Professional Documents
Culture Documents
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara
pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Controlling (POAC).
7
1) Perencanaan (Planning)
sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural sources),
dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Suatu
efektifitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu system, sesuai dengan
karakteristik berikut:
tindakan untuk masa yang akan datang dengan jalan membuat keputusan
1) Perencanaan jangka pendek (Short range), yang mencakup waktu kurang dari
satu tahun.
3) Perencanaan jangka panjang (Long range), meliputi waktu lebih dari lima
tahun.
2) Pengorganisasian (Organizing)
mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Ketiga elemen tersebut adalah
sekelompok orang, interaksi dan kerja sama, serta tujuan bersama (Siswanto,
2005).
Oleh karena itu, organisasi dikatakan sebagai wadah berarti suatu tempat
orang berinteraksi dan bekerja sama. Sedangkan organisasi dikatakan sebagai alat
berarti sebagai alat untuk merealisasikan tujuan bersama di antara orang yang
arti dinamis maupun dalam arti statis. Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu
proses penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatasan tugas
dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, serta penetapan hubungan di antara
tersebut dapat bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama secara efisien
dan efektif. Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau struktur yang
berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering
disebut sebagai struktur atau tata raga organisasi. Jadi, struktur organisasi adalah
fungsi otoritas dan tanggung jawab atas setiap aktivitas. Struktur organisasi dapat
dipandang sebagai desain yang terpadu dan utuh yang menunjukkan hubungan
3) Penggerakan (Actuating)
sesuatu objektif secara sukarela dan sejalan dengan manajerial planning dan usaha
organizing.
lanjut dikatakan bahwa hal yang fundamental bagi suksesnya manajemen adalah
kerja yang memuaskan semua pihak dan diterimanya fakta bahwa kesediaan serta
4) Pengendalian (Controlling)
dicapai yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan yaitu pelaksanaan, menilai
untuk memastikan bahwa aktifitas aktual perusahaan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
direncanakan.
sumber daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai untuk
1) Peranan Interpersonal
karyawan agar bekerja lebih keras, memiliki keyakinan terhadap organisasi, atau
lebih besar.
2) Peranan Informasi
memproses informasi. Manajer merupakan pusat syaraf, atau titik pusat dari suatu
ini, proses informasi yang mengalir ke dan dari kelompok merupakan informasi
sumber daya yang ada, dan kemudian menghubungkan semuanya ini bersama-
Sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
adalah men, money, materials, methods, machine dan markets. (Manullang, 2001).
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia. Untuk melakukan
berbagai aktivitas diperlukan manusia. Tanpa adanya manusia, manajer tidak akan
mungkin mencapai tujuannya. Sarana manajemen yang kedua adalah uang. Untuk
melakukan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan
dengan berbagai alternatif atau cara melakukan pekerjaan. Bagi badan yang
bergerak di bidang industri, maka sarana manajemen penting lainnya adalah pasar.
7
jasa yang berguna dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi
(Assauri, 1999).
Menurut Assauri (1999), ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi
menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang akhirnya dapat dijual kepada
2) Jasa-jasa penunjang
6
3) Perencanaan
dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi
untuk menjamin agar kegiatan operasi dan produksi yang dilaksanakan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka
tercapai.
Skipjack pole and line adalah jenis kapal yang digunakan untuk
memerlukan palka ikan, tangki untuk menyimpan umpan hidup serta system
sirkulasi airnya, pipa-pipa dan pompa untuk memercikan air, tempat duduk untuk
pemancing serta geladak kapal untuk tempat menjatuhkan ikan hasil pancingan.
adalah pole and line tipe skipjack fishing boat. Kapal ini memiliki persyaratan
7
tertentu yaitu pada haluan kapal dibuat anjungan yang mencuat kedepan untuk
hidup (live bait tank), tempat penyimpanan hasil tangkapan, mempunyai system
penyemburan air/spoit (water pump) dan palka yang dapat menampung ikan hasil
tangkapan.
Huhate (Skipjack Pole and Line) atau umumnya lebih dikenal dengan
“pole and line” adalah cara pemancingan dengan menggunakan pancing yang
Indonesia.
meliputi Samudra Hindia (perairan Barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa
Banda, Flores dan Selat Makassar) dan Samudra Fasifik (perairan Utara Irian
Jaya).
