You are on page 1of 12

By Dahlia Gani

Universitas Negeri Makassar


28 Mei 2009
GOLONGAN
OKSIGEN

1.1 Pendahuluan
Golongan oksigen merupakan golongan VI A dalam sistem table periodik unsur,
yang terdiri dari unsur oksigen, sulfur atau belerang, dan selenium yang termasuk ke
dalam non logam, telurium semilogam dan polonium sebagai logam dalam golongan
ini. Titik leleh dan titik didih menunjukkan kecenderungan kenaikan yang khas beagi
non logam, diikuti kecenderungan penurunan yang khas mulai dari logam polonium.
Oksigen atau zat asam yang mempunyai lambang O dengan nomor atom 8
dalam golongan VI A, merupakan unsur yang paling bukan logam (elektronegativitas
= 3,44) dan sekaligus unsur bukan logam yang paling penting .Unsur golongan
kalkogen ini dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini
berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik
mengisi 20,9% volume atmosfer bumi dan Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan
sembilan persepuluh air adalah oksigen. Semua kelompok molekul struktural yang
terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung
oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan
tulang hewan.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala
pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Istilah oxygen
diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan

1
oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal.
Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan
sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada
pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.

1.2 Oksigen
Oksigen mula-mula berhasil dipisahkan oleh Scheel (1772), dan ditemukan
sebagai unsur bebas oleh Priestly (1774), kemudian sifat-sifatnya diselidiki secara
seksama oleh Lavoisier (1789). Oksigen merupakan unsur utama dalam kerak bumi,
yaitu ± 46,6% massa karak bumi, 89% massa air dan ± 21% di atmosfer. Di alam
dijumpai sebagai oksida, dalam senyawa organik, air dan sebagai unsur bebas di
atmosfer (Partana, 2003 : 83-84).
Molekul oksigen pada suhu kamar berwujud gas diatomik, yang mempunyai
sifat-sifat : tidak berwarna, tidak berbau, lebih ringan dari udara, mempunyai titik
didih -183 oC, titik bekunya -219 oC, dan massa jenisnya 1,492 g/cm3 (Partana, 2003 :
84). Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%).
Oksigen dikenal dalam dua bentuk alotrop, dioksigen (O2) dan trioksigen
atau ozon (O3). Alotrop dioksigen O2 memiliki panjang ikatan 121 pm dan energi
ikatan 498 kJ·mol-1. Altrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam
respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi. Sedangkan trioksigen
(O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat
merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2 bergabung
dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet
(UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat.

1.2.1 Ikatan dalam Senyawa Oksigen Kovalen


Atom oksigen biasanya membentuk dua ikatan kovalen tunggal, –O–, atau
satu ikatan rangkap dua, O=. Apabila atom oksigen membentuk dua ikatan kovalen

2
tunggal, maka sudut ikatan dapat berbeda lebih kecil daripada sudut tetrahedral
regular (109o 28’).
Seperti halnya nitrogen, ikatan rangkap O=O (494 kJ mol -1 ) sangat jauh
lebih kuat daripada ikatan tunggal O-O (142 kJ mol-1); dibandingkan dengan ikatan
tunggal C-C (335 kJ mol-1). Ikatan tunggal O–O paling lemah daripada ikatan
tunggal atom oksigen dengan atom-atom lain, O–X. Sebagai contoh, energi ikatan
tunggal O–S adalah 275 kJ mol-1, hampir dua kali energi ikatan tunggal O–O.
Dengan demikian, atom oksigen lebih suka membentuk ikatan dengan atom-atom
lainnya daripada berikatan dengan dirinya-sendiri.
Cara lain atom oksigen berikatan adalah pembentukan tiga ikatan kovalen
tunggal yang ekivalen, salah satu contoh adalah hidronium, H 3O+ atau lebih tepatnya
H3O+( 3H2O). Oksigen juga dapat membentuk ikatan kovalen koordinat, baik
sebagai asam lewis yang sangat jarang ditemui, maupun sebagai basa lewis yang
paling umum ditemui. Sebagai asam lewis, misalnya dalam senyawa ONF 3. Sebagai
basa lewis, ikatan kovalen koordinat banyak ditemui dalam banyak senyawa
kompleks air sebagai ligan (Sugiyarto, 2004 : 218-220).

