangan Soft Skills bagi Mahasiswa yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi pihak Manajemen Perguruan Tinggi dalam mengajukan proposal untuk
mendapatkan dana yang diperlukan dari Pemerintah. Program ini dirintis mulai tahun
2007 dengan mengalokasikan dana untuk 15 proposal, masing-masing proposal maksimal
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah), namun berdasarkan proposal yang masuk ternyata
di luar dugaan, yaitu sebanyak 194 proposal. Oleh karena itu Direktorat Kelembagaan
Ditjen Pendidikan Tinggi mengupayakan agar alokasi yang telah direncanakan dapat
ditambah, dan akhirnya menjadi 20 proposal yang dibiayai kegiatannya. Mengacu pada
pengalaman tahun 2007, maka pada tahun 2008, Direktorat Kelembagaan Ditjen
Pendidikan Tinggi menambah alokasi untuk 50 proposal yang akan dibiayai kegiatannya
dan masing-masing proposal maksimal Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

B.3. Penyertaan Mahasiswa Indonesia Mengikuti Event Olahraga Di Luar Negeri


(Asean, Asia, Dan Dunia)

Kompetisi antar mahasiswa melalui olahraga pada tingkat internasional merupakan


bentuk aktifitas yang cukup strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa, sekaligus
untuk mempererat persahabatan sesama mahasiswa dalam rangka mewujudkan
perdamaian dunia. Mengingat prestasi olahraga di Indonesia belum menggembirakan,
maka Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti telah mengalokasikan dana untuk
mengikutsertakan mahasiswa mengikuti event olahraga di luar negeri dengan
memprioritaskan cabang olahraga yang diproyeksikan dapat bersaing dengan
atlet/mahasiswa dari Negara peserta lainnya. Proyeksi tersebut berdasarkan hasil seleksi
POMNas (Pekan Olahraga Mahasiswa tingkat Nasional) dan Kejurnas (Kejuaraan
olahraga tingkat Nasional) Antar Perguruan Tinggi, dan pertimbangan Induk Cabang
Olahraga yang bersangkutan berdasarkan data-data prestasi atlet/mahasiswa. Sebagai
contoh prioritas cabang olahraga yang diikutsertakan pada event olahraga di luar negeri,
antara lain; Badminton, Tennis, Catur, dan Bridge.

Olahraga antar mahasiswa pada tingkat internasional telah dikelola oleh organisasi yang
bernama FISU (Federation Internationale du Sport Universitaire). Oleh karena itu
penyertaan mahasiswa Indonesia dalam mengikuti event internasional harus melalui
organisasi Bapomi (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia) yang dibentuk oleh
Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi. Sebagai contoh event olahraga
internasional yang pernah diikuti Bapomi, antara lain (1) Pada tahun 2006, Bapomi
mengikuti ASEAN University Games XIII di Vietnam, dan Indonesia dapat meraih
urutan ke tiga setelah Vietnam (tuan rumah) dan Thailand, (2) Pada tahun 2007
mengikuti olahraga tingkat dunia, yaitu Universiade XXIV di Bangkok, dan Indonesia
mendapatkan 3 medali perunggu, yaitu 1 medali perunggu dari cabang olahraga
Badminton beregu putra, 1 medali perunggu dari cabang olahraga Tennis tunggal putri,
dan 1 medali perunggu dari cabang olahraga Tennis beregu putra. Pada tahun 2008
Indonesia akan mengikuti ASEAN University XIV di Kuala Lumpur - Malaysia, pada
tanggal 11 s.d. 21 Desember 2008.

You might also like