Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
merupakan bagian proses penuaan alami wanita, yang ditandai oleh penurunan
produksi estrogen ovarium, dan biasanya terjadi pada usia sekitar 50 tahunan
(Speroff et al., 1999; Casper,1997). Penurunan kadar estrogen seringkali
menimbulkan berbagai sindrom menopause, seperti hot flushes, night sweats,
mood swings, dryness vaginal, daya ingat menurun, insomnia, depresi, fatigue,
penurunan libido, incontinence urinary, dan dyspareunia (Patten et al., 2002;
Prior, 1998). Gejala hot flushes dialami oleh 50-75% wanita perimenopause
(Prior, 1998). Simtom yang lain adalah insomnia dan depresi, sebagai akibat hot
flushes yang bervariasi, sehingga mengalami gangguan susah tidur (insomnia).
Berikutnya adalah masalah keganasan. Suatu keganasan akan muncul
jika terdapat faktor inisiasi dan faktor promosi. Artinya, harus ada pencetus dan
pemicu timbulnya keganasan. Seperti, ada faktor genetik sabagai bakal
tumbuhnya kanker, dan ada pemicu, seperti bahan-bahan karsinogenik dan stress
terus-menerus yang terpapar pada seseorang yang memiliki gen menjadi kanker.
Kanker serviks, kanker pembunuh nomor satu bagi perempuan di
Indonesia, adalah kanker pada leher rahim yang diduga disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV). Sedangkan kanker payudara di Indonesia menempati
urutan ke dua setelah kanker leher rahim (Tjindarbumi, 1995).
Penyuluhan yang telah dilakukan oleh kelompok PBL D4 berisi tentang
bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi, terutama wanita, serta langkah-
langkah deteksi dini keganasan, seperti pap smear untuk kanker serviks dan
periksa payudara sendiri (SADARI) untuk kanker payudara.
Setelah dilakukan penyuluhan pada PBL I maka kami bermaksud
melakukan survei untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tersebut terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan reproduksi wanita di wilayah
kerja Puskesmas Sambung Macan I, Kabupaten Sragen.
B. Perumusan Masalah
2
Apakah penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
wanita di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan I, Kabupaten Sragen?
C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan PBL I dengan
peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap kesehatan
reproduksi wanita di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan I dan
Kabupaten Sragen pada umumnya.
2. Khusus
Untuk mengetahui faktor yang memepengaruhi pengetahuan,
sikap, dan perilaku tentang kesehatan reproduksi wanita pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan I, kabupaten
Sragen.
B. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Mahasiswa memperoleh pengalaman survei kesehatan masyarakat
sebagai bekal untuk menjadi dokter.
2. Manfaat praktis
Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
wanita sebagai hasil penyuluhan PBL I.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
b. Pengelompokan Kegiatan
1
Mengingat bahwa kegiatan PBL, sedemikian banyak (baik jumlah
maupun jenis) dipandang perlu mengelompokan berbagai kegiatan
PBL.
Pengelompokan ini berdasarkan :
1) Tingkat kemampuan mahasiswa yang makin tinggi dan
majemuk dengan lama proses pendidikan.
2) Urutan pelaksanaan kegiatan yang wajar dan wajib.
3) Keseluruhan kegiatan PBL tidak hanya pada semester atau
tingkat tertentu.
Kegiatan PBL terdiri dari :
a. Kelompok kegiatan I
b. Kelompok kegiatan II
c. Kelompok kegiatan III
Hal-hal yang dikerjakan oleh mahasiswa sebagai langkah-
langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan PBL II adalah:
1
a. Menetapkan taraf kesehatan masyarakat berdasarkan analisa data,
statistik, kehidupan, survei kesehatan, atau tehnik epidemiologi.
b. Menerapkan prinsip lingkaran pemecahan masalah yang berupa
mengumpulkan data, merencanakan dan melaksanakan program
serta mengevaluasi keberhasilan program dan semua
komponennya.
c. Melaksanakan pengelolaan suatu organisasi dengan perencanaan
dan pembuatan program, pemberian wewenang dan tanggung
jawab serta komunikasi dalam organisasi.
d. Memperhitungkan berbagai faktor yang mungkin menimbulkan
masalah yang timbul melalui kerja sama dengan instansi yang
berwenang.
e. Merencanakan tindakan penanggulangan terhadap berbagai faktor
dan masalah yang timbul melalui kerjasama dengan instansi yang
berwenang.
f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi, termasuk hak dan
kewajiban serta kewenangan.
g. Menetapkan ruang lingkup Penelitian bidang kesehatan di
Indonesia (lokasi, metodologi, responden).
h. Bertindak sesuai dengan etik kedokteran dalam hubungan dokter
dengan perorangan dan atau masyarakat.
i. Mempertimbangkan tindakan dokter berdasarkan etik kedokteran .
j. Bertindak sebagai pemimpin formal dan tidak formal, untuk
meningkatkan motivasi masyarakat.
