You are on page 1of 36

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA N 3 Bandar Lampung


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X (sepuluh)/I (satu)
Alokasi Waktu : 6x40 menit
Pertemuan : 4-7

Standar Kompetensi :
1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pangukurannya

Kompetensi Dasar :
1.2. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, waktu) dan mengolah data hasil
dengan menggunkan aturan angka penting

Indikator:
1. Mempraktikan alat ukur besaran panjang, massa dan waktu dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur
2. Menganalisis hasil pengukuran besaran panjang,massa dan waktu
dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan dan mampu
menggunakan angka penting dalam hasil perhitungan

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menerapkan satuan-satuan pada besaran yang digunakan seperti besaran
panjang, massa dan waktu.
2. Menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu
3. Membaca skala hasil pengukuran
4. Mengetahui mengapa terjadi perbedaan hasil perhitungan dalam
pengukuran berulang
5. Menghitung ketidakpastian hasil pengukuran
6. Menuliskan jumlah angka penting hasil pengukuran
7. Mengoperasikan perhitungan dengan menggunakan angka penting

B. Materi Pembelajaran
1. Pengukuran besaran fisika
2. penulisan hasil pengukuran dan kesalahannya
3. penggunaan angka penting

C. Model Pembelajaran

1. Model :
Numbered Heads Together, Make a match, Explicit Intruction
2. Metode:
Eksperimen, Ceramah, Tanya jawab dan diskusi kelompok.
D. Langkah-langkah Kegiatan :

Pertemuan pertama

Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktu


a. Pendahuluan 7’
1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Siswa mendengarkan dan
3. Guru menulis dan menyebutkan judul mencatat.
serta tujuan pembelajaran
4. Motivasi : Guru bertanya apakah kalian 4. Siswa manjawab
mengetahui tentang alat ukur serta pertanyaan yang
kegunaannya? diberikan
5. Pengetahuan prasarat : mengajukan
pertanyaan sebutkan contoh alat ukur
panjang, massa, dan waktu
b. Kegiatan Inti:
1.Guru mendeskripsikan materi alat ukur, 1 Siswa memperhatikan 15’
macam-macamnya, kegunaannya,skala penjelasan guru
yang tertera dalam masing-masing alat
ukur. 2. Siswa duduk berkelompok
2.Guru membagi siswa dalam kelompok 3. Siswa memperhatikan 3’
kecil yang beranggotakan 5-6 siswa contoh yang diberikan
3.Guru mendemonstrasikan cara kerja yang 4. Siswa melakukan
harus dilakukan percobaan secara mandiri 15’
4.Guru memberikan kesempatan kepada 5. Siswa mengikuti
siswa untuk melakukan percobaan penjelasan/intruksi yang 25’
5. Guru membimbing pelatihan guru berikan
6. Guru mengecek pemahaman dan 6. Siswa ikut serta dalam 2’
memberikan kesimpulan. menyimpulkan dan
mencatat apa yang guru 3’
jelaskan.

c. Kegiatan Penutup 10’


1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada 1. Siswa menjawab
siswa untuk mengecek daya serap pertanyaan
siswa.
2. Guru menyebutkan materi untuk
pertemuan selanjutnya, memberi tugas
untuk membaca modul belajar p
engukuran hal.9
Pertemuan 2

Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktu


a. Pendahuluan 7’
1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Siswa mendengarkan dan
3. Guru melakukan apersepsi: Apakah dala mencatat.
4. Guru menulis dan menyebutkan judul
serta tujuan pembelajaran 4. Siswa manjawab
5. Pengetahuan prasyarat: Apakah data pertanyaan yang
hasil pengamatan yang telah kalian diberikan
lakukan selalu sama?

b. Kegiatan Inti:
1. Guru mendeskripsikan macam-macam 1. Siswa 25’
kesalahan dalam pengukuran, serta memperhatikan penjelasan
ketidakpastian guru
2. Guru meminta kepada siswa agar duduk
sesuai dengan kelompok praktikum, 15’
setiap kelompok mendapatkan nomor 2. Siswa duduk
3. Guru meminta kepada siswa untuk secara berkelompok
melakukan analisis hasil pengukuran 3. siswa 15’
(mengapa terjadi perbedaan dalam melakukan diskusi
pengukuran, mencari kesalahan relatif,
serta menghitung ketidakpastian hasil Kelompok mendiskusikan 5’
pengukuran)
jawaban yang benar dan
4. Guru meminta kepada siswa untuk 3’
mempersentasikan hasil diskusi memastikan setiap anggota
mengenai mengapa terjadi perbedaan
kelompok dapat
dalam pengukuran, mencari kesalahan
relatif, serta menghitung ketidakpastian mengerjakannya dan
hasil pengukuran
mengetahui jawabannya
5. Guru memberikan penguatan hasil
kesimpulan dari diskusi siswa juga ikut serta
menyimpulkan dan mencatat
kesimpulan
c. Kegiatan Penutup 10’
1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada 1. Siswa menjawab
siswa untuk mengecek daya serap siswa. pertanyaan
2. Guru menyebutkan materi untuk
pertemuan selanjutnya dan memberi
tugas
Pertemuan ketiga

Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktu


a. Pendahuluan 7’
1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa 2. Siswa mendengarkan dan
3. Guru memberikan apersepsi (mengulang mencatat.
materi sebelumnya)
4. Guru menulis dan menyebutkan judul 3. Siswa manjawab
serta tujuan pembelajaran pertanyaan yang
5. Pengetahuan prasarat : Guru bertanya diberikan
apakah kalian mengetahui tentang
angka pating?

b. Kegiatan Inti:
1.Guru mendeskripsikan dan menjelaskan 1. Siswa 15’
angka penting memperhatikan penjelasan
2. Guru membagikan kartu yang berisi soal guru
pada satu bagian dan bagian lain
jawabannya 2. Siswa duduk menerima
3. Guru meminta kepada setiap siswa untuk kartu yang dibagikan 3’
memikirkan jawaban/soal yang telah dia
pegang 3. Siswa memikirkan
4. Guru meminta kepada siswa untuk jawaban/soal yang telah 15’
mencari pasangan yang memiliki kartu dia pegang
(soal/jawaban) yang cocok
5. Setiap siswa yang dapat mencocokan 4. Siswa untuk mencari 25’
kartu dengan tepat mendapatkan poin pasangan yang memiliki
6. Guru memberikan kesimpulan kartu (soal/jawaban) yang 2’
cocok
6. siswa ikut serta dalam 3’
menyimpulkan
pembelajaran saat itu

c. Kegiatan Penutup 10’


1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada 1. Siswa menjawab
siswa untuk mengecek daya serap pertanyaan
siswa.
2. Guru menyebutkan memberikan latihan
soal untuk dikerjakan dirumah dan
persiapan menghadapi uji blok
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku cetak Fisika dan kecakapan hidup kelas X penerbit Ganeca Exact
2. Buku cetak Fisika kelas X penerbit Erlangga.
3. Alat peraga.
4. Modul / Buku panduan prktikum
5. LKS Fisika kelas X

F. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Teknik Penilaian: - tes unjuk kerja
- tugas kelompok
- tugas mandiri
2. Bentuk instrumen: - performance test
- analisis hasil
- diskusi kelompok
- test uraian
3. Contoh instrument :
1. Tiga orang siswa mengukur diameter sebatang logam ( diameter 6 mm)
dengan menggunakan mikrometer skrup. Data pengukuran ketiga siswa
tersebut adalah
siswa Data pengukuran
A 6,13 6,03 6,33 6,19 6,43 6,27
B 6,22 6,23 6,20 6,24 6,26 6,23
C 6,00 6,35 6,03 6,39 6,13 6,25
Ulaslah ketelitian, kepresisian, kesalahan acak, kesalahan sistematis hasil
pengukuran ketiga siswa tersebut
2. Tentukan banyaknya angka penting bilangan-bialangn dibawah ini?
a. 24,65 m b. 0,020 m
c. 20,4040 kg d. 1640 kg

Bandar Lampung, 8 Januari 2010

Guru Pamong, Guru praktikan,

Berti Ummu Asiah, S.Pd Fatimah Triyaningsih


NIP 19721111 199802 2 002 NPM 0813022030

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 3 Bandar Lampung

Sudjasman, S.H.
NIP 19541230 197803 1 003
6. Alat ukur yang mempunyai ketelitian 0,01mm yaitu…
a. neraca c. mikrometer
b. jangka sorong d. mistar e.meteran pita
7. Massa Jenis benda 4 gr/cm3 setara dengan ….kg/m3
a. 4000 b. 400 c. 40 d. 0,4 e. 0,004
8. Untuk mengukur diameter dalam sebuah pipa digunakan …
a. mikrometer c. mistar
b. neraca d. jangka sorong e. meteran kain
9. Hasil pengukuran yang ditunjukan pada mikrometer berikut ini adalah …
a. 13,23 cm
b. 13,73 cm
c. 13,23 mm
d. 13,73 mm
e 10,53 mm.

10. Hasil pengukuran dari jangka sorong berikut adalah …


a. 5,4 cm b. 5,1 cm c. 4,35 cm d. 4,33 cm e.4,30 cm
.

4. Ebtanas 1990.

Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati……..

a. 3,5 mA

b. 35 mA

c. 3,5 A

d. 35 A
e. 45 A

Sebuah setrika listrik 250 watt, 220 volt, dipakai selama 1,5 jam. Energi listrik
yang diperlukan adalah………

1. 90 joule d. 22.500 joule


2. 375 joule e. 1.350.000 joule
3. 15.000 joule

Pengukuran dengan jangka sorong

panjang diameter luar dari gasing tersebut adalah ….


