You are on page 1of 195

Namaku Izrail !

Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Namaku
Izrail !
Status : Final, Edisi Artikel
Revised on : 30/09/2008 1:51:21

Dialog Imajinal Gue

Atmonadi

2
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Prakata

Bismillahirrahmaannirraahiim

Segala puji dan syukur sepatutnya hanya


ditujukan untuk Allah SWT, Sang Maha
Pencipta yang menebarkan kasih sayang untuk
semua makhluk-Nya, yang maujud dalam
bentuk materi fisik maupun yang diselimuti
kegaiban-Nya dan yang menggenggam
kehidupan semua makhluk-Nya.
Al-Iradah-Nya adalah kehendak dan
keinginan-Nya yang tak terbantahkan,
al-Qudrah-Nya adalah Arasy
Kemahakuasaan-Nya yang menopang semua
alam yang ada beserta isinya, yang
menghendaki Keserbarahasian-Nya terungkap
dari Perbendaharaan-Nya yang tersembunyi
dalam maujud al-Haba (gelombang gravitasi)
dan Nur Muhammad (gelombang
elektromagnetik) dengan perintah “Kun Fa
Yakuun”.

Shalawat dan salam kusampaikan kepada Nabi


Muhammad SAW sebagai maujud Af’al,
3
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Asma-asma dan Sifat-sifat-Nya yang


paripurna, Adimanusia, Insan Kamil dan
Gurujati semua manusia, keluarga dan
kerabatnya, para sahabatnya, para aulia dan
para pewaris serta penyampai ilmunya, yang
meneruskan rahmatnya kepada seluruh alam
dan penghuninya, yang merentang menembus
batas-batas ruang-waktu : dulu, kini dan nanti.

Kematian pastilah akan datang, kepada semua


makhluk yang bernyawa, dimanapun ia berada,
dan dalam keadaan apapun. Maka dalam
banyak kesempatan, Nabi Muhammad SAW
selalu mengingatkan kepada umatnya untuk
mewaspadai setiap saat gerak-geriknya.
Bahkan, ia yang menjadi Habib Allah (Kekasih
Allah) penutup para Nabi dan Rasul pun tidak
luput dari datangnya ajal, lengkap dengan
segala rasa takut , kengerian, dan
penderitaannya. Kematian yang dialami oleh
Nabi SAW adalah suatu hikmah dan pelajaran
bagi kita semua, bahwa Allah SWT Maha
Berkehendak, sehingga dahsyatnya sakratul
maut dan datangnya Malaikat Maut tak akan
dapat dielakkan oleh semua makhluk-Nya.

Dalam literatur Islam, malaikat maut dikenal


dengan nama Izrail, dialah yang merupakan
salah satu malaikat utama Allah yang bertugas
mencabut nyawa semua makhluk yang
4
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

bernyawa. Izrail yang akan datang setiap saat


kepada manusia, adalah suatu peringatan yang
nyata, bahwa manusia semestinya lebih mawas
diri atas segala perilakunya sendiri selama ia
hidup di dunia. Risalah tentang Izrail ini, yang
saya beri judul “Namaku Izrail!”, kurang lebih
dimaksudkan untuk mengingatkan saya dan
kita semua, bahwa Izrail pasti akan datang. Ia
adalah pelaksana kiamat kecil yang nampaknya
saat ini banyak tidak disadari oleh kita semua.
Sehingga, seringkali kita alpa dan lalai untuk
mengingat mati. Risalah ini memang risalah
mawas diri tentang kematian, tentang
berakhirnya semua peluang kita untuk
mengumpulkan bekal guna kembali
kepada-Nya. Apakah kita kembali dengan
meniti Shiraatal Mustaqim atau terpelanting dari
jembatan itu, maka sudah menjadi kewajiban
kita untuk mengingat kematian.

Tak ada bekal yang dapat kita bawa saat


kematian kita, kecuali amal shaleh sebagai
orang yang beriman kepada-Nya dan kain
kafan, tidak harta benda, intan, emas, permata,
tidak juga istri yang kita cinta, ataupun
anak-anak kita, kecuali amal shaleh yang
diridhai oleh-Nya. Maka ingatlah kematian,
dan bersiap-siaplah dengan bekal yang dapat
Anda bawa.

5
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Akhir kata, semoga risalah tentang kematian


ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Lebak Bulus, 27 Nopember 2004


Atmonadi

6
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

“Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau


pastikan bila dia datang,maka persiapkan dirimu
untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu
sedang engkau dalam keadaan lengah” (Nasihat
Luqman kepada anaknya)

7
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 1
Prolog
"Namaku Izrail".

Tiba-tiba saja ia berdiri dihadapanku.


Memperkenalkan diri, entah dari mana. Terus
terang, aku melongo ketika orang atau lebih
tepatnya mahluk itu ada dihadapanku. Entah
kenapa, aku tidak terlalu kaget. Hanya saja,
memang muncul rasa heran dan takut.
Tubuhku yang sedang leyeh-leyeh berbaring
setengah terangkat. Aku menatapnya.
Persisnya, bengong melihatnya berdiri di
hadapanku. Meski rasa takut menyergapku,
aku seakan-akan tidak merasa asing dengan
sosok ini. Kayanya pernah kenal, tapi dimana
gitu. Dalam beberapa saat aku seperti pikun.
Lupa. Tepatnya nggak tau. Apakah pernah
bertemu dengannya atau tidak. Sepertinya aku
mengalami dejavu, pikirku.

Cukup lama ia memandangku dengan diam


setelah dia menyebutkan namanya begitu saja.
Padahal aku nggak minta diperkenalkan.
Boro-boro perkenalan, dia begitu saja
mengada. Makanya siapa dia pun aku nggak
8
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

ngeh. Izrail katanya. Siapa ya? Rasanya nama itu


pernah kukenal dengan baik. Tapi, aku
lagi-lagi tidak mampu menggali memori dari
otakku yang tiba-tiba menjadi beku.

Ia nampaknya termasuk mahluk yang tak mau


tau. Tepatnya super cuek. Apakah aku mau
atau tidak, nampaknya ia memang tak peduli.
Bilamana ia mau, ia akan memperkenalkan diri.
Bila tidak, ya sudah lewat begitu saja. Tak
peduli orang yang disapanya mau atau tidak.
Apakah yang di datanginya jantungan atau
tidak. Baginya itu nampaknya tidak menjadi
soal benar. Apalagi kemunculannya yang
tiba-tiba begitu. Seperti menyergap dari
ketiadaan. Muncul begitu saja. Pokoknya,
itulah gambaranku tentang sosok super cuek
itu.

Bagi yang penakut, mungkin kemunculannya


bisa membuat semaput. Dia seperti hantu.
Untungnya, aku termasuk bukan manusia
yang kagetan. Jadi, kemunculannya yang
tiba-tiba itu tidak terlalu membuatku semaput.
Tapi, yang jelas memang otakku serasa
membeku. Seperti sekarang ini. Memandang
dengan bodoh ke sosok yang luar biasa
ganteng ini.

9
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ganteng? Hmmm. Kupikir-pikir, memang aku


belum pernah melihat wajah seperti dia ini.
Wajahnya lebih mirip manekin yang dipajang
ditoko-toko ketimbang manusia. Halus,
berkulit bersih, bahkan seperti menimbulkan
pendar sinar. Meskipun, kebersihan kulitnya
agak sedikit gimana gitu. Tidak lazimlah.

Warnanya bersih, mendekati merah dadu


seperti pipi bayi itu. Nah, sekarang dia
senyam-senyum dikulum. Seperti seorang
teman lama yang sedang menggoda. Wah,
pikirku, ni orang kalau ikut kontes Indonesian
Idol atau AFI 1 barangkali langsung menang,
yang lainnya langsung bertumbangan.

"Sudah tau siapa aku?", lanjutnya


memecahkan kebingunganku.
"Eh..emmmm yyyaa...siapa ya", sahutku, agak
menyentak karena sedikit kaget. Dengan
sedikit gemetaran dan tergagap-gagap aku
menjadi grogi. Tapi, tetap saja lagi-lagi aku
masih belum ngeh siapa dia. Padahal dia sudah
menyebutkan namanya. Nama itu memang
terdengar tidak asing. Cuma, aku lagi-lagi lupa
dimana pernah mendengar nama itu.

1
AFI = Akademi Fantasi Indonesia
10
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dia tersenyum simpul. Swear, senyumnya


termasuk kategori senyum manis bagi
makhluk berjenis kelamin laki-laki (terus
terang saja, jenis jender ini perlu saya buat
dengan font italyc karena saya sendiri bingung
ini orang laki-laki atau perempuan).

Kemudian dengan perlahan ia berkata" Aku


diminta menjemputmu...".
"Siapa?", tanyaku masih setengah bingung.
"Dia...", katanya pendek.
"Dia siapa ya?", tanyaku lagi, otakku masih
beku, tak bisa menduga dan tak tahu dengan
yang ia maksud.

"Kkkamu sendiri siapa?", tanyaku dengan


sedikit gagap. Tapi sudah agak lebih mantap.

Keberanianku muncul begitu saja.


Nampaknya, ia tidak kaget dengan reaksiku
yang nampaknya masih belum begitu jelas.
Aku sendiri masih mencoba mengingat –ingat.
Tapi, rasanya memang sel-sel kelabu otakku
masih kaku tak bisa berpikir. Entah kenapa,
kemampuan berpikirku jadi mandeg. Daya
ingatku seperti berputar-putar tak menentu.
Tak bisa mengatur alur logis yang benar.
Melompat-lompat dan terputus-putus begitu
saja seperti komputer yang perangkat
lunaknya error karena virus. Kira-kira pernah
11
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kenal dimana dengan sosok aneh ini. Tanpa ba


bi bu lagi nongol dan langsung
memperkenalkan diri.

Kucoba mengingat-ingat sekiranya aku pernah


bertemu dengannya. Di suatu tempat, di suatu
waktu.

Disela-sela kepikunanku, keringatku mulai


meleleh seolah-olah air perasan pikiranku.
Anehnya, ingatanku mulai bekerja dengan alur
kenangan yang nampak kacau.

Apakah teman sekolahku dulu pikirku. Ah,


kelihatannya bukan. Tetap tak bisa kuingat,
siapakah pemilik sosok ganjil dihadapanku ini.
Seingatku tak ada yang mirip sama sekali. Lagi
pula kami masih sering kumpul-kumpul satu
sama lain, meskipun sudah hampir 10 tahun
angkatan kami habis alias pada lulus dari
bangku kuliah. Ah, nampaknya bukan.
Pelan-pelan kuhimpun daya ingatku, sedikit
demi sedikit aku merasakan darah diotakku
mengalir, otakku mulai bekerja dengan sedikit
lebih normal.

Tak ada dari temanku yang penampilannya


mirip dia ini. Meskipun dari lain jurusan, aku
masih ingat satu persatu beberapa temanku
semasa kuliah dulu. Frame demi frame aku
12
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mencoba memutar kembali wajah-wajah


temanku. Si Bambang yang pernah dipenjara
dulu karena aksi bakar ban di kampus. Atau si
Nirwan yang jadi budayawan. Walaupun aku
cuma satu dua kali ketemu dengan dia toh aku
masih mengingat wajahnya. Bahkan beberapa
teman satu kampus yang cuma kenal muka
pun aku masih rada-rada ingat. Lha yang ada
didepanku ini benar-benar asing banget.
Walaupun samar-samar wajah itu seperti
bukan wajah asing bagiku.

Searut wajah wanita melintas sekilas dengan


senyum manisnya. Ah tapi bukan dia, bukan
dia, dia sudah lama pergi. Aku tepiskan
bayangan yang melintas dari masa lalu itu.
Entah kapan ketemunya akupun tidak tau.

Tapi memang ada satu wajah yang sempat


melintas dikepalaku, tapi tidak mungkin dia,
soalnya dia memang cewek. Tapi, yah yang
berdiri di hadapanku ini memang susah
kujelaskan apakah cewek atau cowok. Ahhh,
mungkin kawan se SMA dulu pikirku.
Mencoba tidak menyerah, untuk mengingat
dia yang tiba-tiba berdiri didepanku.
Ingatanku pun melayang ke SMA dulu untuk
mencari-cari dan mencocokkan siapa gerakan
teman SMA yang mirip-mirip dia ini. Lagi-lagi
aku tidak menemukan sesorang pun yang
13
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mirip dia. Kemudian kujelajahi kenangan SMP


dan sekolah dasar.

Blank...

Benar-benar blank nih pikirku, persis


komputer yang tidak ada BIOS-nya. Siapa dia
ini ya. Aku membatin, sambil menatap
sosoknya. Mereka-reka, mencoba mengingat
dan menggali dari sel-sel kelabu diotakku.
Uhh..., rasanya...nggak ada ingatan sama sekali
tentang sosok yang satu ini.

"Ngomong-ngomong sebenarnya kamu ini


siapa...", kegugupan dan kebengonganku
sudah hampir lenyap. Ganti keingintahuanku
muncul tentang dia sendiri.

Sejenak ia menatapku lekat-lekat, kemudian


"Ehm..aku sebenarnya pernah kamu kenal
duluuuuu sekali". Ia malah menjadi sedikit
grogi. Ia mencoba memberi penekanan pada
kata dulu. Jadinya terdengar sedikit aneh. Dan
terus terang, senyum dikulumnya itu membuat
beberapa bulu-bulu halus ditekukku mulai
meremang.

"Dddulu kapan yyya?" lanjutku setengah


gemetar menuntaskan keingintahuanku.
14
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

"Ya dulu, sewaktu kamu baru mau disinari


oleh Dia".
Ha....apa maksudnya "disinari". Disinari apaan
ya.

(Sepotong ayat tiba-tiba melintas, membuka


suatu kenangan asosiatif masa yang telah lama
sekali berlalu, Alif Laam Mim Raa,(QS 13:1).

Lagi pula, kok ucapannya sangat takzim


sewaktu ia ucapkan "Dia". Bahkan setengah
takut-takut.

"Aku diminta segera menjemputmu", katanya


sedikit lebih takzim kepadaku.
"Haaa".
Aku melongo antara bingung, heran, takut,
dan takjub menjadi satu .

15
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 2
Post Mortalitas
Sebel. Entah kenapa beberapa hari ini aku
agak lemes. Ya bener lemes banget. Padahal
aku nggak merasa lelah lho. Santai-santai saja
malah. Beberapa kawanku dikantor malah
melihatku sedikit lebih tenang.

"Kok tumben lu rada alim sekarang", ujar


Andi yang biasanya memulai obrolan dengan
ledekan dulu. Cengar-cengir aku
menanggapinya dengan malas-malasan.

"Iya Nih. Gue juga nggak tau beberapa hari ini


gue kayanya lebih tenang. Santai BGT. Ndak
risau apapun. Walaupun proyek bejibun
gini...". Kuhisap Djisamsoe-ku lalu
kuhembuskan asapnya kemukanya. Dia
batuk-batuk.

“Brengsek lu...!”, umpatnya. Aku nyengir jahil.

Mulanya aku sendiri tidak terlalu menyadari


kediamanku ini. Di rumah pun aku cenderung
berdiam diri atau melakukan aktivitas yang
jarang-jarang kulakukan dengan rutin. Beberes
buku lah, merapikan lemari lah, menyapu
16
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kolong lah. Atau jalan-jalan seputar kampung


sambil sesekali menyapa tetangga yang lama
tak ketemu. Padahal biasanya aku rada cuek
juga. Keluarpun kalau bukan untuk makan, ke
kantor, ya kalau ada keperluan lain seperti ke
warnet atau ke toserba. Selain itu, belakangan
ini kata si Bibi aku kok kaya orang dapet rejeki.
Menghamburkan uang dengan murah hatinya.

“Hehehe...tumben nih dapet rejeki nomplok


ya”, kata bi Ida cengengesan sewaktu aku
memberikan tip 50 ribu dengan tiba-tiba.
Padahal aku nggak minta tolong apa-apa
kepadanya. Terus sewaktu ada pengamen atau
tukang minta-minta, akupun merogoh kocek
dengan enteng. Bukan 500 atau 1000 perak
seperti biasanya kalau memberi. Namun 10
ribu, 5 ribu. Bi Ida cuma bisa melongo saja
melihat kemurah hatianku yang mendadak itu.
Ngiri juga kali. 10 ribu buat dia akan berarti
juga. Biasanya dia cuma akan berkata,
"Lumayan, untuk jajan anak-anak", katanya
setiap kali aku beri 10 ribu perak karena mau
membelikan makanan untukku atau sekedar
mengambilkan cucian jasku di binatu.

Aku sendiri sejauh ini merasa biasa-biasa saja,


walaupun orang lain melihatnya sedikit
bingung. Yang kupikir-pikir agak aneh malah
17
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

aku melihat segala benda menjadi tanpa


makna, tanpa arti. Koleksi bukuku yang
kubiarkan bertumpuk akhir-akhir ini, kok
kelihatannya seperti onggokan sampah yang
menggunung. Isinya kok kayanya sampah dan
salah tulis semua. Demikian juga tumpukan
baju dan jasku, aku melihatnya seperti gombal
biasa saja. Padahal jangan salah lho, aku ini
termasuk orang yang cukup berselera juga
kalau membeli buku atau pakaian. Bukan
nyombong. Cuma memang aku ini termasuk
selektif dalam memilih buku, baju, kaos atau
celana panjang. Pokoknya kalau nggak pas
benar dengan seleraku, nggak bakal kubeli,
walaupun murah banget. Begitu juga kalau
pun itu berharga cukup mahal, tapi kalau
sudah pas seleraku pasti kubeli. Berapapun
harganya. Meskipun aku harus menggesekkan
duit plastikku yang tagihannya masih lumayan
banyak. Tapi begitulah, namanya juga selera.
Apapun akan dilakukan walau nantinya aku
mesti sedikit berhemat dengan uang gajiku.

Selain itu, pulsa hp-ku pun belakangan ini


cepat habis. Baru dua minggu sebenarnya aku
mengisi hp-ku dengan sejuta pulsa.Ya satu juta
padahal biasanya cuma 100 ribu. Biasanya sih
ini cukup untuk satu setengah bulan. Tapi
seminggu ini aku getol banget menelpon
kawan-kawan yang nomernya ada di hp.
18
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bahkan yang tak pernah ku telpon pun


iseng-iseng kutelpon juga. Ber-haha-hihi-hehe
atau cuma sekedar nanya keluarganya.

Apalagi ke Mimi 2 di Cirebon, hampir tiap hari


pagi, siang, sore atau malam kutelpon
menanyakan kabarnya. Mimiku yang di
Cirebon cuma terbengong-bengong saja
melihat ulahku yang seperti Miss Ring-ring 3 .
SMS apalagi, entah berapa ratus SMS
belakangan ini dengan gencar kukirimkan ke
semua orang. Ada saja yang kukirim. Kalau
bukan SMS lucu, SMS cinta, SMS iseng ya
SMS hikmah. O iya, SMS Hikmah, aku jadi
ingat kok ini SMS yang paling sering
kukirimkan ke teman-teman. Ke mantan
cewekku dan teman-teman cewekku pun
begitu. Aku tiba-tiba saja rajin ber-SMS dan
bertelpon ria menanyakan kabarnya. Mantan
cewekku baru saja dua bulan

kuputuskan jadi mantan. Kami berpisah


dengan baik-baik sih sebenarnya. Soalnya dia
ragu dan aku jadi ragu setelah kali ketiga ia
masih bimbang sewaktu kuajak menikah

2
Mimi = Bahasa Cirebon untuk Ibu atau Mama
3
Miss Ring-ring, julukan untuk orang yang hobbi
menelpon via hp
19
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tahun ini. Ahhh..., secara teknis belakangan ini


memang aku lagi patah hati walaupun tidak
terlalu menyakitkan. “Mungkin memang
bukan jodoh”, ujar mamanya sewaktu aku
informasikan bahwa kami memutuskan untuk
berpisah. Akupun cuma bisa mengiyakan.
Pasrah.

Juga baru sebulan yang lalu aku mengunjungi


pernikahan orang yang pernah begitu lekat di
pikiranku. Mengucapkan selamat dan
menyerahkan kado yang ia inginkan. Gelang
emas 22 karat berukir "Dariku, Untukmu".
Well, semuanya itu seperti mimpi, begitu saja
berlalu. Tanpa sesal ataupun kehilangan yang
terlalu mendalam. Mungkin, beda sekali kalau
kejadian yang terlihat seperti "menyedihkan" ini
terjadi beberapa bulan yang lalu. Barangkali
aku akan kelimpungan layaknya lelaki
kehilangan cinta. Tapi belakangan ini kok aku
nampaknya cuek-cuek saja tuh.

Swear, aku merasa tidak kehilangan apapun.

Khususnya dua minggu terakhir ini.

20
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 3
Namanya Izrail

"Ya Allah". Ujarku setengah tak percaya.

"Engkau...engkau...Izrail malaikat?", tanyaku.


Ia mengangguk.

Baru kusadari, ia yang berdiri di hadapanku ini


memang berkulit sangat bersih. Bahkan bisa
kubilang bersinar. Persis seperti gambaran
buku-buku tentang orang-orang yang ahli
ibadah. Halus, nyaris tanpa otot dan bulu. Ya
seperti kataku tadi, mirip kulit bayilah.

Yap! Bulu, sama sekali tidak ada bulu


dikulitnya. Wajahnya ganteng, bahkan nyaris
cantik. Mungkin kenyal-kenyal dikit kalau
dipegang-pegang seperti bunyi iklan sabun
mandi “Dove”, pikirku. Aku yakin, ia bisa
menjadi Casanova nomor wahid kalau ia mau.
Atau kalau mau jadi iklan sabun mandi,
mungkin cocok untuk sabun mandi apapun.
Dalam arti sabun mandi kecantikan atau
kegantengan. Soalnya, memang sampai saat ini,
kalau saja ia tidak bersuara, sulit sekali
membedakan antara laki-laki atau wanita.
21
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Rambutnya teratur rapi tidak panjang dan


tidak terlalu pendek, lurus tergerai.
Sedang-sedang saja, tidak seperti orang yang
habis bercukur maupun tidak bercukur lama.
Malah nampaknya tidak pernah ditumbuhi
kumis. Alisnya nyaris bertemu diatas
hidungnya yang bangir. Dengan sorot mata
yang lembut namun dingin. Bibirnya seolah
terus-menerus tersenyum simpul, setengah
meledek melihat kebingungan dan sekarang
kekagetanku. Bahkan, sebenarnya lebih mirip
bibir joker musuh bebuyutannya tokoh komik
Batman dan Robin atau salah satu bintang film
yang menjadi ikon sabun mandi terkenal.
Walah..., senyumnya memang mirip Tamara
Blezinky.

Tidak ada yang aneh sebenarnya kalau saja


orang tidak berada dalam jarak dekat
dengannya. Aku yang cuma beberapa puluh
senti darinya bisa melihat keganjilan sosok
yang jangkung dan tampan ini. Bau harum
yang tak pernah kucium dari bunga atau
pewangi manapun dihirup hidungku. Rasanya
bau harum, manis, dan menenangkan. Kok ya,
si Izrail ini pake minyak wangi darimana
pikirku. Bisa membuat aroma terapi seperti itu.
Mungkin efek wewangian ini juga yang
menenangkan diriku, Entahlah, aku sendiri

22
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

masing dipengaruhi kebengongan dan


kebingungan.

Aku masih membanding-bandingkan


sosoknya dengan beberapa public figure yang
sering kulihat di bioskop dan televisi.
Seingatku tidak ada peragawan ataupun
bintang film yang mirip dengan dia ini.
Leonardo Di Caprio yang tampan imut-imut
pun tidak seperti dia, atau Pau Min Che yang
aktor F4 pun jauh banget. Entah suku apa si
Izrail ini. Dari melongo, kaget, bingung
sekarang ada yang merambat pelan-pelan
disekujur tubuhku. Bulu-bulu kudukku berdiri
serentak, meremang diantara keringatku yang
mulai merembes dan terasa dingin disekujur
tubuhku. Aku mendadak disergap rasa takut
amat sangat.

Namun itu tak berlangsung lama. Entah


darimana datangnya, perasaanku yang campur
aduk itu menemukan titik keseimbangannya
manakala mencermati sosok yang berdiri
dihadapanku ini. Wah, memang efek
wewangian ini yang membuatku tenang
pikirku. Tubuhku sudah kembali ke posisi
rebahan di pembaringan. Tanpa daya.
Kuamati lagi sosok Izrail yang ada di
hadapanku. Tepatnya bukan dihadapanku.
Tapi diujung ranjangku.
23
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ya, saat itu aku sebenarnya lagi terbaring


lemes dipembaringanku. Bukan sakit atau pun
meriang. Cuma seperti kurang gairah. Waktu
itu sudah menjelang tengah malam. Jadi
sebenarnya aku sudah bersiap-siap mau
rebahan untuk tidur setelah membolak-balik
beberapa lembar surat dari Al Qur'an versi
H.B. Jassin yang diberi judul “Bacaan Mulia” 4 .
Namun kedatangannya yang tiba-tiba
membuyarkan kantukku. Tak ada yang bisa
kukatakan saat itu. Pelan-pelan, karena kulihat
ia juga cuma berdiri disitu, aku mulai mencoba
menenangkan diri. Menatapnya dengan tolol.
Lalu kuberanikan diri membuka dialog lagi
setelah beberapa detik kebisuan melanda kami
berdua. Aku mulai menyadari datangnya
sesuatu.

"Sudah waktunyakah aku", tanyaku pelan.


Sangat pelan sekali. Kupikir ia tak mendengar
ucapanku.
"Ya, sudah saatnya menghadap Dia", katanya.

Beberapa jenak aku pun cuma bisa


menatapnya lagi. Tanpa komentar dan rasa
apapun. Hambar. Lalu entah bagaimana

4
H.B. Jassin , “Bacaan Mulia”, Penerbit Halco Jaya
24
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tiba-tiba saja aku nyeletuk tenang. Lagi-lagi,


kurasakan ketenanganku karena pengaruh
wewangiannya.

" Boleh aku meminta sesuatu sebelum engkau


mengambilku...", harapku.
Ia tidak kelihatan bimbang, malah sepertinya
sudah tau kalau aku akan sedikit rewel.
Ia cuma mengangguk. Lalu, entah ide
darimana, lidahku fasih bertanya.

"Ceritakan tentang kamu...".

25
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 4
Hikayat Izrail

Seperti bersyair. Izrail mengungkapkan


kisahnya.

Begitu saja.
Ketika Dia Berkehendak
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya,
maka aku mengada
seperti yang lainnya dari jenisku.

Tercipta begitu saja


dari al-Haba dan Nur Muhammad,
berkas-berkas debu
dan cahaya yang memanifestasikan seluruh
KemahakuasaanNya dengan
Kun Fa Yakuun.

Aku adalah satu


diantara yang tak terhitung,
yang Dia ciptakan
untuk menjaga kelangsungan Kun Fa Yakuun.

Aku adalah bagian


dari Niat, Hasrat, Keinginan, Kehendak dan
Kemahakuasaan-Nya.
26
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ada milyaran proses


yang menyertai Kemahakuasaan-Nya.
Sejumlah itulah kami ada.
Baik yang nyata maupun yang kasat mata.
Baik yang terasa maupun tidak terasa.
Baik di dalam maupun di tapal batas semesta.

Masing-masing dari kami


mempunyai tugas-tugas yang spesifik.
Aku adalah salah satunya
yang bertugas setiap saat,
siap sedia bilamana semua makhluk sudah tiba
untuk dikembalikan kepadaNya.

Karena aku dari jenis makhluk yang mengikuti


kepatuhan-Nya,
maka aku sebenarnya tidak pernah terikat
oleh ruang dan waktu,
kendati begitu
aku selalu mengikuti arus Sang Waktu,
seperti layaknya mahluk lain yang berada
dalam kisaran tersebut.

Jadi, pendek kata aku tak pernah mati,


sebelum yang lainnya kumatikan
atas kehendak-Nya.

Atau makhluk semacam itulah;


Yang bertasbih tanpa kenal lelah,
tak kenal waktu
27
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

ataupun pengertian-pengertian relativistik


seperti yang dinisbahkan
kepada kaummu
yang ditakdirkan dari kehendak-Nya
dengan Kemahabijaksanaan-Nya
sebagai Bani Adam,
si Pengemban Amanat Penciptaan.

Tugasku,
ya seperti yang kamu rasakan ini,
mengembalikan serpihan-serpihan cahaya
kembali ke asalnya,
ke awal mula penyaksian-Nya,
ketika washilah kalian bersaksi
“Ya, Kami bersaksi!” 5 .

Aku biasanya cuma sekedar menerima catatan


dari Lauh Mahfuzh,
siapa-siapa yang harus kujemput saat itu.

5
QS 7:172 “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)"
28
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Hanya saja, karena aku tak pernah dipengaruhi


gerak-gerik Sang Waktu,
aku bisa berada dimana saja, kapan saja,
tapi bukan Coca Cola lho.

O ya, ngomong-nomong soal debu & cahaya.


Aku memang terbuat dari serpihan-serpihan
debu & cahaya
yang menjaga proses Kun Fa yakuun.

Sebenarnya,
aku dan yang lainnya ada
karena Dia mempunyai Kehendak dan
Keinginan Yang Tak Terbantahkan;
Dia ada karena Kekekalan diri-Nya,
Kemandirian-Nya,
Kewenangan dan Perintah Mutlak-Nya,
sehingga bagi selain-Nya,
maka Dia adalah Perbendaharaan
Tersembunyi.
Aku ada, makhluk lainnya juga ada,
semata-mata karena limpahan rahmat dan
kasih sayang-Nya,
sehingga ketika Dia mendeklarasikan
Kekekalan-Nya dan Kemandirian-Nya
yang Absolut maka Dia berkata:

“Aku adalah Perbendaharaan


Tersembunyi,
Aku ingin dikenal,
29
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Aku ciptakan makhluk,


maka dengan-Ku makhluk akan
mengenal-Ku,
dengan Rahmat dan Kasih Sayang-Ku,
Makhluk akan sampai pada-Ku”.