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
1
3. Tahap penyelesaian
1
2. Menarche, yaitu masa pertama kali seorang wanita mengalami menstruasi.
Fase ini terjadi antara umur 10-16 tahun, rata-rata 12,5 tahun. Statistik
menunjukkan bahwa menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi
dan kesehatan umum. Menarche terjadi pada pertengahan masa pubertas,
yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. (Wiknjosastro et al;
1999).
4. Menopause (mati haid) adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih
dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur. Pramenopouse
adalah masa 4-5 tahun sebelum menopouse dan pascamenopause adalah 3-
5 tahun setelah menopause. Sedangkan ooporopause adalah terhentinya
fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi
pada usia 55 – 56 tahun (medicastore.com, 2002).
1
PENYEBAB MENOPAUSE
2
itulah bakteri mudah berkembang biak hingga menimbulkan bau tak sedap
dan penyakit. Karena itu kita harus menjaganya, antara lain dengan cara
• Mandi dua kali sehari.
• Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah buang air kecil dan
besar.
• Mencuci bagian luar organ-organ seksual kita dengan air dan sabun,
terutama setiap selesai buang air kecil dan besar.
• Tidak menggunakan air kotor untuk mencuci wilayah sensitif itu karena
potensial mengundang bakteri dan kuman.
• Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari.
• Hindari celana ketat karena dapat menyebabkan permukaan organ
reproduksi kita jadi mudah berkeringat. Akibat pada cowok adalah dapat
membuat fungsi organ seksual kita tak lagi maksimal.
• Sebaiknya kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun karena
bahan ini dapat menyerap keringat dengan baik.
• Hindari bertukar pakaian dalam dan handuk dengan orang lain karena
hal ini potensial menularkan penyakit.
• Dianjurkan untuk mencukur/merapikan rambut kemaluan. Jika tidak,
maka wilayah rahasia kita berpotensial ditumbuhi sejenis jamur atau
kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal.
1. Menjaga Kebersihan Area Wanita
Setiap kali mandi dan sehabis buang air kecil atau besar, bersihkan vagina
dengan membasuh bagian luarnya secara hati-hati dengan air bersih dan
sabun yang lembut. Jika kita alergi dengan sabun yang lembut, bisa juga
cukup basuh dengan air hangat. Cara membasuh yang benar adalah dari
arah depan ke belakang, jangan sebaliknya. Hal ini akan mencegah
masuknya kuman-kuman penyakit.
Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat. Setelah itu keringkan
dengan baik.
Rajin-rajinlah mengganti pakaian dalam/panty liners (pembalut
tipis sekali pakai) jika sudah terasa lembap yang berlebihan.
2
Hati-hati menggunakan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau
cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah
kecewekan karena bisa berbahaya untuk kesehatan. Terlalu sering
membasuhnya dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan
deodoran dan parfum akan merusak keseimbangan yang ada
sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
2. Menjaga kebersihan saat menstruasi.
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena
infeksi. Oleh karena itu kebersihan wilayah cewek kita harus lebih dijaga
lantaran kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit
pada saluran reproduksi. Untuk menjaga kebersihan gantilah pembalut
secara teratur 4-5 kali sehari atau setelah buang air kecil dan mandi untuk
menghindari pertumbuhan bakteri. Sebaiknya pilih pembalut yang
berbahan lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan
yang bikin alergi (misalnya parfum atau gel), dan merekat dengan baik
pada pakaian dalam.
Selain harus sering ganti secara teratur, kita juga perlu memilih
pakaian dalam yang baik. Pakaian dalam (celana dalam dan BH) yang baik
adalah yang berbahan alami (katun) karena dapat menyerap keringat.
Bahan sintetis seperti nilon akan membuat kita kegerahan dan membuat
vagina menjadi lembap sehingga bakteri dan jamur mudah berkembang
biak.Ukuran celana dalam juga perlu jadi pertimbangan. Jangan pilih
celana dalam yang terlalu ketat atau terlalu longgar. Untuk BH, sama saja,
pilih yang terbuat dari bahan yang nyaman dan ukurannya sesuai dengan
ukuran payudara kita-ada yang pakai kawat (wire bra) yang bisa
menyangga payudara atau dengan lapisan busa yang tebal agar
payudaranya tampak lebih berisi dan baju yang dipakai tampak lebih rapi.
Tapi ada juga yang malah terganggu dengan adanya kawat ini atau gerah
karena busanya terlalu tebal.
1
KEPUTIHAN (LEUKORRHEA)
2
karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya dan diobati
secara adekuat sejak dini.
