Professional Documents
Culture Documents
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
TAHUN 2010
BUKU 1
PEDOMAN PENETAPAN PESERTA
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
TAHUN 2010
Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta
Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio
Buku 4 Rambu‐Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG)
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 i
Tim Penyusun
Drs. Achmad Dasuki, MM, M.Pd. (Direktur Profesi Pendidik) KATA PENGANTAR
Drs. E. Nurzaman A.M, M.Si., MM. (Kasubdit Program)
Dr. Suparno, M.Pd. (Kasubdit Pendidikan Dasar dan Luar Biasa)
Dra. Dian Mahsunah, M.Pd. (Kasubdit Penghargaan dan Perlindungan) Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari
Dra. Maria Widiani, MA. (Kasubdit Pendidikan Menengah) Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar
Dra. Santi Ambarrukmi, M.Ed. (Kasi Evaluasi dan Pelaporan) sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman
Suharno M. Sajim, SE., M.Si. (Kasi Perencanaan) bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di
daerah. Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah proses
Kontributor rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah
Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. (Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti) pedoman yang dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas
Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (Univ. Neg. Malang) pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Dr. Ismet Basuki, M.Pd. (Univ. Neg. Surabaya) (LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan
Dr. Badrun Karto Wagiran, M.Pd. (Univ. Neg. Yoyakarta) pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan
Drs. Suyud, M.Pd. (Univ. Neg. Yogyakarta) tahun 2010.
Prof. Dr. Yatim Riyanto (Univ. Neg. Surabaya)
Dr. Adi Rahmat, M.Si. (Univ. Pendidikan Indonesia) Buku ini merupakan edisi revisi dari buku 1 Pedoman Penetapan Peserta
Drs. Arief Antono. (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti) yang pernah terbit pada bulan November 2009 yang lalu.
Dra. Rahayu Retno Sunarni, M.Pd. (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti)
Terimakasih kepada Tim Sertifikasi Guru Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) dan Direktorat
Copyright © 2010, Kementerian Pendidikan Nasional Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) serta pihak lain yang telah
Hak cipta dilindungi undang‐undang berpartisipasi dalam penyusunan pedoman penetapan peserta dan
pelaksanaan sertifikasi guru ini.
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk
kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan
Nasional. Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal PMPTK,
ISBN : 978‐979‐25‐4931‐7
Dr. Baedhowi
NIP. 19490828 197903 1001
1 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 2
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 E. Ruang Lingkup Pedoman
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Pedoman ini memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 dengan pelaksanaan sertifikasi guru tentang beberapa hal sebagai
tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. berikut:
7. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan 1. jumlah sasaran nasional;
Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. 2. perhitungan kuota peserta;
3. persyaratan peserta;
C. Tujuan 4. proses penetapan peserta sertifikasi guru;
Pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan ini 5. mekanisme pendaftaran peserta;
mempunyai tujuan sebagai berikut. 6. prosedur operasional standar; dan
7. jadwal pelaksanaan.
1. Sebagai bahan acuan bagi pihak terkait dalam melakukan proses
penetapan peserta sertifikasi guru secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas agar dapat
memantau pelaksanaan penetapan peserta sertifikasi guru di
wilayahnya.
D. Sasaran
Sasaran Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi guru ini adalah pihak
yang terkait dengan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, yaitu:
1. Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru1;
2. Dinas Pendidikan Provinsi;
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
4. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;
5. Pengawas Sekolah;
6. Kepala Sekolah;
7. Guru; dan
8. Masyarakat.
1
Untuk selanjutnya dalam buku ini Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru disebut LPTK
Penyelenggara Sertifikasi Guru atau LPTK
3 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 4
BAB II
POLA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
A. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan,
sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh sertifikat
pendidik dilaksanakan melalui pola: (1) uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara
langsung.
Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian
portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan
pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, Gambar 1: Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
(6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)
keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan sebagaimana gambar di
bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan atas sebagai berikut.
dengan bidang pendidikan. Pemberian sertifikat pendidik secara 1. Uji Kompetensi dalam Bentuk Penilaian Portofolio2
langsung dilakukan melalui verifikasi dokumen.
a. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru3 yang memenuhi
Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung persyaratan, menyusun portofolio4 dengan mengacu
kepada peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK Pedoman Penyusunan Portofolio (Buku 3).
Penyelenggara Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK
b. Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada
Mitra dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Secara
dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan
umum, alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010
provinsi (peserta guru SLB) untuk diteruskan kepada Rayon
disajikan pada Gambar 1.
LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru untuk dinilai.
2
Untuk menyederhanakan terminologi, selanjutnya dalam buku ini disebut penilaian portofolio.
3
Guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau
konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.
4
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi
yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.
5 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 6
c. Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 (dua) asesor5 yang ujian ulang dua kali (untuk materi yang belum lulus).
relevan dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan Peserta yang tidak lulus pada ujian ulang kedua
mengacu pada rubrik penilaian portofolio (Buku 3). dikembalikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau
dinas pendidikan provinsi untuk dilakukan
d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru
pembinaan/peningkatan kompetensi.
dapat mencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi
persyaratan kelulusan, maka dinyatakan lulus dan
memperoleh sertifikat pendidik. 2. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung
e. Apabila skor hasil penilaian portofolio telah dapat mencapai a. Guru yang berkualifikasi akademik S‐2/S‐3 dan sekurang‐
angka minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kurangnya golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan
kelulusan, namun secara administrasi masih ada kekurangan serendah‐rendahnya IV/c mengumpulkan dokumen7. `
maka peserta harus melengkapi kekurangan tersebut b. Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada
(melengkapi administrasi atau MA6). dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan
f. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru provinsi8 untuk diteruskan ke LPTK penyelenggara sertifikasi
belum mencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK guru sesuai wilayah rayon dengan surat pengantar resmi.
menetapkan alternatif sebagai berikut. c. LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi
1) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dokumen. Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 (dua) asesor9
pendidik untuk melengkapi kekurangan portofolio (misal yang relevan dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan
melengkapi substansi atau MS bagi peserta yang mengacu pada rubrik verifikasi dokumen (Buku 3).
memperoleh skor 841 s/d 849). Apabila dalam kurun d. Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakan
waktu tertentu yang ditetapkan Rayon LPTK peserta tidak memenuhi persyaratan, maka kepada peserta diberikan
mampu melengkapi akan diikutsertakan dalam sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila dokumen yang
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). dikumpulkan tidak memenuhi persyaratan, maka peserta
2) Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dikembalikan ke dinas pendidikan di wilayahnya
dan diakhiri dengan uji kompetensi. Penyelenggaraan (kabupaten/kota/provinsi) dan diberi kesempatan untuk
PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagaimana mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi dalam
tertuang dalam Rambu‐Rambu Pelaksanaan Pendidikan bentuk penilaian portofolio.
dan Latihan Profesi Guru (Buku 5 dan Suplemen Buku 5).
Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh Sertifikat
Pendidik. Jika peserta belum lulus, diberi kesempatan 7
Dokumen berupa Photocopy ijazah, surat keputusan pangkat/golongan terakhir, surat keputusan
tugas pengajar, dan berkas lain terkait. Untuk selanjutnya berkas yang disusun oleh peserta
sertifikasi pola pemberian sertifikat pendidik secara langsung disebut dokumen.
5
Asesor memperoleh penugasan dari Rayon LPTK Penyelenggara. 8 Khusus guru SLB melalui dinas pendidikan provinsi.
6
Misalnya ijazah belum dilegalisasi, pernyataan peserta pada portofolio sudah ditandatangani 9 Asesor memperoleh penugasan dari Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru.
tanpa dibubuhi materai, dan sebagainya.
7 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 8
B. Prinsip Sertifikasi Guru 4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
1. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel Agar pelaksanaan program sertifikasi guru dapat berjalan dengan
efektif dan efisien harus direncanakan secara matang dan
Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat
sistematis. Sertifikasi guru mengacu pada kompetensi guru dan
pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi
standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat
standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada
kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
proses sertifikasi guru yang memberikan peluang kepada para
sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru
pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses
mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan
informasi tentang proses dan hasil sertifikasi guru. Akuntabel
menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata
merupakan proses sertifikasi guru yang dipertanggungjawabkan
pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru,
kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif,
dilakukan melalui uji kompetensi dan pemberian sertifikat
finansial, dan akademik.
pendidik secara langsung kepada guru yang memenuhi
2. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional persyaratan.
melalui peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru
5. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah
Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam
Untuk alasan keefektifan dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru
meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan
serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi guru, jumlah peserta
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru dan
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan
memenuhi syarat lain sesuai dengan ketentuan akan diberi
oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk
pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta
upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
sertifikasi guru untuk masing‐masing provinsi dan
Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus
kabupaten/kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut
pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota
bukan‐pegawai negeri sipil (bukan PNS/swasta). Dengan
yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di
Indonesia secara berkelanjutan.
3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang‐undangan
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka
memenuhi amanat Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang‐Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru.
9 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 10
BAB III c. Penghitungan kuota kabupaten/kota didasarkan atas jumlah
PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN guru yang memenuhi persyaratan pada kabupaten/kota
tersebut.
d. Kuota kabupaten/kota ditetapkan melalui kesepakatan dan
A. Sasaran disahkan bersama antara dinas pendidikan provinsi, dinas
Peserta sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010 ditetapkan oleh pendidikan kabupaten/kota, dan LPMP dalam satu pertemuan
pemerintah sejumlah 200.000 guru PNS dan bukan PNS pada satuan koordinasi. Hasil kesepakatan yang telah ditandatangani
pendidikan negeri atau swasta yang meliputi TK, SD, SMP, SMA, SMK bersama disampaikan ke Ditjen PMPTK cq. Direktorat Profesi
dan SLB. Sasaran tersebut termasuk guru yang diangkat dalam jabatan Pendidik (Lampiran 2).
pengawas, dan guru sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). e. Kuota kabupaten/kota yang ditetapkan meliputi kuota PNS
dan bukan PNS, dibagi secara proporsional menjadi kuota 1)
B. Pembagian Kuota kelompok guru wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas)
Sasaran peserta sertifikasi guru secara nasional yang ditetapkan oleh dan 2) kelompok guru jenjang pendidikan menengah
pemerintah setiap tahunnya terbatas, oleh karena itu perlu disusun (dikmen). Kelompok wajar dikdas terdiri dari guru TK, SD,
kuota peserta sertifikasi guru untuk setiap provinsi dan SMP, SLB (semua jenjang) dan pengawas dikdas sedangkan
kabupaten/kota. Penghitungan kuota berturut‐turut sebagai berikut. kelompok dikmen terdiridari guru SMA, guru SMK dan
pengawas dikmen sebagaimana format pada Lampiran 2.
1. Kuota Provinsi
f. Kuota pengawas adalah semua guru yang diangkat dalam
Kuota provinsi ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan jabatan pengawas10 baik pengawas satuan pendidikan, mata
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) terdiri pelajaran, maupun kelompok mata pelajaran yang memenuhi
dari kuota pendidikan dasar (dikdas) dan pendidikan menengah persyaratan untuk ikut sertifikasi tahun 2010 dan belum
(dikmen) sebagaimana tercantum pada Lampiran 1. memiliki sertifikat pendidik.
2. Kuota Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan g. Kuota guru yang berstatus bukan PNS minimal 15% dan
disesuaikan dengan proporsi jumlah guru pada masing‐masing
a. Kuota kabupaten/kota dihitung bersama antara Lembaga
daerah.