Dia ucapkan kalimat suci


Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim,
sebagai Rahmat dan Kasih Sayang
yang Dia limpahkan tanpa pandang bulu,
sebagai bagian dari Perbendaharaan Diri-Nya
yang tak akan ternilai oleh semua
makhluk-Nya,
tak akan terbalaskan kecuali
oleh rahmat dan hidayah-Nya sendiri.

Maka, dalam pemeliharaan Asma AgungNya,


Allah, Ar-Rahmaan dan ar-Rahiim,
Dengan lingkupan Diri-Nya Yang Maha
Hidup & Maha Mematikan
Dia firmankan Kehendak dan Kekuasaan-Nya
“Jadilah!”
dan muncullah cahaya Kemegahan-Nya
sebagai Nur Muhammad,
hakikat citra awal mula Cahaya-Nya yang
sempurna;
penyaksi ke-Esa-an Diri-Nya Yang Maha Esa,
kemudian aku mengetahui bahwa melaluinya
aku akan mengenal-Nya.

30
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dalam pusaran wawu,


Hasrat dan Keinginan DiriNya berputar
melawan detak Sang Waktu,
Nur Muhammad adalah Cahaya-Nya yang tidak
tercitrakan di alam nyata;
kecuali bagi mereka yang memiliki ketaatan &
ketundukan,
sebagai hamba-Nya,
bashirah dari Kemahalembutan-Nya,
dengan qolbu penyaksi yang Mukminin,
dan mereka yang menempatkan dirinya
sebagai bagian dari-Nya sebagai al-Mukmin.

Ketika Nur Muhammad menyinari zarah


tanpa massa,
yang kelak ditakdirkan menjadi al-Haba,
maka dalam kuatnya pusaran wawu,
Thaaha adalah ketetapan dari Asma-asma-Nya
yang dinyatakan-Nya menjadi ketetapan.

DisebutkanNya sebuah kata : Shaad,


menjadi citra-citra gerak dan rasa perubahan
inderawi, imajinal, dan kehidupan.
Cahayanya semburat
fondasi semesta meluas cepat.
Diatas cahayanya sebagai Nur Muhammad,
Cahaya DiriNya adalah
Cahaya Diatas Cahaya,
yang menjadi lem perekat realitas
dengan CintaNya.
31
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Lantas dikatakanNya :

Thaasin

Dari firman-Nya itu


Kehendak dan Kekuasaan-Nya maujud,
dalam diri yang menghamba
hanya pada-Nya dengan ikhlas-Nya
maka terciptalah minyak zaitun yang
diberkahi,
yang kilau kemilaunya mampu menerangi,
kendati tanpa disentuh api 6 ;
Kilau kemilau cahaya minyak zaitun adalah
Simetri Kegaiban Mutlak-Nya yang pecah
mandiri
dengan rupa dan bentuk,

6
QS 24:35 Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti
sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca
itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti
mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon
yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak
pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh
api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia
kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
32
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

rasa dan gerak huruf WaWu,


melahirkan Cinta-Nya dengan Niat dan
Hasrat-Nya semata.
Sebuah suara kemudian menggema dalam
ruang waktu ciptaan
Suara Jiwa yang menjadi rahasia bashirah
ke-Esa-an DiriNya
Yang Maha Esa.

Dari Kegaiban Mutlak-Nya,


Rahmat dan Kasih Sayang-Nya melimpah
tumpah,
di sudut-sudut Ruang dan Waktu yang
menghamba padaNya

Kesadaran Jiwa semesta tumbuh,


mengembang, menguncup, mengembang, dan
tumbuh lagi dalam Diri-Nya yang Maha
Hidup dan Maha Mematikan,
al-Iradah-Nya goncangkan kegaiban
al-Qudrah-Nya menjalar menjadi denyut hasrat
yang maujud dari niatNya untuk dikenal.
Gemulainya menari dan menjulur
mencapai batas-batas semua ketetapan
al-Haba hadir sebagai debu awal mula dalam
semburat cahaya Nur Muhammad yang
meneranginya.
“Jadilah!” lelehan minyak zaitun itu seperti
minyak tak tembus cahaya,

33
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

lantas kehendak-Nya terkonfirmasikan


sebagai plasma awal mula
yang meledak-ledak dengan sendirinya,
ciptakan gelombang Dentuman Awal Mula
(Big-Bang),
yang lontarkan al-Haba jadi debu-debu materi
pemula,
potensi-potensinya meluaskan ruang
awal-mula
dalam ketakberhinggaan Sang Waktu yang
mengada
menjadi fondasi alam nyata;
darinya muncul salah satu kaumku yang
mampu menjangkau setiap
sudut-sudut semesta; membangun superspace 7
awal mula;

Dari Nur Muhammad,


maujud salah satu kaumku mengikat semua
maujud al-Haba menjadi semua makhluk,
baik sendiri-sendiri sebagai
gelembung-gelembung kuantum,
maupun sintesa dari banyak zarah menjadi
citarasa-citarasa 8 ,

7
Superspace, struktur ruang-waktu alam semesta
8
Quark, dikenal sebagai materi elementer terkecil
dalam fisika teoritis yang hanya dapat dimengerti
dengan citarasa-citarasa keatas, kebawah,
menyenangkan, dan ungkapan metafisi lainnya.
34
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang hanya bisa diraba dan dirasa dengan tiga


warna
menjadi
inti-inti dan atom-atom awal mula
yang melahirkan nafas rahmat-Nya dengan
Pengetahuan-Nya dan
kehambaan makhluk-Nya,
kilatan Kekuasaan-Nya menerangi dengan
firman-Nya
Alif-Laam-Raa (QS 2:1)
membangun ikatan-ikatan Rahmataan Lil
‘Aalamin
menjadi
molekul-molekul,
gen-gen,
sel-sel,
jaringan-jaringan,
organ-organ,
obyek-obyek,
menjadi
semesta dengan galaksi-galaksi,
bintang-bintang,
planet-planet,

batuan-batuan,
gunung-gunung,
mata air,
samudera, lautan, danau, dan sungai,
tumbuhan, binatang, manusia,
dan menjadi bagian demi bagian dirimu
35
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang lahir dan yang batin adalah Arasy


Kerahasiaan -Nya
yang tak boleh kamu ucapkan tanpa
seidzin-Nya.

Kaum mu, tercipta dari proses setelah


milyaran tahun Kun Fa Yakuun
berjalan dalam ketentuan azali sebagai yang
terukur,
dengan syarat keseimbangan yang menjadi
citra Kemahabijaksanaan Diri-Nya yang tanpa
cacat, Rabbul ‘Aalamin,
sampai kaummu mampu mengenali-Nya
dari niat dan hasrat-Nya untuk dikenal
dengan rasa, gerak, simbol-simbol,
bilangan-bilangan,
huruf-huruf, dan kata-kata bermakna.

Dari setiap sudut yang tercitrakan olehmu,


bagian-bagian awal mula dirimu yang
berserakan di muka Bumi
kukumpulkan dengan sayap-sayapku.
Itulah tanah lempung dari seluruh penjuru
bumi,
yang pernah kuambil dulu.

Lantas,
Dia tiupkan Ruh dari cahaya-Nya dengan
perintah-Nya.
Dia berfirman ketika itu,
36
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Alif Laam Mim Ra (Qs 13:1)

Cahayamu.
Dia ciptakan dengan penuh rahmat, kasih
sayang dan kemuliaan-Nya
Dengan menganugerahkan Pengetahuan-Nya.

Maka “Jadilah!”,
kaummu yang mengemban semua amanat
kesempurnaan citra-Nya;
Amanat yang tak sanggup diemban kaumku,
amanat yang tak sanggup diemban oleh semua
makhluk kecuali kaummu.
Adam yang diciptakan sebagai manusia
sempurna pertama,
adalah moyangmu,
yang memahami asmaa-a-kullahaa,
yang menjadi khalifah pertama mengemban
amanat itu.
Dia lah yang dinamakan Awlia Pertama
Dengan sebutan khusus sebagai Insaana fii
Ahsaani Taqwiim.(QS 95:4).

Kamu mungkin heran,


kalau aku sendiri sebenarnya mahluk yang
sangat tak kasat mata.
Serpihan al-Haba dan Nur Muhammad adalah
bahan bakuku,
37
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang terhalus ciptakan diriku.


Disaat tertentu, kaumku jadi sangat nyata dan
bisa berbentuk apa saja.

Persis seperti cahaya yang memantul atau


bayang-bayang yang timbul dari setiap
makhluk dibawah cahaya.
Karena aku dekat dengan esensi dirimu,
maka penampakkanku sebenarnya sangat
tergantung
pada apapun yang menggerakkan tindakanmu,
motivasimu, dan niat-niatmu.
Bagi kaum sejenis ku, bentuk tak berarti
apa-apa.

Selama milyaran tahun, Dia telah menetapkan


masing-masing dari kami
dengan urusan-urusan yang spesifik.
Dia telah berfirman,

Thaahaa (QS 20:1)

Sebagai ketetapan untuk mengungkapkan


maghfirah-Nya dengan Penegtahuan-Nya.

Semua itu, dinyatakan-Nya untuk


menyingkapkan segala sesuatu
dari Asma-asma-Nya, Sifat-sifat-Nya,
Perbuatan-Nya, Inti Dzat-Nya

38
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang menjadi ketentuan-Nya, yang kelak


engkau kenal sebagai,

WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW

OWW, WaWu, Ohhhh, Thaaa-Shiiinnn


{
titik, gerak, lingkaran, garis, bidang,
bentuk, makhluk
-1, 0,+1 (ar-Rahmaan)
1,11,111,1111
0,1,2,3
1,2,3,4,5
Alif, Ba, Jim, Dal, ha
img, = , x, +, -, /, 2, exp, log, ln, sin, cos,
tangen (simbolik logik)
10101010....(biner)
}
[
39
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Allah..
66...
Allah...Allah...
66 66
132
123
189
Allah...Allah...Allah...
66 66 66
198
-2
196
-1
+1
“Alif”
]
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW

40
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kami adalah kaum spesialis, dengan


perintah-perintah-Nya, yang tak bisa kami
bantah. Kami menyertai setiap gerak-gerik
segala makhluk selain kaum kami. Karena
tugas kami memang begitu. Kami awasi segala
perilaku dan tindak tanduk kaummu,
kesesatanmu, kemuliaanmu.

Kami bukan memata-matai, tetapi sekedar


mencatat atau tugas-tugas khusus lainnya.
Semuanya kami catat sesuai dengan yang kami
ketahui. Tapi lebih tepatnya menjadi saksi atas
proses kesempurnaanmu, dengan rahmat,
anugerah, kasih sayang, hikmah, kemahaadilan
dan kemahabijaksaan-Nya. Dia telah
berfirman dengan kelembutan sebelum
semuanya ditampilkan dengan Basmalah,

Kaf ha ya Ain Shaad (Qs 19:1)

Kelembutan itu adalah “yatalaththaf” (Qs


18:19) yang memunculkan Rahmat dan Kasih
Sayangnya ketika Kun fa Yakuun (Qs 36:82)
dicetuskan sebagai perintah penciptaan
dengan ketentuan yang pasti terjadi (QS 69:1) .

Tugas yang kuemban entah sampai kapan, aku


sendiri tidak pernah diberi tahu. Seperti aku
misalnya. Tugasku sangat spesifik untuk
mengembalikan ruh segala mahluk kembali
41
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kepada-Nya. Setelah itu, ya sudah, petugas


yang lain dari jenisku akan meneruskan proses
itu. Begitu saja setiap saat dari waktu ke waktu.
Monoton

memang. Tapi entah kenapa aku


senang-senang saja menjalankan titah-Nya itu.
Bagiku menjalankan perintah-Nya bukan
sekedar tugas atau perintah. Tapi
menggairahkan unsur-unsur pembentukanku.

Entah sudah berapa banyak aku


mengembalikan ruh setiap makhluk di
semesta ini. Dari kaum apa saja, dari ras apa
saja. Yang baik-baik ataupun yang durhaka.
Yang sedang sekarat ataupun yang sehat-sehat
saja. Pokoknya, yang berdiam disetiap sudut
semesta, yang mengikuti proses sejak Kun Fa
yakuun difirmankan.

Aku sendiri, tentu saja menjadi bagian dari


proses itu. Tapi karena kuasa-Nya, tugas kami
memang cuma menjaga agar proses itu
berjalan seperti yang Ia Kehendaki.
Kehendak-Nya adalah Kemutlakkan-Nya.
Maka kaum kami seringkali merupakan bagian
dari apa yang disebut sunnatullah. Aturan dan
ketetapan-ketetapan yang menyertai kun fa
yakuun, baik yang pasti atau tidak pasti.

42
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kenapa Aku?
Kenapa aku yang ditugasi begitu?

Ini ada sejarahnya.

Kan tadi sudah kukatakan, bahwa aku dulu


pernah mengambil debu dari bumi. Ketika Dia
hendak menciptakan Adam, moyangmu itu,
Dia mengutus satu malaikat yang sebenarnya
tugasnya memikul 'Arsy untuk membawa debu
dari bumi.

Ketika dia ngotot ingin mengambil debu dari


bumi, Bumi berkata "Aku memintamu demi
Zat Yang telah mengutusnya agar engkau
tidak mengambil apa pun dariku sekarang
yang neraka memiliki bagian darinya".
Malaikat pemikul Arsy terkejut, maka dia pun
batal mengambil debu bumi.

Ketika ia melaporkan kepada-Nya, Dia


berfirman "Apa yang mencegahmu untuk
membawa apa yang telah aku perintahkan
kepadamu?".

Dia menjawab, "Bumi telah meminta


kepadaku demi keagungan-Mu, sehingga aku
merasa berat untuk menolak sesuatu yang
43
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

meminta demi Keagungan-Mu". Maka Allah


kemudian mengutus malaikat lainnya kepada
bumi, tetapi bumi mengatakan alasan yang
persis sama seperti sebelumnya.

Demikian sampai entah berapa milyar tahun


dalam ukuranmu sampai Allah mengutus
semuanya.

Akhirnya Allah mengutusku untuk mengambil


debu. Bumi pun mengatakan seperti
sebelumnya. Tapi, sudah menjadi
kehendak-Nya kalau segala sesuatu yang
berhubungan dengan debu dan tanah liat akan
ditugaskan kepadaku.

Aku berkata kepada bumi,"Sesungguhnya Dia


yang mengutusku lebih berhak untuk ditaati
daripada kamu".

Bumipun bungkam seribu bahasa dan pasrah


atas kehendak-Nya. Akupun mengambil dari
permukaan bumi seluruh tanah yang baik dan
buruk, semua unsur yang ada di Bumi yang
mengandung Carbon, Hidrogen dan Oksigen,
dan membawanya kepada-Nya. Lalu Dia
mengucurkan air surga kekumpulan debu
bumi itu sehingga menjadi lumpur hitam yang
diberi bentuk yaitu minthiin (Qs 23:12), dan

44
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

darinya Ia menciptakan Adam." 9 Itulah


sebabnya kenapa aku ditugaskan untuk
mengambil ruh manusia dan
mengembalikannya ke Yang Berhak
Menentukan Nasib.

Aku tak mengenal belas kasihan. Dulu, aku


pernah berbelas kasih kepada manusia yang
hendak kucabut nyawanya. Namun, kehendak
Allah mengandung rahasia-rahasia yang
tersembunyi, sehingga akupun malu
melakukan penentangan Kehendak-Nya.
Suatu hari, aku diperintahkan mencabut
nyawa seorang perempuan di padang pasir
yang panas. Ketika kudatangi, dia baru saja
melahirkan anak laki-laki. Aku menaruh belas
kasihan kepada perempuan itu karena
keterpencilannya, dan juga kasihan terhadap
anak laki-laki perempuan itu karena masih bayi
namun tidak terawat di tengah padang pasir
yang buas. Namun fatal akibatnya, karena
anak kecil dimana

aku menaruh belas kasih itu ternyata adalah


penguasa lalim dan tiran yang tak ada duanya
di bumi. Dari situ, aku memahami bahwa

9
Diriwayatkan oleh Said bin Manshur, Ibnul Munzir,
dan Ibn Abi Hatim dari Abu Hurairah, ref 10, hal
50-51
45
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

“Mahasuci Dia yang memperlihatkan


kebaikan kepada yang dikehendaki-Nya!”.
Ketika aku berbelas kasihan, maka aku tidak
mencabut nyawa bayi itu, tapi aku kemudian
menyesalinya karena apa yang kuanggap
kebaikan ternyata benih kejahatan yang
kubiarkan tumbuh karena aku salah
menafsirkan kehendak Tuhan.

Izrail terdiam sejenak. Agaknya ia masih


mengenang apa yang dilakukannya dulu.
Kemudian ia melanjutkan.

Jangan tanya siapakah ibu bapakku, seperti


layaknya makhluk lainnya yang beribu bapak.
Katakan saja, aku manifestasi Kehendak Yang
Kuasa. Manifestasi al-Qudrah setelah Ia
memfirmankan “kun!”. Seperti saya bilang tadi,
kaum sejenisku tercipta begitu saja karena Ia
Berkehendak. Kalau kamu bertanya
berapakah banyak tugas yang telah kulakukan?
Aku sendiri tidak tahu. Benar-benar tidak tahu.
Karena pengetahuan tentang itu tidak kami
miliki.

Ada yang lain dari jenisku yang melakukan


hitung menghitung. Itu bukan tugasku. Aku
jadinya memang mahluk yang sangat spesifik.
Sebenarnya kalau soal spesialisasi begini, kami
tidak ada apa-apanya dibanding kalian
46
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

manusia. Soalnya, hanya kaum kalianlah yang


diberi kehendak bebas untuk berpikir,
memilah dan memilih dengan bertanggung
jawab. Kaum kami tak sanggup memikulnya,
karena kami telah melihat dampak-dampaknya
yang mengerikan.

Dia pun menghendaki kami bertasbih dan


sujud dihadapan Nenek Moyangmu. Pernah
kami protes begini-begitu sewaktu kami
diberitahu bahwa Dia Berkehendak
menciptakan mahluk manusia. Namun, Dia
Maha Mengetahui atas apapun yang terjadi
sejak Awal dan Akhir.

Kami sebenarnya terikat Sang Waktu seperti


kaummu. Sang Waktu adalah kaum sejenisku.
Ialah yang memungkinkan perubahan. Kami
sebenarnya pun tau kalau manusia akan selalu
begini begitu di semesta yang Dia ciptakan
dengan rahmat dan

kasih Sayang-Nya yang tak terbalaskan. Yang


tidak kami miliki ada pada makhluk yang satu
ini. Keinginan, akal, dan atribut lain yang kami
tau bakal jadi masalah nanti.
Kami memang sedikit iri, sampai Dia
menunjukkan kuasaNya atas semua makhluk
manusia. Kalian sebenarnya lebih tahu dari
47
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kami atas segala mahluk yang pernah Ia


ciptakan.

Kami pun lalu sujud dihadapan nenek


moyangmu, Adam. Cuma satu makhluk yang
tak mau sujud. Ialah Iblis yang kemudian akan
selalu mendampingi kalian dalam proses Kun
Fa yakuun. Ia menjadi bagian dirimu, bagai
bayang-bayang yang selelu menyertai semua
langkahmu. Maka, iapun terkutuk. Allah
berfirman :

“Keluarlah engkau darinya, karena sesungguhnya


engkau terkutuk, dan sesungguhnya laknat atasmu
sampai hari kemudian.” 10

Begitulah, Iblispun menjadi musuh abadimu


dan musuhmu yang sejati. Ia menyusup di
kumpulan-kumpulan debu al-Haba yang
sekarang maujud menjadi semua bentuk,
karena keinginan, karena hasrat, karena
syahwat, karena ketamakan, kerakusan,
kesombongan, dan penyakit-penyakit Sang
Iblis lainnya. Aku tak kuasa mengusirnya dari
sekitarmu, soalnya memang bukan tugasku.
Kan tadi sudah kubilang kaumku adalah kaum
spesialis. Begitulah aku.

10
QS 15: 34-35
48
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Izrail mengakhiri kisahnya. Aku terdiam.


Kemudian, karena tugas-tugasnya itu aku
bertanya tentang cara dia mengakhiri
kehidupan seseorang, cara dia mengambil ruh
makhluk bernyawa.

“Proses pengambilan ruh? “, dia mengangkat


alisnya.

Sebenarnya bagaimana caraku mengambil


ruhmu itu tergantung dari banyak hal. Dan
semuanya ada didiri kamu sendiri. Ada yang
mungkin menurutmu kelihatan mudah, ada
juga yang sulit. Ada yang berkesan ada juga
yang tidak menyimpan kesan apa-apa. Aku
sendiri tidak tau kenapa bisa tidak berkesan
sama sekali. Ia maunya begitu kok.

Cara mengambilnya pun macam-macam. Kan


sudah kubilang kalau bahan dasarku adalah
cahaya. Penampakanku sebenarnya
tergantung dari kamu sendiri. Ada banyak hal
yang mempengaruhi penampakan ku. Tapi,
yang utama memang segala gerak gerik dan
tingkah laku yang pernah kamu lakukan di
semesta ini, akan mempengaruhi wujud
penampakkanku. Demikian juga cara
mengambil ruh kehidupan yang bersemayam
di wujud fisikmu, tergantung pada kebandelan
dan kepatuhanmu. Memang kaum mu ini
49
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

termasuk makhluk yang diistimewakan-Nya.


Sangat disayang, sangat sempurna dibanding
makhluk lainnya. Hanya, seringkali kaum
kamu itu ngeyel.
Kalau tidak, malah bisa dibilang pin-pinbo alias
pintar pintar bodoh.

Dan yang paling menjengkelkan, kalau kaum


kamu ini sudah dikuasai oleh penyakitnya
Sang Iblis yang terusir. Walah, susahnya minta
ampun. Padahal pengambilan ini sebenarnya
proses yang biasa-biasa saja. Kamu sendiri kan
tahu tiap saat ada saja yang kuambil. Dengan
baik-baik atau dengan paksa, dengan
sendiri-sendiri atau berkelompok, dengan
senang atau dengan ketakutan.

Memang sih aku sering datang tiba-tiba.


Maklum namanya cuma makhluk yang cuma
menjalankan perintah. Aku sendiri tidak tahu
kapan harus segera menemuimu. Itu rahasia
Dia Yang Penuh Rahasia.

Kaum kamipun, yang bisa dibilang 100 %


patuh dan selalu beribadah kepada-Nya, tak
tau apa-apa kalau menyangkut urusan takdir
makhluk. Sungguh, tugas kaum kami cuma
memenuhi perintah Dia. Memang sih
seringkali ada delay sewaktu kami menjalankan
tugas. Biasanya kalau ada delay, kehadiran kami
50
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

akan didahului aura yang mempengaruhi


kelakukan mahluk yang akan kami ambil.
Mungkin kamu sendiri tidak menyadari hal itu.

Tapi begitulah. Kaum kamu sebenarnya ada di


dalam genggaman-Nya dengan ketat. Ada
yang digenggam erat-erat. Ada yang
direnggangkan, sampai kesombongan
menyergapnya. Dan mengira, dirinya sangat
hebat dan berkuasa, sampai-sampai diapun
menafikan peran Tuhannya. Padahal, semua
malapetaka, semua kehinaan, semua hal yang
buruk-buruk dapat terhindar dari dia
semata-mata karena Dia sangat
menyayanginya. Akhirnya, kesombongan itu
menjerumuskan dirinya dalam banyak
kesesatan dan kebodohan.

Benar, sombong, bodoh dan sesat itu


sebenarnya hampir beriringan, karena itulah
karakter Azazil, sang Iblis yang mengira
dirinya pantas disujudi karena ilusi
kesuciannya. Banyak kaummu yang terkena
ilusi palsu itu. Maka berhati-hatilah,
sebenarnya semua manusia mempunyai
peluang untuk tergelincir ke dalam perangkap
tipu daya Sang Durjana yang dikutuk
oleh-Nya.

51
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kami yang mempunyai tugas mengambil


sebenarnya cuma satu. Berhubung kami tidak
terikat dalam proses yang kalian jalani, tidak
oleh ruang maupun waktu, sepintas kami
kelihatan ada banyak. Memang begitulah
kejadiannya. Dalam satu waktu ukuran kalian,
kami bisa serentak mengambil banyak ruh
dengan berbagai cara, dimana saja.

Sudah tak terbilang, berapa milyar ruh yang


kuputuskan
dari semua harapan dan impiannya,
dari semua angan-angan dan cita-citanya,
dari semua keasyikannya,
dari semua kesenangannya,
hartanya, istrinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya,
rumah-rumahnya,
mobil-mobilnya,
perusahaan-perusahaannya,
jabatan-jabatannya,
pacar-pacar gelapnya, dan lain-lainnya.
Tapi, itu tak cukup untuk mengingatkan
manusia.
Hingga iapun seperti keledai dipenggilingan
masa,
terperosok di lubang yang sama dari masa ke
masa.

52
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kelalaian manusia dari mengingat


kedatanganku nampaknya sudah menjadi
penyakit zaman. Dari waktu ke waktu
melakukan tugasku, kelalaian mereka terhadap
kedatanganku menimbulkan rasa sombong
dan berpanjang angan-angan. Entah sudah
berapa banyak aku menghanguskan “business
plan” mereka. Kaummu semestinya mengingat
syair yang dibuat oleh seorang arif ini,

Kita lalai dari mati di pagi dan sore hari


Seperti penghuni dunia yang lalai
Dari kematian di sore dan pagi hari
Seseorang berjalan di suatu hari seperti tubuh
tanpa ruh
Didepan mataku, setiap yang hidup adalah
isyarat kematian
Merintihlah jiwamu wahai orang miskin,
bila engkau merintih
Sungguh, kau akan mati meski kau
berumur seperti Nuh.[17]

Aku rasanya sudah kebal dengan semua


keadaan ruh yang kutarik dalam keadaan
apapun. Pembantu-pembantuku sejumlah
mahluk berruh yang ada di semesta ini. Jadi,
setiap saat sebenarnya aku mengintip semua
makhluk, mengincar semua makhluk. Begitu
sinyal terakhir diisyaratkan Allah SWT maka

53
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

akupun akan beraksi memadamkan semua


kepongahan dan harapan manusia.

Ketahuilah, sesungguhnya ruh dalam keadaan


telanjang dalam tubuh seorang hamba, ia akan
diambil apabila dikehendaki dan dilepaskan
apabila dikehendaki oleh-Nya. Maka [17],

Bersiaplah untuk mati wahai jiwa dan


berusahalah untuk selamat,
orang bijak yang siap meyakini bahwa
tak ada keabadian bagi kehidupan dan tak
ada tempat pelarian dari kematian.
Engkau hanya peminjam apa yang mesti
dikembalikan.
Kita bukanlah pemilik kehidupan ini, juga
bukan pemilik tempat hidup ini.
Kita tak berharta, tak berkeluarga, tidak
juga anak-anak kita miliki.
Semuanya orang-orang telanjang
Jiwa kita menuju masa yang dekat,
Yang Meminjamkan akan mengambil yang
dipinjamkan.

Sebenarnya aku juga ditugaskan untuk


mematikan malaikat, setan, iblis, pohon,
binatang, dan makhluk bernyawa lainnya.
Maka ia yang bernyawa, pastilah akan gemetar
melihat kedatanganku.

54
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Sebenarnya, ada banyak cara aku menarik ruh


dari tubuh atau jasad mahluk bernyawa. Hal
itu sebenarnya tergantung dari segala hal yang
membentuk kamu, amal-amal kamu, dan
kelakukan kamu. Mau tau bagaimana aku
menarik ruh dari tubuh manusia? Aku
menariknya langsung dari jasad yang hidup
melalui ubun-ubun kepala.

Kamu seringkan menyedot minuman dari


dalam botol? Persis! Seperti itulah aku menarik
ruh manusia dari tubuhnya. Saat itu kulakukan,
seluruh sel-sel genetis tubuhmu mulai dari
ujung kaki, sedikit demi sedikit akan mati.
Maka, jemari kakilah yang akan mengalami
kematian pertama kali, baru kemudian
bergerak ke telapak kaki, tungkai, kemudian ke
betis, lalu paha dan seterusnya. Pada keadaan
ruh kutarik, ujung-ujung kaki akan mengejang,
kaku. Dengan cara yang sama setiap bagian
tubuh pelan-pelan akan kesakitan amat sangat
dan kemudian mati rasa, bertanda ruh sudah
melalui bagian itu. Maka, berpisahnya tubuh
dengan ruh akan terjadi setelah ruh dan tubuh
merasakan sakit yang sangat dahsyat.

Bagaimana rasanya. Susah kugambarkan,


karena aku cuma melihat saja, kan aku yang
mencabut nyawa. Aku cuma melihat saja
bagaimana manusia yang kucabut nyawanya
55
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

berkelojotan dengan berbagai ekspresi rasa


sakit yang dia rasakan saat itu. Jadi aku sendiri
ndak tahu bagaimana rasanya ketika ruh
kutarik dari jasad manusia.

Tapi, baiklah, dari pengalamanku mungkin


gambarannya bisa kusimpulkan demikian :
Rasanya seperti disayat-sayat karena ruh
kehidupanmu 11 , yang menempel disetiap atom
tubuhmu, sel-sel genetismu yang menjadi
jaringan syaraf, otot, pembuluh darah,
persendian, rambut, kulit kepala, kulit yang
membungkus tubuhmu, dan semua bagian
tubuhmu kutarik-tarik, kubetot-betot dengan
keras. Bayangkan saja jika ruhmu enggan
meninggalkan dunia, maka semakin enggan,
semakin sakitlah rasanya. Kalau ndak percaya,
coba saja kamu cubit kulitmu keras-keras.
Sakit kan!