A. 2,32 mm
B. 2,52 mm
C. 23,2 mm
D. 25,2 mm
Perhatikan gambar di bawah!
Pada sebuah proses pengukuran suhu didapat hasil pengukuran sebesar 40oC.
Berapkah besar suhu tersebut jika termometernya diganti dengan skala
Fahreinheit?
A. 32 OF
B. 40 OF
C. 72 OF
D. 104 OF

11. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu kelas 7,51 m dan 8,2 m.
Maka luas kelas tersebut sesuai aturan angka penting adalah …m2
a. 61 b. 62 c .61,5 d. 61,6 e.61.58
12.Tiga besaran di bawah ini yang merupakan besaran skalar adalah : …
a. Perpindahan, kecepatan, percepatan
b. Jarak, waktu, kelajuan
c. Kelajuan, percepatan, perpindahan
d. Gaya, waktu, percepatan
e. Panjang, masa, kecepatan
13. Dari hasil pengukuiran di bawah ini yang memiliki 3 Angka Penting adalah:
a. 5,0603
b. 0,5063
c. 0,0506
d. 0,0056
e. 0,0005
14. Hasil operasi penjumlahan :
23,756 m + 5,2 m dinyatakan dengan Angka Penting adalah : …
a. 28,956 m
b. 28,96 m
c. 28,9 m
d. 29,0 m
e. 29 m
UJI BLOK II PENGUKURAN

Nama : ...................................... Tanggal : ..........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!
1. Sebuah buku fisika kelas X ditimbang, setelah keadaan setimbang didapat keadaan
lengan depan, tengah dan belakang seperti pada gambar disamping.
Tentukan massa buku tersebut ?

2. Tulislah hasil pengukuran disertai batas ketelitian alat dan hitunglah prosentase
ketidakpastian dari pengukuran diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong, jika
nilai pengukurannya sebesar 3,14 cm
3. Berikut ini hasil pengukuran panjang dua batang kayu. Tentukan jumlah panjang kedua
batang dan selisih kedua panjang batang kayu tersebut sesuai dengan aturan angka penting.
Dimana semua pengukuran dalam satuan meter.
5,678 0,6343 5,678 7,998
1,1108 + 1,887 + 3,23 - 2,0434 –
……… ……… …….. ………
3,1 6,978 3,3333 6,28
0,11 x 0,23 x 0,33 : 0,314 :

…… ……… …….. ……
SOAL REMIDI PENGUKURAN

Nama : ...................................... Tanggal : ..........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!

1. Tentukan volume batu dengan menggunakan gelas ukur kimia


3
.N
er
ac
aOh
a
us
sT
ig
aL
en
g
an

L
e
ng
an
Be
la
ka
n
g 0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 1
00

L
e
ng
an
Te
ng
a
h 0 1
00 2
00 3
00 4
00 5
00

L
e
ng
an
De
pa
n
6 7

4
.G
el
asU
ku
r

1
5
0ml
1
0
0ml
B
a
tu

2. Diameter kawat dari hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup adalah


8,9 mm. Tentukan kisaran nilai pengukuran dan tentukan prosentase
ketidakpastiannya.
3. Adfa akan membuat sebuah bingkai berbentuk bujur sangkar. Kebetulan
mempunyai sepotong kayu. Setelah diukur panjangnya 2,43 m. Dengan
menggunakan aturan angka penting bisakah Kamu membantu Adfa
menentukan panjang masing-masing sisi bingkai.
.
SOAL PENGAYAAN PENGUKURAN

Nama : ...................................... Tanggal : ..........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!
1. Berapakah hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh mikrometer sekrup
berikut ini?

A. B.

2. Sebuah gelang perunggu diukur massanya berulang lima kali dengan hasil
sebagai berikut 30 gr ; 30,2 gr ; 29,5 gr; 19,8 gr; 30, 3 gr. Carilah hasil
pengukuran gelang tersebut, nyatakan dengan ketidakpastiannya

3. Suatu taman bunga kecil berbentuk bujur sangkar dihitung luasnya 81 m2 .


Hitunglah panjang sisi-sisi taman tersebut. Jika sisi-sisi taman diperkecil menjadi
2,5 m Tentukan luas taman tersebut sekarang.

SEMOGA SUKSES!!!!

Allah selalu melihat apa yang kita kerjakan, So jujurlah


pada diri sendiri ya.....
SOAL MID

Nama : ...................................... Tanggal : ...........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!
1. Hasil pengukuran beban, menunjukan hasil:
3
.N
er
a
caO
h
a
u
ss
T
ig
aL
e
n
ga
n

L
e
n
ga
n
Be
l
ak
an
g 0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 1
0
0

L
e
n
ga
n
Te
n
g
ah 0 1
0
0 2
0
0 3
0
0 4
0
0 5
0
0

L
e
n
ga
n
De
p
an
6 7

4
.G
el
asU
k
u
r

1
5
0m
l
1
0
0m
l
B
a
t
u

3
.
Ner
a
caO
h
a
u
ss
T
ig
aL
e
n
ga
n

L
e
n
ga
n
Be
l
ak
an
g 0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 1
0
0

L
e
n
ga
n
Te
n
g
ah 0 1
0
0 2
0
0 3
0
0 4
0
0 5
0
0

L
e
n
ga
n
De
p
a
n
6 7

4
.
Gel
asU
k
u
r

1
5
0m
l
1
0
0m
l
B
a
t
u

3
.N
er
a
caO
h
a
u
ss
T
ig
aL
e
n
ga
n

L
e
n
ga
n
Be
l
ak
an
g 0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 1
0
0

L
e
n
ga
n
Te
n
g
ah 0 1
0
0 2
0
0 3
0
0 4
0
0 5
0
0

L
e
n
ga
n
De
p
a
n
6 7

4
.G
el
a
s U
k
u
r

1
5
0m
l
1
0
0m
l
B
a
t
u

Hitunglah berapa berat beban tersebut?

