You are on page 1of 12

AL QUR’AN TENTANG REVOLUSI BUMI

Pada penjelasan sebelumnya dari tulisan berjudul “ Al Qur’an dan Rotasi Bumi “, kita sudah
menyimpulkan bahwa Al Qur’an sudah menjelaskan tentang bumi berotasi pada sumbunya, Bulan
mengelilingi bumi selama 12 kali siklus dalam setahun sedangkan Matahari diam dan berotasi pada
tempat yang sangat jauh dibandingkan jarak bumi dan bulan.

Pertanyaan selanjutnya adalah ; Apakah Bumi dan bulan juga mengelilingi Matahari atau sebaliknya?,
Apakah ada ayat di dalam Al Qur’an yang menjelaskan atau memberi petunjuk tentang obit Bumi
mengelilingi Matahari ?

Untuk menjawab pertanyaan diatas , sebaiknya kita mengamati fenomena pergerakan Matahari terlebih
dahulu. Pertama-tama kita akan mengamati tempat terbenam dan terbitnya matahari selama setahun.

Posisi Matahari

Kalau kita amati posisi matahari terbenam , maka setiap bulannya akan terdapat perubahan tempat-
tempat terbenamnya Matahari. Begitu juga dengan tempat-tempat terbitnya Matahari, akan selalu
berpindah-pindah dari bulan ke bulan. Pada bulan Desember , kita akan menyaksikan Matahari berada
pada posisi paling jauh ke arah Selatan, atau terbenamnya Matahari berada pada posisi paling di
Selatan. Kemudian pada bulan-bulan berikutnya, Matahari bergeser secara perlahan-lahan menuju ke
tengah (khatulistiwa), tepatnya pada bulan Maret (tgl 22 ), Matahari akan berada di posisi paling
tengah. Setelah itu, pada bulan berikutnya , Matahari terus bergerak ke arah Utara. Posisi Matahari
paling Utara terjadi pada bulan Juni (tgl 21). Dari posisi paling Utara ini, Matahari kembali bergerak ke
arah tengah (khatulistiwa), tepatnya pada bulan September (tgl 22), Matahari kembali berada pada
posisi paling tengah (persis sama dengan posisi Matahari pada Bulan Maret tanggal 22 diatas ).
Kemudian Matahari bergerak lagi menuju Selatan, sehingga kembali pada posisi di Bulan Desember (tgl
22). Jadi selama setahun, Posisi terbenam atau terbitnya Matahari , akan terjadi 3 posisi Ektrim atau
Istimewa. Yaitu 2 kali berada pada posisi tengah, sekali pada posisi Selatan dan sekali posisi Utara.

Sekiranya kita belum hidup pada zaman sain moderan sekarang ini, sekiranya kita masih hidup pada
zaman dimana sistim penanggalan belum ada, maka tentu saja kita akan sangat kesulitan dalam
menentukan posisi dimana Matahari berada di Utara , Selatan atau Khatulistiwa tersebut. Sekiranya kita
kembali kezaman dimana sistim penanggalan belum ada, maka tentu saja kita tidak dapat menentukan
tanggal dimana posisi ektrim matahari berada. Anggaplah kita masih berada pada zaman purba, maka
untuk itu kita hanya dapat mengamati perubahan posisi Matahari dari arah bayangan tubuh kita atau
tonggak kayu yang kita pancangkan tegak lurus di atas tanah. Anggap saja kita hidup pada Zaman Nabi
Ibrahim di daerah Palestina atau Arab (daerah sekitar khatulistiwa).
Bayang-bayang dan Posisi Matahari

Pertama-tama yang dapat kita amati langsung dari pagi sampai sore adalah panjang pendeknya
bayangan kita. Hal ini disebabkan oleh perubahan arah cahaya matahari dari posisi dia terbit hingga dia
terbenam. Kalau kita menghadap ke arah terbit atau terbenamnya Matahari, maka kita akan
menyaksikan bahwa selama lebih kurang 6 bulan banyangan kita akan condong ke kiri dan sebaliknya
untuk 6 bulan berikutnya akan condong ke kanan. Dalam jangka waktu satu tahun , kita dapat melihat
posisi bayangan kita berada sebanyak 2 kali di tengah-tengah, satu kali sebelah kanan dan satu kali di
sebelah kiri. Cara ini sama saja kalau kita mengamati posisi matahari terbit atau tenggelam, seperti yang
telah diterangkan pada zaman modern di atas.