3. Bakteri Gardnella.
4. Virus
5. Reaksi alergi
3
seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan
untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan.
Jika masih belum sembuh juga, lakukan uji resistensi obat dan mengganti
dengan obat lain. Ada kemungkinan bahwa kuman ternyata resisten
terhadap obat yang diberikan.
Bagi yang sudah menikah, lakukan pap smear. Apalagi jika sudah berumur
› 35 tahun dan keluhan keputihan diikuti dengan adanya sesuatu yang
mencurigakan di mulut rahim karena dikhawatirkan adalah virus yang
dapat memicu kanker. Idealnya, pap smear dilakukan setahun sekali.
Yang paling penting adalah jagalah kebersihan daerah vagina anda dan
cobalah untuk membiasakan pola hidup yang sehat agar daya tahan tubuh
baik untuk mendukung pengobatan yang sempurna.
GEJALA MENOPAUSE
Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik
dalam awal pertama kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang keluar,
maupun dalam gejala-gejala yang menyertainya. Demikian pula ketika
terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap
orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala
menopause dapat berupa insomnia, rasa panas (hot flash), banyak
berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan
untuk kencing (inkontinensia), dsb. Karena sifat gejala yang berbeda-beda
pada tiap orang itu maka ada baiknya jika Anda mencatat tanggal-tanggal
2
haid Anda serta gejala-gejala “yang tidak biasa” yang mungkin terjadi,
setelah Anda mencapai atau melampaui usia 40 tahun.
Hal pertama yang harus diketahui mengenai hot flash atau rasa
panas yang datang secara ialah bahwa hal ini tidaklah berbahaya. Ia akan
lekas hilang dan tidak perlu ditakuti. Sesungguhnya, ada beberapa jenis
pengalaman dengan rasa panas yang berbeda ukuran, bentuk, maupun
intensitasnya. Biasanya, hot flash berlangsung hanya selama 15 detik
sampai 1 menit. Sama sulitnya seperti kita menggambarkan menopause,
demikian pula halnya dengan upaya menjelaskan pengalaman dengan
upaya arus panas.
Rasa panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang
dan mulai berlangsung sampai saat haid benar-benar berhenti. Sebagian
besar perempuan yang mengalaminya menyatkan tidak terlalu terganggu
karena arus panas terasa ringan saja. Hanya sebagian kecil yang merasa
terganggu karena ada rasa tergelitik pada jari-jari, kaki dan tangan, atau
kepala, atau mulai dari jari kaki dan merayap ke kepala. Arus panas
2
kadang timbul pada bagian tertentu saja dan kadang dialami secara lebih
menyeluruh. Frekuensi timbulnya hot flash sebenarnya tidak dapat diduga
sebelumnya, mungkin hanya sekali dalam beberapa jam, atau bahkan
selama 15 menit selama berjam-jam.
Apa yang harus kita cegah jika mengalami hot flash? Kepanikan!.
Arus yang menyebabkan rasa panas itu merupakan fenomena normal bagi
perempuan setengah baya. Duduk, diam, dan tenangkan diri Anda. Itulah
nasihat yang paling bermanfaat. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan
secara perlahan-lahan. Jika mungkin, lepaskan sepatu dan bukalah pakaian
dan aksesori yang menyesakkan. Selalu diingat bahwa rasa panas ini akan
berlalu dengan cepat.
2
Hindari penggunaan baju yang tidak dapat menyerap keringat.
Sebagai upaya untuk berjaga-jaga, selalulah membawa baju ganti karena
kadang-kadang keringat mengucur dengan deras sehingga Anda
membutuhkan baju untuk ganti. Selalu tersedia handuk kecil, saputangan
atau tissu. Hindari penggunaan make up atau bahan kimia yang justru
menutup pori-pori kulit.
2. Perdarahan
Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak
seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada
wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat
permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam
rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena
munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala
peralihan.
3
Rasa panas ini bahkan sudah terjadi sebelum seorang wanita memasuki
masa menopause. Gejala ini akan menghilang dalam 5 tahun pada sekitar
80% wanita, sisanya akan terus mengalaminya sampai dengan 10 tahun.
Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada
lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat
dari penurunan kadar estrogen. Selain itu muncul pula rasa gatal pada
vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual.
Perubahan pada vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan
terhadap infeksi vagina.
5. Gejala perkemihan.
2
meyakinkan wanita tersebut atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin
yang muncul juga memberi kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.
8. Gejala Lainnya
a) Sembelit
b) Gangguan Tulang
c) Sakit Kepala
d) Bengkak
2
kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan
kesehatan, yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian,
sementara sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada
keinginannya untuk berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika
ia tidak berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.