Kamu pernah kan mengalami luka disayat.


Perih! Begitulah teriakan sebagian dari mereka
yang kucabut ruhnya. Tapi luka tersayat yang
sering dialami manusia tidak seberapa
dibandingkan dengan tercabutnya ruh dari
jasadmu dengan paksa. Kalau sayatan luka kan

11
Dalam istilah Al-Ghazali, ruh kehidupan terdiri
dari hayat atau ruh yang memberi energi kehidupan
dan Ruh Ilahiah yang mengenal Ilahi
56
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

cuma terjadi di sekitar luka saja, itupun


sakitnya sudah luar biasa dan terasa di bagian
tubuh lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana
kalau seluruh sel tubuh terasa disayat-sayat.
Jangan heran kalau manusia akan berkeringat,
menjerit, melolong-lolong, meraung-raung,
dan menggeliat-geliat berkelojotan ketika ruh
ditarik keluar dari kepompong tubuhnya.
Manusia akan terkuras tenaganya, akibat
kelelahannya, ia bahkan tak lagi dapat bernafas,
ia akan merasakan seperti tertimpa beban
berat kesombongan, kedengkian, ketamakan,
kemaksiatan, dan kejahilan lainnya. Namun
demikian, apabila tubuh kuat, suara yang
dikeluarkan ketika bernafas akan
berbeda-beda. Ada yang dengan susah payah,
ada yang mudah. Sesuai dengan amal yang
pernah dilakukan tubuhnya.

Rasa sakit yang tak terkira muncul karena ruh


yang lembut menjadi jinak dan menyatu
setelah berhubungan dengan tubuh.
Keduanya kemudian bercampur dan saling
merasuki satu sama lain, sehingga keduanya
seperti menjadi sesuatu yang satu. Ruh dan
jasad menjadi melekat. Keduanya tak akan
terpisahkan, kecuali dengan suatu upaya
penarikan yang kuat, sehingga manusia
merasakannya sebagai suatu kepayahan yang
amat sangat dan sakit yang luar biasa.
57
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ketahuilah, kesukaanmu akan syahwat, nafsu


dan materi serta keduniawian cenderung akan
semakin melekatkan ruhmu dalam jasadmu.
Kenapa demikian, ini karena atom-atom
tubuhmu semakin memiliki energi yang tinggi,
sehingga ikatan-ikatan atomis dalam tubuhmu
akan semakin kuat. Dikatakan bahwa
tubuhmu menyimpan energi dalam yang
berlebihan, sehingga seringkali energi
berlebihan ini melonjak-lonjak dengan liar dan
menumbuhkan berbagai syahwat dan nafsu.
Kromosom-kromosommu akan terganggu,
kode-kodenya yang asli akan jungkir balik,
bahkan akibat langsungnya akan muncul
menjadi berbagai penyakit yang payah seperti
kanker, jantung, atau pikun. Itulah yang akan
mencelakakanmu, akan

menyiksamu. Jadi semakin lekat ruh dalam


jasad maka semakin sakitlah engkau rasakan
ketika aku menarik-nariknya karena
keengganan ruhmu meninggalkan jasadmu.
Setelah rasa sakit tak terkira dan kekuatan
jasad menurun, suara akan berangsur hilang,
dan setiap bagian tubuh perlahan-lahan akan
menjadi kaku.

Sakitnya penarikan ruh memang


menggentarkan siapapun juga. Jangankan
manusia biasa, para nabi dan rasul pun
58
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

menggigil ketakutan manakala aku datang.


Karena alasan itulah, seorang nabi yang paling
dimuliakan diantara nabi-nabi dan rasul-rasul,
Muhammad SAW, memohon kepada Allah
SWT agar membebaskan beliau dari
penderitaan dan kepedihan kematian.
Beliaupun sudah mengingatkan, “Perbanyaklah
mengingat sesuatu yang menghancurkan kelezatan,
yakni kematian.” 12 Banyak orang arif dan ulama
yang membuat syair tentang hilangnya
kelezatan ketika aku datang. Kata mereka,

Ingatlah kematian yang menghancurkan


kelezatan
Dan bersiaplah untuk kematian yang akan
datang
Wahai yang hatinya lalai dari mengingat
kematian
Ingatlah tempatmu sebelum tiba saat
perjumpaan
Bertobatlah kepada Allah dari kelalaian
dan segala yang lezat
Sesungguhnya kematian sangatlah dekat
Ingatlah musibah hari-hari dan saat-saat
yang terlewat
Jangan merasa tenang dengan dunia dan
perhiasannya yang melekat [17].

12
HR Tirmidzi no 2307, dikutip dari ref 17
59
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dalam Al Qur’an, Allah menggambarkan


kesakitan saat penarikan ruh dalam firman
dengan gambaran berikut “Dan bertaut betis
(kiri) dengan betis (kanan) (QS 75:29)”, yang
banyak ditafsirkan oleh ulama sebagai
berhimpunnya rasa sakit sakratul maut dengan
kerugian karena melepaskan ridha Allah. Allah
menyebut keadaan tersebut dengan “sakrah”,
karena sakitnya kematian disertai dengan
keburukan yang dihimpun akan membuat
semaput pemiliknya, sehingga biasanya
kesadarannya hilang. Allah berfirman, “Dan
datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya (QS
50:19)”[17].

Bagaimana gambaran yang jelas mengenai rasa


sakit dan penderitaan kematian memang
bermacam-macam. Sehingga terdapat
gambaran yang tidak persis sama, namun
intinya serupa yaitu suatu rasa sakit yang tak
terkirakan. Kamu mungkin dapat menyimak
dari beberapa kisah tentang kematian berikut
ini. Hasan bin Ali pernah mendengar sabda
Nabimu yang mulia yang mengatakan padanya
bahwa “pedihnya kematian setara dengan luka-luka
tiga ratus tusukan pedang”. Ali Bin Abu Thalib
kwj bahkan menyebutkan setara dengan seribu
pukulan pedang. Bisa kamu bayangkan bukan
bagaimana sakitnya. Jangankan dipukul
60
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

pedang, lha luka tergores silet saja bisa


membuat manusia mengaduh-aduh nggak
karuan, apalagi dipukul-pukul seribu kali
dengan pedang. Gambaran lain menyebutkan,
kalau pedihnya kematian itu lebih tajam dari
gigi gergaji, lebih tajam dari mata gunting,
lebih menyakitkan daripada dipanggang diatas
kawah panas gunung berapi. Makanya ada
pepatah yang mengatakan bahwa “maut lebih
menyakitkan daripada tusukan pedang, gergaji, atau
sayatan gunting”.

Para nabi dan rasulpun mempunyai gambaran


yang menakutkan betapa pedihnya ketika aku
datang. Dikisahkan ketika Nabi Musa
meninggal dunia dan ditanya Allah bagaimana
rasa sakitnya kematian yang ia rasakan, ia
menjawab bahwa kejadian itu seperti seekor
burung yang dipanggang hidup-hidup, tapi
nyawanya tidak juga lepas
dan ia tidak menemukan cara untuk
melepaskan diri. Musa juga menggambarkan
peristiwa itu seperti kambing hidup yang
sedang dikuliti.

Bukankah Aisyah r.a pernah juga mengatakan


bahwa ketika Nabi SAW akan meninggalkan
dunia fana ini, ada secangkir air penuh
tergeletak didekat beliau. Beliau mencelupkan
tangannya kedalam cangkir berulang-ulang
61
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan membasahi dan membasuh wajahnya.


Beliau berdoa kepada Allah supaya dibebaskan
dari sakratul maut.

Demikian juga, khalifah kedua Umar bin


Khatab r.a. meminta Ka'ab menggambarkan
keadaan ketika seseorang dalam sakratul maut .
Dia menjawab "Pencabutan nyawa dari badan
dapat dibandingkan dengan pencabutan duri-duri dari
tubuh manusia sedemikian rupa sehingga seluruh
tubuh merasakan cengkeraman rasa sakit yang amat
sangat."

Itulah sekelumit gambaran bagaimana kami


melakukan tugas pencabutan ruh dari tubuh
manusia dan rasa sakit yang dirasakannya.
Perlu kamu ketahui juga, kalau pengaruh
pencabutan ruh, atau kematian itu tidak cuma
sekedar ketika ruh dicabut dari jasadmu.
Namun pengaruhnya akan terus-menerus
dirasakan sampai keliang lahat.

Akan kuceritakan sebuah riwayat lama yang


menginformasikan hal ini. Pernah
sekelompok orang datang kekuburan dan
berdoa kepada Allah untuk menghidupkan
seseorang yang telah meninggal. Maksud
mereka adalah ingin mengetahui bagaimana
penderitaan yang dialami si mati pada saat aku
beraksi. Atas idzin Allah , si mati yang
62
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kebetulan seorang yang bertakwa pun hidup


kembali. Ia berkata, "Aku meninggal 50 tahun
yang lalu, namun hingga kini rasa pedihnya belum
hilang dari hatiku!”. Bayangkan! Rasa sakit yang
dialami ruh si mati yang nampaknya tidak
hilang begitu saja, namun terasakan hingga
puluhan tahun.

Aura kedatanganku yang menguat biasanya


kalian sebut sebagai Sakratul Maut. Dalam
keadaan sakratul maut, setiap saat sekarat
demi sekarat akan manusia lalui, penderitaan
demi penderitaan akan dirasakan, sakit demi
sakit akan mengingatkan manusia pada semua
perbuatannya, dan hal itu terus akan terjadi
sampai ruhnya mencapai kerongkongannya.

Pada titik kritis ini, berhentilah perhatian


manusia kepada dunia dan semua yang ada di
dalamnya. Berhentilah semua
harapan-harapan dan angan-angan mereka.
Saat itu, simetri kegaiban pun terkuak
dihadapannya, pemandangan alam akhirat pun
muncul begitu saja. Pintu tobatpun ditutup
dan manusia pun diliputi oleh kesedihan dan
penyesalan. Ia mungkin akan teringat sabda
Rasulullah SAW “Tobat seorang manusia tetap
diterima selama dia belum sampai pada kondisi
sakratul maut (yaitu sampainya nyawa di

63
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kerongkongan) 13 ”. Maka semakin menyesallah


ia. Tapi semua itu terlambat dan ketika aku
menampakkan diriku semakin nyata, maka
saat itu jangan pernah bertanya tentang pahit
getirnya kematian ketika sakratul maut tiba.
Pendek kata karena kengerian tentang
kedatanganku maka rasulullah SAW pernah
bersabda

tentang aku, dengan sabdanya beliau


sebenarnya hanya ingin mengingatkan
manusia, katanya:

“Kalau kalian melihat ajal dan


perjalanannya,
pastilah kalian akan membenci angan-angan
dan tipu dayanya.
Tak seorangpun penghuni rumah kecuali ada
Malaikat Maut
yang memperhatikan mereka dua kali sehari.
Orang yang didapati ajalnya telah habis,
maka dia cabut nyawanya.
Bila keluarganya menangis sedih, dia
bertanya ‘Mengapa kalian menangis?’
Dan mengapa kalian bersedih?
Demi Allah, Aku tidak mengurangi umur
kalian,
tidak pula mengekang rezeki kalian,

13
QS 4:18
64
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan akupun tidak berdosa.


Sesungguhnya aku benar-benar akan
kembali
kepada kalian (yang masih hidup saat itu),
kemudian kembali,
dan kemudian kembali,
sehingga aku tidak menyisakan seorangpun
dari kalian.’ ” 14

Demikianlah, aku akan datang tanpa diundang


dan pergi tanpa diantar. Ia yang saatnya sudah
ditentukan, maka ia akan menghadapi aku
sesuai dengan keadaannya, rasa sakitnya, dan
kengeriannya.

Banyak ungkapan yang menggambarkan


bagaimana rasa sakit ketika aku mencabut
nyawa manusia. Namun, percayalah itu semua
tidaklah lengkap benar karena keluarbiasaan
sakratul maut tidak dapat diketahui dengan
pasti, kecuali oleh orang yang merasakannya
sendiri. Tahukah kamu, bahwa pencabutan
nyawa termasuk kondisi spiritual yang cuma
bisa dirasakan oleh orang yang kucabut
nyawanya. Jadi, orang lain mungkin
menggambarkan dengan ungkapan yang
berbeda-beda. Tapi, begitulah kematian, ia

14
Diriwayatkan oleh ad-Dailami dari Zaid bin Tsabit,
ref 10 hal 51
65
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

hanya bisa dirasakan oleh yang meregang


nyawanya sendirian.

Karena kematian termasuk keadaan ruhani,


maka menjadi jelas bahwa keadaan ruhanimu
sangat mempengaruhi bagaimana rasanya mati.
Orang lain cuma bisa mengira-ngira saja
dengan menganalogikannya dengan rasa sakit
yang benar-benar pernah dialaminya, atau
dengan cara mengamati orang lain yang
sedang meregang nyawa. Lewat analogi pula
akan diketahui bahwa setiap anggota badan
yang tidak bernyawa, tidak bisa lagi merasakan
rasa sakit.

Akan kuperjelas lagi bagaimana rasa sakitnya


kematian. Gambarkan saja satu bagian dirimu
terbakar api, maka rasa sakit yang dialami akan
menjalar keseluruh tubuh dan jiwa. Dan sesuai
dengan kadar yang menjalar ke jiwa, maka
sebesar itu pula kadar yang dialami oleh
seseorang. Akan tetapi, rasa sakit yang
dirasakan selama sakratul maut menghunjam
jiwa dan menyebar keseluruh tubuh. Sehingga
bagi yang sedang sekarat, maka ia merasakan
dirinya ditarik-tarik, dibetot, dan dicerabut
dari setiap sel, urat nadi, syaraf, persendian,
dari setiap akar rambut yang tumbuh
dibadannya dan kulit kepala, hingga kaki. Jadi,
jangan Anda tanyakan lagi bagaimana derita
66
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan rasa sakit yang tengah dialami oleh mereka


yang dijemput olehku!

Maka, perhatikanlah sekiranya kamu


mengalami suatu peristiwa yang berhubungan
dengan kematian, apakah itu kematian salah
satu keluargamu, tetanggamu, atau
teman-temanmu. Perhatikan bagaimanakah
keadaannya! Gunakan pengalamanmu dalam
mengiringi kematian sebagai pelajaran dan
peringatan bagimu, bahwa tak ada yang abadi,
semua pasti akan mati!

67
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 5
Portofolio Izrail
“Pengalamanku? Wah kan sudah kukatakan
banyakkk sekaleee. Aku tak bisa
menghitungnya.”, Izrail masih tersenyum
ditepi ranjangku ketika kutanyakan
pengalamannya. Kemudian dia melanjutkan.

“Memang banyak peristiwa yang bisa kuingat


sewaktu aku menjalankan tugasku. Dari
banyak ragam manusia. Mulai dari yang gila,
sehat, sakit, yang soleh, yang bejat dan durjana,
yang menjadi wali, nabi, dan rasul. Pokoknya
sebanyak jenis manusia yang pernah ada di
muka bumi ini, pernah aku alami. Nah apa
pengalaman yang bagaimana yang ingin kau
ketahui?” Dia balik bertanya kepadaku.

Sejenak aku merenung, menghimpun daftar


pengalaman Izrail yang ingin kuketahui.

Seringkali, saat menuju kantor atau sekedar


jalan-jalan, aku melihat banyak sekali
orang-orang yang gila baik secara fisik dan
psikologis, ataupun yang nampak sebagai
orang gila beneran maupun secara tersamar,
aku melihat aspek-aspek tekanan psikologis
68
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang menuju kegilaan pada beberapa orang


yang kutemui. Psst.., asal tahu saja, salah satu
keahlianku memang membaca karakter
seseorang baik dari perilaku, gaya bertutur,
wajah, maupun berbagai aspek perilaku
lainnya. Jadi, analisaku pada orang-orang yang
sering kutemui seringkali tidak meleset jauh
dari kesimpulan umum yang kuambil, kendati
baru sekali bertemu.

Salah satu yang menarik adalah kegilaan ini.


Khususnya orang yang gila secara total : psikis
dan fisiologis, sehingga ia sama sekali tidak
sadar akan kemanusiaannya, kemudian
menggelandang di jalanan dalam keadaan yang
menyedihkan; maupun kegilaan jenis lain
seperti gila wanita, gila harta, gila kehormatan,
gila jabatan, gila uang, gila kekuasaan, gila
karena syarafnya error, gila karena Allah, dan
kegilaan lainnya.

Gila dunia sudah jelas menjadi penyakit kronis


dari sebagian orang yang gelagapan diterjang
derasnya gelombang peradaban. Mereka
belum siap menghadapi ganasnya

dan kuatnya peradaban yang datang


menggelombang berupa kemajuan, kekayaan,
kebudayaan, pemikiran, dan lain sebagainya
sehingga akal dan pikirannya menjadi gelap
69
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

gulita. Akhirnya dalam kegelapan akal


pikirannya itu, maka kegilaan duniawilah yang
muncul karena akal pikirannya tidak sanggup
merespon gelombang yang datang dengan
wajar.

Gila karena Allah adalah yang nampak pada


orang-orang tertentu sebagai kegilaan spiritual
yaitu orang yang gila karena cintanya kepada
Allah SWT. Gila yang demikian memang
sedikit tidak masuk akal bagi orang-orang yang
ada di setiap zaman, kendati dari mulutnya
meluncur kata-kata bijak penuh hikmah. Nah,
ini saja kali yang akan kutanyakan pertama kali.
Akupun kemudian bertanya, ”Bagaimana
sebenarnya kamu mencabut nyawa orang yang
gila beneran dan gila karena Allah?”

Izrail sekilas mengernyitkan alisnya yang rapih


kemudian bertutur dengan cueknya.

Orang gila sebenarnya terbebas dari beban


syariat Allah. Kalau kegilaannya itu karena
kerusakan fisik seperti syaraf yang rusak, maka
syariatnya hanya sebatas dia waras saja.
Sedangkan orang yang gila karena dunia maka
dia tetap menanggung semua amal perbuatan
karena kegilaan yang condong kepada
keduniawian itu. Maka hati-hatilah, karena
kegilaan yang disebabkan hasrat keduniawian
70
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang tak terkendalikan sangat membahayakan.


Inilah kegilaan si Iblis yang akhirnya terjebak
dalam kebutaan hati, ia menjadi takabur,
sombong, dan membangun ilusi dengan
kesucian diri, merasa paling patut untuk
dihormati, sehingga iapun akhirnya
menentang perintah Allah untuk
menghormati nenek moyangmu. Bagi dia yang
gila karena mencintai Allah, maka Allah akan
menggenggam kehidupannya. Ia kekal dalam
genggaman cinta-Nya. Maka iapun tidak
pernah menoleh kembali kepada dunia.

Kegilaan sebenarnya memang identik dengan


mereka yang tertutup akal pikiran dan
kesehatan kejiwaannya. Gila secara fisis dan
psikologis dapat disebabkan berbagai hal.
Seperti kamu sebutkan tadi, ada gila harta, gila
wanita, gila hormat, penyakit syaraf, dan yang
lainnya. Disini, kamu harus melihat bagaimana
Allah sebenarnya menciptakan semua
makhluk dengan awal mula yang sempurna.
Ketika makhluk

ditempatkan dalam ruang waktu, maka


makhluk sebenarnya diharuskan untuk selaras
dengan semua Kehendak Allah SWT, baik
yang berupa perintah-perintah,
larangan-larangan, hukum-hukum alam,

71
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

maupun berbagai petunjuk yang diungkapkan


oleh para Nabi dan Rasul.

Tapi, gudang alpa adalah manusia, kendati


semua itu sudah terhampar dalam dirinya dan
di alam semesta, tetap saja manusia tergelincir.
Ketika manusia mengabaikan semua
petunjuk-petunjuk itu, maka berbagai
ketentuan Allah pun terabaikan. Pengabaian
inilah yang menyebabkan potensi manusia
berubah tidak sesuai dengan aslinya.
Percayalah ini semua proses dalam
ruang-waktu, semua makhluk bila tidak selaras
dengan Kehendak Allah akan menerima
konsekuensi, baik dirasakannya di dunia
maupun di akhirat; baik saat itu juga ataupun
nanti.

Ketika seseorang terlahir dengan wujud fisik


yang tidak sempurna, katakanlah cacat mental,
maka ruh yang ditiupkan Allah SWT yang
memiliki kesempurnaan ditiupkan ke dalam
jasad. Ketika jasad terintegrasi dengan ruh,
maka keseimbangan yang gaib dan yang nyata
terjadi. Ia yang terlahir cacat fisik, mungkin
tidak akan memiliki keseimbangan yang
optimum. Boleh jadi dalam pandangan
manusia, ia disebut cacat mental atau bahkan
tidak waras.

72
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Tapi, kenapa bisa tidak waras, bukankah Allah


selalu menciptakan dengan kesempurnaan?

Itulah makna penting dari keselarasan dengan


Kehendak Allah. Jasad biologis adalah produk
ikhtiar manusia. Dalam arti, kendati Allah
melakukan intervensi langsung dalam proses
penciptaan, maka manusia sebenarnya
berperan dalam penciptaan keturunannya.
Maka seringkali Allah menyebutkan diri-Nya
sebagai “Kami” di dalam Al Qur’an untuk
menjelaskan adanya peran makhluk di dalam
penciptaan itu, khusunya dengan pasangan
yang menjadi Ibu dan Bapak. Ketika manusia
lalai atas kenyataan ini, dan kemudian ia tidak
mematuhi perintah Allah, maka boleh jadi apa
yang menjadi salah satu ciri alamiahnya di
dunia, meneruskan keturunan akan mengikuti
alur yang tidak menyenangkan.

Ketika engkau diperintahkan untuk tidak


berzinah, tapi engkau membangkang, maka
potensi-potensi biologismu akan berubah.
Boleh jadi dari dirimu akan lahir
makhluk-makhluk yang tidak sempurna, baik
dari segi jasmani maupun ruhani. Ketahuilah,
kendati manusia pada akhirnya memiliki
berbagai bentuk fisik yang biasanya kalian
sebut sempurna dan tidak sempurna, Allah
73
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

sebenarnya menginformasikan bahwa


pembawaan fisik manusia tidak berpengaruh
pada jatidirimu yang halus dan lembut
(lathifah 15 , yaitu qolbu). Allah berfirman
bahwa ”Lalu kami jadikan ia makhluk yang lain
(QS 23:14)” berarti memanusiakan dirimu dari
jasad yang hanya terdiri dari daging dan
urat-urat syaraf dengan susunan unsur-unsur
dan tabiat, keadaan, dan kecenderungan tubuh
yang paduannya menyebabkan pengaruh pada
kesehatan seseorang , baik lahir maupun batin
[22]
.

Maka ketika ruh ditiupkan kedalam jasad


difirmankan oleh Allah bahwa “Dia
membentukmu, lalu menyeimbangkanmu (QS 82:7)”.
Jadi, dalam firman ini Allah
menginformasikan bahwa asal muasalmu yang
diciptakan dari min thiin menjadi segumpal
darah (QS 23:12) dalam naik-turunnya
tahapan-tahapan perkembangan manusia (QS
23:14); dan ketika ruh ditiupkan maka

15
Lathifah dalam istilah sufi mengacu kepada suatu
makna yang lebih mendalam, sedangkan lathifah
manusia adalah jiwa rasional yaitu qolbu. Qolbu pada
hakikatnya berperan “menurunkan” derajat atau
kualitas ruh pada tingkat yang lebih mendekati dan
sesuai dengan diri manusia di satu sisi , yaitu
jasadnya, akan tetapi tetap sesuai dengan ruh di sisi
lain, catatan kaki raf 22 hal 34
74
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

terjadilah sinkronisasi antara unsur material


dan immaterial manusia sehingga dari integrasi
dan sintesis kedua unsur pembentuk manusia
tersebut muncullah apa yang disebut sebagai
watak atau tabiat manusia, yang pada akhirnya
mempengaruhi akhlak dan perilakunya.
Apakah itu berakhir dengan sempurna atau
tidak sempurna, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi manusia secara utuhlah yang
lebih banyak mempengaruhinya. Sehingga
dikatakan oleh sabda Nabi SAW bahwa
manusia terlahir dengan fitrah yang suci,
namun lingkunganlah (ibu bapaknya,
pengasuhnya, teman-temannya, dll.) akhirnya
yang akan membentuknya menjadi ini atau itu.
Jadi, perhatikanlah bahwa aspek-aspek
biologis dan psikis manusia pada akhirnya
tergantung dari keselarasannya dengan
sunnatullah, baik dalam pembentukannya
maupun dalam pendidikannya setelah
dilahirkan ke dunia, jadi akhlak manusia
dipengaruhi aspek genetis dan lingkungannya.
Itulah bagian-bagian dari makna tersembunyi
dari Allah, Rabbul ‘Aalamin yang dilekatkan
sebagai sifat-sifat manusia dari bani Adam.

Kebolehjadian adalah manifestasi dari


Kehendak Allah yang nyata terekam dalam
sel-sel genetis (gnome) manusia. Karena disitu
75
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tersimpan sejarah tentang nenek moyangmu,


kehidupanmu, takdirmu, dan qadā dan qadar
anak cucumu. Ketika anakmu cacat mental
atau fisik, maka boleh jadi ada sesuatu yang
salah dalam dirimu, ayahmu, kakekmu atau
moyangmu. Ini bukan dosa turunan, karena
fitrah asal manusia sebagai ruh yang ditiupkan
didalam jasad adalah tersucikan dari dosa.
Boleh jadi ini karena aktivitas fisikmu di dunia,
jasad biologismu yang mengendalikan dirimu,
sehingga segala nafsu syahwat merajalela.
Ketika keturunanmu cacat fisik, cacat mental,
ada apakah ini? Kenapakah demikian? Apakah
Allah tidak adil? Maka, sebelum melontarkan
pertanyaaan ini, lihatlah ke dirimu sendiri?
Apa yang salah dengan diriku, kehidupanku,
apa yang aku makan dan minum, cara aku
memperoleh makanan dan minuman, cara aku
menyikapi kehidupan? Dan cara bagaimana
manusia beradab di hadapan Penciptanya
dengan syariat, hakikat dan makrifat; dengan
dzikir, fikir dan ikhtiar.

Renungkanlah dengan pikiran yang terbuka,


bukan dengan pikiran yang terbelenggu oleh
nafsu. Karena pikiran yang terbelenggu hawa
nafsu adalah manifestasi Iblis yang
bersemayam dalam jiwa dan ragamu. Ia akan
membisikkan dirimu dengan buruk sangka
dan berkata “Tuhanmu tidak adil maka ikutlah
76
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

aku (Iblis)”. Ketika engkau ikuti bisikan Sang


Durjana itu, maka engkau menjadi budaknya,
yang menepiskan realitas hakiki akan
Tuhanmu yang menciptakan semua makhluk
dengan limpahan rahmat dan kasih
sayang-Nya.

Ketika kegilaan fisis-biologis menimpa


seseorang, tekanan mental yang dahsyat
muncul karena potensi jasad dan ruhanimu
tidak terolah dengan benar, sehingga semua
fakta yang tercerap inderawi menjadi suatu
beban yang tidak tertahankan. Ibarat cangkir,
maka cangkirmu terlalu kecil sehingga tidak
mampu menampung semua limpahan rahmat
dan kasih sayang Allah yang terus menerus,
baik berupa kemajuan-kemajuan zaman,
peradaban, keduniawian, maupun
limpahan-limpahan ruhaniah. Maka pecahlah
cangkir itu. Ia yang kemudian menjadi gila
secara fisis biologis, adalah ia yang terenggut
dalam genggaman Allah dan mati sebelum
dimatikan.

Aku biasanya tidak terlalu dipusingkan dengan


keadaan lahir seseorang ketika mencabut
nyawanya. Hanya saja, dampak-dampak
perilaku yang menyebabkan kegilaannya
seringkali membuatku terpaku, maka si gila
yang meregang maut adalah ia yang meregang
77
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dalam genggaman Allah. Hanya Dialah yang


tahu bagaimana si gila akan diperlakukan,
kecuali kegilaannya itu jelas sebagai kegilaan si
Iblis yang terhalusinasi akan kesucian diri dan
kesombongannya.

Si gila karena cintanya kepada Allah adalah si


gila yang menjadi tenggelam dalam
genggaman Allah. Entah kenapa, Allah
sepertinya membiarkan kegilaan kepada-Nya
bagaikan memberikan contoh kepada manusia
bagaimana kegilaan makhluk yang
ter-baqa-kan dalam diri-Nya. Ia yang majnun 16
dalam genggaman Allah kurenggut dengan
citarasa kegilaan karena cinta-Nya. Maka
seringkali akan engkau temui syair-syair penuh
kerinduan kepada-Nya dan mayat-mayat yang
menggeletak di sembarang tempat dengan
senyum keabadian Sang Pecinta yang
terlampiaskan kerinduannya.

Sejenak aku masih menatap Izrail


menyelesaikan kisah tentang si gila. Pikiranku
masih mengambang tanpa memikirkan
apa-apa kecuali cerapan rasa takut yang makin
16
Majnun adalah tokoh fiksi dalam sastra Arab Kuno
yang tergila-gila kepada seorang gadis cantik
bernama Laila, sehingga ia menjadi sedemikian
gilanya. Maka muncul istilah Majnun ynag identik
dengan gila karena cinta.
78
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

meliputi diriku. Kemudian terlintas seorang


teman yang telah mendahuluiku. Ia meninggal
dalam keadaan yang biasa-biasa saja. Tanpa
tanda-tanda ataupun firasat-firasat, baik
kesehatan maupun yang sifatnya spiritual.
Entah kalau ia sendiri mengalaminya. Aku
tidak tahu. Yang jelas, ia sedang berolah raga
kegemarannya ketika Sang Maut menjemput
dengan tiba-tiba di usianya yang masih muda.
Lalu, tercetus pertanyaanku, ”Bagaimanakah
untuk orang sehat walafiat yang mendadak
meninggal?”