Al Qur’an dan Bayang-banyang

Di dalam Al Qur’an, Allah SWT beberapa kali menyuruh manusia untuk mengamati dan mempelajari
fenomena mengenai posisi Matahari tersebut. Cara yang paling mudah mengamati posisi matahari
adalah dengan mempelajari ukuran bayangan dan perubahan letak bayangan tubuh kita ketika diterpa
sinar Matahari, sebagaimana yang ditunjukan oleh Allah di dalam Al Qur’an Surat AL Furqaan ayat 45
yang berbunyi ;

“ Apakah kamu tidak mengamati (matahari) hasil ciptaan Tuhanmu, bagaimana Allah
memanjangkan dan memendekkan ( ukuran) bayang-bayang , sekiranya Allah menghendaki
tentu saja Dia dapat menyamakan ratakan (ukuran) bayang-bayang itu, maka demikianlah Kami
jadikanlah bayangan itu sebagai petunjuk terhadap posisi Matahari,(Qs Al Furqaan 25:45)”.

Dari petunjuk ayat diatas , kita dapat mengambil pelajaran bahwa memanjang dan memendeknya
bayangan benda disebabkan karena adanya proses dari Rotasi Bumi yang bergerak dari arah Barat ke
Timur. Sekiranya Allah menghendaki tentu saja Dia mampu untuk menyamaratakan ukuran bayang-
bayang itu. Kalau hal ini terjadi, maka artinya Matahari dan Bumi berada pada posisi diam tidak bergerak
sehingga sinar matahari terus menerus menerpa bumi, tidak akan terjadi pergantian siang dan malam .
Kalau bayangan itu dibuat sama rata oleh Allah SWT maka berarti permukaan Bumi ini berbentuk
dataran luas tidak bergerak , tidak berbentuk bola dan tidak berotasi. Begitulah pentunjuk Allah yang Dia
cantumkan pada Surat Al Furqaan ayat 45 diatas, supaya kita mengamati , mempelajari, memahami dan
menyimpulkan akan kebesaran dan Nikmat Allah kepada Manusia yang beriman dan berilmu.
Subhanallah !

Kemudian bagaimana caranya kita mengetahui posisi Matahari dengan bayang-bayang tersebut?. Dari
keterangan ayat diatas, kita dapat mengamati bahwa posisi bayangan tidak saja panjang pendek tetapi
selalu berubah ke kiri atau kekanan (kalau kita menghadap ke arah barat atau timur). Kalau kita amati
lebih teliti, maka tinggi bayangan di sebelah kiri atau kanan tidak akan pernah lebih tinggi dari pada
tinggi benda yang terkena sinar matahari tersebut (anggap kita berada di daerah Khatulistiwa di daerah
Arab dimana Nabi Ibrahim tinggal)). Ukuran maksimal panjang bayangan benda di sebelah kiri atau di
sebelah kanan adalah lebih kurang setengah dari ukuran tinggi Benda. Sekiranya tinggi bayangan Benda
maksimal sama dengan tinggi benda, maka ini berarti, arah Matahari maksimal ke utara atau ke Selatan
akan membentuk sebesar 45 derajat. Tetapi maksimal yang teramati oleh kita , rata-ratanya adalah
lebih kurang setengah tinggi benda. Artinya arah Matahari menyinari benda itu adalah lebih kurang 22,5
derajat. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa posisi maksimal Matahari berada di bagian Utara adalah
22,5 derajat , dan maksimal ke selatan juga adalah 22,5 derajat. Anggap saja kita hidup pada zaman
purbakala tetapi kita sudah mengadopsi satuan derajat busur pada zaman modern, dimana ini hanya
untuk memudahkan interprestasi dalam menterjemahkan posisi matahari tanpa menggunakan alat-alat
canggih.

