Professional Documents
Culture Documents
Berbangga-bangga dengan cara seperti inilah yang pernah dikecam oleh sahabat
Anas bin Malik Al-Anshoriy -radhiyallahu anhu- ketika beliau berkata,
ً ن ِبَها ُثمّ َل َيعُْمُرْوَنَها ِإّل َقِلْي
ل َ َيَتَباَهْو
“Mereka berbangga-bangga dengan masjid-masjid, lalu mereka tidak
memakmurkannya, kecuali jarang”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya secara
mu’allaq dengan shighoh jazm : Kitab Ash-Sholah; bab (62): Bun-yan Al-Masjid
(hal. 97), cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1428 H]
Kebiasaan para salaf (pendahulu) kita dari kalangan sahabat dan tabi’in serta
pengikut-pengikut mereka adalah membangun masjid ala kadarnya, tanpa
dihias-hiasi. Inti dari pembangunan masjid adalah menyatukan ibadah dan
menggalang persaudaraan, bukan berbangga-bangga dengan fisik masjid yang
serba “waaah” dan megah yang dipenuhi dengan kaligrafi, ukiran, pemandangan,
spanduk-spanduk, dan papan informasi. Masjid bukanlah tempat promosi dan
pamer, tapi ia adalah tempat yang dipenuhi dengan ketenangan lahir-batin. Oleh
karenanya, kita amat sesalkan kebanyakan masjid-masjid kita telah dihiasi dengan
berbagai macam assesoris, tulisan dan atribut yang melalaikan dan mengganggu
khusyu’-nya sholat kita. Sehingga kami pernah menyaksikan sebuah masjid yang
dipasangi marmer yang bergambar Ka’bah; usai sholat, maka semua orang
memperhatikan gambar itu. Perkara seperti ini sangat sering melalaikan dzikir,
bahkan sholat kita. Tragisnya lagi, di sebagian masjid terpasang gambar dan foto
sebagian tokoh agama, tokoh politik, dan tokoh masyarakat. Ketahuilah bahwa
gambar dan foto makhluk bernyawa terlarang dalam Islam.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda,
صْوَرٌة ُ لِئكَُة َبْيًتا ِفْيِهَ خُل اْلَم
ُ َل َتْد
“Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambarnya”.
[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3054), dan Muslim dalam Shohih-nya
(2106)].
An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Para ulama telah berkata, “Sebab
keengganan para malaikat untuk masuk ke dalam sebuah rumah yang ada
gambarnya, karena gambar itu dianggap sebagai maksiat yang keji. Pada gambar
itu terdapat usaha menandingi ciptaan Allah -Ta’ala-”. [Lihat Syarh Shahih
Muslim (14/84)].
Faedah: Gambar yang dimaksud dalam hadits ini adalah gambar bagi makhluk
memiliki roh, yakni manusia dan hewan atau malaikat dan jin.
Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 114 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren
Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP :
08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al
Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah
Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary
(085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)
http://almakassari.com/artikel-islam/fatwa/kaligrafi-bermasalah.html#more-678