“Haa, kamu teringat temanmu ya, atau dirimu


sendiri yang merasakan kedatanganku yang
tiba-tiba”, ia melihat kepadaku dan tersenyum
dikulum. Aku menganguk perlahan. “Oke,
akan aku ceritakan bagaimana aku mencabut
yang sehat”, ujarnya.

Banyak orang yang masih mengira bahwa


kesehatan yang baik akan membawa umur
panjang. Pendapat ini , kalau ditinjau dari sisi
manusia, memang benar adanya. Setidaknya, ia
yang menjaga kesehatannya berupaya untuk
selaras dengan sunnatullah. Tetapi, ketahuilah
bahwa masalah “hidup dan mati” adalah
kehendak Allah yang penuh ketidakpastian
dan keserbamungkinan. Aku sendiri tidak tahu
kapan si A, si B, atau si C mati. Akan tetapi,
79
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang jelas aku pasti mendatangi setiap


makhluk kalau sudah diinginkan-Nya, karena
kematian adalah suatu kepastian. Namun,
kapan aku akan datang, itu tergantung
kehendak-Nya semata.

Tetapi, sadarilah!

Aku selalu mengikuti setiap makhluk dalam


setiap detik sang waktu berjalan. Percayalah,
Sang Waktu dan aku sebenarnya selalu
beriringan, sehingga dalam setiap saat “hidup
dan mati” sebenarnya sekedar anugerah Allah
semata. Ketika Dia perintahkan aku untuk
beraksi, maka saat itu juga aku beraksi. Maka
manusia sebenarnya harus berhati-hati, karena
setiap saat aku selalu mengincar dirinya. Ketika
Dia berkehendak padaku untuk mengambil si
A atau si B saat itu, aku tinggal mengiyakan
dan saat itu juga dia yang dikehendaki-Nya
mati akan mati.

Jadi, ingatlah selalu bahwa posisi semua


makhluk sebenarnya sangat kritis sekali. Bagi
yang bertasbih setiap saat maka tasbihnya
adalah penghambaannya yang mutlak, seperti
kaumku yang selalu bertasbih kepada-Nya.
Bagi manusia maka bertasbihlah setiap saat
dengan selalu “mengingat-Nya”, lakukan dzikir.
Tanpa itu maka boleh jadi engkau akan mati
80
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dalam keadaan “bermaksiat kepada-Nya”. “Na


udzu billah min dzalik”. Sekiranya semua
manusia menyadari hal ini, aku yakin bahwa
bumi ini akan sepi dari semua aktivitas karena
rasa takut akan kedatanganku. Karena itu
dalam keadaan sehat, selalu ingatlah
kepada-Nya, bertasbihlah selalu dengan
dzikir-dzikir qolbu yang ikhlas dan ridha
bahwa kehidupan dan kesehatanmu
sebenarnya sekedar anugerah-Nya semata. Ia
yang kucabut dalam keadaan sehatnya, akan
mati sesuai dengan kondisinya saat itu. Aku
sekedar melempangkan perintah dan
kehendak-Nya, sehingga seringkali dia yang
kucabut nyawanya tidak merasakan
kedatanganku.

Seringkali, aku beraksi ketika ia sedang duduk


minum kopi, membaca koran, di bis kota, di
jalanan, ketika manusia sedang giat-giatnya
berolah raga, sedang bermaksiat, dan
sebagainya. Makanya, seringkali kamu akan
temui nasihat-nasihat dari si bijak untuk
berhati-hati dalam setiap tindak tandukmu.
Namun, hal ini rupanya tidak disadari oleh
banyak manusia bahwa “hidup dan matinya”
tak lebih sekedar Kehendak-Nya semata.
Maka waspadalah dan ingatlah sabda Nabi
berikut “Kematian yang tiba-tiba adalah rahmat

81
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

bagi orang yang beriman, dan nestapa bagi pendosa


(HR Abu Daud)[11]”.

“Dia yang selalu mengingat Allah SWT,


menyadari dirinya adalah hamba-Nya semata,
maka iapun menjalankan kesolehan seperti
yang dijelaskan oleh para nabi, rasul, wali, dan
para pewaris ilmu Nabi. Ikutilah kesolehannya,
berkumpullah dengan mereka baik dalam
keadaan senang maupun susah. Ia yang soleh
sebenarnya dititipi cahaya ilahiah sehingga
dalam setiap langkahnya adalah ibadahnya.”
Ujar Izrail, kemudian dia menyitir salah satu
firman Tuhan,”Dan sembahlah Tuhanmu sehingga
datang kepadamu yang diyakini (ajal) (QS 15:99)”.
Semua bulan, tahun, malam dan siang hari
merupakan ketentuan ajal dan waktu untuk
beramal. Semua akan berakhir dan berlalu
dengan cepat. Maka, dalam setiap detik waktu
yang berjalan, sesungguhnya bagi mereka yang
beriman terdapat amal-amal ketaatan yang
ditetapkan oleh Allah. Maka, jangan sia-siakan
waktumu!

Aku belum sempat bertanya lagi ketika Izrail


bertutur meneruskan ceritanya tanpa kuminta.
Kemudian ia melanjutkan kisahnya tentang
bagaimana ia seringkali merasa malu kalau
mendatangi orang yang soleh, oleh karena
kesolehannya.
82
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dia yang mematuhi semua perintah Allah,


dalam keadaan apapun, sebenarnya contoh
yang indah bagaimana aku dengan kelembutan
mengantarkan dirinya memasuki keabadian.
Kesolehannya akan menjadi penerang dirinya
di alam barzakh yang luas.

Disana, ia akan menanti keputusan, bahkan


sebenarnya tidak menanti, sebab penantiannya
tidak memiliki makna temporal yang berarti
baginya. Sehari serasa seribu tahun 17 . Dan ia
merasakan kebahagiaan yang hakiki ketika
berkumpul dengan orang-orang yang soleh
juga. Mereka bergerombol dalam
kesolehannya. Sekali-sekali, iapun bisa
berkomunikasi dengan karib kerabatnya yang
masih ada di dunia, melalui mimpi, melalui
getaran-getaran qolbu mukminin yang soleh,
yang mampu menembus batas-batas kegaiban
alam barzakh. Semuanya terjadi atas
kehendak-Nya semata, karena semua hasrat
dan keinginan dirinya telah terbaqakan dengan
Kehendak-Nya semata.

Aku mendatangi mereka yang soleh dengan


kesantunan yang sebisa mungkin tidak
17
QS 32:5 Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu
hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.
83
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mengagetkan dirinya. Bahkan aura


kedatanganku sebenarnya sudah ia cium
jauh-jauh hari sebelum aku dikehendaki
oleh-Nya untuk melakukan penarikan ruhnya
yang tercerahkan.

Ahhh, seringkali aku merasakan


kerinduan-kerinduan mereka kepada-Nya.
Biasanya auraku yang mendatanginya akan
menyebabkan dirinya tergerak dengan
Kehendak-Nya semata. Ia berbuat sesuai
dengan Kehendak Allah. Ia menjadi asing atas
perbuatan dirinya, kalau ia sadari hal itu.
Namun, biasanya mereka sendiri tidak
sadar bahwa semua gerak-geriknya sudah
bukan lagi gerak-gerik yang disebabkan
keinginan dirinya. Bisa dikatakan, bahwa si
soleh yang menjelang kematiannya sudah
terfanakan dan terbaqakan dalam semua
Kehendak-Nya.

Bagi yang matahatinya awas, boleh jadi gerak


geriknya akan terpahami sebagai bukan gerak
gerik dirinya. Bagi yang tidak memahami,
keasingan dirinya baru akan tersadari setelah
kematiannya. Tidak disadari oleh semua orang
kalau gerak-geriknya adalah kehendak Allah
semata. Ketika aku datang, maka aku biasanya
datang diam-diam supaya tidak
mengagetkannya. Maka kucabut ia dalam
84
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

sujud shalat lima waktunya, dalam shalat


malamnya, dalam tafakkurnya, dalam tidurnya,
dalam sakitnya, dalam sehatnya, dan dalam
keadaan apapun ia berada saat itu.
Kewaspadaannya akan kedatanganku,
menyebabkan ia tidak lalai mengingat Allah, ia
tidak alpa untuk

waspada terhadap kedatanganku yang


mendadak. Hal ini menyebabkan aku malu
menemuinya langsung. Maka akupun datang
diam-diam dalam setiap keadaan dirinya. Maka
iapun akan kucabut dengan keselamatan
akhirat yang selalu melingkupinya.

Boleh jadi kematian bagi mereka yang soleh


akan dirasakan sangat ringan dan juga sangat
berat. Bagi yang berat maka boleh jadi ia masih
mempunyai hajat untuk mencapai derajat
tertentu, yang belum berhasil dicapainya
melalui amal perbuatannya, maka kematian
baginya sangat menyakitkan karena lepasnya
peluang untuk mencapai derajatnya di surga.

Bagi yang kurang iman, katakanlah si kafir,


terjadi sebaliknya khususnya bagi si kafir yang
mempunyai amal baik yang belum
memperoleh balasan. Maka ia akan
dimudahkan dalam kematian sebagai balas jasa
kebaikannya dan nanti ia akan langsung
85
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mendapatkan tempatnya di neraka. Jadi,


jangan merasa selamat kalau ada amal
kebaikan yang belum terbalas. Karena boleh
jadi balasan itu hanya akan diterimanya sebatas
saat kematiannya saja. Setelah itu, semua amal
akan dihisab sesuai kadarnya masing-masing.

“Tapi, kesolehan bukanlah mutlak


keselamatan dariku. Maka engkau harus
hati-hati.” Tiba-tiba ia berkata begitu.
Kemudian ia terus menuturkan.

Yang soleh sekalipun sebenarnya masih rentan


terhadap dua jenis keadaan menentukan yang
berujung pada “akhir yang buruk”. Salah
satunya yang berbahaya adalah “pada saat
sekarat dan mengalami kengerian maut,
hatinya mungkin diliputi oleh keraguan atau
pun kekufuran, hingga ketika ruhnya dicabut,
dia masih berada dalam keadaan seperti itu”,
Yang kedua adalah, “pada saat kematian,
kecintaan pada materi atau kesenangan
duniawi mungkin telah menguasai
hatinya....maka diapun akan menghadapkan
wajahnya ke dunia, dan sebanding dengan
kecondongan seseorang kepada dunia, itu
semua akan menyebabkan tabir, yang
menyebabkan turunnya siksa”.

86
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Aku menggigil mengingat Izrail berkata


seperti itu. Lha..., yang soleh saja belum tentu
selamat dalam menghadapi kematian,
bagaimana dengan yang setengah hati
solehnya, atau yang sama sekali keblinger?

“O ya, aku akan perdengarkan untaian nasihat


dari sufi generasi terdahulu”. Katanya tiba-tiba
saja ia menjadi romantis. Judulnya “Delapan
Nasihat Hatim” 18 . Izrail pun pun
bersenandung [21].

Cintailah amal saleh,


ia dapat memutuskan rantai kepemilikanmu
kepada dunia,
ia akan menjadi penerang kuburmu,
pendampingmu disana dan
tidak meninggalkanmu sendirian.

Taatilah perintah Allah dengan ridha,


karena dengan keridhaan pada
ketaatan-Nya maka
keinginan hawa nafsumu akan terbelenggu
(QS 79:40).

18
Abu Abdur Rahman Hatim bin Unwan Al Ashamm
(“si Tuli”), seorang sufi generasi awal dari pribumi
Balkh, adalah murid Syaqiq al-Bakhi. Hatim
mengunjungi Baghdad dan meninggal dunia di
Wasyjard di dekat Tirmiz pada tahun 237 H/852 M,
lihat ref. 23, hal 190
87
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Sedekahkanlah bagian duniamu kepada


Allah Ta'ala,
karena apa yang ada disisimu semua akan
lenyap,
sedekah adalah tabunganmu disisi Allah,
dan apa yang ada disisi-Nya adalah kekal
(QS 16:96)

Bertaqwalah kepada Allah SWT,


karena disitu tersimpan Kemuliaan dan
Keagunganmu (QS 49:13)
sebagai suatu anugerah ketaqwaanmu
kepada-Nya.

Ridhalah kepada semua ketentuan Allah


SWT,
karena pembagian dari Allah sudah
ditentukan sejak azali (Qs 43:32).
Tanpa keridhaan pada semua ketentuan
Ilahi,

maka engkau akan dihinggapi hasud,


penyakit Iblis yang timbulkan iri dan dengki
karena harta, kedudukan, dan ilmu
yang akan timbulkan saling cela dan gunjing
diantaramu.

Musuhilah syeitan, ia adalah musuh yang


sangat nyata bagimu (QS 35:6).
88
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ia mewujud dari semua hasrat , keinginan,


penguasaan, dan kepemilikanmu;
Ia muncul menjadi berbagai bentuk nafsu
dan syahwat,
yang akan mengikatkanmu kepada materi,
duniawi, dan segala maksiat.

Putuskan semua harapanmu dari selain


Allah,
jangan terpedaya dengan rasa takut akan
rezekimu,
Dia yang maha Pemberi telah menjamin dan
menanggung
semua rezeki makhluk-Nya (Qs 11:6),
tanpa kecuali.
Karena itu, perhatikan pencarian
kehidupanmu
dari syubhat,
dari halal dan haram,
dari yang menghinakan dirimu,
dari yang merendahkan kedudukanmu.

Bertawakkalah kepada Allah SWT semata


(QS 65:3).
Dialah yang akan menjaminmu,
mencukupkan keperluanmu,
dimanapun kamu berada, dalam keadaan
apapun.
Jangan gantungkan dirimu pada tali
gantungan syeitan
89
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yaitu uang, kekayaan, kekuasaan, kerajaan,


pekerjaan,
dan bergantung kepada makhluk lainnya.

Gantungkan dirimu hanya pada Kehendak


Allah SWT semata.

Izrail tersenyum, alunan suara dan


makna-makna yang terkandung dalam puisi
“Delapan Nasihat Hatim” itu benar-benar
semakin menggigilkan diriku, seolah
mengingatkan bahwa aku masih jauh dari
gambaran yang disampaikan Hatim.

Aku masih tercenung di hadapan Izrail yang


kulihat menatapku dengan lebih lembut seolah
menenangkan diriku. Lantas, aku teringat
Malin Kundang si anak durhaka.
Bagaimanakah orang-orang seperti itu
menghadapi sakratul maut sedangkan yang
soleh saja masih bisa dikatakan belum tentu
bisa selamat melaluinya. Aku
beratnya, ”Pernahkah engkau mendengar
kisah Malin Kundang?” , kataku kepada Izrail.
Ia menjawab, “Ya, aku mengetahuinya.
Bahkan di banyak belahan dunia, di setiap
zaman, kisah-kisah si anak durhaka semacam
itu cukup dikenal”.

90
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Izrail melanjutkan bagaimana ia menghadapi


anak durhaka semacam itu, baik yang
terhitung soleh maupun tidak.

Banyak kisah yang mengerikan bagi manusia


yang durjana. Namun, barangkali tidak ada
yang paling mengerikan bagi ia yang durhaka
kepada orang tuanya sendiri. Silaturahim adalah
kaitan fundamental yang membangun suatu
masyarakat dan peradaban yang sebenarnya
aktualisasi dari Rahmaatan Lil Aalamin. Bila
silaturahim ini rusak maka bisa diprediksikan
bahwa semua tatanan masyarakat cepat atau
lambat akan mengalami kerusakan. Dan
keluarga adalah tatanan masyarakat terkecil
yang melibatkan lebih dari satu orang. Maka
pemutusan silaturahim, apalagi kalau hal itu
melibatkan keluarga antara anak dan orang tua,
maka bayang-bayang malapetaka seperti
menaungi kehidupan seseorang. Maka
hati-hatilah dalam menjaga hubungan
demikian. Tanpa alasan yang pasti, bahwa
silaturahim itu mesti terputus karena Allah
semata, maka hati-hatilah karena pemutusan
itu akan menyebabkan terputusnya barokah
Allah kepadamu.

Bukankah dongeng klasik dari negerimu


tentang si Malin Kundang yang membatu
berhubungan dengan kedurhakaan karena
91
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

menyia-nyiakan ibundanya. Ingat sajalah


cerita-cerita kearifan bagaimana sakit hati
orang tua akan mencegah si anak memasuki
kematian dengan wajar. Ada ancaman Allah
disana, karena ridha ibunda adalah ridha Allah.
Hati-hatilah dengan hal ini. Seburuk apapun
hubunganmu dengan ibumu, Nabi SAW
menyebutkannya sebanyak tiga kali berurutan
ketika seseorang bertanya tentang keutamaan
bakti anak terhadap orang tua, khususnya
ibundanya.

Dalam banyak kesempatan, hubungan


keluarga memang sangat fundamental untuk
membangun masyarakat dan peradaban.
Namun, tanpa pijakan akan kebenaran, maka
mempertahankan silaturahim yang membuta
akan membahayakan karena yang lahir adalah
fanatisme yang dungu maujud niat busuk Iblis
yang menelusup kedalam dada manusia yang
tidak waspada. Oleh karena itu, bila memang
diperlukan, silaturahim dapat diputuskan
karena Allah semata. Dalam era awal Islam,
Nabi SAW menyadari hal ini sehingga ketika
keputusan untuk berperang ditetapkan, maka
sebagian dari pengikut Nabi SAW (bahkan
Nabi sendiri) mengalami dilema ini, yaitu
terputusnya tali silaturahim. Namun,
kehendak Allah sudah demikian jelas bahwa
bila putusnya silaturahim itu karena
92
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mempertahankan akidah yang benar, maka


belalah Allah SWT. Allah memang patut
dibela, oleh karena keberadaan dirimu di dunia
sebenarnya bagian dari proses yang
memaujudkan Kehendak-Nya. Dan ketika
satu keluarga berselisih mempertahankan
akidah kebenaran dari Yang Maha Benar,
maka pilihlah jalan Allah.

Ketahuilah bahwa kekafiran atau kesesatan


seseorang adalah pilihannya sendiri, karena ia
telah menutup dirinya dari Kebenaran Mutlak
(al-Haqq). Namun, ingatlah juga, keimanan
dan kesolehan seseorang semata-mata adalah
hidayah dan anugerah-Nya. Manusia tidak
mampu memberikan hidayah dan anugerah,
sehingga ketika engkau sudah menyampaikan
apa yang benar dari Allah, maka suatu
kewajiban untuk mempertahankannya
meskipun hal itu akan memutuskan semua
ikatan-ikatan silaturahim. Tetapi sekali lagi bila
memang itu diperlukan dan tidak bisa
dihindari.

Ingat saja kisah Nabi Nuh yang tidak mampu


menyelamatkan istri dan anaknya ketika banjir
tiba, kendati mereka istri dan anak seorang
Nabi, namun tanpa hidayah Allah maka
tidaklah akan hadir keimanan meskipun
sekecil zarah atom. Ingat juga kisah anak-anak
93
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Nabi Yaqub yang menipu orang tuanya


sehingga nabi Yusuf, yang nota bene adiknya
saudara sekandungnya sendiri, mereka
celakakan sampai Allah menetapkan
keputusan bahwa mereka akan dihadirkan
kehadapan Yusuf dalam kehinaan karena
kelaparan. Namun, Yusuf Yang Nabi maha
pemaaf sehingga mereka yang menghianati
dirinya dimaafkannya. Ingat juga paman Nabi
SAW, Abu Thalib, kendati ia begitu sayang
dan mati-matian melindungi Nabi, namun
tanpa hidayah Allah SWT, Nabi SAW pun
tidak dapat berbuat banyak untuk
mengislamkannya.

Akan tetapi, sekali lagi, perlu kehati-hatian


dalam menjaga hubungan silaturahim, kendati
orang tuamu sesat dan sangat tersesat, maka
nasihatilah dengan perkataan yang baik-baik.
Setelah itu, berserah dirilah kepada Allah SWT,
karena hanya Allah lah yang berhak
memberikan hidayah dan anugerah kepada
orang tuamu berupa keimanan yang benar
kepada-Nya.

Hindarilah kedurhakaan kepada orang tua


yang berkepanjangan, apalagi kalau orang
tuamu adalah orang tua yang solehah dan
penuh kasih sayang kepadamu. Maka
celakalah anak yang mendurhakai orang tua
94
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang solehah. Tidak saja berdosa secara


harfiah sebagai orang yang mendurhakai orang
tua, tetapi kutukan Tuhan akan melingkupi
dirinya dalam setiap kehidupannya. Tanpa
ridha orang tua, maka semua perbuatannya
akan sia-sia, shalatnya tidak bermakna,
puasanya tidak berguna, semua amaliahnya
musnah tanpa guna. Sesoleh apapun kamu
kelihatannya, ketika engkau sakiti orang tuamu
yang seiman, yang selalu berdoa dan
memohon ampunan dari Tuhan, maka semua
ibadahmu sia-sia. Jadi, berupayalah dengan
kesabaran dan kerelaan ketika engkau
berselisih dengan kedua orang tuamu. Jangan
tanggapi perselisihan itu dengan
percikan-percikan api syeitan sehingga ia akan
menjerumuskan dirimu dalam penyesalan
yang tidak berkesudahan.

Akan kuceritakan sebuah kisah lama sebagai


rujukan untuk manusia. Kisah ini memang
bisa dibilang contoh umum bagaimana
seseorang yang durhaka kepada orang tuanya
akan mengalami kesulitan ketika aku
menjemputnya. Diceritakan bahwa suatu hari
seseorang mendatangi Nabi SAW dan
memberitahu seseorang bahwa seorang
pemuda membutuhkan bantuan untuk

95
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dituntun mengucapkan kalimat tayyibah 19


menjelang kematiannya. Nabi mengatakan
apakah anak muda tersebut sudah terbiasa
mengucapkan kalimat tayyibah selama ia hidup
sehat. Orang-orang kemudian menjawab
bahwa si pemuda sudah terbiasa
mengucapkan kalimat tayyibah.

Nabi keheranan karena orang tersebut terbiasa


mengucapkan kalimat tayyibah, tetapi
mengalami kesulitan untuk mengucapkannya
menjelang detik terakhir kehidupannya.

Nabi kemudian mendatangi pemuda tersebut


dan memandunya untuk mengucapkan
kalimat tayyibah, namun dia tetap tidak mampu
mengucapkannya. Nabi kemudian berkata
kenapa dia seperti itu. Anak muda itu
memberitahukan bahwa hal itu terjadi karena
dia tidak patuh kepada ibunya karena
dipengaruhi istrinya. Nabi bertanya apakah
ibunya masih hidup. Dia membenarkan. Nabi
kemudian meminta orang-orang
untuk memanggil ibu pemuda tersebut. Ketika
perempuan itu datang, beliau bertanya
kepadanya, apakah pemuda itu anaknya. Dia
membenarkan. Kemudian bertanya apa yang
akan dia lakukan jika anaknya itu dibakar

19
Laa Ilaaha Ilallaah
96
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

hidup-hidup di dalam api yang menyala-nyala.


Perempuan itu menangis. Ia memahami
maksud Nabi SAW untuk memaafkan
anaknya. Ia lalu menjawab bahwa ia akan
memaafkan anaknya itu. Perempuan itu lalu
melakukannya. Kemudian Nabi
memerintahkan pemuda itu mengucapkan
kalimat tayyibah. Dengan mudah, pemuda itu
melakukannya. Nabi merasa senang dan
berkata bahwa Tuhan telah menyelamatkan
pemuda itu dari hukuman neraka 20 .

Begitulah bagaimana hubungan anak dan


orang tuanya sangat berperan untuk
memperoleh ridha Allah dalam setiap keadaan.
Bukan saja ketika masih hidup, namun
menjelang kematian pun, hubungan anak dan
orang tua yang kurang harmonis akan
berakibat fatal. Kesusahan yang muncul ketika
nyawa di ujung kehidupan sebenarnya bukan
keenggananku untuk mencabut nyawa
pemuda itu. Tetapi semata-mata hanya kasih
sayang Allah SWT kepada pemuda tersebut,
mengingat kesolehannya di dunia. Namun,
ketika ia menyakiti orang tuanya, yaitu ibunya,
maka semua amalnya seolah tanpa guna,
sehingga Allah masih memberikan suatu
peluang terakhir kepada dirinya agar ibunya

20
HR Baihaqi dan Thabrani
97
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mau memaafkannya. Kalau tidak, maka


sia-sialah semua upaya amal pemuda itu
selama ia hidup di dunia. Sesoleh apapun
pemuda itu, tanpa maaf orang tua maka
akupun akan sejenak menunggu sampai
ibunya memaafkannya. Apakah hal ini adzab
atau kemurahan Allah? Maka jelaslah hal ini
merupakan kemurahan Allah untuk
memberikan kesempatan bagi ibu pemuda
tersebut untuk memberikan maafnya. Kendati
si anak berdosa, sebagai orang tua, maka
diapun memiliki tanggung jawab untuk
memaafkannya. Orang tua bagaimanapun juga
memiliki tanggung jawab kenapa seorang anak
bisa begini atau begitu. Karena, sebagai orang
tua yang bertanggung jawab, ia sebenarnya
menjadi bagian kenapa si anak menjadi
tersesat, atau terhalang amalnya. Yang
dibutuhkan sebenarnya adalah ridha orang tua
sebagai orang tua, dan menyadari bahwa orang
tualah yang berperan dalam menentukan
apakah seorang anak dikemudian hari menjadi
majusi, nasrani, atau yang lainnya.

Aku masih meresapi cerita Izrail tentang


hubungan anak dan orangtua, serta
akibat-akibatnya di kemudian hari.
Bayang-bayang keretakan dalam keluarga yang
makin hari makin sering kudengar atau kulihat
sendiri menjadi jelas, bahwa dalam keadaan
98
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

apapun, silaturahim harus tetap dijaga. Dalam


skala yang luas, retaknya silaturahim adalah
retaknya suatu jalinan sosial. Maka, bila
silaturahim sudah terjadi dalam skala yang luas,
ancaman keretakan akan terlihat dipermukaan
sebagai jatuhnya masyarakat ke dalam
cengkeraman ketimpangan sosial dan
ketidakadilan.

Ketimpangan sosial dan ketidakadilan adalah


sumber dari segala angkara murka, sumber
dari iri dan dengki, sumber permusuhan yang
memperlebar jurang antara yang kaya dan
yang miskin, yang berpangkat dan yang tidak
berpangkat, sehingga yang nampak hanyalah
kesombongan-kesombongan yang dikenakan
untuk menutupi kekurangan-kekurangan;
yang kaya akan mengenakan kekayaannya
untuk menutupi kekurangannya; yang miskin
akan menutupi kemiskinannya dengan
kesombongan sebagai si miskin untuk
menutupi kekurangannya. Banyak masalah
sosial yang terjadi di negeri ini dan di zaman ini
muncul karena ketidakadilan, ketika yang satu
mengabaikan yang lainnya, yang satu
menelantarkan hak-hak hidup yang lainnya,
maka jangan heran bila selalu akan terjadi
pergesekan-pergesekan sosial yang
menghancurkan tali-tali silaturahim.

99
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ketidakadilan adalah juga ketidakseimbangan.


Maka ketika hal itu terjadi juga kepada alam
lingkungan dimana manusia hidup, maka
ketidakadilan itu akan menimbulkan
ketidakselarasan dengan hukum-hukum alam
(sunnatullah) sebagai suatu kehendak Allah.
Maka hati-hatilah, ketika ketidakadilan
bersinggungan dengan alam lingkungan yang
kadarnya tidak mungkin diubah manusia,
maka bencana-bencana alam akan mengintai
sebagai gempa bumi, kehancuran fisik,
longsor, banjir, kebakaran, kabut asap,
penyakit, dan bencana-bencana alam lainnya.
Ketika bencana alam itu mengharubirukan
semua manusia di muka Bumi, maka jangan
salahkan keadilan Tuhan. Dia Maha Adil dan
Bijaksana sesuai dengan apa yang sudah Dia
firmankan dalam kitab wahyu Al Qur’an.
Tinjaulah alam semesta dan dirimu sendiri dan
selaraslah dengan kehendak Allah dengan
ridha, sehingga sebuah bencana ataupun
malapetaka yang memutuskan semua harapan
dan angan-angan-mu, yang membangkitkan
semua rasa takutmu akan adzab yang
menimpa suatu kaum, tak lebih dari suatu
peringatan atas kelalaian dan kebodohanmu
karena mengabaikan keadilan yang sudah
ditetapkan sebagai hukum-hukum alam yang
mestinya dipahami oleh manusia.

100
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Tiba-tiba Izrail menyela lamunanku. Ia


sepertinya memang bisa membaca apa yang
kupikirkan.