Penangkapan dengan pole and line dapat menggunakan kapal motor (kapal
motor khusus cakalang, tuna clipper), tetapi untuk nelayan-nelayan kecil biasanya
menggunakan perahu dayung (rowing boat) yang biasanya disebut “Funai” dan
dengan huhate ini, yaitu pertama harus adanya umpan hidup (life bait fish), dan
kedua ialah adanya bentuk kapal khusus (Subani dan Barus, 1989).
Huhate adalah jenis alat pancing penangkap ikan yang terdiri dari bambu
sebagai joran/tongkat dan tali sebagai tali pancing. Pada tali pancing ini dikaitkan
mata pancing yang tidak berkait. Penggunaan mata pancing yang tidak berkait
8
dimaksudkan agar ikan yang ditangkap dapat mudah lepas (Direktorat Sarana
pole and line sering pengertian kita ke arah perikanan cakalang, sungguhpun
dengan cara pole and line juga dilakukan penangkapan albacore, mackerel dan
lain sebagainya.
1) Di bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran (plat form) dimana
2) Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk menyimpan ikan umpan hidup.
3) Kapal cakalang perlu dilengkapi dengan sistem semprotan air (water splinker
Kapal pole and line adalah kapal dengan bentuk yang stream line dan
mempunyai olah gerak kapal yang lincah dan tergolong kapal yang mempunyai
kecepatan service sedang yaitu diatas 10 knot dan gerakan stabilitas yang baik
untuk mengejar segerombolan ikan, yakni kapal tersebut sambil olah gerak
a) Joran/galah yang terbuat dari bamboo atau plastik dengan panjang yang
b) Tali dari bahan sintetis, monofilament atau multi filament dengan panjang
c) Kawat baja (wire leader) yang panjangnya 5 – 10 cm, terdiri dari 2 – 3 urat
d) Mata kail (hook) yang khusus, karena ujungnya tidak memiliki kait.
7
sebagai berikut:
2.2.4.1. Rumpon
dengan Fish Agregation Device (FAD) yaitu suatu alat bantú penangkapan yang
berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul dalam suatu catchbie area.
1). Rumpon merupakan tempat berkumpulnya plankton dan ikan – ikan kecil
lainnya, sehingga mengundang ikan – ikan yang lebih besar untuk tujuan feedingi,
6
2). Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk berkelompok di
sekitar kayu terapung (seperti jenis – jenis tuna dan cakalang). Dengan demikian,
air, warna air yang gelap kerena pengaruh gerombolan ikan atau banyaknya ikan –
terutama para nelayan dari Mamuju, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, sedangkan
penggunaan rumpon secara medern baru dimulai pada tahun 1980 oleh Lembaga
Menurut Subani dan Barus (1989), dilihat dari kedalaman air dimana
rumpon ditanam (dipasang) dibedakan antara rumpon laut dangkal dan rumpon
antara 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon yang ada mudah diangkat-
angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung dari pemberat yang
sedangkan rumpon yang beratnya antara 75-100 kg bahkan lebih terdiri dari batu-
batu yang diikat satu sama lain atau dimasukkan di dalam suatu keranjang dari
Pelampungnya bisa terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat
menjadi satu sehingga membentuk rakit. Tali pemberat (tali yang menghubungkan
7
2.2.4.2. Pila-pila
yang letaknya bisa pada bagian haluan dan buritan antara sepanjang lambung kiri
terbuat dari paralon atau dari besi dan pada bagian ujungnya dipasang kran untuk
Tangkap, 2003).
1994).
Bak umpan digunakan sebagai tempat umpan. Pada bak umpan tersebut
sebaiknya diberi warna putih supaya lebih muda dan dengan lampu penerang di
agar dapat memberikan fototaksis positif dari ikan, sehingga ikan-ikan tersebut
dapat membentuk schooling yang baik. Apabila dalam bak umpan tidak dipasang
lampu, maka dapat menyebabkan umpan banyak bergerak secara tidak menentu,
antara umpan yang satu dengan lainnya saling bertubrukan dan membuat umpan
2.2.4.6. Sibu-sibu
dalam bak penebar umpan dan juga untuk menebarkan umpan hidup ke laut. Sibu-
sibu yang berukuran kecil dipakai untuk menebar umpan dari bak penebar ke laut,
2.2.4.7. Ember
dalam palka umpan, dan juga untuk berbagai keperluan. Ember ini juga menjadi
umpan.
