You are on page 1of 169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI
(Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran
Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)

SKRIPSI

OLEH
ARIZNA PUTRA AKBAR
NIM 106412400559

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JANUARI 2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI
(Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran
Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Administrasi Perkantoran

Oleh:
Arizna Putra Akbar
NIM 106412400559

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Januari 2010
Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 31 Desember 2009


Pembimbing I,

Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M


NIP 19731018.200112.2.001

Malang, 31 Desember 2009


Pembimbing II,

Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus


NIP 19620814.199001.1.001
Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 15 Januari 2010

Dewan Penguji

Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd, M.M Ketua


NIP 19731018.200112.2.001

Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus Anggota


NIP 19620814.199001.1.001

Imam Bukhori, S.Pd, M.M Anggota


NIP 19730216.200604.1.001

Mengetahui, Mengesahkan,
a.n Ketua Jurusan Manajemen Dekan Fakultas Ekonomi
Sekretaris

Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus Dr. Ery Tri Djatmika R.W.W, M.A, M.Si.
NIP 19620814.199001.1.001 NIP 1961061.1198600.1.001
ABSTRACT

Arizna. 2010. Implementation of Student Teams Achievement Division Method of


Cooperative Learning to Increase Student Learning Outcomes on
Training Subject of Communication (A Study of AP 1 Students in Class X
of SMK Negeri 1 Tanggul). Thesis, Office Administration Education of
Management Department, Faculty of Economy. State University of
Malang. Advisors: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II) Drs.
Agus Hermawan, M.Si., M.Bus

Keywords: Cooperative Learning, Student Teams Achievement Division


Methode, Student Learning Outcomes.

One of the problems that we have to face in our education today is about
weaknesses in the learning process. Recent learning processes evidently burden
students with so many materials and assignments that students finally feel bored
in the class. In learning activities, many approaches have been conducted by
teachers; nevertheless, it has not yet shown satisfying results. It was proved by the
results of both school and national examinations and individual skill tests
achieved by students. Schools themselves have not yet been able to create a
learning environment that enables students to think critically, creatively, and
responsibly, as well as gives students opportunities to explore their own
imaginative ideas. Hence, it is important that a learning method can encourage
students to be active in learning processes. The research tried to implement a
Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model.
STAD is a method of cooperative learning that students are trained to overcome a
real-life problem while for the group divisions, this method is chosen as what
expected that students are able to find information themselves in the group then
solve any test or problem cooperatively.
The purposes of the research are: 1) to describe the implementation Student
Teams Achievement Division method of cooperative learning model on the topic
of communication, 2) to know the increase of student learning outcomes through
the implementation of Student Teams Achievement Division method of
cooperative learning model, 3) to know the Student Teams Achievement Division
method of cooperative learning model increase effect of student learning
outcomes, and 4) to know student response of implement Student Teams
Achievement Division model of cooperative learning method. Subjects of the
research are 40 AP 1 students of class X in SMK Negeri 1 Tanggul.
The research is a qualitative research designed in the form of classroom
action research (CAR). The research data were collected by 1) test, 2) observation
sheets, 3) questionnaire, 4) documentation and 5) field notes. This kind of
research is a classroom action research conducted in 2 cycles. Each cycle involves
4 stages, namely: 1) planning, 2) action, 3) observation, 4) reflection. Data
analysis in the research is done in a descriptive way.
The result shows that generally Student Teams Achievement Division
method of cooperative learning model has been done well. Students helped each
other, did interaction, discussed with the teacher and their classmates, contributed

i
scores for teams, gave respect to others, and became independent and good
students. It can be seen from the observation result of students’ cooperative skills.
In the implementation of cycle 1, based on the observation between two observers
it shows a success stage. The implementation of Student Teams Achievement
Division method and cooperative learning model on AP 1 students of class X of
SMK Negeri 1 Tanggul is good. It is shown by the increase from cycle I that is
70% to 90% in cycle 2. The increase of 20% shows the learning thoroughness. In
the cycle I the number of students completing their learning changes from 29
students to 37 students. Although in the action implementation there were many
weaknesses and constraints in the cycle I, the researcher tried to improve it in the
cycle 2.
Based on the result it can be concluded that the implementation of Student
Teams Achievement Division method of cooperative learning model can increase
the learning outcome of the training subject of communication in the topic of
correspondent. It can be seen through 3 aspects, namely cognitive and affective
and psychomotor that increase in every cycle.
Some suggestions that the researcher recommends are: 1) School to give
science about cooperative method of way teaches that more medley please to learn
subject. 2) Teachers should be more increase student motivation for think active in
solves a problem, mutually, cooperative and give guidance on student to solve a
problem. 3) Diknas must socialize about cooperative learning to learn school and
teacher via training or seminar to increase science instructor for implement this
method. 4) Writer expects research it cans be referenced for further researcher
deep inscriptive of science.

ii
ABSTRAK

Arizna. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif metode Student Teams


Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan
Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember). Skripsi, Jurusan Manajemen Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II)
Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, metode Student Teams Achievement


Division (STAD), hasil belajar siswa.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita sekarang adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang ada selama ini
ternyata hanya membuat siswa sangat terbebani dengan materi dan tugas yang
diberikan oleh guru, sehingga siswa merasa bosan di dalam kelas. Dalam
pembelajaran di kelas telah banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh
guru tetapi sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, ini
ditunjukkan dengan hasil-hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujian
sekolah serta keterampilan individu siswa itu sendiri. Dari pihak sekolah sendiri
juga belum berdaya untuk menciptakan suasana belajar yang memungkinkan
siswa berpikir kritis, kreatif, bertanggung jawab, dan memberi peluang bagi siswa
untuk menjelajahi idenya yang imajinatif. Oleh sebab itu perlu adanya sebuah
metode pembelajaran untuk membangkitkan semangat peserta didik agar aktif
dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini mencoba menerapkan metode
pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Division. STAD
merupakan bentuk pembelajaran kooperatif di mana siswa dilatih untuk bekerja
secara berkelompok beranggotakan 4 orang yang heterogen untuk memecahkan
suatu masalah yang ada di dunia nyata, diharapkan siswa dapat memecahkan
permasalahan serta mencari informasi sendiri dalam kelompok yang kemudian
bekerja sama untuk mencapai ketuntasan belajar bersama.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan metode
pembelajaran kooperatif model STAD. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas pada mata pelajaran komunikasi. 3) Untuk mengetahui apakah penerapan
model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran komunikasi. 4) Untuk mengetahui respons siswa kelas terhadap
penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran
komunikasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1
Tanggul Kabupaten Jember dengan jumlah 40 siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dirancang dengan
desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian dikumpulkan melalui 1)
tes, 2) lembar observasi, 3) angket, 4) dokumentasi dan 5) catatan lapangan. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus mencakup 4 tahap kegiatan yaitu: 1) perencanaan,

iii
2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif metode
STAD secara umum telah dilaksanakan dengan baik. Siswa saling membantu,
saling berinteraksi tatap muka, berdiskusi dengan guru dan teman,
menyumbangkan skor untuk kelompok, tenggang rasa, sopan dan mandiri. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi keterampilan kooperatif siswa. Pada pelaksanaan
siklus 1 berdasarkan perbandingan dari kedua pengamat menunjukkan taraf
keberhasilan. Penerapan model pembelajaran STAD pada kelas X APK 1 SMK
Negeri 1 Tanggul sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari siklus
1 sebesar 70 % menjadi sebesar 90 % pada siklus 2. Peningkatan sebesar 20%
tersebut sudah menunjukkan ketuntasan belajar yaitu dari siklus 1 yang hanya 29
siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 37 siswa yang tuntas belajar.
Meskipun dalam pelaksanaan tindakan banyak kekurangan dan kelemahan pada
siklus 1 maka peneliti mencoba memperbaiki pada siklus 2.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis.
Hal ini dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang meningkat setiap siklusnya.
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1) Sekolah
diharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai metode atau cara mengajar
yang lebih beragam kepada guru mata pelajaran. 2) Guru hendaknya lebih
meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih aktif dalam memecahkan suatu
masalah, saling bekerja sama antar siswa dan memberikan bimbingan pada siswa
untuk memecahkan suatu masalah. 3) Diknas hendaknya dapat memberikan
sosialisasi mengenai model-model pembelajaran kooperatif terhadap guru atau
sekolah melalui pelatihan atau seminar. 4) Penulis mengharapkan penelitian ini
dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam penulisan karya
ilmiahnya.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan

Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)”.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M, selaku pembimbing I yang telah

memberikan banyak bimbingan dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus, selaku pembimbing II yang

banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Imam Bukhori, S.Pd., M.M, selaku penguji yang telah memberikan

masukan dan koreksi terhadap kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ery Tri Djatmiko Rudiyanto W.W, M.A, M.Si selaku Dekan

Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi.

v
5. Bapak Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si. Selaku Ketua Jurusan

Manajemen yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. dan Bapak Agus Wardoyo, SE. selaku

Kepala dan Wakil Kepala bagian Kurikulum SMK Negeri 1 Tanggul, yang

telah memberikan izin penelitian dan membantu selama penelitian.

7. Ibu Retno, S.Pd., selaku guru pengajar mata pelajaran komunikasi di SMK

Negeri 1 Tanggul untuk kelas X jurusan AP 1 yang telah membantu menjadi

observer dan memberikan informasi serta hal-hal yang diperlukan demi

terselesaikannya penelitian ini.

8. Muhammad Lutfar, selaku mahasiswa PPL Universitas Negeri Jember yang

telah rela menjadi observer demi penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas X Jurusan AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang telah banyak

membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian.

10. Ibunda, Ayahanda, Adik-adikku, dan keluarga besarku yang telah memberikan

do’a, dukungan, dan semangat.

11. Rekan-rekan Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2006 yang telah

memberikan bantuan, masukan dan motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat skripsi ini

lebih baik. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Amin.

Malang, 13 Januari 2010

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8
E. Keterbatasan Penelitian................................................................. 10
F. Definisi Istilah .............................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Temuan Penelitian yang Relevan .................................................. 12
B. Kajian Teori ................................................................................. 18
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran............................................ 18
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif......................................... 20
3. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif.............................. 23
4. Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
(Student Teams Achievement Division)..................................... 25
5. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif Metode STAD ........................................................ 34
6. Hasil Belajar ............................................................................ 36
7. Hubungan Antara Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD dengan
Hasil belajar Komunikasi ......................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... 43
B. Kehadiran Peneliti ........................................................................ 44
C. Lokasi Penelitian .......................................................................... 44
D. Data dan Sumber Data .................................................................. 45
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 46
F. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................ 48

vii
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 56
B. Paparan Data................................................................................ 60
1. Paparan Data Pra Tindakan.................................................... 60
2. Paparan Data Siklus 1............................................................ 61
a. Tahap Perencanaan Siklus 1................................................. 62
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1 ................................................. 63
c. Tahap Observasi Siklus 1..................................................... 69
d. Tahap Refleksi Siklus 1 ....................................................... 75
3. Paparan Data Siklus 2............................................................ 76
a. Tahap Perencanaan Siklus 2 ................................................ 76
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2................................................. 77
c. Tahap Observasi Siklus 2..................................................... 82
d. Tahap Refleksi Siklus 2 ....................................................... 86
e. Respons Siswa..................................................................... 87
C. Temuan Penelitian ........................................................................ 91
1. Temuan Siklus 1.................................................................... 91
2. Temuan Siklus 2.................................................................... 92

BAB V PEMBAHASAN
A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Model STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi Siswa
Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember ...................... 93
B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1
SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 96
C. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten
Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 98
D. Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember terhadap Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
pada Mata Pelajaran Komunikasi.................................................. 101

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 104
B. Saran............................................................................................. 106

DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 108


LAMPIRAN................................................................................................. 110
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... 158
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 159

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 55

4.1 Struktur Organisasi Sekolah.................................................................... 59

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1....................................................... 65

4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1 ..................................................... 68

4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan .......................................................... 71

4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus.............................. 71

4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ............................ 73

4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2....................................................... 79

4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2 .................................................... 81

4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2............................... 83

4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ............................. 85

4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap Pembelajaran STAD ............... 88

4.11 Kriteria Respons Siswa ........................................................................ 89

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus................................................................................................... 111

2. Hasil Belajar Siswa................................................................................ 112

3. a. Rencana Pembelajaran Siklus 1.......................................................... 113

b. Rencana Pembelajaran Siklus 2.......................................................... 117

4. a. Materi Surat Pribadi ........................................................................... 120

b. Materi Surat Niaga............................................................................. 124

5. a. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 1................................................... 129

b. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 2................................................... 130

6. a. Topik Diskusi Siklus 1 ....................................................................... 131

b. Topik Diskusi Siklus 2....................................................................... 133

7. a. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 1 ................... 136

b. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 2................... 138

8. a. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 1 ....................... 140

b. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 2....................... 142

9. a. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 1.................................... 144

b. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 2.................................... 146

10. Angket Respons Siswa........................................................................... 148

11. Dokumentasi.......................................................................................... 150

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya

manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan

pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh

faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi

tanggung jawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi

subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,

kreatif, mandiri, dan profesional pada bidang masing-masing. Upaya

peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila

dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu

sendiri.

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan

oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana,

meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang

menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara pada

peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan

melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri,

dan berhasil di masa yang akan datang.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan

tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan

1
2

tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan

menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang

memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu

berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan

dasar dan keterampilan teknik yang memadai.

Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di

sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya berpusat pada siswa.

Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan model ceramah atau

konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran

termasuk mata pelajaran komunikasi. Padahal tidak semua materi komunikasi

harus diajarkan dengan model ceramah atau konvensional. Kenyataan

pengajaran komunikasi yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting.

Salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk

memberikan pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan

konstruktivis yang menyatakan bahwa anak secara aktif membentuk konsep,

prinsip dan teori yang disajikan kepadanya. Mereka mengolahnya secara aktif,

menyesuaikan dengan skema pengetahuan yang sudah dimiliki dalam struktur

kognitifnya dan menambahkan atau menolaknya (Suparno, 1997).

Johnson (dalam Supriadi, 1995: 56) mengemukakan bahwa model

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya

kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar

bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk


3

menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara

bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling

membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Johnson (dalam Nur, 1995: 1) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif sesuai dengan teori motivasi karena struktur tujuan dalam

pembelajaran kooperatif adalah struktur tujuan kooperatif yang menciptakan

suatu situasi dimana satu-satunya cara agar anggota kelompok dapat mencapai

tujuan pribadi mereka hanya apabila kelompoknya berhasil. Situasi yang

tercipta ini akan membuat setiap anggota kelompok harus saling membantu

teman dalam kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu

kelompok itu agar berhasil dan yang paling penting adalah saling memberi

dorongan kepada teman dalam kelompoknya untuk melakukan upaya yang

maksimum. Dikatakan juga, siswa yang belajar dalam kelompok ternyata

memiliki perolehan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan siswa yang

belajar secara tradisional. Belajar tradisional dalam hal ini adalah belajar secara

individu, dimana setiap siswa bertanggung jawab memperoleh pengetahuannya

sendiri.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu:

STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted

Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian

kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini peneliti memilih model

pembelajaran kooperatif dengan metode STAD sebagai objek eksperimen.

Menurut Johnson (dalam Noornia, 1997: 29) penggunaan pembelajaran

kooperatif khususnya metode STAD memiliki keuntungan, antara lain lebih


4

dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling mendorong

dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan. Dalam

pembelajaran kooperatif metode STAD memiliki ciri khusus yaitu kelompok

yang terbentuk dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Ciri

lainnya adalah adanya empat tahap penting di dalamnya, yaitu: (1) Presentasi

kelas oleh guru, (2) Studi kelompok, (3) Tes individu, dan (4) Adanya tahap

penghargaan (Handayanto, 2000: 115).

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata

pelajaran komunikasi diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif

yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi

dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan

pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi pendahuluan mandiri yang dilakukan peneliti

beberapa waktu sebelumnya, diperoleh bahwa hasil belajar pada Siswa Kelas X

Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember untuk mata pelajaran Komunikasi masih rendah.

Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh Siswa

Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada ulangan harian ke-1

50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal, sedangkan pada ulangan

harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai di atas minimal yang

telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai minimalnya adalah 70,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Hal ini disebabkan
5

pelaksanaan pembelajarannya masih disampaikan dengan menggunakan model

ceramah sebagai model yang lebih dominan diterapkan daripada model lain.

Sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru serta mencatat hal

yang dianggap penting oleh siswa dan siswa kurang diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan, sehingga

menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal

inilah yang menyebabkan rata-rata nilai siswa masih rendah, khususnya Siswa

Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran

Komunikasi, padahal perlu diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki

kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para

siswa jurusan Administrasi Perkantoran.

Penerapan pembelajaran yang konvensional tersebut masih bersifat

berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana belajar

yang kurang menarik dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa,

khususnya siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran dalam

mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu

diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam

pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi

Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran

Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka

proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton.

Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan

daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa
6

depan siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok

untuk digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi

menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.

Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa

variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara

aktif khususnya dalam mata pelajaran Komunikasi, maka diperlukan variasi

dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata

pelajaran Komunikasi yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta

suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling

berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain

dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi

sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran Komunikasi.

Pemilihan metode STAD sebagai fokus penelitian ini, disebabkan metode

STAD memiliki potensi lebih daripada pembelajaran dengan menggunakan

model konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui sistem

gotong-royong, saling membantu. Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:7)

menyatakan bahwa suasana belajar kooperatif menghasilkan hasil belajar yang

lebih baik, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih

baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan.

Pemilihan metode pembelajaran STAD jika dibandingkan dengan metode

dari model pembelajaran kooperatif lainnya apabila dikaitkan dengan jurusan

dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan Administrasi Perkantoran dan
7

mata pelajaran Komunikasi merupakan alternatif terbaik serta memiliki potensi

keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor kesederhanaan dan

kemudahan dalam prakteknya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk memilih

pembelajaran kooperatif metode STAD di dalam melakukan penelitian.

Sedangkan pemilihan Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1

(AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember sebagai objek penelitian

lebih dikarenakan kesamaan jurusan yang diambil oleh peneliti dengan obyek

yang diteliti, selain itu mata pelajaran Komunikasi hanya ada pada jurusan

Administrasi Perkantoran.

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar pada Mata pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X Jurusan

Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten

Jember”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD di

SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi?


8

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi?

4. Bagaimanakah respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

metode STAD pada mata pelajaran komunikasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD

di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK

Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi.

4. Untuk mengetahui respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

metode STAD pada mata pelajaran komunikasi.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam memecahkan suatu masalah baik langsung maupun tidak langsung dan
9

juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi berbagai pihak,

antara lain:

1. Bagi Guru Mata pelajaran Komunikasi

Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar

dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih

bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Siswa SMK Negeri 1 Tanggul

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta

kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama dalam

kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi,

mengemukakan pendapat, dan sebagainya.

3. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi

perbaikan kualitas pendidikan khususnya di SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember. Diharapkan Kepala SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten

Jember dapat mendorong dan memfasilitasi guru untuk dapat menerapkan

model pembelajaran kooperatif metode STAD ini, sehingga guru tidak

hanya menggunakan model ceramah atau konvensional terus-menerus.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti karena peneliti

akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam

kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran kooperatif


10

dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang

akan datang.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini adalah penerapan model kooperatif metode STAD

terhadap hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten

Jember pada mata pelajaran komunikasi. Untuk memudahkan penelitian dalam

mencapai sasaran, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember.

2. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini terbatas pada metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan AP 1 yang

berjumlah 40 siswa.

4. Materi yang diajarkan adalah materi untuk kelas X semester I yaitu

Komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis.

5. Topik diskusi yang diberikan pada masing-masing kelompok hanya satu dan

sama yaitu materi melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).