Ada kalanya aku mencabut nyawa orang yang


disesatkan Allah SWT dalam keadaan yang
mengerikan. Seolah adzab neraka disegerakan
terhadap orang-orang yang sesat dan murtad.
Mereka termasuk golongan yang disesatkan
Iblis semata-mata karena kesombongan
dirinya. Biasanya orang yang demikian,
menurut tolok ukuran kamu dianggap sukses
dan pandai, padahal itulah manusia yang
paling bodoh yang termanifestasikan dari
kebodohan dan kesombongan Iblis.
Kebodohan dan Kesombongan adalah dua
sisi mata uang yang sama, yaitu mata uang Iblis
Sang pendurhaka. Orang yang demikian
dikatakan sebagai orang yang benar-benar
sakit jiwa dan terpenjara dalam rumah sakit
jiwa yang disebut dunia. Ia sakit jiwa karena
terbelenggu oleh akalnya. Sementara, dirinya
terbelenggu akalnya, nafsu nya pun
membentengi dirinya sehingga iapun
mengisolasi diri, jauh dari fitrah asal dan
mengira akalnya adalah tuhannya.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang


menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya
101
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan


hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran? (QS 45:23)”

Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu,


karena mereka biasanya menebar bau
busuknya neraka dalam kehidupan kamu.
Mereka tidak segan untuk bermanis muka,
namun menikammu dari belakang, memfitnah,
dan menebarkan kejahatan dalam kehidupan
kamu. Kendati akalnya seperti berjalan, ia
sebenarnya makhluk bodoh seperti robot yang
hanya digerakkan oleh nafsu syahwatnya, yang
sudah menjadi tuhannya. Ia termasuk manusia
yang menjadi syeitan karena menuhankan
nafsu dan syahwatnya, merobohkan
sendi-sendi agama, dan tidak segan untuk
berdusta. Ia dapat berada disekitar
kehidupanmu sebagai kawan, sebagai boss-mu,
teman mainmu, sebagai lawan, sebagai pejabat,
sebagai guru, sebagai kiai, sebagai ustad,
sebagai pengusaha, sebagai pengacara, sebagai
dukun, sebagai artis, sebagai penyiar, sebagai
pedagang, sebagai petani, sebagai pengemis,
sebagai maling, sebagai polisi, sebagai tentara,
dan banyak lagi yang lainnya.

102
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Aku mencabut mereka sesuai dengan


keadaanya. Maka ia yang kucabut dalam
kesesatan dan kemurtadan adalah ia yang
merasakan hawa panas dan busuknya api
neraka. Akan sering kautemui bagaimana
mereka akhirnya. Mata melotot, tubuh
disana-sini meregang kaku, bau yang busuk,
kadang disertai keganjilan, mayat yang
sangat berat karena jasadnya menyimpan
beban perbuatannya, dan keadaan-keadaan
lainnya yang mengerikan. Kalau saja engkau
mampu mendengar dan melihat sesuai dengan
keadaan mereka, maka akan kau lihat
kengerian paling mengerikan yang dihadapi
mereka ketika aku temui dengan tanpa
basa-basi. Lantas, kuhempaskan dia dalam
kubur dengan kerelaan bumi ataupun tidak.
Disana, ia akan menghadapi siksa kubur yang
tak pernah berhenti sampai kiamat tiba.
Dalam barzakh yang sempit, maka
penantiannya sampai kiamat tiba adalah
kengerian abadi yang akan disesalinya.

Ketahuilah, ketika aku mencabut mereka yang


sesat dan murtad, aku mewujud sesuai dengan
perbuatan mereka yang bodoh. Manusia yang
paling kuat dan beranipun tak akan akan
sanggup melihat wujudku ketika aku
mencabut orang yang penuh dosa. Dulu, Nabi
Ibrahim a.s pernah juga ingin mengetahui rupa
103
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

asliku ketika aku mencabut nyawa si pendosa.


Kendati aku memperingatkannya bahwa dia
tidak akan sanggup melihat wujudku, namun
ia memaksaku. Akhirnya akupun
menampakkan wujudku kepadanya dalam
bentuk seorang yang berkulit hitam legam,
dengan rambut berdiri, berbau busuk, dengan
pakaian berwarna hitam. Dari mulut dan
lubang hidungku keluar jilatan api . Melihat
wujudku yang mengerikan itu, Nabi Ibrahim
a.s. pun klenger 21 . Ketika sadar kembali, ia
kemudian berkata, “Wahai Izrail, seandainya
seorang pelaku kejahatan pada saat
kematiannya tidak menghadapi sesuatu yang
lain kecuali wajahmu, niscaya cukuplah itu
sebagai hukuman atas dirinya.”

Itu baru melihat rupa asliku untuk si pendosa.


Ketika aku mencabut ruh si pendosa, kamu
tidak akan bisa membayangkan bagaimana
siksaku ketika sakratul maut sebelum aku
cabut nyawanya, siksa kubur yang akan
diembannya, dan siksa neraka yang akan
dialaminya.

Tubuhku bergetar membayangkan kengerian


dari mereka yang sesat dan murtad ketika
Izrail mendatanginya. Aku masih menggigil

21
klenger=pingsan
104
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

ketika kulihat wajah Izrail tampak seperti


udang direbus, kemerahan menahan gejolak
saat-saat ia mencabut manusia yang sesat dan
murtad. Kemudian, dia menoleh kepadaku
dan berkata “apalagikah yang ingin kau
tanyakan”, katanya.

Aku masih berfikir, kira-kira apalagikah yang


ingin kuketahui. Selama ini, apa yang selalu
kukhawatirkan di dunia adalah menyusupnya
hal-hal yang diharamkan dalam kehidupanku.
Salah satunya adalah melalui profesi yang
kugeluti. Menurutku, profesi yang sebenarnya
ideal untuk mendapatkan rezeki halal adalah
berdagang. Karena dengan berdagang orang
sebenarnya dapat menentukan sendiri tingkat
kehalalan yang ia jual belikan. Tentunya
dengan norma-norma yang sesuai dengan
ajaran Islam. Namun, anehnya, banyak
pedagang kulihat tidak mau tahu dengan hal
ini, sehingga dalam banyak aspek, apa yang
semestinya halal menjadi haram karena
praktek perdagangannya yang tidak jujur dan
tidak wajar. Seolah hanya keuntunganlah yang
dipikirkan sehingga tega-teganya ia menaikkan
harga komoditas dan barang ketika bulan
Ramadhan, lalu kemudian ia turunkan lagi
setelah lebaran usai, kemudian ia naikkan lagi.
Ah demikian bodohnya para pedagang itu
sehingga tanpa sadar ia meracuni dirinya dan
105
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

keluarganya dengan hal-hal yang semestinya


dijauhi dan dihindari. Nah aku mau
menanyakan hal ini sajalah. “Bagaimana
dengan pedagang yang curang? “, lanjutku.

Yang mati dengan mengerikan salah satunya


adalah mereka yang curang dalam berdagang.
Aku akan ceritakan sebuah kisah bagaimana
aku mencabut nyawa pedagang yang
menggunakan dua timbangan, yaitu
timbangan saat menjual dan saat membeli. Ini
juga berlaku untuk mereka yang berdagang
dengan keuntungan yang semena-mena yang
sering terjadi di zamanmu. Contohnya ketika
gaji pegawai pemerintah naik, pedagang
dengan seenaknya menaikkan harga bahan
pokok. Tanpa pernah turun lagi. Ketika
Ramadhan atau Lebaran tiba, harga-harga
komoditas yang dibutuhkan masyarakat naik
tanpa kompromi. Demikian juga, ini berlaku
bagi mereka yang menipu dalam berdagang,
menimbun barang sehingga harga melonjak,
menggoreng saham, calo-calo yang menaikkan
harga seenaknya, menjual komoditas yang
jelas-jelas haram, menimbun minyak, atau
aktivitas perdagangan yang curang lainnya.
Bagi pedagang yang demikian, maka segala
perbuatannya itu akan tampak sebagai dua
gunung api dari neraka yang sangat panas dan
106
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

menyala-nyala, sehingga akan membuat yang


melihatnya menggigil ketakutan. Pedagang
yang sekarat akan disuruh untuk mendaki
kedua gunung itu. Setelah itu barulah aku
mencabut nyawanya tanpa ampun.

Membayangkan dua gunung api yang


menyala-nyala memang mengerikan. Lha
wong kita sering melihat tukang sulap berjalan
di atas bara-bara api saja membuat kita
meringis, maka membayangkan kondisi
seperti berjalan di atas gunung api sebelum
nyawa dicabut Izrail benar-benar tidak habis
pikir bagaimana rasanya. Mungkin panas
yang tidak berkesudahan, badan yang
kelojotan menahan panas seperti ikan
dipanggang, lidah yang mengelu, hidung
seperti tersumbat asap yang tidak bisa keluar,
persis ketika kita flu burung dan hidung kita
tersumbat, betapa tersiksanya. Entah berapa
lama siksaan itu akan berlangsung. Mungkin
dalam bentuk sakit yang tidak berkesudahan,
yang tidak tersembuhkan bahkan dengan
dokter termahal maupun dukun tersakti
sekalipun. Aku tidak bisa membayangkan
lebih jauh kondisi mereka yang curang dalam
berdagang ini ketika Izrail mulai
mengincarnya.

107
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

“Mungkin kamu pernah mendengar cerita


bagaimana susahnya orang dalam sakratul
maut mengucapkan syahadat”, Izrail
meneruskan ceritanya tanpa kuminta. Aku
masih tetap mendengarkannya dengan takjub.

Ya, mereka yang kelu lidah saat aku akan


mencabut nyawanya umumnya dikarenakan
sifat mereka selama ini yang suka bergunjing,
memfitnah, iri dan pemabuk. Berkali-kali
sebenarnya kitab-kitab suci mengingatkan
penyakit-penyakit iblis yang satu ini. Tapi,
entahlah, barangkali kaummu memang susah
dibilangin. Kegiatan yang merupakan warisan
penyakit Iblis itu malah akhir-akhir ini menjadi
semacam profesi saja. Wartawan, tukang
gunjing di radio, televisi, di pasar dan di rumah,
malah disukai. Padahal aktivitas itu sangat
berpotensi untuk menggelincirkan manusia
kedalam dosa seperti di atas.

Dulu pernah ada seorang murid alim ulama


terkenal yaitu Imam Fudhail Bin Iyad yang
sedang menghadapi sakaratul maut.
Terdorong oleh rasa sayang dan tanggung
jawabnya, Sang Guru mengunjungi muridnya
yang nampak sedang kepayahan tersebut.
Iapun kemudian membacakan surah Yasin.
Tapi bukannya bacaan itu menentramkannya
malah bacaan surah Yasin itu membuat si
108
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

murid menjadi gelisah dan susah meninggal


dengan tenang. Fudhail pun kebingungan.
Kemudian si guru pun membacakan syahadat.
Namun, bacaan tauhid tersebut tetap tidak
bisa menolongnya.

Begitulah, telinga terasa budeg, lidah kelu dan


mata membuta ketika aku mulai bertugas.
Setelah dengan susah payah, akhirnya aku pun
mencabut nyawanya dan menyerahkannya ke
pada malaikat yang bertanggung jawab dalam
penghisaban di kuburan. Sang Guru
menangis tersedu-sedu karena muridnya
ternyata telah kehilangan keimanannya karena
suka memfitnah, bergunjing, iri dan minum
arak.

Aku masih menatapnya dalam diam sambil


melayangkan imajinasi pada berbagai
infotainment yang sepertinya sudah menjadi
komoditas hiburan. Membuang waktu dengan
membicarakan aib orang lain. Wah, repot juga.
Padahal, hampir sebagian besar acara televisi
yang disukai tidak lepas dari membicarakan
orang lain. Apakah itu suatu kebenaran, atau
cuma sekedar bumbu penyedap untuk
mendongkrak rating sebuah acara yang
membuat orang lain naik pitam. Namun, dilain
pihak mungkin akan membuat orang lain
meraih kekayaan, hidup makmur diatas
109
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

penderitaan orang lain atau dengan


mempermainkan hidup orang lain. Aku
menggigil ngeri.

Ah, betapa lalainya manusia kalau sudah


menyinggung yang satu ini. Kekayaan.
Sehingga iapun lupa bahwa kekayaan yang
diraihnya dari membicarakan orang lain
seperti orang yang memakan bangkai
saudaranya sendiri. Hmm, aku masih
memikirkan mereka yang meraih kekayaan
dengan cara-cara yang tidak etis seperti itu. Di
negeri ini, menjadi kaya memang jadi impian
banyak orang. Sehingga seringkali tidak peduli
lagi bagaimana kekayaannya itu ia kumpulkan,
ia raih, dan kemudian menjerumuskan dirinya
sendiri.

Aku menatap Izrail sekali lagi, seolah masih


tidak percaya bahwa aku dapat bercengkerama
dengannya seperti ini. Kemudian aku bertanya,
“Wahai Izrail bagaimanakah engkau mencabut
nyawa orang yang kaya raya?”

“Orang kaya?”, Izrail sedikit mengernyitkan


keningnya. Alisnya terangkat sedikit, amboi
indahnya alis itu.

Yah orang kaya tidak beda sebenarnya dengan


makhluk Allah lainnya. Saat kematian
110
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

menjemput, maka kekayaannya tidak akan


berarti apa-apa. Sebab, kekayaan yang akan
dinilai oleh-Nya adalah amaliah yang muncul
dari dasar hatinya. Kekayaan duniawi hanya
berguna untuk anak cucu dan jandanya
(dudanya) saja.

“Yang paling menyebalkan adalah kalau aku


mencabut nyawa orang yang kaya karena
menggadaikan kemanusiaannya”, Izrail
menegaskan. Kelihatan benar dia geregetan
dan gemas.

Itulah kekayaan yang diraih dari jalan yang


diharamkan Allah. Mereka yang korupsi,
menipu, merampas harta anak yatim,
membohongi publik, pura-pura membangun
yayasan, karena riba, dan cara-cara lain
pengambilan kekayaan yang tidak sah. Mereka
sebenarnya sebodoh-bodohnya manusia.
Mereka bisa dikatakan terkelabui.

Mungkin kaummu sering mengucapkan


pepatah “Muda Foya-foya, Tua Kaya Raya,
Mati masuk Surga”. Itulah peribahasa kaum
hedonis yang mengira dengan tipu
muslihatnya bisa menipu Allah SWT. Mereka
lupa bahwa dari mulai bapak-ibunya bertemu
sampai ajal menjemput, Allah menggenggam
kehidupan mereka, baik digenggam dalam
111
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kebaikan-Nya maupun Kemurkaan-nya.


Bodohlah manusia yang mengira kekayaaan
yang diperoleh dengan jalan haram, bisa
ditebus dengan aktivitas amal-amal lahir,
apakah itu dengan berzakat , berumroh dan
berhaji, mendirikan rumah yatim piatu, atau
mendirikan masjid-masjid dengan tiang-tiang
yang besar. Selama kesyirikan dan riya masih
menempel dalam lubuk hati mereka yang
terdalam, meskipun sebesar zarah atom
sekalipun (QS 99:7-8), kesyirikannya dan
kekurang ajarannya dengan menyogok Allah
akan berdampak mengerikan. Orang yang
kaya seperti ini, seakan membawa
kesombongannya selama di dunia dengan
menganggap Allah pun bisa disogok. Padahal
Kesombongan adalah Selendang-Nya.

Karena itu, akupun tidak sungkan untuk


menampakkan diri dalam bentuk yang paling
mengerikan yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Aku akan cabut nyawa mereka
sesuai dengan tindakan-tindakan mereka. Aku
akan menyeret roh mereka dari dalam
tubuhnya yang membusuk secara
perlahan-lahan. Agar ia bisa mencium sendiri
kebusukannya itu sebelum sakratul maut
tuntas menunaikan tugasnya. Rohnya akan
kuseret seperti diseretnya tubuh melalui
dinding bergerigi, yang sakit dan sangat
112
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

menyakitkan. Banyak yang tidak kuat melalui


fase ini, dan menangis meraung-raung, tidak
saja dalam wujud jasadnya yang membusuk.
Namun, juga ruhnya akan meraung dan
bersedih, sekaligus juga tidak rela
meninggalkan kekayaannya yang tersisa yang
tidak sempat dinikmatinya.

Keringat dingin meleleh didahiku,


ketakutanku muncul. Lalu terbata-bata aku
berkata, ”Tttapi kan tidak semua orang kaya
diperoleh dari tipu menipu dan kejahatan,”
protesku.

“O, ya jelas. Ada juga orang kaya yang tidak


seperti itu. Tapi kebanyakan, kekayaan telah
membutakan matahati seseorang sehingga
alpa dari menelusuri dan menggunakan
kekayaannya.” Ujar Izrail menjelaskan.

Dia melanjutkan,” Hanya sedikit orang kaya


yang menyadari apa arti kekayaannya itu.”.
“Dari yang sedikit itu, lebih sedikit lagi yang
lolos dengan mulus”, tegasnya.

“Kekayaan cenderung menghalangi


tugas-tugasku.” Ucap Izrail sedikit iba.

113
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Pernah suatu ketika aku mendatangi orang


kaya raya. Karena ia tahu kedatanganku, maka
ia pun gemetar dan memerintahkan semua
harta bendanya untuk dikumpulkan
dihadapanku. Setelah semua hartanya berada
didepan matanya, dia berkata mencaci maki
harta bendanya ”Semoga Allah mengutukmu
sebab engkau telah memalingkan aku dari
beribadah kepada Tuhanku dan
menghalang-halangi aku dari pengabdian
kepada-Nya”.

Allah kemudian membuat harta bendanya


berbicara,

”Mengapa engkau menghinaku, sedangkan


karena akulah engkau bisa diterima oleh
presiden, para pejabat, pengusaha, selebritis,
kalangan jet-set, dan golongan yang
mengandalkan kekayaan dunia lainnya,
padahal orang-orang yang bertakwa kepada
Allah malah diusir dari pintu rumahmu?

Karena akulah engkau bisa mengawini


wanita-wanita lacur, duduk bersama
raja-raja, pelesiran ke tempat-tempat yang
hina, dan membelanjakan aku di
jalan keburukan. Namun, aku tidak
pernah membantah.

114
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Seandainya saja engkau membelanjakan


aku di jalan kebajikan, niscaya aku akan
memberi manfaat kepadamu. Engkau dan
semua anak Adam diciptakan dari tanah,
kemudian sebagian dari mereka memberikan
sedekah, sedang yang lain berbuat keji seperti
dirimu yang bodoh dan terkelabui oleh
gemerlap diriku.”

Aku pun tanpa basa-basi lagi mencabut orang


kaya yang bodoh itu, maka robohlah ia ke
tanah dengan penyesalan yang mendalam.

“Lalu bagaimana dengan orang yang miskin


secara duniawi, secara materi?”, lanjutku
menanyakan.

“Ketahuilah, dimata Rabb-mu, kekayaan dan


kemiskinan tidak dapat dijadikan alasan dari
lalai terhadap-Nya”, Izrail berkata sebelum
melanjutkan ceritanya.

Orang miskin, sebenarnya memiliki peluang


besar untuk merasakan nikmatnya kasih
sayang Allah. Tapi, kemiskinan tidak jarang
juga menyebabkan kekufuran. Di zamanmu
ini, kemiskinan sudah seperti kekayaan,
mereka yang merasa miskin kebanyakan jatuh
ke dalam kekufuran karena kemiskinannya
tidak identik dengan kezuhudan dan kejujuran,
115
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tidak identik dengan ridha terhadap semua


ketentuan Allah SWT.

Bila kekufuran menimpa si miskin, maka ini


tak ubahnya si orang kaya yang mencari
kekayaan dengan cara-cara yang tidak halal.
Disinilah pentingnya mereka yang miskin
mengetahui. Jangan sampai sudah miskin di
dunia, di akhirat jauh lebih miskin lagi. Nabi
Muhammad Yang Ummi mengatakannya
sebagai “orang yang bangkrut total”. Ini ibarat
merubuhkan rumah di dunia dan rumah
diakhirat. Dunia tak dapat, akhirat tak selamat.
Sangat merugi, sangat merugi, benar-benar
sangat merugi.

Maka, jangan jadikan kemiskinan menjadi


alasan dan tameng kekufuran dan
kemungkaran. Ia yang miskin dan terikat
dengan kemiskinannya, akan cenderung
tergelincir dalam jerat-jerat nafsu si bodoh
Iblis. Jadi, gunakankah kemiskinamu pada
materi untuk memupuk kekayaanmu
disisi-Nya. Engkau boleh jadi si fakir dunia,
tapi disisi-Nya semua itu tidak berarti apa-apa.
Maka dekatilah Dia dengan kehambaanmu,
jangan dekati Dia dengan kesombonganmu
atau keluh kesahmu. Jangan jadikan
kemiskinan menjadikan dirimu lalai atas
semua perintah Allah, larangan-larangan-Nya,
116
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

sunnatullah-Nya, dan petunjuk dari Nabi


Muhammad SAW.

Jangan dikira bahwa kemiskinan manusia itu


menjadi belenggu sehingga ia harus bertahan
hidup dengan melupakan Allah. Jangan dikira
bahwa kemiskinan menjadi alasan yang bagus
untuk menghadapi murka Allah. Percayalah,
kalau mau dibandingkan dengan kehidupan
Nabi SAW dan sebagian sahabat yang berbaju
bulu domba, yang hidup di emperan masjid
Nabi dahulu (Asy Shufa), menggelandang di
padang pasir nan panas, maka kemiskinan
yang dialami oleh masyarakat di zamanmu saat
ini tidak seberapa. Galilah hikmah dari
kehidupan Nabi SAW yang bersahaja. Ia yang
pernah mengganjal perutnya dengan batu
selama tiga hari dua malam, tidak pernah
mengeluh atas kelaparannya. Lha, manusia di
zaman ini memang aneh. Kendati peradaban
mampu memberikan kemudahan-kemudahan,
namun seringkali ini malah menjadi godaan
kesenangan. Maunya serba instan, sehingga
ketika Allah uji dengan kepapaan, kemiskinan,
kemelaratan, dan kekurangan lainnya,
sebagian besar manusia semakin jatuh ke
dalam kemiskinan dan kekufuran. Sebagian
lagi malah benar-benar jadi seperti binatang,
menghalalkan segala cara, demi isi perut
belaka. Sungguh ini sangat bodoh, seolah
117
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

hidup sekedar untuk makan saja. Padahal,


kalimat bijak sering mampir di telinga bahwa
makanlah secukupnya hanya untuk
menegakkan tubuh dan meneruskan
kehidupan.

Aku yang mencabut nyawa si miskin,


kadangkala tidak habis mengerti. Kenapa
manusia bisa begitu bodoh. Padahal,
kemampuannya melebihi kemampuan
kaumku (malaikat). Yah, akhirnya sering sekali
aku mencabut nyawa si miskin dalam
kebusukan dunia dan kebusukan akhirat.
Benar-benar orang yang merugi.

Izrail mengakhiri cerita bagaimana mengurus


si kaya dan si miskin yang terkelabui oleh
bedak-bedak duniawi. Ia sekarang sudah
duduk disampingku, menatap dengan
kelembutan malaikatnya. Pertanyaan
selanjutnya bergulir begitu saja menyambung
dari kekayaan, kemiskinan, dan kekuasaan.
Ketiganya dapat menjadi berkah bagi manusia,
namun dapat juga dapat menjadi pembawa
bencana. “Bagaimana penguasa yang
meninggal?”, lanjutku, meneruskan
pertanyaan.

Penguasa sebenarnya diberi mandat oleh Allah


untuk membawa rakyatnya ke jalan yang
118
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

diridhai-Nya. Ia yang mampu menjalankan


kekuasaanya di bawah naungan Cahaya Ilahi,
maka ia sebenarnya khalifah Allah.

Akan tetapi, kalau penguasa lupa diri,


cenderung memperkaya diri, lebih
mementingkan keluarganya, kelompoknya
daripada kepentingan rakyat banyak, maka
Allah sebenarnya menyiapkan adzab yang
menyengsarakan sebelum aku mencabut
rezekinya yang terakhir baginya dan seluruh
rakyatnya. Itulah saat kematian.

Penguasa yang lalim, akan tersiksa oleh


kelalimannya yang maujud dalam bentuk rasa
takut mati, kepikunan yang berlarut-larut, sakit
yang menahun, sampai tubuhnya yang tak
lebih dari bangkai membusuk yang menunggu
tebasan pedang waktu. Saat itulah, akupun
harus menutup hidung ketika ruhnya kucabut
degan paksa. Dan dikembalikan kepada-Nya,
lantas dihempaskan-nya ke dalam adzab
akhirat yang kekal.

Ketahuilah, aku berjalan bersama Sang Waktu,


melihat banyak kerusakan di muka bumi
karena penguasa yang lupa diri. Dahulu,
sepeninggal nabi yang Ummi, kepongahan
jahiliyah muncul kembali dalam bentuk
ketamakan atas kekuasaan, kesombongan atas
119
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kesukuan, dan kejahilan jahiliyah yang


sebenarnya ingin di hapuskan oleh Nabi
Muhammad SAW. Maka, kehancuran Umat
Islam pun kemudian dimulai ketika sebagian
mencela sebagian lainnya, sebagian merasa diri
paling benar, sebagian sangat buta mata hati
sehingga tidak mampu berfikir jernih tentang
kebenaran yang sudah di ajarkan Nabi
Muhammad SAW.

Sudah banyak zaman kulalui, maka


keruntuhan peradaban karena lemahnya
penguasa sering aku lihat. Dan selama itu pula
berbagai jenis penguasa yang lalai dan lupa diri
sering kucabut nyawanya dalam penderitaan
dirinya. Lucunya, banyak juga yang masih buta
matahati, kendati kucabut nyawanya dalam
kesesatannya, anak cucunya makin terjebak
ilusi dengan membangun istana-istana
kesia-siaan. Mereka bangun kuburan-kuburan
yang megah untuknya, mereka kira kemegahan
kuburan itu dapat menyelamatkan si mati.
Tidak tahukah mereka bahwa hanya amal
salehlah yang dapat menerangi ruh simati di
alam kubur sana? Dungu, sungguh dungu
perilaku penguasa yang lupa diri itu. Ia kira
bisa menyogok Ilahi dengan membangun
tiang-tiang besar di kuburannya.

120
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Izrail kemudian bercerita tentang tugasnya


mencabut penguasa lalim Bani Israil.

Ketika itu Sang Tiran sedang duduk-duduk


seorang diri di istananya tanpa ditemani oleh
salah seorang istrinya. Aku kemudian masuk
melalui istananya dengan tiba-tiba. Penguasa
Tiran itu marah dan berkata dengan
pongah, ”Siapakah Engkau? Siapa yang
mengizinkanmu masuk kedalam istanaku?”
Aku menjawab,

”Yang mengizinkanku masuk kedalam


rumah ini adalah pemilik istana ini.
Sedangkan aku adalah yang tak bisa
dihalangi oleh seorang pengawalpun

dan tidak butuh izin apapun untuk masuk


kesini.
Bahkan terhadap raja-raja sekalipun,
aku tak perlu izin apapun,
tidak pernah takut pada kekuatan raja-raja
yang perkasa,
dan tidak pernah diusir oleh penguasa tiran
yang keras kepala
atau setan pembangkang sekalipun.”

Mendengar seruanku, penguasa lalim itu


menutup mukanya. Agaknya ia sadar siapa
yang dihadapinya. Dia pun jatuh tersungkur.
121
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kemudian bangkit dengan memelas dan


mengiba-iba.
”Jadi Engkau adalah Malaikat Maut?” ,
katanya.
Aku menjawab “Ya”.
Kemudian dia menawar dengan
cengeng, ”Sudikah engkau memberiku
kesempatan agar aku bisa memperbaiki
kelakukanku?”.
Aku menjawab, ”Alangkah bodohnya engkau
ini; waktumu telah habis; nafas dan masa
hidupmu telah berakhir; tidak ada jalan lagi
untuk memperoleh penangguhan.”

Penguasa tiran itu menangis tersedu-sedu, lalu


ia bertanya,”kemana engkau akan
membawaku?”
Aku menjawab, “Kepada amal-amalmu yang
telah engkau kerjakan sebelumnya dan juga ke
tempat tinggal yang telah engkau dirikan
sebelumnya.”

Sang tiran menjawab bingung, “Bagaimana


mungkin? Aku belum pernah mempersiapkan
amal baik dan rumah baik apapun juga.”
Aku menjawab, ”Kalau begitu, ke neraka, yang
menggigit hingga ke pinggir-pinggir tulang
kamu akan ditempatkan.”

122
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Akupun kemudian mencabut nyawa penguasa


tiran itu yang jatuh mati ditengah-tengah
keluarganya dengan mata melotot penuh
penyesalan, di tengah-tengah mereka yang
kemudian meratap-ratap dan menjerit-jerit.
Andai saja mereka mengetahui bagaimana
buruknya neraka bagi si lalim itu, mungkin
mereka akan menangis lebih keras lagi.

Keringat dingin tanpa terasa makin menderas,


membasahi dahi dan leherku. Izrail kulihat
masih berdiam diri seolah tahu aku masih
mempunyai beberapa pertanyaan lain yang
menggelayut di pikiranku.

“Ketika engkau mencabut nyawa seseorang,


baik dalam waktu yang berlainan maupun
bersamaan, engkau nampaknya tidak memiliki
kesukaran apapun juga. Bagaimanakah dengan
kematian di medan perang dimana terdapat
puluhan bahkan mungkin puluhan ribu nyawa
yang secara bersamaan melayang?”,
pertanyaanku meluncur begitu saja. Izrailpun
nampaknya masih tenang-tenang saja dan
tidak terburu-buru. Ia merapikan rambutnya
yang berkilauan, setelah melontarkan
senyumnya, ia kembali bercerita.

Peperangan adalah bagian dari sunnatullah


Tuhan. Bagian dari keseimbangan alamiah
123
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

karena kaummu seringkali overdosis dalam


banyak hal. Itulah senyatanya kejelekan
manusia yang utama karena dicengkeram
ketidakadilan dan keangkaramurkaan.

Peperangan, meskipun kamu seringkali tidak


terima akan adanya peperangan, tapi Tuhan
punya timbangan sendiri, yang semestinya
diperhatikan oleh umat manusia. Namun,
sudah menjadi ketentuan sejak awal
penciptaan bahwa manusia pada akhirnya
terbelenggu dengan berbagai persoalan karena
ketidakmampuannya mengenal dirinya sendiri.
Belenggu kepemilikan, penguasaan,
keserakahan, dan nafsu ingin menguasai
lainnya akhirnya akan menyeret umat manusia
ke dalam peperangan demi peperangan.

