Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Tentang
INTERAKSI DESA DENGAN KOTA
1
Paul H. Landis (1948) mendefinisikan desa menjadi tiga menurut tujuan
analisis, yaitu: (1) analisis statistik; desa didefinisikan sebagai suatu
lingkungan dengan penduduk kurang dari 2.500 orang (2) analisis
sosial-psikologik; desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan bersifat informal
diantara sesama warganya, dan (3) analisis ekonomi; desa didefinisikan
sebagai suatu lingkungan dengan penduduknya tergantung kepada
pertanian.
2
pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk.
• Perilaku
Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata
pergaulan dan ikatan-ikatan yang melatarbelakangi masyarakat desa.
Perilaku masyarakat desa ditunjukan oleh adanya ikatan antar warga
yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap gotong
royong yang mengutamakan kepentingan bersama daripada
kepentingan peribadi.
3
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat perkembangan desa dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa
swasembada. Desa swadaya adalah desa yang masih bersifat tradisional.
Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi. Desa
swasembada adalah desa yang lebih maju.
pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”.
perkembangan kota.
4
dengan adanya laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Hal ini
5
2) Kota kecil perkiraan jumlah penduduknya 20.000 – 200.000
3) Kota sedang perkiraan jumlah penduduknya 200.000 – 500.000
4) Kota besar perkiraan jumlah penduduknya 500.000 – 1.000.000
5) Kota metropolitan perkiraan jumlah penduduknya > 1.000.000
6
Isu tentang keterkaitan desa-kota sudah lama mendapat perhatian
kalangan analis pembangunan. Isu tersebut muncul sejalan dengan
kenyataan empiris akan ketidakterpisahannya keterkaitan antara desa
dan kota yang juga mencakup masalah urbanisasi. Keterkaitan tersebut
semakin meluas di berbagai level, baik antara desa dan kota itu sendiri,
maupun antara kota kecil dengan kota besar, antar desa, dan antar kota
yang merentang di dalam satu negara maupun antar negara. Keterkaitan
antara desa-kota antara lain terlihat dari realitas bahwa penduduk desa
menjadi konsumen barang dan jasa pelayanan perkotaan sementara
masyarakat kota juga menjadi konsumen jasa dan barang hasil produksi
perdesaan. Terlepas dari banyaknya kritikan atas pola keterkaitan yang
terbangun, interaksi antara desa-kota bersifat saling menguntungkan
dalam suatu iklim simbiosis mutualisme (Lo & Salih, 1978).
7
tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan
kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi,
pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi
suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat
unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias
keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat menyimpulkan bahwa :
9
organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya
saling pengaruh mempengaruhi.
3.2. Saran
Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami dapat
memberikan saran bahwa kita selaku warga negara baik yang di desa maupun di
kota harus memperhatika pola-pola perkembangan desa maupun kota, hal ini
dapat membantu untuk peningkatan pembangunan baik di desa maupun di kota.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita. Amien.
10