Mesteri di Dalam Goa

Memang kita agak kesulitan menentukan posisi matahari yang lebih teliti apabila menggunakan metode
pehitungan bayangan ini. Tentunya masih ada lagi metode lain yang lebih sederhana untuk kita
laksanakan sekiranya kita hidup pada zaman purba. Pertanyaannya adalah ; Apakah Allah di dalam Al
Qur’an masih memberikan petunjuk lain kepada kita untuk menganalisa posisi Matahari tersebut? Kita
berharap akan dapat menentukan lebih teliti dan lebih akurat mengenai sudut berapa Matahari berada
pada posisi Maksimal baik di utara maupun di selatan. Ternyata Allah memang maha Pengasih dan
Maha Penyayang , Dia memberikan petunjuk tambahan untuk melengkapi penentuan posisi Matahari
yang lebih baik. Keterangan tersebut terdapat di dalam surat Al Kahfi ayat 17 yang berbunyi ;
“ Dan ketika kamu melihat matahari terbit, yaitu dari arah bagian dalam gua sebelah kanan
mereka, dan ketika matahari itu terbenam ke sebelah kiri mereka, sedangkan mereka berada
dalam goa yang luas. Fenomena tersebut merupakan sebagian dari pada (tanda-tanda) petunjuk
Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang akan mendapat petunjuk;
dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka seorang pemimpinpun tidak akan beroleh petunjuk
dari padaNYA ( Qs AL Kahfi 18:17) “.

Untuk menganalisa keterangan ayat diatas, ada baiknya kita mempelajari kisah ketika ayat ini di
turunkan oleh Alah . Sebelumnya Allah, pada surat Kahfi , menceritakan tentang beberapa orang
pemuda yang melarikan diri dari kejaran orang-orang kafir yang tidak mau diajak oleh mereka untuk
menyembah Allah pencipta Alam semesta. Akibatnya anak-anak muda ini dikejar dan dicari untuk
dibunuh. Anak-anak muda ini melarikan diri kesebuah bukit yang di dalamnya terdapat sebuah Goa
yang mempunyai ruangan luas. Lalu merekapun masuk kedalam gua itu bersama seekor anjing untuk
bersembunyi dan menyelamatkan diri dari kejaran orang-orang kafir. Setelah berada di dalam Goa,
mereka segera menutup pintu masuk agar tidak diketahui tempat persembunyiannya. Ternyata di
dalam Goa tersebut terdapat dua buah lubang atau celah yang dapat ditembus oleh sinar Matahari.
Kedua celah itu berada pada posisi yang berseberangan di dalam Goa yang luas itu. Celah yang satu
berada pada dinding goa sebelah Matahari terbit, dimana celah ini selalu dimasuki oleh sinar matahari
setiap setelah waktu Fajar. Sementara celah yang satunya lagi berada di tempat matahari terbenam,
dimana celah ini akan selalu dimasuki sinar Matahari sesaat sebelum Matahari itu tenggelam. Di dalam
kisah tersebut, Allah menceritakan bahwa pemuda-pemuda tersebut dibuat tidur oleh Allah selama 309
tahun sehingga tubuhnya sudah menjadi kerangka. Kemudian Allah menghidupkan kembali mereka .
Setelah mereka dihidupkan kembali, diantara mereka saling bertanya ; sudah berapa lamakah kamu
tidur di sini? Mereka semuanya menjawab “ baru setengah hari atau paling lama sehari ! Begitulah
mereka tidak mengetahui , kalau mereka sudah mati selama 309 tahun di dalam Goa itu, sekiranya ada
manusia yang melihat, tentu mereka ketakutan sekali melihat kerangka manusia dan kerangka seekor
anjing bertebaran di dalam Goa tersebut. Begitulah Allah menghidupkan dan membangkitkan fosil-fosil
kerangka manusia ketika saat Kiamat nanti, dimana kita tidak akan pernah tahu berapa lama Allah SWT
mematikan kita. Kemudian diantara pemuda yang sudah hidup kembali tersebut ingin membuktikan
berapa lama mereka tidur, sebab mereka merasa heran sekali melihat adanya bangkai anjing yang
mereka bawa dulu di depan mulut Goa tersebut. Akhirnya dengan perasaan kuatir, salah seorang dari
pemuda itu pergi keluar goa untuk membeli makanan dengan uang perak yang mereka miliki , sekalian
untuk meyakinkan berapa lama mereka tertidur di dalam Goa tersebut. Ternyata pemuda itu
menyaksikan pemandangan yang sangat mengherankan. Rasanya pada saat dia datang ke Goa itu, dia
tidak pernah meyaksikan adanya rumah-rumah disekitar Goa itu, bahkan sekarang sudah ada rumah
yang dibangun persis di atas Goa yang mereka tempati. Makin takjublah pemuda itu, lalu dia
membelanjakan uang yang dia pegang untuk ditukar dengan makanan kepada seorang pedagang.
Tetapi alangkah terkejutnya pemuda itu, ketika pedagang itu tidak mau menerima uang receh yang tidak
bernilai tersebut. Pedagang itu mengatakan bahwa uang receh tersebut adalah mata uang kuno yang
sudah tidak berlaku lagi. Uang receh itu hanya berlaku sekitar lima genarasi yang lalu. Betapa
terkejutnya pemuda itu mendengar cerita pedagang tersebut, tetapi perasaan pemuda itu menjadi
senang karena musuh yang mengejar-ngejar untuk membunuhnya sudah tidak ada lagi. Sekarang
zaman sudah berganti, kerajaan sudah dipimpin oleh Raja yang bijaksana, menyembah Allah dan
penduduknya aman lagi makmur. Pemuda itu menyadari bahwa dia sudah tidur berabad-abad lamanya.
Kembalilah pemuda itu ke dalam Goa menemui teman-temannya sambil membawa makanan yang
sudah ditukar dengan receh uang kuno sebagai kenang-kenangan bagi pedagang tadi.

