You are on page 1of 37

FI-4241

Topik Khusus Fisika


Reaktor

Desain dan Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir


Abdul Waris, Ph.D

Physics Study Program


Faculty of Mathematics and Natural Sciences
PHYSI S Institut Teknologi Bandung
Teras Reaktor

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Pengantar
 Untuk reaktor nuklir, khususnya reaktor daya
performa bahan bakar nuklir sangat penting dan
nyata alasannya.
 Biaya konstruksi PLTN lebih tinggi dari PLT yang
lain. Oleh karenanya energi nuklir harus punya
kelebihan dibandingkan dengan sumber energi
yang lain.
 Kelebihan ini berasal dari kelayakan operasi
untuk jangka waktu yang lama. Untuk mencapai
performa tersebut diperlukan bahan bakar yang
dirancang dan dibuat tanpa ada kesalahan yang
akan menyebabkan reaktor harus dimatikan
(shutdown)
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Pengantar…
Ada 2 kendala utama yang terkait dengan bahan bakar
nuklir.
1. Bahan bakar tidak boleh mencapai/dekat dengan titik
lelehnya.
2. Tidak ada produk fisi yang dilepaskan ke pendingin.
Kendala yang kedua bukan hal yang mutlak karena
beberapa produk fisi masih dibolehkan untuk dilepas ke
lingkungan (misalnya produk fisi yang berbentuk gas)
tanpa menyebabkan reaktor shutdown.
Kendala yang pertama adalah mutlak. Temperatur bahan
bakar harus tidak mencapai titik leleh. Jika itu terjadi
maka kecelakaan besar terjadi dan reaktor harus
dishutdown
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Pengantar…
 Ada banyak faktor yang mempengaruhi
performa dari bahan bakar, tetapi hanya
ada dua yang paling penting yaitu
material yang digunakan dan desain
 Material menjadi perhatian penting dalam
seluruh desain reaktor dan sering
membatasi kondisi operasi. Material yang
pas harus dipilih, sifat dan komposisinya
ditetapkan, dan konfigurasi desain &
asembli harus dibangun.
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Pengantar…
 Untuk bahan bakar, pertimbangan2 di atas
diperumit lagi oleh perubahan kimia,
fisika, dan isotopik selama iradiasi.
 Sekali masalah material telah dioptimasi,
masalah yang tersisa adalah perancangan
dan pembuatan batang bahan bakar (fuel
rod) dalam jumlah yang sangat besar
dengan ketelitian dan kualitas yang sangat
tinggi. Sebagai contoh 1000 MWe teras
BWR memerlukan sekitar 37.500 fuel rods.
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Kondisi yang harus dipenuhi fuel
 Reaktivitas nuklir dan kontrol
 Karakteristik termal hidrolik dan transfer
panas yang cukup
 Pengungkung material radioaktif dalam
kondisi normal maupun abnormal
 Memperkecil ketakmurnian penyerapan
neutron yang besar dalam seluruh
material
 Harga bersaing dengan bahan bakar yang
lain
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Kondisi yang harus dipenuhi fuel…
Implikasi harga bersaing dengan bahan bakar yang
lain adalah:
1. Long fuel time residency in core (high burnup)
2. Effective in-core fuel management of fuels
(high burnup)
3. Standardization of fuel design to permit
efficient production methods
4. Reliability in both materials and workmanship
5. Realistic specifications with stringent quality
control
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Reactor fuel : Uranium metal
 Uranium pertama kali digunakan sebagai
bahan bakar reaktor dalam bentuk logam
 Uranium adalah logam yang sangat reaktif
yang bereaksi dengan non-metallic
elements dan membentuk senyawa
intermetallic.
 Perubahan dimensi yang terjadi selama
iradiasi merupakan masalah serius logam
metal jika dipakai sebagai fuel.
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Reactor fuel : Uranium metal …
Logam uranium muncul dalam 3 bentuk
allotropic:
1. Fase-α : sistem kristal ortorombik dan stabil
sampai suhu 600 0C
2. Fase-β : struktur kristal tetragonal dan
berada antara suhu 660 0C dan 700 0C
3. Fase-γ : body-center cubic dan berada
antara 760 0C sampai titik lebur (melting
point) ~ 1130 0C.

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Reactor fuel : Ceramic fuel
 Fuel keramik adalah bahan padat inorganik
dimana ikatann antar atom secara dominan
adalah ionik atau kovalen dan karenanya
bahannya keras dan brittle (rapuh)
 Fuel keramik yang dipakai saat ini adalah
uranium oxide (UO2)
 Bahan ini sangat menarik karena oksigen
memiliki xs tangkapan neutron termal yang
sangat rendah dan karenanya tidak
menyebabkan kehilangan neutron yang serius.
Ditambah lagi secara kimia dan struktur UO2
sangat stabil dan tidak bereaksi dengan air yang
sangat tinggi suhunya.
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Reactor fuel : Ceramic fuel…
Properties of Uranium Oxide
Melting point 2865 0C (5189 0F)
Density (x-ray measur.) 10.97 g/cc
Thermal conductivity 4.777 x 10-3 W/m.K at 20 0C
1.91 x 10-3 W/m.K at 1000 0C
Thermal expansion coef. (per ~1x10-5 / 0C (0 – 1000 0C)
0
C)
Tensile strength 6.9 x 107 Pa (10,000 psi)
Modulus elasticity 1.72 x 1011 Pa (25x106 psi)
Cell type Face-centered cubic
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Fuel Cladding
Fuel cladding mempunyai beberapa fungsi:
 Mencegah korosi fuel oleh bahan pendingin
 Menjaga produk fisi
 Mengakomodasi perubahan volume fuel
 Menyediakan permukaan untuk pertukaran panas
dari fuel ke pendingin
Bahan cladding memiliki xs tangkapan neutron
termal yang rendah sehingga tidak menyebabkan
kehilangan neutron yang serius.
Berilium, magnesium dan aluminium mempunyai xs
yang mirip dengan zirconium tapi masing2
memiliki sifat yang tidak diinginkan.
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Fuel cladding…

