Professional Documents
Culture Documents
Aplikasi Senyawa Kompleks PDF
Aplikasi Senyawa Kompleks PDF
karakterisasi senyawa kompleks Co(II) menggunakan ligan bipiridin dan sianida serta
mempelajari interaksinya dengan gas NO2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman reaksi subtitusi kompleks melalui efek trans dan hasilnya
digunakan sebagai acuan dalam pemanfaatan senyawa kompleks sebagai absorben
gas NOx, sehingga dapat mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan seperti
polusi udara.
Berbagai senyawa kompleks yang mempunyai struktur planar N4, telah
terbukti mempunyai kemampuan untuk mereduksi oksigen dengan 4-elektron transfer
proses. Proses logam yang berkarat karena oksidasi pada permukaan logam adalah
proses yang sangat familier. Proses respirasi biologis pada makhluk hidup dimana
terjadi perubahan oksigen menjadi air pada hemoglobin adalah proses yang penting.
Proses reduksi oksigen yang langsung menjadi air tanpa hasil samping adalah proses
sempurna 4-elektron transfer (O2 + H+ + 4e- H2O) pada hemoglobin. (Eniya
Listiani Dewi)
Proses reduksi oksigen melalui senyawa kompleks Cytochrome-c Oxidase
(Cyt-c) merupakan contoh proses seperti pada elektroda positif fuel cell (katoda).
Pada proses biologis, transfer 4-elektron berjalan tanpa hasil sampingan peroksida
(H2O2). Sedangkan pada katoda fuel cell, dimana saat ini state-of-the-art katalis
adalah platina (Pt) yang mereduksi oksigen dengan 2-elektron transfer (O2 + 2H+ +
2e- H2O2) menghasilkan peroksida dan selanjutnya tereduksi lagi menjadi air
(H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O). Sehingga terdapat 2 tahapan reaksi yang berlangsung
pada katoda. Untuk itu dengan senyawa kompleks yang menyerupai struktur Cyt-c,
dimana model planar katalis lebih memungkinkan untuk mereduksi oksigen dengan
mudah, maka pada makalah akan dikenalkan katalis yang mampu mereduksi oksigen
dengan bentuk planar berlogam center Fe, Co, dan Cu dengan ligan yang berbeda.
(Eniya Listiani Dewi)
kompleks
renium-186
dienediphosphonate)
dan
fosfonat,
186Re-HEDP
186Re-EDTMP
(EDTMP
90
Sr
(campuran 90Sr - 90Y ) yang merupakan radio nuklir dan hasil belah 235U. Metode
pemisahan yang telah dikembangkan saat ini adalah metode ekstraksi pelarut dan
kromatografi kolm dengan menggunakan penukar ion.(Sulaiman, dkk ; 2007)
Pemupukan dalam kegiatan budidaya tebu memegang peranan yang teramat
penting, selain dapat meningkatkan produksi biomassanya, pupuk juga dapat
meningkatkan keragaman dan kualitas hasil yang diperoleh. Masalah utama
penggunaan pupuk N pada lahan pertanian adalah efisiensinya yang rendah karena
kelarutannya yang tinggi dan kemungkinan kehilangannya melalui penguapan,
pelindian dan immobilisasi. Untuk itu telah dilakukan penelitian peningkatan efisiensi
pemupukan N dengan rekayasa kelat urea-humat pada jenis tanah yang mempunyai
tekstur kasar (Entisol) dengan menggunakan tanaman tebu varietas PS 851 sebagai
tanaman indikator. (Sri Nuryani H.U, dkk ; 2007 )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan urea dengan asam humat yang
berasal dari Gambut Kalimantan sebesar 1% menghasilkan pupuk urea yang lebih
tidak mudah larut daripada yang dilapisi asam humat dari Rawa Pening. Dengan
pelepasan N yang lebih lambat diharapkan keberadaan N di dalam tanah lebih awet
dan pemupukan menjadi lebih efisien. Pupuk urea-humat telah diaplikasikan ke tanah
Psamment (Entisol) yang kandungan pasirnya tinggi (tekstur kasar) untuk mewakili
jenis-jenis tanah yang biasa ditanami tebu dengan tekstur yang paling kasar. Respons
tanaman tebu varietas PS 851 menunjukkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik di
tanah Vertisol. (Sri Nuryani H.U, dkk ; 2007 )
Rekayasa kelat urea-humat secara fisik dan kimia terbukti meningkatkan
efisiensi pemupukan N pada tanaman tebu. Penelitian ini memperlihatkan bahwa
memang efisiensi pemupukan N pada tanah Entisol dan Vertisol rendah, bahkan di
Entisol lebih rendah (hanya sekitar 25 %). Aplikasi pupuk urea-humat pada tanah
Vertisol dan Entisol terbukti meningkatkan efisiensi pemupukan N hingga 50 %. Di
tanah Entisol bahkan efisiensi pemupukan yang lebih tinggi dicapai pada dosis pupuk
yang lebih rendah. (Sri Nuryani H.U, dkk ; 2007 )
Rhodamin B Nama Kimia : N-[9-(2-Carboxyphenyl)-6-(diethylamino)-3Hxanthen-3-ethyethanaminium chlorida. Sinonim: tetra ethylrhodamine; D & C Red
No. 19; Rhodamine B Chloride; C. l. Basic Violet 10; C. l. 45170. dan metanil
yellow Nama kimia : 3-[[4-(phenylamino) phenyl] azo]; C.I. Acid yellow 36;
merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil (Djalil,
dkk, 2005).