Penangkapan ikan cakalang dengan huhate atau pole and line biasanya
a) Umpan tiruan
7
Umpan tiruan biasanya dibuat dari bulu ayam dan dipasang pada mata
kail. Umpan tiruan untuk huhate dirancang dengan memperhatikan bentuk dan
warna dengan maksud untuk menarik perhatian ikan. Pengaturan warna yang
serasi dan lebih cerah serta bentuk yang menyerupai ikan akan lebih merangsang
ikan untuk menyambar mata pancing. Umpan tiruan ini dibuat untuk menutupi
mata pancing sehingga dapat mengelabui ikan sasaran, bahan umpan tiruan terdiri
dari bulu ayam, tali rapiah, dan juga dapat diberi bahan kelopak insang atau kulit
b) Umpan hidup
Jenis umpan hidup yang paling baik digunakan dalam perikanan Pole and
line adalah ikan teri (Subani, 1973; Murdianto, Rosana dan Penturi, 1995 dalam
Simbolon D, 2003). Jenis ikan umpan tersebut sangat disenangi oleh cakalang
1). Berwarna terang dan memikat atau keputih – putihan sehingga mudah menarik
2). Tahan terhadap lama di dalam bak penyimpanan pada saat pelayaran dari
3). Umpan yang disebarkan di antara schooling cakalang memiliki sifat yang
4). Sisi umpan tidak mudah terkelupas, sehingga tingkat kecerahan warna dapat
dipertahankan,
5). Panjang (size) umpan hidup sesuai dengan ukuran yang disenangi oleh
Sesuai dengan sifat – sifat tersebut di atas, pemilihan jenis dan ukuran
umpan yang sesuai perlu dilakukan secara seksama. (Subani, 1973 dalam
Sumbolon D, 2003) menyatakan bahwa ukuran umpan yang ideal dengan tipe
badan memanjang (streem line) berkisar antara 7,5 – 10,0 cm. Selanjutnya
disebutkan bahwa ukuran panjang umpan dengan tipe badan melebar sebaiknya
Masalah utama yang sering dialami dalam perikanan pole and line adalah
ketersediaan umpan hidup pada waktu – waktu tertentu dan tingginya tingkat
kematian umpan dalam bak penyimpanan di atas kapal. Di lain pihak, kegiatan
operasi penangkapan cakalang dengan pole and line tidak akan berhasil apabila
umpan hidup tidak tersedia dalam jumlah yang memadai. Dengan demikian,
umpan hidup merupakan salah satu faktor pembatas (limiting factor) paling
penting dalam perikanan pole and line (Gafa dan Merta, 1987 dalam Simbolon D,
2003).
Alat tangkap yang sangat umum digunakan untuk menangkap ikan umpan
hidup adalah jaring yang dioperasikan dari pantai atau kapal, jaring lampara,
purse seine, dan ring net, jaring yang digerakkan (drive in net) dan lift net,
umpan di dalam palka umpan dikapal antara lain kandungan oksigen didalam air
8
dan konsumsi oksigen, penyinaran, suhu air dan kualitas air beserta
perubahannya.
secara aman kedalam tangki umpan bahwa alat yang sebaiknya digunakan adalah
keranjang. Dalam tahap ini diperlukan seorang pembantu yang cermat dalam
menjaga ikan umpan karena memerlukan beberapa perlakuan yang cukup penting
dalam hal pengawasan dan mengarahkan agar pencemaran yang timbul sekecil
mungkin yang diakibatkan kotoran ikan dan sisik ikan yang terlepas.
Selain itu kondisi lingkungan dapat dibuat lebih mendukung dengan cara
menurunkan salinitas dan pada saat yang sama menghindari kepadatan ikan dan
1980).
Ikan umpan tentu saja perlu diberi pakan selama ke daerah penangkapan
apabila trip pelayarannya memerlukan beberapa jam. Disarankan agar ikan diberi
makan 3 kali sehari, jumlahnya ditentukan oleh ukuran ikan dan temperatur air.