Tentu saja petunjuk Allah pada surat Al Kahfi ayat 17 diatas tidak ditujukan kepada pemuda yang berada
di dalam goa tersebut, karena mereka segera tertidur setelah memasuki goa tersebut dan mereka tidak
memperhatikan dan mempelajari petunjuk dari Posisi Matahari yang menyinari celah di dalam goa itu.
Ayat tersebut diatas , tentu saja ditujukan kepada umat Nabi Muhammad, yaitu bagi mereka yang
membaca dan memahami Al Qur’an sebagai petunjuk untuk dipelajari.

Sekarang marilah kita coba mengamati fenomena perubahan posisi Matahari di dalam Goa dimana
pemuda tadi tertidur selama 309 tahun;

Posisi M5 dan M6 adalah posisi matahari pada bidang datar (khatulistiwa), M1 dan M3 adalah posisi
matahari maksimal di utara, sedangkan M2 dan M4 adalah posisi Matahari ketika berada pada keadaan
maksimal di selatan. Titik A dan B , masing-masing adalah titik bayangan cahaya matahari pada dinding
Goa sebelah Timur dan Barat, sedangkan titik C dan D masing-masing adalah titik bayangan sinar
matahari di dinding gua sebelah timur dan Barat. Kita akan mendapatkan sinar matahari berada 2 kali di
bidang datar yakni , 2 kali di titik P dan dua kali di titik O dalam jangka waktu setahun, tetapi hanya
sekali menempuh titik A,B, C dan D. Sudut dari segitiga BOP sama dengan POA yaitu lebih kurang
sebesar 22,5 derajat.

Pertanyaan-pertanyaan Penting

Pertanyaannya adalah ; “ Apa makna dari sudut 22,5 derajat tersebut dan apa pula makna dari matahari
berada 2 kali pada posisi Horinzontal ( bidang equator) tersebut? Tentu saja Allah tidak menjadikan
petunjuk itu dengan sia-sia. Kesimpulan apakah yang dapat kita tarik dari fenomena perubahan posisi
matahari tersebut? Apakah ada ayat di dalamAl Qur’an yang menjelaskan posisi-posisi matahari yang
selalu berubah-rubah tempat terbit dan tenggelamnya? Dan apakah di dalam Al Qur’an ada juga
keterangan yang menjelaskan tentang posisi matahari yang dua (2) kali berada pada bidang horizontal
(equator) baik di timur maupun di barat? Apakah maksud Allah menentang manusia utuk memikirkan
tanda-tanda ciptaanNYA itu?

Untuk itu marilah kita periksa ayat-ayat Al Qur’an yang memberi petunjuk tentang posisi matahari yang
selalu berubah-rubah tempat terbit dan tenggelamnya. Keterangan ini terdapat pada surat Al Ma’aarij
ayat 40 yang berbunyi ;

“ Maka Aku bersumpah (demi) NamaKu, yang mengatur tempat-tempat terbit dan tempat-
tempat terbenamnya matahari, bulan , planet serta bintang-bintang ; Sesungguhnya Kami
benar-benar Maha Kuasa (QS Al Ma’aarij 70:40)”.