6. Hasil catatan Lapangan yang diperoleh dari kedua observer dalam penelitian

ini adalah sama

F. Definisi Istilah

1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan kerja sama dalam kelompok untuk mencapai ketuntasan

belajar.
11

2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu

metode pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan siswa secara

heterogen dengan melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok

untuk pembelajaran individu anggota demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses

belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur dan dicerminkan oleh

nilai tes yang diperoleh dari hasil pre test di awal dan post test di akhir

proses belajar mengajar.

4. Mata pelajaran Komunikasi memiliki pengertian dimana salah satu pihak

memberikan informasi kepada pihak lain dengan tujuan saling mengerti dan

mempengaruhi, yang merupakan keahlian dasar dari seorang sekretaris

dalam administrasi pekerjaan di kantor.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Temuan Penelitian yang Relevan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa di samping pembelajaran

kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara

bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin

dalam Ibrahim (2001:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45

penelitian telah dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang

studi Bahasa, Geografi, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris.

Studi yang telah ditelaah dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan

pedesaan Amerika Serikat, Israel, Nigeria dan Jerman. Dari 45 laporan 37

menunjukkan bahwa hasil akademis kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol.

Beberapa Studi di bawah ini menunjukkan tidak banyak perbedaan dan

tidak ada satu pun studi yang menunjukkan hasil negatif, diantaranya adalah:

1. Skripsi Puji Ekowati (2006) yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model

Pembelajaran STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil

belajar Siswa Kelas X Di SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan

Permasalahan Ekonomi”. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research), teknik pengumpulan data menggunakan

tes, wawancara, observasi, catatan lapangan, dan angket. Sedangkan analisis

12
13

datanya melalui beberapa tahap yaitu mereduksi data, penyajian data, dan

penyajian kesimpulan serta verifikasi.

Dari penelitian yang dilakukan dua siklus ini diperoleh hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa pada pre-test siklus 1 hasil belajar siswa

diperoleh nilai rata-rata 65, sedangkan post-test diperoleh nilai rata-rata

75,71. Pada siklus 2 diperoleh kenaikan nilai rata-rata kelas yaitu nilai rata-

rata yang diperoleh adalah 82,40. Dari segi kemampuan, kerja sama siswa

dapat dibilang berlangsung dengan baik karena antara siswa satu dengan

siswa yang lainnya saling membantu untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Respons yang diberikan siswa terhadap penanganan surat masuk dan

surat keluar dengan pembelajaran kooperatif model STAD sangat positif.

Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa 1) penerapan pembelajaran

kooperatif model STAD untuk meningkatkan hasil belajar dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif model pembelajaran penanganan surat masuk

dan surat keluar, 2) pembelajaran kooperatif model STAD dapat diterapkan

dalam upaya meningkatkan keterampilan dan aktivitas siswa dalam belajar.

Dalam penelitian ini diajukan saran yaitu pembelajaran kooperatif

model STAD dapat dijadikan alternatif pilihan dalam praktek pembelajaran

di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu penyediaan sarana

dan prasarana yang lengkap untuk mendukung efektivitas penerapan

pembelajaran kooperatif model STAD yaitu berupa pengadaan ruangan,

bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut

tentang penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dengan mata

pelajaran yang lain dan subjek penelitian yang valid.


14

2. Skripsi Endah Sulistyowati (2006) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas

Belajar Ekonomi Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri

Malang”, penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas,

dimana yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1B SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terdiri dari 42 siswa.

Data diperoleh melalui tes (pre-test dan post-test), observasi, catatan

lapangan, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah

mereduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Dari

tiga siklus dalam penelitian ini diperoleh hasil berdasarkan hasil tes pada

setiap akhir siklus, pembelajaran kegiatan pokok ekonomi dengan

pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal tersebut ditunjukkan pada siklus 1 rata-rata kelas siswa adalah

56,2, pada siklus 2 nilai rata-rata kelas adalah 56,4 dan pada siklus 2 nilai

rata-rata kelas adalah 59,3. berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang

dilakukan setiap siklus, persentase rata-rata aktivitas belajar kelas dalam

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD

menunjukkan peningkatan yang cukup baik.

Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 82,1% dan meningkat

pada siklus 2 menjadi 83,5% serta pada siklus 2 meningkat menjadi 91%.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan guru

sebagai fasilitator dalam pembelajaran kooperatif sangatlah penting agar

siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis angket


15

siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran

menggunakan pendekatan kooperatif model STAD.

Dalam penelitian ini diajukan beberapa saran yaitu: pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan kooperatif dapat dijadikan salah satu

alternatif dalam pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD

adalah hasil pengelolaan kelas berupa pengelolaan tempat, waktu dan

pengelolaan siswa, dan untuk peneliti selanjutnya agar mengetahui lebih

jauh tentang penerapan model STAD dalam pembelajaran mata pelajaran

Ekonomi dengan melakukan penelitian pada pokok bahasan yang berbeda

dan menggunakan bentuk penilaian yang beragam.

3. Jurnal oleh M. Setyarini yang berjudul: “Pembelajaran Konstruktivisme

Melalui Model Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia (PTK Di Kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar

Lampung TP 2006/2007)”. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru bidang

studi kimia kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2006/2007 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil tes formatif siswa

pada pokok bahasan larutan asam basa adalah 59. Proses pembelajaran

masih terpusat pada guru, minat belajar dan aktivitas siswa rendah. Upaya

meningkatkannya adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme

melalui model cooperative learning tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan peningkatan rata-rata (1) aktivitas siswa; (2)

penguasaan konsep siswa; (3) minat siswa terhadap pembelajaran kimia;

dan (4) keterampilan siswa bekerja di laboratorium. Jenis penelitian adalah


16

penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Data kuantitatif

diperoleh melalui tes. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan

kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-

rata (1) aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 8,17%, dari siklus II

ke siklus III sebesar 5,21%; (2) penguasaan konsep siswa dari siklus I ke

siklus II sebesar 12,98%, dari siklus II ke siklus III sebesar 7,59%; (3) minat

siswa terhadap pembelajaran kimia dari siklus I ke siklus II sebesar 14,4%,

dari siklus II ke siklus III sebesar 6,85%; (4) keterampilan siswa bekerja di

laboratorium dari siklus I ke siklus II sebesar 17,71%, dari siklus II ke siklus

III sebesar 5,7%.

4. Jurnal Pendidikan oleh Styarini (2004) yang berjudul: “Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Semarang”. Pokok bahasan

yang diambil adalah hewan vetebrata dan invertebrata. Styarini

mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja

guru. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat sebesar 7,5%, siklus II

sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33%. Keaktifan belajar siswa pada

siklus I mencapai 49,16%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai

90%. Sedangkan kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16%, siklus II

mencapai 81,66% dan siklus III mencapai 89,33%. Respons yang positif

oleh siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD

karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


17

5. Jurnal Pendidikan oleh Endy (2005) yang berjudul: “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 1 Kendal”.

Menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi siswa

menjadi kelompok-kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena

pada mata pelajaran gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa

dan ketelitian, sehingga mempermudah guru dalam penyampaian materi dan

juga latihan-latihan penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I hasil

belajar mengalami peningkatan sebesar 5,88%, siklus II sebesar 7,19% dan

siklus III sebesar 9,18%. Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

siklus I sebesar 59,89%, siklus II sebesar 63,33% dan siklus III sebesar

83,33%.

6. Jurnal Pendidikan oleh Istikomah (2006). Dalam penelitian yang dilakukan

pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata pelajaran

akuntansi dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan kas

kecil melalui pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus 1 terdapat peningkatan

sebesar 13,16%, siklus II sebesar 19,48% dan siklus III sebanyak 26,56%.

Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung.

Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus II sebesar

93,44% dan siklus III sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian hasil

belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan

siswa dengan mendapat nilai minimal 70.


18

B. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Pengertian belajar bermacam-macam tergantung dari mana belajar

tersebut ditinjau. Menurut Sadirman (2005:22) pengertian belajar secara

luas adalah kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.

Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting karena

semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

menimbulkan berbagai perubahan yang melanda aspek kehidupan manusia.

Dalam perkembangannya konsep belajar mengajar beralih ke konsep belajar

efektif.

Menurut Winkel (1997:56) mengemukakan bahwa belajar sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap, dimana perubahan

tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut Di Vesta dan Thomspon (dalam Mappa, 1994:6) belajar

merupakan perubahan yang bersifat abadi atau permanen dalam tingkah

laku sebagai akibat dari pengalaman. Kata kunci yang menandai belajar

menurut pandangan ini adalah perubahan, tingkah laku dan pengalaman. Di

Vesta juga mendefinisikan belajar merupakan sesuatu yang penting

diketahui oleh guru sebagai fasilitator oleh karena tugas mereka adalah
19

mengembangkan proses belajar secara efisien, dan merupakan hakikat dari

perannya dalam mengubah tingkah laku pelajar.

Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia

dikerahkan, kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental

intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat

emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Menurut

Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi tindak lanjut

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru berperan

membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar

mengajar yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah

bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar

dan menggunakan hasil belajar sebagai acuannya.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku internal siswa yang

kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental

yang meliputi ranah-ranah kognitif dan psikomotorik. Tindakan belajar

tentang suatu hal tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Penyebab belajar itu adalah hal-hal diluar siswa yang sukar ditentukan. Oleh

karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang

belajar. Skinner (dalam Dimyati, 1999: 9) menyatakan bahwa belajar adalah

suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menurun. Lain

halnya dengan Gagne (dalam Dimyati, 1999:10) belajar merupakan kegiatan


20

yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Lebih lanjut lagi

menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi

internal, kondisi eksternal dan hasil belajar.

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Manusia memerlukan kerja sama karena manusia merupakan makhluk

individual yang mempunyai potensi, latar belakang, serta harapan masa

depan yang berbeda-beda. kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat

penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada

individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa kerja sama kehidupan

akan punah (Lie, 2002:27).

Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola dengan baik dapat

menimbulkan perdebatan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Untuk

menghindari hal tersebut maka diperlukan interaksi yang baik antar

individu. Dimana, dalam interaksi tersebut harus ada saling tenggang rasa.

Dalam pembelajaran, interaksi tersebut dapat terjadi dan ditemukan dalam

proses pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini,”pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan

interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan

kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan” (Nurhadi, dkk,

2004:61).

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebenarnya bukan

suatu bentuk pembelajaran yang baru. Para ahli psikologi sosial telah

mengembangkan pola kerja kooperatif pada sekitar tahun 1920, sedangkan


21

penekanan pola kerja kooperatif yang diaplikasikan pada pembelajaran di

dalam kelas dimulai sekitar 1970 (Noornia, 1997). Selanjutnya riset-riset

mulai dilakukan para peneliti pendidikan, untuk menemukan berbagai

model atau teknik-teknik pembelajaran kooperatif pada pembelajaran di

dalam kelas.

Menurut Lie (2002:28), model pembelajaran kooperatif berbeda

dengan sekedar belajar dalam kelompok. Perbedaan ini terletak pada adanya

unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang tidak ditemui dalam

pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Prosedur model

pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan benar akan memungkinkan

pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah

sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan

rendah.

c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama,

etnis dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Pembelajaran lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Sistem

pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau

belajar kelompok yang terstruktur. Lima unsur pokok yang termasuk dalam

struktur ini adalah sebagai berikut:


22

a. Saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok, karena

keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota

kelompok untuk saling belajar dan mengajari teman-temannya sehingga

teman sekelompoknya paham. Sistem penilaian dalam metode ini mampu

memacu siswa yang berkemampuan rendah untuk bekerja tanpa ada rasa

minder karena bagaimanapun juga mereka bisa menyumbangkan nilai

kepada kelompoknya. Sebaliknya, siswa yang berkemampuan tinggi

tidak merasa dirugikan oleh teman yang berkemampuan rendah karena

mereka juga telah memberikan sumbangan nilai.

b. Tanggung jawab perseorangan, karena setiap anggota diharuskan bekerja

menyumbangkan pikiran untuk menyelesaikan tugas dan pada akhir

pembelajaran siswa harus berusaha agar memperoleh nilai yang tinggi

agar dia mampu menyumbangkan poin nilai kepada kelompoknya.

c. Tatap muka antar anggota, agar setiap anggota dapat berinteraksi untuk

memadukan pikiran yang berbeda dalam menyelesaikan masalah

sehingga tercipta rasa saling menghargai, memanfaatkan kelebihan dan

mengisi kekurangan masing-masing anggota yang memiliki latar

belakang yang berbeda sehingga dapat memperluas wawasan untuk lebih

memahami pelajaran.

d. Komunikasi antar anggota, karena dalam proses kelompok ini tiap

anggota akan berusaha untuk saling berkomunikasi secara baik dalam

rangka mencapai kata mufakat untuk menyelesaikan masalah yang

didalam prosesnya mereka harus bisa menggunakan kata-kata yang

bijaksana. Hal ini disebabkan karena didalam kelompok terdapat


23

perbedaan latar belakang masing-masing anggota sehingga proses ini

dapat memperkaya siswa dalam perkembangan mental dan emosional.

e. Evaluasi proses kelompok, karena keberhasilan belajar dari kelompok

sangat menentukan tercapainya tujuan belajar. Evaluasi kelompok ini

bisa dilakukan setelah beberapa kali kerja kelompok.

3. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali metode yang

dikenalkan antara tipe pembelajaran yang satu dengan yang lain memiliki

perbedaan, baik pada keunggulan, cara pembelajaran maupun

kekurangannya. Tipe pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan yaitu:

STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (team-Assisted

Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian

kelompok (Group Investigation).

a. STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD dikembangkan oleh Robert slavin. Dalam STAD atau tim

siswa kelompok prestasi, siswa dikelompokkan dalam tim belajar

beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran

menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Penerapannya guru

mula-mula menyajikan informasi kepada siswa, selanjutnya siswa

diminta berlatih dalam kelompok kecil sampai setiap anggota kelompok

mencapai skor maksimal pada kuis yang akan diadakan pada akhir

pelajaran. Seluruh siswa diberi kuis tentang materi itu dan harus

dikerjakan sendiri-sendiri. Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor


24

terdahulu mereka dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh

siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalunya sendiri. Poin

anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapat skor tim, dan tim yang

mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan.

b. TAI (Team Assisted Individualization)

TAI atau pengajaran individual dibantu tim pada dasarnya hampir

sama dengan STAD, dalam penggunaan tim belajar empat anggota

berkemampuan campur dan penghargaan untuk tim berkinerja tinggi,

bedanya bila STAD menggunakan satu langkah pengajaran di kelas, TAI

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individu.

c. TGT (Teams Games Tournament)

TGT atau pertandingan-pertandingan tim merupakan

pengembangan dari STAD. Setelah siswa belajar dalam kelompoknya,

masing-masing anggota kelompok akan mengadakan lomba dengan

anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Penilaian

kelompok didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing-

masing anggota kelompok.

d. Jigsaw

Dalam metode jigsaw setiap kelompok mendapat satu topik

bahasan, dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang isi satu

sub topik dari topik yang dipelajari. Siswa yang mengajarkan informasi

yang diperoleh kepada kelompok lain. Artinya kelompok dibongkar dan

siswa-siswa yang mempunyai topik yang sama dari kelompok yang


25

berbeda bertemu atau membentuk kelompok baru yang disebut

“kelompok ahli”. Anggota kelompok ahli ini saling mengajarkan dan

mendiskusikan perolehannya, sampai semua anggota menguasai sub

topik yang dikerjakan. Kemudian, anggota kelompok ahli kembali ke

kelompok asalnya dan mengajarkan sub topik yang dikuasainya kepada

kelompok lain. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan tes untuk

semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes tiap kelompok

dihitung dan diumumkan secara terbuka.

e. GI (Group Investigation)

Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang dirancang

agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan

mengembangkan keterampilan meneliti. Didalam teknik ini siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif,

diskusi kelompok dan perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap

kelompok diberi tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati,

membagi tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga

mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan

kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua anggota

kelompok.

4. Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student Teams


Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif metode STAD merupakan model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam


26

pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan

perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agam dan etnis

yang berbeda (Ibrahim, 2000: 20).

Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen

utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:

a. Penyajian Kelas

Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan

guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.

Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.

Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk

menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.

b. Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena

didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa

untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi

dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap

anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus

lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam

menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri

dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah

dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan

agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu


27

kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri

teman sekelompoknya.

c. Tes dan Kuis

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua

kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa

harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan

memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan

kelompok.

d. Skor peningkatan individual

Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar

bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung

berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari

skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan

oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif

metode STAD.

e. Pengakuan kelompok

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan

penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama

belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan

lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:


28

a. Persiapan STAD

1) Materi

Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang

sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum

menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar

diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar

jawaban dari lembar kegiatan tersebut.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang

heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri

dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila

memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan

sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih

kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang

disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok

dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):

a) Merangking siswa

Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya

di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat

digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu

informasi yang baik adalah skor tes.

b) Menentukan jumlah kelompok

Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.

Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk,


29

bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak

bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok

yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang

beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh

kelompok yang akan dibentuk.

c) Membagi siswa dalam kelompok

Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-

kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat

hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai

dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata-

rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.

d) Mengisi lembar rangkuman kelompok

isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada

lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil

kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).

3) Menentukan Skor Awal

Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang

dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD

dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.

Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada

semester sebelumnya.

4) Kerja sama kelompok

Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya

diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini


30

merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan

hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota

kelompok.

5) Jadwal Aktivitas

STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur,

yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes

penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.

b. Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi

kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis,

aktivitas kelompok, dan kuis.

Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Pendahuluan

a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan

mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu

siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki,

memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan

materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.

b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada

pembelajaran.

2) Pengembangan

a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari

pembelajaran.
31

b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa

mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.

c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok

masalahnya.

3) Praktek terkendali

a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.

b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan

atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini

akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab

pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.

c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama

penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa

mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan

umpan balik.

c. Kegiatan Kelompok

1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya

menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:

a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa

teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam

lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.


32

b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota

kelompok menguasai pelajaran.

c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang

anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami

materi sebelum meminta bantuan kepada guru.

d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-

peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan

yang dilakukan guru adalah:

a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman

sekelompoknya.

b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta

lembar jawabannya.

c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau

dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang

dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap

siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan

jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang

teman yang belum memahami, teman sekelompoknya

bertanggung jawab untuk menjelaskan.

d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi

dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai

lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.


33

3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama

siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok

untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.

d. Kuis atau Tes

Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua

kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa

menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis

adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu

kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

1) Menghitung skor individu dan kelompok

Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan

individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang

diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan

berdasarkan skor awal siswa.

2) Menghargai hasil belajar kelompok

Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan

skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh

poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan

kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa

pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari

kreativitas guru.

f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama

Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa.


34

5. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Metode


STAD

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan,

begitu juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati

(1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut:

Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru
maupun tes baku.
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada
hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran

kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.


b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa
dewasa.
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama,
dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD

untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :


35

a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi


pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota
kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat,
belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang
tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan
teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan
bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.
g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif metode STAD belum

banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar

enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Menurut Lie

(2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan pembelajaran

kooperatif di kelas yaitu:

a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak


belajar jika mereka diterapkan dalam grup.
b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama
atau belajar dalam kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.

Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning

mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan


keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,
misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
36

kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya
membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang
timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi

menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif

bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang

timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan

siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga

pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target

mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi

pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan

pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok

ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat

berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi

mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap

anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar

berhasil mencapai tujuan dengan baik.