Suatu bukti telah menunjukkan bahwa lampu bawah air (under water
lamp) didalam tangki umpan akan lebih baik karena mortalitas ikan umpan bisa
melebihi 50% apabila keadaan tangki umpan gelap sepanjang waktu. Kegunaan
7
cahaya alam atau buatan bisa mengurangi mortalitas ikan umpan kurang dari
2.3.5. Temperatur
temperatur air yang berbeda, maka sirkulasi air didalam tangki secara perlahan-
lahan perlu diturunkan, untuk mengurangi masuknya air laut dan mempertahankan
derajat perubahan temperatur air. Saran lain ialah ikan yang dimasukkan kedalam
bak dikurangi sehingga lebih banyak oksigen yang tersedia bagi semua ikan, juga
akan lebih praktis apabila caranya dikombinasikan dengan sistem sirkulasi air.
menunjukan bahwa hanya ada satu species cakalang yang terbesar di seluruh
dunia, yaitu Katsuwonus pelamis (Jones and Silas, 1963; Waldron and King, 1963
dalam Simbolon, 2003). Bentuk tubuh cakalang memanjang seperti torpedo dan
padat dengan penampang melintang yang membulat. Bagian bawah gurat sisi
memiliki 4-6 garis-garis hitam tebal yang membujur seperti pita. Bagian bawah
keungu – unguan. Tubuh tidak bersisik kecuali pada bagian gurat sisi dan depan
terdapat tiga tonjolan pada batang ekor (Puslitbangkan, 1993 dalam Simbolon,
2003).
Collette and Nauen, 1983 dalam Simbolon, 2003) melaporkan bahwa ukuran fork
Simbolon, 2003) ukuran ikan cakalang yang sudah matang gonad berkisar 40 – 50
cm. Ikan cakalang betina yang matang gonad memijah untuk pertama kalinya
pada ukuran 41 cm. Di lain pihak, ikan cakalang jantan biasanya mengalami
matang gonad pada ukuran 40 – 45 cm. Setelah melakukan pemijahan, sisa – sisa
telur matang masih dapat ditemukan pada ikan – ikan yang berukuran lebih besar
dari 40 cm, akan tetapi sisa telur tersebut tidak ditemukan pada ikan – ikan yang
Kebiasaan makan ikan cakalang adalah aktif pada pagi hari dan kurang
aktif pada siang hari, selanjutnya mulai aktif lagi pada sore hari dan hampir tidak
makan sama sekali pada malam hari. Pada saat mencari makan, ikan cakalang
di permukaan perairan. Puncak kegiatan makan bagi ikan cakalang terjadi sekitar
jam 08.00 hingga 12.00 dan berkurang antara jam 13.00 – 16.00, kemudian
memuncak lagi hingga matahari terbenam (Aprieto, 1994 dalam Simbolon, 2003).
berikut :
Phylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Series : Pisces
7
Class : Telestoid
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridei
Family : Scombridae
Subfamily : Scombrinae
Tribe :Thunini
Genus : Katsuwonus
(Sumber: http//www.fishbase.org)
timur indonesia. Daerah penangkapan yang potensial bagi ikan tersebut di KTI
terdapat di perairan Sulawesi Utara, Halmahera, Maluku dan Irian Jaya dengan
7
perairan selatan Jawa Barat (Pelabuhan Ratu), Sumatera Barat dan Aceh
dapat dilakukan sepanjang tahun, namun puncak musim penangkapan sering kali
ZEEI Laut Sulawesi dan ZEEI Samudera Pasifik (Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, 2005).