Walaupun memiliki toksisitas yang rendah, namun pengkonsumsian rhodamin
B dalam jumlah yang besar maupun berulang-ulang menyebabkan sifat kumulatif
yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran
pencernaan, keracunan, dan gangguan hati/liver (Trestiati, 2003). Rhodamin B
memiliki LD50 sebesar 89,5 mg/kg jika diinjeksikan pada tikus secara intravena
(Merck Index, 2006). Sedangkan untuk metanil yellow dapat menyebabkan iritasi
pada mata jika dikonsumsi dalam jangka panjang (Anonima, 2007). Kuning metanil
juga dapat bertindak sebagai tumor promoting agent dan menyebabkan kerusakan
hati (Djalil, dkk, 2005). Metanil yellow memiliki acute oral toxicity (LD50) sebesar
5000mg/kg pada tikus percobaan (Anonima, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eddy Setyo Mudjajanto dari Institut
Pertanian Bogor (IPB), menemukan banyak penggunaan zat pewarna rhodamin B dan
metanil yellow pada produk makanan industri rumah tangga. Rhodamin B dan
metanil yellow sering dipakai untuk mewarnai kerupuk, makanan ringan, terasi,
kembang
gula,
sirup,
biskuit,
sosis,
makaroni
goreng,
minuman
ringan,
cendol,manisan, gipang, dan ikan asap. Makanan yang diberi zat pewarna ini
biasanya berwarna lebih terang (Mudjajanto, 2007)
3. KESIMPULAN
Setelah mengumpulkan dan memahami aplikasi senyawa kompleks yang
bersumber dari jurnal ilmiah atau makalah ilmiah yang didownload dari internet maka
penulis mengammbil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi senyawa kompleks sangat beragam dan banyak sekali.
2. Tujuan utama penelitian tentang senyawa kompleks adalah untuk pengembangan
IPTEK yang berguna untuk kesejahteraan umat manusia dan makhluk lain yang ada
dimuka bumi ini
3. Aplikasi senyawa kompleks banyak juga disalah gunakan oleh oknum atau manusia
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bahkan dapat menyebabkan kematian.
4. Penelitian tentang senyawa kompleks ini akan terus berkembang sangat pesat baik
sintesis maupun aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, Sri Bagiawati . 2007. Evaluasi
Biologis
Senyawa Kompleks Renium-186 Fosfonat Sebagai Radiofarmaka Terapi
Paliatif Kanker Tulang. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN
Kawasan PUSPIPTEK Serpong
Iis Siti Jahro, Djulia Onggo, Ismunandar dan Susanto Imam Rahayu. Kajian
Mekanisme Reaksi Kompleks Multi Inti FeII-MnII-CrIII Dengan Ligan Ion
Oksalat Dan 2,(2-pyridyl)quinoline Dalam Pelarut Metanol dan Air.
Departemen Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No. 10
Bandung, 40132e-mail : jahrostiis@yahoo.com
Mita Rilyanti , Zipora Sembiring, R.A. Tri Handayani dan EM Subki. 2008. Sintesis
Senyawa Kompleks Cis-[Co(Bipi)2(Cn)2] Dan Uji Interaksinya Dengan Gas
No2 Menggunakan Metoda Spektrofotometri Uv-Vis Dan IR . Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II Universitas Lampung,
Sri Nuryani H.U*, Benito Heru Purwanto*, Azwar Maas*, Wiwik EW**, Oka A
Bannati and K.D. Sasmita. 2007. Peningkatan Efisiensi Pemupukan N Pada
Tanaman Tebu Melalui Rekayasa Khelat Urea-Humat. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan Vol. 7 No.2. p: 93-102.
Eniya Listiani Dewi. BSS_96-1. Studi Respirasi Biologis 4-Elektron Transfer
Sebagai Reaksi Katalis Inorganik Logam Pada Katoda Fuel Cell. Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Pusat Teknologi Material. MH.
Thamrin 8, BPPT II, Lt.22, Jakarta. Email: eniyalist@webmail.bppt.go.id
Sulaiman, Adang Hardi G dan Noor Anis Kundari. 2007. Pemisahan Dan
Karakterisasi Spesi Senyawa Kompleks Ytrium-90 Dan Stronsium-90 Dengan
Elektroforesis Kertas. JFN, Vol.1 No.2 . ISSN 1978-8738. Pusat Radioisotop
dan Radiofarmaka BATAN.
bplhd. jakarta.go.id/ info/ NKLD / 2001 /DOCS/ Buku-II/ docs/ 411.htm.
Diakses tanggal 13 mei 2010 Pukul 11.00 WIB www.google.com/polutan NO)
Rilyanti, M.dan Hadi, S. 2005, Sintesis,Karakterisasi Sifat Magnet dan Analisis
Thermal Kompleks MLL (M= Co, L = fen dan L = CN), Jurnal Ilmiah
MIPA BKS PTS Wilayah Indonesia Barat, Vol. VIII, No. 2, Oktober 2005
Sastrawijaya, T. 1991. Pencamaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hlm 165 201.