FAKTOR RISIKO
1. Faktor Psikis
2. Sosial ekonomi
4. Faktor Lain.
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau
belum berumah tangga, menarch yang terlambat berpengaruh terhadap
keluhan-keluhan klimakterium yang ringan
2
Datangnya menopause memang tidak dapat dihindari. Tapi ada
persiapan-persiapan yang bisa kita lakukan untuk memperlambat
kedatangannya. Menurut penelitian, usia menopause di Indonesia adalah
sekitar 50 tahun, relatif sama dengan perempuan di negara Barat.
Menjelang masa ini perempuan akan mengalami perubahan hormon dalam
tubuhnya, yaitu secara berangsur hormon estrogen akan berkurang
produksinya. Sebagaimana diketahui, estrogen (bersama progesterone)
adalah hormon yang dikeluarkan oleh kandung telur untuk mempersiapkan
sel telur yang siap dibuahi.
2
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan
dan sayuran.
5. Menghindari merokok.
Penyebab
1
Sekitar 90-99 persen jenis kanker serviks disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV). Virus ini bisa ditransfer melalui hubungan seksual
dan bisa hadir dalam berbagai variasi. Infeksi virus ini kadang tidak
menimbulakan gejala, sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.
Penyebaran
2
– Melalui pembuluh darah (hematogen)
Faktor Risiko
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk
terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang
melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai
resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20
tahun.
2. Berganti-ganti pasangan seksual
Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi
human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan
timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks
menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang
atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi
faktor pendamping.
3. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan
menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen
infeksi virus.
1
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat
dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta
mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita
yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
5. Trauma kronis pada serviks, seperti infeksi, pascamelahirkan, dan iritasi
menahun
6. Melahirkan banyak anak
Deteksi Dini
Pap Smear
2
untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh ahli
kandungan. Lakukan Papsmear secara rutin agar Kanker Leher Rahim
lebih cepat ditemukan dan lebih besar kemungkinan sembuh.
Pencegahan
– tidak menikah atau melakukan hub sex pertama kali pada usia yang
masih muda
– setia pada pasangan
– menjaga kebersihan daerah kelamin
– batasi jumlah anak
– jangan mulai merokok dan segera berhenti merokok
– vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV
Seperti diketahui, Human Papiloma Virus (HPV) memegang peranan
penting dalam hal terjadinya kanker leher rahim. Sekali seseorang
mengidap HPV, maka seumur hidup virus tersebut akan berada pada tubuh
orang tersebut.
Saat ini belum ada teknologi kedokteran, termasuk yang paling maju
sekalipun, yang bisa 'mengeluarkan/membunuh' virus tersebut sampai
tuntas pada tubuh seseorang. Oleh karena itu pencegahan terhadap
'masuk'nya virus ini sangatlah penting dalam hal mencegah terjadinya
kanker leher rahim atau menjadi penular kanker leher rahim (termasuk
juga bagi para pria). Virus ini hanya bisa berpindah pada saat melakukan
hubungan seksual.
HPV ditemui pada sekitar 90 – 96 % penderita Kanker Leher Rahim.
Tidak semua HPV itu menyebabkan Kanker Leher Rahim. Dari 70 tipe
HPV yang diketahui saat ini, hanya 13 tipe HPV yang erat kaitanya
2
dengan kanker leher rahim. Tipe yang dimaksud adalah tipe 16, 18, 31, 33,
36, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68.
Virus-virus ini umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Oleh sebab
itu meskipun tidak sepenuhnya tepat, bisa dikatakan kanker leher rahim
adalah penyakit yang 'menular' via virus.
Vaksin ini diperuntukkan bagi para wanita muda yang berusia 9 - 26
tahun. Saat mereka (para perempuan muda) secara teori belum terpapar
dengan virus tersebut. Vaksin diberikan dengan cara suntikan yang
dilakukan 3 kali. Selanjutnya, setelah 5-6 tahun, dibooster sesuai dengan
antibodi yang terbentuk.
KANKER PAYUDARA
PENGERTIAN
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah kanker pada
jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita
kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun
kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Kanker payudara
sendiri merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm).
Golongan yang memiliki resiko tinggi kanker payudara antara lain:
1. Wanita diatas usia 30 tahun.
2. Pernah mempunyai riwayat kanker payudara.
3. Usia diatas 25 tahun yang keluarganya (Ibu, saudara perempuan ibu,
saudara perempuan satu ibu) pernah menderita kanker payudara.