migrasi yang luas, yaitu meliputi daerah tropis dan sub tropis dengan daerah
merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan berhasil atau
Dalam arti ikan berlimpah, bergerombol, daerah aman, tidak jauh dari pelabuhan
1) Kondisi daerah tersebut harus sedemikian rupa sehingga ikan dengan mudah
3) Daerah tersebut harus daerah yang secara ekonomis menguntungkan. Hal ini
tentu saja erat hubungannya dengan kondisi oseanografi dan meteorologist suatu
Simbolon, 2003). Ikan cakalang menyebar luas di perairan tropis dan sub tropis
seperti di lautan Atlantik, Samudera Hindia dan Pasifik. Penyebaran ikan tersebut
Stok yang terdapat di perairan KTI ini diduga berasal dari Samudera Pasifik
bagian barat yang beruaya dari sebelah timur Philipina dan sebelum utara Papua
Nugini. Ikan tersebut selanjutnya beruaya dari perairan KTI ke Samudra Pasafik
bagian barat, yaitu ke perairan Zamboanga dan sebelum utara Papua Nugini
meter di bawah permukaan air, bahkan banyak terdapat pada kedalaman renang
umumnya ditemukan di atas lapisan termoklim (Laevastu and Hela, 1970 dalam
Simbolon, 2003).
dalam suatu schooling mempunyai ukuran (size) yang relatif sama. Ikan – ikan
yang berukuran lebih besar biasanya berada pada lapisan yang lebih dalam dengan
schooling yang lebih kecil. Ikan – ikan yang lebih kecil biasanya berada dekat
permukaan perairan dengan schooling yang lebih besar. Tingkah laku tersebut
faktor lingkungan seperti suhu, salinitas dan arus, (2) usaha mencari daerah
perairan yang mengandung bahan makanan yang cukup dan (3) usaha mencari
daerah pemijahan (Nikolsky, 1963 dalam Simbolon, 2003). Hal ini sesuai dengan
pendapatan Laevastu and Hayes, 1981 dalam Simbolon, 2003) yang menyatakan
bahwa pola kehidupan ikan, termasuk cakalang tidak bisa dipisahkan dari
suhu, salinitas, arus permukaan, oksigen terlarut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap periode migrasi musiman serta terdapatnya ikan di suatu lokasi perairan.
dan siklus reproduksi ikan. Suhu perairan secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Perubahan
metabolisme dan aktivitas tubuh ikan (Laevastus and Hela, 1970 dalam Simbolon,
2003).
ditentukan oleh distribusi suhu perairan secara vertikal. Cakalang akan berenang
menghindari suhu perairan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari biasanya
dan menuju ke lapisan perairan tertentu di mana ikan tersebut lebih mudah
oleh lapisan termoklin. Adapun kisaran suhu penyebaran dan penangkapan serta
lapisan renang dari cakalang dan beberapa jenis tuna disajikan pada Table 2
Table 2. Kisaran Suhu Penyebaran dan Penangkapan Serta Lapisan Renang Ikan
sesuai dengan wilayah perairan. Ikan cakalang di Samudera Pasifik bagian timur
6
suhu yang optimum untuk penangkapan cakalang dan tuna pada berbagai perairan
Table 3. Kisaran Suhu Perairan Untuk Penangkapan Cakalang dan Tuna Menurut
Wilayah Perairan
Suhu
No. Wilayah Perairan Sumber Keterangan
Optimum ( C)
1 Pasifik Timur Laut 20 - 26 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
2 Pasifik Tenggara 20 - 28 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
3 Pasifik Barat Laut 20 - 28 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
4 New Zeland 17 - 23 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
5 Papua New Guinea 28 - 30 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
6 Indonesia 28 - 29 Blackburn, 1965 Cakalang
perairan dengan kisaran salinitas 23% - 35% (Blackburn, 1965 dalam Simbolon,
2003).
ini terbukti dengan banyaknya ikan cakalang yang ditemukan di perairan ujung
7
timur Selat Sunda ketika salinitas perairannya tinggi. Di lain pihak, ikan cakalang
tidak ditemukan sama sekali ketika salinitas rendah (Burhanuddin et al, 1984
terdapat indikasi bahwa penyebaran berbagi jenis tuna terdapat di sepanjang poros
yang umumnya dijumpai pada wilayah yang memiliki banyak pulau. Turbulansi
yang terjadi di perairan sekeliling pulau – pulau atau benua berperan merangsang
lebih subur dan menjadi daerah penyebaran yang baik bagi cakalang untuk
Ikan cakalang sering ditemukan pada perbatasan dua massa air yang
berbeda dimana terjadi pertemuan antara massa air panas dan dingin. Daerah ini
cakalang yang baik (Laevastu and Hela, 1970 dalam Simbolon, 2003).
melalui otak (pineal region pada otak). Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya
Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik oleh cahaya, antara lain adalah
cahaya. Dengan demikian, kemampuan ikan untuk tertarik pada suatu sumber
cahaya sangat berbeda-beda. Ada ikan yang senang dengan pada intensitas cahaya
yang rendah, tetapi ada pula ikan yang senang terhadap intensitas cahaya yang
tinggi. Namun ada ikan yang mempunyai kemampuan untuk tertarik oleh cahaya
mulai dari intensitas yang rendah sampai yang tinggi (Sudirman dan Malawa,
2004).