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dinas pendidikan
provinsi, dan dinas pendidikan kabupaten/kota. h. Kuota yang telah ditetapkan pada prinsipnya dapat berubah
disesuaikan dengan kondisi di masing‐masing kabupaten/
b. Data yang akan digunakan dalam penghitungan kuota adalah
kota. Kuota guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang
data hasil sinkronisasi data SIM NUPTK dan data
tidak terpenuhi dibagi secara proporsional untuk tambahan
guru/pengawas yang ada di provinsi/kabupaten/kota.
kuota guru pada jenjang pendidikan yang relevan. Kuota
10
Termasuk pengawas yang bukan berasal dari guru yang diangkat sebelum berlakunya PP No. 74
tahun 2008
11 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 12
pendidikan dasar dapat bergeser hanya diantara TK, SD, SMP b. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan
dan SLB sedangkan kuota pendidikan menengah bergeser ketentuan:
hanya diantara SMA dan SMK. 1) bagi yang bukan dari guru harus diangkat sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
i. Apabila kuota kabupaten/kota yang sudah ditetapkan tidak
2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau
dapat dipenuhi, maka dinas pendidikan kabupaten/kota 2) bagi yang diangkat setelah berlakunya Peraturan
segera melaporkan ke LPMP untuk dipindahkan ke Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru tetapi
kabupaten/kota lain dalam provinsi tersebut. memiliki pengalaman formal sebagai guru.
j. Proporsi pembagian kuota dikdas dan dikmen tingkat Contoh 1:
kabupaten/kota mengikuti proporsi pembagian kuota dikdas Seorang pengawas A yang tidak pernah menjadi guru
dan dikmen pada tingkat provinsi dan dapat disesuaikan dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada
dengan kondisi setempat. bulan September 2008. Pengawas A dapat mengikuti
sertifikasi guru karena diangkat sebagai pengawas sebelum
k. Apabila ada kelebihan atau kekurangan kuota pada salah satu
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
atau beberapa kabupaten/kota, maka perpindahan kuota ditetapkan.
dapat dilakukan antar dari kabupaten/kota yang berbeda
dalam satu provinsi. Contoh 2:
Seorang pengawas B dialihtugaskan dari pejabat struktural
menjadi pengawas pada bulan Mei 2009. Pengawas H
memiliki pengalaman mengajar selama 15 tahun sebagai guru
C. Persyaratan Peserta
Olahraga. Pengawas B dapat mengikuti sertifikasi guru
1. Persyaratan Umum meskipun diangkat sebagai pengawas setelah Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditetapkan
a. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan karena pengawas B tersebut pernah menjadi guru.
Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di
sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru Contoh 3:
Seorang pengawas C yang tidak pernah menjadi guru
Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan
dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada
semua guru yang mengajar di Madrasah (termasuk guru
bulan Mei 2009. Pengawas C tidak dapat mengikuti sertifikasi
bidang studi umum yang memiliki NIP 13) diselenggarakan
guru karena diangkat sebagai pengawas bukan dari guru
oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan
setelah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
penetapan peserta dari Kementerian Agama. Sesuai Surat
Guru ditetapkan.
Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris
Jenderal Departemen Agama Nomor c. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari
SJ/Dj.I/Kp.02/1569/2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada
2007. sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan
provinsi/ kabupaten/kota.
11
Daftar nama kabupaten dan kecamatan/distrik dicantumkan dalam Lampiran 9
17 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 18
Penetapan guru peserta sertifikasi guru tahun 2010 yang b. Usia
termasuk dalam kategori butir a.5) dan b.5) diatas didasarkan
Usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran
pada kriteria urutan prioritas: 1) masa kerja sebagai guru, 2) usia,
yang tercantum dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah.
3) pangkat dan golongan, 4) beban kerja, 5) tugas tambahan, 6)
prestasi kerja. c. Pangkat/Golongan
Penjelasan kriteria urutan prioritas penetapan peserta sebagai Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang
berikut. dimiliki guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru.
Kriteria ini khusus untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang
a. Masa kerja sebagai guru
telah memiliki SK Inpassing.
Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai
d. Beban kerja
guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS.
Beban kerja adalah jumlah jam mengajar tatap muka per
Contoh perhitungan masa kerja:
minggu yang diemban oleh guru saat didaftarkan sebagai
Contoh 1 peserta sertifikasi guru.
Guru “G” adalah seorang guru PNS yang memiliki masa kerja e. Tugas tambahan
selama 10 tahun 5 bulan, namun guru “G” tersebut sebelum
Tugas tambahan adalah jabatan atau tugas yang diemban
diangkat PNS telah mengajar sebagai tenaga honorer di
oleh guru pada saat guru yang bersangkutan diusulkan
sebuah SD selama 5 tahun 2 bulan. Masa kerja guru “G”
sebagai calon peserta sertifikasi guru. Tugas tambahan yang
dihitung kumulatif semenjak yang bersangkutan bertugas
dimaksud misalnya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
sebagai guru yaitu 15 tahun 7 bulan.
Ketua Program/Jurusan, Kepala Laboratorium, Kepala
Contoh 2 Bengkel, Kepala Unit Produksi Satuan Pendidikan, Kepala
Perpustakaan Sekolah, atau Ketua Program Keahlian.
Guru “R” adalah guru bukan PNS yang sudah bekerja di
beberapa SMP swasta sejak bulan Januari 1990 sehingga jika f. Prestasi kerja
dihitung secara kumulatif masa kerja guru “R” sampai bulan
Prestasi kerja adalah prestasi akademik dan atau non
Juni 2010 adalah 18 tahun 6 bulan. Namun, guru “R”
akademik yang pernah diraih guru atau pembimbingan yang
tersebut pada tahun 2005‐2010 tidak mengajar selama 24
dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat
bulan karena alasan keluarga. Masa kerja guru “R”
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun
sesungguhnya adalah 16 tahun 6 bulan setelah dikurangi 24
internasional. Di samping itu, prestasi kerja termasuk kinerja
bulan tidak mengajar. Bagi guru bukan PNS harus ada bukti
guru dalam melaksanakan tugas sehari‐hari.
fisik bahwa yang bersangkutan mengajar pada sekolah
tersebut. Dinas pendidikan kabupaten/kota membuat daftar urutan
prioritas guru, apabila ada guru memiliki masa kerja yang sama
maka diurutkan berdasarkan kriteria berikutnya yaitu usia.
19 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 20
Apabila masa kerja dan usia sama maka diurutkan berdasarkan Karena perguruan tinggi di wilayahnya tidak ada jurusan S1 PGSD
golongan. Apabila masa kerja, usia, dan golongan sama, maka maka jurusan yang diikuti adalah Administrasti Pendidikan dan telah
diurutkan berdasarkan beban kerja, demikian seterusnya. lulus 3 tahun yang lalu. Guru tersebut harus mengikuti sertifikasi guru
untuk guru kelas di SD.