Ayat diatas menerangkan bahwa benar, Matahari mempunyai tempat -tempat terbit dan tenggelam
pada posisi yang berbeda-beda , sesuai dari hasil pengamatan kita diatas. Bahkan kalau kita mengamati
lebih jauh lagi, maka ternyata bulan , planet juga bintang-bintang terbit dan tenggelam sesuai dengan
perubahan arah posisi matahari itu. Suatu kenyataan yang bersesuaian antara bukti dengan penjelasan
kitab suciNYa. Artinya penjelasan Al Qur’an bersesuaian dengan hasil pengamatan ilmiah.

Menganai tempat terbit matahari yang 2 kali berada di bidang horizontal, apakah Al Qur’an
menerangkan dan memberikan pejelasan juga? Untuk itu marilah kita baca keterangan Allah pada surat
Ar Rahman ayat 17 yang berbunyi ;
“ Tuhan lah yang memelihara dua kali tempat saat matahari terbit dan Tuhan juga yang
memelihara dua kali tempat saat terbenamnya (QS Ar Rahman 55:17)”.

Ternyata dengan gaya bahasa Al Qur’an yang spesial dan rumit, akan terungkaplah bahwa Allah SWT
sudah menerangkan tentang posisi matahari yang berada 2 kali pada bidang Horizontal(equator). Dan ini
merupakan petunjuk yang diberikan Allah supaya kita dapat memahami dalam berkahNYA. Maka Maha
Benar Allah dengan seluruh FirmanNYA. Subhanallah !

Telah kita buktikan secara ilmiah dan juga dari keterangan Al Qur’an bahwa posisi matahari yang selalu
berubah-ubah yaitu maksimal ke utara danke selatan. Pertanyaannya adalah ; apakah makna dari
matahari yang bergerak ke utara dan selatan? Apakah ini disebabkan oleh posisi bumi yang bergerak
naik turun ?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas, sebaiknya kita mencari jawaban dari pertanyaan ; “ Apakah Bumi
yang berotasi pada porosnya tersebut juga melakukan gerak mengililingi (mengorbit) Matahari?
Apakah ada Ayat-ayat di dalamAl Qur’an yang dapat memberi petunjuk bahwa Bumi mengitari
matahari?

Mencari Petunjuk Lain

Sebelum menjawab pertanyaan diatas,marilah kita membahas beberapa ayat Al Qur’an yang
memberikan petunjuk tentang peredaran, perhitungan waktu dan hubungan antara Bumi, bulan,
Matahari , planet dan bintang-bingtang. Pada surat Al An’ aam ayat 96 berbunyi ;

‫ا إل‬
‫ي‬
“Dia menyingsingkan (fajar) di pagi hari dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari serta bulan itu untuk perhitungan (waktu). Itulah ketentuan Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (qs Al An’aam 6:96)”.

Keterangan Al Qur’an diatas memberikan petunjuk kepada kita bahwa sitim perhitungan tahun dapat
juga dilakukan berasarkan perbedaan posisi matahari dan juga berdasarkan perhitungan bentuk-bentuk
cahaya bulan. Kalau kita hitung jarak waktu perbedaan posisi matahari dari tempat terbenamnya paling
utara ke paling selatan, maka jumlah harinya adalah sekitar 183 hari. Dan sebaliknya kalau kita ambil
posisi matahari dari tengah kembali ketengah (equator) , maka berjarak sekitar 183 hari juga. Maka
satu siklus perpindahan posisi matahari , yaitu dari utara ke selatan dan kembali lagi ke utara,
dibutuhkan waktu sekitar 366 hari. Satu siklus perubahan posisi Matahari ini dapat juga kita gunakan
sebagai dasar perhitungan jumlah hari dalam setahun. Ternyata Allah tidak membatasi kita untuk
memakai satu sistim penanggalan , artinya kita boleh menggunakan system Masehi atau Hijriah. Kalau
kita hitung dengan seksama perbedaan sistim Masehi dan Hijriah, maka terdapat perbedaan jumlah hari
dalam setahun sebanyak 11 sampai 12 hari. Jumlah hari berdasarkan hitungan Masehi adalah 366
sedangkan bedasarkan Hijriah 354 hari.