Rangsangan cahaya terhadap ikan diketahui antara 0,01 – 0,001 lux, sudah
memberikan reaksi. Ambang cahaya tertinggi untuk mata ikan belum banyak
diteliti, walau banyak diketahui bahwa berbagai jenis ikan laut pada umumnya
suatu kemampuan yang mengagumkan untuk dapat melihat pada waktu siang hari
dengan kekuatan penerangan ratusan ribu lux dan dalam keadaan gelap sama
Namun demikian, sensitifitas mata ikan laut pada umumnya tinggi. Kalau
cahaya biru-hijau yang mampu diterima mata manusia hanya sebesar 30% saja,
tetapi mata ikan mampu menerimanya sebesar 75% sedangkan retina dari
beberapa jenis ikan laut dalam menerimanya sampai 90%. Ambang cahaya yang
mampu dideteksi oleh mata ikan jauh lebih rendah daripada ambang cahaya yang
dapat dideteksi manusia, sehingga pada umumnya mata ikan mempunyai tingkat
9
sensitifitas 100 kali mata manusia. Oleh sebab itu, pada beberapa jenis ikan yang
hidup di perairan pantai dapat mengindera mangsanya dari kejauhan 100 meter
sejak pagi sampai sore hari (Gunarso, 1985 dalam Sudirman dan Malawa 2004).
Cahaya yang masuk ke mata ikan akan diteruskan ke otak pada bagian Cone
dan Rod, yang sangat peka terhadap cahaya. Alasan lainnya, adanya cahaya
perikanan yang tersedia menurut jenis dan penyebarannya yang dapat dituangkan
dalam bentuk peta penyebaran, tata ruang wilayah, kawasan konservasi dan
besarnya alokasi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan pada periode waktu dan
tinggi dan dapat memberikan jaminan pendapatan bagi para pelakunya, dalam
permintaan pasar.
secara efisien dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Berjalannya subsistem ini
yang dilakukan oleh pelaku usaha, untuk itu diperlukan keterpaduan antara
approach. Oleh karena itu ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam
kelestarian sumberdaya.
produksi ikan.
tersebut.
konflik.
Menurut Subani dan Barus (1989), penangkapan dengan pole and line
hidup sebagai perangsang agar cakalang lebih mendekat ke kapal sehingga mudah
yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh
cakalang dengan cepat diangkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar
sangat singkat. Pemancingan dengan cara ini lebih dikenal dengan “cara banting”.
Disamping itu ada cara memancing yang disebut dengan “cara gepe”, yaitu cara
7
pemancingan dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan
diangkat dari dalam air kemudian pengambilannya dari mata pancing dilakukan
perbekalan dan perlengkapan, persiapan itu meliputi : bahan makanan, es, lampu,
dan bahan bakar minyak, alat navigasi, persiapan mesin, persiapan pengaturan alat
penangkapan ikan cakalang serta penyediaan umpan hidup. Adanya faktor umpan
hidup membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan
karena umpan hidup tersebut harus sesuai dalam ukuran dan jenis tertentu,
disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup (Malawa dan Sudirman,
2004).
adanya buih atau cipratan air, loncatan ikan cakalang ataupun gerombolan burung-
burung yang terbang menukik ke permukaan laut dimana gerombolan ikan berada.