6. Hasil Belajar

Keberhasilan suatu pengajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil

belajar siswa. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK


37

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar siswa

menunjukkan kompetensi siswa, sehingga bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk

dapat mengembangkan kompetensi, maka proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa prestasi

merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

Apabila dikaitkan dengan belajar, maka pengertian prestasi akan mengarah

pada hasil belajar yang telah dicapai. Hasil belajar merupakan suatu proses

mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan,

kebiasaan, atau sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan dengan

menimbulkan tingkah laku menetap.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari

proses belajar yang dapat tercermin dalam bentuk pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap ilmu yang dipelajarinya.

Hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam

proses belajar mengajar. Selain itu, proses belajar merupakan salah satu

indikator dari mutu pengajaran yang pada akhirnya mencerminkan mutu

pendidikan. Hasil belajar merupakan kemampuan aktual siswa yang dapat

diukur secara langsung melalui tes.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari
38

dalam diri sendiri yang meliputi faktor jasmani, kemampuan dasar, sikap,

bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang

berasal dari luar, yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non-sosial. Faktor lingkungan sosial terdiri dari guru, teman

sekelas, tetangga, masyarakat, dan keluarga, sedangkan faktor lingkungan

non-sosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, alat belajar, keadaan

cuaca, serta waktu belajar.

Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif. dan

psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah ini berhubungan dengan pengetahuan, daya pikir, dan

penalaran. Tahap-tahap yang berkaitan dengan ranah kognitif adalah

sebagai berikut.

1) Mengenal (Recognition)/pengetahuan)

Dalam pengenalan mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari

atau disimpan dalam ingatan. Siswa diminta untuk memilih satu dari

dua atau lebih jawaban.

2) Pemahaman

Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan

yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.


39

3) Penerapan atau Aplikasi

Siswa diminta untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau

memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan,

gagasan, cara) untuk diterapkan dalam situasi baru.

4) Analisis

Siswa diminta untuk menganalisis/merinci hubungan atau situasi yang

kompleks atas konsep-konsep dasar.

5) Sintesis

Siswa diminta untuk membuat suatu pola baru atau generalisasi.

6) Evaluasi

Siswa diminta untuk memulai/berpendapat mengenai kasus-kasus

tertentu

b. Ranah Afektif

Ranah ini bersangkutan dengan perasaan/kesadaran, terdiri dari

lima perilaku sebagai berikut.

1) Penerimaan

Mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperlihatkan hal tersebut.

2) Partisipasi

Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi

dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian atau penentuan sikap

Mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan

menentukan sikap.
40

4) Organisasi

Mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan

pegangan hidup.

5) Pembentukan pola hidup

Mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi

pola nilai kehidupan pribadi.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah ini berhubungan dengan keterampilan, baik fisik maupun

motorik, terdiri atas tujuh perilaku sebagai berikut:

1) Persepsi

Mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendiskriminasikan hal-

hal) secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

2) Kesiapan

Mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan dimana

akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

3) Gerakan terbimbing

Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau

gerakan peniruan.

4) Gerakan yang terbiasa

Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.

5) Gerakan kompleks

Mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang

terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.


41

6) Penyesuaian pola gerakan

Mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

7) Kreativitas

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang diperoleh oleh siswa selama kegiatan belajar

mengajar dan dapat diukur.

Pengalaman belajar secara kooperatif mendorong siswa untuk

meningkatkan motivasi yang tinggi untuk belajar. terutama motivasi

intrinsik, menimbulkan kepuasan yang tinggi, membentuk sikap menerima

perbedaan antar sesamanya, dan memperbaiki interaksi antar siswa yang

mempunyai latar belakang etnik yang berbeda, dan antara siswa yang

mengalam kesulitan belajar.

7. Hubungan Antara Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode


STAD dengan Hasil belajar Komunikasi

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dari

pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif di desain untuk

membantu pengembangan kerja sama dan interaksi antar siswa, serta untuk

menghilangkan persaingan yang sering ditemukan dalam kelas yang cenderung

menghasilkan kelompok-kelompok siswa yang menang dan siswa yang kalah

(Slavin dalam Hidayah, 2005:11).

Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, STAD

bekerja berdasarkan prinsip siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan


42

bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga

dirinya sendiri (Handayanto, 2000: 115).

STAD merupakan metode pembelajaran yang cocok diterapkan dalam

kelas yang memiliki karakteristik yang heterogen, baik dalam kemampuan

akademis, jenis kelamin, suku, motivasi dan lain-lain. Dalam pembelajaran

kooperatif metode STAD ini tanggung jawab siswa terhadap proses belajar

lebih besar karena siswa lebih banyak bekerja dari pada sekedar mendengarkan

informasi, sehingga model pembelajaran ini dapat melatih tanggung jawab

siswa terhadap proses belajarnya.

Pembelajaran kooperatif metode STAD yang menuntut siswa untuk

melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok, sesuai untuk diterapkan dalam

mata pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi

tertulis (surat-menyurat). Karena pada pembelajaran komunikasi tidak

seharusnya menempatkan siswa sebagai pendengar saja, tetapi siswa juga harus

diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman

belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan

sosialnya sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya

sendiri (learning to know).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pembelajaran komunikasi

dengan pembelajaran kooperatif metode STAD pada peserta didik. Untuk

mendeskripsikan proses belajar ini, peneliti mengumpulkan data berupa uraian-

uraian atau kalimat dan bukan angka-angka.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. Karena PTK berfokus

pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan

pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus

tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi

dari ketiga kata “penelitian + tindakan + kelas” sebagi berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

mutu suatu hal yang menarik minat penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu kerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian terbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

43
44

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian dimaksudkan sebagai jalan

keluar alternatif pembelajaran komunikasi yang selama ini masih berjalan

secara konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

kepada peserta didik pada materi komunikasi dengan pembelajaran kooperatif

metode STAD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang

menuntut peneliti sebagai instrumen penelitian yang utama sekaligus sebagai

pengumpul data. Dalam penelitian ini terjadi kerja sama antara peneliti dengan

guru mata pelajaran.

B. Kehadiran Peneliti

Rancangan penelitian yang dipandang cocok dalam penelitian ini dalah

penelitian tindakan partisipasi. Tindakan partisipasi ini diambil karena peneliti

berpartisipasi langsung dalam proses penelitian, mulai dari awal sampai dengan

akhir penelitian. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat sekaligus berperan

serta sebagai pengajar mata pelajaran komunikasi, peneliti juga terlibat

langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi,

refleksi, dan pelaporan hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember

yang terletak di jalan PB. Sudirman No. 114 Tanggul, Jember, Jawa Timur.

Sedangkan subyek dalam penelitian ini yaitu semua peserta didik kelas X

Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) yang berjumlah 40 peserta didik.


45

D. Data dan Sumber Data

Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2002:112) menyatakan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam

menentukan sumber data, peneliti harus benar-benar memperhatikan subjek

dan informan. Subjek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan adalah

orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang

diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1

Tanggul Kabupaten Jember.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Skor siswa dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir.

2. Data observasi yang diperoleh dari pengamatan guru dan teman sejawat

terhadap aktivitas peneliti dan peserta didik pada saat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

3. Angket untuk mengetahui respons peserta didik terhadap pembelajaran mata

pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis

(surat-menyurat) dengan pembelajaran kooperatif metode STAD.

4. Hasil catatan lapangan yang merupakan pelengkap kegiatan observasi

dengan menggunakan lembar catatan lapangan yang telah disediakan

peneliti.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa jurusan Administrasi

Perkantoran kelas X AP 1 yang berjumlah 40 siswa.


46

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tes

Arikunto (2002:127) menyatakan tes merupakan “serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok”. Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini

berupa pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Pre test dilakukan untuk

mengetahui pengetahuan awal mengenai bahasan yang akan diajarkan,

sedangkan post test dilakukan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar

siswa setelah pemberian tindakan pembelajaran, setelah soal selesai

dikerjakan, semua lembar jawaban dikumpulkan dan dikoreksi, dan

selanjutnya dianalisis oleh peneliti.

Dari hasil tes ini akan diperoleh data mengenai hasil belajar siswa

kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok

bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).

2. Observasi

Arikunto (2002:133) menyatakan “…observasi atau yang disebut

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera”. Observasi dimaksudkan untuk

mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

tindakan yang dilakukan peneliti. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru


47

mata pelajaran komunikasi, dan teman sejawat dengan menggunakan lembar

observasi.

Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai bagaimana proses

pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran komunikasi khususnya

pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat)

terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK

Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dan untuk mengetahui bagaimana

kegiatan peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode

STAD.

3. Catatan lapangan

Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang

tidak direkam dalam lembar observasi maupun wawancara, dengan

demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam

kegiatan penelitian.

Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai perubahan proses

dari waktu ke waktu penelitian terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi

Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata

pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok bahasan melakukan

komunikasi tertulis (surat-menyurat)

4. Angket

Angket atau kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2002:128).

angket ini diberikan setelah semua tindakan pembelajaran selesai. Bentuk


48

pertanyaan yang digunakan dalam angket ini adalah daftar cek dan tugas

responden adalah membubuhkan tanda cek sesuai dengan petunjuk yang

diberikan oleh peneliti.

Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai respons siswa kelas

X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok

bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif metode STAD,

F. Tahap-tahap Penelitian

Tahap Penelitian Tindakan Kelas berupa suatu siklus spiral yang

meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

refleksi, yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian,

sehingga diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari

permasalahan penelitian (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999:7). Rincian dari

tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

1) Observasi awal/refleksi awal

1) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu

guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata

pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan

dilaksanakan.

2) Membuat soal tes awal.


49

3) Menentukan sumber data.

4) Menetapkan kelompok.

2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi.

c. Menyiapkan lembar kegiatan belajar.

d. Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan.

e. Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja

peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif

peserta didik.

f. Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman

sejawat dan salah satu guru.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah

sebagai berikut:

1) Tes pengetahuan awal/Pre test

Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman

siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi

tertulis (surat-menyurat). sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini

juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan

untuk menentukan skor peningkatan individu.


50

2) Penyajian materi

Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis

(surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30

menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.

3) Belajar dalam kelompok

Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan

mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah

ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus

dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi

dalam kelompok.

4) Tes akhir/Post test

Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya

siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap

melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini

adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan

yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes

dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai

skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk

menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan

masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor

kelompok.

5) Pemberian penghargaan

Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan

diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang


51

mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan

nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik.

c. Mengamati (observer)

Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan

berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua)

orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati

meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar

observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil

observasi.

d. Merefleksi (reflect)

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan

hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang

diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan.

Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan

menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil

tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah

mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan

yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap

proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap

ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.


52

2. Siklus 2

Pada siklus ini memiliki beberapa tahap yang sama seperti tahap yang

ada pada siklus 1 yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

1) Observasi awal/refleksi awal

a) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu

guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata

pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan

dilaksanakan.

b) Membuat soal tes awal.

c) Menentukan sumber data.

d) Menetapkan kelompok.

2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan

a) Menentukan tujuan pembelajaran.

b) Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi.

c) Menyiapkan lembar kegiatan belajar.

d) Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan.

e) Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja

peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif

peserta didik.

f) Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman

sejawat dan salah satu guru.


53

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah

sebagai berikut:

1) Tes pengetahuan awal/Pre test

Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman

siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi

tertulis (surat-menyurat) sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini

juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan

untuk menentukan skor peningkatan individu.

2) Penyajian materi

Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis

(surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30

menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.

3) Belajar dalam kelompok

Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan

mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah

ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus

dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi

dalam kelompok.

4) Tes akhir/Post test

Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya

siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap

melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini
54

adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan

yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes

dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai

skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk

menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan

masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor

kelompok.

5) Pemberian penghargaan

Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan

diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang

mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan

nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik.

c. Mengamati (observer)

Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan

berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua)

orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati

meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar

observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil

observasi.

d. Merefleksi (reflect)

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan

hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang

diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan.


55

Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan

menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil

tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah

mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan

yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap

proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap

ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Dari uraian di atas alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan

secara khusus sebagai berikut:

Siklus 1 Alternatif pemecahan


Permasalahan Pelaksanaan
(rencana tindakan)
Terselesaikan

Observasi
Refleksi I Analisis data I
(monitoring)

Siklus 2
Alternatif pemecahan
Permasalahan Pelaksanaan
(rencana tindakan)
Terselesaikan

Observasi
Refleksi II Analisis data II
(monitoring)

Belum ?
terselesaikan

Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas


Sumber: Sawali. 2009. Penelitian Tindakan Kelas
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember

Pada tahun 1965 Yayasan Badan Pembangunan Nasional Tanggul

(YBPN) mendirikan SMEA swasta yang diberi nama SMEA Swadaya

Pengelolanya diserahkan kepada kepala sekolah dan guru-guru SMEP Negeri

Tanggul, tahun 1967 nama SMEA Swadaya diubah menjadi SMEA Persiapan

Negeri, tahun 1970 Yayasan mampu membangun satu unit sekolah, terdiri dari:

1 ruang kepala Sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang Guru, 4 ruang kelas teori

yang beralamat di Jalan Semoro No. 83 Tanggul, tahun 1972 SMEA Persiapan

Negeri menjadi SMEA Negeri dengan SK Mendepdikbud No.0116/0/1972 Tgl.

2 Agustus 1972. dengan Kepala Sekolah Bapak Tiarum Siswohadi, B.A., tahun

1974 sekolah berkembang menjadi 7 ruang kelas teori dan 4 orang guru tidak

tetap diangkat menjadi guru tetap (Guru Negeri), tahun 1976 melalui BP3

sekolah mampu membangun 1 ruang praktek mengetik dan 3 ruang kelas teori

yang dapat diubah menjadi ruang aula (ruang serba guna).

Tahun 1984 Bapak Tiarum Siswahadi, B.A. pindah ke Banyuwangi

sedang kepala sekolah diganti oleh Bapak Hasanuddin, B.A., tahun 1989

sekolah berkembang terus, Organisasi sekolah dibenahi, sarana prasarana

pendidikan ditingkatkan dan dilengkapi dan berhasil membangun 1 ruang guru

kemampuan sekolah menjadi 1 ruang kepala sekolah 1 ruang tata usaha, 1

ruang Guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang praktek mengetik, 12 ruang kelas

56
57

teori, tempat parkir sepeda guru dan siswa terpisah. Mesin ketik manual

berjumlah 80 unit, buku perpustakaan 533 judul guru tetap 19 orang, guru tidak

tetap 8 orang, pegawai tetap 4 orang, pegawai tidak tetap 6 orang pegawai tetap

4 orang pesuruh 2 orang, penjaga malam 2 orang.

Tahun 1991 sekolah mendapat proyek Peningkatan SLTA INO-SF

dengan SK Pimpro Jatim No. A.0195 / 1991/ 1992 Tgl. 10 Juli 1991. Proyek

tersebut berupa gedung, perabot dan peralatan praktek lengkap, tahun 1992.

Pembangunan gedung dimulai dengan alamat Jalan PB. Sudirman No. 114

Tanggul, tahun 1993 bulan Maret pembangunan fisik selesai, tanggal 17 Juli

1993 (tahun pelajaran baru) ditempati untuk kantor pusat dan siswa kelas II dan

III sedang siswa kelas I masih bertempat di gedung lama, tahun 1994 gedung

baru diresmikan oleh Mendepdikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro

hari senin tanggal 29 Agustus 1994, tahun 1995 bapak Hasanuddin, B.A.

pensiun diganti oleh kepala sekolah yang baru Bapak Sardjono, SH sampai

dengan tahun 1998, tahun 1998 Bapak Sardjono, SH pindah tugas ke SMK

Negeri 1 Jember dan diganti oleh Bapak Drs. K. Prijono dari tahun 1998

sampai dengan 2004 dan pensiun, tahun 2004 sampai dengan April 2009 di

pimpin oleh Drs. Nurhamid, sedang sejak April 2009 sampai dengan Sekarang

di pimpin oleh Agus Budiarto, SP. M.Pd.

Kondisi sekolah adalah sebagai berikut: jumlah ruang belajar 20 ruang,

kamar kecil 20 kamar kecil, 1 ruang pertokoan, 1 ruang praktek penjalan, 1

ruang aula, 1 ruang studio musik, 1 ruang perakitan komputer, 1 ruang praktek

RPL dan instruktur, 1 lab. Bahasa Inggris dan instruktur, 2 lab. Komputer, 1

ruang Kepala Sekolah, 1 ruang tunggu/tamu kepala sekolah, 1 ruang


58

penyimpanan alat, 1 ruang tata usaha, 1 ruang gudang/ATK, 1 ruang

penggandaan, 1 ruang pokja kurikulum/wakil kepala sekolah, 1 ruang

Kosmeta, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium. Administrasi

perkantoran, 1 mushala, 1 kafetaria, 1 tempat parkir guru dan karyawan, 2

ruang parkir kendaraan siswa, 1 panel listrik dan menara air, 1 ruang pokja

pendidikan sistem ganda, 1 ruang unit produksi, 1 ruang guru, 1 ruang bu, 1

ruang usaha kesehatan sekolah, 1 ruang OSIS, 1 rumah dinas tipe D, 1 garasi

mobil, jumlah komputer 105 unit, lap top 8 buah, LCD Proyektor 4 buah, OHP

8 buah, kursi kerja siswa 1010, meja komputer 84 buah, meja siswa 1017,

buku perpustakaan 306, 1 set alat musik, mesin tik manual 60 buah, mesin

hitung 50 buah, AC 12 unit, kipas angin 6 unit, pengisap debu 2 unit, power

sistem 1 unit, mesin tik listrik 50 unit, radio tape 54 unit, 2 buah televisi,

kamera digital 2 buah, sprinter 38 buah, cas register 27 unit, kalkulator 50 unit,

mikrofon 8 buah, video 1 buah, head fone 46 buah, telepon 2 buah, cash box

(penyimpan uang) 4 buah, penghancur kertas 1 buah, pemotong kertas 1 buah,

mesin pembendel 1 buah, time recorder 1 buah, jam dinding 50 buah, stop

woch 4 buah, mesin foto copy 2 buah, tabung gas 2 buah, kompor gas 1 buah,

kursi plastik 350 buah.


59

Adapun struktur organisasi SMK Negeri 1 Tanggul adalah sebagai berikut:

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH PENASEHAT


AGUS BUDIARTO

KORLAK TU
SRI FARIDA

URS. KEPEGAWAIAN
SAMSIDAR

URS. KEUANGAN
MUKHLIS

URS. UMUM
SLAMET

URS. INVENTARIS
SENIMAN

URS. KESISWAAN
ABD. GHOFUR

WAKA KURIKULUM WAKA HUMAS/DU-DI WAKA KESISWAAN WAKA SRPRAS


AGUS WARDOYO, SE Drs. BUDI HARTANTO Drs. WAHONO Drs. DWI CAHYONO

KAJUR. ADPER KAJUR. AK KAJUR. PENJUALAN KAJUR. RPL BIMB. KEJURUAN


R.R. RETNO,SPd. SUHARIYANTO, SE. Dra. TITIK S. KUKUH S. SPd. Hj. ISNAYAH. SPd

GURU

1 2 5 7 8 9 11 13 14 15 16 17

18 19 22 24 25 26 28 30 31 32 33 34

35 36 39 41 42 43 45 47 48 49 50 51

52 53 56 58 59 60 62 64 65 66 67 68

SISWA - SISWI

Gambar 2: Struktur Organisasi Sekolah


(Sumber: Laporan Manajemen Sekolah SMK Negeri 1 Tanggul, 2009)
60

B. Paparan Data

1. Paparan Data Pra Tindakan

Observasi awal yang dilakukan pada hari Selasa, 15 September 2009.

Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan Wakasek bidang

kurikulum yaitu Bapak Agus Wardoyo, SE. untuk menanyakan kesediaan

pihak sekolah sebagai obyek penelitian, setelah itu Wakasek kurikulum

meminta peneliti untuk menemui kepala sekolah dengan membawa surat

pengantar dari Universitas Negeri Malang.

Setelah meminta izin mengadakan penelitian di sekolah tersebut,

Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 1 Tanggul

memberi tanggapan yang positif dan beliau menanyakan mengenai maksud

dari judul penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti kemudian

memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian yang

akan dilaksanakan sekaligus memberikan rancangan proposal penelitian.

Pada tanggal 1 Oktober peneliti datang ke SMK Negeri 1 Tanggul

untuk bertemu dengan Ibu Tantina, S.Pd selaku wali kelas X AP 1 untuk

memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian,

beliau memberikan tanggapan yang positif. Kemudian peneliti menemui Ibu

Retno, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Komunikasi untuk menanyakan

tentang materi yang akan diajarkan pada semester gasal untuk mata

pelajaran komunikasi.

Pada tanggal 31 Oktober peneliti berkunjung ke SMK Negeri 1

Tanggul dan bertemu dengan Ibu Retno, S.Pd. untuk mendiskusikan

mengenai rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, dimana hasil


61

diskusi tersebut disepakati bahwa penerapan pembelajaran ini sebaiknya

diterapkan di kelas X AP 1, Penentuan ketuntasan belajar siswa didasarkan

standar kompetensi minimum yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 70

untuk program produktif. Seorang siswa dianggap tuntas belajar apabila

siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya mendapatkan nilai

70 dan suatu kelas dianggap tuntas belajar jika 85% dari jumlah siswa

memperoleh nilai sekurang-kurangnya 70. Selain itu peneliti juga meminta

daftar nama siswa kelas X AP 1 dan hasil belajar siswa selama ini berupa

daftar nilai ulangan harian 1 dan ulangan harian 2 siswa kelas X AP 1 pada

mata pelajaran Komunikasi semester gasal.

Pada kesempatan ini peneliti diberikan kesempatan empat kali

pertemuan untuk penelitian pada mata pelajaran komunikasi khususnya

pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) yang

dilakukan pada minggu-minggu awal bulan Desember 2009. Peneliti juga

menjelaskan bahwa sebelum memasuki pembelajaran akan diadakan pre

test, kemudian pembagian kelompok yang telah diatur, diskusi kelompok,

dan yang terakhir adalah post test.

2. Paparan Data Siklus 1

Dalam siklus 1 kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi

dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :


62

a. Tahap Perencanaan Siklus 1

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata

pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi (lampiran 3.a),

2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya

materi surat pribadi (lampiran 4.a),

3) Menyiapkan soal pre test dan post test terkait mata pelajaran

komunikasi khususnya materi surat pribadi siklus 1 untuk mengetahui

data hasil belajar siswa (lampiran 5.a),

4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi

khususnya materi surat pribadi (lampiran 6.a),

5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam

menerapkan rencana pembelajaran pada siklus 1 (lampiran 7.a),

6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 1

(lampiran 8.a),

7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh

data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada

siklus 1 (lampiran 9.a),

8) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11),

9) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu

Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat yaitu Muhammad

Lutfar untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan


63

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang

dilakukan oleh observer.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1

Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, peneliti terlebih dahulu

melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran komunikasi Ibu Retno,

S.Pd. tentang teknik dan prosedur pelaksanaan praktek pembelajaran

siklus 1. Kemudian pelaksanaannya diadakan pada hari Senin tanggal 7

Desember 2009 pada jam pertama (07.00-08.30 WIB).

Pada tindakan siklus 1 ini peneliti menerapkan pembelajaran

kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi khususnya

pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat).

Pelaksanaan dalam pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap

awal, tahap inti, dan tahap akhir.

Setelah peneliti, guru dan teman sejawat memasuki ruangan kelas

X AP 1 yang digunakan sebagai penelitian, kegiatan awal yang dilakukan

adalah membuka pelajaran dengan salam dan presensi oleh peneliti.

Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri

dan menjelaskan tentang kompetensi dasar dan indikator pencapaian

hasil belajar dalam pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-

menyurat), peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan melakukan

komunikasi tertulis (surat-menyurat) tersebut kemudian melakukan tanya

jawab dengan siswa untuk memotivasi siswa.


64

Peneliti memberikan soal pre test berupa 5 soal essay yang harus di

kerjakan peserta didik, pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan

pembelajaran, dalam mengerjakan soal pre test siswa diharuskan

mengerjakan sendiri dan tidak boleh saling membantu. Nilai pre test ini

digunakan sebagai nilai dasar sebagai acuan dalam menentukan poin

peningkatan individu dan digunakan juga untuk menentukan pembagian

kelompok siswa. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut:
65

Tabel 4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1

Ketuntasan
Kelompok Nama Siswa Nilai Pre Test
Sudah Belum
Achmad Sahroni 70 √
Amalia Evawati 70 √
Anggi Dwi Astutik 50 √
Anis Zubaidah 60 √
Aprilia Purwati 50 √
Apriliana Ismi Azizah 50 √
Aris Santoso 60 √
Betty Puspitasari 50 √
Dwi Nurkumalasari 50 √
Elis Susanti 50 √
Farisatul Hilmi Astutik 60 √
Hilda Intan Posita 70 √
Iin Sugesti Yantika Sari 50 √
Iir Irawati 60 √
Ika Agustin 50 √
Jazusta Septri Andani 60 √
Khoirul Anam 50 √
Kun Bariah 30 √
Kusnul Khotimah 80 √
Lailatul Nur Miftakul J 50 √
Mila Triana Dewi 70 √
Nike Zuhrotun Ainun Nisa 50 √
Nindis Amanda 50 √
Nofita Puput Setyowati 50 √
Novita Vatarani 30 √
Nur Farida 70 √
Nur Riski Arini Afifah 50 √
Nurul Istiqomah 70 √
Rini Agustina 50 √
Rochmawati 70 √
Sekar Wigati 60 √
Siti Husniatur Rofi'ah 50 √
Siti Junaidah 50 √
Siti Yuliati 50 √
Suhartini 50 √
Ultamila 60 √
Viona Ega Paramuditasari 40 √
Wahyudi 60 √
Winda Dwi Arum Sari 70 √
Yuris Sugiono 50 √
Rata-rata Kelas 55,50
Jumlah 9 31
Presentase 22,50% 77,50%
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
66

Dari perolehan nilai pre test dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar

siswa adalah 55,50. Diperoleh nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi

adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar

sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah

77,50% (31 siswa). Kemudian siswa dipersilahkan untuk membentuk

kelompok yang terdiri dari 4 orang sesuai dengan kehendak mereka.

Kegiatan selanjutnya peneliti meminta siswa untuk duduk

berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sendiri oleh

siswa, kemudian peneliti menjelaskan aturan dalam pembelajaran

kooperatif dengan metode STAD, yaitu: 1) setiap anggota kelompok

harus berbagi gagasan dan pengalaman untuk memecahkan masalah yang

diberikan sebagai bahan diskusi, 2) semua anggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama, 3) harus menghargai pendapat, saling

memberi, dan menerima pendapat anggota masing-masing, 4) setiap

anggota kelompok harus saling membantu jika menghadapi masalah

sebelum meminta pertolongan peneliti, 5) masing-masing kelompok

dilarang mengganggu jalannya diskusi kelompok lain.

Pada saat siswa membentuk kelompok terjadi sedikit kegaduhan

karena siswa belum terbiasa untuk membuat kelompok sendiri, tetapi

setelah diberi penjelasan dan peringatan oleh peneliti agar tidak gaduh

dan dibantu dalam pembentukan kelompok, maka suasana menjadi

tenang kembali. Kemudian peneliti memberikan tugas untuk didiskusikan

oleh masing-masing kelompok. Pada waktu diskusi peneliti berjalan


67

berkeliling sambil memantau pekerjaan kelompok dan membantu jika

kelompok yang ada mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.

Sebagian besar kelompok sudah dapat bekerja sama dengan baik,

hal ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan dalam tiap-tiap

kelompok, mereka mendengarkan pendapat dari anggota kelompok,

mengajukan pendapat, maupun membagi tugas dalam kelompok. Namun

masih ada beberapa kelompok yaitu kelompok 1 dan 4 yang mengerjakan

secara individual dan ada yang bersikap pasif dalam kelompok,

menghadapi hal tersebut peneliti langsung mendekati kelompok tersebut

lalu memberikan motivasi dan mendorong siswa tersebut untuk bekerja

sama dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai berdiskusi peneliti meminta siswa

membacakan hasil diskusi kelompok tersebut dan yang lainnya diminta

memberi tanggapan atau mengajukan pertanyaan sesuai bahasan

kelompok tersebut. Kemudian setelah selesai salah seorang siswa diminta

untuk memberikan kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Karena waktu

pembelajaran hampir habis maka peneliti menyudahi diskusi tersebut

dengan memberikan kesimpulan dari semua pembahasan tentang pokok

bahasan surat niaga tersebut dan tiap kelompok diminta untuk

mengumpulkan hasil diskusinya masing-masing. Setelah itu diadakan

post test siklus 1, kemudian membagikan lembar soal tersebut kepada

siswa. Waktu yang diberikan peneliti kepada siswa untuk mengerjakan

soal tersebut adalah sekitar 10-15 menit. Setelah selesai peneliti

menyuruh siswa untuk mengumpulkan soal post test yang telah dibagikan
68

tadi. Adapun hasil dari post test setelah dianalisis dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1


Ketuntasan
Kelompok Nama Siswa Nilai Post Test
Sudah Belum
Achmad Sahroni 50 √
Kun Bariah 90 √
1
Novita Vatarani 70 √
Viona Ega Paramuditasari 80 √
Anggi Dwi Astutik 90 √
Aprilia Purwati 50 √
2
Apriliana Ismi Azizah 70 √
Betty Puspitasari 70 √
Dwi Nurkumalasari 70 √
Elis Susanti 70 √
3
Iin Sugesti Yantika Sari 70 √
Ika Agustin 80 √
Khoirul Anam 60 √
Lailatul Nur Miftakul J 70 √
4
Nike Zuhrotun Ainun Nisa 70 √
Nindis Amanda 70 √
Nofita Puput Setyowati 70 √
Nur Riski Arini Afifah 60 √
5
Rini Agustina 90 √
Siti Husniatur Rofi'ah 70 √
Siti Junaidah 70 √
Siti Yuliati 70 √
6
Suhartini 50 √
Yuris Sugiono 60 √
Anis Zubaidah 50 √
Aris Santoso 80 √
7
Farisatul Hilmi Astutik 70 √
Iir Irawati 70 √
Jazusta Septri Andani 50 √
Sekar Wigati 70 √
8
Ultamila 70 √
Wahyudi 50 √
Amalia Evawati 80 √
Hilda Intan Posita 70 √
9
Mila Triana Dewi 80 √
Nur Farida 50 √
Nurul Istiqomah 50 √
Rochmawati 70 √
10
Winda Dwi Arum Sari 70 √
Kusnul Khotimah 80 √
Rata-rata Kelas 68,25
Jumlah 29 11
Presentase 72,50% 27,50%
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
69

Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes

siswa adalah 68,25. Nilai terendah yang diperoleh adalah 50 dan nilai

tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas

belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar

sebesar 27,50% (11 siswa).

c. Tahap Observasi Siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru mata pelajaran

komunikasi dan seorang rekan sejawat selamat kegiatan berlangsung

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Pada saat mengerjakan pre test masih banyak siswa yang bekerja

sama, menyontek, dan membuka buku. Melihat hal itu peneliti

menegur dan memberitahukan bahwa soal ini hanya untuk mengukur

pengetahuan siswa akan pokok bahasan selanjutnya dan menjadi nilai

tambahan untuk mata pelajaran komunikasi, setelah itu siswa mulai

serius dalam mengerjakan.

2) Pada saat diskusi kelompok ada sebagian anggota kelompok yang

terlihat mengerjakan tugas lainnya, membaca buku, mendengarkan

musik, dan bercanda dengan teman-temannya.

3) Sebagian besar siswa kurang berani bicara di depan kelas untuk

membacakan hasil diskusinya. Hal itu mungkin disebabkan karena

saat maju mereka takut di ejek-ejek oleh teman-temannya.

4) Kegiatan diskusi kelompok kurang efisien karena menggunakan

waktu yang lama dan dalam kelompok kurang ada kerja sama

layaknya sebuah kelompok.


70

5) Pada saat post test siswa sudah mulai mengerjakan secara individu dan

tidak tampak ada kecurangan.

Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat

bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi

kelompok. Mereka bertukar pendapat, saling belajar, saling memberi dan

menerima gagasan maupun pendapat orang lain, yang mengerti memberi

tahu yang belum mengerti dan di kelas telah tercipta suasana yang

kondusif. Hasil observasi peneliti dan teman sejawat meliputi aktivitas

dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diuraikan

sebagai berikut:

1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran

Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase,

adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian “ya”) mendapatkan

skor 1, sedangkan untuk penilaian “tidak” (tidak munculnya

deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masing-

masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor,

kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut

skor perolehan
Persentase nilai rata  rata   100 %
skor maksimal

Kategori taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai

berikut:
71

Tabel 4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan


Taraf Keberhasilan Kategori Nilai
86-100 Sangat Baik A
66-85 Baik B
46-65 Cukup C
26-45 Kurang D
0-25 Sangat Kurang E
(Sumber: Silabus KTSP SMK Negeri 1 Tanggul, 2009)

Hasil observasi kedua pengamat yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan

M. Lutfar terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1


Pengamat 1 Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap
muka (memberi salam dan √ √
mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa. √ √
3. Mengingatkan materi yang akan
√ √
dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin
√ √
dicapai.
5. Memberikan Pre Test √ √
6 Mengembangkan pengetahuan awal. √ √
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student Teams √ √
Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok √ √
9. Membagikan topik diskusi sebagai
√ √
pengganti pertanyaan lisan kepada siswa.
10 .Meminta siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa √ √
tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing
√ √
kelompok untuk menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. √ √
13..Memberikan post test √ √
14. Melakukan refleksi. √ √
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir
√ √
tatap muka.
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
72

Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh

adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah

skor yang diperoleh adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30.

Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.3

jumlah skor keseluruhan adalah 56 dan skor maksimal adalah 60.

Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah

56
x100 %  93,33 % , hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
60

observasi kedua pengamat keberhasilan kegiatan penelitian termasuk

dalam kategori A.

2) Hasil Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran

Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan

analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama

dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan peneliti.

Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:


73

Tabel 4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran


Pengamat 1 Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal
√ √
tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan
√ √
oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan
√ √
dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin
√ √
dicapai.
5. Mengerjakan pre test √ √
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student Teams √ √
Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok √ √
8. Siswa menerima topik diskusi. √ √
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang
√ √
mengetahui jawaban tersebut dengan
benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. √ √
11. Memperhatikan tanggapan terhadap
√ √
jawaban dari temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang
√ √
telah dibahas.
13. Mengerjakan post test √ √
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan
√ √
oleh guru tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap
√ √
muka
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh

adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah

skor yang diperoleh adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30.

Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.5

jumlah skor keseluruhan adalah 44 dan skor maksimal adalah 60.

Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah

44
x100 %  73,33 %
60

Hal ini dapat diartikan berdasarkan observasi kedua pengamat

maka taraf keberhasilan siswa termasuk dalam kategori B. Pada


74

indikator 4 yaitu memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai

memang pada awalnya siswa kurang memperhatikan sehingga suasana

kelas menjadi gaduh pada saat peneliti menyampaikan kompetensi

yang ingin dicapai tetapi setelah diberi teguran, mereka

memperhatikan kembali. Begitu pula pada indikator 9, 11, dan 14

siswa juga belum dapat melaksanakannya. Kekurangan yang terjadi

pada siklus 1 akan dijadikan catatan bagi peneliti untuk mengadakan

perbaikan pada siklus 2.

3) Hasil Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak

terekam dalam lembar observasi aktivitas guru maupun siswa

sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam

pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun hasil catatan lapangan yang

diperoleh adalah sebagai berikut.

a) Saat pre test banyak siswa yang saling contek.

b) Pada waktu peneliti menjelaskan aturan main dalam pembelajaran

kooperatif metode STAD, siswa mulai gaduh karena mereka

kurang senang diatur dalam masalah berkelompok, hal ini

disebabkan mereka lebih senang jika berkelompok dengan teman-

teman akrab mereka masing-masing.

c) Ada beberapa siswa yang meminta izin ke kamar mandi namun

tidak kembali sampai jam pembelajaran usai.

d) Penerapan waktu dalam rencana pembelajaran ternyata tidak dapat

dilaksanakan, sehingga pada akhir pembelajaran peneliti tidak


75

dapat memberikan refleksi pada siswa tentang materi yang telah

dibahas.

d. Tahap Refleksi Siklus 1

Setiap akhir siklus dilaksanakan refleksi tindakan yang didasarkan

pada hasil observasi, dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk

menentukan apakah tindakan pada siklus 1 berhasil atau belum.

Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan oleh observer

terhadap aktivitas peneliti dalam kategori ”sangat baik” tetapi

pengamatan terhadap aktivitas siswa menunjukkan taraf keberhasilan

dalam kategori ”baik” (73,33%). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam

tindakan siklus 1 siswa belum sepenuhnya memenuhi indikator yang

harus dikuasai, sehingga pada tindakan siklus 2 diharapkan siswa lebih

termotivasi agar indikator dalam aspek pembelajaran kooperatif dapat

dikuasai.

Pelaksanaan pre test maupun post test tindakan siklus 1 berjalan

dengan lancar. Berdasarkan hasil belajar siklus 1, hasil post test didapat

rata-rata nilai kelas adalah 68,25 hal ini meningkat dibandingkan dengan

pre test yaitu 55,50. tetapi dalam hal ketuntasan belajar kelas X AP 1

belum memenuhi syarat yaitu masih 72,50% siswa yang mendapatkan

nilai paling sedikit 70, dimana ketentuan ketuntasan belajar suatu kelas

adalah 85% dari siswa mendapatkan nilai 70.

Peneliti menyimpulkan dalam tindakan siklus 1 bahwa proses

adaptasi dan sosialisasi sudah baik meskipun masih ada beberapa siswa

yang masih enggan untuk mengemukakan pendapatnya, hal ini mungkin


76

disebabkan karena mereka masih belum biasa dengan pembelajaran

kooperatif dengan metode STAD, di antara anggota kelompok terkadang

masih ada yang menganggap remeh pendapat yang diutarakan oleh

anggota kelompok lain, siswa masih malu bertanya jika mereka merasa

tidak bisa, dan siswa kurang memperhatikan petunjuk dari peneliti.

Dalam tindakan selanjutnya peneliti mencoba untuk lebih

memotivasi siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara lisan dan juga

menekankan betapa pentingnya anggota kelompok untuk saling belajar,

saling berbagi, saling memberi, dan saling menerima pendapat orang

lain, karena keberhasilan kelompok tergantung pada keaktifan setiap

anggota dalam kelompok tersebut.

3. Paparan Data Siklus 2

Dalam tindakan siklus 2 kegiatan yang dilakukan meliputi

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut

a. Tahap Perencanaan Siklus 2

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata

pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga (lampiran 3.b),

2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya

materi surat niaga (lampiran 4.b),


77

3) Menyiapkan soal post test siklus 2 terkait mata pelajaran komunikasi

khususnya materi surat niaga pada siklus 2 untuk mengetahui data

hasil belajar siswa (lampiran 5.b),

4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi

khususnya materi surat niaga (lampiran 6.b),

5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam

menerapkan rencana pembelajaran pada silkus 2 (lampiran 7.b),

6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2

(lampiran 8.b),

7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh

data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada

siklus 2 (lampiran 9.b),

8) Menyiapkan angket respons siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif metode STAD (lampiran 10)

9) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11)

10) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu

Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat Muhammad Lutfar

untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang dilakukan oleh

observer.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 10 Desember 2009 (07.00-08.30 WIB). Pokok bahasan dalam

tindakan siklus 2 ini adalah surat niaga. Berdasarkan rencana


78

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya pembelajaran dibagi

menjadi 3 tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.

Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu

kegiatan rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresensi

siswa). Sebelum menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian

hasil belajar, peneliti mengingatkan kembali pokok bahasan yang telah

dibahas sebelumnya yaitu pokok bahasan komunikasi tertulis (surat-

menyurat) secara umum dikarenakan pada tindakan siklus 1 peneliti

belum memberikan refleksi terhadap pokok bahasan yang telah dibahas,

dan peneliti memberikan pertanyaan tentang pokok bahasan tersebut,

disini banyak terlihat siswa-siswi sangat antusias menjawab. Kemudian

dilanjutkan dengan mengingatkan kembali aturan main dalam

pembelajaran kooperatif metode STAD. Sebelum memulai pelajaran

peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang kompetensi dasar dan

indikator pencapaian hasil belajar dalam pokok bahasan surat niaga,

peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan surat niaga tersebut.

Peneliti memberikan soal pre test berupa 2 buah soal essay yang

harus di kerjakan peserta didik. Berbeda dari siklus 1, pada siklus 2 ini

para siswa mulai mengerjakan soal secara individu dan tidak ada lagi

kecurangan. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:
79

Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2

Ketuntasan
Kelompok Nama Siswa Nilai Pre Test
Sudah Belum
Achmad Sahroni 70 √
Amalia Evawati 70 √
Anggi Dwi Astutik 60 √
Anis Zubaidah 80 √
Aprilia Purwati 50 √
Apriliana Ismi Azizah 70 √
Aris Santoso 60 √
Betty Puspitasari 70 √
Dwi Nurkumalasari 70 √
Elis Susanti 50 √
Farisatul Hilmi Astutik 60 √
Hilda Intan Posita 50 √
Iin Sugesti Yantika Sari 60 √
Iir Irawati 70 √
Ika Agustin 60 √
Jazusta Septri Andani 70 √
Khoirul Anam 60 √
Kun Bariah 60 √
Kusnul Khotimah 60 √
Lailatul Nur Miftakul J 50 √
Mila Triana Dewi 80 √
Nike Zuhrotun Ainun Nisa 60 √
Nindis Amanda 80 √
Nofita Puput Setyowati 50 √
Novita Vatarani 50 √
Nur Farida 70 √
Nur Riski Arini Afifah 50 √
Nurul Istiqomah 70 √
Rini Agustina 80 √
Rochmawati 60 √
Sekar Wigati 60 √
Siti Husniatur Rofi'ah 70 √
Siti Junaidah 60 √
Siti Yuliati 70 √
Suhartini 50 √
Ultamila 70 √
Viona Ega Paramuditasari 60 √
Wahyudi 60 √
Winda Dwi Arum Sari 60 √
Yuris Sugiono 70 √
Rata-rata Kelas 63,25
Jumlah 17 23
Presentase 42,50% 57,50%
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
80

Dari perolehan nilai pre test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil

belajar siswa adalah 63,25. Diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai

tertinggi adalah 80. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas

belajar sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar

adalah 57,50% (23 siswa).

Setelah selesai para siswa disuruh duduk berkelompok, berbeda

dengan siklus sebelumnya dimana siswa dipersilahkan untuk menentukan

sendiri anggota kelompoknya, maka pada siklus 2 ini siswa dibagi ke

dalam kelompok secara heterogen, kemudian masing-masing kelompok

diberi tugas untuk didiskusikan. Sementara diskusi sedang berlangsung

peneliti berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk

memantau dan memberikan bimbingan bagi kelompok yang merasa

kesulitan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya

selanjutnya peneliti menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok

untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok masing-masing di depan

kelas dan kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil diskusi

kelompok lain. Dalam diskusi kali ini siswa terlihat lebih antusias

mengikuti jalannya diskusi, dan ada juga yang menanggapi dengan

memberikan tambahan untuk kelompok tersebut.

Setelah dirasa cukup siap peneliti membagikan soal post test untuk

siklus 2, dalam mengerjakan soal tes tersebut siswa terlihat tertib dan

tidak ada siswa yang melakukan kecurangan lagi, dan siswa

membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk mengerjakan soal-


81

soal tersebut. Setelah dianalisis hasil post test pada siklus 2 dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2


Ketuntasan
Kelompok Nama Siswa Nilai Post Test
Sudah Belum
Rochmawati 60 √
Kusnul Khotimah 90 √
1
Hilda Intan Posita 70 √
Nurul Istiqomah 90 √
Wahyudi 70 √
Betty Puspitasari 80 √
2
Nofita Puput Setyowati 90 √
Nur Farida 100 √
Anis Zubaidah 70 √
Aris Santoso 80 √
3
Farisatul Hilmi Astutik 80 √
Jazusta Septri Andani 80 √
Anggi Dwi Astutik 70 √
Dwi Nurkumalasari 80 √
4
Nike Zuhrotun Ainun Nisa 60 √
Nindis Amanda 70 √
Rini Agustina 90 √
Siti Yuliati 80 √
5
Yuris Sugiono 70 √
Viona Ega Paramuditasari 70 √
Novita Vatarani 90 √
Amalia Evawati 80 √
6
Mila Triana Dewi 70 √
Winda Dwi Arum Sari 70 √
Iir Irawati 70 √
Ultamila 70 √
7
Aprilia Purwati 70 √
Apriliana Ismi Azizah 80 √
Elis Susanti 80 √
Iin Sugesti Yantika Sari 90 √
8
Ika Agustin 70 √
Khoirul Anam 80 √
Lailatul Nur Miftakul J 70 √
Nur Riski Arini Afifah 70 √
9
Siti Husniatur Rofi'ah 80 √
Siti Junaidah 70 √
Suhartini 80 √
Achmad Sahroni 80 √
10
Sekar Wigati 60 √
Kun Bariah 80 √
Rata-rata Kelas 76,50
Jumlah 37 3
Presentase 92,50% 7,50%
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
82

Dari perolehan nilai post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil

belajar siswa adalah 76,50. diperoleh nilai terendah adalah 60 dan nilai

tertinggi adalah 100. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas

belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar

adalah 7,50% (3 siswa). Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test

siswa pada tindakan siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus

2 ini mengalami peningkatan sebesar 8,25.

Pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2009, di saat jam kosong

peneliti meminta siswa-siswi X AP 1 untuk mengisi angket siswa.

Angket yang dibagikan kepada siswa terdiri dari 11 pertanyaan sejumlah

40 angket.

c. Tahap Observasi Siklus 2

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer yaitu Ibu

RR. Retno, S.Pd dan M. Lutfar selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, terlihat siswa senang dengan pembelajaran dengan diskusi

dalam kelompok. Dalam diskusi siklus 2 ini masing-masing anggota

kelompok berani memberikan pendapat dan anggota-anggota lain tidak

menganggap remeh pendapat dari anggota lain. Dalam pengerjaan soal-

soal pre test dan post test siswa terlihat lebih tertib dan tidak ada lagi

kecurangan-kecurangan seperti yang terlihat pada siklus 1. Hasil

observasi kedua pengamat meliputi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran


83

Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase,

adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian “ya”) mendapatkan

skor 1, sedangkan untuk penilaian “tidak” (tidak munculnya

deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masing-

masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor,

kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut

skor perolehan
Persentase nilai rata  rata   100 %
skor maksimal

Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2

Pengamat 1 Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap
muka (memberi salam dan √ √
mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa. √ √
3. Mengingatkan materi yang akan
√ √
dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin
√ √
dicapai.
5. Memberikan Pre Test √ √
6 Mengembangkan pengetahuan awal. √ √
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student Teams √ √
Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok √ √
9. Membagikan topik diskusi sebagai
√ √
pengganti pertanyaan lisan kepada siswa.
10 .Meminta siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa √ √
tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing
√ √
kelompok untuk menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. √ √
13..Memberikan post test √ √
14. Melakukan refleksi. √ √
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir
√ √
tatap muka.
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
84

Hasil data observasi yang dilakukan oleh dua pengamat dapat

dilihat pada tabel diatas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil

observasi dari pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 30

sedangkan skor maksimal adalah 30. Hasil observasi pengamat 2

jumlah skor yang diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 30.

Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.4 maka

jumlah skor yang diperoleh adalah 60 yang didapat dari penjumlahan

total skor pengamat 1 dan pengamat 2. Dengan demikian persentase

60
nilai rata-rata adalah  100 %  100 % , hal ini dapat diartikan
60

berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan

kegiatan peneliti pada siklus 2 termasuk dalam kategori A.

2) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran

Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan

analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama

dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan. Observasi

kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:


85

Tabel 4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Pengamat 1 Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal
√ √
tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan
√ √
oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan
√ √
dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin
√ √
dicapai.
5. Mengerjakan pre test √ √
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran
kooperatif metode Student Teams √ √
Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok √ √
8. Siswa menerima topik diskusi. √ √
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang
√ √
mengetahui jawaban tersebut dengan
benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. √ √
11. Memperhatikan tanggapan terhadap
√ √
jawaban dari temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang
√ √
telah dibahas.
13. Mengerjakan post test √ √
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan
√ √
oleh guru tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap
√ √
muka
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh

adalah 30 dan skor maksimal adalah 30. Sedangkan untuk pengamat 2

jumlah skor yang diperoleh adalah 30 sedangkan skor maksimal

adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada

tabel 4.5 jumlah skor yang diperoleh adalah 60, maka persentase nilai

60
rata-rata adalah  100%  100% hal ini dapat diartikan bahwa
60

berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan

kegiatan siswa termasuk dalam kategori A. Berbeda dengan siklus 1


86

yang hanya memperoleh persentase dengan nilai rata-rata 73,3%

dengan kategori B.

3) Hasil Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak

direkam dalam lembar observasi baik pada lembar observasi peneliti

sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam

pelaksanaan pembelajaran pada sikus 2. Hasil catatan lapangan yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

a) Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa yang sebelumnya

malu mengemukakan pendapat kini sudah berani mengemukakan

pendapatnya.

b) Pengerjaan pre test dan post test lebih cepat dan tidak ada

kecurangan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

c) Siswa dapat membangun kerja sama yang baik antar anggota

kelompok.

d) Siswa mulai dapat menghargai pendapat kelompok lain.

d. Tahap Refleksi Siklus 2

Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus

2 sudah berhasil apa belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang

dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam ketepatan

menerapkan rencana pembelajaran menunjukkan taraf keberhasilan

dalam kategori A dan aktivitas siswa dalam pembelajaran juga

menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A. Pada siklus 2 siswa

yang sebelumnya malu mengemukakan pendapat pada siklus 1 sudah


87

berani mengemukakan pendapatnya. Dalam pelaksanaan post test siklus

2 sudah tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan kecurangan seperti

yang terjadi pada siklus 1, mereka mengerjakan soal post test dengan

sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil post test diketahui umumnya siswa

menjawab dengan benar. Dan hasil tes akhir siklus 2 diperoleh bahwa

nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu sebesar 76,50 jika

dibandingkan dengan post test siklus 1 yaitu sebesar 68,25.

Dalam tindakan siklus 2 peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa keaktifan siswa sangat baik dibandingkan dengan siklus 1, banyak

siswa yang berani bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti,

siswa yang dulu tidak berani berkomunikasi di depan kelas kini mereka

sudah berani. Dapat dikatakan penerapan pembelajaran kooperatif

metode STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

e. Respons Siswa terhadap Model Pembelajaran Metode STAD

Peneliti menyebar angket kepada 40 siswa pada saat jam pelajaran

yang kosong. Penyebaran angket respons siswa ini dilakukan untuk

mengetahui respons siswa sebagai subyek penelitian terhadap

pembelajaran kooperatif metode STAD. Hasil respons siswa terhadap

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:


88

Tabel 4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap pembelajaran STAD


No Sifat Pertanyaan SS S TS STS Jumlah
Pernyataan
1 Positif 12 28 0 0 40
2 Positif 21 19 0 0 40
3 Positif 11 29 0 0 40
4 Positif 11 29 0 0 40
5 Positif 8 31 1 0 40
6 Positif 20 20 0 0 40
7 Positif 15 25 0 0 40
8 Positif 7 31 2 0 40
9 Positif 14 26 0 0 40
10 Positif 11 29 0 0 40
11 Positif 17 21 2 0 40
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

Keterangan :

SS = Sangat Setuju diberi skor 4


S = Setuju diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Dimana respons tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut :

4 SS  3 S  2 TS  1 STS
Skor rata  rata 
n

Skor total masing-masing pernyataan dibagi banyaknya siswa yang

mengisi angket dan hasilnya disebut skor rata-rata. Untuk menentukan

respons siswa digunakan kriteria sebagai berikut.

Kriteria Respons :

3 ≤ skor rata-rata < 4 = sangat positif


2 ≤ skor rata-rata < 3 = positif
1 ≤ skor rata-rata < 2 = negatif
0 ≤ skor rata-rata < 1 = sangat negatif

Untuk lebih jelasnya hasil dari kriteria respons siswa dapat dilihat

pada tabel 4.11 sebagai berikut:


89

Tabel 4.11 Kriteria Respons Siswa

No Respons siswa Kriteria


Pernyataan Respons
1 4 (12)  3 ( 28)  2 (0) 1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3,30
2 4 ( 21)  3 (19)  2 (0)  1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3,5

3 4 (9)  3 ( 29)  2 (0)  1 (0) Sangat positif


Skor rata  rata 
40
 3,24
4 4 (11)  3 ( 29)  2 (0)  1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3, 27
5 4 (8)  3 (31)  2 (1)  1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3,17
6 4 ( 20)  3 ( 20)  2 (0)  1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3,50

7 4 (15)  3 ( 25)  2 (0)  1 (0) Sangat positif


Skor rata  rata 
40
 3,37

8 4 (7)  3 (31)  2 ( 2)  1 (0) Sangat positif


Skor rata  rata 
40
 3,12

9 4 (14)  3 ( 26)  2 (0)  1 (0) Sangat positif


Skor rata  rata 
40
 3,35
10 4 (11)  3 ( 29)  2 (0)  1 (0) Sangat positif
Skor rata  rata 
40
 3,27

11 4 (17)  3 ( 21)  2 ( 2)  1 (0) Sangat positif


Skor rata  rata 
40
 3,37
(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)
90

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil respons siswa terhadap

pelaksanaan tindakan pembelajaran kooperatif metode STAD,

berdasarkan kriteria respons siswa pada tabel 4.11 di atas maka dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dalam pembelajaran

ini karena dapat meningkatkan rasa saling percaya sesama teman.

2. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya siswa mau

menerima ide dan pendapat dari orang lain

3. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa

dapat mengemukakan pendapat dengan baik.

4. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan

pembelajaran ini karena akan melatih siswa untuk berbagi

pengetahuan dengan teman yang lain.

5. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan

pembelajaran ini karena setiap anggota dalam kelompok harus dapat

menguasai materi yang didiskusikan

6. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang bekerja sama dalam

kelompok karena akan memupuk rasa saling membutuhkan.

7. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan

pembelajaran ini karena membuat siswa saling menghargai dan

berinteraksi satu dengan yang lainnya.

8. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan

pembelajaran ini karena dapat melatih kepemimpinan.


91

9. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa

lebih mudah memahami materi.

10. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa

harus aktif sehingga bagi mereka pembelajaran ini tidak

membosankan.

11. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya bahwa

penghargaan yang diberikan peneliti kepada siswa yang berprestasi

semakin memacu siswa untuk lebih giat belajar.

C. Temuan Penelitian

Adapun temuan penelitian yang diperoleh dari penerapan pembelajaran

kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:

1. Temuan Siklus 1

a. Pembelajaran kooperatif metode STAD baru pertama kali diterapkan di

SMK Negeri 1 Tanggul khususnya pada kelas X AP 1, sehingga siswa

belum bisa beradaptasi dengan penerapan pembelajaran tersebut karena

semula siswa terbiasa dengan pembelajaran secara individual sedangkan

dalam penerapan pembelajaran ini siswa dituntut untuk bekerja sama

secara kelompok.

b. Dalam siklus 1 siswa belum begitu antusias, mereka masih ragu-ragu

untuk berargumentasi, dan banyak siswa yang memberikan pendapat

dengan terbata-bata.

c. Waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran

sehingga peneliti tidak sempat menyampaikan refleksi.


92

d. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang pasif dan ada yang

mendominasi sehingga dapat dikatakan pembelajaran menjadi kurang

efektif.

2. Temuan Siklus 2

a. Siswa kelas X AP 1 mulai aktif dalam diskusi dan memberikan pendapat.

b. Dalam kelompok belajar mereka terlihat saling membagi pengetahuan,

saling belajar, bertukar pendapat, dan tidak terlihat lagi siswa yang

mendominasi maupun siswa yang pasif dalam diskusi.

c. Rasa percaya diri siswa sudah lebih baik dari pada siklus 1, hal ini

terlihat dari keberanian mereka untuk menjawab pertanyaan dari peneliti

maupun menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

d. Siswa kelas X AP 1 memberikan respons yang positif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode STAD berdasarkan tabel 4.11 tentang respons siswa terhadap

model pembelajaran kooperatif metode STAD.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada Mata


Pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab.
Jember

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah

model pembelajaran kooperatif metode STAD, dimana pada pembelajaran ini

siswa dituntut untuk berpikir aktif dan kreatif dalam memecahkan suatu

masalah. Pada pembelajaran kooperatif metode STAD siswa dikelompokkan

secara heterogen menurut prestasinya menjadi beberapa kelompok, dimana

dalam satu kelompok hanya terdiri dari 4 orang siswa, dengan tujuan agar

semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga timbul

interaksi antar sesama siswa yang saling memberikan motivasi untuk meraih

hasil belajar yang optimal.

Penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD dalam mata pelajaran

komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul sesuai dengan tata cara penerapan

pembelajarannya dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Pembahasan Materi pada Mata Pelajaran Komunikasi

Pembahasan materi mata pelajaran komunikasi dilakukan setelah

tahap awal pelaksanaan pembelajaran diselesaikan. Pembahasan materi

bertujuan agar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember

mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang akan didiskusikan, hal

93
94

ini sesuai dengan pernyataan Robert Salvin (dalam Noornia, 1997) yang

mengungkapkan bahwa “Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang

dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau

teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.

Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan

materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi”. Sehingga mereka dapat

berdiskusi dengan acuan yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya.

2. Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok siswa kelas X AP 1 dalam pembelajaran ini

diusahakan seheterogen mungkin baik didasarkan pada jenis kelamin, nilai

atau prestasi yang ditunjukkan pada mata pelajaran komunikasi, hal ini

sesuai dengan pernyataan Ibrahim (2000) yang mengungkapkan bahwa

“Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5

siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan

perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agama dan etnis

yang berbeda”. Dalam pembentukan kelompok di kelas X AP 1 SMK

Negeri 1 Tanggul ini peneliti membagi kelas menjadi 10 kelompok dengan

anggota masing-masing kelompok berjumlah 4 orang siswa.

3. Pembagian Lembar Kerja Siswa (Topik Diskusi)

Sesuai dengan pernyataan Maidiyah (1998) yang mengungkapkan

bahwa “Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang

sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan


95

materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan

dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan

tersebut.” Pembagian Lembar Kerja Siswa atau topik diskusi mata pelajaran

komunikasi ini dilakukan setelah peneliti menjelaskan kompetensi yang

akan dipelajari dan menerangkan materi secara garis besar, serta siswa kelas

X AP 1 sudah duduk berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok

yang telah ditentukan oleh peneliti.