Sistim penanggalan Hijriah adalah berdasarkan rotasi bulan mengitari Bumi yang ditandai oleh
perubahan bentuk-bentuk cahaya bulan. Sedangkan sistim penanggalan Masehi adalah berdasarkan
perbedaan tempat-tempat terbenam dan dan terbitnya matahari atau berdasarkan perbedaan musim,
karena sistim penanggalan masehi secara langsung menghasilkan perbedaan musim . Jika matahari
berada paling Selatan,maka terjadi musim dingin di Utara, sebaliknya jika matahari maksimal di Utara
maka akan terjadi musim dingin di Selatan. Sedangkan di daerah equator hanya mengenal 2 musim
yaitu musim hujan atau musim panas. Jadi secara tidak langsung penanggalan Masehi bemamfaat untuk
daerah yang mempunyai 4 musim (dingin, panas, semi dan gugur). Sedangkan sistim penanggalan
berdasarkan perhitungan bulan (hijriah) lebih cocok untuk daerah khatulistiwa atau equator.
Pertanyaan yang timbul kemudian adalah ; apakah perubahan posisi matahari tersebut diatas
memberikan petunjuk bahwa Bumi juga merotasi matahari? Kalau bumi juga merotasi matahari, lalu
kenapa matahari seolah-olah selalu bergerak ke utara dan selatan?

Petunjuk itu ada dalam AL Qur’an

Marilah kita mencoba membaca petunjuk Allah dalam Al Qur’an pada surat Al Anbiya’ ayat 33 yang
berbunyi ;

“ Dan Dialah yang telah menggilirkan malam dan siang, dan menciptakan juga matahari
dan bulan. Masing-masing dari keduanya beredar di dalam garis edarnya (orbitnya).(qs
al An Biyaa’ 21:33)”

Kalau kita analisa petunjuk dari ayat diatas, terdapat 3 unsur ciptaan Allah , yaitu yang mengalami
pergiliran siang dan malam (bumi) , bulan dan Matahari. Dua dari ke tiga unsur ciptaan Allah tersebut
mengalami peredaran menurut cara yang telah ditetapkan oleh Allah pada lintasannya. Tentu saja yang
dimaksud dengan 2 unsur tersebut adalah Bumi dan Bulan yang bersama-sama mengorbit , sedangkan
unsur ke ketiga yaitu Matahari. Artinya Bumi dan Bulan secara bersama-sama mengorbit Matahari
pada garis edarnya. Kalimat yang tertulis pada ayat diatas “ Masing-masing dari keduanya” , adalah
unsur bumi dan Bulan, dimana ketika Bulan sedang mengorbit Bumi, mereka secara bersama-sama ikut
mengorbit Matahari. Jadi Allah di dalam Al Qur’an sudah memberikan petunjuk kepada kita bahwa
Bumi mengelilingi matahari. Pembuktian selanjutnya tergantung kepada metode apa yang akan kita
gunakan untuk mengamatinya dan melakukan perhitungan-perhitungan yang lebih akurat . Hasil yang
terbaik tergantung kepada metode yang digunakan, ketelitian alat serta kemampuan manusia dalam
berhitung dan mengambil kesimpulan. Ini adalah masaalah teknologi manusia sesuai dengan
perkembangan zaman dari waktu ke waktu.

Untuk membuktikan bahwa Bumi mengelilingi matahari, yang sekarang lebih dikenal dengan istilah
revolusi Bumi terhadap Matahari, maka kita tidak dapat berpatokan hanya kepada perubahan cahaya
bulan, pergerakan posisi Matahari di Utara atau Di Selatan. Untuk itu kita memerlukan petujuk lain
untuk membuat kesimpulan dari pembuktian ilmiah.

Untuk itu, marilah kita kembali mencari petunjuk Allah yang mungkin masih terdapat di dalam Al
Qur’an. Marilah kita baca petunjuk pada surat Al A’raaf ayat 54 yang berbunyi ;

“ Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan Dia menciptakan
pula Matahari, Bulan dan Bintang-bintang, masing-masingnya taat kepada aturan yang telah
di tetapkanNYA. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah milik Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam ( qs Al A’raaf 7:54).