2. Hasil pengukuran panjang 3 kertas adalah sebagai berikut:29,7 cm,29,9 cm,


dan 29,8 cm
a. Tentukan panjang rata-rata kertas
b. Jika ketiga lembar kertas mempunyai panjang yang sama yaitu 29,7 cm
tentukan panjang totalnya
3. Hitunglah hasil dibawah ini dengan emnggunakan angka penting?
a. 5,5 m 2
b. 144 m 2
c. 27 ,6 g x 2,28 kg
d . 95 ,4040 cm +2,00005 m
SOAL REMIDI MID

Nama : ...................................... Tanggal : ...........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!

1. Tentukan hasil pengukuran panjang dari alat ukur berikut ini ?


Jangka Sorong

2. Tentukan luas permukaan persegi panjang yang sisinya adalah


x =50 mm ±1 mm
y =80 mm ±1 mm

3. Hitunglah hasil dibawah ini dengan emnggunakan angka penting?


a. 6,005 m 2
b. 290 m 2
c. 270 ,006 g x 2,280 kg
d . 954 ,040 cm +2,005 m
SOAL PENGAYAAN MID

Nama : ...................................... Tanggal : ...........................


Kelas : ...................................... Tanda tangan : ..................

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar. Soal dikerjakan secara
mandiri!!!

1. Tentukan hasil pengukuran panjang dari alat ukur berikut ini ?


Jangka Sorong

2. Tabel berikut ini menyatakan hasil pengukuran besaran T2 terhadap m dari


percobaan getaran pegas. T = periode getaran; m = massa benda. Hubungan

m
besaran-besaran tersebut dinyatakan dengan persamaan T = 2 π ,
k
dimana k = konstanta pegas. Buatlah grafik dengan T2 pada koordinat sumbu
y dan m pada koordinat sumbu x dan Tentukan besarnya konstanta pegas ?

T2 (s2) 1 2 3
m (kg) 1 2 3

3. Diameter sebuah bola adalah sebagai berikut:


D = 50,0 mm ± 0,1 mm
Tentukan volume benda tersebut bila volume dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
4
V = πr 3
3
MODUL FISIKA

PENGUKURAN

By
Fatimah Triyaningsih

EDISI PERTAMA

THIS MODULE BELONGS TO

NAMA :

KELAS :
PENGUKURAN

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan.


Misalnya kamu mengukur panjang meja guru dengan mistar, didapat panjang
meja 121,2 cm. Panjang meja merupakan besaran, 121,2 adalah nilai dari
pengukuran dan cm satuan dengan menggunakan mistar. Untuk mendapatkan
pengukuran yang akurat, maka kamu perlu memperhatikan beberapa aspek
pengukuran dan disamping itu pentingnya untuk memilih instrument yang sesuai.
Beberapa aspek pengukuran adalah sebagai berikut : Ketepatan , Kalibrasi Alat,
Ketelitian , Kepekaan.

1. Mengukur Panjang dengan Alat Ukur Mistar, Jangka Sorong,


dan Mikrometer Sekrup

Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan mempunyai
satuan yang baku. Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik
yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Untuk
melengkapkan hasil pengukuran agar lebih bermakna harus disertai satuan.

Satuan Panjang dalam SI adalah meter. Untuk mengukur panjang suatu


benda haruslah dipilih alat ukur yang sesuai dengan panjang benda yang diukur.
Perhatikan tabel beberapa alat ukur panjang di bawah ini.

Batas ukur alat Nama alat ukur yang Batas Ketelitian


digunakan
Beberapa meter Meteran pita 0,1 cm
Beberapa cm sampai 1 m Mistar 0,1 cm
Diantara 1 cm sampai 10 cm Jangka Sorong 0,01 cm
Kurang dari 2 cm Mikrometer sekrup 0,001 cm
a. Mistar

Mistar mempunyai ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.


Bagian skala terkecil mistar adalah 1mm.
Untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat paralaks (beda kemiringan
dalam melihat ), maka ketika membaca mata
harus melihat tegak lurus terhadap skala.
Gambar 4. Mistar/penggaris

Meteran pita tidak berbeda jauh penggunaannya seperti


mistar. Perbedaannya hanya terletak pada skalanya
yang lebih banyak, dan terbuat dari bahan yang mudah
digulung, misalnya plat logam atau plastik.
Alat ukur ini banyak digunakan oleh mekanik ahli
bangunan yang memerlukan pengukuran obyek-obyek
berukuran panjang.
Gambar 5. Meteran pita

b. Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1
mm atau 0.01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter
kelereng dan diameter bagian dalam pipa. Jangka sorong mempunyai 2 bagian
penting.
• Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm atau 0,1 cm.
• Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada rahang geser ini
dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 0,1mm.

Contoh Pengukuran dengan jangka sorong.

