You are on page 1of 8

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari kerajaan Singasari. Kerajaan Majapahit


terletak di daerah Mojokerto/Trowulan, kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar di Indonesia
dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relative singkat. Menurut Moh. Yamin
sejarah Majapahit dapat dibagi menjdai empat masa, yaitu:

1. Masa pembentukan (1293 – 1309)

Masa perubahan politik di Singasari sampai kekuasaan negara tersusun kembali di


bawah pemerintahan Raden Wijaya

2. Masa pertumbuhan (1309 - 1429)

Masa yang meliputi pemerintahan Jayanegara sampai Wikramawardhana

3. Masa kemunduran (1429 – 1478)

Masa yang diliputi perang saudara dan kekacauan

4. Masa Kemusnahan (1478)

Masa lenyapnya pusat kekuasaan politik Majapahit

a. Sumber Sejarah

Sumber informasi mengenai berdiri dan berkembangnya Kerajaan Majapahit berasal


dari berasal dari beberapa sumber , yakni:

Prasasti Butak (1294 M) Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia naik tahta.
Prasasti ini memuat peristiwa-peristiwa keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan
Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan.

1
Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama Kedua kidung ini menceritakan Raden
Wijaya ketika menghadapi musuh dari Kediri dan tahun awal perkembangan Majapahit.

Kitab Pararaton Kitab ini menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan
Majapahit.

Kitab Negarakertagama Kitab ini menceritakan tentang perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa
Timur.

b. Kehidupan Politik

Sebagaimana telah diuraikan bahwa Raja Kertanegara telah wafat pada tahun 1292,
ketika itu pusat Kerajaan Singasari diserbu secara mendadak oleh Jayakatwang (keturunan
Raja Kediri). Dalam serangan itu Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil meloloskan
diri dan lari ke Madura untuk meminta perlindungan dari Bupati Arya Wiraraja. Berkat
bantuannya, Raden Wijaya akhirnya dimaafkan oleh Jayakatwang dan diberi sebidang tanah
di Tarik yang kemudian digunakan untuk mempersiapkan diri dan menyusun kekuatan
untuk sewaktu-waktu mengadakan serangan balasan terhadap Kediri.

Kedatangan pasukan China-Mongol yang ingin menaklukan Kertanegara, tidak disia-


siakan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Raja Jayakawang (Raja Kediri). Raden Wijaya
berhasil menipu pasukan-pasukan China, sehingga mereka rela bergabung dengan Raden
Wijaya dan meyerang Raja Jayaktwang hingga akhirnya Kerajaan Kediri dapat dihancurkan.

Kemanangan tersebut membuat tentara China-Mongol bergembira dan mengadakan pesta


kemenangan. Dalam kesempatan itu, Raden Wijaya menyerang mereka secara mendadak
dan tak diduga-duga yang menyebabkan banyak pasukan China-Mongol yang terbunuh.
Dengan lenyapnya pasukan China-Mongol, pada tahum 1292 M Kerajaan Majapahit sudah
dianggap berdiri.

1. Raden Wijaya (1293 -1309)

Raden Wijaya naik tahta dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Dalam
memperkuat kedudukannya sebagai raja, Raden Wijaya mengadakan usaha:

2
a) Memberi balas jasa kepada pengikut dan rakyatnya yang setia kepadanya. Kehidupan
di Majapahit pada masa pemerintahan Raden Wijaya berlangsung aman dan tentram.

b) Menikahi keempat putri Kertanegara (Tribhuwanatunggadewi, Narendraduhita,


Prajnyaparamita, dan Gayatri) yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
perebutan kekuasaan antaranggota keluarga raja.

2. Jayanegara (1309 - 1328)

Jayanegara naik tahta menggantikan Raden Wijaya, pada masa pemerintahannya


banyak terjadi pemberontakan yang disebabkan kepimpinan kurang bijaksana.
Pemberontakan tersebut dilakukan oleh Rangalawe (1309), Lembu Sora (1311), Juru
Demung (1313), Gajah Biru (2324), Nambi (1316), Lasem dan Semi (1318) dan
pemberontakan paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti (1319). Akibat
pemberontakan Kuti, Jayanegara terpaksa menyingkir keluar kota dan mendorong
munculnya peran Gajah Mada dengan psukan pengawal Bhayangkari tahun 1328,
Jayanegara meninggal akibat dibunuh Tanca (tabib istana).

3. Tribhuwanatunggadewi (1328 – 1350)

Jayanegara meninggal tanpa putra, kemudian digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi.