4. Tidak menikah.
5. Menikah tetapi tidak pernah melahirkan anak.
6. Melahirkan anak pertama setelah berusia 35 tahun.
7. Tidak menyusui.
8. Mengalami trauma berulang kali pada payudara.
9. Menderita lesi fibrokistik yang gross.
10. Menarche pada usia yang sangat muda.
2
11. Mengalami radiasi sebelumnya pada payudara (pengobatan keloid).
12. Cenderung obesitas.
13. Pernah dioperasi payudara atau alat reproduksinya.
14. Pernah mendapat obat hormonal yang lama karena mandul.
15. Mengalami berbagai macam goncangan jiwa yang hebat dalam
kehidupannya (bercerai, tidak dapat menikah, dimadu dan sebagainya).
PENYEBAB
Pemicu kanker pada dasarnya belum diketahui secara pasti, namun
terdapat bahan-bahan yang diduga sebagai pemicu kanker. Bahan-bahan
yang dimaksud disebut karsinogenik.
Bahan-bahan yang masuk dalam kelompok karsinogen yaitu:
1. Senayawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel,
chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
2. Faktor fisik, seperti radiasi sinar -x, nuklir, dan radionukleide.
3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,
adeno virus, herpes virus), EB virus.
4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
5. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya
kanker.
GEJALA
Gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker yang umum
dapat dilihat dan dirasakan:
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin
lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan,umumnya tidak nyeri.
2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah
3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
1
5. Kulit payudara berwarna merah atau kecoklat-coklatan sampai menjadi
oedema, hingga kulit mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange)
6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam
(retraksi).
7. Timbul borok (ulkus) pada payudara yang makin lama makin besar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk dan mudah berdarah.
FAKTOR RISIKO
Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor, yaitu:
Faktor Genetik
• Riwayat keluarga.
• Mutasi gen
Faktor Hormon
• Riwayat kehamilan. Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30
tahun mempunyai risiko lebih rendah mengalami kanker payudara
dibanding perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak
memilki anak sama sekali.
• Riwayat menyusui. Risiko kanker payudara akan menurun jika perempuan
sering menyusui dan dalam jangka waktu yang lama.
• Riwayat haid. Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal
(sebelum usia 12 tahun) atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun
memiliki risiko tinggi.
• Penggunaan hormon estrogen eksternal seperti terapi sulih hormon, pil KB
yang mengandung estrogen saja. Faktor risiko akan meningkat jika
penggunaan dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu lama.
Faktor Diet
• Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara
meyakinkan kaitan diet dengan kejadian kanker payudara. Hanya saja diet
tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan faktor risiko kanker
payudara. Sedangkan diet yang mengandung omega 3 (ikan), buah, sayur,
makanan yang mengandung fitoestrogen (tahu, tempe), dan vitamin
antioksidan (vitamin A, C, E) dapat menurunkan faktor risiko.
1
• Alkohol dan merokok dapat meningkatkan faktor risiko melalui jalur
hormonal.
Faktor Lingkungan
• Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena pada usia
sebelum 40 tahun, misalnya pada penderita limfoma hodgkin yang
mendapat terapi sinar (radioterapi) di dada.
• Tidak ada hubungannya antara penggunaan pestisida atau berada pada
lingkungan yang terpapar dengan medan elektromagnetik dengan kejadian
kanker payudara.
PEMERIKSAAN
a. Deteksi Dini Kanker Payudara
Langkah penting yang dapat dilakukan setiap perempuan untuk
menurunkan risiko kematian akibat adanya kanker payudara adalah
dengan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada 7-10
hari setelah haid selesai karena pada saat itu payudara terasa lunak. Tujuan
pemeriksaan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan dan
mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera
diketahui.
1
3. Perhatikan tanda-tanda pendarahan atau keluarnya cairan dari puting susu.
Perlahan-lahan pencet puting susu dan lihat apakah ada darah atau cairan
yang keluar.
4. Ulangi cara yang sama untuk payudara yang sebelah kiri. Kali ini bantal
harus dibawah bahu kiri, letakkan tangan kiri anda dibawah kepala dan
gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri.
b. Mammogram
Pada wanita wanita yang memiliki faktor resiko bisa melakukan genetic
testing yang dilakukan dengan mengambil sample darah pasien untuk
diperiksa di laboratorium. Tes ini tidak sembarangan bisa dilakukan
karena hasilnya (terutama jika hasilnya positif) bisa mempengaruhi
kehidupan psikologis pasien. Hasil positif tes akan membuat pasien
menjalani hidup dengan ketidakpastian dan ketakutan akan menderita
kanker di kemudian hari. Di satu sisi pasien akan bisa lebih berhati hati
menjaga gaya hidupnya, lebih teratur cek kesehatan, sehingga pengobatan
bisa sedini mungkin dilakukan, tapi di lain pihak pasien juga merasa
depresi dan cemas. Perlu berpikir masak masak dan perlu pendampingan
psikologis juga sebelum dan sesudah genetic testing ini.