1.2.2 Persenyawaan Oksigen


Persenyawaan antara suatu unsur dengan oksigen dikenal sebagai oksida
(1). Oksida asam, adalah suatu oksida yang dengan air akan membentuk asam,
biasanya merupakan oksida non-logam. Misalnya: SO3, CO2 dll
(2). Oksida basa, adalah suatu oksida yang dengan air akan membentuk basa,
biasanya merupakan oksida logam. Misalnya barium oksida bereaksi dengan
air menghasilkan basa menurut persamaan reaksi :
BaO (s) + H2O (l) → Ba(OH)2 (aq)
(3). Oksida amfoter, adalah suatu oksida yang dapat bereaksi dengan asam
maupun basa. Contoh jika bereaksi dengan
Bereaksi dengan asam : ZnO (s) + 2H3O+ (aq) → Zn2+ (aq) + 3H2O (l)
Bereaksi dengan basa : ZnO (s) + 2OH- (aq) + H2O (l)→ [Zn(OH)4]2- (aq)
(4). Oksida netral, adalah suatu oksida yang tidak bereaksi dengan asam maupun
basa. Misalanya : H2O, N2O, NO, CO.

3
(5). Oksida campuran, merupakan campuran dari oksida sederhana. Misalanya:
Pb3O4 merupakan campuran dari dua bagian PbO dan satu bagian PbO2.
(6). Peroksida dan Superoksida; blangan oksodasi oksigen dalam peroksida adalah
-1, dan dalam superoksida adalah -1/2. Misalnya: peroksida, H 2O2, Na2O2,
BaO2 ; superoksida, RbO2, CsO2. (Partana, 2003 : 84).
1.2.3 Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida, H2O2, merupakan cairan biru pucat dengan titik beku
-0,46o C. Cairannya lebih kental daripada air (1,47 g/cm 3) karena kuatnya ikatan
hydrogen. Senyawa murninya tidak stabil. Peruraian H2O2 merupakan reaksi
eksoterm yang dikatalisis oleh cahaya dan berbagai bahan (seperti besi dan
tembaga), menurut persamaan reaksi :
2H2O2 (l) → 2H2O (l) + O2 (g) ∆G = -119,2 kJ mol-1
Hidrogen peroksida berfungsi dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi
Sebagai pengoksidasi : H2O2 + 2I- + 2H+ → 2H2O + I2
Sebagai pengoksidasi : 5H2O2 + 2MnO4– + 6H+ → 2Mn 2+ + 8H2O + 5O2

1.2.4. Pembuatan Oksigen


Oksigen dapat dibuat di laboratorium, dan secara industri :
(1). Dalam laboratorium, oksigen dibuat dengan penguraian katalitik hydrogen-
peroksida, pemanasan beberapa senyawa yang mengandung oksigen, dan
reaksi antara logam dengan air.
MnO2
Reaksi : H2O2 (l) 2H2O (l) + O2 (g)
2KClO3 (s) → 2KCl (s) + 3O2 (g)
2KNO3 (s) → 2KNO2 (s) + O2 (g)
2Na2O2 (s) + 2H2O (l) → 4NaOH (aq) + O2 (g)
(2). Dalam industri, oksigen dibuat melalui destilasi bertingkat terhadap udara
yang sudah dicairkan. Selain itu, oksigen juga dapat dibuat dengan
elektrolisis terhadap air.
elektrolisis
Reaksi : 2H2O (l) 2H2 (g) + O2 (g)
(Partana, 2003 : 84).
1.3 Belerang