Dari keterangan ayat diatas , kita mendapat petunjuk tambahan yaitu adanya Bintang-bintang yang
juga melakukan peredaran menurut kehendak Allah. Jadi untuk membuktikan adanya Revolusi Bumi
mengitari Matahari kita membutuhkan petunjuk dari pergerakan bintang-bintang. Bintang-bintang yang
bagaimanakah yang dapat dijadikan petunjuk untuk membuktikan adanya revolusi Bumi?

Kalau kita baca keterangan Al Qur’an pada surat AL Furqaan ayat 61 yang berbunyi ;

“ Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga
dilangit itu matahari dan bulan yang bercahaya.( QS Al Furqaan 25:61) “.

Gugusan-gugusan Bintang yang dimaksud oleh ayat ini adalah kumpulan bintang yang dikenal dengan
istilah Galaxy pada saat ini. Matahari kita termasuk anggota dari bintang-bintang yang bergabung
membentuk gugusan bintang yang disebut dengan Bima sakti atau Milky Way. Tentu saja keterangan
ayat diatas belum dapat memberi petunjuk tambahan untuk membuktikan teori revolusi Bumi. Untuk
itu marilah kita cari lagi ayat Al Qur’an yang lain yang terdapat pada surat Al Fushshilat ayat 12 yang
berbunyi ;

“ Dan Dia menyerukan pada masing-masing langit suatu urusan yang telah ditetapkanNya. Dan
Kami hiasi (adakan) pada langit terdekat dengan bintang-bintang yang bercahaya terang dan
Kami yang paling baik memeliharanya (mengaturnya). Demikianlah ketentuan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui ( QS Al Fushshilat 41:12)”.

Keterangan ayat diatas dapat kita jadikan sebagai petunjuk tambahan untuk mengamati terjadinya
revolusi Bumi terhadap matahari. Ayat 12 surat Al Fushshilat diatas memberikan petunjuk kepada kita
bahwa pada lapisan langit terdekat terdapat bintang-bintang yang bercahaya terang. Bintang tersebut
adalah bintang Timur yang sering kelihatan di sebelah timur pada saat matahari belum terbit atau saat
sebelum fajar. Bintang Timur ini sering juga disebut Bintang Kejora atau bintang berjalan, karena
bintang ini juga muncul di sebelah barat ketika Matahari akan tenggelam. Sekarang Bintang ini sudah
diberi nama dengan Venus.

Misteri itu Mulai Terkuak

Apabila kita mempunyai teropong yang lebih baik yang dilengkapi dengan Filter cahaya, maka kita akan
menyaksikan bahwa cahaya pada permukaan Venus akan selalu berubah-ubah seperti halnya ketika kita
mengamati cahaya bulan. Pada suatu saat, Venus bercahaya terang seperti purnama, tetapi dilain
waktu bercahaya redup seperti bulan sabit dan bahkan pada suatu saat tidak bercahaya sama sekali. Hal
ini menunjukkan bahwa Venus sama seperti bulan yang tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan
cahaya dari sinar Matahari. Kalau kita amati perubahan bentuk cahaya venus dari waktu kewaktu selama
setahun, maka jarak purnama venus ke purnama venus berikutnya akan membutuhkan waktu kurang
lebih sekitar 220 hari. Sedangkan perubahan bentuk-bentuk cahaya venus ,mulai dari purnama – gelap
– purnama, tergantung dari sudut pandang kita terhadap bumi-venus-matahari. Setelah
menghubungankan bentuk-bentuk cahaya di permukaan Venus setiap saat dan pada saat yang sama
membandingkannya dengan bentuk-bentuk cahaya bulan , kemudian menggambarkan setiap
perubahan posisi relative antara Bumi-matahari-Venus, posisi Bumi-Bulan-Matahari, dan juga posisi
dari Bumi-Bulan-Venus-Matahari, maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa Bumi dan
Venus sama-sama mengelilingi Matahari. Dimana Venus mengeliling Matahari selama 220 hari
sedangkan Bumi mengeliling Matahari selama 366 hari. Cara tersebut berhasil dilakukan oleh Galileo
dengan teleskop buatannya pada tahun 1609 ( sepuluh abad setelah Al Qur’an diturunkan). Namun
Galileo yang terlalu bangga dengan hasil penemuannya kemudian menentang pihak otoritas Gereja
katolik. Galileo menentang Paham Geocentris yang dianut oleh otoritas Gereja Katolik yang
menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat Alam Semesta. Galileo telah melakukan perbuatan
menentang ,mempermalukan dan menghina pihak Gereja dengan teori barunya “Heliocentris” yang
mengangggap bahwa Mataharilah sebagai Pusat alam Semesta bukan Bumi. Akhirnya Galileo dijatuhkan
hukuman tahanan rumah seumur hidup dengan tuduhan telah menghina dan mencemarkan nama baik
Gereja. Tetapi teori Heliocentri dari Gaolileo juga tidak bertahan lama, karena ternyata sekarang
terbukti bahwa Matahari hanya berlaku sebagai pusat orbit dari sistim Tatasurya, bukan alam semesta.