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti
disbanding dengan jangka sorong dan mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau
0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan plat
alumunium, diameter kawat yang kecil dan benda yang mempunyai ukuran kecil
dan tipis.
Bagian-bagian skala mikrometer sekrup :
• Skala utama
• Skala terkecil dari skala utama adalah 0,1 mm.
• Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm – 0,50
mm
Contoh Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup.
Tentukan diameter kawat ?

2. Mengukur Massa Benda

Untuk mengukur masssa benda dapat digunakan alat ukur timbangan


dacin, timbangan pasar, neraca Ohauss dua lengan dan tiga lengan, timbangan
berat badan serta neraca digital.
a. Pengukuran Massa benda dengan neraca dua lengan

Gambar 6. Neraca untuk menimbang emas Gambar 7. Neraca dua


lengan

Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan neraca dua


lengan baik itu timbangan dacin, Ohauss, timbangan pasar, cukup dengan cara
meletakkan beban pada salah satu lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar
pada lengan satunya. Amati sampai punggung lengan pada posisi sama mendatar.

b. Pengukuran Massa benda dengan neraca Ohauss tiga lengan


Bagian – bagian Neraca Ohauss tiga lengan
• Lengan depan memiliki anting logam yang
dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,…..10gr,
terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.
• Lengan tengah, dengan anting lengan dapat
digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0,
100, 200, ………500 gr.
• Lengan belakang, anting lengan dapat
digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0,
10, 20 , ……..100 gr.
Gambar 8. Neraca Ohauss

Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan cara menjumlahkan


skala yang ditunjukan pada skala lengan depan, tengah dan belakang

3. Mengukur Luas dan Volume benda


Bagaimanakah kita mengukur luas meja Belajar kita ? Volume minyak
tanah dalam drum, volume patung ?. Untuk benda–benda berbentuk teratur kita
dapat mengukurnya secara tidak langsung. Pertama kali kita hitung dulu ukuran
benda yang misalnya panjang, lebar, tinggi, diameter benda. Selanjutnya kita
hitung luas atau volume benda dengan rumus yang sesuai dengan bentuk benda.
Misalnya luas meja dengan rumus panjang x lebar; Volume drum merupakan
hasil kali luas alas dengan tinggi drum.
Untuk benda yang berbentuk tidak teratur kita dapat menggunakan gelas
ukur dan gelas pancuran. Volume benda yang diukur sama dengan volume air
digelas pancuran.

Gambar 9. Gelas berpancuran untuk mengukur volume batu

4. Mengukur Massa Jenis Zat


Untuk mengukur massa jenis zat dapat diukur secara langsung dan tak
langsung. Secara tak langsung, terlebih dahulu kita mengukur massa dan volume
benda. Kemudian menentukan massa jenis benda dengan rumus massa dibagi

m
dengan volume benda, atau ρ = . Untuk massa jenis zat cair dapat dihitung
V
secara langsung dengan alat yang dinamakan Hidrometer.

5. Mengukur Kuat Arus listrik atau Medan Magnet.

Alat ukur besaran arus listrik dapat berupa


ampermeter, galvanometer, multitester/ AVO
meter, sedangkan untuk mengukur medan
magnet dapat dipakai alat teslameter. AVO
meter bahkan dapat dipakai untuk mengukur
besaran listrik lainnya seperti hambatan
Gambar 10. AVOmeter listrik atau beda potensial listrik. Gambar 11. Teslameter

Dengan kemajuan teknologi banyak alat ukur yang


dapat menunjukkan datum-datum atau data pengukuran
secara tepat dan akurat, karena sudah menggunakan
teknologi digital. Menggunakan amperemeter digital
Gambar 12. Datum digital mungkin lebih disukai daripada menggunakan alat ukur
sejenis yang manual.

Menggunakan teslameter digital lebih menguntungkan dari pada


teslameter jarum yang manual. Produsen alat-alat ukur digital telah
membuat sistem kalibrasi khusus pada alat-alat tersebut.

Orang yang hendak menggunakan alat ukur dalam pengukuran


hendaknya memahami cara menggunakannya dan cara membaca skala
Gambar 13. Teslameter
yang ditunjuk selama pengukuran. Salah satu contoh adalah, untuk digital

membaca pengukuran arus listrik biasanya digunakan cara sebagai berikut.


skala yang ditunjuk
Arus listrik = X batas ukur
skala maksimum
Gambar 14. Mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter yang disusun seri

Hal yang perlu diingat dalam pembacaan arus listrik menggunakan amperemeter
adalah bahwa amperemeter harus dirangkai seri dengan komponennya.
Pengukuran besaran-besaran lain memerlukan cara pembacaan yang berbeda-beda
sesuai dengan alat ukur yang digunakan.

6. Mengukur Waktu

Contoh alat ukur waktu adalah jam dinding, jam ayun, stop watch, jam digital,
jam analog dan jam matahari.

