Professional Documents
Culture Documents
6
POKOK-POKOK PERUBAHAN
UU PPN
PASAL YANG DIUBAH DAN ATAU DI TAMBAH
Pasal 4A : Non BKP & Non JKP Pasal 15A : Saat Penyetoran dan
Pelaporan PPN
Catatan:
Saat terutang PPN atas transaksi leasing yang semula tercantum di Penjelasan
Pasal 1A (1) huruf b dihapus dan kembali ke Pasal 11;
4. A. PENYERAHAN BKP DALAM RANGKA
PEMBIAYAAN SYARIAH
PERUBAHAN
Tidak dikenakan PPN (Psl 4A (2) huruf b)
(UU 42/2009)
EXISTING PPN tidak dikenakan atas jasa perbankan. (Psl 4A (3) huruf d)
PPN tidak dikenakan atas jasa keuangan, berupa:
1. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro,
PERUBAHAN deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau
(UU 42/2009) bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
2. jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau
meminjamkan dana kepada pihak lain dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;
3. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, berupa:
a) sewa guna usaha dengan hak opsi;
b) anjak piutang;
c) usaha kartu kredit; dan/atau
d) pembiayaan konsumen;
4. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai,
termasuk gadai syariah dan fidusia; dan
5. jasa penjaminan. (Psl 4A (3) huruf d)
Alasan Untuk memberikan perlakuan yang sama, jasa keuangan yang
Perubahan dilakukan oleh siapapun termasuk perbankan syariah
ditetapkan sebagai bukan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya tidak dikenakan PPN.
5.D. JASA-JASA TERTENTU
PKP bertambah:
1. Eksportir JKP
2. Eksportir BKP tidak berwujud
Alasan Perubahan:
Karena adanya penambahan objek PPN dalam Pasal 4
ayat (1) huruf g dan huruf h
7. RETUR ATAS PENYERAHAN JKP
(PASAL 5A)
Catatan:
Terdapat penambahan perlakuan atas PPN yang barang atau jasanya
diretur (bagi pembeli non PKP)
8. KRITERIA DAN TARIF PPnBM
Alasan Kriteria pada butir 5 lebih tepat untuk pengenaan cukai, bukan
Perubahan untuk pengenaan pajak.
8.B. TARIF PPnBM
PERUBAHAN
Hanya ada istilah “Faktur Pajak”.
(UU 42/2009)
Catatan:
Sanksi mengikuti ketentuan dalam UU KUP (Penjelasan Pasal 15A)
15. FASILITAS PERPAJAKAN (PASAL 16B)
- END OF SLIDES -
PASAL 1 ANGKA 28
LAMA BARU
- Ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud adalah setiap kegiatan
pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud dari dalam Daerah
Pabean di luar Daerah Pabean.
PASAL 1 ANGKA 29
LAMA BARU
- EEkspor Jasa Kena Pajak adalah
setiap kegiatan penyerahan Jasa Kena
Pajak ke luar Daerah Pabean.
PASAL 1 ANGKA 13
LAMA BARU
Nilai Impor adalah nilai berupa uang Nilai Impor adalah nilai berupa uang
yang menjadi dasar penghitungan yang menjadi dasar penghitungan
bea masuk ditambah pungutan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam
berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pabean untuk impor Barang Kena kepabeanan dan cukai untuk impor
Pajak, tidak termasuk Pajak Barang Kena Pajak, tidak termasuk
Pertambahan Nilai yang dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
menurut Undang-undang ini. Penjualan atas Barang Mewah yang
dipungut menurut Undang-Undang
ini.
PASAL 1 ANGKA 23
LAMA BARU
Faktur Pajak adalah bukti pungutan Faktur Pajak adalah bukti pungutan
pajak yang dibuat oleh Pengusaha pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak, atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
bukti pungutan pajak karena impor
Barang Kena Pajak yang digunakan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
PASAL 1 ANGKA 17
LAMA BARU
LAMA BARU
b. pengalihan Barang Kena Pajak oleh b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu
karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa
perjanjian leasing; guna usaha (leasing);
Penjelasan Huruf b Penjelasan Huruf b
Penyerahan Barang Kena Pajak juga dapat Penyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena
terjadi karena perjanjian sewa beli atau perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna
perjanjian sewa guna usaha (leasing). Adapun usaha (leasing). Yang dimaksud dengan “pengalihan
yang dimaksud dengan penyerahan karena Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa
perjanjian sewa guna usaha (leasing) adalah guna usaha (leasing)” adalah penyerahan Barang
penyerahan yang disebabkan oleh perjanjian Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian sewa
sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi. guna usaha (leasing) dengan hak opsi.