Contoh daftar urut guru berdasarkan prioritas dapat dilihat
pada Lampiran 4. Contoh 3:
“R” adalah guru lulusan S1 Fakultas Hukum dari salah satu perguruan
tinggi negeri yang sampai saat mengikuti sertifikasi guru mengajar
E. Penetapan Pilihan Bidang Studi
matapelajaran PKn di SMA selama 10 tahun dan tidak memiliki Akta
Guru dalam jabatan yang mengajar mata pelajaran sesuai dengan latar IV. Guru tersebut mengikuti sertifikasi guru untuk bidang studi PKn.
belakang pendidikannya, keikutsertaannya dalam sertifikasi guru
Contoh 4:
dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikannya.
“S” adalah guru berlatarbelakang S1 Agama Islam dan telah mengajar
Guru dalam jabatan yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai
di SD sebagai guru kelas selama 14 tahun. Guru tersebut harus
dengan latar belakang pendidikannya (mismatch), keikutsertaannya
mengikuti sertifikasi guru sebagai guru kelas SD melalui Kementerian
dalam sertifikasi guru dilakukan berdasarkan mata pelajaran, rumpun
Pendidikan Nasional.
mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya pada
saat mendaftar sebagai peserta sertifikasi guru.
Berikut ini beberapa contoh penetapan pilihan bidang studi.
Contoh 1:
“P” adalah guru Matematika tamatan D3 Pendidikan Matematika yang
telah mengajar di SMP selama 10 tahun, kemudian melanjutkan
pendidikan dan lulus jenjang S1 pada program studi Bahasa Indonesia
dan mengajar Matematika pada saat ditetapkan sebagai peserta
sertifikasi guru, maka yang bersangkutan harus mengikuti sertifikasi
guru bidang studi Matematika.
Contoh 2:
“Q” adalah guru tamatan SPG dan saat ini mengajar sebagai guru
kelas di SD dengan masa kerja 25 tahun. Guru tersebut mengikuti
pendidikan lanjutan untuk mendapatkan ijasah Diploma II PGSD.
Setelah itu guru tersebut melanjutkan lagi untuk mengikuti kuliah S1.
A. Pendaftaran Peserta (Format A1)
Format A1 merupakan bukti resmi sebagai peserta sertifikasi guru,
terdiri atas: 1) Format A1.1 untuk guru, dan 2) Format A1.2 untuk guru
yang diangkat dalam jabatan pengawas. Guru dan guru yang diangkat
dalam jabatan pengawas wajib mengisi format A.1 sesuai ketentuan
(selanjutnya disebut Format A1. Asli). Guru TK/SD/SMP/SMA/SMK
menyerahkan Format A1. Asli ke dinas pendidikan kabupaten/kota,
sedangkan guru PLB dan pengawas ke dinas pendidikan provinsi.
Format A1. Asli akan diserahkan ke LPMP untuk diproses menjadi
database peserta sertifikasi dan dibuatkan Format A1. Cetakan.
Format A1 Cetakan oleh dinas Provinsi/kabupaten/kota akan
disertakan dalam berkas portofolio/dokumen. Berkas portofolio/
dokumen yang tidak menyertakan Format A1 Cetakan dianggap tidak
sah dan tidak akan diperiksa di LPTK.
Contoh formulir pendaftaran (Format A1) sebagaimana terdapat pada
Lampiran 5, dapat di download (unduh) dari website sertifikasi guru
www.sertifikasiguru.org. Format A1 digandakan oleh dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan.
Format A1 ditandatangani oleh peserta sertifikasi dan kepala sekolah.
Ketentuan umum pengisian Format A1:
1. Ditulis dengan huruf balok dan tinta warna hitam
2. Diisi dengan jujur sesuai dengan identitas sesungguhnya
3. Format A1 1 Asli dinyatakan sah apabila ditandatangani guru yang
bersangkutan, ditandatangani kepala sekolah serta dibubuhi
stempel sekolah dan ditandatangani kepala dinas pendidikan atau
B. Nomor Peserta Sertifikasi Guru
Nomor peserta sertifikasi guru adalah nomor identitas yang dimiliki
peserta sertifikasi guru. Nomor ini akan digunakan terus oleh peserta
selama pelaksanaan sertifikasi guru sampai guru tersebut mendapat
sertifikat pendidik. Nomor peserta ini spesifik untuk masing‐masing
peserta, oleh karena itu nomor peserta tidak ada yang sama, tidak
boleh salah, dan harus diingat. Gambar 2: Nomor Peserta Sertifikasi Guru
Nomor peserta terdiri dari 14 digit yang masing‐masing digit
mempunyai arti dengan rumusan kode digit sebagai berikut. Contoh nomor peserta:
1. Digit 1 dan 2 adalah kode tahun pelaksanaan sertifikasi guru yaitu Guru “M” mengajar mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 (kode
“10” 180) provinsi Kalimantan Selatan (kode 15) Kabupaten Barito Kuala
2. Digit 3 dan 4 adalah kode provinsi (daftar kode pada Lampiran 6) (kode 03) sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2010 yang ditetapkan
3. Digit 5 dan 6 adalah kode kabupaten/kota (daftar kode pada oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala dengan nomor urut SK
Lampiran 6) “37”. Maka nomor peserta guru “M” adalah:
4. Digit 7, 8, dan 9 adalah kode bidang studi yang disertifikasi
(Lampiran 7)
10150318010037
5. Digit 10 adalah kode kementerian: Ketentuan Pemberian Nomor Peserta.
a. Kementerian Pendidikan Nasional, kode “1”
1. Kode pada digit 1 s.d. 10 telah ditentukan sebagaimana terdapat
b. Kementerian Agama, kode “2”
dalam lampiran.
25 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 26
2. Kode pada digit 11 s.d 14 yaitu nomor urut peserta. Dinas guru. Jika proses pengolahan data terlambat, maka proses
pendidikan provinsi/kabupaten/kota memberikan nomor urut selanjutnya akan mengalami keterlambatan pula.
peserta tersebut kepada guru sesuai dengan nomor urut pada SK
Alur Registrasi dan Pendataan Peserta Sertifikasi Guru disajikan dalam
Penetapan Peserta.