4
Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas, sulfat, maupun sebagai
bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut
dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida).  Dalam berbagai bentuk,
baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang
lebih dari satu atau campuran.  Dengan bentuk yang berbeda-beda,  akibatnya
sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih
belum dapat dipahami (Clark, 2008).
Berdasarkan hubungan berkala dan konfigurasi elektron, diharapkan ada
persamaan antara S dan O. Kedua unsur ini membentuk senyawa ionik dengan
logam aktif dan keduanya membentuk senyawa kovalen yang serupa, H 2S dan H2O,
CS2 dan CO2, SCl2 dan Cl2O. Tetapi ada faktor –faktor yang membedakan senyawa
oksigen dan belerang. Atom O mempunyai satu ikatan tunggal kovalen dengan jari-
jari 74 pm. Sedangkan atom S = 104 pm. Elektronegativitasnya 3,44 untuk O dan
2,58 untuk S. Ikatan hydrogen dalam senyawa belerang tidak senyata dalam
senyawa oksigen. Dibandibngkan O, kapasitas atom S lebih besar berikatan dengan
atom-atom lain secara serentak karena tersedianya orbital 3d (Petrucci, 1985 : 129).
Menurut Petrucci (1985 : 129), bahwa ada beberapa allotropi belerang,
yaitu:
 Belerang rombik (Sα)
 Belerang monoklinik (Sß)
 Belerang cair (Sλ)
 Belerang cair (Sµ) yang memiliki warna gelap
 Uap belerang, S8
 Belerang plastik

1.3.1 Hidrogen Sulfida

5
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktifitas biologis
ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktifitas
anaerobik).Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas
asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer
gas).
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait
dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di
tabel periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous
(mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.

1.3.2 Sulfida
Hanya sulfida-sulfida logam golongan 1,2 dan aluminium saja yang larut
dalam air. Sulfida-sulfida ini terhidrolisis oleh air, dan akibatnya larutan sulfida
besifat basa sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan reaksi :
S2- (aq) + H2O (l) → HS- (aq) + OH- (aq)
Hidrolisis lebih lanjut akan menghasilakan gas H2S yang berbau busuk menyengat :
HS- (aq) + H2O (l) → H2S (s) + OH- (aq)
Sulfida dimanfaatkan antara lain untuk bahan kosmetik, misalnya diantimoni
trisulfida (SbS3) (Sugiyarto, 2004 : 223).

1.3.3. Oksida Belerang


Sejumlah oksida belerang telah dilaporkan, tetapi yang menonjol hanya
belerang dioksida, SO2, dan belerang trioksida, SO3. masing-masing dengan titik
didih -10oC dan -44,8oC. Belerang dioksida mempunyai struktur bengkok V dengan
sudut O-S-O, 119o dan panjang sudut ikatan S-O, 1,42 Ǻ, sedangkan belerang
trioksida mempunyai bentuk segitiga sama sisi dengan sudut ikatan O-S-O, 120 o
dan panjang ikatan S-O, 142 Ǻ pada fase gas. Panjang ikatan tersebut jauh lebih

6
pendek daripada panjang ikatan tunggal S-O (1,63 Ǻ) dan sangat dekat dengan
panjang ikatan rangkap dua S=O (1,40 Ǻ).
SO3 jauh lebih kuat dan lebih keras. Berbeda dari belerang dioksida,
belerang trioksida bersifat asam kuat dan larut dalam air (mudah larut dalam
air)membentuk asam sulfat (Sugiyarto, 2004 : 224).

1.3.4. Asam Sulfat


Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia.
Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air
limbah dan pengilangan minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam
sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat,
terjadi pendidihan. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
Asam sulfat dapat bereaksi menurut lima cara yang berbeda, yaitu ;
 Asam sulfat sebagai suatu asam.
 Asam sulfat pekat mempunyai kemampuan melenyapkan komponen air dari
struktur formula suatu senyawa atau bertindak sebagai pengering terhadap air.
 Asam sulfat juga bertindak sebagai pengoksidasi, contoh asam sulfat pekat
panas beraksi dengan logam tembaga menghasilkan ion tembaga(II) dan asam
sulfat tereduksi menjadi belerang dioksida dan air menurut persamaan reaksi
berikut:
Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
2 H2SO4(l) + 2e SO2(g) + 2 H2O(l) +SO42-(aq)