Gambar 16. Berbagai contoh jam


Stop Watch

Stop watch digunakan untuk mengukur interval


waktu yang pendek. Ada dua jenis
stop watch yaitu, digital dan
manual atau analog. Stop watch
digital memiliki pengukuran yang
lebih teliti dibandingkan dengan
jenis analog. Batas ketelitian stop
watch ± 0,1 sekon – 0,01 sekon.
Ticker timer biasanya dilengkapi dengan
pita kertas,
digunakan
untuk

menentukan catatan waktu dan jarak yang


ditempuh pita kertas. Pita kertas dihubungkan
dengan benda yang bergerak. Dengan
mengetahui jarak dan waktu gerak pita, maka
kita dapat menentukan kecepatan pita atau
benda. Waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak dua titik pada pita kertas
kira-kira 1/50 detik
Gambar 18. Ticker timer atau 0,02 s. Berikut ini gambar waktu antara
dua titik pada pita.

Gambar 19. Pola waktu pada pita yang ditandai oleh ticker timer

KESALAHAN PENGUKURAN

Pada saat melakukan pengukuran, ada tiga kemungkinan terjadinya


kesalahan yaitu:
 Kesalahan personal
Dapat terjadi akibat kesalahan prosedur pengukuran atau peralatan yang
digunakan mengalami gangguan.sebelum mengetahui kesalahan sistematik atau
kesalahan acak ada baiknya kita membahas ketelitian, ketepatan, dan kepekaaan.
 Ketelitian (accuracy)
Merupakan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya yang
dimiliki oleh benda yang diukur.
 Ketepatan (precision)
Merupakan kemampuan proses pengukuran untuk menunjukan hasil yang sama
pada saat dilakukan pengukuran berulang.
 Kepekaan (sensitivity)
Merupakan kemampuan alat ukur untuk mendeteksi perbedaan yang relative
sangat kecil dari harga yang diukur
 Kesalahan sistematik
Dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. alat tidak dikalibrasi
Contohnya pada saat mengukur arus atau tegangan listrik, jarum penunjuk alat
tidak menunjukan angka nol ketika arus tidak megalir.
2. kesalahan percobaan
Terjadi apabila alat sudah dikalibrasi dengan baik pada rentang waktu tertentu,
tetepi alat tersebut digunakan pada daerah kerja yang lain sehingga menimbulkan
kesalahan pada data pengukuran.
3. kesalahan paralaks
Kesalahan pada saat membaca skala alat ukur juga menimbulkan kesalahan
pada proses pengukuran.
4. kesalahan akibat pengaruh lingkungan
Keadaan lingkungan tempat pengukuran dilakukan dapat pula menimbulkan
kesalahan sistematik, misalnya cahaya penerangan yang tidak cukup dapat
menimbulkan kesalahan dalam pembacaan skala.

 Kesalahan acak
Beberapa factor yang dapat menimbulkan kesalahan acak adalah sebagai berikut:
1. kesalahan penaksiran
Penunjukan harga pada setiap alat ukur memerlukan penaksiran pada bagian
skala terkecilnya.penaksiran yang dilakukan oleh seorang pengukur dapat saja
berbeda dengan pengukur lain.
2. Kesalahan akibat keadaan yang berfluktuasi
Contohnya, pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
listrik,tegangan listrik yang digunakan sering kali berubah-ubah secara acak
dengan waktu (berfluktuasi). Akibatnya, harga besaran yang diukur memberikan
kesalahan acak.
3. kesalahan akibat pengaruh benda yang diukur
Benda yang diukur dapat pula menjadi sumber kesalahan acak, contohnya
permukaan benda yang tidak halus atau rata. Hasil pengukuran yang diperoleh
akan mempunyai kesalahan yang bersifat acak.

PENULISAN HASIL PENGUKURAN DAN


KESALAHANANYA

Ketika mengukur lebar meja dengan menggunakan mistar penggaris,


misalnya didapat hasil pengukuran 100 cm. Hasil pengukuran tersebut dapat
ditulis dalam bentuk ( 100 ± 0,1) cm, dimana 0,1 cm adalah batas ketelitian alat
ukur mistar penggaris. Dengan demikian lebar meja tersebut berkisar 99,9 cm dan
100,1 cm.
Sedangkan ketidakpastian dalam pengukuran adalah perbandingan batas ketelitian
dengan nilai yang benda yang diukur. Dari contoh di atas dapat dirumuskan;

batas ketelitian 0. 1
% Ketidakpastian = hasil pengukuran x 100 % = x 100 % = 0,1 %
100

 Pengukuran tunggal

Meskipun pengukuran tunggal kurang dapat dipercaya kebenarannya, akan


tetepi kadang kala pengukuran ini terpaksa harus dilakukan.misalnya ketika
seseorang diminta mengukur curah hujan,.
Untuk pengukuran tunggal, ketidakpastian didasarkan pada sakala alat
ukur yang digunakan. Ketidakpastian atau kesalahan dalam pengukuran tunggal
sama dengan skala terkecil alat ukur yang digunakan.jika skala terkecil alat ukur
tersebut adalah 1mm maka penulisan kesalahannya adalah 0,5mm atau 0,05mm.

Jadi, untuk pengukuran tunggal, penulisan hasilnya dilaporkan dalam bentuk


x ± ∆x dimana x =hasil pengukuran dan ∆ x =1/2 skala terkecil alat.
Keadaan ini berlaku untuk semua alat ukur baik itu alat ukur panjang,
massa, arus dan lain sebagainya.