PENCEGAHAN DAN SARAN
1
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
Pencegahan dari segi medis:
1. Obat pencegah kanker payudara.
Perempuan dengan resiko tinggi bisa mendapatkan terapi Tamoksifen,
yang bekerja dengan cara memblokade efek pemicu tumor dari estrogen.
2. Mastektomi sebelum serangan kanker.
Untuk perempuan dari keluarga dengan resiko genetik yang sangat tinggi,
ada suatu mastektomi untuk pencegahan kanker payudara. Mastektomi ini
mengangkat jaringan payudara, tapi tidak seluruhnya, sehingga
kemungkinan terjadinya kanker masih ada.
Sedangkan pencegahan secara alami meliputi :
1. Berolah raga secara teratur.
2. Kurangi lemak.
3. Bila Anda mengkonsumsi daging, jangan dibakar terlalu matang.
Daging-daging yang dibakar/dipanggang menghasilkan senyawa
karsinogenik (amino heterosiklik). Semakin lama dibakar, semakin banyak
senyawa ini terbentuk. Amino heterosiklik paling banyak terdapat dalam
daging bakar yang lapisan luarnya (kulitnya) gosong dan hitam.
4. Makan lebih banyak buah dan sayuran.
Semakin banyak buah dan sayuran segar (buncis, daun singkong, kacang
panjang, daun pepaya) yang dimakan, semakin berkurang resiko untuk
semua kanker, termasuk kanker payudara.
5. Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan.
6. Makan lebih banyak serat.
Selain berfungsi sebagai anti-oksidan, buah dan sayuran juga mengandung
banyak serat. Makanan berserat akan mengikat estrogen dalam saluran
pencernaan, sehingga kadarnya dalam darah akan berkurang.
7. Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.
Makanan-makanan yang berasal dari kedelai banyak mengandung estrogen
tumbuhan (fito-estrogen). Seperti halnya tamoksifen, senyawa ini mirip
dengan estrogen tubuh, tapi lebih lemah. Fito-estrogen terikat pada
1
reseptor sel yang sama dengan estrogen tubuh, mengikatnya keluar dari sel
payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara.
Selain menghalangi estrogen tubuh untuk mencapai sel reseptor, makanan
berkedelai juga mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh.
8. Hindari alkohol.
9. Perhatikan berat badan anda.
10. Hindari xeno-estrogens.
Xeno-estrogen maksudnya estrogen yang berasal dari luar tubuh.
11. Berjemur dibawah sinar matahari.
12. Jangan merokok.
Merokok akan meningkatkan resiko kanker payudara.
13. Menyusui/memberikan ASI kepada anak Anda
Untuk alasan yang masih belum jelas, menyusui berhubungan dengan
berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa menopause.
14. Pertimbangkan kembali sebelum menggunakan terapi pengganti hormon
(Hormone Replacement Therapy = HRT).
Ada beberapa alasan bagus untuk melakukan HRT sesudah masa
menopause, yaitu mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis dan
penyakit Alzheimer’s. Tetapi HRT akan menambah resiko kanker
payudara.
15. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
16. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2
dikurangi konsumsinya: tauge, vetsin, tape, es, cabai, kurangi garam,
lengkeng, alkohol, nanas, sawi putih, daging merah, rokok, nangka, durian,
soft drink, kangkung, ikan asin.
Pil kontrasepsi oral yang merupakan gabungan estrogen dan progesteron
tidak banyak pengaruhnya pada resiko kanker payudara. Untuk wanita
diatas usia 35 tahun dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi oral
oleh karena dapat memperburuk tumor yang sudah ada pada payudara atau
alat reproduksi lainnya.
Pengetahuan Masyarakat
1) Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003:127).
behaviour).
2
pengetahuan. Penelitian Roger (1974) dalam Notoatmodjo,
terlebih dahulu.
terhadap stimulus.
2
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama (Notoatmodjo,
2003:128).
i. Tahu (know)
diterima.
3
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
v. Sintesis (synthesis)
telah ada.
2) Sikap
2
Beberapa pengertian tentang sikap adalah sebagai berikut:
(Erwin, 2005:2)
1
gampang, selama dilakukan dengan sikap yang positif.
3) Perilaku
2
b) Operant Respons, merupakan respons yang timbul dan
tersebut.
1
d) Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan
2003).
1
Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang
rasa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi, benda,
Menurut Harvey & Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat
diukur. Sikap tidak dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat
2
Tindakan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi yang
unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan
dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu
faktor lingkungan.
berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh
3
seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan
4
mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin.
5
lingkungannya sehingga tidak mengganggu
ini.
