Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
laut. Sejarah tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi.
Hindia barat, Florida dan diintroduksi ke Asia serta Afrika, tetapi baru abad ke 16
kapas diusahakan secara intensif dan pada abad ke 18 menjadi komoditas yang
Belanda. Hasil penelitiannya dapat ditelusuri melalui majalah atau publikasi lain
yang terbit sejak tahun 1936, tetapi hasil penelitian serupa sulit ditemukan antara
tahun sejak 1940-1960-an. Sesudah itu baru ditemukan lagi hasil-hasil penelitian
kapas di Indonesia. Pada tahun 1960-an banyak jenis kapas local di Indonesia
yang diganti dengan kapas up land, atau G. hirsutum atau kapas Amerika.
sebagai hasil sampingan adalah minyak makan dari biji kapas, serta bungkilnya
untuk campuran makanan ternak. Diluar negeri, minyak biji kapas sudah
untuk bahan makanan campuran guna meningkatkan nilai proteinnya. Bungkil biji
kapas yang dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak rumunansia maupun bukan
ruminansia telah dicoba di Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat
(Balittas), Malang, dan ternyata dapat dipergunakan. Inti biji kapas mengandung
protein36,6%, sedikit lebih tinggi dari kedelai (34,1%), sehingga dapat dipakai
sebagai subtitusi tepung kedelai dalam ransum ternak sampai jumlah tertentu.
Selain itu inti biji kapas juga mengandung mineral kalsium dan fosfor, sehingga
pertanian kapas bersaing dengan komoditas lain, dan sebagai komoditas indutri
serat kapas bersaing dengan serat sintesis. Selama dekade terakhir konsumsi
kapas terus meningkat dari 15,17 menjadi 18,77 juta ton, sedangkan produksi
dalam jumlah besar dan mutu serat yang sesuai menyebabkan pihak indutri lebih
menyukai kapas impor dari pada kapas dalam negeri. Antara tahun 1980-1990
Indonesia mengimpor 121-414 ribu ton kapas atau 2,6-6,2 % dari volume
perdagangan dunia.
itu, sebaiknya dipelihara. Cara paling baik untuk memelihara serangga tersebut
3. Bagaimana cara siklus hidup dari hama yang menyerang petanaman kapas
BAB II
ISI
1. Tanah
Tanaman kapas pada dasarnya dapat diusahakan pada bermacam-
macam jenis tanah, tetapi untuk memperoleh hasil yang optimal kapas
menghendaki tanah yang subur, drainase baik, dan memiliki kemampuan daya
memegang air yang tinggi. Tanah yang bertekstur liat, lempung liat berdebu,
lempung liat berpasir, liat berdebu, atau liat berpasir sangat sesuai untuk kapas
2. Air
pembentukan bunga dan buah. Kekeringan pada saat mulai berbunga akan
pemasakan buah, air masih diperlukan untuk pembentukan serat. Air yang
terganggunya respirasi akar pada tanah berat atau pencucian hara pada tanah
berpasir. Hujan yang terus menerus serta mendung mengakibatkan gugurnya
Air yang jatuh ketanah sebagian ditahan oleh tanah dan sebagian
bergerak terus ke bagian yang lebih dalam, tergantung tekstur tanah, struktur
memerlukan jumlah dan frekuensi pengairan lebih banyak dari tanah liat.
Pada usaha tani kapas + palawija dilahan tadah hujan, perlu pengatur
waktu tanam kapas agar tanaman kapas masih mendapatkan curah hujan yang
hama kapas menyerang tanaman dari umur muda sampai sesudah panen
daun, pucuk, kuncup bunga, bunga, buah dan biji. Serangga yang tadinya
dianggap tidak penting dapat menjadi hama utama, antara lain ulat grayak
(Spodoptera litura F.) dan kepik hijau (Nezara viridula). Hama utama
kapas antara lain adalah wereng kapas (S. bigutulla), ulat penggerek buah
penyempurnaan.
Varietas rentan
patogen virulen
Lingkungan yang baik untuk penyakit, misalnya: huja, angin,
Indonesia adalah:
mereka yang terkena hujan, saat panen, saat prosesing, atau dalam
daun mengalami klorosis lalu gugur, buah masak prematur dan mutu
serat menurun. Sisa daun sakit, angin, air irigasi, manusia, dan mesin
malvacearum)
penyakit ini adalah kotiledon luka berair, warna hijau tua, kemudian
tanaman mati. Serangan akan menjadi parah apabila suhu tinggi dan
humus. Tanaman lain yang juga diserang penyakit ini adalah jarak,
pucuk itu mati. Kuncup bunga dan buah muda rontok. Buah besar juga
Ulat
Ngengat
Siklus hidup
Telur diletakkan pada pucuk, buah atau bunga kapas secara tersendiri
atau dalam kelompok yang terdiri dari 3–5 butir. Telur menetas setelah 4 hari.
Ulat memakan daun, bunga dan buah kapas, mulai dari pucuk. Ulat berumur
14–18 hari, berganti kulit 5 kali. Bila sudah besar, membuat kepompong yang
terletak pada tanaman atau di atas tanah. Masa kepompong selama 10–12
hari, kemudian keluar ngengat dewasa. Ngengat aktif malam hari. Seekor
betina dapat meletakkan 200–400 telur dan hidup selama 8–12 hari.