Thermal neutron absorption xs of several metals


Material Barns Material Barns
Magnesium 0.063 Iron 2.6
Berilium 0.01 Molybdenum 2.7
Zirconium 0.18 Chromium 3.1
Aluminium 0.23 Copper 3.8
Tin 0.63 Nickel 4.6
Niobium 1.10 Titanium 5.8
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Fuel cladding…
Composition of Zirconium
Elemen Zircaloy-2 (w%) Zircaloy-4 (w%)
Tin 1.20 to 1.70 1.20 to 1.70

Iron 0.07 to 0.20 0.18 to 0.24


Chromium 0.05 to 0.15 0.07 to 0.13

Nickel 0.03 to 0.08 0.007 (max)


Fe+Cr+Ni 0.18 to 0.38 0.28 to 0.37
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Fabrikasi
Elemen Bahan Bakar Nuklir

Physics Study Program


Faculty of Mathematics and Natural Sciences
PHYSI S Institut Teknologi Bandung
Typical Fuels for Operating Nuclear Power Reactors in the World

PHWR LMFR
UO 2 or (U, Pu)O 2
MAGNOX
Fuel Pellets

37 Fuel elements
Zircaloy clad
Natural UO 2

RBMK Magnesium Alloy Clad


PWR BWR VVER AGR Natural Uranium Metal Pin
SS clad
(U,Pu)O 2

SS Clad
Enriched UO 2
(<5%U - 235)

17x17 9x9 312


Fuel Fuel Fuel
Elements Elements Elements

Zircaloy clad
Enriched UO 2 Zr -1%Nb clad
(<5%U -235) (<5%U -235)UO 2

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung


Water -cooled nuclear power reactors are most common in the world today. Except, Magnox all operating reactors
use PHYSI
“Uranium SOxide Fuel Pellets ” and to a limited extent “Mixed
“mixed Uranium
uranium plutonium
Plutonium Oxide
oxide (MOX)
(MOX) ” pellets.
Yellow Cake

Production of Natural UO 2 Powder

Uranium Oxide Fuel Bundles


for PHWR
UO 2 Fuel Pellets

19-element bundles 37-element bundle


PHWR 220 PHWR 540 / 680

PHWR (CANDU)

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Reactor Cores

BWR PWR

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Advanced Boiling Water Reactor
(ABWR)
 More compact design cuts
construction costs and
increases safety.
 Additional control rod
power supply improves
reliability.
 Equipment and
components designed for
ease of maintenance.
 Two built and operating in
Japan.

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
BWR-fuel bundle
SVEA-95

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Some CAD-pictures of BWRs (FO3)

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Produksi Fuel Pellet
Untuk membuat fuel pellet UF6 harus dikonversi ke UO2.
Prosedur konvesinya adalah sbb.
 UF6 yang diperkaya dimasukkan ke dalam silinder baja
bertekanan tinggi. UF6 berfase padat pada suhu kamar.
 Silinder baja UF6 dimasukkan dalam oven dan dipanaskan,
sehingga UF6 menguap
 Gas UF6 dari silinder dilewatkan air sehingga bereaksi
membentuk UO2F2 dalam larutan air.
 Campuran di atas kemudian dicampur dengan air ammonia
dan uranium mengendap sebagai ammonia diuranate
(NH4)2U2O2(ADU)
 Endapan kemudian dikeringkan dan di calcined (dikeringkan
pada suhu tingi) untuk membentuk U3O8. Kemudian
selanjutnya di reduksi dengan hidrogen untuk membentuk
UO2.

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Produksi Fuel Pellet…
 UO2 kemudian digerus untuk membentuk bubuk yang
homogen.(0.5% material hilang dari UF6 ke UO2)
 Kemudian bahan adesif ditambahkan ke bubuk
kemudian ditekan menjadi right circular cylendrical
pellet, yang dikenal sebagai “green pellet”
 Green pellet kemudian ditekan pada suhu tinggi,
dekat titik lebur. Biasanya selama 24 jam pada 1650
0
C. Selama proses ini kerapatan pellet meningkat
sampai 94% dari kerapatan teoretis material.

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Fuel loading
Fuel rod dimensions
BWR 9x9 8x8
Pellet o.d (mm) 9.055 10.274
Cladding o.d. (mm) 10.770 12.294
Cladding thichness 0.7672 0.889
(mm)

PWR 15x15 16x16 17x17


Pellet o.d (mm) 9.1 8.3 ~7.4
Cladding thichness 0.6 0.6 0.6
(mm)
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Other type of Power Reactor Fuels

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Pebble Bed Reactor
 Tidak ada batang
kendali.
 He sebagai pendingin
 Menggunakan Th fuel
cycle

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Referensi

 R. G. Cochran and N. Tsoulfanidis, “The


Nuclear Fuel Cycle: Analysis and
Management”, ANS, 1999
 W. Marshall, “Nuclear Power Technology
Vol. 2 Fuel Cycle”, Clarendon Press Oxford,
1983
 P.D. Wilson, “The Nuclear Fuel Cycle: From
Ore to Waste”, Oxford, 2001

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
End of Section...

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S

You might also like