6
• Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek
1
atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada
meliputi :
2
• Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
dan sebagainya).
pola pikir yang baru, yang sebelumnya tidak dikenal. Terlebih pada
dan pola yang tepat akan menjadikan tingkat kesehatan lebih baik
1
A. Kerangka Berpikir
Masyarakat
Penyuluhan
Usia, diKesehatan
kondisi Wilayah
sosio- Kerja
Reproduksi
Puskesmas
ekonomi, Wanita
Sambung
olehdan
keyakinan, Macan
kel. PBL
I
Kabupaten
D4 Sragen
tingkat pendidikan
1
Perubahan sikap, perilaku,
dan pengetahuan masyarakat
terhadap kesehatan
reproduksi
Tidak diteliti
B. Hipotesis
1
BAB III
METODOLOGI SURVEI
A. Metode Survei
B. Lokasi Survei
C. Populasi Survei
D. Teknik Sampling
Z 2 PQ
n0 =
d2
Keterangan :
Z = koefisien tingkat keyakinan
P = nilai proporsi taksiran subyek yang memiliki ciri yang diteliti
Q = 1- P
d = tingkat presisi yang ditetapkan peneliti
N = ukuran populasi
1
Pada survei ini akan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %, nilai
proporsi tingkat pengetahuan yang baik tentang Kesehatan Reproduksi
Wanita 5 %, tingkat presisi 0,05 dan ukuran populasi sebanyak 2500
orang. Jadi besar sampel yang dibutuhkan dalam survei ini adalah :
(1,96) 2 (0,05)(0,95)
n0 = = 72,99
(0,05) 2
E. Desain Survei
Tidak
Mendapat
Kuisioner
Analisis
Wanita
Cluster
Mendapat
di
Data
Penyuluhan
Random
tentang
wilayah
Survei
Penyuluhan
kerja
menggunakan
KRW uji Chi Square untuk menilai
Puskesmas
Pengetahuan
perilaku
KRW
Sampling
pada
Sambung
dan
pada
PBL
dan
sikap.
PBL
I macan
ISerta uji
I T test untuk menilai pengetahuan.
Kesadaran akan
Kesehatan Reproduksi
Wanita
2
F. Identifikasi Variabel
1. Variabel terikat
Kegiatan penyuluhan dengan tema Kesehatan Reproduksi Wanita
kepada masyarakat, khususnya wanita usia reproduksi, di wilayah
kerja Puskesmas Sambung Macan I, Kabupaten Sragen pada saat
Pengalaman Belajar Lapangan I.
Kategori yang digunakan adalah kelompok wanita yang mendapat
penyuluhan dan kelompok wanita yang tidak mendapat penyuluhan.
Skala : Nominal (mendapat dan tidak mendapat penyuluhan)
2. Variabel bebas
Pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan organ
reproduksi. Diukur dengan nilai kuesioner.
Skala Pengetahuan: Rasio
Skala Sikap : Ordinal (baik dan buruk)
Skala Perilaku : Ordinal (baik dan buruk)
2
I. Teknik Analisis Data
3
BAB IV
HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Survei
Pengambilan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sambung
Macan I, Kabupaten Sragen. Dari pengambilan data tersebut telah diperoleh 150
sampel yang terdiri dari wanita yang telah mendapat penyuluhan dan yang belum
mendapat penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Wanita dari kelompok PBL
D4. Berikut ini merupakan hasil survei yang disajikan dalam bentuk tabel.
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki
sikap yang baik terhadap kesehatan reproduksi hanya 17.33%.
1
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan alat reproduksi, dapat
dilihat dari besar persentase responden dengan perilaku baik mencapai 92%.
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan skor kuisioner pengetahuan
Persentase
Skor Kategori Jumlah
(%)
1-5 Pengetahuan kurang 25 16.67
1
menjadi lebih baik. Dengan kata lain bahwa penyuluhan yang dilakukan telah
berhasil.
Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan
95% menggunakan peranti lunak SPSS 16.0 menunjukkan X2 hitung adalah
15.074 yaitu lebih besar daripada X2 tabel sebesar 3.841 sehingga didapatkan hasil
bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyuluhan kesehatan reproduksi
wanita yang dilakukan oleh kelompok PBL D4 dengan sikap masyarakat dalam
menjaga kesehatan reproduksi wanita di wilayah kerja Puskesmas Sambung
Macan I Kabupaten Sragen.
1
yaitu lebih kecil daripada X2 tabel sebesar 3.841 sehingga didapatkan hasil bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara penyuluhan kesehatan reproduksi
wanita yang dilakukan oleh kelompok PBL D4 dengan perilaku masyarakat dalam
menjaga kesehatan reproduksi wanita di wilayah kerja Puskesmas Sambung
Macan I Kabupaten Sragen. Hal ini bisa disebabkan oleh perilaku wanita dalam
menjaga kesehatan reproduksinya memang sudah baik sebelum dilakukan
penyuluhan.