Gambar 3.
3. Nomor urut dimulai dari “0001” dan nomor terakhir sesuai jumlah
kuota pada masing‐masing kabupaten/kota.
4. Khusus untuk peserta dari SLB
a. nomor kode kabupaten/kota (digit 5 dan 6) diisi nomor kode
kabupaten/kota dimana guru tersebut mengajar.
b. nomor urut peserta (digit 11 s.d. 14) sesuai dengan nomor
urut SK penetapan peserta dari provinsi
5. Nomor kode bidang studi 7, 8, dan 9 ditentukan oleh guru yang
bersangkutan sesuai dengan bidang studi yang disertifikasi
(lampiran 7). Jika tidak sesuai antara kode bidang studi pada
nomor peserta dan portofolio, maka akan didiskualifikasi oleh
LPTK.
C. Alur Registrasi Data Peserta
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data peserta
sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
1. LPMP ditugasi oleh Ditjen PMPTK sebagai pusat pengolahan data
peserta sertifikasi guru.
2. Entri data Format A1 oleh LPMP dengan menggunakan aplikasi
yang telah ditetapkan.
Gambar 3: Alur Registrasi dan Pendataan Peserta
3. Data‐base hasil entri adalah satu‐satunya data yang akan
digunakan oleh semua fihak dalam proses sertifikasi selanjutnya.
4. Proses pengolahan data peserta menentukan proses selanjutnya,
sehingga wajib memperhatikan jadwal pelaksanaan sertifikasi
33 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Penjelasan Mekanisme Kerja Penetapan Peserta
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
1 Menetapkan kuota provinsi Kuota provinsi ditetapkan oleh Direktorat Jenderal - Ditjen PMPTK Oktober
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2009
(Ditjen PMPTK) berdasarkan data jumlah guru yang
memenuhi persyaratan.
2 Menampilkan 1. Data guru dalam bentuk rekap dan data individu yang - LPMP Nopember
Data Guru terdapat dalam sistem pendataan NUPTK diberikan 2009
kepada provinsi dan kabupaten/kota .
2. Data tersebut harus disesuaikan dengan data yang ada
di provinsi dan kabupaten/kota sebelum digunakan
sebagai dasar perhitungan kuota kabupaten/kota dan
bahan pertimbangan untuk menetapkan peserta.
3. Data guru dikelompokkan berdasarkan
kabupaten/kota dan jenjang pendidikan.
3 Membentuk Panitia/Tim Sebelum semua aktifitas kegiatan dilakukan, yang harus - LPMP Nopember
Pengelola Sertifikasi Guru disiapkan adalah pembentukan Panitia/Tim Pengelola - Dinas 2009
Sertitikasi Guru di tingkat LPMP, dinas pendidikan pendidikan
provinsi/Kabupaten/Kota. provinsi
Panitia/Tim Pengelola sertifikasi guru di LPMP bertugas: - Dinas
a. Menetapkan kuota kabupaten/kota bersama dengan pendidikan
dinas pendidikan provinsi dan dinas pendidikan kabupaten/kota
kabupaten/kota
b. Sosialisasi pelaksanaan sertifikasi guru kepada dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan fihak terkait
lainnya
c. Memberikan contoh Format A1 kepada dinas
34 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
pendidikan provinsi/kabupaten/kota untuk
digandakan
d. Melakukan pengecekan daftar peserta dengan kuota
e. Melakukan pengecekan nomor peserta dengan
bidang studi yang disertifikasi
f. Melakukan redistribusi kuota kabupaten/kota jika ada
kabupaten/kota yang tidak dapat memenuhi kuota
dan melaporkan ke Ditjen PMPTK
g. Melakukan entry data peserta sertifikasi
h. Mencetak Format A.1, ditandatangani bersama
dengan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
untuk digunakan sebagai bagian dokumen portofolio
guru
i. Membuat dan mengirimkan daftar nama peserta
yang telah diverifikasi ke KSG
j. Koordinasi dengan LPTK terutama berkaitan dengan
penyaluran dana sertifikasi guru.
Tim Sertifikasi Guru di dinas pendidikan provinsi/ - Dinas
kabupaten/kota bertugas: pendidikan
1. Sosialisasi kepada guru dan masyarakat. provinsi
2. Menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan - Dinas
Pendidikan
3. Menetapkan peserta sesuai dengan kriteria yang
Kab/Kota
telah ditentukan secara transparan
4. Mempersiapkan SK Penetapan peserta sertifikasi guru
5. Menggandakan dan memberikan Format A1 kepada
35 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
peserta dan memberikan nomor urut peserta
6. Menerima Format A1 Asli dari peserta dan melakukan
pengecekan kesesuaian nomor peserta dengan
bidang studi yang disertifikasi pada Format A1
tersebut
7. Mencek dan memberikan pengesahan pada Format
A1 cetakan LPMP dengan menandatangani dan
membubuhi stempel
8. Mengirimkan SK penetapan peserta dan Format A1
Asli ke LPMP setempat
9. Menerima portofolio dari guru dan mengirimkannya
ke LPTK.
4 Sosialisasi Sertifikasi Guru Sosialisasi sertifikasi guru dalam jabatan tingkat provinsi - Ditjen PMPTK Nopember
tingkat dilaksanakan dengan melibatkan peserta dari LPMP, 2009
provinsi/kabupaten/kota dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan
kabupaten/kota.
Materi sosialisasi antara lain mekanisme penetapan
peserta, alur pelaksanaan sertifikasi guru, dan
penyusunan dokumen portofolio, pengolahan data
peserta, serta jadwal pelaksanaan sertifikasi guru.
5 Menetapkan Kuota 1. Kuota kabupaten/kota dihitung bersama oleh - LPMP Nopember
Kabupaten/Kota Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dinas - Dinas 2009
pendidikan provinsi dan dinas pendidikan pendidikan
kabupaten/kota. provinsi
2. Penghitungan kuota kabupaten/kota didasarkan atas - Dinas
jumlah guru yang memenuhi persyaratan pada pendidikan
36 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
kabupaten/kota tersebut. kab/kota
3. Kuota bukan PNS minimal 15% disesuaikan dengan
proporsi jumlah guru pada masing‐masing daerah.