Asam sulfat sebagai agen sulfonasi, yaitu mempunyai kemampuan untuk
menggantikan satu atom hydrogen dalam suatu senyawa organic dengan gugus
asam sulfonik, –SO3H, seperti contoh berikut ini:
H2SO4(l) + CH3C6H5(l) CH3C6H4SO3H(s) + H2O(l)

7

Asam sulfat sebagai suatu basa, yaitu mereaksikannya dengan asam
fluorosulfonat karena asam sulfat adalah asam yang kuat, oleh karena itu hanya
asam yang sangat lebih kuat saja seperti fluorosulfonat yang mampu memaksa
asam sulfat bertindak sebagai basa menurut persamaan reaksi:
H2SO4(l) + HSO3F(l) H3SO4+ (H2SO4) + SO3F(H2SO4)

Pembuatan Asam Sulfat


Skema pembuatan asam sulfat menurut proses kontak melalui proses tiga tahap:

Tahap 1 – Menghasilkan Belerang Dioksida
Sulfur (produk sampingan dari penyulingan minyak bumi) dicairkan dan
dimurnikan, lalu dibakar dengan oksigen untuk menghasilkan SO2.
Menurut persamaan reaksi berikut:
S + O2→SO2 ∆H = -300 kJ mol-1

Tahap 2 – Perubahan menjadi sulfur trioksida
SO2 kemudian direaksikan dengan oksigen, menggunakan V2O5
Sebagai katalis, untuk menghasilkan SO3
Reaksi : SO2 + ½ O2 → SO3 ∆H = -100 kJ mol-1

Tahap 3 - Penyerapan SO3 untuk membentuk asam sulfat
Akhirnya SO3 dilarutkan ke air, untuk menghasilkan H2SO4
Reaksi : SO3 + H2O →H2SO4 ∆H = -200 kJ mol-1

1.3.5. Garam Oksi Belerang


 Sulfat
Garam sulfat umumnya dibuat melelui tiga macam reaksi, yaitu :
Pertama antara basa seperti natrium hidroksida dengan asam sulfat encer
menurut persamaan reaksi:
2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Kedua, reaksi antara logam elektropositif seperti zink dengan asam sulfat encer

8
menurut persamaan reaksi:
Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)
Ketiga, reaksi antara garam karbonat misalnya tembaga (II) karbonat dengan
asam sulfat encer menurut persamaan reaksi:
CuCO3(s) + H2SO4(aq) CuSO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
 Hidrogen sulfat
Hidrogen sulfat dapat dipreparasi dengan mereaksikan secara stoikiometrik
natrium hidroksida dengan asam sulfat dan kemudian menguapkan larutannya:
NaOH(aq) + H2SO4(aq) NaHSO4(aq) + H2O(l)
 Sulfit
sulfit dapat dipreparasi dengan mengalirkan gas belerang dioksida ke dalam
larutan natrium hdroksida menurut persamaan reaksi:
2 NaOH(aq) + SO2(g) Na2SO3(aq) + H2O(l)
Ion sulfit merupakan agen reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat
menurut persamaan setengah reaksi:
SO32-(aq) + 3 H2O(l) SO42-(aq) + 2 H3O+(aq) + 2e
 Tiosulfat
Ion tiosulfat mirip ion sulfat kecuali bahwa salah satu atom oksigen diganti
dengan atom belerang. Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami
disproporsionasi menjadi tiga spesies dengan tingkat oksidasi belerang yang
berbeda-beda yaitu sulfat, sulfida, dan belerang menurut persamaan reaksi:
4 Na2S2O3(s) 3 Na2SO4(s) + Na2S(s) + 4 S(s)
Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan gas
belerang dioksida menurut persamaan reaksi:
S2O32-(aq) + H3O+(aq) H2S2O3(aq) + 2 H2O(l)
H2S2O3(aq) H2O(l) + S(s) + SO2(g)

9
 Peroksodisulfat
Walaupun ion sulfat mengandung belerang dengan tingkat oksidasi tertinggi,
+6, namun masih dapat dioksidasi lagi secara elektrofilik menjadi
peroksodisulfat dengan menggunakan elektrode halus platina, larutan asam, dan
rapatan arus yang tinggi.

