You are on page 1of 4

MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN (MOK)

Oleh : Abdul Muis1

PENGERTIAN
Ketika melihat sepintas, disitu terlihat ada tiga kata yang masing-masing memiliki definisi
ataupun arti yang berbeda. Namun ketika dilihat lebih jauh ketiganya akan saling terkait karena
ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain. Sebagai contoh,
organisasi tak akan berjalan dengan baik tanpa adanya manajemen yang baik dan kepemimpinan
yang baik pula, dan seterusnya.
Manajemen dalam Wikipedia disebutkan bahwa kata manajemen berasal dari bahasa
Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan,
kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien
menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan organisasi memiliki sebuah makna yaitu kata organisasi (Yunani: organon -
alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi dapat dirumuskan
sebagai suatu kerjasama berdasarkan suatu pembagian kerja yang tetap. Hidup berkelompok pada
umumnya membutuhkan suatu perkumpulan atau organisasi. Didalam UUD'45 pasal 28,
berorganisasi disebutkan dengan istilah berserikat, sedangkan apabila kerjasamanya tidak
permanent disebut berkumpul.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku, kehidupan berkelompok dalam organisasi
negara dibagi dalam dua macam, yaitu:
1. Organisasi kehidupan sosial politik
2. Organisasi kemasyarakatan sebagai penyalur aspirasi kehidupan
berkelompok yang dirinci atas:
• Sebidang, contoh organisasi profesi
• Sefungsi, contoh organisasi kewanitaan
• Seagama, contoh organisasi keagamaan
Begitu juga kepemimpinan memiliki arti sendiri secara mandiri, biasanya kepemimpinan
sering digunakan istilah leadership. Dalam kehidupan kita memerlukan suatu
leadership/kepemimpinan, dan saat ini banyak sekali teori yang menjelaskan tentang kepemimpinan
walaupun teori yang satu dengan yang lainnya masih berbeda pendapat terutama dalam metodologi,
penjelasan, dan kesimpulannya. Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih
kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu
[Apakah: nonton film, berman sepek bola, dan lain-lain]. Pada pengertian yang sederhana orang
tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi,
ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi
kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang dikemukakan
para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1. Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk
meraih tujuan kelompoknya.

1
Disampaikan pada Follow Up LK-1 HMI Komisariat SAINTEK UIN Malang tanggal 18 Desember 2007
2. Wexley & Yuki [1977], kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang
lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku
mereka.
3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4. Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
mempengaruhi orang atau sekelompok orang.

SINERGITAS DEFINISI MANAJEMEN, ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN


Manajemen Sebagai Konsep
Orang juga bisa berpikir tentang manajemen secara fungsional, karena tindakan
menghitung kualitas dalam basis reguler dan dari mengatur beberapa rencana awal; atau sebagai
tindakan yang diambil untuk mencapai goal yang diinginkan orang tersebut. Ini dipakai bahkan
dalam situasi dimana perencanaan tidak ada sama sekali. Dalam prespektif ini, orang Perancis Henri
Fayol mengelompokkan manajemen mengandung lima fungsi:
1. perencanaan
2. pengorganisasian
3. kepemimpinan
4. kordinasi
5. pengaturan
Beberapa orang, bagaimanapun, menemukan kalau definisi ini, walaupun berguna, terlalu
sempit. Frase "manajemen adalah apa yang manajer lakukan" terjadi dalam banyak tempat,
mensugestikan tingkat kesulitan mendefinisikan manajemen, sifat yang berubah-ubah dari definisi
tersebut, dan hubungan dari praktek manajerial dengan eksistensi kader manajerial atau kelas.

Pemimpin Sebagai Konseptor/Manajer Dalam Organisasi


Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam
bentuk kebiasaan buruk, misalnya: kemauan dan keinginan sepihak; kebanggaan dan penolakan;
dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-
menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak,
dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu: yang
pertama kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai
daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan. Kedua Kemampuan
untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi. Ketiga kemampuan untuk melakukan tindakan
dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan
sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15).
Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsure pokok yang
mendasarinya, yaitu : (1) Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial (sosial
perception). (2) Kemampuan berpikir abstrak (abilitiy in abstrakct thinking). (3) Memiliki
kestabilan emosi (emosional stability).
Kemudian dari definisi dikemukakan di atas, dapat dikategorikan kepemimpinan menjadi
3 elemen dasar, yaitu:
1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relation consept), artinya
kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada pengikut atau
bawahan, tak ada pemimpin. Dalam defines Locke, tersirat premis bahwa para pemimpin yang
efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para
pengikut mereka.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses kepemimpinan lebih dari
sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup
memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin harus
melakukan sesuatu. Maka menurut Burns (1978), bahwa untuk menjadi pemimpin seseorang
harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku
mereka menjadi responsive.
3. Kepemimpinan bearti mempengaruhi orang-orang lain untuk mengambil tindakan,
artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara,
seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model [menjadi teladan],
penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan
mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif
apabila dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka
demi keberhasilan organisasi (Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalam Mochammad Teguh, dkk.,
2001:69).

TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN


Sebagai pimimpin tentunya memiliki beberapa tugas yang terkait dengan alat ataupun
media yang ia tunggangi sebagai misal organisasi. Organisasi tidak hanya berkumpul dan tempat
bercengkrama juga tempat bergerombol karena itu yang membedakan organisasi dengan gank
ataupun kumpulan dan paguyuban dan lain sejenisnya. Maka menganut teori yang dikemukakan
oleh A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
5. Pemimpin/Manajer adalah seorang mediator
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Sedangkan peran dari seorang pemimpin, menurut Henry Mintzberg, adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator
Dalam menjalan tugas dan sebagai pemimpin, ada beberapa gaya (style) yang mereka
gunakan, karena sebagian orang ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai seni.
Selama ini ada beberapa gaya yang berkembang dalam kepemimpinan itu sendiri, entah itu dalam
sebuah organisasi, perusahaan atau bahkan dalam struktur pemerintahan, adapaun gaya-gaya
tersebut adalah:
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leaderships)
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leaderships)
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai
suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak
informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire Leaderships)
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang
secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

You might also like