4. Diskusi Kelompok

Dalam pengerjaan topik diskusi mata pelajaran komunikasi yang telah

diberikan peneliti, siswa kelas X AP 1 harus mengerjakan dengan diskusi

kelompok. Mereka harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar

anggota kelompoknya, berbagi dan menyimpulkan informasi serta saling

membantu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan peran peneliti hanya

sebagai fasilitator dimana peneliti akan membantu siswa jika mereka benar-

benar membutuhkan bantuan. rekan sejawat yaitu M. Lutfar dan guru mata

pelajaran komunikasi yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd yang dalam kegiatan ini

bertindak sebagai observer, berkeliling mengawasi jalannya diskusi.

5. Pembahasan Hasil Diskusi

Pembahasan hasil diskusi ini, peneliti menunjuk perwakilan dari tiap

kelompok untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok mereka dan

kelompok lain mendengarkan, memberikan tanggapan, maupun memberikan

sanggahan. Di akhir diskusi peneliti juga menunjuk salah satu siswa untuk

memberikan kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dibahas saat itu,
96

kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan penarikan kesimpulan

bersama yang dilakukan dalam kedua siklus tersebut.

6. Tes

“Sebelum dan setelah siswa bekerja dalam kelompok perlu diadakan

kuis untuk kemudian hasil dari kuis itu diberi skor sebagai acuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa” Maidiyah (1998). Berdasarkan

pernyataan tersebut maka, Tes untuk siswa kelas X AP 1 ini dibagi menjadi

dua yaitu pre test pada awal pembelajaran, hal ini ditujukan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pelaksanaan

tindakan pembelajaran dan untuk membandingkan kemampuan siswa

sebelum dan sesudah pemberian tindakan, dan post test pada akhir

pembelajaran, dalam mengerjakan tes ini diwajibkan untuk mengerjakan

secara individual. Jenis dan item pertanyaan untuk masing-masing tes

tersebut adalah sama.

B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten


Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi

Penerapan pembelajaran konvensional yang masih bersifat berpusat pada

guru (teacher centered), menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik

dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa

kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Tanggul dalam

mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu

diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam

pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi


97

Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran

Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka

proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton.

Kondisi akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik

siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa depan

siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok untuk

digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan

siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.

Menurut Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi

tindak lanjut dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru

berperan membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar mengajar

yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah bertindak

belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan

menggunakan hasil belajar sebagai acuannya.

Masih sering digunakannya model ceramah atau konvensional yang

hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran termasuk mata

pelajaran produktif seperti komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember,

membuat hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 tidak tercapai dengan

efisien dan optimal, hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang

diperoleh Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK


98

Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada

ulangan harian ke-1 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal,

sedangkan pada ulangan harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai

di atas minimal yang telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai

minimalnya adalah 70, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Padahal tidak semua materi komunikasi harus diajarkan dengan model ceramah

atau konvensional. Kenyataan pengajaran komunikasi yang seperti ini

menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

materi pokok sangatlah penting.

Oleh karena itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang lebih

kooperatif seperti metode STAD pada mata pelajaran Komunikasi, sehingga

akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling

mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan

tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga

meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

dan tercapainya tujuan belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

khususnya pada mata pelajaran Komunikasi.

C. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Dapat


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul
Kabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi

Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif

metode STAD telah menunjukkan suatu perbedaan dari hasil perolehan pre test

atau kemampuan awalnya dan hasil post test atau kemampuan akhirnya,
99

dimana pada hasil perolehan nilai post test siswa lebih tinggi dari pada

perolehan nilai pre test nya.

Dari penerapan tindakan siklus 1 diketahui bahwa hasil pre test

menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 55,50. diperoleh nilai terendah

adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 80. Jika dibandingkan dengan kriteria

ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 1 Tanggul yaitu

siswa dianggap tuntas belajar jika nilai pada program produktif ini sekurang-

kurangnya adalah 70 dan kelas dianggap tuntas dalam belajar jika 85% dari

jumlah siswa mendapat nilai sekurang-kurangnya 70, maka dari hasil tes ini

diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa

yang belum tuntas belajar sebesar 77,50% (31 siswa). Dari perolehan skor post

test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 68,25. Nilai terendah

yang diperoleh adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini

diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan

siswa yang belum tuntas belajar sebesar 27,50% (11 siswa). Dengan keaktifan

siswa pada tindakan siklus 1 ini masih dalam kategori “baik” dengan

persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 73,33%.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam hal ini peneliti dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada tindakan siklus 1 ini

dengan persentase 93,33%, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan termasuk kategori “sangat

baik”.
100

Dalam tindakan siklus 2 diketahui bahwa hasil pre test menunjukkan

nilai rata-rata siswa sebesar 63,25. diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai

tertinggi adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar

sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar

57,50% (23 siswa). Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata

hasil tes siswa adalah 76,50. Nilai terendah yang diperoleh adalah 60 dan nilai

tertinggi adalah 100. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas

belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar

7,50% (3 siswa). Dengan keaktifan siswa pada tindakan siklus 2 masuk dalam

kategori “sangat baik” dengan persentase rata-rata aktivitas siswa dalam

pembelajaran sebesar 100%. Demikian pula hasil observasi terhadap aktivitas

peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada

tindakan siklus 2 ini dengan persentase 100%, hal ini dapat diartikan bahwa

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan

termasuk kategori “sangat baik”. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

hal ini menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengelola pembelajaran

pada mata pelajaran komunikasi dengan pembelajaran kooperatif metode

STAD sudah sangat baik.

Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test siswa pada tindakan

siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus 2 ini mengalami

peningkatan sebesar 8,25%. Dengan kenaikan persentase keaktifan siswa

sebesar 26,7%.
101

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD memiliki perbedaan hasil

pre test dan post testnya, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan

penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD ini dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilaksankan oleh

Istikomah (2006) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode

STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMK Muhammadiyah

1 Semarang pada mata pelajaran akuntansi dengan kompetensi mengelola

administrasi dana kas bank dan kas kecil”. Hasil penelitiannya menunjukkan

peningkatan dari siklus 1 sebesar 13,16%, siklus 2 sebesar 19,48% dan siklus 3

sebanyak 26,56%. Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran

berlangsung. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus

2 sebesar 93,44% dan siklus 3 sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian

hasil belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan

siswa dengan mendapat nilai minimal 70.

D. Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember


terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada
Mata Pelajaran Komunikasi

Berdasarkan penelitian yang bersumber dari pembagian angket tentang

respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif metode STAD diperoleh data berupa angka-angka


102

yang menunjukkan betapa positifnya tanggapan siswa terhadap penerapan

model pembelajaran kooperatif metode STAD tersebut.

Dari masing-masing item soal yang berjumlah 11 pertanyaan

menyebutkan bahwa seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang

menunjukkan respons dengan kriteria yang sangat positif, hal itu terlihat dari

nilai rata-rata dari tiap pertanyaan adalah tidak kurang dari 3. Dimana dengan

skala nilai 1 sampai 4, nilai yang menunjukkan angka antara 3 dan 4 dikatakan

memiliki kriteria sangat positif.

Hal tersebut terlihat dari rata-rata siswa senang dengan pembelajaran

menggunakan model STAD karena dapat meningkatkan rasa saling percaya

antar teman dan bisa melatih mereka untuk berbagi pengetahuan dengan teman

serta dapat memupuk rasa saling percaya dan membutuhkan, siswa menjadi

lebih bisa menerima ide dan pendapat dari orang lain, selain itu hampir seluruh

siswa dapat mengemukakan pendapat mereka dengan baik, serta dapat melatih

siswa dalam hal kepemimpinan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini juga dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh

peneliti, dan melatih siswa untuk aktif untuk meraih prestasi dan memperoleh

penghargaan, begitu juga dengan penghargaan yang diberikan peneliti bagi

siswa yang berprestasi dapat memicu mereka untuk berlomba-lomba dalam

memperoleh nilai tertinggi sehingga dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif metode STAD ini semua siswa merasa sangat

senang dan tidak membosankan.


103

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD mendapatkan respons yang

sangat positif dari seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul

khususnya pada mata pelajaran produktif seperti komunikasi.

Sebagaimana pendapat dari M. Setyarini (2004), dalam penelitiannya

yang berjudul “Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Metode Cooperatif

Learnig tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia

Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Bandar Lampung”. Mengungkapkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja guru, serta Respons yang

positif dari siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode

STAD karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. SMK Negeri 1 Tanggul selama ini masih belum menggunakan model

kooperatif metode STAD, oleh karena itu peneliti mencoba melakukan

perubahan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

STAD untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan

hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul jika

dibandingkan dengan menggunakan model tradisional yang selama ini

diterapkan oleh guru mata pelajaran komunikasi di kelas tersebut.

2. Hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul selama

ini masih belum mencapai ketuntasan belajar dengan efektif dan efisien,

salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah penggunaan model

pembelajaran kang kurang beragam atau masih konvensional.

3. Hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul sebelum

diterapkannya model kooperatif metode STAD adalah kurang atau belum

maksimal dalam mencapai ketuntasan belajar. Akan tetapi hasil belajar

siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif metode STAD mengalami

peningkatan, dimana diketahui pada tindakan siklus 1 nilai post test siswa

meningkat dibanding nilai pre test mereka. Namun kelas belum memenuhi

104
105

syarat ketuntasan belajar karena yang tuntas belajar masih dibawah batas

minimum persentase ketuntasan belajar kelas. Pada tindakan siklus 2 nilai

post test siswa meningkat dibandingkan nilai pre test mereka. Diketahui

bahwa dalam tindakan siklus 2 ini kelas telah memenuhi taraf ketuntasan

belajar dimana persentase siswa yang tuntas belajar diatas batas minimum

persentase ketuntasan belajar kelas yaitu 85%.

4. Respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode

STAD sangat positif, siswa menganggap penerapan model tersebut sangat

bermanfaat bagi siswa karena metode tersebut telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar meraka, sehingga bagi guru mata pelajaran dan

guru mata pelajaran lainnya dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode STAD ini pada pokok bahasan lain yang memenuhi

karakteristik pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Selain itu sesuai dengan hasil angket respons siswa mengenai penerapan

STAD menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu dapat menumbuhkan rasa

kerja sama dan saling percaya antar siswa dalam bekerja kelompok, serta

dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan aktif dalam berpendapat atau

menanggapi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.


106

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan

adalah:

1. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul

Sekolah diharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai model atau

cara mengajar yang lebih beragam kepada guru mata pelajaran, agar guru

mampu menerapkan kepada siswa dengan cara yang lebih menarik.

2. Bagi Guru SMK Negeri 1 Tanggul

Guru hendaknya lebih meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih

aktif dalam memecahkan suatu masalah, saling bekerja sama antar siswa

dan memberikan bimbingan pada siswa untuk memecahkan suatu masalah.

Selain itu diharapkan untuk mempergunakan model pembelajaran yang

lebih bervariasi misalnya dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif.

3. Bagi Diknas

Diknas hendaknya dapat memberikan sosialisasi mengenai metode-metode

pembelajaran kooperatif terhadap guru atau sekolah melalui pelatihan atau

seminar dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan para pengajar

tentang model pembelajaran yang lebih menarik tersebut.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-

peneliti selanjutnya dalam penulisan karya ilmiahnya, selain itu dalam

menerapkan model kooperatif metode STAD ini dapat menggunakan lebih

dari satu topik diskusi untuk tiap-tiap kelompok agar lebih menarik dan
107

hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif, efisien dan sempurna.

Serta memosisikan observer secara terpisah agar data yang diperoleh lebih

baik.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekowati, P. 2006. Keefektifan Penerapan Metode Pembelajaran STAD Pada


Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X di
SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan Permasalahan Ekonomi.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang.

Handayanto, S.K. 2000. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: FPMIPA


Universitas Negeri Malang.

Hidayah, Nurul. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk


Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Biologi Konsep Ekologi
Semester II Siswa Kelas 1-5 SMU Negeri 8 Malang Tahun Ajaran
2003/2004. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas
Negeri Malang.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri


Surabaya.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Penerbit PT Gramedia Sarana Indonesia.

Maidiyah, E. 1998. Pembelajaran Kooperatif Pada Topik Pecahan di SD (Dalam


Upaya-Upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika dalam
Menghadapi Era Globalisasi: Perspektif Pembelajaran Alternatif
Kompetitif) Laporan Seminar Nasional Pendidikan Matematika 4 April
1998. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Mappa, Syamsu. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Dirjen Dikti.

Moleong, I. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noornia, A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD


pada Pengajaran Persen di Kelas VI SD Ma’arif 02 Singosari. Tesis
Tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Malang.

Nur, M. 1995. Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Ilmu Pendidikan IKIP Surabaya.


Surabaya: IKIP Surabaya.

108
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBL.
Malang: UM Press.

Sawali, Drs., 2009. dalam Penelitian Tindakan Kelas: pdf.


http://google.com/search.php: ”PTK siklus”/filetype:pdf.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Press.

Sulistyowati, E. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD Untuk


Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Ekonomi Siswa Kelas I
SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:


Kanisius.

Supriadi, Edi. 1995. Pengembangan Pembelajaran Pemrograman Komputer


dengan Metode Kooperatif. Cakrawala Pendidikan. XIV (1): 53-63.

Universitas Negeri Malang . 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi,


Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Keempat.
Malang: Biro Administrasi Perencanaan, dan Sistem Informasi bekerja
sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:


Gramedia.

109
LAMPIRAN-LAMPIRAN

110
Lampiran 1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 TANGGUL
MATA PELAJARAN : KOMUNIKASI
KELAS/SEMESTER : X/1
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)
DURASI PEMELAJARAN : 30 X 45 menit

ALOKASI
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN WAKTU SUMBER
INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI

1. Menerapkan  Memahami dasar-dasar  Dasar komunikasi  Menjelaskan dasar-dasar  Tes tertulis 25 6 8  Modul
Komunikasi tertulis komunikasi  Dasar surat-menturat komunikasi
(surat-menyurat)  Memahami dasar-dasar  Surat Pribadi  Menjelaskan bagian-bagian  Tes lisan  Buku
surat-menyurat  Surat Niaga surat referensi
 Memahami macam-  Menjelaskan bentuk-bentuk  Demonstrasi
macam surat pribadi surat  Internet
 Memahami macam-  Mengetahui macam-macam  Pengamatan
macam surat niaga surat pribadi
 Membuat macam-macam
surat pribadi
 Mengetahui macam-macam
surat niaga
 Membuat macam-macam
surat niaga

PROGRAM KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN SILABUS PRODUKTIF

111
Lampiran 2

Hasil Belajar Siswa X AP 1 untuk Mata Pelajaran Komunikasi

Nilai
No Nama L/P
UH1 UH2
1 Achmad Sahroni L 55 75
2 Amalia Evawati P 50 65
3 Anggi Dwi Astutik P 65 70
4 Anis Zubaidah P 65 80
5 Aprilia Purwati P 55 70
6 Apriliana Ismi Azizah P 65 75
7 Aris Santoso L 75 75
8 Betty Puspitasari P 55 80
9 Dwi Nurkumalasari P 75 65
10 Elis Susanti P 75 75
11 Farisatul Hilmi Astutik P 55 65
12 Hilda Intan Posita P 70 70
13 Iin Sugesti Yantika Sari P 55 80
14 Iir Irawati P 70 70
15 Ika Agustin P 70 75
16 Jazusta Septri Andani P 65 55
17 Khoirul Anam L 70 70
18 Kun Bariah P 75 75
19 Kusnul Khotimah P 70 85
20 Lailatul Nur Miftakul J P 65 70
21 Mila Triana Dewi P 80 60
22 Nike Zuhrotun Ainun Nisa P 75 80
23 Nindis Amanda P 70 85
24 Nofita Puput Setyowati P 60 70
25 Novita Vatarani P 55 75
26 Nur Farida P 65 85
27 Nur Riski Arini Afifah P 75 75
28 Nurul Istiqomah P 75 65
29 Rini Agustina P 55 65
30 Rochmawati P 75 60
31 Sekar Wigati P 75 75
32 Siti Husniatur Rofi'ah P 75 65
33 Siti Junaidah P 60 55
34 Siti Yuliati P 75 55
35 Suhartini P 75 70
36 Ultamila P 65 60
37 Viona Ega Paramuditasari P 75 55
38 Wahyudi L 75 70
39 Winda Dwi Arum Sari P 65 55
40 Yuris Sugiono L 55 60
Jumlah 2680 2785
Rata-rata 67 70

112
Lampiran 3.a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tanggul


Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas/Semester : X/I
Topik/Kegiatan : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)
Kompetensi Dasar : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)
Waktu : 3 x 40 menit

A. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat).

B. INDIKATOR
Menjelaskan macam-macam surat pribadi

C. TUJUAN
Membantu siswa agar dapat :
1. Menjelaskan macam-macam surat pribadi
2. Membuat macam-macam surat pribadi

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Surat Pribadi
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut
kepentingan pribadi.
 Macam surat pribadi menurut sifat: - kekeluargaan
- setengah resmi
 Ciri-ciri: 1. bagian surat tidak selengkap surat dinas
2. Bahasa bersifat subyektif
3. Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat
4. Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan
 Pedoman Menulis surat pribadi:
1. Tidak menggunakan kop surat
2. Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota
3. Tidak menggunakan nomor surat
4. Menggunakan salam penutup hormat saya
5. tidak menggunakan tembusan
6. ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul

 Surat Lamaran
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperoleh pekerjaan
atau jabatan.

113
 Isi surat lamaran: - Keadaan diri pelamar
- Pendidikan formal
- Pendidikan nonformal
- Pengalaman kerja
- Kegemaran atau hobi
- Referensi
 Bentuk: - Terpisah dengan DRH
- Menyatu dengan DRH
 Cara Menulis: - ditulis dengan tulisan tangan sendiri (latin lebih
diutamakan) menggunakan kertas folio bergaris atau
kertas segel
- tidak boleh ada coretan atau hapusan
- Bersih, terang dan mudah dibaca
- Harus disebutkan sumber dasar pengajuan lamaran
- Data lengkap mengenai data pelamar
- Kertas bermeterai atau segel
 Lampiran : - foto kopi ijazah, DRH, Kursus, SKKB, SKK dari
dokter, Surat izin orang tua, pas foto
 Bentuk surat lamaran: - Official style, semi block style, block style, full
block style.
 DRH: berfungsi agar bagian personalia mudah untuk mengetahui data
penting diri pelamar.
1. Nama Lengkap
2. Tempat tanggal lahir
3. Kebangsaan
4. Agama
5. Jenis kelamin
6. Status
7. Alamat
8. Pendidikan
9. Nama orang tua
10. Pekerjaan orang tua
11. Alamat orang tua
12. Referensi
13. Kesehatan
14. Hobi
15. dll.
 Surat izin tidak masuk sekolah atau kerja
Pemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan
 Tujuan: untuk memperkuat diri seseorang yang tidak dapat melaksanakan
pekerjaan atau tugasnya dengan alasan seperti terdapat dalam surat izin

114
 Surat Keluarga
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain
yang masih ada hubungan keluarga.
 Surat kepada teman persaudaraan
ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukup
dikenal (teman).