Pada masa pemerintahannya muncul pemberontakan Sadeng (1331) yang dapat
dipadamkan oleh Gajah Mada. Gajah Mada kemudian diangkat patih di Daha dan
selanjutnya menjadi mahapatih Majapahit. Saat dilantik mahapatih, Gajah Mada
mengucapkan sumpah Amukti Palapa, yaitu berusaha mempersatukan Nusantara di
baeah panji Majapahit. Udaha untuk mewujudkannya dilakukan antara tahun 1334 –
1357

4. Hayam Wuruk (1350 – 1389)

Tahun 1350, Tribhuwanatunggadewi wafat dan digantikan putranya Hayam Wuruk


dengan gelar Sri Rajasanegara. Masa pemerintahannya merupakan zaman kebesaran
Majapahit. Menurut kitab Negarakertagama, wilayah Majapahit sangat luas, bahkan

3
lebih luas dibandingkan eilayah RI sekarang, dengan negara lain dilaksanak politik
mitreka satata (persahabatan yang kekal dan sederajat)

Di bidang pemerintahan disusun beberapa lembaga negara, yaitu:

a. Raja

b. Dewan saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluraga raja, pergantian raja dan
kebijaksanaan negara

c. Pansaring wiwaltikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata
negara dan angkatan perang, istilah lainnya afalah rakyan demung, rakyan
temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kanuruhan

d. Mahamantri katrini, yaitu tiga menteri sebagai pelaksana kebijaksanaan raja (hino,
halu, dan sirikan)

e. Dharmadyaksa, mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas lima orang Syiwa
dan dua orang Budhis

f. Adyaksa yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya


Kutaramanawa

5. Wikrama Wardhana (1389-1429)

Raja Hayam Wuruk digantikan oleh putrinya yang bernama Kusuma Wardhani. Putri ini
menikah dengan Wikrama Wardhana (kemenakan Hayam Wuruk). Tetapi Hayam Wuruk
juga mempunyai putra (yang lahir dari selir) bernama Wirabhumi. Wirabhumi diberi
kekuasaan di ujung timur Pulau Jawa, yaitu di daerah Blambangan .

Pada mulanya Wikrama Wardhana dan Wirabhumi mterjalin hubungan yang baik, tetapi
pada tahun 1400 M, Kusumawardhani wafat sementara Wikrama Wardhana
mempunyai maksud untuk menjadi bhiksu. Hal ini menyebabkan kekosongan
pemerintahan Majapahit. Wirabhumi memanfaatkan kesempatan ini untuk merabut
kekuasaan di Majapahit, sehingga menimbulkan Perang Paregreg antara tahun 1401-

4
1406 M. dalam perang ini Wirabhumi dapat dibunuh. Meskipun Perang Paregreg telah
berakhir, keadaan Kerajaan Majapahit makin lemah. Satu persatu daerah kekuasaan
Kerajaan Majapahit melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah pusat. Seiring dengan
itu, muncul kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir.

Genealogi keluarga kerajaan Majapahit. Penguasa ditandai dalam gambar ini.

c. Kebudayaan

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan
besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan Waisnawa
(pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan

5
Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama tidak menyebut keberadaan Islam, namun
tampaknya ada anggota keluarga istana yang beragama Islam pada waktu itu.

Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa


sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya.
Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan
memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai
perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat
ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di
Trowulan, Mojokerto.
Gapura Bajangratu
d. Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki
pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota
kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.

Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah
lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas,
perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak,
timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan
Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321, menyebutkan bahwa istana
raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

e. Kemunduran Majapahit

Meletusnya Perang Paregreg disebabkan Wirabhumi tidak puas dengan pengangkatan Suhita
menjadi raja menggantikan Wikrama Wardhana dan dalam perang ini Wirabhumi berhasil
dikalahkan (peristiwa ini menjadi dasar cerita Damarwulan – Minakdjinggo).

6
Setelah pemerintahan Suhita, terdapat beberapa raja dari Kerajaan Majapahit yang tidak begitu
besar kekuasaannya, seperti Raja Kertawijaya (1447-1451 M), Raja Rajasa Wardhana (1451-
1453), Raja Purwawisesa (1456-1466), Raja Simba Wikramawardhana (1466-1478).

Faktor-faktor yang menyebabkan Kemunduran Kerajaan Majapahit

 Tidak adapembentukan pimpinan baru (tidak ada kaderisasi).


 Gajah Mada sebagai Patih Amanngkubumi memegang segala jabatan yang penting. Ia
tidak member kesempatan generasi penerus untuk tampil, sehingga meninggalnya
Gajah Mada tidak ada penggantinya yang cakap dan berpengalaman.

 Perang saudara melemahkan kekuatan. Perang Paregreg menimbulkan malapetaka bagi


rakyat dan kaum bangsawan, sehingga melemahkan kekuatan dan tidak ada persatuan.

 Daerah-daerah melepadkan diri, karena pemerintahan pusat Kerajaan Majapahit lemah


dan kacau, para adipati di Jawa dan kerajaan-kerajaan di luar Jawa melepadkan diri

 Kelemahan pemerintah pusat akibat perang saudara mengakibatkan kemunduran


ekonomi Majapahit. Perdagangan di Kepulauan Nusantara diambil alih oleh pedagang-
pedagang Melayu dan Islam.

 Masuk dan tersiarnya agama Islam. Adipati dari daerah pesisir pantai daerah pedalaman
yang beragama Islam merasa tidak terikat oleh kekuasaan Kerajaan Majapahit, sehingga
mereka tidak taat dan setia kepada penguasa beragama Hindu.

7
8

You might also like