Beginilah Kejadiannya

Sekarang marilah kita mambahas pertanyaan ; Kenapa posisi matahari dapat berada di Utara dan
selatan? Dan kenapa setiap perubahan tempat matahari itu diikuti oleh perubahan musim?

Seandainya orbit bumi mengitari matahari membentuk bidang datar, sedangkan arah sumbu rotasi
bumi tegak lurus terhadap bidang datar tersebut, maka tidak mungkin terjadi perubahan tempat-tempat
terbit dan terbenamnya matahari. Karena matahari akan menyinari bumi dari satu arah horizontal
sehingga bayang-bayang akan selalu berukuran sama sepanjang tahun.

Revolusi bidang datar dengan sumbu rotasi bumi tegak urus

Tetapi kenyataannya bukan begitu, dimana matahari terlihat seolah-olah naik turun ke utara dan ke
selatan yang di ikuti oleh perubahan arah bayang-bayang. Bisa saja kita berasumsi bahwa bumi lah
yang bergerak naik turun selama melakukan orbit mengelilingi Matahari. Tetapi itupun tidak mungkin
karena akan terjadi tempat terbit matahari sebanyak 4 kali di daerah equator selama satu tahun bukan 2
kali. Sekiranya orbit bumi tidak membentuk bidang datar tetapi berbentuk lambung perahu , dimana 2
titik tertinggi berada di kedua ujungnya, maka itupun tidak mungkin karena akan menyebabkan posisi
Matahari akan berada 2 kali di daerah utara atau sebaliknya 2 kali di sebelah selatan.

Jadi yang paling mungkin adalah bahwa posisi poros rotasi bumi terhadap Matahari bukan tegak lurus,
tetapi membentuk sudut. Besarnya sudut miring dari poros rotasi bumi terhadap matahari kira-kira
sama besarnya dengan hasil pengamatan yang kita lakukan di dalam Goa dimana pemuda mati tertidur
tadi yaitu sekitar 22 – 25 derajat.
Dari hasil pengamatan yang lebih seksama dengan alat-alat yang lebih canggih saat ini, menunjukkan
bahwa sudut poros bumi adalah sebesar 23,5 derajat. Dengan adanya sudut miring dari bumi inilah
kita dapat mengerti kenapa posisi matahari seolah-olah selalu bolak-balik bergerak ke utara dan k e
selatan. Itulah sebabnya kenapa terdapat 2 kali posisi matahari berada di daerah khatulistiwa seperti
yang terlihat pada gambar berikut ini ;

Allah Arsitek Semesta Alam Terhebat

Ternyata hanya dengan memutar sudut poros Bumi sebesar 23,5 derajat saja, Allah telah dapat
membagi musim di seluruh belahan Bumi secara adil dan merata. Terbuktilah bahwa Allah adalah
“ Arsitek” dari Alam semesta yang sangat hebat. Kelihatannya sederhana, tatapi hasilnya sangat luar
biasa. Allahuakkbar, maha Hebat Allah dengan segala citptaanNYA. Padahal keterangan ini sudah ada di
dalam Al Qur’an sejak 14 abad yang lalu, namun pembuktiannya baru 14 abad kemudian. Memang
manusia perlu waktu yang lama untuk belajar dan memahaminya hasil ciptaan Allah, tetapi sangat
sedikit dari manusia itu yang berayukur akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah tersebut.

Semoga tulisan ini dapat mengetuk hati kita untuk menerima semua kebenaran ayat-ayat Allah yang
tercantum di dalam Al Qur’an . Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNYA.

Disusun dan disampaikan oleh :

Rahmanhadiq

5 Februari 2010

You might also like