E. MEDIA
 Papan & alat tulis.
 Buku Referensi.
 Handout.
 Contoh Surat Pribadi

F. SKENARIO PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Salam pembuka dan  Siswa menjawab salam 30’


Absensi dan absensi
 Guru memberi pre tes  Siswa mengerjakan pre tes
 Guru memberi  Siswa menjawab
pertanyaan pada siswa pertanyaan yang diberikan
mengenai materi surat oleh guru
pribadi
 Melalui kegiatan tanya  Guru bersama siswa
jawab tersebut guru merumuskan tujuan
membantu siswa untuk pembelajaran yang akan
merumuskan tujuan dicapai
pembelajaran yang akan
dicapai

Kegiatan Inti  Guru membagi  Siswa membentuk 70’


kelompok menjadi 10 menjadi 10 kelompok
kelompok yang masing- yang masing-masing
masing beranggotakan 4 beranggotakan 4 siswa
siswa.
 Guru menerangkan  Siswa memperhatikan
materi surat pribadi yang penjelasan guru
baik secara umum
 Guru memberi tugas  Tiap kelompok
kepada tiap kelompok bekerjasama untuk
untuk membuat contoh menyelesaikan tugas
surat dalam Tugas I
 Guru mengawasi  Masing-masing siswa

115
kelompok dan dalam satu kelompok
memberikan penilaian mengerjakan dan saling
terhadap aktivitas siswa berdiskusi untuk
selama mengerjakan menyelesaikan tugas
tugas
 Guru memerintahkan  Masing-masing kelompok
masing-masing mengumpulkan hasil kerja
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
kerja
 Guru memberi penilaian  Siswa menjawab
terhadap hasil kerja pertanyaan guru
kelompok dan
penguasaan materi siswa
melalui tanya jawab
 Guru memberi  Siswa mengemukakan
penguatan dan pendapat, tambahan,
penyempurnaan sanggahan terhadap
pendapat yang telah pendapat temannya
dikemukakan siswa dan
memberi kesempatan
siswa untuk bertanya
Penutup 20’
 Guru memberi  Siswa memperhatikan
kesimpulan mengenai serta ikut menyimpulkan
materi yang telah mengenai materi yang
dibahas masing-masing telah dibahas
kelompok
 Guru memberi post test  Siswa mengerjakan post
test

D. PENILAIAN
1. Pre test dan post test
2. Tes Praktik

E. SUMBER PEMBELAJARAN
Slamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji.
Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung:
Angkasa.
Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya.

F. EVALUASI
Tes Tulis, Tes Praktik

116
Lampiran 3.b

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tanggul


Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas/Semester : X/I
Topik/Kegiatan : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)
Kompetensi Dasar : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat)
Waktu : 3 x 40 menit

A. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat).

B. INDIKATOR
1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga
2. Menjelaskan alur surat niaga
3. Menjelaskan pengertian surat permintaan penawaran
4. Menjelaskan pengertian surat penawaran

C. TUJUAN
Membantu siswa agar dapat :
1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga
2. Menjelaskan alur surat niaga
3. Mempraktekkan membuat surat permintaan penawaran
4. Mempraktekkan membuat surat penawaran

D. MATERI PEMBELAJARAN
Surat Dagang/Niaga/Bisnis
Surat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan
baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam
dunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis
dan berisi masalah-masalah bisnis.
Beberapa surat dagang, yaitu:
1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli
kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar
harga) tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon
pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
3. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepada
penjual dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan.
4. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan
(confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepada
pembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima.

117
5. Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: surat
pemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedang
dalam perjalanan.

E. MEDIA
1. Papan & alat tulis.
2. Buku Referensi.
3. Handout.
4. Contoh Surat Niaga
5. Internet

F. SKENARIO PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Salam pembuka dan  Siswa menjawab salam 30’


Absensi dan absensi
 Guru memberi pre tes  Siswa mengerjakan pre tes
 Guru memberi  Siswa menjawab
pertanyaan pada siswa pertanyaan yang diberikan
mengenai materi surat oleh guru
niaga
 Melalui kegiatan tanya  Guru bersama siswa
jawab tersebut guru merumuskan tujuan
membantu siswa untuk pembelajaran yang akan
merumuskan tujuan dicapai
pembelajaran yang akan
dicapai

Kegiatan Inti  Guru membagi  Siswa membentuk 70’


kelompok menjadi 10 menjadi 10 kelompok
kelompok yang masing- yang masing-masing
masing beranggotakan 4 beranggotakan 4 siswa
siswa secara heterogen secara heterogen
(menurut prestasi,
agama, dll)
 Guru menerangkan  Siswa memperhatikan
materi surat niaga yang penjelasan guru
baik secara umum
 Guru memberi tugas  Tiap kelompok
kepada tiap kelompok bekerjasama untuk
untuk membuat contoh menyelesaikan tugas
surat dalam Tugas I
 Guru mengawasi  Masing-masing siswa
kelompok dan dalam satu kelompok

118
memberikan penilaian mengerjakan dan saling
terhadap aktivitas siswa berdiskusi untuk
selama mengerjakan menyelesaikan tugas
tugas
 Guru memerintahkan  Masing-masing kelompok
masing-masing mengumpulkan hasil kerja
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
kerja
 Guru memberi penilaian  Siswa menjawab
terhadap hasil kerja pertanyaan guru
kelompok dan
penguasaan materi siswa
melalui tanya jawab
 Guru memberi  Siswa mengemukakan
penguatan dan pendapat, tambahan,
penyempurnaan sanggahan terhadap
pendapat yang telah pendapat temannya
dikemukakan siswa dan
memberi kesempatan
siswa untuk bertanya

Penutup  Guru memberi  Siswa memperhatikan 20’


kesimpulan mengenai serta ikut menyimpulkan
materi yang telah mengenai materi yang
dibahas masing-masing telah dibahas
kelompok
 Guru memberi post test  Siswa mengerjakan post
test

G. PENILAIAN
1. Pre tes dan post test
2. Tes Praktek

H. SUMBER PEMBELAJARAN
Slamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji.
Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung:
Angkasa.
Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya.

I. EVALUASI
Tes Tulis (terlampir)

119
Lampiran 4.a

MATERI
SURAT PRIBADI

A. Bagian-bagian Surat
1. Kepala/Kop Surat
Letaknya di bagian atas tengah-tengah/sebelah kiri kertas dan dicantumkan
identitas suatu organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.
Berfungsi untuk memberitahu kepada penerima darimana asal surat yang
bersangkutan dan ke mana surat jawaban atas surat tersebut harus dikirim
sekaligus sebagai alat promosi bagi organisasi/instansi/perusahaan
tersebut.
2. Tanggal Surat
Berfungsi untuk memberitahu bilamana surat tersebut ditulis/dikirim. Cara
penulisannya:
a. Surat yang ditulis di atas kertas berkop surat dan sudah tercantum
nama kota, maka di muka tanggal tidak perlu ditulis nama kota.
b. Surat yang ditulis di atas kertas tidak berkop surat, maka di muka
tanggal perlu ditulis nama kota disertai dengan tanda baca koma (,) di
belakangnya.
c. Nama bulan ditulis lengkap dan tidak diganti dengan angka.
d. Angka tahun ditulis lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda baca
apapun.
3. Nomor Surat
Nomor surat terdiri dari: nomor urut surat keluar, nomor kode instansi
induk, nomor kode bagian/unit organisasi, huruf kode masalah/pokok soal,
tahun pembuatan surat. Berfungsi untuk:
a. Mengetahui banyaknya surat keluar (surat yang telah dibuat) dari suatu
organisasi.
b. Memudahkan cara penyimpanannya dan mencarinya kembali jika
sewaktu-waktu diperlukannya kembali.
4. Lampiran Surat
Berfungsi untuk menunjukkan berkas penting yang disertakan dalam surat.
Misalnya: daftar harga, brosur, faktur, kuitansi, dll.
5. Hal/Perihal Surat
Hal/perihal surat: isi ringkas/inti isi surat yang disusun dengan
kalimat/kata yang singkat namun jelas. Berfungsi untuk mempermudah
penerima/pembaca surat dalam memahami masalah yang dibicarakan di
dalam isi surat.
6. Alamat dalam Surat/Alamat yang Dituju
Berfungsi untuk menunjukkan kepada siapa dan di mana surat tersebut
harus dikirimkan.
7. Salam Pembuka
Berfungsi sebagai tanda membuka pembicaraan pada surat/salam
penghormatan.
8. Isi surat

120
Isi surat: pokok pikiran yang dituangkan dalam surat sekaligus merupakan
maksud dan tujuan pokok penulisan surat kepada seseorang. Isi surat
terdiri dari 3 bagian:
a. Kalimat pendahuluan/alinea pembuka, berfungsi sebagai pengantar isi
surat yang sebenarnya, untuk menarik perhatian pembaca terhadap
pokok surat, dan sebagai dasar/alasan penulisan surat.
b. Isi surat yang sesungguhnya: sesuatu yang diberitakan/diinformasikan,
ditanyakan, dikemukakan, disampaikan, diminta, dilaporkan, dsb
kepada penerima surat.
c. Kalimat/alinea penutup
Berfungsi sebagai penegasan/kesimpulan dari isi surat, harapan
terkabulnya maksud surat dan sebagai ucapan terima kasih.
9. Salam Penutup
Berfungsi sebagai penutup segala pembicaraan yang menandakan surat
sudah selesai dan siap untuk ditandatangani.
10. Nama Jabatan
Berfungsi untuk surat-surat jabatan/organisasi, artinya surat yang dikirim
oleh pejabat atas nama suatu organisasi, jadi bukan dari
perseorangan/individu. Dalam hal ini perlu disebutkan nama jabatan dari
orang/pejabat yang menandatangani (bertanggung jawab) atas surat
tersebut, misalnya: direktur, ketua, kepala, sekretaris, dsb.
11. Tanda Tangan, Nama Terang, dan Identitas
 Tanda tangan: tanda tangan dari pejabat yang bertanggung jawab atas
surat tersebut. Namun jika surat pribadi tanda tangan dari pengirim
surat.
 Nama terang: menerangkan dari yang menandatangani surat, tidak
perlu menggunakan tanda kurung, dan tidak diakhiri dengan tanda
baca apapun.
 Identitas: identitas dari penandatangan surat, misalnya NIP (Nomor
Induk Pegawai).
12. Tembusan
Berfungsi untuk menunjukkan bahwa surat tersebut juga dikirimkan
kepada organisasi/instansi/pejabat/pihak lain yang ada hubungannya dan
dipandang perlu untuk mengetahui isi surat tersebut.
13. Catatan/NB (Nota Bene)
Berfungsi untuk mengemukakan sesuatu hal yang terlewat pada isi surat
dan dirasa perlu untuk dikemukakan atau sebagai penjelasan bagian
tertentu isi surat.
14. Tanda Pengenal/Initial
Berfungsi untuk mengetahui siapa (nama orang) pengonsep dan pengetik
surat tersebut. Bagian ini berupa kode/singkatan nama pengonsep dan
pengetik surat.
 Bagian-bagian surat yang paling utama:
1. Pengirim.
2. Alamat yang dituju.
3. Tanggal surat.
4. Isi surat.
5. Tanda tangan dan nama terang.

121
B. Bentuk-bentuk Surat
Bentuk surat: susunan/letak tiap-tiap bagian surat di atas kertas tempat
menulis surat.
Bentuk-bentuk surat:
 Bentuk lurus penuh (full block style).
 Bentuk lurus/balok (block style).
 Bentuk setengah lurus (semi block style).
 Bentuk lekuk/bertakuk/bergigi (idented style).
 Bentuk menggantung (hanging paragraph style).
 Bentuk perkantoran (office style).
 Bentuk resmi/dinas pemerintah.
 Bentuk sederhana (simplified style).

C. Surat Dinas/Resmi/Jabatan
Surat Dinas/Jabatan/Resmi: surat yang berisi masalah-masalah kedinasan
dalam organisasi baik pemerintah maupun swasta. Disebut surat dinas, sebab
digunakan untuk menyampaikan (berisi tentang) informasi yang bersifat
kedinasan. Surat jabatan, sebab dibuat oleh seseorang yang berkedudukan
sebagai pejabat dari suatu instansi. Sedangkan surat resmi, sebab dibuat oleh
instansi resmi pemerintah. Beberapa surat dinas, yaitu:
1. Surat keterangan: surat yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dengan
maksud menerangkan tentang keadaan seseorang pada suatu saat dan
untuk keperluan tertentu/surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal
agar tidak menimbulkan keraguan.
2. Surat undangan: surat pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadiri
suatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
3. Surat pengantar: surat yang ditujukan kepada seseorang/pejabat, yang
berfungsi untuk mengantar surat, dokumen, barang, dan/atau bahan lain
yang dikirimkan.
4. Surat tugas: surat yang berisikan penugasan dari pejabat yang berwenang
kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan.
5. Nota dinas: surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau antar
pejabat setingkat di dalam lingkungan organisasi. Isi nota bersifat
pribadi/setengah pribadi, tetapi sudah mempunyai kekuatan formal sesuai
dengan jabatan dan wewenang penulis nota.
6. Memo: surat yang dibuat antar atasan dengan bawahannya dan sebaliknya,
atau antar pejabat setingkat dari satu bagian ke bagian yang lain
7. Surat perintah: surat yang dikirim oleh atasan kepada bawahan yang berisi
perintah dan petunjuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu.
8. Surat instruksi: surat yang berisi instruksi/aturan dari pejabat atasan yang
ditujukan kepada pejabat bawahannya disertai dengan petunjuk teknis dan
terinci, serta tuntunan cara melaksanakan suatu ketetapan/kebijaksanaan.
9. Surat keputusan: surat pernyataan yang dikeluarkan/dibuat oleh pejabat
tertentu untuk memberikan suatu keputusan tertentu yang dikenakan
kepada pihak tertentu sesuai dengan bunyi dari surat keputusan
tersebut/surat yang berisi keputusan tentang suatu hal yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang untuk itu.

122
10. Surat edaran/sirkuler: surat yang berisi penjelasan/petunjuk tentang cara
pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah.
11. Surat pengumuman: surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu hal
yang ditujukan kepada para pegawai/masyarakat umum (sasarannya bisa
intern maupun ekstern organisasi).
12. Surat rekomendasi: surat keterangan yang ditujukan pada sebuah
perusahaan atas prestasi kerja seseorang untuk digunakan sebagai
pelengkap lamaran pekerjaan/surat yang menyatakan kebenaran suatu hal
disertai pertanggungjawaban atas rekomendasi tersebut.
13. Surat referensi: surat yang berisi keterangan tentang karakter/reputasi dan
keadaan keuangan seorang pedagang/suatu instansi yang dibuat oleh
seseorang/badan.
 Referensi: orang/badan yang dapat dan bersedia memberikan
keterangan tentang keadaan keuangan dan karakter/reputasi seorang
pedagang (calon langganan)/badan yang ditunjuk oleh pembeli yang
setiap saat bisa diketahui keadaan keuangan pembeli.
 Dalam praktek perdagangan ada 2 macam referensi, yaitu:
1. Referensi bank: referensi yang diberikan oleh bank tempat calon
langganan yang bersangkutan membuka rekening/giro.
2. Referensi pedagang: referensi yang diberikan oleh seorang
pedagang/perserikatan/gabungan pedagang/pengusaha yang pernah
berhubungan dagang dengan calon langganan yang bersangkutan.

123
Lampiran 4.b

MATERI
SURAT NIAGA

A. Surat Dagang/Niaga/Bisnis
Surat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan
baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam
dunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis
dan berisi masalah-masalah bisnis. Beberapa surat dagang, yaitu:
1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli kepada
penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga) tentang
barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
 Sasaran surat permintaan penawaran:
a. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang telah
lama berhubungan (langganan/relasi). Surat permintaan penawarannya
cukup ditulis dengan sederhana, singkat, yang penting jelas maksudnya.
b. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang baru
pertama kali mengadakan hubungan dagang (calon langganan). Surat
permintaan penawarannya harus ditulis dengan susunan bahasa yang
menarik. Dapat memberikan keyakinan kepada pembaca bahwa hubungan
dagang yang bakal dibina dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua
belah pihak.
 Isi surat permintaan penawaran meliputi:
a. Nama barang yang diinginkan.
b. Harga satuannya.
c. Merek.
d. Kualitas/mutu.
e. Kapasitas.
f. Tipe, jenis, ukuran, dan model.
g. Syarat-syarat pembayaran.
h. Syarat penyerahan/pengiriman barang.
i. Potongan harga dan potongan berat.
j. Sifat penawaran.
k. Keterangan teknis dan cara perawatannya.
 Pedoman penyusunan surat permintaan penawaran:
a. Memperkenalkan keadaan perusahaan, contoh:
1) Kami beri tahukan kepada Saudara, bahwa kami telah memperluas
usaha dengan membuka cabang di …..
2) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak tanggal
….. toko kami selain menjual ….., juga telah dilengkapi dengan …..
3) Dengan ini kami perkenalkan bahwa perusahaan kami yaitu (nama
perusahaan) ….., bergerak dalam bidang (jenis usaha) …… Untuk
memperluas usaha, kami telah membuka agen di …..
b. Mengemukakan alasan-alasan yang mendorong untuk mengajukan surat
permintaan penawaran, contoh:
1) Dari salah seorang relasi kami di ….., kami mendapat keterangan
bahwa perusahaan Saudara memproduksi …..

124
2) Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam ….. (harian/majalah/siaran
radio …..), mengenai ….. (nama barang/jasa yang diiklankan) yang
Saudara jual.
3) Untuk memenuhi permintaan dari salah seorang relasi kami yang ada
di ….., kami harap Saudara suka memberi penawaran (nama
barang/jasa) …..
c. Mengajukan permintaan tentang data barang/jasa yang dibutuhkan,
contoh:
1) Berhubung baru pertama kali kami mengadakan hubungan dagang
dengan Saudara, kami mohon diberi keterangan tentang …..
2) Berkenaan dengan hal tersebut, kami minta Saudara mengirimkan
kepada kami daftar harga/brosur ….. (nama barang).
3) Kiranya Saudara dapat memberikan keterangan lengkap tentang …..
d. Diakhiri dengan kalimat yang mengandung pengharapan keuntungan bagi
kedua belah pihak (kalimat penutup), contoh:
1) Jika Saudara dapat memberikan potongan harga, dapat dipastikan
bahwa kami akan selalu memesan kepada Saudara.
2) Besar harapan kami, bahwa Saudara akan dapat memberikan
penawaran harga dengan kondisi yang memuaskan.
3) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon
pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
 Dalam praktek perdagangan ada 2 macam surat penawaran, yaitu:
a. Surat penawaran yang diminta, maksudnya surat penawaran dikirim
karena adanya permintaan penawaran dari pihak calon pembeli.
b. Surat penawaran yang tanpa diminta, maksudnya surat penawaran dikirim
atas inisiatif penjual sendiri tanpa ada permintaan penawaran dari calon
pembeli. Biasanya dikirim dengan maksud untuk mengenalkan barang-
barang produksi baru agar dikenal oleh para langganannya.
 Isi surat penawaran meliputi:
a. Nama dan macam barang/jasa yang ditawarkan.
b. Kualitas/mutu barang dan jumlah barang yang tersedia.
c. Harga satuan. Harga yang disebutkan dalam surat penawaran biasanya
hanya berlaku dalam satu masa penawaran. Contoh harga satuan: per buah,
per botol, per lusin, per kodi, per kg, per kw, per ton, per meter, per liter,
per peti, per pak, dan sebagainya.
d. Syarat penyerahan barang:
1) Loco gudang: penjual menyerahkan barang masih berada di gudangnya
dalam keadaan belum dibungkus/dipak dan belum ditimbang. Semua
ongkos menjadi tanggungan pembeli, mulai ongkos pengepakan,
penimbangan, pengangkutan, dst.
2) Ex gudang: penjual menyerahkan barang sudah berada di luar gudang
(gudang penjual) sehingga ongkos membongkar dari gudang,
menimbang dan mengangkat ke luar gudang menjadi tanggungan
penjual.
3) Franco ….. : penjual menyerahkan barang di ….. (tempat yang tersebut
di belakang kata franco), sehingga semua ongkos sampai di tempat

125
yang tertulis di belakang kata franco menjadi tanggungan penjual,
misalnya: franco stasiun, franco gudang pembeli.
4) f.o.b. (free on board): penjual menyerahkan barang sampai berada di
atas kapal, sehingga segala ongkos sampai barang dimuat di kapal
menjadi tanggungan penjual, sedang ongkos pengangkutannya
ditanggung oleh pembeli.
5) f.o.r. (free on rail): semua ongkos sampai barang itu dimuat ke dalam
gerbong kereta api menjadi tanggungan penjual.
6) f.o.s. (free on station): ongkos pengiriman barang sampai di stasiun
ditanggung oleh penjual, sedang ongkos mengangkut ke dalam
gerbong kereta api dan ongkos angkut kereta api ditanggung oleh
pembeli.
7) c & f (cost and freight): segala ongkos termasuk biaya pengangkutan
dengan kapal ditanggung oleh penjual.
8) f.a.s. (free along side): penjualan dilakukan di sisi/di samping kapal.
Ongkos memuat ke dalam kapal dan selanjutnya menjadi tanggungan
pembeli.
9) c.i.f. (cost insurance and freight): semua ongkos termasuk sewa kapal
dan biaya asuransi menjadi tanggungan penjual.
10) c.i.f.i.c (cost insurance and freight inclusive commission): semua
ongkos timbangan kapal, komisi, termasuk juga premi asuransi
menjadi tanggungan penjual.
e. Syarat pembayaran barang:
1) Masa pembayaran: waktu antara terjadinya perjanjian jual beli sampai
dengan hari pembayaran. Contoh:
a) Pembayaran dilakukan 2 minggu sesudah tanggal transaksi jual
beli.
b) Pembayaran dilakukan 1 minggu setelah tanggal penyerahan
barang.
2) Cara pembayaran:
a) Pembayaran secara tunai/kontan/cash:
1. cash and carry: pembayaran dilakukan sebelum barang
diangkut (harga barang diserahkan dahulu baru barang
diserahkan/dikirim).
2. cash on delivery (c.o.d.): pembayaran dilakukan pada waktu
pengiriman barang (setelah barang diserahkan/dikirimkan).
b) Pembayaran secara remburs: pembayaran dilakukan kepada
pengangkut barang pada saat barang diserahkan.
c) Pembayaran pada waktu dokumen tiba: pembayaran dilakukan
dengan jalan menebus dokumen atas barang-barang yang dibeli
setelah tiba di bank.
3) Alat pembayaran, dalam praktek jual beli alat pembayaran
menggunakan:
a) Uang tunai/uang chartal: jenis mata uang yang berlaku sah di
dalam suatu negara.
b) Surat berharga: cek, wesel, giro, SPMU (Surat Perintah Membayar
Utang).