Peperangan jangan ditangisi. Kalau timbangan


sunnatullah sudah bergeser ke titik yang tak
dapat balik, maka setekun apapun doa-doamu,
sunnatullah tetap terjadi. Ambil saja contoh di
Afghanistan, Irak, Palestina, atau di belahan
dunia lainnya. Kendati di situ banyak Umat
Islam, namun sunnatullah tidak pernah bisa
dikelabui, ia akan berjalan apa adanya, sesuai
ketentuan-ketentuan yang sudah
ditetapkannya. Ketika umat lalai akan arti
pentingnya peradaban, ukhuwah, ilmu
pengetahuan, keadilan, lupa arti pentingnya
124
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kesatuan, maka peperangan dapat menjadi


guru untuk mengingatkan manusia, bahwa
itulah akibat kalau umat menjadi bodoh dan
bercerai berai. Mereka seperti buih-buih yang
akan mudah menjadi bulan-bulanan
gelombang zaman yang tidak menentu.
Apakah engkau lupa kalau dulupun adzab
peperangan menimpa Umat Islam ketika
Jenghis Khan dan tentara Mongolnya
mengamuk di kawasan Jazirah Arab,
menghancurleburkan negeri-negeri Islam dari
India sampai Baghdad karena kelemahan
umat? Manusia mungkin berkewajiban
meminimalisir dampak-dampak perang, itu
perbuatan mulia. Tapi apakah perang lantas
berhenti, serahkan saja kepada-Nya. Karena
justru dengan peperangan manusia semestinya
akan mengerti bagaimana dampak-dampak
perbuatannya, kebodohannya,
keangkaramurkaan, dan kesombongannya.
Namun, manusia itu seringkali mirip keledai.
Meskipun, perang demi perang dilalui. Toh
tetap saja terjadi dan celakanya dianggap
sebagai solusi.

Dalam peperangan, manusia itu seperti


onggokan kacang yang dimasukkan ke dalam
kuali. Aku lebih mudah melakukan tugas saat
itu, karena sekali sentil dengan kedua jariku
maka ribuan orang akan mati. Persis kacang
125
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dalam kuali, dengan sekali pukul puluhan


kacang dalam kuali remuk redam. Wujud
pukulanku bermacam-macam. Seringkali
peluru, meriam, roket, rudal, bahkan pernah
juga bom Atom.

Tapi, peperangan zaman sekarang lebih kejam


dari dahulu. Dahulu, sekali tebas badan
terbelah atau leher terputus mempercepat
kematian. Memang bagi manusia terlihat
kejam. Tapi manusia sudah mengembangkan
kekejaman dalam beberapa format yang
terlihat halus, berbudi, namun sebenarnya
lebih kejam dan mengerikan. Lha sekarang,
peperangan di satu tempat memberikan
dampak di tempat lain dimana orang tidak
tahu menahu masalah yang terjadi. Belum lagi
penderitaan rakyat tak berdosa. Apalagi kalau
para spekulan ekonomi mulai bermain mata,
seperti menggoreng saham, melambungkan
harga bahan pangan, minyak, menjual senjata,
dan lain sebagainya. Maka penderitaan
peperanganpun akan menjalar ke seluruh
dunia.

Nyawa yang kucabut saat perang di masa


kamu tidak seberapa dibandingkan
peperangan jaman dulu. Tapi nyawa yang
meregang-regang di telan penderitaan akibat
dampak perang dan pasca perang seperti
126
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

keracunan, kelaparan, kemiskinan, penyakit,


cacat, sakit mental, dan lain-lainnya malah
tumbuh subur, memperpanjang usia
penderitaan banyak orang.

Perang sekarang sudah menjadi komoditas.


Alasan perang pun kebanyakan tak lagi
berhubungan dengan kebenaran di Jalan Allah.
Tapi sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi
semata. Jadi sebenarnya tidak jauh-jauh dari
urusan perut. Bahkan tidak jarang perang
muncul karena kedunguan manusia, hingga
perangpun berkecamuk karena adu domba
dan fitnah. Urusan perut yang sederhana bisa
menjadi bencana perang yang membuat
merana.

Maka, sudah jarang sebenarnya


prajurit-prajurit yang berperang dijalan Tuhan.
Padahal, ada kemuliaan bagi mereka yang
murni berjihad di jalan Tuhan. Meski mereka
disebut mati, tetapi mereka sebenarnya hidup
dan sudah memilih kehidupan yang lain.

Aku pun seringkali trenyuh, penderitaan


manusia semakin memanjang dari satu nasib
ke nasib lainnya. Dari takdir buruk yang satu
ke takdir buruk lainnya. Seolah keledai di
penggilingan masa. Tapi, semua itu adalah
takdir dan sunnatullah.
127
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dan semua itu bukan lagi menjadi tugasku,


karena sebenarnya itu adalah karena
kebodohan kaummu sendiri. Tuhan cuma
sekedar menetapkan hukum-hukumNya.
Manusia menjalaninya, kalau mereka berbuat
kebaikan, selaras dengan ruang dan waktunya,
dalam arti selaras dengan kehendak Allah,
maka hasilnya pun baik dan semata-mata
karena anugerah-Nya. Tapi ketika kalian
berbuat tanpa keselarasan, menolak harmoni
dalam kedinamisan alam semesta, dirinya dan
dengan Tuhannya, maka itulah akibat ulah
kalian sendiri. Sama halnya dengan mereka
yang tidak mempercayai akhirat setelah aku
datang. Mereka memang pastas dijuluki
“penjudi yang bodoh”, yang berspekulasi dapat
menciptakan kesejahteraan dengan
peperangan demi isi perut sendiri.

Aku setengah terpana mendengar uraiannya


tentang peperangan. Sebagai pencabut nyawa,
aku sendiri tidak pernah mengira bahwa Izrail
dapat menangkap banyak makna-makna
tersembunyi di balik peperangan, mulai dari
keseimbangan alam, sebagai suatu contoh
buat manusia, maupun sebagai suatu
pengajaran bagi manusia untuk menarik
hikmah tentang kehidupan. Yah, peperangan
memang sepertinya sudah menjadi bagian dari
peradaban manusia sejak dahulu kala, apapun
128
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

alasannya, peperangan sepertinya sudah


menjadi bagian solusi manusia. Aku
membatin.

Seberapa berharga sebenarnya manusia


menghargai kehidupannya, memang suatu
misteri. Di satu sisi ada yang mati-matian tidak
menyerah dengan kehidupannya, bahkan
dengan jalan peperangan sekalipun, namun
ada juga sebenarnya yang malah
menyia-nyiakan kehidupannya. Seolah dirinya
sudah menjadi Tuhan untuk menentukan
nasib sendiri. Sehingga dalam titik yang
ekstrim, maka bunuh diri kadangkala menjadi
suatu solusi. “Bagaimanakah engkau
mencabut nyawa orang yang bunuh diri?”,
setengah nyeletuk aku kembali bertanya
kepada Izrail.

Bunuh diri sangat dicela oleh Tuhan. Karena


tidak saja mengabaikan tugas dan amanat,
tetapi selemah-lemahnya manusia. Bahkan
binatang yang tak berakal pun jauh lebih mulia
dari mereka yang mengambil jalan pintas
untuk bunuh diri. Tidak ada ampun untuk
mereka yang bunuh diri dengan semena-mena.
Kenapa begitu? Karena Tuhan tidak
menginginkan ruh manusia yang bunuh diri.
Senyatanya, bunuh diri adalah perbuatan Setan
dan Iblis. Oleh karena itu, sebenarnya aku
129
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tidak segan-segan mengambilnya, dan


mencampakkannya kedalam jahanam yang
kekal. Tetapi karena kebodohan manusia saja
maka ia melakukan bunuh diri. Aku cuma
instrumen yang digerakkan oleh kehendak
Allah. Ruh yang bunuh diri tidak akan pernah
menjadi ruh penasaran, tapi ia akan
ditempatkan di alam barzakh yang sempit dan
gelap. Itulah alam kegaiban tempatnya semua
arwah yang melupakan Tuhan. Orang yang
bunuh diri adalah mereka yang tidak saja
menyalahi amanat Ilahi. Tetapi, menjadi
sangat dimurkai Allah SWT. Bunuh diri ibarat
kebodohan dan pembangkangan Iblis yang
menolak perintah-Nya untuk bersujud kepada
Adam. Dalam konteks demikian kemurkaan
Allah SWT begitu besar sehingga Ia tidak lagi
menerima arwah atau roh ditempat semestinya.
Ketahuilah, Allah telah berfirman tentang
mereka yang bunuh diri, “Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu (QS 4:29)”.

“Aku tidak dapat bercerita banyak tentang


orang bunuh diri”, Ujar Izrail setengah
bersedih. Ia kemudian melanjutkan.

Karena sudah bukan lagi menjadi tanggung


jawabku sejak ia memutuskan untuk
mematikan diri sendiri. Yang patut kamu
130
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

ketahui adalah, bunuh diri adalah buah dari


kesesatan manusia yang sesesatnya. Amal
ibadah dan kebaikannya akan musnah seperti
debu-debu beterbangan. Persis seperti
musnahnya amal dan ibadah Iblis yang sudah
mengabdi kepada-Nya selama ribuan tahun.

Bagi yang bunuh diri, maka di akhirat ia akan


mengalami siklus bunuh diri yang terus
menerus tanpa henti sebagai wujud siksaannya
di akhirat. Ia yang minum racun akan terus
menerus minum racun, ia yang bunuh diri
dengan belati akan disiksa sesuai dengan cara
bagaimana ia bunuh diri. Akibatnya, siklus
penyiksaan dengan cara bunuh dirinya akan
terus menerus dialami sebagai siksa yang tidak
pernah berhenti.

Ia yang bunuh diri, akan abadi dengan siklus


bunuh dirinya di akhirat, namun dengan siksa
yang lebih berat.

Izrail mengakhiri penjelasan tentang orang


yang bunuh diri dengan sedikit masgul,
kemudian ia mengatakan, ”Aku akan
meneruskan bagaimana aku mencabut nyawa
mereka yang dibunuh, baik dalam
kesesatannya, mempertahankan
kehormatannya, maupun dalam keadaan yang
tidak diinginkannya.”
131
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Pembunuhan tanpa alasan yang jelas


merupakan tindakan manusia yang dimurkai
oleh Allah. Dimurkai dalam arti bukan saja
menghilangkan nyawa manusia tetapi dalam
arti merusak makhluk ciptaan-Nya yang
merupakan citra diri-Nya yang sempurna.
Pembunuhan di luar arena peperangan sangat
diharamkan, bahkan Allah mengatakan harus
menebusnya dengan taubatan nasuha.

Bila si pembunuh sadar. Ia harus menebusnya


dengan penghambaan kepada-Nya sepanjang
hidupnya. Bila ia semakin tersesat,
menganggap nyawa manusia seperti miliknya
sendiri, maka ia akan dihempaskan kedalam
kenestapaan neraka dunia. Ia akan semakin
diselimuti nafsu ammarah yang sudah
menjelma menjadi Iblis sang Durjana. Yang
menafikan semua perintah-Nya, yang
membangkang karena kesombongan dirinya.
Ia pun sudah menjadi budak si Iblis.

Mereka yang dibunuh akan mati dalam banyak


keadaan. Ada yang dibunuh karena
kesesatannya, dan ini merupakan hukuman
Allah yang disegerakan. Ada yang dibunuh
karena kesewenang-wenangan, ada yang
dibunuh karena membela kehormatan, ada
pula yang dibunuh karena membela
132
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

keluarganya, atau agamanya bukan dalam


peperangan. Mereka yang dibunuh dalam
rangka membela agama, keluarga,
kehormatannya, tanah air, dan dibunuh karena
memegang keyakinan di jalan Allah akan
menjadi syahid. Dia akan hidup disisi Allah.

Demikian juga, hati-hatilah dalam bersikap.


Sebenarnya makhluk lain tidak berhak untuk
menentukan hidup makhluk lainnya. Temasuk
disini meminta kematian atas makhluk lainnya.
Di zamanmu, keinginan untuk meminta
kematian 22 terlihat seperti sesuatu yang wajar,
lumrah dan manusiawi. Tapi hati-hatilah,
kematian yang dipaksakan tanpa alasan
tidaklah dibenarkan oleh Islam. Semenderita
apapun engkau rasakan suatu penderitaan,
tanpa kesadaran diri bahwa itu semua adalah
ujian dari-Nya, maka celakalah bagi mereka
yang meminta kematian baik untuk dirinya
maupun orang lain. Ketahuilah bahwa Allah
tidak akan melewati batas dalam menguji
semua manusia (QS 2:286). Dia sudah
menentukan suatu keadaan yang optimum
bahwa penderitaan yang ditanggung oleh
seseorang adalah ujian yang masih dalam
batas-batas kemampuannya. Ketika kamu
menyerah, dengan alasan tidak sanggup lagi,

22
Eutanasia
133
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

maka ketahuilah bahwa apa yang muncul di


pikiranmu senyatanya bisikan-bisikian syeitan
yang akan membawamu kepada penyangkalan
atas kebijaksanaan Tuhan Yang Maha
Bijaksana. Ketika engkau menyerah dengan
alasan tidak sanggup menanggung derita yang
engkau alami, maka waspadailah atas
keputusan yang akan membawa penyesalan di
kemudian hari. Sesungguhnya apa yang
engkau sebut penderitaan adalah suatu ujian.
Ketika engkau menyadari hal ini, dan lolos dari
ujian yang berupa penderitaan, maka engkau
sebenarnya telah melewati suatu fase kritis
dalam kehidupanmu, yaitu fase bertambahnya
keimananan dirimu akan Keadilan dan
Kebijaksaaan Tuhan, Rahmat, dan Kasih
Sayang-Nya.

Ingatlah penderitaan seorang anak manusia


bernama “Ahad” 23 , seorang anak berkulit
hitam yang hidup di Amerika sana, yang
kehilangan setengah dari otaknya karena
letusan Magnum kaliber 3,2. Setengah dari
batok kepala sebelah kanannya hancur karena
letusan peluru. Namun, semangatnya untuk
23
Kisah tentang Ahad, seorang kulit hitam dari
keluarga muslim Amerika, pernah ditayangkan
stasiun TV Indosiar dalam acara Guinness Book Of
Records pada tanggal 28 November 2004, pagi hari
seusai subuh.
134
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

hidup tak pernah padam. Bahkan semangat


hidupnya tidak pernah padam kendati para
dokter ahli yang merawatnya memperkirakan
harapan hidupnya sangat kecil. Pernahkah
engkau bayangkan seorang manusia dapat
hidup tanpa otak kanannya dengan sebelah
batok kepalanya menganga lebar-lebar.
Namun, itulah buah dari mentalitas tahan
ujian seorang anak manusia. Kendati tanpa
tanpa otak kanan, yang menyebabkan tubuh
sebelah kirinya lumpuh, ia berhasil melalui
suatu fase krisis dalam kehidupannya. Ia
mampu menjalani semua itu dengan
ketabahan seorang manusia yang berakal, yang
mampu menyelaraskan diri dengan
sunnatullah, mampu memahami pengetahuan,
dengan dukungan tim-medis pemerintahnya
yang menghargai kehidupan, dengan bantuan
kasih sayang orang tua dan kerabatnya yang
tak pernah padam. Maka Ahad yang malang
pun menjalani kehidupan kembali dengan
normal, dengan kepala yang setengah darinya
telah digantikan dengan batok kepala buatan.
Ia, keluarganya, dan mereka yang bertangguh
jawab terhadap kesehatan masyarakatnya,
menghargai kehidupan yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya, sehingga
dengan ikhtiar dan keyakinan dirinya akan
kasih sayang Tuhan yang melimpah tanpa
batas, Ahad dapat menjalani kehidupan seperti
135
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

manusia normal umumnya. Aku saat itu, terus


terang saja, bersiap-siap untuk menjemputnya.
Tetapi, Allah berkehendak lain, maka Ahad
pun tetap menjalani kehidupannya dengan
hikmah yang lebih mendalam tentang arti
rahmat dan kasih sayang Tuhan.

Ingat juga penderitaan seseorang yang berada


dalam keadaan antara hidup dan mati, yang
koma selama berbulan-bulan. Namun, dengan
ketabahan seseorang yang menyadari arti
upaya manusia dan kasih sayang Tuhan.
Hanya keridhaanlah yang akhirnya mengakhiri
kehidupan seorang anak manusia dalam
rengkuhan kasih sayang Tuhan. Jadi, jangan
cengeng menyikapi semua penderitaanmu. Engkau
dan kaummu yang sudah dianugerahi akal dan
pikiran, semestinya dapat memahami
hikmah-hikmah kehidupan. Bukannya
menyerah dan meminta kematian, sedangkan
Dia yang memberikan dan memiliki
kehidupan belum menetapkan kematian pada
mereka yang mengalami penderitaan seberat
apapun menurut ukuran kamu. Jangan pernah
merasa bahwa keinginan untuk mematikan
adalah suatu jalan terbaik. Selama Dia belum
menetapkan, maka keinginanmu tidak lebih
dari putusnya harapanmu atas rahmat dan
anugerah-Nya. Ketika engkau menginginkan
kematian untuk dirimu atau pun orang lain,
136
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

maka ketahuilah bahwa engkau tak lebih dari


pengecut yang lari dan lalai bahwa rahmat dan
anugerah-Nya melimpah tanpa batas.

Ada banyak hikmah ketika seseorang mesti


mati dalam peristiwa-peristiwa yang disebut
manusia sebagai tragedi. Banyak hikmah yang
tersembunyi disana. Aku tidak mengetahui
apakah hikmah yang dirahasiakan Allah dariku.
Itu adalah hak prerogatif-Nya yang cuma
Dialah yang mengetahuinya. Ada kematian
tragis di usia muda, di usia remaja, di usia
paruh baya, dalam sakit yang tak terkira,
sampai di usia tua, atau kematian masal karena
bencana-bencana alam atau keteledoran
manusia. Aku sekedar menjalankan
perintah-Nya sehingga aku pun tak tahu
kenapa si A mati muda, mati remaja, kenapa
seseorang harus koma, atau kematian lainnya.
Bagiku semuanya sama saja, karena tugasku
sekedar mencabut nyawa.

“Pernahkah engkau dapati mereka yang ingin


kau habisi berusaha bersembunyi”, tanyaku.
Izrail, mengernyitkan alisnya yang rapih. Lucu
juga melihat wajahnya dalam posisi itu. Persis
tokoh-tokoh game animasi Jepang “Final
Fantasy”.

137
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

“Hmm, ya rasanya pernah juga tuh. Dulu


sekali sewaktu aku mengunjungi Nabi
Sulaiman setiap hari”, ujarnya kalem. Dia
sekarang sudah duduk disamping ranjangku,
seperti seorang Bapak mendongeng
disamping tempat tidur anaknya.

Ya dulu aku setiap hari diperintahkan oleh


Allah untuk mengunjungi Sulaiman. Setiap
hari, aku tanyakan kepadanya apakah ada yang
bisa kubantu sekedar ini atau itu. Kalau dia
bilang “ya”, maka aku menyelesaikan
perintahnya dengan tuntas. Kalau “tidak”, ya
aku cuma celingukan saja jalan-jalan di
istananya yang indah. Terus balik kembali
ketempatku. Begitu saja setiap hari.

Suatu hari, seperti biasanya aku mengunjungi


dia. Di balairung, ia sedang bercengkerama
dengan rakyatnya. Tiba-tiba pandanganku
tertuju kepada seseorang
yang hadir di balairung itu. Lama sekali
kuperhatikan orang itu. Orang itu pun
menoleh kepadaku, dan terlihat makin lama
dia semakin tegang dan ketakutan. Akupun
kemudian mengalihkan perhatian darinya,
supaya dia tidak terlalu tegang. Setelah
seharian di istana Sulaiman, aku kemudian
berpamitan.

138
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Esoknya, aku pun kembali ke kerajaan


Sulaiman, dan melihat pada keramaian di
balairung seperti kemarin. Aku mencari-cari
orang yang kemarin kutatap itu, namun tidak
ketemu juga. Setelah pertemuan usai, kutemui
Nabi Sulaiman a.s.
“Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang
kemarin kulihat ada di balairung”.
“Ohh si Polan yang kamu pelototin itu...”, ujar
Nabi Sulaiman.
“Ya benar, si Polan kemanakah dia perginya?”.
“Lho memang kenapa kamu tanyakan orang
itu.”, ujar Nabi Sulaiman tidak menjawab
pertanyaanku.
“Lusa kemarin, aku diperintahkan oleh Allah
untuk mengambilnya hari ini, tapi kok aneh
dia kemarin masih disini.”, aku bertanya
sedikit bingung.
“Ya, memang dia ketakutan melihatmu dan
menanyakan kamu.” Nabi menjawab.
“Lalu, ketika kuberitahu bahwa kamu adalah
malaikat pencabut nyawa, dia memohon
kepadaku untuk dikirimkan ke India.”
“Maka dengan ilmuku, kukirimlah dia ke suatu
tempat di India sesuai dengan
permintaannya.” Nabi Sulaiman menjelaskan.
“O, ya benar India, aku memang heran
kemarin itu. Karena Allah memerintahkan aku
untuk mencabut nyawa si Polan itu di India
hari ini”, kemudian akupun segera berpamitan
139
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kepada Nabi Sulaiman a.s. Dalam sekejap aku


berada di India. Kulihat si Polan sedang
sekarat menggelepar-gelepar di suatu dataran
tinggi di India. Lantas akupun mencabut
nyawanya. Begitulah, kalau ajal sudah
mendekat, tak ada tempat untuk sembunyi.

“Bagaimana dengan wali Allah?” Aku kembali


bertanya padanya. Ia melihat kepadaku.
Tersenyum.

“Seorang wali mempunyai kedudukan yang


istimewa di mata Allah”, ia mengawali
ceritanya.

Setelah Nabi Muhammad SAW menutup era


para Nabi dan rasul. Tidak ada lagi nabi-nabi
dan rasul-rasul lainnya, maka akupun sudah
tidak pernah lagi mencabut nyawa dengan
kebahagiaan seperti saat mengantarkan ruh
para nabi kepada-Nya. Kecuali para kekasih
Allah yang gugur dan berjihad di jalan-Nya
dan yang menjadi guru manusia dengan
keikhlasan tanpa batas. Itulah para Wali Allah
yang jumlahnya dalam setiap zaman
beribu-ribu. Kadang ada yang kaya, yang
miskin, yang jadi penguasa, yang jadi karyawan,
yang jadi tukang sapu, yang jadi gembel, yang
jadi prajurit, yang jadi tukang sol sepatu, yang
jadi pemelihara makhluk-Nya yang
140
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

disia-siakan manusia, yang diperkenalkan


kepada umum, yang tersembunyi, dan lain
sebagainya.

Merekalah yang menegakkan warisan Nabi


terakhir Muhammad SAW. Meneruskan
rahmatnya kepada semua makhluk. Biasanya
aku dititipin sesuatu oleh yang Maha Kuasa
kalau aku menerima daftar wali-wali-Nya yang
harus kucabut nyawanya. Allah biasanya
menitipkan salam seperti ini,

”Salam kesejahteraan bagimu, wahai wali


Allah.
Berdiri dan keluarlah dari rumahmu yang
engkau robohkan
menuju rumahmu yang engkau
makmurkan!”

Biasanya para wali itu bergegas-gegas kalau


aku sudah berteriak-teriak di halaman
rumahnya seperti itu. Dan begitulah, akupun
kemudian masuk dengan senyum sumringah
Wali Allah. Seringkali, aku mencabut nyawa
Sang Wali dalam berbagai keadaan. Ada
kalanya aku mencabut dalam kegilaannya
kepada Allah. Seringkali juga
ada yang kucabut dalam kefakirannya terhadap
dunia, menggelandang di emper-emper toko
atau masjid. Ada pula yang telanjang bulat dan
141
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

tanpa pakaian, kecuali cintanya kepada Allah


yang membuatnya menjadi majnun. Ada juga
yang sedang enak-enaknya membaca ayat-ayat
suci kucabut. Juga ada yang sedang istirahat
dengan tenang sambil duduk-duduk minum
kopi seusai subuh. Ada juga yang
melalui sakit menahun yang dinikmatinya
karena semata-mata ridhanya atas semua
ketentuan Allah SWT.

Demikian juga dalam peperangan. Wali yang


langsung kuraih dengan lemparan peluru atau
dentuman meriam sang maut. Badannya
hancur lebur, tapi ruhnya terbang bersamaku
dengan kegembiraan tak terkira.

Yang sadispun ada. Seperti terpotong-potong


tubuhnya di tiang gantungan karena sudah
tidak merasakan lagi segala macam kesakitan
yang menimpanya. Itulah si Mansyur al-Hallaj
yang gelagapan di telan kebaqaan-Nya. Darah
yang muncrat berceceran dari tubuh Wali
Allah kadangkala, dengan kehendak-Nya,
seperti menjadi saksi dan menuliskan lafaz
Allah ..Allah..Allah...

Mencekam memang, tapi begitulah keadaan


wali-wali yang sering kutemui saat Allah sudah
menghendakinya kembali kepada-Nya. Bagiku,
mencabut nyawa Sang Wali seperti mendapat
142
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kehormatan dan barokah Allah, karena dari


situ aku bisa merasakan gairah cintanya pada
Allah SWT.

Hamba Allah yang diridhai Allah mengalami


kondisi yang menakjubkan. Seperti pernah
disabdakan oleh Nabi SAW ketika
menceritakan bagaimana hamba Allah yang
diridahi Allah menjelang kematiannya. “Jika
Allah SWT ridha terhadap hamba-Nya, maka Dia
kan berfirman, ’Wahai Malaikat Maut, pergilah
kepada si Anu dan bawalah kepadaku ruhnya untuk
kuanugerahi kebahagiaan. Amalnya kupandang
sudah mencukupi: Aku telah mengujinya dan
mendapatinya seperti yang kuinginkan.’” Kalau
Allah sudah menghendaki begitu, maka
akupun turun dengan limaribu malaikat lain.
Semuanya membawa tongkat yang terbuat
dari kayu manis dan akar-akar tanaman safron,
setiap malaikat itu menyampaikan pesan dari
Tuhannya. Kemudian, para malaikat itu
membentuk dua barisan untuk
mempersiapkan keberangkatan ruhnya.
Ketika setan melihat mereka, dia meletakkan
tangannya di atas kepala mereka dan menjerit
keras-keras. Para bala tentaranya bertanya,
“Ada apa Tuanku?” Setan menjawab,
“Tidakkah kamu melihat kehormatan yang
telah diberikan manusia ini?”. Mereka
menjawab, ”Kami telah berusaha
143
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

sekeras-kerasnya terhadapnya, tapi dia tak bisa


dipengaruhi.”

Ketahuilah, ketika aku hendak mengambil


nyawa orang arif, maka Allah Ta’ala
menampakkan pada telapak tanganku
“Bismillahirrrahmaanirrahiim”, dengan tulisan
dari cahaya yang berpendar dan bersinar, lalu
Dia memerintahkan aku untuk
membentangkan tanganku kepada orang arif
itu, sehingga iapun melihat tulisan itu. Bila ruh
orang arif itu melihatnya, tulisan itu terbang
kepadanya lebih cepat dari kejapan mata.
Itulah tanda Rahmat dan Kasih Sayang Allah
kepadanya. Al Hasan berkata,

Tidak ada yang kebahagiaan bagi mereka


yang beriman
kecuali perjumpaan dengan Allah,
dan barangsiapa dianugerahi perjumpaan
tersebut,
maka hari kematiannya adalah
hari kegembiraannya,
kebahagiaannya,
keterpesonaannya,
keagungannya,
dan kehormatannya

Itulah sekelumit kemuliaan yang diperoleh


para Wali Allah yang bisa kuceritakan. Ada
144
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

banyak kemuliaan disana, baik yang dapat


kamu tangkap dengan tanda-tanda lahiriah,
maupun batiniah, gaib maupun nyata.

Sedangkan bagi yang bukan wali, atau


mengaku-ngaku wali, akupun akan berteriak
kepadanya,

”Berdiri! Keluarlah dari rumahmu yang


engkau makmurkan
menuju rumahmu yang engkau robohkan!”

Kalau sudah kuteriakkan begitu, maka mereka


yang mengaku wali, atau ulama yang lupa diri,
akan menggigil, gemetaran dan pucat pasi di
ranjangnya. Tapi aku tak peduli dan aku akan
menampakkan diri sesuai dengan apa yang
telah dilakukannya, yaitu menipu manusia atas
nama Tuhan.

Kendati para wali dan kaum arifin merasakan


kengerian juga menjelang ajal tiba, namun bagi
mereka saat kematian merupakan undangan
yang ditunggu-tunggu, sehingga banyak
diantara mereka malah membuat syair-syair
yang syahdu tentang aku.