4. Apabila kuota yang sudah ditetapkan tidak dapat
dipenuhi, maka dinas pendidikan kabupaten/kota
melaporkan ke LPMP untuk diberikan kepada
kabupaten/kota lainnya.
5. Kuota tersebut ditandatangani dinas pendidikan
kabupaten/kota dikirimkan ke Ditjen PMPTK Up.
Direktorat Profesi Pendidik.
6 Sosialisasi dan penetapan 1. Sosialisasi kepada guru yang memenuhi persyaratan - Dinas Januari 2010
peserta sertifikasi guru pendidikan
2. Membuat ranking daftar peserta sesuai dengan provinsi/
kriteria urutan prioritas kabupaten/ kota
3. Menetapkan dan menerbitkan SK Penetapan Peserta
4. Menggandakan dan memberikan Format A1.1 kepada
guru dan Format A1.2 kepada pengawas yang telah
ditetapkan, beserta cara pengisian Format A1.
7 Pendaftaran Peserta 1. Guru yang telah ditetapkan sebagai peserta mengisi ‐ Guru Januari 2010
Format A1 sesuai ketentuan dalam Buku 1 Penetapan
Peserta.
2. Format A1.1 untuk guru dan Format A1.2 untuk
pengawas
3. Kode mata pelajaran pada nomor peserta harus sama
dengan bidang studi/mata pelajaran yang disertifikasi
sesuai dengan kode pada lampiran 7.
37 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
4. Format A1 Asli setelah ditandatangai oleh guru yang
bersangkutan, ditandatangani oleh kepala sekolah
dan dibubuhi stempel sekolah, diserahkan ke dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota
5. SK penetapan peserta dan lampiran daftar nama serta
Format A1 Asli oleh dinas pendidikan
provinsi/kabpeten/kota didikirim ke LPMP
8 Entry Data Peserta 1. Format A1 yang sudah diisi guru dimasukkan dalam - LPMP Februari
Sertifikasi data base sertifikasi guru menggunakan format 2010
aplikasi yang telah disiapkan.
2. Dari data base tersebut LPMP membuat Format A1
Cetakan dan Daftar Peserta.
3. Format A1 hasil entri data, dicetak langsung dari
aplikasi untuk masing‐masing peserta, kemudian
ditandatangani dan distempel oleh LPMP dan pejabat
dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
4. Daftar Peserta dikirim ke KSG, dinas pendidikan
provisi/kabupaten/kota dan Ditjen PMPTK
5. Catatan: bagi kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai
target ujicoba pendaftaran peserta sertifikasi guru
secara online, akan ada penjelasan lebih lanjut
tentang tata cara pendaftaran secara online.
9 Menyusun 1. Menyusun portofolio/dokumen mengacu pada buku - Guru Maret 2010
Portofolio/Dokumen Pedoman Penyusunan Portofolio.
2. Portofolio/dokumen sertifikasi guru SLB dikirim ke
dinas pendidikan provinsi.
38 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Unit Kerja Jadwal
No. Kegiatan Uraian
Pelaksana Kegiatan
3. Portofolio/dokumen sertifikasi guru TK, SD, SMP,
SMA, SMK dan pengawas dikirim ke dinas pendidikan
labupaten/kota.
4. Guru tidak boleh mengirimkan langsung dokumen
portofolio ke LPTK.
10 Mengumpulkan 1. Portofolio/dokumen dicatat, dicek nomor peserta - Dinas April 2010
Portofolio/dokumen dengan bidang studi yang disertifikasi. pendidikan
2. Format A.1 Cetakan disisipkan dalam provinsi
portofolio/dokumen guru yang bersangkutan.
3. Portofolio/dokumen disusun sesuai dengan nomor
urut peserta. Nomor awal ditempatkan paling atas.
4. Mengirimkan portofolio/dokumen beserta rekap
peserta ke LPTK, tembusan ke LPMP.
11 Penilaian Portofolio Portofolio yang diterima LPTK dinilai oleh dua asesor - LPTK Mei 2010
yang memiliki nomor induk asesor (NIA) dan telah
ditetapkan sesuai dengan kewenangannya.
39 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
BAB V
PENGENDALIAN PROGRAM
Pengendalian program penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan
ini dimaksudkan agar pelaksanaan penetapan calon peserta yang berhak
mengikuti sertifikasi guru dan pelaksanaan sertifikasi guru dapat
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang telah disampaikan.
Pengendalian program penetapan calon peserta sertifikasi guru ini akan
menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penetapan peserta sertifikasi
guru.
A. Ruang Lingkup Pengendalian
Ruang lingkup atau cakupan pengendalian program meliputi kegiatan‐
kegiatan strategis yang perlu mendapatkan perhatian melalui
monitoring dan evaluasi untuk mengidentifikasi permasalahan
maupun tingkat keberhasilan. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian meliputi:
- Pendataan guru per sekolah per kabupaten/kota
- Jadwal persiapan dan pelaksanaan program
- Penetapan kuota kabupaten/kota
- Mekanisme dan prosedur penetapan calon guru peserta sertifikasi
guru
- Proses penetapan peserta sertifikasi guru di provinsi dan
kabupaten/kota
- Mekanisme pemberian nomor peserta sertifikasi guru oleh LPMP
- Sosialisasi dan pemberian format‐format ke guru peserta
sertifikasi guru
- Pelaporan dari pihak yang terlibat (akademis dan keuangan)
- Pemantauan dan evaluasi program oleh LPMP
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 40
- Laporan hasil pemantauan dan evaluasi program merupakan atau individu yang melakukan pelanggaran dalam proses penetapan
bahan masukan kepada pimpinan sebagai bahan kebijakan peserta.
selanjutnya
Semua informasi pelanggaran yang diterima akan ditindaklanjuti oleh
Direktorat Jenderal PMPTK untuk mencari kebenaran informasi dan
untuk menentukan jenis sanksi yang diberikan kepada instansi atau
B. Pemantauan Program
individu yang melakukan pelanggaran. Informasi pelanggaran dapat
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program meliputi hal‐hal diterima dari berbagai sumber antara lain melalui:
berikut ini:
1. surat resmi
- Pemantauan dan evaluasi program penetapan calon peserta 2. telepon
sertifikasi guru menggunakan indikator pada ruang lingkup 3. surat elektronik (e‐mail)
pengendalian yang telah disebutkan sebelumnya, melalui 4. laporan langsung
penyusunan kisi‐kisi indikator untuk masing‐masing cakupan
Prosedur Operasional Standar (POS) pemberian sanksi terhadap
pemantauan;
pelanggaran penetapan peserta adalah sebagai berikut.