 Pengukuran berulang

Ketika kita melakukan pengukuran secara berulang, maka terkadang kita


meras ragu dengan hasil yang telah kita peroleh karena beragamnya hasil yang
telah kita peroleh dalam pengukuran. Hal tersebut menunjukan bahwa:
1. pengukuran tunggal kurang dapat dipercaya
2. makin sering diukur, makin bertambah kepercayaan pada hasil yang
diperoleh.
Secara umum, penulisan hasil pengukuran berulang sama dengan
pengukuran tunggal yaitu:
x =τ +e

Dengan :
x = hasil pengukuran
τ = nilai sebenarnya yang diukur
e = kesalahan total yang menunjukan perbedaan antara nilai yang teamati oleh
alat ukur dengan nilai yang sebenarnya

Kesalahan total biasanya terdiri atas dua komponen yaitu bias dan kesalahan acak.
Bias menunjukan perbedaan antara harga rerata pengukuran dengan nilai yang
sebenarnya, sedangkan kesalahan acak menunjukan perbedaan antara nilai yang
diamati dan nilai rata-rata pengukuran.
Jadi, hasil pengukuran berulang dapat diwakili oleh harga rata-rata disertai
oleh ketidakpastian atau kesalahannya
x = x ±∆x

Dengan harga rata-rata:


x1 + x 2 + x3 ..... x n
x=
n

x =
∑x i

Dan ketidakpastian hasil pengukuran dapat ditentukan oleh:

1 n ∑ xi − ( ∑ xi )
2 2

∆x =
n n −1

Selain itu juga ketidakpastian dapat diuku dengan menggunakan kesalahan


relative (KR) yang dinyatakan dalam persent (%).
∆x
Kesalahan relative =
x

ANGKA PENTING

Definisi angka penting

Setiap proses pengukuran akan menghadirkan sederetan angka. Apabila


pengukuran
dilakukan degan menggunakan mistar ukur berskala mm maka akan diperoleh
sederetan angka yang bernilai pasti sampai skala mm, sedangkan angka
selanjutnya merupakan angka taksiran. Penaksiran angka-angka ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan skala alat ukur yang dekat dengan
benda yang diukur.

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dalam proses


pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran yang ditaksir
nilainya
Nilai angka terakhir yang ditaksir sangat ditentukan oleh tingkat ketelitian alat
ukur yang digunakan.
1. Aturan penulisan angka penting

Dalam menulis angka penting, peraturan yang ditetapkan adalah sebagai


berikut:
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk
angka penting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak
termasuk angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau
bawah termasuk angka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
530000 kg memiliki 5 angka penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka
penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang
tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 memiliki 5 angka penting
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103 disebut orde.
Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari
mantisnya dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh lain 2,34 x 102 memiliki 3 angka penting

3. Pembulatan Bilangan Penting.

Bilangan dibulatkan sampai mengandung sejumlah angka penting yang


diinginkan dengan menghilangkan satu atau lebih angka di sebelah kanan tanda
koma desimal.
a Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan
harus dinaikkan 1.
Contoh: 34,46 dibulatkan menjadi 34,5
b. Bila angka itu lebih kecil daripada
5, maka angka terakhir yang dipertahankan tidak berubah.
Contoh: 34,64 dibulatkan menjadi 34,6
c. Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus
dinaikkan 1 jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak berubah jika angka
terakhir yang dipertahankan itu tadinya angka genap.
Contoh: 34,75 dibulatkan menjadi 34,8
34,65 dibulatkan menjadi 34,6

4. Operasi Angka Penting

a. Penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau


lebih akan menghasilkan angka penting yang hanya memiliki satu angka
taksiran atau ragu.
Contoh: 3,2514 3,2515
0,215 + 0,215 _

3,4664  3,466 3,0365  3,036


b. Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama dengan
banyaknya angka penting dari faktor angka pentingnya paling sedikit.
Contoh: 3,14 (3 angka penting)
2 x (1 angka penting)
6,28  6 ( 1 angka penting )

28,68 (4 angka penting)


1,3 : (2 angka penting)
22,0615  22 (2 angka penting )
c. Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak diragukan nilainya),
diperoleh dengan membilang.
Contoh: Banyaknya siswa dalam kelas 40 orang
40 orang adalah bilangan eksak
Perkalian bilangan eksak dengan angka hasil pengukuran menghasilkan angka
yang jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting dari angka
hasil pengukuran.
Contoh: 2,34 (3 angka penting) x 4 (eksak) = 9,36  9,36 (3 angka
penting)
d. Hasil pengukuran yang dipangkatkan maka hasilnya adalah bilangan yang
mempunyai angka periting sebanyak angka penting bilangan yang
dipangkatkan.
Contoh: (9,2)2 (2 angka penting) = 84,64  85 (2 angka penting)

e. Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka yang sama banyak dengan
angka penting bilangan yang ditarik akarnya.
Contoh: 75 (2 angka penting) = 8,660254  8,7 ( 2 angka penting )
Modul Praktikum Fisika

PENGENALAN ALAT UKUR DASAR

1.1 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan
a. siswa mengetahui alat ukur
b. siswa mampu menggunakan alat-alat ukur
c. siswa mampu membaca hasil pengukuran

1.2 Teori Dasar

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada eksperimen. Dalam


eksperimen tersebut dilakukan pengamatan, pengukuran, menganalisis dan
membuat laporan hasil eksperimen. Untuk memperoleh data yang akurat dalam
eksperimen diperlukan pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan
yang benar serta seuai dengan aturan penulisan amgka penting.