126
c) Pemindahan pembukuan (over booking) atas uang yang ada di
bank yang sama.
4) Cara pengiriman uang atas barang-barang yang dipesan dapat
dilakukan dengan jalan:
a) Diantar sendiri oleh pembeli/wakilnya.
b) Dikirim dengan perantaraan pos wesel.
c) Dikirim dengan perantaraan bank.
f. Cara pengiriman barang, meliputi:
1) Waktu pengiriman barang, berhubungan dengan syarat penyerahan
barang, misalnya: barang dalam keadaan ready stock (dapat diserahkan
pada waktu terjadi transaksi jual beli), barang sedang berada dalam
perjalanan, barang berada di tempat lain/belum dikirim/sedang dibuat.
2) Alat pengangkutan barang, misalnya: dikirim dengan jasa Perum Pos
(dipaketkan), dengan kereta api, perusahaan pengangkutan darat (truk,
bus, pick up, dsb), kapal laut, pesawat terbang.
g. Sifat penawaran barang:
1) Penawaran tetap (terikat): penawaran tidak berubah atas syarat-syarat
dan keadaan terhadap barang yang ditawarkan.
2) Penawaran bebas (tidak terikat): penawaran dapat berubah atas barang
yang ditawarkan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
3) Penawaran dengan jangka waktu yang telah ditentukan: penawaran
dapat berubah dalam jangka waktu tertentu, misalnya: berlaku 1 bulan,
2 bulan.
h. Potongan-potongan yang diberikan. Ada 2 macam potongan yang
diberikan oleh penjual, yaitu:
1) Potongan harga:
a) Potongan tunai (kontan): potongan harga yang diberikan kepada
pembeli karena pembayaran dilakukan dengan tunai.
b) Korting/discount: potongan harga yang diberikan kepada pembeli
karena membeli dalam jumlah besar.
c) Rabat: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena
pembeli membeli barang akan dijual lagi, pembeli sebagai
langganan, sebagai alat promosi.
d) Rafaksi: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena
ada kesalahan sedikit, misalnya mutu barang yang dikirim
menyimpang.
2) Potongan berat:
a) Tarra: potongan berat barang atas pembungkusan barang yang
bersangkutan.
b) Extra tarra: potongan berat barang atas pembungkusan yang luar
biasa dari barang yang bersangkutan. Misalnya: peti-peti yang
memakai band-ijzer (pita besi).
i. Cara pengepakan/pembungkusan barang. Alat yang dipakai untuk
membungkus/mengepak, misalnya: peti dari kayu, karton, keranjang, box,
drum, kantong/sak, bal, karung/goni, kaleng, botol, gelas, dsb.
j. Kemudahan-kemudahan lain yang dapat diberikan, misalnya: garansi,
service gratis, hadiah yang menarik, dsb.
 Pedoman penyusunan surat penawaran:

127
e. Hubungkanlah jawaban itu (surat penawaran yang diminta) dengan
menunjukkan tanggal, nomor, perihal surat permintaan penawarannya, dan
ucapkan terima kasih, contoh:
1) Memenuhi surat Saudara tanggal ….., nomor ….. perihal …..
2) Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal …..
3) Sesuai dengan surat permintaan penawaran Saudara nomor …..,
tanggal ……
f. Berikanlah keterangan-keterangan yang jelas barang-barang yang diminta,
contoh:
1) ….. dengan ini kami mengajukan penawaran harga ….. dengan syarat-
syarat sebagai berikut …..
2) ….. (nama barang) yang Saudara maksud harganya …… Adapun
syarat-syarat lainnya sebagai berikut …..
3) Dengan ini kami mengajukan penawaran untuk …..
g. Jawablah setiap surat permintaan penawaran dengan segera dan dengan
nada yang menyenangkan, contoh:
1) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak dua
bulan yang lalu perusahaan kami telah berhasil memproduksi …..
2) Sesuai dengan permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan daftar
harga barang-barang produksi kami yang terbaru.
h. Walaupun tidak diminta, surat penawaran bisa disertai lampiran yang
dapat lebih memperjelas keterangan-keterangan tentang barang yang
ditawarkan, misalnya: brosur dan katalog.
i. Surat penawaran diakhiri dengan harapan agar segera mengirim surat
pesanan dan ucapan terima kasih, contoh:
1) Kami percaya bahwa Saudara tidak akan melewatkan kesempatan yang
baik ini dan sambil menunggu pesanan Saudara kami ucapkan terima
kasih.
2) Semoga Bapak/Ibu berkenan untuk memesan barang-barang yang kami
tawarkan ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
3) Demikianlah penawaran kami, semoga mendapat tanggapan yang
menggembirakan dan atas perhatian Saudara kami ucapkan terima
kasih.
j. Jika surat penawaran itu dikirimkan kepada calon langganan (baru pertama
kali mengadakan hubungan dagang) dan syarat pembayarannya dilakukan
dengan kredit, maka diminta juga kepada calon pembeli untuk
menyebutkan referensinya bilamana akan memesan, contoh:
1) Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dagang dengan Saudara,
maka kami harap Saudara menyebutkan referensinya apabila
memesan.
2) Untuk memperlancar hubungan kita, maka kami harap Saudara
menyebutkan nama dan alamat referensi Saudara bilamana akan
memesan.
3) Untuk kepentingan hubungan dagang kita, kami harap Saudara
menunjukkan nama dan alamat referensi Saudara.

128
Lampiran 5.a

SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 1

1. Apa yang kalian ketahui tentang surat pribadi?


2. Sebutkan ciri-ciri surat pribadi?
3. Jelaskan pedoman penulisan surat pribadi?
4. Sebutkan macam-macam surat pribadi?
5. Jelaskan macam-macam surat pribadi?

KUNCI JAWABAN

1. Surat pribadi ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya
menyangkut kepentingan pribadi.
2. Surat kekeluargaan, surat setengah resmi
3.  Bagian surat tidak selengkap surat dinas
 Bahasa bersifat subyektif
 Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat
 Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan
4.  Tidak menggunakan kop surat
 Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota
 Tidak menggunakan nomor surat
 Menggunakan salam penutup hormat saya
 tidak menggunakan tembusan
 ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul
5.  Surat Lamaran
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperoleh
pekerjaan atau jabatan.
 Surat izin tidak masuk sekolah atau kerja
Pemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan
 Surat Keluarga
Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada orang
lain yang masih ada hubungan keluarga.
 Surat kepada teman persaudaraan
ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukup
dikenal (teman).

129
Lampiran 5.b

SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 2

1. Apa yang kalian ketahui tentang surat niaga?


2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam surat niaga?

KUNCI JAWABAN

1. surat yang berisi masalah-masalah perdagangan baik barang maupun


jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam dunia
perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis
dan berisi masalah-masalah bisnis.
2. a. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli
kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga)
tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan.
b. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon
pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa.
c. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual
dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan.
d. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan
(confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepada
pembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima.
e. Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: surat
pemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedang
dalam perjalanan.

130
Lampiran 6.a

Topik Diskusi Siklus 1

1. Buatlah contoh surat tidak masuk sekolah?


2. Buatlah surat lamaran sesuai petunjuk berikut:
PT Grintex Malang membutuhkan seorang sekretaris dengan memuat iklan
pada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009, dengan syarat minimal lulusan
SMK, kemampuan mengetik 10 jari, lancar berbahasa Inggris Aktif, dapat
mengoperasikan Microsoft Office.

Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 1

1.
Jakarta 12 Maret 2009
Yth. Wali Kelas I Akuntansi
SMK Negeri 6 Jakarta
Di tempat

Dengan hormat,
Saya selaku orang tua dari:

Nama : Harton Andi Alex


No Induk : 1987
Kelas : X Akuntansi I

Dengan ini memberitahukan bahwa pada hari ini tidak dapat mengikuti pelajaran
karena sakit.

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian Ibu saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

Ratna Juwita

131
2.

Malang, 11 Pebruari 2009


Yth. Manajer Personalia
PT Grintex
Jl Palangkaraya 24
Malang

Hal : Lamaran Kerja

Dengan hormat,

Setelah saya membaca iklan saudara pada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009,
dengan ini saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai sekretaris.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak, di bawah ini saya cantumkan kualifikasi dan
daftar riwayat hidup saya sebagai berikut:

Data pribadi
Nama : Asri Mutini
Tempat/tgl lahir : Malang 19 Agustus 1987
Status : Belum menikah
Alamat : Perumahan Krajan 3 Malang

Pendidikan
Tahun 2005 tamat SMA 2 Malang
Tahun 2009 tamat S1 Pendidikan Administrasi UM

Pengalaman kerja : Belum ada

Untuk melengkapi surat ini kami lampirkan fotokopi ijazah dan les mengetik yang
diperlukan.

Besar harapan saya untuk dapat diterima di perusahaan Bapak. Atas perhatian Bapak
saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

Asri Mutini

132
Lampiran 6.b

Topik Diskusi Siklus 2

1. PUTRA COMPUTER yang beralamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, untuk
keperluan membuat perangkat komputer dengan melihat iklan di internet, maka
ia langsung menulis surat kepada QUANTUM COMPUTER yang beralamat di
Jl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi untuk meminta keterangan harga
“motherboard” yang diperlukan itu. Ia juga meminta terlebih dahulu untuk
dikirimkan brosur tentang kendaraan tersebut. Buatlah surat permintaan
penawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri!

2. Pihak QUANTUM COMPUTER yang beralamat di Jl. Letnan Soetoyo No. 11


Banyuwangi membuat surat balasan kepada PUTRA COMPUTER yang
beralamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, dengan memberikan syarat
penawaran yang menarik yakni pebelian 5 unit atau lebih diskon 5%. Buatlah
surat penawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri!

133
Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 2

1.
PUTRA COMPUTER
Jl. Klampok Kasri 182
Malang

Nomor : 123/PP-II/2007 10 Agustus 2007


Lamp : -
Hal : Permintaan Penawaran
Motherboard

Kepada
QUANTUM COMPUTER
Jl. Letnan Soetoyo No. 11
Banyuwangi

Dengan hormat,
Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam internet, mengenai berbagai produk
hardware komputer khususnya Motherboard yang Saudara jual. Untuk melengkapi
persediaan barang dagangan perusahaan, kami harap Saudara dapat memberi
penawaran kepada kami.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami minta Saudara mengirimkan
kepada kami daftar harga dan brosur Motherboard terbaru. Untuk melengkapi
persediaan toko kami, kami harap Saudara segera mengirimkan hal-hal yang kami
butuhkan tersebut.
Jika harga dan syarat-syarat Saudara menarik, kami akan segera memesan
Motherboard dari berbagai macam merek sedikitnya 5 unit. Pesanan pertama itu
mudah-mudahan akan disusul dengan pemesanan yang kedua, ketiga, dan seterusnya
dan kita dapat menjadi relasi yang baik.
Hormat kami,

Putra Akbar
Pemilik

134
2.
QUANTUM COMPUTER
Jl. Letnan Soetoyo No. 11
Banyuwangi

Nomor : 25/P-II/2007 13 Agustus 2007


Lamp : 2 lembar
Hal : Penawaran Motherboard

Kepada
PUTRA COMPUTER
Jl. Klampok Kasri 182
Malang

Dengan hormat,
Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal 10 Agustus 2007, nomor:
123/PP-II/2007, perihal permintaan penawaran komputer. Dengan ini kami
mengajukan penawaran harga Motherboard dari berbagai merek mulai dari harga Rp
700.000,-. Untuk lebih jelasnya beserta surat ini kami lampirkan 2 lembar brosur
dengan daftar harga Motherboard.

Adapun syarat-syarat lainnya sebagai berikut:


Jumlah : sekurang-kurangnya 3 unit untuk masing-masing merek,
Pembayaran : Tunai 3 hari setelah tanggal penyerahan barang,
Syarat penyerahan : c.i.f (cost insurance and freight).

Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dengan Saudara, kami harap Saudara
menyebutkan referensi Saudara apabila memesan.
Hormat kami,

Bathoro Yudho
Pemilik

135
Lampiran 7.a

LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
Pengamat 1
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi
salam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.
3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memberikan Pre Test
6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok
9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.
10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.
13. Memberikan post test
14. Melakukan refleksi.
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 1

_________________

136
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi
salam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.
3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memberikan Pre Test
6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model
Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok
9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.
10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.
13. Memberikan post test
14. Melakukan refleksi.
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 2

_________________

137
Lampiran 7.b

LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
Pengamat 1
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi
salam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.
3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memberikan Pre Test
6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok
9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.
10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.
13. Memberikan post test
14. Melakukan refleksi.
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 1

_________________

138
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Mata Pelajaran : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi
salam dan mempresentasi siswa).
2. Memotivasi siswa.
3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari.
4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memberikan Pre Test
6. Mengembangkan pengetahuan awal.
2. Inti 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model
Student Teams Achievement Division
8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok
9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan
lisan kepada siswa.
10. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
menjawab.
3. Akhir 12. guru menyempurnakan jawaban siswa.
13. Memberikan post test
14. Melakukan refleksi.
15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 2

_________________

139
Lampiran 8.a

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
Pengamat 1
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Mengerjakan pre test
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 1

________________

140
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Mengerjakan pre test
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 2

________________

141
Lampiran 8.b

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
Pengamat 1
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Mengerjakan pre test
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 1

________________

142
LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
Pengamat 2
No Tahap Indikator
Ya Tidak
1. Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka.
2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.
3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari.
4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Mengerjakan pre test
6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
2. Inti 7. Membentuk kelompok
8. Siswa menerima topik diskusi.
9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut dengan benar.
10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari
temannya.
3. Akhir 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas.
13. Mengerjakan post test
14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru
tentang apa yang telah dipelajari
15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 2

________________

143
Lampiran 9.a

LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
No Uraian Keterangan

Pengamat 1

_________________

144
LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 1
No Uraian Keterangan

Pengamat 2

_________________

145
Lampiran 9.b

LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
No Uraian Keterangan

Pengamat 1

_________________

146
LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan :
Materi : Komunikasi
Kelas : X AP I

Siklus 2
No Uraian Keterangan

Pengamat 2

_________________

147
Lampiran 10

ANGKET RESPON SISWA

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Jawablah seluruh pertanyaan di bawah ini.

2. Berilah tanda cek (√) pada salah satu alternatif jawaban yang paling

sesuai.

3. Jawablah angket ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan

yang sebenar-benarnya.

4. Angket ini tidak mempengaruhi prestasi belajar di kelas.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

B. Pertanyaan

Pertanyaan
No Respons siswa terhadap metode pembelajaran SS S TS STS
Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa saling
percaya sesama teman
2. Saya mau menerima ide dan pendapat dari orang
lain
3. Dengan adanya pembelajaran ini, saya dapat
mengemukakan pendapat dengan baik

148
Lanjutan Tabel

No Pertanyaan SS S TS STS
4. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
akan melatih saya untuk berbagi pengetahuan
dengan teman-teman yang lain.
5. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
setiap anggota dalam kelompok harus dapat
menguasai materi yang didiskusikan.
6. Saya suka bekerja sama dalam kelompok karena
akan memupuk rasa saling membutuhkan
7. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
membuat siswa saling menghargai dan
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
8. Saya senang dengan pembelajaran ini karena
dapat melatih kepemimpinan
9. Dengan pembelajaran ini, saya lebih mudah
memahami materi.
10. Saya senang belajar dengan pembelajaran ini,
karena harus aktif sehingga tidak membosankan.
11. Penghargaan yang diberikan kepada siswa yang
berprestasi semakin memacu saya untuk lebih
giat belajar.

149
Lampiran 11: Dokumentasi

Gambar 11.1 Peneliti Menjelaskan Kompetensi Dasar dan Materi


Standar

Gambar 11.2 Siswa Mengerjakan Pre Test

150
Gambar 11.3 Siswa Berdiskusi Kelompok

Gambar 11.4 Peneliti Membantu Kelompok yang Mengalami


Kesulitan

151
Gambar 11.5 Peneliti Mengawasi Jalannya Diskusi Kelompok

Gambar 11.6 Peneliti Memberikan Penguatan kepada Kelompok

152
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arizna Putra Akbar


NIM : 106412400559
Jurusan/Program Studi : Manajemen/S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas : Ekonomi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 15 Januari 2010


Yang membuat pernyataan,

Arizna Putra Akbar

158
RIWAYAT HIDUP

Arizna Putra Akbar dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur

tanggal 19 Mei 1988, anak pertama dari tiga bersaudara

pasangan Bapak Hari Subagyo dan Ibu Isnayah. Pendidikan

dasar ditempuh di SD Negeri 4 Tanggul Kab. Jember, tamat

tahun 2000. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP

Negeri 3 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2003. Pendidikan menengah atas

ditempuh di SMA Negeri 2 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2006.

Pendidikan berikutnya ia tempuh di Universitas Negeri Malang (UM)

melalui jalur PMDK dengan mengambil Jurusan Manajemen Program Studi S1

Pendidikan Administrasi Perkantoran, tamat tahun 2010. Dengan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada bulan Desember 2009

telah melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan

Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)”.

159

You might also like