Izrail nampak terlihat sumringah. Senyum di


wajahnya yang halus dan luar biasa terlihat
mengembang. Sesekali ia mengerlingkan
145
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

matanya keatas, kemudian ia menatapku dan


bersyair dengan untaian syair kaum arifin :

Kerinduan hati para arifin adalah kepada


zikir,
dan zikir mereka ada dalam kesunyian
munajat.
Cangkir takdir diedarkan diantara mereka,
dan mereka berpaling dari dunia bagai orang
mabuk.
Rasa rindu mereka berkeliling di
perkemahan,
Jika ada pecinta Tuhan yang bersinar bagai
bintang gemilang.
Jasad mereka terbujur karena cinta-Nya,
dan ruh ruh mereka yang tertabir,
pergi di malam hari menuju keagungan.
Perhentian mereka hanyalah disisi Sang
Kekasih;
Dan mereka tak lagi disimpangkan
kesengsaraan atau bahaya
(Abu Said al-Kharraz)

Demi kebenaranMu, tak akan kupandang


selain Engkau
dengan mata cinta
Hingga aku bertemu denganMu
Aku melihat-Mu sebagai Penyiksaku,
Yang melemahkan penglihatanku,

146
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dan membuat pipiku merah karena rasa


malu pada-Mu.
(Abu Ali Al-Rudzbari)

Rumah yang kau tempati, tak lagi perlu


lentera.
Wajah-Mu yang kami harap jadi bukti
Di hari ketika manusia memerlukan bukti.
Semoga Tuhan tidk memberikan
kebahagiaan kepadaku
Jika baru hari ini aku bersimpuh memohon.
(Al-Syibli)

Ketika hatiku mengeras dan jalanku


menyempit,
Kujadikan harapan-harapanku sebagai
titian menuju ampunan-Mu
Dosaku begitu besar, namun, kubandingkan
dengan ampunan-Mu,
Ternyata ampunan-Mu lebih besar.
Engkau selalu mengampuni dosa,
Dan Engkau selalu bermurah hati
dan pemaaf karena sifat-Mu yang Pemurah.
Tetapi, seandainya bukan karena Engkau,
Tak seorangpun yang akan digoda Iblis;
Maka bagaimana,
sedangkan dia telah menggoda insan
pilihan-Mu,
Adam?
(Al-Syafii)
147
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Lucu juga melihat malaikat bersyair, ia terbang


mengelilingi kamarku, meliuk-liuk dan
menari-nari dengan gemulai seolah alunan
nada syair itu mengombak dan
menggelombang seirama dengan gerakan
tubuhnya. Pakaiannya yang putih kemilau
dibawah sinar lampu kamarku semakin
cemerlang dengan diikuti percikan
bintang-bintang.

Aku tersenyum-senyum bahagia terbawa arus


syair yang ia lantunkan. Beberapa jenak
kemudian, ia sudah kembali disampingku,
sambil memegang tanganku yang lemas
seperti tanpa tenaga.

“Kalau para Nabi bagaimana?”, tanyaku


sedikit merajuk seperti masa kanak-kanak dulu
aku merajuk minta dongengan pada ibundaku
dulu.

“Para Nabi mempunyai kisah yang


berbeda-beda”, tuturnya melanjutkan seolah
ingin memuaskan rasa ingin tahuku yang tak
pernah berhenti.

Nabi Musa misalnya, galaknya minta ampun.


Dulu aku mendatangi manusia
terang-terangan. Aku mendatangi Musa waktu
148
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

itu. Aku kira Allah sudah menginformasikan


Musa akan kudatangi. Tidak tahunya, dia
menempeleng dan mencungkil mataku.

Akupun lalu kembali dan mengadu


kepada-Nya, ”Wahai Tuhanku, Musa telah
mencungkil mataku. Kalau bukan kemuliaan
atas-Mu, pastilah aku akan menyusahkannya.”

Allah kemudian berfirman, ”Pergilah kepada


hamba-Ku (Musa) dan katakan padanya agar
meletakkan tangannya di atas kulit sapi, maka
setiap rambut yang disentuh tangannya
umurnya akan bertambah selama setahun”.
Akupun kemudian kembali dan
menyampaikan firman Allah itu kepada Musa.
Lalu Musa bertanya,”Lalu apakah setelah
itu?”.
Aku menjawab , “Kematian”.
Musa kemudian tergesa-gesa berkata, ”Kalau
begitu, sekarang saja.”

Lalu aku menciumnya dan mencabut


nyawanya. Allah pun kemudian
mengembalikan mataku. Setelah kejadian itu,
aku pun kemudian mendatangi manusia
secara diam-diam. Maka akupun menyamar
jadi bermacam-macam hal. Ada wabah
penyakit, kecelakaan, peperangan,
kegembiraan, kesedihan, dan lain sebagainya.
149
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Disetiap kesempatan, di setiap waktu, aku bisa


saja membuka penyamaranku, dan mencabut
nyawa setiap makhluk.

Nabi Ibrahim a.s juga mempunyai jalinan


kisah yang menarik ketika aku mendatanginya.
Aku datang kepada Ibrahim a.s. dengan
mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah
memerintahkan diriku untuk mencabut
nyawanya dengan cara yang paling ringan,
seperti ketika aku mencabut nyawa seorang
Mukmin.

Ibrahim kemudian menjawab,”Sesungguhnya


aku memintamu dengan hak Yang
Mengutusmu untuk memohon pertimbangan
kepada-Nya tentang penundaan kematianku”.

Mendengar ia berkata begitu, akupun kembali


menghadap Allah SWT dan berkata pada-Nya,
“Sesungguhnya kekasih-Mu meminta agar aku
meminta pertimbangan kepada-Mu tentang
menunda kematiannya.”

Allah kemudian berfirman, “Datangilah dia


dan katakan padanya, ‘Sesungguhnya Sang
Kekasih sangat ingin bertemu dengan
kekasih-Nya’.”
Aku kemudian kembali kepada Ibrahim a.s.
dan menyampaikan firman Allah tersebut.
150
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ibrahim a.s kemudian


berkata, ”Laksanakanlah apa yang
diperintahkan-Nya!”.
Aku juga kemudian bertanya padanya, ”Wahai
Ibrahim, pernahkah engkau minum minuman
keras?”
Dia menjawab, ”Belum pernah sama sekali”.
Aku kemudian menciumkan bau wanginya
arak dari surga dan mencabut nyawa Ibrahim
Khalil Allah dalam keadaan seperti itu. Mabuk
oleh harumnya bau wangi arak surgawi. 24

“Adakah saat-saat yang mengesankan ketika


engkau menunaikan perintah-Nya?”, aku
masih melanjutkan pertanyaan tentang
caranya mengambil ruh para nabi.

Yang paling berkesan? Wah apa ya yang paling


berkesan. Barangkali kalau kuingat - ingat ada
tiga peristiwa pengambilan yang paling
berkesan sepanjang karirku. Yang pertama
mungkin sewaktu aku mengambil nenek
moyangmu, Adam.

Ya, aku ingat saat itu.

24
Diriwayatkan oleh Abu Asy Syaikh dari ref 10, hal.
62
151
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Itulah tugas resmiku yang pertama kali


dilakukan saat mencabut manusia sempurna
yang pertama. Adam yang malang, kelalaianya
menyebabkan Dia mengusirnya dari Alam
Surgawi yang tak terkira indahnya. Padahal,
dulu kami pernah bersama-sama disana. Aku
pernah melihatnya ketika awal mula, sejenak
setelah materi pembentuknya selesai dibuat
oleh-Nya.

Ia diajar langsung oleh-Nya, dari


perbendaharaan-Nya yang tersembunyi.
Tentang nama-nama, hukum-hukum alam,
dan tentang manusia itu sendiri. Itulah
asmaa-a-kulahaa yang ia pelajari dari Dia Yang
Memiliki Perbendaharaan Tersembunyi. Dan
dengan pengetahuan-Nya itu, Adam
mengalahkan semua pengetahuan kami.

Ketika kami protes pada-Nya, dan kamipun


harus tahu diri dengan keluasan
pengetahuannya, kami pun mengerti, Dia
lebih tahu segalanya. Karena kami
sesungguhnya tidak tahu apa-apa atas keluasan
Ilmu-Nya. Itupun lebih banyak disebabkan
karena kadar yang sudah kami terima sebagai
penyampai pengetahuan belaka atau sebagai
spesialis untuk tugas-tugas tertentu. Kami
tidak memiliki memori yang mampu
dikembangkan lebih jauh. Menthok! Cuma
152
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

sebatas kadar saya sebagai malaikat semata –


sebagai pencabut nyawa. Lebih dari itu, cuma
Adamlah yang memilikinya, namun karena itu
pula Adam dan anak cucunya memerlukan
ruang-waktu. Tanpa ruang waktu, Adam tak
bedanya dengan kami. Sebab itulah Adam
yang merupakan tajali-Nya yang sempurna,
harus menanggung beban karena ilmu dan
kelemahannya. Dan lalai, rupanya bakal
menjadi sifat anak cucunya di dunia. Itulah
tugasku yang terberat, sekaligus menjadi
kewajibanku.

Oh terkutuklah si Iblis yang membangkang. Ia


jerumuskan Adam dan Hawa untuk
menanggung beban di dunia. Ketika ilusi
kesombongannya mencuat, Iblis berkata: "Aku
lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan
aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah"(QS 38:76). Allah pun mengusirnya dari
surga, Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari
surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang
terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu
sampai hari pembalasan" (QS 38:77-78). Iblis
yang ngeyel putus asa, karena ia tahu
kutukan-Nya adalah tak terbantahkan, maka
Iblis kembali berkata: "Ya Tuhanku, beri
tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan"
(QS 38:79). Allah yang Maha Bijaksana
kemudian berfirman: "Sesungguhnya kamu
153
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai


kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari
kiamat)" (QS 38:80-81). Iblis menjawab: "Demi
kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis
di antara mereka. (QS 38:82-83). Allah Yang
Maha Benar berfirman: "Maka yang benar
(adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah
yang Ku-katakan". (QS 38:84). Sesungguhnya Aku
pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis
kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu
di antara mereka kesemuanya (QS 38:85).
Begitulah, Iblis pun terusir dari surga dengan
mengancam anak cucu Adam sampai kiamat,
katanya "Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)
mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur (taat)” (QS 7:16-17)

Tapi, Allah yang Maha Pengasih dan


Penyayang, pemberi rahmat bagi semua
makhluknya, kemudian membukakan
pintu-pintu ampunan-Nya setiap saat 25 ,

25
QS 2:37 Kemudian Adam menerima beberapa
kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima
tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat
lagi Maha Penyayang.
154
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

walaupun kemudian banyak manusia-manusia


bodoh yang mengabaikannya. Padahal pintu
itu selalu Dia buka, dan terus terbuka, sampai
aku diperintahkan-Nya untuk menutupnya.
Itu terjadi kalau ruh manusia sudah berada
dalam genggamanku, dikerongkongannya,
dimana ia meregang nyawa, mempertahankan
nafas terakhirnya. Maka pintu tobat itupun
akan menutup, menghapus semua harapan.

Manusia paling bodoh sajalah yang


menyia-nyiakan hidayah Dia Yang Maha
Memberi. Hingga senjata pamungkas untuk
melawan tipu daya Iblis pun di sia-siakannya.
Malang benar nasib anak cucu Adam, dan
Adam pun seringkali menangis manakala ia
menengok kesebelah kirinya. Ia melihat
milyaran manusia menjadi arang bara Jahanam.
Tapi itulah jalan ceritanya, yang akupun tak
sanggup mencerna Kebijaksaan-Nya. Hanya
mereka yang ingat jalan kembalilah yang akan
mengetahui rahasia-rahasia penciptaan
makhluk-Nya.

Diusianya yang keseribu, aku kemudian


diperintahkan-Nya untuk mencabut nyawa
manusia sempurna yang pertama. Itulah Adam.
Moyang semua manusia.

155
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ia yang kudatangi saat itu, sudah tua renta.


Guratan nasib menghiasi wajahnya. Disitu aku
melihat guratan kesedihan seorang makhluk,
yang karena kelalainya terpaksa menjalani
kehidupan di ruang terbatas yang ilutif. Disitu
aku lihat jejak kesedihan tragedi Qabil dan
Habil, yang menjadi drama pembunuhan
pertama, yang terekam dalam ingatan sejarah
manusia yang pelupa, yang menghitamkan
bulu-bulu si gagak,
manakala ia menjadi saksi muncratnya darah
anak Adam yang pertama, oleh sudaranya
sendiri. Si gagak adalah Utusan Allah yang
menjadi saksi melihat kengerian pertama
kalinya, dari makhluk yang membuas bernama
manusia. Ia pun seperti memperoleh kutukan,
untuk mengikuti setiap langkahku, ketika
nyawa harus dicabutkan dari tubuh anak cucu
Adam.

Di wajah Adam, aku melihat guratan-guratan


nasib anak cucunya dimasa depan, seolah Dia
telah mewaskitakan kepadanya, bahwa
milenium demi milenium akan terlewati
dengan simbahan darah. Persis seperti apa
yang pernah kami lihat dan kami khawatirkan
sebelumnya. Kami melihat ke masa depan dan
kemasa lalu tak ada bedanya, makanya bagi
kami apa yang akan terjadi pada manusia cuma
sekedar sekelebatan saja. Kami telah melihat
156
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

simbahan darah manusia di muka bumi


sebelum bumi itu sendiri terbentuk menjadi
planet kehidupan. Abad demi abad, anak
cucunya mandi darah dengan peperangan,
dengan penyakit, dengan khayal dan
angan-angan akal, dengan kesombongan Iblis
dan kebodohan-kebodohannya sendiri. Iblis
yang telah bersumpah menyesatkan anak
cucunya dari depan, belakang, kiri, dan
kanannya berpesta pora. Ketika kesuksesan
demi kesuksesan diraihnya. Menjerumuskan
anak cucu Adam dan Hawa. Virus
kesombongan yang ia buat pertama kali,
akhirnya menyebar menjadi benih-benih
penyakit hati, yang mengendap ke banyak
dada manusia; yang menumbuhkan rantai
kepemilikan, kesombongan, kedengkian,
keserakahan, kemaksiatan, diseluruh penjuru
dada anak cucunya.

Tapi, diantara anak cucunya pula muncul


pahlawan-pahlawan kemanusiaan, yang
menjadi petunjuk jalan, menjadi guru manusia,
untuk kembali mengingatkan bahwa asal dari
manusia adalah dari Kehendak-Nya dan akan
kembali kepada-Nya. Hanya ia yang berpikir
dan berakal sesuai fitrahnya saja yang
kemudian akan tersadar akan dirinya; ia yang
membukakan matahatinya dihening malam,
memikirkan penciptaan dirinya, memikirkan
157
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

penciptaan alam semesta, memikirkan


Tuhannya, akan menemukan jalan kembali
kepada-Nya, dengan ridha dan ridha-Nya.

Adam masih tercenung ketika aku hadir


dihadapannya. Sekilas, aku melihat air mata
kesedihan meleleh di pipinya. Nenek moyang
manusia itu menangis. Rupanya ia sudah
mendapat waskita, kalau kemanusiaanya
dibatasi oleh sangkar ruang-waktu.
Ia tak lagi bisa abadi di dunia. Ia harus
kembali.

Takdir-Nya akan berjalan sesuai dengan


ketetapan-Nya. Ketika aku memperkenalkan
diri kepadanya, ia pelan-pelan
menganggukkan kepalanya, kemudian ia
berkata “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun
(Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya
kepada-Nya kami kembali) (QS 2:156 )”

Akupun mengiringi ruhnya untuk kembali


kepada-Nya. Di surga sana, Adam tinggal di
langit pertama, sebagai pintu gerbang menuju
keabadian al-malakut.

Setelah Adam, tinggalah Hawa yang dicekam


kesedihan. Ia yang selama ini dibimbing oleh
Adam menjadi pemurung. Hari demi hari ia
lalui dengan merenungkan perjalanan
158
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kehidupannya. Adam yang ia cinta, yang ia


jadikan pendampingnya, yang
membimbingnya, yang memperkenalkannya
tentang ini dan itu, telah kembali kepada-Nya.
Air matanya perlahan jatuh meleleh. Sunyi dan
sepi alam ini tanpanya.
Ia yang sudah menjadi Ibu dari puluhan
anak-anak zaman, mengingat kembali
masa-masa awalnya dulu. Disana, di suatu
taman yang tertutup, yang keindahannya
tidaklah ia bisa lupakan begitu saja.

Kesedihan Hawa berimbas kelingkungannya,


angin seolah enggan berhembus mengiringi
kesendiriannya, pohon enggan berbisik,
daun-daunnya diam, kuda, lembu, rusa, kodok,
kadal, ular, kalajengking enggan beringsut
seolah ingin meresapi kesedihan alam atas
kembalinya Bapak Para Manusia Adam. Ia
terawangkan kembali kebodohannya dulu,
kemanjaannya dan bujuk rayunya dulu yang
memaksa Adam untuk melahap buah yang
terlarang, karena bujuk rayu, khayal dan
angan-angan kekekalan, tapi itulah yang
ciptakan kesengsaraan.

Ohhh, menyesalnya dia. Ular yang terkutuk


desisnya. Iblis dajal pendengki, yang telah
menjerumuskan aku. Ia membujuk dengan
kemalaikatan dan kekekalan. Ia pun
159
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mengaku-ngaku sebagai penasehat buat kami.


“Sesungguhnya aku ini adalah penasehat bagi kamu
bedua (QS 2:21)”, begitu bujuknya. Dan
akupun termakan tipu dayanya. Sang penipu
itu telah lari begitu dahan buah terlarang ia
sentuh. Seolah takut diciprati getah dahan
pohon terlarang, yang sudah terlanjur ia petik.
Begitulah perilakunya di setiap zaman,
menjadi ciri dari setiap tipu daya yang ia
ciptakan. Bagai kutukan, Iblis dan sekutunya
selalu akan berkata :

"Ya Tuhan kami, mereka inilah


orang-orang yang kami sesatkan itu;
kami telah menyesatkan mereka
sebagaimana kami (sendiri) sesat,
kami menyatakan berlepas diri (dari
mereka) kepada Engkau,
mereka sekali-kali tidak menyembah kami".
(QS 28:63)

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah)


seperti (bujukan) setan
ketika dia berkata kepada manusia:
"Kafirlah kamu",
maka tatkala manusia itu telah kafir ia
berkata:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu
karena sesungguhnya aku takut kepada
Allah Tuhan semesta alam". (QS 56:19)
160
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

...setan itu balik ke belakang seraya berkata:


“Sesungguhnya saya berlepas diri daripada
kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa
yang kamu sekalian tidak dapat melihat;
sesungguhnya saya takut kepada Allah.”
Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS
8:48)

Itulah yang mereka katakan setelah berhasil


menyesatkan manusia. Maka hati-hatilah
manusia terhadap siapa dan kepada siapa
kamu bertaklid dengan membuta. Waspadalah!

Ohh, benih kesombongan dan kedengkian itu,


merasuk begitu dalam, begitu dahsyat,
menggoncangkan keseimbangan jagat.
Disetiap waktu, di setiap tempat. Manusia
yang tidak waspada akan masuk ke dalam
perangkap Iblis dan sekutunya.

Hawa yang malang, kesedihannya adalah


kesedihan dari keindahan. Keindahan yang
seringkali begitu gampang memurukkan dan
melupakan. Hawa yang malang, ia mengingat
kembali serbuk-serbuk buah terlarang yang
kadangkala diam-diam masih ia gunakan.
Menjadi bedak, menjadi permata, menjadi
perhiasan dunia lainnya. Ia terawangkan
matanya menembus ke masa depan. Disana, ia
161
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

melihat anak cucu dari kaum sejenisnya masih


menyukai pahitnya buah terlarang.

Ia melihat pemandangan yang membuatnya


makin bersedih. Ia lihat melihat Cleopatra,
Matahari, Marylin Monroe, Madonna, Britney
Spear, dan lain-lainnya yang masih melekatkan
serbuk-serbuk buah terlarang ketubuhnya. Ia
melihat kaumnya mengikuti, mencintai,
menyukai, bahkan sampai-sampai
menggadaikan kemanusiaannya, akidahnya,
berlomba-lomba mengecap pahitnya sisa-sisa
racun buah terlarang. Ilusi tentang keabadian.

“Ohhh, kaumku yang malang”, Hawa


mengeluh iba. Iblis yang terusir, telah
membuat tipu daya dengan memulas pahitnya
buah terlarang itu dengan ilusi kemewahan.
Yang berubah wujud menjadi kesenangan,
kemaksiatan, keangkuhan, kesombongan,
bahkan dengan kecantikan. Ia melihat anak
cucunya semakin tertutup bedak-bedak pohon
terlarang, ia melihat pantat bergoyang, ia
melihat aurat tergelar dimana-mana, di televisi,
di jalanan, di bioskop, di mall-mall,
diwarung-warung, diremang-remang malam;
bahkan ia melihat di rumah-rumah, bahkan di
rumah-rumah Tuhanpun, kaumnya masih
suka berbedak pohon terlarang.

162
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Hawa menangis. Disela tangisnya ia kadang


tersenyum dan tertawa ketika melihat
Siti Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra,
Rabiah, Joan D’Arc, Kartini, Bunda Teresa,
dan yang lainnya. Lalu ia kembali hanyut
dalam kesedihannya.

Sedih, siapa lagikah yang akan


membimbingku? Kepergianmu bagaikan
lenyapnya separoh dari hatiku. Hawa
menangis kembali dan terus menangis.

Aku masih berdiri dihadapan Hawa.


Melihatnya menangis, melihatnya bersedih,
melihatnya ketakutan, dicekam kengerian,
akan kesendiriannya di dunia ini. Setelah
tangis dan kesedihan itu kulihat mereda,
kuhampiri Ibu semua manusia itu.
“Wahai Hawa, Aku akan membawamu juga”,
sapaku dengan lembut.
Hawa menoleh, matanya yang menua masih
memperlihatkan pesonanya yang
menundukkan Adam sehingga ia pun petik
buah terlarang untuknya.
“Engkaukah Izrail?”, tanyanya.
“Ya.”, aku menjawab pendek.
Senyumnya mengembang. Seketika itu, ia
meraih tanganku.
“Bawalah aku pergi.”, mohonnya.

163
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Akupun mengangguk. Lalu kubawalah Hawa


pergi.
Kembali ke Sang Kekasih, kepada Adam di
alam tinggi sana.

Bumi serasa berhenti berputar kala itu.


Anak-anak dan cucu-cucunya meraung,
getarkan semua dahan dan ranting tumbuhan
di muka bumi, sebagian menangis sedih,
sebagian lagi marah, sebagian lagi bergembira,
karena lepas sudah kekang terakhir atas
tingkah lakunya, Ibunda Semua Manusia.

Aku termenung, melihat kepada Izrail yang


juga termenung mengenang pengalamannya
membawa Adam dan Hawa kepada sang
Khaliq. Kemudian, ia memecahkan
keheningan :

“Sekali waktu, aku ditugaskan untuk


mengambil ruh paling mulia, yang sebenarnya
menyebabkan aku dan alam semesta ada.
Dialah benih kun yang sebenarnya,
Muhammad SAW – Utusan Allah, yang
cahayanya sudah ditakdirkan
mengguncangkan kelahiran semesta sejak awal
mula”. Izrail meneruskan seolah-olah
mencabut pertanyaan yang masih
menggantung di kepalaku.

164
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Pemimpin orang-orang yang baik itu


diperintahkan untuk mengakhiri usianya
dengan kebaikan. Kulihat ia dikelilingi sahabat
dan keluarganya. Makhluk yang sempurna
itupun terbujur menanti diriku. Di
pembaringan, sekilas ia masih terlihat ragu dan
melihat kesekelilingnya. Seakan, ia khawatir
akan umat yang ditinggalkannya.
“Umatku...umatku..umatku..”, sesekali ia
seperti ngeri melihat umatnya di masa depan.

Ketahuilah, bahkan Nabi Muhammad pun


menghadapi kematian sebagai manusia biasa,
dengan kegelisahan, rasa takut, dan kengerian.
Allah seperti hendak menunjukkan kepada
manusia bahwa bahkan seorang Nabi Yang
Paling Sempurna diantara semua Nabi pun
kematian menjadi suatu hal yang memang
sepantasnya ditakuti. Apalagi bagi manusia
biasa. Maka sungguh lalai bila manusia
mengabaikan hal ini. Ketahuilah bahwa dalam
kematian Nabi Muhammad SAW terdapat suri
tauladan tentang kehidupan dan kematian,
tentang perkataan dan perbuatan. Tidak ada
manusiapun yang lebih mulia dibandingkan
dengan Nabi Muhammad SAW yang
menjadi Habib Allah (Kekasih Allah), sehingga
pada kematiannya tidak ada keistimewaan
tertentu kecuali dari keagungannya yang
ditangisi oleh seluruh alam dan seisinya.
165
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Allah menugaskan malaikat-malaikat yang


mulia untuk menjemput ruh beliau yang suci
dan membawanya keridhaan-Nya, puncak
kebaikan, kesempurnaan, kepada Singhasana
Kebenaran di Hadirat Yang Pengasih. Namun,
bersamaan dengan itu penderitaan yang
dirasakan beliau saat sakratul maut sangatlah
berat. Apa yang dia rasakan saat itu,
penderitaan yang dia alami sangat terdengar
jelas bagi semua yang melihatnya.
Kegelisahannya memuncak dan suaranya
mengeras ketika mengerang. Menahan rasa
takut dan sakit, yang tak seorangpun boleh
menanggungnya kecuali dirinya sendiri,
sebagai suatu pelajaran bahwa kematian dan
sakratul maut tak boleh diabaikan. Warna
kulitnya berubah, dahinya basah oleh keringat
dan tarikan maupun hembusan nafasnya
mengguncangkan tulang-tulang rusuk kiri dan
kanannya, sehingga siapapun yang hadir ketika
itu menangis menyaksikan beliau berjuang
menahan rasa sakit [11].

Perhatikanlah, bahwa jabatan kenabian tidak


mengecualikan beliau dari ketentuan Ilahi, dari
dahsyatnya sakratul maut menjelang kematian.
Semua yang dirasakannya, tidak
mendorongnya untuk memohon kekecualian
dari Allah SWT karena beliau adalah penolong
Kebenaran dan pembawa kabar gembira dan
166
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

peringatan kepada umat manusia. Beliau


melaksanakan yang telah diperintahkan dan
mengikuti yang tertulis pada Lauh Mahfuzh.
Demikianlah keadaan Nabi SAW ketika
menjelang kematiannya, meskipun beliau
memiliki tempat terpuji – Al-Maqam
al-Mahmūd (QS 17:79) - di sisi Allah, dan telaga
kemuliaan yang tak pernah surut - Al-Haudh
al-Maurūd. Maka ketahuilah bahwa apa yang
dialami Nabi SAW saat-saat menjelang
meninggalkan kefanaan dunia adalah suatu
pelajaran bagi semua manusia, bahwa semua
amaliah kita tidak menjamin keistimewaan
tertentu saat-saat maut mendekat. Jadi
cermatilah, mawas dirilah atas apa yang telah
dilakukan di dunia, sadarilah bahwa betapa
sulitnya perjalanan menuju Surga Abadi.

Tapi Sang Kekasih sudah lama menunggu.


Akupun turun kebumi saat itu. Langit yang
cerah mendadak sepi dan hening, awan
berhenti berarak, semesta seakan berhenti
bernafas, dengusnya yang biasanya kudengar
menderu-deru, saat itu terlihat diam terhenyak.
Hari ini aku ditugaskan mencabut nyawa
makhluk pembawa rahmat bagi
seluruh alam. Bahkan dari semua jenis
makhluk yang hidup di semua alam,
rahmatnya itu tak akan pernah berhenti
sepanjang waktu, sepanjang zaman.
167
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Muhammad Utusan Allah, hamba Allah yang


Insan Kamil, Maujud sempurna dari semua
penampakkan Af’al, Asma-asma dan
Sifat-sifatNya, Harus kembali juga
kepada-Nya. Tak ada yang perlu ditangisi,
apalagi keagungannya disalahgunakan dengan
mengkultuskannya. Ia tetaplah manusia.
Hanya dalam format kesempurnaan, menjadi
Insan Kamil, menjadi Adimanusia, menjadi
Logos, menjadi Gurujati semua manusia.

Ia menjadi hamba Allah sejati, menjadi guru


semua manusia, menjadi khalifah semua
makhluk; Ia adalah maujud tentang segala
sesuatu yang terjadi di semesta. Yang
mengikutinya akan selamat sampai akhirat.
Karena ia sebenarnya menjadi petunjuk dalam
membangun titian kehidupan yang setipis
rambut dibelah tujuh. Titian Shiraat al
Mustaqiim. Jalan yang lurus, jalan Ilahiah, jalan
para Nabi dan Rasul yang berserah diri, jalan
yang diridhai oleh-Nya. Siapa yang
mengabaikan fakta-fakta ini, maka ia akan
menyia-nyiakan suatu peluang untuk
menemukan jalan kehidupan yang sebenarnya.

Izrail terdiam sejenak seperti mengenang apa


yang sudah ia laksanakan. Kemudian ia
melanjutkan.
168
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Ketika aku akan menjemputnya, di hari-hari


akhirnya di dunia, aku mendatanginya. Cukup
lama aku bercakap-cakap dengannya. Akupun
mengatakan kepadanya bahwa Allah telah
mengutusku dan kukatakan bahwa aku
diperintahkan oleh-Nya agar tidak masuk ke
rumahnya tanpa seizinnya. Jika beliau tidak
mengizinkan maka aku akan kembali, tetapi
jika dia mengizinkan maka aku akan masuk.
Allah juga memerintahkanku untuk tidak
mencabut nyawanya bila beliau tidak berkenan.
Jadi aku tanyakan saja apa yang dia inginkan
sekarang. Kemudian Nabi SAW berkata untuk
menunggu kedatangan Jibril, karena di waktu
itulah dia biasanya datang mengunjunginya.

Saat itu, tak seorangpun sanak saudara


Rasulullah SAW yang berbicara karena
peliknya persoalan itu dan rasa takut yang
hinggap dihati mereka. Kemudian Jibril datang
dan menyampaikan salam Allah kepada-Nya
serta menanyakan keadaannya. Apa yang
dirasakan Rasulullah saat itu kemudian
dijelaskan Jibril bahwa keadaannya itu adalah
suatu kehormatan baginya karena derajatnya
berada jauh di atas semua makhluk lainnya,
agar beliau menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Nabi merasakan kesakitan. Lantas, dijelaskan

169
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

oleh Jibril bahwa beliau harus bergembira


karena Allah
telah berkehendak untuk membawanya
kepada yang telah dipersiapkan-Nya.