Metamorfosa sempurna
telur–› ulat –›kepompong–›
ngengat
Ukuran sebenarnya
0 1 2 3 4 5 cm
Penggaris senti
2. Ulat buah (hama penggerek buah) (Helicoverpa armiger)
Ulat buah adalah hama penting pada kapas. Hama ini memakan
daun, bunga dan buah kapas. Ia merusak buah kapas dengan melobangi bagian
bawah. Buah yang terserang sering menjadi busuk. Selain kapas, ulat buah
Ngengat
Siklus hidup
muda dan pada buah kecil. Telur menetas dalam 2,5–5 hari. Ulat
memakan kuncup, bunga dan buah kapas. Sering terlihat sedang makan,
dengan kepala berada dalam buah. Ulat berumur 16–19 hari, mengganti
kulit 5 kali. Ulat jatuh ke tanah dan menjadi kepompong berwarna merah
baru terbang dan kawin. Mulai meletakkan telur dalam waktu 3 hari
setelah menjadi dewasa. Seekor betina dapat meletakkan lebih dari 1000
butir telur.
Metamorfosa sempurna
telur–› ulat–› kepompong –›ngengat
jingga sebelum menetas 4–5 hari setelah diletakkan. Ulat baru putih,
sudah ada di dalam bunga atau buah, aman dari musuhnya dan dari
penyemprotan. Ulat buah menjadi jingga bila sudah ganti kulitnya 3 kali.
Umur larva 7–14 hari. Ulat keluar dari bagian atas buah dan menjadi
dewasa keluar dari kepompong, terbang dan kawin. Dewasa aktif malam
hari; selama siang hari bersembunyi di bawah daun kering dan di dalam
tanah. Lain dengan ulat, tidak makan tanaman, tetapi mengisap nektar
daun kapas dan mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang menjadi
menghasilkan buah.
Wereng kapas dewasa
Siklus hidup
diamati. Nimfa keluar dari telur dan dapat hidup selama 9–17 hari
dan tanaman tumbuh kerdil. Ada yang berwarna kuning, hijau dan hitam.
Kutu daun menghasilkan cairan manis yang disukai semut. Oleh karena
itu, semut memelihara kutu daun dan melindungi dari musuhnya. Kutu
kacangkacangan, kopi dan kakao, serta gulma. Lebih suka cuaca kering,
Siklus hidup
tersembunyi. Seekor betina dapat meletakkan 5 telur setiap hari selama 16–18 hari.
Tidak perlu jantan untuk berkembangbiak. Kutu daun dewasa ada yang mempunyai
sayap, ada yang tidak. Yang bersayap dapat terbang ke tanaman lain untuk
meletakkan telur.
padi, tembakau, tomat, kubis, kentang, ubijalar, bawang, terung, semangka, jagung,
Ngegat
Siklus hidup
satu kelompok di bagian atas atau bawah daun. Sebanyak 2500 butir telur dapat
diletakkan selama seminggu oleh seekor betina. Telur ditutup dengan bulu halus yang
keluar dari tubuh betina. Ulat mudah hidup berkelompok dan makan bagian bawah
daun. Ulat tua hidup sendirian dan makan banyak daun. Juga menyerang bunga kapas
dan buah muda. Ulat tua biasanya makan malam hari, dan berlindung di tanah pada
waktu siang. Ulat berganti kulit 5 kali, kemudian menjadi kepompong di tanah.
Setelah 7–10 hari sebagai kepompong, ngengat dewasa keluar, terbang dan kawin.
Kemudian betina meletakkan telur di tanaman untuk meneruskan siklus hidup hama
ini.
Metamorfosa sempurna
telur–›ulat–›kepompong–›ngengat
3. Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)
Hama ini sangat kecil, panjang dewasa hanya 1,5 mm. Nimfa dan
dewasa memakan bagian bawah daun kapas. Kalau jumlah kutu besar, tanaman dapat
tumbuh kerdil, hilang daun, dan buah rontok. Selain kapas, kutu kebul juga memakan
daun ubikayu, ubijalar, tembakau, tomat, kacang-kacangan, kentang, kubis dan lada.
Siklus hidup
bawah daun. Menetas setelah 5–9 hari. Nimfa bergerak mencari tempat di
daun untuk makan. Setelah mengganti kulit, menempel pada daun dan
tidak dapat bergerak lagi. Hanya makan di tempat itu saja, dan
menghasilkan cairan manis (seperti kutu daun). Serat kapas yang kena
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
berikut:
gossypiella), dan lain-lain. Dan juga beberaapa hama yang kurang penting
Tjitropranoto, Prabowo. 1994. Budi Daya Kapas. Pusat Perpustakaan pertanian dan
Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Penelitian.
Bogor
MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN
TANAMAN
“Identifikasi hama dan penyakit penting pada tanamaan transgenik khususnya
pada tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.)”
OLEH:
SURAHMAN
D1 B2 05 038
MUHAMMAD BOTEK
D1 B2 07 011