Meskipun pengalihan atau penyerahan hak Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh
atas Barang Kena Pajak belum dilakukan dan Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembayaran Harga Jual Barang Kena Pajak sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi,
tersebut dilakukan secara bertahap, tetapi Barang Kena Pajak dianggap diserahkan langsung
karena penguasaan atas Barang Kena Pajak dari Pengusaha Kena Pajak pemasok (supplier)
telah berpindah dari penjual kepada pembeli kepada pihak yang membutuhkan barang (lessee).
atau dari lessor kepada lessee, maka Undang-
undang ini menentukan bahwa penyerahan
Barang Kena Pajak dianggap telah terjadi
pada saat perjanjian ditandatangani, kecuali
apabila saat berpindahnya penguasaan
secara nyata atas Barang Kena Pajak tersebut
terjadi lebih dahulu daripada saat
ditandatanganinya perjanjian.
PASAL 4A AYAT (2) HURUF B: Barang Yang Tidak Dikenai PPN
LAMA BARU
b. barang-barang kebutuhan b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
pokok yang sangat
dibutuhkan oleh rakyat
banyak;
Penjelasan Huruf b Penjelasan Huruf b
Yang dimaksud dengan Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
kebutuhan pokok dalam ayat ini meliputi:
adalah beras dan gabah, jagung, a. beras;
sagu, kedelai, garam baik yang b. gabah;
berjodium maupun yang tidak c. jagung;
berjodium. d. sagu;
e. kedelai;
f. garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium;
g. daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui
proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas
atau tidak dikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan
cara lain, dan/atau direbus;
h. telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan,
diasinkan, atau dikemas;
i. susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan
maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan
lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas;
j. buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah
melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading,
dan/atau dikemas atau tidak dikemas; dan
k. sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan,
dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang
dicacah.
PASAL 5A AYAT (1) : RETUR BKP
LAMA BARU
Pasal 5A Pasal 5A
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas (1) Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak yang Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
dikembalikan dapat dikurangkan dari Pajak Pertambahan Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak yang
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dikembalikan dapat dikurangkan dari Pajak
terutang dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Barang Kena Pajak tersebut yang tatacaranya ditetapkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang
oleh Menteri Keuangan. dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian Barang
Kena Pajak tersebut.
Penjelasan: Penjelasan Ayat (1)
Dalam hal Barang Kena Pajak yang diserahkan ternyata Dalam hal Barang Kena Pajak yang diserahkan ternyata
dikembalikan (retur) oleh pembeli, maka Pajak dikembalikan (retur) oleh pembeli, Pajak Pertambahan
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dari Barang
Mewah dari Barang Kena Pajak yang dikembalikan Kena Pajak yang dikembalikan tersebut mengurangi Pajak
tersebut mengurangi: Keluaran dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang
a. Pajak Keluaran dan Pajak terutang oleh Pengusaha Kena Pajak penjual dan
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang oleh mengurangi:
Pengusaha Kena Pajak penjual, a.Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli,
b. Pajak Masukan dari Pengusaha dalam hal Pajak Masukan atas Barang Kena Pajak yang
Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak Masukan atas dikembalikan telah dikreditkan;
Barang Kena Pajak yang dikembalikan telah dikreditkan, b.biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli,
c. Biaya atau harta bagi Pengusaha dalam hal pajak atas Barang Kena Pajak yang
Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak atas Barang Kena dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah
Pajak yang dikembalikan tersebut telah dibebankan dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan
sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasikan) (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut; atau
dalam harga perolehan harta tersebut. c.biaya atau harta bagi pembeli yang bukan Pengusaha
Kena Pajak dalam hal pajak atas Barang Kena Pajak yang
dikembalikan tersebut telah dibebankan sebagai biaya
atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga
perolehan harta tersebut.
PASAL 5A AYAT (2): RETUR JKP
LAMA BARU
- (2) Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dibatalkan, baik seluruhnya maupun sebagian, dapat dikurangkan dari
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dalam Masa Pajak terjadinya
pembatalan tersebut.