Beliau kemudian menceritakan kedatanganku


kepada Jibril. Kemudian Jibril berkata, ”Wahai
Muhammad! Tuhanmu merindukanmu!
Apakah dia tidak memberitahukan
maksud-Nya kepadamu? Sesungguhnya Izrail
(Malaikat Maut) sama sekali belum pernah
meminta izin dari siapapun kalau hendak
melaksanakan tugasnya. Hal itu semata-mata
karena Tuhanmu berkehendak
menyempurnakan kehormatanmu dan ia
merindukanmu”.

Lalu Nabi SAW berkata supaya Jibril jangan


meninggalkannya sampai aku datang kembali
kepadanya. Setelah Nabi SAW memberikan
izin kepada sanak saudaranya masuk dan
bercakap-cakap beberapa waktu lamanya,
akupun datang kepadanya dengan
mengucapkan salam dan meminta izin untuk
masuk. Beliau mengizinkannya, dan akupun
masuk kemudian bertanya kepadanya
sekiranya beliau menginginkan sesuatu.
“Bawalah aku sekarang kepada Tuhanku”,
katanya kepadaku. “Ya”, jawabku singkat.

170
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kemudian aku berkata kepadanya, ”Hari ini,


sungguh Tuhan Anda rindu kepadamu. Belum
pernah Dia memperhatikan seorang manusia
seperti ia memperhatikan Anda. Belum
pernah pula Dia melarang saya masuk tanpa
izin untuk menemui siapapun yang lain. Tapi
sekarang, saat kematian Anda berada di depan
Anda.” Kemudian aku keluar lagi dari
kamarnya. Lalu Jibril kembali masuk, dia
berkata, ”Assalamualaikum, wahai Rasulullah!
Ini adalah kali yang terakhir saya turun ke
dunia. Wahyu telah ditutup, dunia telah dilipat,
dan saya tidak punya urusan lagi selain dengan
Anda. Saya tidak punya tujuan apa-apa kecuali
hadir di dekat Anda. Setelah itu saya akan tetap
berada di tempat saya. Tidak! Demi Dia yang
telah mengutus Muhammad dengan
kebenaran, tak seorangpun di dalam rumah ini
yang dapat mengubah satu katapun dari yang
telah saya sampaikan. Dia tidak akan pernah
diutus kembali kepada umatnya betapapun
pentingnya berita yang akan disampaikannya
dan meskipun dengan adanya kasih sayang
maupun simpati kami.”

Saat itu aku dapat melihat bagaimana manusia


yang disempurnakan oleh-Nya itu akhirnya
pingsan di dada Aisyah. Dari keningnya
keringat mengucur dengan deras. Bau harum

171
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

keringatnya semerbak memenuhi kamarnya.


Ketika beliau sadar kembali,
dia berkata kepada Aisyah, ”Wahai Aisyah, ruh
orang beriman keluar bersama keringatnya,
sedangkan ruh orang kafir keluar melalui
kedua rahangnya seperti nyawa keledai”.

Mendengar itu Aisyah takut dan memanggil


keluarganya. Namun sebelum semuanya
berdatangan, aku melakukan tugasku.
Ketahuilah, Rasulullah wafat sebelum
kedatangan siapapun kecuali Aisyah karena
Tuhan telah menahan mereka dari beliau dan
telah menyerahkan beliau ke tangan Jibril dan
Mikail. Sebelum pingsan, masih kuingat beliau
selalu mengatakan,”Bahkan, sahabat
tertinggi!”, seolah-olah pilihan telah
dijatuhkan kepada-Nya. Dan ketika beliau
mampu berbicara kembali, beliau mengatakan
“Shalat!shalat!Kalian semua akan bersatu jika
kalian senantiasa shalat bersama-sama”.
“Shalat! Shalat! ”, beliau terus berpesan
mengenai hal itu hingga ruhnya kucabut dalam
keadaan mengatakan “Shalat!Shalat!”[11].

Maka menjelang tengah hari, pada hari Senin,


tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 H, dengan usia
enam puluh tiga tahun lebih empat hari,
kubawalah Muhammad SAW pergi kembali
kepada Sang Kekasih Yang Maha Tinggi.
172
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kulihat, ia sekilas melihat kedatanganku.


Kemudian ia tersenyum.

Kematian Nabi Yang Ummi, yang membawa


rahmat bagi seluruh alam memang
menggoncangkan Umat Islam saat itu.
Sehingga umat saat itupun kebingungan dan
meratap kehilangan. Sampai kedatangan
Al-Khidhr a.s dan Alyasa (Elias) a.s yang
kemudian berkata [11]:

“Assalammualaikum, wahai Ahli Bait! 26 .


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu.
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung.

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah


kesenangan
yang memperdayakan.(QS 3:185).
Sesungguhnya Allah menyediakan pengganti
bagi setiap orang,
pencapaian setiap keinginan,
dan keterbebasan dari setiap rasa takut.

26
Ahli Bait, sebutan untuk sanak keluarga Nabi
Muhammad SAW
173
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Oleh karena itu, pautkanlah harapanmu


dan sikap tawakalmu kepada Allah.”
“Wahai Ahli Bait! Ingatlah kepada Allah
dan pujilah Dia dalam setiap keadaan.
Sesungguhnya, disisi Allah terdapat pelipur
lara
dan penggant ibagi kekasih yang hilang.
Oleh karena itu, taatilah Allah.
Bekerjalah atas dasar perintah-Nya.”

“Demikilanlah ceritaku ketika aku menjemput


Nabi Muhammad SAW”, Izrail mengakhiri
ceritanya.

174
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 6
Kematian Izrail

Aku masih termangu-mangu mendengar


semua kisahnya. Kematian, betapapun juga
pada akhirnya memang akan menghampiri
semua makhluk. Secara tabiat, manusia
memang membenci bahkan takut dengan
kematian. Saking takutnya maka manusiapun
kemudian berangan-angan bahwa akhirat itu
tidak ada. Merekapun kemudian menjadi ateis.
Mereka berangan-angan kosong dan mengira
Tuhan tidak ada. Sungguh bodoh sekali
manusia seperti itu. Bahkan, saking bodohnya
manusia yang menafikan akhirat dan ateis,
Sayyidina Ali bin Abu Thalib pernah berkata
bahwa “Jika apa yang Anda katakan tentang tidak
adanya akhirat itu benar, maka Anda akan selamat
begitu pula kami. Tetapi jika yang kami katakan
bahwa akhirat itu benar adanya, maka kami akan
selamat, sedangkan Anda akan binasa.” Mereka
memang seperti penjudi yang bodoh. Disebut
demikian karena mereka berani bertaruh
“untuk tidak mendapatkan apa-apa” atau “doing for
nothing” atau untuk kesia-siaan. Padahal,
keimanan sekecil apapun akan tetap diakui
sebagai tanda pengakuan atas keberadaan
175
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Realitas Absolut yaitu Tuhan Yang Maha


Esa[21].

Secara matematika saja sebenarnya kenyataan


kita memang tergantung pada sisi lain yang
tidak dipahami. Bilangan 1 misalnya, harus
dinyatakan sebagai Asumsi Mutlak Benar yang
didapat dari nilai mutlak -1. Sedangkan -1
adalah nilai kuadrat dari bilangan yang disebut
bilangan imajiner. Ilangan imajiner sendiri
tidak lebih dari bidang khayal yang
disimbologikan secara linier dari bidang dua
dimensi yang dianggap bidang nyata. Jadi,
dalam sistem ilmu pengetahuan rasional yang
dasar-dasarnya matematika sebenarnya
bersandar pada konsepsi imajiner yang tidak
lain adalah alam ghaib. Entah kelompok
rasional itu sok-sokan atau sebenarnya idiot
yang sok pinter atau memang tersesat mereka
toh tetap saja susah menerima kalau ilmu
pengetahuan mereka ada lubangnya, lubang
yang mau tak mau harus ditutupi dengan adab
di hadapan ketidaktahuan mereka tentang
Pencipta mereka sendiri. Dengan kata lain,
adab yang sesungguhnya diperlukan karena
menyadari dirinya tak lebih makhluk lemah
yang ilmu pengetahuannya bersandar pada
manipulasi simbolik-logika. Belum lagi, kalau
mereka sadari bahwa kehidupan mereka
ternyata bagaikan fatamorgana yang umurnya
176
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

singkat. Kematian selalu menyertai mereka,


sehingga kehidupan mirip seperti gelembung
sabun yang ditiup anak-anak. Melembung
sesaat, lepas dari selang dan “plop” meletus
menjadi kasat mata.

Kematian memang sudah ketentuan Allah.


Seperti pernah diriwayatkan oleh Nabi SAW
melalui Abu Hurairah bahwa Allah berfirman :
“Aku tidak pernah ragu dalam sesuatu yang
Kukerjakan, seperti halnya ketika mencabut jiwa
hamba-hamba-Ku yang beriman yang membenci
kematian dan Aku benci untuk menyakitinya. Tetapi
hal itu meskti kulakukan.” Sehingga kematian
adalah suatu realitas sebenarnya bagi semua
orang, baik dia nabi, rasul, wali, dan manusia
lainnya. Kematian adalah kiamat sebenarnya
bagi manusia yang sadar akan hal ini. Kiamat
yang pasti datang dalam waktu yang sangat
dekat. Berapa lamakah usia manusia? 1,5,10,
20, 63, 75, 80, ataupun seribu tahun, Izrail
pastilah akan datang. Maka risaukanlah
kedatangan Izrail. Ucapku membatin,
mengenang peran dan tugas malaikat Izrail
yang seringkali dilupakan banyak orang.

Aneh, pikirku, seringkali kulihat manusia


ketakutan pada datangnya kiamat besar yang
juga pasti datang. Namun entah kapan.
Namun, manusia seringkali lupa pada kiamat
177
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

kecil yang nyata sekali pasti datang setiap saat


kalau memang sudah diinginkan Allah.

Kematian. Jadi sungguh aneh bila manusia


makin lama kok makin tidak takut mati, lupa
diri, seolah dirinya akan hidup selamanya.
Padahal, sudah jelas bahwa semua orang
diperingatkan tentang dekatnya ajalnya oleh
uban dan keriputnya kulit disekujur tubuhnya,
itulah tanda-tanda perubahan masa karena
akan datangnya kematian.

Cukuplah, ajal yang mendekat ditunjukkan


dengan hilangnya masa muda
dan bertambahnya uban di kepala, juga
berubahnya masa
Dan apakah setelahnya, orang-orang yang
berakal menghendaki kekekalan
Ketika kebeliaan terus berubah dan keadaan
hidup terus berputar [17].

Makin anehlah aku kalau melihat manusia


yang dengan kesombongan dan kepongahan
Iblis berbuat semena-mena dengan
mengabaikan apa yang sudah begitu jelas
menjadi petunjuk kepada jalan keselamatan :
mengabaikan perintah Allah, melanggar
larangan-larangan-Nya, melanggar
sunnatullah, mengabaikan apa yang sudah
dicontohkan oleh Rasulullah berupa akhlak
178
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

yang mulia. Manusia tidak segan-segan


melakukan berbagai kemaksiatan dan tidak
malu-malu pula mempertontonkannya tanpa
takut mati, seolah dirinya akan selamat dari
sergapan dan siksa sakratul maut dan sergapan
Izrail Sang Maut. Aku menghela nafasku yang
kurasakan semakin berat. Keringat dinginku
sudah membasahi bajuku. Semilir hembusan
angin malam yang masuk ke kamarku
menyebabkan tubuhku semakin mendingin.

Lantas aku memberanikan diri untuk bertanya


“Bagaimanakan kamu mati?”

“Semua makhluk pastilah akan binasa, karena


hanya Allah lah yang kekal. Akupun demikian
pula, akan binasa ketika waktunya tiba. Aku
termasuk makhluk paling akhir yang akan
dibinasakan oleh-Nya”, ujar Izrail mengawali
cerita bagaimana iapun akan binasa.

Aku (Izrail), Jibril, Mikail, dan Israfil adalah


makhluk-makhluk Allah yang pertama kali
diciptakan-Nya, terakhir kali dimatikan-Nya,
dan pertama kali dihidupkan-Nya kembali.
Karena kamilah yang membagi-bagi segala
urusan. Kami termasuk kelompok malaikat
yang dimuliakan Allah. Jibril adalah pengurus
pengetahuan Tuhan bagi hamba-hambaNya,
Mikail adalah pengurus setiap tetesan hujan
179
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan daun yang tumbuh dan jatuh, yang


membawa rezeki kepada semua makhluk-Nya
di dunia. Israfil adalah malaikat kepercayaan
Allah antara-Nya dan para malaikat lainnya,
sedangkan aku ditugasi mencabut nyawa
setiap hamba, di manapun ia berada 27 .

Sesuai dengan tugas yang kuemban, maka aku


akan ada di setiap saat Sang Waktu lewat,
mengintip setiap rumah kalau-kalau ada
seseorang yang harus kucabut nyawanya.
Tugasku memang berat, kadang-kadang
akupun merasa menzalimi semua yang
bernyawa. Namun apa daya, aku hanya
makhluk yang tidak menzalimi , tidak bisa
menangguhkan ajal, tidak mempercepat takdir,
dan kamipun tidak berdosa dalam mencabut
nyawa semua yang mesti kucabut ketika
saatnya tiba. Bahkan untuk mencabut nyawa
seekor nyamukpun aku sebenarnya tidak
kuasa sebelum Allah memberi izin
mencabutnya. Ketahuilah, aku sendiri
sebenarnya tidak mengetahui siapa-siapa yang
akan kucabut. Aku hanya diberi sebuah buku
catatan yang di dalamnya ada beberapa nama.

27
Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh dari Ikrimah
bin Khalid bahwa ada seseorang yang bertanya
kepada Rasul, kemudian ia menjelaskannya seperti
itu. Dikutip dari Ref 10 hal 29
180
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Izrail kemudian mengeluarkan sebuah


lembaran dimana disitu kulihat daftar
nama-nama yang akan dihampirinya.
Kemudian ia melanjutkan.

Aku biasanya menerima lembaran kematian


pada pertengahan bulan Sya’ban, Allah
mewahyukan kepadaku untuk mencabut
setiap nyawa manusia yang diinginkan-Nya
pada tahun itu 28 . Maka jangan heran kalau
Nabi Muhammad SAW seringkali berpuasa di
bulan itu.

Setelah semua makhluk mati, termasuk semua


malaikat pun dimusnahkan, maka akulah yang
akan terakhir dimatikan langsung oleh Allah
SWT. Dalam arti yang harfiah, maka semua
yang mewujud di alam semesta, yang masih
memerlukan intervensi kaumku akan
dimusnahkan. Setelah itu, adalah hal yang
menentukan bagaimana semua makhluk akan
kembali dalam penghisaban. Ketika saat
kematianku tiba, maka
Dia berkata “Wahai Malaikat Maut, matilah
engkau!” Akupun berteriak keras, yang bila
penghuni langit penghuni langit dan bumi
mendengarnya, pastilah mereka akan mati

28
Diriwayatkan oleh ad-Dainuri di dalam
al-Mujasalah dari Rasyid bin Said, ref 10 hal. 60
181
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

ketakutan. Akupun kemudian matilah.


Kematian yang menimpa diriku bisa dikatakan
sebagai kematian terdahsyat dari kematian
semua makhluk 29 .

29
Diriwayatkan oleh Ibnu Amid Dunya, ref. 10 hal.
63
182
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Bab 7
Epilog : Semuanya Pasti
akan Mati

Kami berdua terdiam. Mungkin cuma sejenak,


tapi keheningan yang mencekam seperti
keheningan berhentinya detik sang waktu.
Khususnya bagi diriku yang tergolek tanpa
daya dihadapannya. Akhirnya nuansa
keheningan itu seperti tanpa makna,
kekosongan yang maha luas dan hamparan tak
bertepi seperti menyelimuti diriku.
Kehampaanku terhadap dunia makin terasa.
Tanpa sadar aku berguman pelan, ”Bawalah
aku..”, lalu syahadat meluncur begitu saja “La
iIlaaha Illaa Allaah, Muhammadurrasulullah”.

Sesaat aku cuma merasakan betotan dahsyat


yang diceritakannya tentang kematian, lalu
tidak kurasakan lagi aksi dan reaksi dari ujung
kakiku. Aku seperti buntung tanpa kaki,
kemudian tanpa paha, kemudian tanpa tubuh,
kemudian tanpa tangan, kemudian tanpa leher,
dan akhirnya semua kesadaran tentang
ruang-waktu lenyap sama sekali.

183
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Kulihat berkas-berkas cahaya melesat dan


meluas dalam sekejap, kemudian padam dan
memasuki zona tanpa batas-batas yang jelas,
apakah aku berada dalam suatu ruang, aku
tidak tahu. Sejenak kesadaran yang kurasakan
kembali tanpa nuansa duniawi menggugah
diriku, aku masih celingukan mencari Izrail.
Kudengar lagi suaranya tanpa rupa “Aku cuma
mengantarmu sampai disini, selamat jalan,
temuilah Rabb-Mu yang mengasihimu”.
Sayup-sayup masih kudengar suaranya
bersenandung

Akulah Izrail Sang Elmaut,


datang tanpa diundang,
pulang tanpa diantar.

Aku jemput siapa pun yang harus kujemput.


Aku antar siapa pun yang harus kuantar.
Dengan kelembutan-Nya.
ataupun dengan Kemurkaan-nya.

Hanya ia yang berjalan di jalan-Nya

saja akan selamat dari kedahsyatanku,


rasa takutnya akan hadir menjadi rindunya
karena hanya si perindu saja yang akan
menganggap diriku berkah keabadian dalam
rengkuhan keabadian cinta-Nya.

184
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Dia yang menyia-nyiakan waktunya


didunia,
terlena dalam ilusi dan kesombongan Sang
Durjana,
akan merana dalam keabadian
Murka-Nya.

Sebelum ia lenyap dari kesadaranku, aku


sempat meneriakkan pertanyaan terakhir
kepadanya, “kamu mau kemana setelah aku?”.
Suaraku langsung lenyap dalam gaung yang
menjauh senyap. Sayup-sayup masih kudengar
suara Izrail menjawab, “Menemui salah satu
pembaca risalahmu ini”.

“innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (QS 2:156)”

Cintailah siapa saja


yang ingin engkau cintai,
namun ingatlah bahwa
pasti engkau akan berpisah dengannya;
hiduplah dengan gaya kehidupan
yang engkau inginkan,
namun ingatlah bahwa engkau akan mati;
dan berbuatlah apa saja yang engkau
kehendaki,
namun ingatlah bahwa engkau pasti dibalas
[Sabda rasullullah SAW; HR Hakim,
Thabrani]
185
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Atmonadi, atmoon.geo@yahoo.com
Lebak Bulus, 27 November 2004

186
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Referensi :

1. Al Qur’an Terjemahan Departemen


Agama, 1984
2. Al Qur’an Terjemah Indonesia, PT
Sari Agung, Cetakan ke-13, 1999
3. HB Yassin, “Al Qur’an Bacaan Mulia”,
Yalco Jaya, Cetakan ke-4, 2002
4. Choiruddin Hadhiri SP, “Klasifikasi
Kandungan Al Qur’an”, Gema Insani
Press, 1999
5. Syaikh Hamami Zadah, “Menyelami
Lubuk Al Qur’an: Tafsir Surah Yasiin”,
Penerbit IIMAN & Penerbit Hikmah,
Februari 2003.
6. M. Quraish Shihab, “Tafsir Al
Mishbah”, Jilid 1 & 11, Lentera Hati,
2003
7. Imam Az-Zabidi, “Ringkasan Shahih
Al-Bukhari”, Mizan, Cetakan ke-4,
2000
8. Rachmat Taufik Hidayat et
al, ”Almanak Alam Islami”, Pustaka
Jaya, 2000
9. Faruq Sherif, “Al Quran Menurut Al;
Quran”, Serambi, November, 2001
10. Imam Jalaludin as-Suyuthi,
“Menjelajah Alam Malaikat”, Pustaka
187
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Hidayah, Januari 2003


11. Al Ghazali, “Metode Menjemput
Maut”, Mizan, 2001
12. Ahmad Barizi, “Malaikat Diantara
Kita”, Hikmah, Januari 2004
13. Khawaja Muhammad Islam, “Mati Itu
Spektakuler”, Serambi, April, 2001
14. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi,
“Menuju Hadirat Ilahi”, Al
bayan-Mizan, 2003
15. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi,
“Menjelajah Alam Akhirat”,
Arasy-Mizan, Mei, 2003
16. Ibnu Qayyim Al jauziyah,”Roh”,
Pustaka Al Kautsar, 1999
17. Ibnu Rajab Al Hanbali, “Setahun
Bersama Nabi”, Pustaka Hidayah,
2002
18. Yunasril Ali, “Ruh dan
Jenjang-jenjang Ruhani”, Serambi,
2003
19. Salim Said Bawazier, “Memahami
Hakikat Takdir”, Iqra Insan Press,
2003
20. M. Quraish Shihab, “Yang
Tersembunyi : Jin, Iblis, Setan dan
Malaikat”, Lentera Hati, 1999
21. Atmonadi, “Kun fa Yakuun:
Mengenal Diri, Mengenal Ilahi”,
Kunfayakuun Publishing, e-Book
188
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Release 3, Oktober, 2004


22. Ibnu Arabi, “Menghampiri Sang
Mahakudus”, Mizan, Maret 2002
23. Fariduddin Al-Attar, “Warisan Para
Awliya”, Penerbit Pustaka, Cetakan ke
III, 2000 M

189
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

Riwayat Hidup Penulis

Atmonadi, sehari-hari biasa dipanggil “Atmo”


atau nickname di Internet “Atmoon”, di situs
myquran memperkenalkan diri sebagai
"myQadmin" karena memang yang membuat
dan menggagasnya pada pertengahan 1999.
Dilahirkan kurang lebih 4 dasawarsa yang lalu
di sebuah kota yang dulu dikenal sebagai Kota
Udang, pada tanggal sebelas bulan lima di
tahun yang kemudian menjadi tahun duka cita
bagi Bangsa Indonesia, tahun dimana disebut
oleh seorang sineas asing menjadi “The Years
Living Dangerously”, 1965. Saat ini, berprofesi
sebagai konsultan Teknologi Informasi dan
Internet independen.

Dalam segmen-segmen kehidupan yang


dilalui, menulis memang bukan sesuatu yang
asing. Pengalaman menulis yang intensif
sebenarnya terjadi selama periode menjadi
mahasiswa pada sekitar tahun 1988 sampai
1992, sebagai penulis lepas untuk bidang
teknologi penerbangan dan militer. Selama
periode tersebut, tulisan yang dibuat
umumnya berhubungan dengan desain
pesawat udara penumpang, pesawat tempur
siluman, pesawat mata-mata tanpa awak,
sistem radar, telekomunikasi, dan sistem
190
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

persenjataan yang dimuat di rubrik iptek pada


beberapa harian nasional seperti Kompas,
Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, majalah
Teknologi, dan majalah Teknologi & Strategi
Militer (TSM). Dalam urusan tulis menulis,
pernah mendapatkan penghargaan karya tulis
dari PT Telkom Indonesia dengan judul
“Menuju Perusahaan Adaptif Menjadi Urat Nadi
Globalisasi” (1990). Kemudian, bersama salah
satu rekan kuliahnya, menulis artikel iptek
populer dan tulisannya meraih penghargaan
karya tulis populer Ristek (1991) yang
membahas masalah pesawat N-250. Setelah
bosan menjadi mahasiswa, ia menyelesaikan
kuliahnya dan meraih gelar kesarjanaan dari
jurusan Teknik Aeronautika ITB (1992);
setengah tahun kemudian (1993) bekerja di
Sempati Air sebagai Engineer; tiga tahun
kemudian (1995) ia memutuskan beralih
profesi menjadi software development supervisor di
perusahaan yang sama.

Tahun 1996 internet mulai marak di Tanah


Air. Terpesona dengan kemampuan hyperlink
jejaring global tersebut, iapun memutuskan
mengundurkan diri dari Sempati Air dan
bekerja sebagai web developer di sebuah
perusahaan yang dibangun oleh kenalannya di
Internet yaitu Bubu Internet. Akhir dasawarsa
sembilan puluhan, Internet semakin populer
191
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

dan bisnis dot.com booming, komunitas gaul di


internet bermunculan, namun sayangnya
belum ada komunitas gaul yang khusus untuk
remaja Islam, maka ia pun nekat membangun
Komunitas Islam Online myQuran.com
(1999, http://www.myquran.com) dan
kemudian setidaknya mampu menggugah
banyak orang bahwa Umat Islam perlu
memanfaatkan Internet baik untuk tujuan
pergaulan maupun dakwah. Setelah beberapa
tahun mengelola situs independen myQuran,
dibantu dengan pengunjung yang rajin
menulis artikel, puisi ataupun sekedar
numpang nulis, iapun kemudian menjadi tidak
terlalu aktif mengelola myquran karena
kesibukkannya. Sebagai gantinya, pengelolaan
myQuran diserahkan ke salah satu anggota
dan fans beratnya Hasanudin.

Pada tahun 2000 ia mengundurkan diri dari


Bubu Internet dan bekerja di beberapa proyek
perusahaan sebagai Technology Advisor, menjadi
nara sumber tetap di radio MSTRI FM Jakarta
(2000-2002), radio Ramako Jakarta, dan Metro
TV untuk acara yang berhubungan dengan
teknologi informasi dan internet. Akhir tahun
2001 kembali bekerja di Bubu untuk
menangani Production & Development, kemudian
mengundurkan diri pada akhir tahun 2003 dan
awal 2004 mendirikan Getwo Advanced sebuah
192
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

biro konsultan teknologi informasi, internet


dan multimedia.

Sejak akhir tahun 2003 sampai sekarang ikut


aktif dalam majelis pengajian tasawuf
Al-Hikam tarekat Syadziliyah Jakarta dengan
ustad Bapak M. Luqman Hakiem dan Guru
mursyid almarhum Syeik KH Abdul Djalil
Mustaqiim dan Syeikh Hadlir Shalahuddin Al
Ayyubi Pengasuh Pondok Pesatren Thariqot
Agung (Peta) Tulungagung Jawa Timur.
Dalam perjalanannya kemudian menulis
risalah "Kun Fa Yakuun" sebagai sebuah
perenungan panjang tentang diri, perjalanan
kehidupan, alam semesta, dan Penciptanya.
Risalah “Kun!” kemudian menjadi sebuah
Risalah Mawas Diri bagi seorang hamba dan
juga sebuah risalah yang dimaksudkan untuk
semua Umat Islam (tentunya bagi yang mau
membacanya), khususnya yang menjadi bagian
dari Bangsa Indonesia yang memang masih
perlu banyak belajar dan istiqamah (konsisten
dan teguh) di jalan yang lurus, atau Shiraat
al-Mustaqiim, agar tidak mudah “Digoda” oleh
goyangan ke kiri dan ke kanan yang
memabukkan, yang dapat
menyelewengkannya dari jalan lurus yang di
ridhai Ilahi. Setelah itu tulisan-tulisan lainnya
meluncur begitu saja yang baru berani
didistribusikan kepada teman-temannya saja
193
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

karena berbagai masalah yang dibahas


terhitung sangat pelik. Risalah yang beredar di
kalangan terbatas antara lain “Prima Kausa: Al
Qur’an sebagai Kosmos Islam”,
“Superunifikasi (Kajian tentang huruf-huruf
hijaiah dan makna simbolis geometrisnya)”,
“Komposisi Dan Kodefikasi Al Qur’an”, dan
beberapa risalah lainnya yang umumnya
bercorak tasawuf dengan perpektif
perkembangan ilmu pengetahuan manusia
saat ini, khususnya berkaitan dengan
perkembangan Abad Dijital yang dianggapnya
sebagai Abad Pemurnian Tauhid karena basis
dijital sejatinya basis dari Pengetahuan Tauhid
yaitu kaidah Biner atau huruf Ba alias 1001
(seribu satu malam).

“Namaku Izrail” adalah tulisan singkat yang


bercorak populer yang menggambarkan
pertemuan imajiner dengan Malaikat Elmaut
yang ditakuti yaitu Izrail, berdialog dengannya
dengan merujuk pada gambaran tentang
malaikat Izrail dari berbagai bacaan yang
menjadi sumber-sumber inspirasinya.
“Namaku Izrail” bukan dimaksudkan untuk
menakut-nakuti pembacanya, namun lebih
tepat dikatakan sebagai suatu mawas diri akan
keterbatasan manusia terhadap takdirnya yang
pasti terjadi yaitu “kematian”, sebagai
kehidupan yang sebenarnya. Dengan
194
Atmonadi_________________Namaku Izrail!

mengulas gambaran malaikat Izrail yang


mengambil debu bumi untuk kemudian
dengan tanah lempung Allah menciptakan
makhluk yang hidup di sistem tatasurya,
gambaran yang ditampilkan bukan sekedar
kisah tentang Izrail Sang Malaikat sebagai
Pencabut Nyawa yang menyeramkan, namun
gambaran yang lebih utuh tentang akibat dari
semua akhlak dan perilaku manusia ketika ia
hidup sampai akhirnya kematian dapat datang
menjemput tanpa diduga, dimana saja, dan
kapan saja. Kemudian kondisi demikian
diproyeksikan kepada diri sendiri, sudah
siapkah kita menghadapinya untuk kemudian
mempertanggungjawabkan semua perbutan
kita di dunia?

195

You might also like