1.3.6. Halida Belerang


Senyawa penting halida belerang (belerang-halogen) adalah belerang-
fluorin, dan belerang-klorin. Belerang-fluorin membentuk dua senyawa penting
yaitu belerang heksaflourida, SF6, dan belerang tetraflourida, SF4.
Belerang heksaflourida berupa gas tak berwarna, tak berbau, tidak reaktif,
berdaya racun rendah serta stabil. Gas ini dapat dibuat secara sederhana dengan
membakar lelehan belerang dalam gas flourin, menurut persamaan reaksi:
S(l) + 3 F2(g) SF6(g)
Sedangkan belerang tetraflourida, SF4, berupa gas yang sangat reaktif, terurai oleh
udara lembab (air) menjadi belerang dioksida dan hydrogen flourida menurut
persamaan reaksi :
SF4(g) + 2 H2O(l) SO2(g) + 4 HF(g)
Berbeda dari senyawa belerang-flourin, belerang-klorin hanya terbentuk
dengan tingkat oksidasi rendah. Belerang diklorin berupa cairan merah dan
digunakan untuk membuat berbagai senyawa yang mengandung belerang termasuk
gas beracun mustard, S(CH2CH2Cl)2. sebagaimana diramalkan oleh teori VSEPR,
molekul SCl2, mengadopsi bentuk V.

10
1.4. Kesimpulan
Golongan oksigen merupakan golongan VI A dalam sistem table periodik
unsur, yang terdiri dari unsur oksigen, sulfur atau belerang, dan selenium yang
termasuk ke dalam non logam, telurium semilogam dan polonium sebagai logam
dalam golongan ini.
a. Oksigen
(1). Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
16 17 18
(2). Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah O, O, dan O,
dengan 16O merupakan yang paling melimpah (99,762%). Oksigen dikenal
dalam dua bentuk alotrop, dioksigen (O2) dan trioksigen atau ozon (O3).
(3). Atom oksigen biasanya membentuk dua ikatan kovalen tunggal, –O–, atau
satu ikatan rangkap dua, O=. Cara lain atom oksigen berikatan adalah
pembentukan tiga ikatan kovalen tunggal yang ekivalen
(4). Persenyawaan antara suatu unsur dengan oksigen dikenal sebagai oksida,
contoh hydrogen peroksida.
(5). Oksigen dapat dibuat di laboratorium, dan secara industri.

b. Belerang
(1). Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas, sulfat, maupun sebagai
bijih sulfida.
(2). Beberapa persenyawaan unsur belerang :
a. Hidrogen Sulfida
b. Sulfida
c. Oksida Belerang
d. Asam Sulfat
e. Garam Oksi Belerang
f. Halida Belerang

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a, 2009. Oksigen, http://wapedia.mobi/ms/Oksigen. Diakses pada tanggal 28 Mei


2009.

Anonim b, 2009, Oksigen, http://www.id.wikipedia.org/wiki/Oksigen/. Diakses pada


tanggal 28 Mei

Anonim, c, 2009. Hidrogen-sulfide, http://www.id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen-sulfide/.


Diakses pada tanggal 28 Mei

Anonim d, 2009. Asam-sulfat, http://www.id.wikipedia.org/wiki/Asam-sulfat. Diakses pada


tanggal 28 Mei.

Clark, Jim. 2008. Belerang, http://www.chem-is-try.org/author/Jim-Clark/Redaksi-chem-


is-try.org/. Diakses pada tanggal 28 Mei.

Skuler. 2007. Mengenal Hidrogen Peroksida, http://wapedia.mobi/ms/ Hidrogen


Peroksida.
Diakses pada tanggal 28 Mei.

Petrucci, H. Ralpih. 1985. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta

Partana, Fajar, Crys. 2003. kimia Dasar 2. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyarto, H. Kristian. 2004. Kimia anorganik 1. IMSTEP

12

You might also like