- Instrumen pemantauan dan evaluasi program yang digunakan
1. Informasi pelanggaran
dapat berupa kuesioner, observasi atau wawancara.
Informasi pelanggaran yang diterima dari berbagai sumber
- Pelaksana pemantauan dan evaluasi program, terdiri dari unsur‐
dicatat. Informasi yang dicatat antara lain hari/tanggal laporan,
unsur yang ada di pusat;
identitas pelapor, jenis pelanggaran, proses tindak lanjut, hasil
- Sumber dana pemantauan dibebankan pada Daftar Isian klarifikasi, dan jenis sanksi. Urutan penyelesaian pengaduan
Perencanaan Anggaran (DIPA) yang relevan; sesuai dengan tanggal laporan diterima.
- Penyusunan laporan dilakukan oleh masing‐masing pelaksana/ 2. Klarifikasi informasi
petugas pemantau.
Setelah selesai pencatatan laporan pengaduan, selanjutnya
dilakukan klarifikasi informasi untuk mencari kebenaran laporan
dan memastikan siapa yang melakukan pelanggaran. Proses
C. Pelanggaran dan Sanksi
klarifikasi dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
Sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010 merupakan pelaksanaan mendatangi langsung ke lokasi atau melalui telepon. Hasil
yang keempat kalinya, pelaksanaan pertama adalah pada tahun 2007, klarifikasi dicatat dalam kartu laporan yang kemudian akan
dan kedua tahun 2008. Pada pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2007 ditentukan sanksi apabila terbukti adanya pelanggaran.
dan 2008 ditemukan masih banyak persoalan/pelanggaran berkenaan
3. Pemberian sanksi
dengan penetapan peserta. Berdasarkan pengalaman pada tahun
2007, 2008, dan 2009 maka pada pelaksanaan sertifikasi guru tahun Sanksi diberikan kepada dinas pendidikan provinsi/
2010 perlu adanya pengaturan pemberian sanksi terhadap instansi kabupaten/kota apabila terbukti melakukan pelanggaran setelah
dilakukan klarifikasi informasi. Keputusan pemberian sanksi
47 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Lampiran 2
Format Penetapan Kuota Kabupaten/Kota Tahun 2010
Provinsi : ________________
Tanda
No Kab/Kota Kelompok Wajar Dikdas Kelompok Dikmen Total
Tangan
TK SD SMP SLB SMA SMK
Pengawas
Pengawas
Dikmen
Dikdas
Non PNS
Non PNS
Non PNS
Non PNS
Non PNS
Non PNS
Non PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
_________, _________ 2010
Kepala Dinas Pendidikan Kepala LPMP
Provinsi ________________ ________________
____________________ ________________
NIP NIP
48 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2009
Lampiran 3
Format Lampiran SK Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010
DAFTAR NAMA PESERTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2010
KABUPATEN/KOTA : __________________________
PROVINSI : __________________________
1
Khusus PNS. Jika guru bukan PNS dikosongkan.
2
Khusus untuk guru, jika peserta adalah pengawas dan tidak memungkinkan diisi, kolom ini dikosongkan.
49 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2009
Lampiran 4 Contoh Daftar Urut Guru Berdasarkan Prioritas
Contoh 1: Penyusunan Daftar Urut Guru PNS untuk SMP Berdasarkan Urutan Prioritas
DAFTAR GURU PNS CALON PESERTA SERTIFIKASI TAHUN 2010
JENJANG SEKOLAH : SMP NEGERI
KABUPATEN/KOTA : MERAUKE
PROVINSI : PAPUA
Masa
No. Nama NIP NUPTK Tempat Tugas Usia Gol
Kerja
50 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2009
Contoh 2 : Penyusunan Daftar Urut Guru SMP Bukan PNS Berdasarkan Urutan Prioritas
DAFTAR GURU PNS CALON PESERTA SERTIFIKASI TAHUN 2010
JENJANG SEKOLAH : SMP SWASTA
KABUPATEN/KOTA : MERAUKE
PROVINSI : PAPUA
Masa
No. Nama NIP NUPTK Tempat Tugas Usia Gol
Kerja
51 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2009
Lampiran 5
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 52
Petunjuk pengisian Format A1.1. 3. Nama Peserta (Lengkap dengan Gelar Akademik)
1. Nomor Peserta Diisi nama lengkap (termasuk gelar akademik) guru peserta sertifikasi. Nama harus
Diisi nomor peserta sertifikasi guru. Nomor peserta diberikan oleh dinas ditulis sedemikian rupa sehingga sama dengan yang tertulis pada SK Kepangkatan.
pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru SLB. Guru 4. Pola Sertifikasi yang Diikuti
peserta sertifikasi harus meneliti dengan cermat kebenaran kode tahun, provinsi, Lingkari pola sertifikasi yang diikuti oleh peserta, yaitu PF (Penilaian Portofolio)
kabupaten/kota, jenjang dan bidang studi/mata pelajaran, kementerian atau PSL (Pemberian Sertifikat Langsung).
(Kementerian Pendidikan Nasional/Kementerian Agama), dan nomor urut. Misal
Anda peserta sertifikasi guru dengan nomor peserta 10051518010015, tulislah: 5. Bidang Studi/Mata Pelajaran yang Disertifikasi
10051518010015. Penjelasan nomor peserta tersebut sebagai berikut. Diisi dengan nama dan kode Bidang Studi/Mata Pelajaran yang diikuti dalam
program sertifikasi. Isian ini harus sesuai dengan Bidang Studi/Mata Pelajaran
Digit Kode Arti yang tercantum dalam Lampiran 7.