Salah satu kegiatan yang penting dalam bekerja dilaboratorium adalah


melakukan pengukuran dan pengamatan dengan seksama. Beberapa hal yang
perlu dipahami mengenai alat-alat ukur adalah sebagai berikut:
1. batas ukur: yaitu batas maksimum kemampuan suatu alat untuk mengukur
suatu benda
2. sensitivitas (kepekaan): kemampuan lat untuk bisa menanggapi perubahan
kecil dalam pengukuran.
3. akurasi ( daya pemisah): yaitu kemampuan suatu alat untuk
mengukursuatu benda mempunyai ketepatan seberapa dekat dengan nilai
besaran yang sebenarnya.
4. resolusi (daya pisah) ; yaitu kemampuan alat untuk membedakan
perbedaan pengukuran.
5. reproduksible (pengulangan); yaitu kemampuan alat untuk dapat
melakukan pengulangan pengukuran
6. kalibrasi (peneraan) : yaitu proses dimana alat ukur dapat ditera atau
dibandingkan dengan nilai-nilai acuan.
7. aberasi (penyimpangan) : yaitu besarnya penyimpangan yang bisa dibaca
dibandingkan dengan niali besaran yang sebenarnya.

Macam-macam alat ukur yang akan dicoba dalam praktikum yaitu: alat ukur
panjang, massa dan waktu.
a. alat ukur panjang
contoh alat ukur panjang: penggaris, jangka sorong, mickrometer skrup.
b. alat ukur massa
contoh alat ukur massa; neraca ohaus, neraca pegas, neraca tiga lengan.
c. alat ukur waktu
contoh alat ukur waktu: stopwatch, ayunan bandul, ayunan pegas.

Setiap alat ukur mempunyai skala yang memiliki karakteristik tertentu.


Dengan demikian selain harus mengetahui nama alat ukur dan kegunaannya kita
perlu mengetahui cara pemakaiannya dan cara membeca skalanya. Misalnya
jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam dan kedalamannya.
Selaian jangka sorong, micrometer scrup juga memiliki salaka utama dan skala
nonius yang berguna untuk menambah tingkat ketelitian alat pengukuran.
1.3 Alat Yang Digunakan
Dalam percobaan ini, diperlukan alat-alat sebagai berikut:
5. jangka sorong g. neraca pegas
6. micrometer sekrup h. stopwatch
7. penggaris i.. ayunan bandul
8. gelas ukur j. air
9. neraca ohaus k. balok
10. neraca lengan

1.4 Prosedur Percobaan


a. Menggunakan Alat Ukur Panjang
1. siapkan sebuah mistar ukur (berskala mm yang panjangnya 30 mm),
jangka sorong, micrometer sekrup, dan gelas ukur masing-masing satu buah ,
dan satu buah balok berukuran kecil
2. ukurlah panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) balok dengan menggunakan
mistar ukur dan catat hasil pengukuran sebanyak 3x serta kesalahannya dalam
sebuah table
3. ulangi langkah 2, tetapi pengukuran dilakukan dengan menggunakan
jangka sorong
4. ulangi langkah 2, tetapi pengukuran dilakukan dengan menggunakan
mickrometer sekrup
5. masukkan balok kecil kedalam sebuah gelas ukur yang telah berisi air dan
tentukan volume balok tersebut
a. tuliskan hasil kesimpulan hasil pengukuran yang telah diperoleh
dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer
sekrup
b. hitunglah volume balok untuk ketiga pengukuran yang yang
dilakukan! Apakah terdapat perbedaan?
c. Berapakah volume balok hasil pengukuran dengan gelas ukur?
Bandingkan hasil pengukuran ini dengan volume balok yang telah
dihitung dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan
micrometer sekrup!
b. Menggunakan Alat Ukur Massa

1. perhatikan neraca ohaus yang telah disediakan mengenai batas ukurnya


dan nilai skala terkecilnya
2. pastikan posisi neraca dalam keadaan nol, dan jika belum maka atur posisi
agar dalam keadaan nol
3. setelah seimbang timbanglah balok yang telah disediakan dan lakukan
pengulangan sebanyak 3 kali
4. ulangi langkah1-3, tetapi pengukuran dilakukan dengan menggunakan
neraca tiga lengan
5. ulangi langkah 1-3, tetapi pengukuran dilakukan dengan menggunakan
neraca pegas
6. ungkapkan hasil pengukuran didalam kertas yang telah disediakan

c. Menggunakan Alat Ukur Waktu

1. amati batas ukur dan nst-nya


2. atur posisi kedua jarum tepat pada skala ke 30 dengan menekan tombol
yang berwarna hitam
3. lakukan pengukuran menahan nafas dengan menekan tombol warna
hijau stopwatch dan mengakhirinya dengan menekan tombol warna merah
4. lakukan pengulangan sebanyak 3 kali

You might also like