1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Ada hubungan bermakna antara penyuluhan kesehatan reproduksi
wanita oleh kelompok PBL D4 dengan sikap masyarakat dalam menjaga
kesehatan reproduksi.
Tidak terlihat hubungan bermakna antara penyuluhan kesehatan
reproduksi wanita oleh kelompok PBL D4 dengan perilaku masyarakat dalam
menjaga kesehatan reproduksi. Hal ini mungkin disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang memang sudah baik dalam menjaga kesehatan reproduksi
sebelum dilakukan penyuluhan.
Ada beda yang signifikan pada nilai pengetahuan masyarakat yang
telah mendapat penyuluhan dengan yang tidak.
B. Saran
Dari hasil survei, didapatkan beda antara pengetahuan masyarakat
yang disuluh dengan masyarakat yang tidak disuluh, sedangkan tidak ada
perbedaan perilaku antara masyarakat yang telah disuluh dengan yang
tidak. Ini menandakan meningkatkan pengetahuan lebih mudah daripada
mengubah perilaku. Mengubah perilaku membutuhkan waktu yang tidak
singkat.
Usaha-usaha yang mungkin dapat dilakukan untuk mengubah
perilaku masyarakat adalah dengan:
1. Meningkatkan akhlak, keyakinan, dan kerohanian
2. Bagi tenaga kesehatan, memberikan contoh perilaku yang baik dan
benar
3. Menyebarluaskan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
wanita
1
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/
http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/59-lanjut-usia/467-sekilas-mengenal-
menopause diakses 12 April 2009
http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://2.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/SLjq-
Szuw7I/AAAAAAAABCY/5U7TMllCmkk/s320/sadari-
02.jpg&imgrefurl=http://cariobat.blogspot.com/2008/08/sadari-pemeriksaan-
payudara-
sendiri.html&usg=__WZ8dDFQdeTiYpxKxIdDrmjgDzL0=&h=256&w=320&sz
=19&hl=id&start=10&um=1&tbnid=xSto1TOoYbX-
4M:&tbnh=94&tbnw=118&prev=/images%3Fq%3DSADARI%26hl%3Did
%26sa%3DG%26um%3D1 diakses 12 April 2009
Ganong William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta,
EGC, pp : 417-421, 431-434
Guyton A.C. and Hall J.E., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan).
Jakarta, EGC, pp : 1283-1300.
Price Wilson, 1995. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
1
Rifai H, Putu S, Balqis, Anik L, Etty P, 2005. Hand Out Pengalaman Belajar
Lapangan.Surakarta. UNS Press. Surakarta.
Rifai Hartanto, 2005. Buku Pedoman Pengalaman Belajar Lapangan. Surakarta.
UNS Press. Surakarta.
Wignyosastro H., 1997, Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, pp : 246-265. www. medicine.com
www.geocities.com/new_teknokrat/deteksikanker.jpg
www.magicbodyfashion.com/variation_images/000.
2
LAMPIRAN 1
KUESIONER PERILAKU
3
KUESIONER SIKAP
1. Setujukah Anda bila olah raga secara teratur dapat mengurangi risiko
terjadinya kanker payudara ?
a. Ya
b. Tidak
2. Setujukah Anda bila berganti-ganti pasangan seksual akan meningkatkan
faktor risiko terjadinya kanker leher rahim ?
a. Ya
b. Tidak
3. Setujukah Anda bila arah cebok yang benar adalah dari arah depan (vagina
) ke arah belakang (anus ) ?
a. Ya
b. Tidak
4. Setujukah Anda bila keputihan yang berbau tidak sedap / busuk
merupakan tanda dari keputihan yang abnormal (patologis ) ?
a. Ya
b. Tidak
5. Setujukah Anda bila wanita yang telah mengalami menopouse dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi teh dan kopi ?
a. Ya
b. Tidak
1
Kesehatan Reproduksi Wanita
No Pernyataan Benar Salah Tidak
Tahu
1 Keputihan yang gatal, berbau, dan
berwarna kekuningan merupakan
keputihan yang normal.
2 Menopouse adalah keadaan dimana
wanita sudah berhenti haid.
3 Seorang wanita tidak perlu menyusui
selama hidupnya.
4 Benjolan tidak normal yang terdapat
pada payudara harus dicurigai sebagai
kanker payudara.
5 Menopouse hanya terjadi pada wanita.
6 Pemeriksaan dini kanker payudara
tidak bias dilakukan sendiri.
7 Pemeriksaan pap smear dilakukan
untuk mendeteksi kanker leher rahim.
8 Daerah kewanitaan harus tetap dijaga
kering.
9 Haid dikatakan tidak normal jika
keluarnya lebih dari 14 hari.
10 Wanita yang memiliki banyak anak
lebih beresiko terhadap kanker leher
rahim.