1, 2 Kode 10 Guru peserta sertifikasi tahun 2010. 6. NIP/NIK
3, 4 Kode 05 Guru bertugas di Provinsi Jawa Timur. Dituliskan NIP guru peserta sertifikasi (bagi PNS) atau NIK (bagi guru bukan PNS)
5, 6 Kode 15 Guru bertugas di Kabupaten Blitar sesuai dengan SK Pengangkatan. Kosongkan bila guru tidak memiliki NIP/NIK.
7, 8, 9 Kode 180 Guru matematika (bisa pada SMP, MTs, SMPLB,
SMA, MA, SMALB, SMK, MAK) 7. Pangkat/Golongan
10 Kode 1 Guru pada Depdiknas Dituliskan pangkat/golongan ruang kepegawaian guru peserta sertifikasi pada saat
11, 12, 13, 14 Kode 0015 Nomor urut peserta (sama dengan nomor SK mendaftar menjadi peserta sertifikasi guru.
Penetapan Peserta) Penulisan pangkat: Penata muda, Penata muda Tk I; Penata, Penata Tk I; Pembina,
Pembina Tk I; Pembina Utama Muda, Pembina Utama Madya, atau Pembina
Utama.
2. NUPTK
Penulisan golongan: III/a, III/b, III/c, III/d; IV/a, IV/b, IV/c, IV/d, atau IV/e.
Dituliskan NUPTK guru peserta sertifikasi. Peserta yang memiliki NUPTK
1038755657300033, tulislah 1038755657300033. Bagi guru yang belum 8. Masa Kerja
mengetahui NUPTK nya, dapat mengetahuinya dengan cara mengakses web site Masa kerja sebagai guru diisikan masa kerja sebagai guru, baik sebagai PNS
www.nuptk.info. maupun Bukan PNS. Jika guru PNS telah memiliki masa kerja sebagai guru bukan
PNS, maka masa kerjanya merupakan gabungan keduanya. Jika guru sebagai
Khusus PNS
peserta sertifikasi kategori bukan PNS masa kerja dihitung sejak yang
Format 1 :
bersangkutan menjadi guru.
NUPTKCEKNIP<#>NIP<#>Nama
Contoh : NUPTKCEKNIP#131738881#RACHMAWATI 9. Jenis Kelamin
Lingkari pilihan yang sesuai, L untuk laki‐laki dan P untuk perempuan
Format 2 :
NUPTKCEKDAT<Spasi>#TGL_LAHIR#Nama_guru#Nama_sekolah#Kab/kota 10. Tempat, Tanggal Lahir
Contoh : NUPTKCEKDAT #24051979#RAHAYUNINGTYAS#SMA N 1 MALANG Diisikan tempat dan tanggal lahir guru peserta sertifikasi sesuai dengan identitas
#KOTA MALANG pada SK Kepangkatan. Misal: Blitar, 21 April 1964.
Khusus NON PNS 11. Pendidikan Terakhir/Program Studi
Format : Lingkari jenjang pendidikan terakhir yang sudah dicapai dan tuliskan jenis program
NUPTKCEKDAT<Spasi>#TGL_LAHIR#Nama_guru#Nama_sekolah#Kab/kota/ studi sesuai ijazah terakhir yang dimiliki. Misal: S‐1/Pendidikan Matematika.
Propinsi
12. Jenis/Jenjang Pendidikan Tempat Tugas
Contoh : NUPTKCEKDAT #24051979# SUDARMO#SMA KARTIKA #KOTA Lingkari jenjang pendidikan tempat bertugas.
MALANG
83 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 84
Lampiran 9
Daftar Daerah Perbatasan
No Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
1. Suka Jaya
1. N A D 1.1 Kota Sabang
2. Suka Karya
1. Bandar Khalifa
2. Sumatera Utara 2.1. Kab. Serdang Bedagai 2. Tanjung Beringin
3. Teluk Mengkudu
1. Bengkalis
3.1. Kab. Bengkalis
2. Rupat Utara
1. Keteman
3.2. Kab. Indragiri Hilir
2. Pulau Burung
3. Riau 1. Kubu
3.3. Kab. Rokan Hilir 2. Sinaboi
3. Pasirlimau Kapuas
3.4. Kota Dumai 1. Sungai Sembilan
3.5. Kab. Kep. Meranti 1. Rangsang Barat
1. Paloh
4. Kalimantan Barat 4.1. Kab. Sambas
2. Sajingan Besar
85 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 86
No Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
5. Sebatik
6. Sebuku
7. Sebakung
1. Long Apari
5.3. Kab. Kutai Barat
2. Long Pahangai
1. Kandahe
2. Manganittu
6.1. Kab. Sangihe 3. Tabukan Selatan
4. Tabukan Utara
5. Tamako
1. Beo
6. Sulawesi Utara 2. Essang
3. Kabaruan
4. Karatung
6.2. Kab. Kepulauan Talaud
5. Khusus Miangas
6. Lirung
7. Nanusa
8. Rainis
87 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 88
No Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
5. Aru Tengah Timur
6. Aru Utara
7. P.P. Aru
8.1. Kab. Kupang 1. Amfaong Timur
1. Insana
2. Insana Utara
8.2. Kab. Timor Tengah Utara
3. Miaomaffo Barat
4. Miaomaffo Timur
1. Kakuluk Mesek
2. Kobalima
3. Kobalima Timur
8. NTT
4. Lamaknen
8.3. Kab. B E L U 5. Lamaknen Selatan
6. Lasiolat
7. Ringhat
8. Tasifeto Timur
9. Tasipeto Barat
1. Alor Barat Daya
8.4. Kab. A L O R
2. Alor Barat Laut
89 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 90
No Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
4. Waropko
1. Batom
2. Iwur
3. Kiwirok
4. Kiwirok Timur
9.4. Kab. Pegunungan Bintang
5. Okbibab
6. Oksibil
7. Tinibil 1
8. Tinibil 2
9.5. Kab. Supiori 1. Supiori Utara
9.6. Kota. Jayapura 1. Muara Tami
1. Morotai Jaya
2. Morotai Selatan
10. Maluku Utara 10.1. Kab. Morotai 3. Morotai Selatan Barat
4. Morotai Timur.
5. Morotai Utara
1. Bunguran Timur
11. Kepulauan Riau 11.1. Kab. Natuna 2. Bunguran Utara
3. Pulau Laut
91 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 92
93 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010