7
sudah bersiap masing-masing pada sudut kiri, kanan, dan haluan kapal.
berada dalam jarak jangkauan lemparan, kemudian ikan dituntun ke arah haluan
kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan
dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan
umpan tersebut, mesin penyemprot sudah dihidupkan agar ikan tetap berada di
dekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin
menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari
mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Hal lain yang perlu
terpancing jatuh kembali ke laut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan
yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan
kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil
sering tertangkap juga beberapa jenis ikan yang lain, diantaranya: yellow fin tuna
8
(Thunnus albacares), little tuna (Auxis thazard), dan lain-lain (Balai Ketrampilan
Selanjutnya dalam FAO (1980) mengatakan bahwa para nelayan pole and
alalunga), tuna kecil seperti frigate mackerel (Auxis spp), dan ikan dolphin
(Coryphaena spp), juga yellow fin (Thunnus albacares), ikan-ikan muda spesies
ikan tuna yang besar yang lain, bonito (Sarda spp), dan tuna kecil (Euthynnus
spp). Semua jenis tadi tersebar secara luas di lautan dan Samudera di dunia.
pasar dengan prinsip yang sama yaitu menjaga mutu ikan agar tetap segar, sehat,
aman dan menarik saat disajikan sehingga harganya mampu bersaing saat
Selain itu prinsip penanganan ikan lainnya yang harus dilakukan, antara
lain menjaganya dari benturan atau tekanan fisik yang dapat melukai tubuh ikan
atau membuat dagingnya memar, melindungi dari sinar panas matahari langsung
palkah yang berisi es atau peti wadah ikan yang berisolasi dengan kapasitas
Prinsip penanganan ikan di atas kapal untuk ikan ukuran besar (kurang
dan biasanya masih dalam keadaan hidup saat diangkat dari air, untuk ini ikan
harus segera dibunuh dengan memukul kepalanya atau dengan cara lain yang
diisi air es sambil menunggu saat penyiangannya. Suhu air akan selalu terjaga
3) Melakukan penyiangan (buang insang dan isi perut, dan untuk ikan-ikan besar
curah.
kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisa rugi –
7
laba usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dilakukan. Untuk menentukan apakah usaha tersebut untung atau rugi
П = TR – TC
Keterangan :
П = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
Dengan krikteria :
1. Apabila total penerimaan (TR) > total biaya (TC), maka usaha tersebut
2. Apabila total penerimaan (TR) < total biaya (TC), maka usaha tersebut
3. Apabila total penerimaan (TR) = total biaya (TC), maka usaha tersebut
perubahan laba bila faktor-faktor seperti biaya produksi, volume, dan harga
penjualan berubah. Untuk analisis laba dan titik impas, biaya operasi produksi
produksi. Misalnya biaya pajak gedung, gaji karyawan, dan lain-lain. Jadi
dengan tingkat produksi, atau tergantung dari besar kecilnya volume produksi.
Artinya, bila produksi naik maka biaya variabel juga naik. Biaya variabel
perusahaan. Contoh biaya operasional ini adalah biaya sarana produksi, biaya
(revenue) tepat sama besar dengan biaya total, sehingga perusahaan tidak
break-even adalah suatu tehnik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya
1. Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost).
2. Unit yang terjual sama dengan unit yang diproduksi atau yang dihasilkan.
3. Produk yang dijual terdiri dari satu jenis, atau jika lebih dari satu jenis
dalam satuan unit dan satuan mata uang. Untuk titik impas dalam satuan unit
diperoleh dari hasil pembagian antara biaya tetap dengan selisih antara harga jual
terhadap biaya variabel dari setiap unit produk yang dihasilkan. Untuk hasil titik
impas dalam satuan mata uang diperoleh dari pembagian antara biaya tetap
dengan selisih antara satu dengan perbandingan biaya variabel terhadap harga jual
a) Perhitungan break-even point atas dasar unit (Kg) dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus.
Di mana :
6
FC = biaya tetap
Di mana :
FC = biaya tetap
biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya
Rp
(Kg,Rp)
Kg
Sumber : http://www.12manage.com/methods_break-even_point.html
horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan akan nampak
persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila
dari titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X, akan
nampak besarnya break-even dalam unit. Kalau dari titik itu ditarik garis lurus
produksi, menurut Arifin dan Fauzi (1999), perencanaan untuk mendapatkan laba
break even point, yaitu untuk menentukan seberapa besar berkurangnya volume
penjualan yang boleh turun agar tidak menimbulkan kerugian. Informasi margin
dianggarkan dengan penjualan pada tingkat break even point (Arifin dan Fauzi,
1999).
Atau