You are on page 1of 24

== Diktat Perilaku Organisasi ==

BAB IX
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Beberapa istilah yang perlu diketahui : pemimpin / Khalifah (leader),


Kepemimpinan (leadership). Istilah lain : Pimpinan Manajer (Manager).

Perbedaan Pemimpin Vs Manajer

Pemimpin Manajer

Pemimpin tidak selalu ada dalam Manajer selalu ada dalam organisasi,
organisasi. baik formal maupun non formal.

Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat Manajer selalu ditunjuk oleh


oleh anggotanya. anggotanya.

Pengaruh (influence) yang dimiliki Pengaruh yang dimiliki manajer


pemimpin disebabkan karena disebabkan memiliki otoritas formal.
memiliki kemampuan pribadi yang
lebih, dibandingkan dengan yang
lainnya.
Pemimpin memikirkan organisasi Manajer berfikir jangka pendek dan
secara lebih luas dan jangka panjang sebatas tugas dan tanggungjawab.
(memiliki visi yang luas).
Pemimpin memiliki ketrampilan Manajer menggunakan pendekatan
politik dalam menyelesaikan konflik. legal formal dalam menyelesaikan
konflik.
Pemimpin berfikir untuk kemajuan Manajer berfikir untuk kepentingan diri
dan perbaikan organisasi secara luas. dan kelompoknya secara sempit.

Pemimpin memiliki kekuasaan secara Manajer hanya memiliki wewenang


lebih luas. saja.

Sumber : Menurut Veithzal Riva’i.

Beberapa Pengertian :

Pemimpin (leader) : orang yang bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan. Atau orang yang meraih tujuan organisasi menggunakan
orang lain.

Kepemimpinan (leadership) :

1. Adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan


(Stephen P. Robbins).

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 65


== Diktat Perilaku Organisasi ==

2. Adalah proses untuk memberikan pengarahan dan mempengaruhi kegiatan yang


berhubungan dengan tugas anggota kelompok/organisasi (Stoner).

3. Sebagai : “Pengaruh (influence)”, suatu seni atau proses mempengaruhi seseorang


sehingga mereka mau melakukan sesuatu untuk mencapai kelompok/organisasi
(Koontz).

4. Sebagai : “Pengaruh (influence)………(Ary Ginanjar).

Unsur Pokok dalam Kepemimpinan

1. Adanya orang lain/pengikut/bawahan. Adanya pengikut menimbulkan tumbuhnya


“Status” seseorang.

2. Adanya distribusi/pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan


bawahan.

3. Pemimpin dapat mempengaruhi bawahan.

Sumber Kekuatan (Power) Pemimpin

1. Reward power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk memberikan balas


jasa/ganjaran/gaji/upah/hadiah, dll. untuk pelaksanaan
tugas bawahannya.

2. Coercive power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk untuk menghukum


bawahannya.

3. Legitimate power : kekuatan/kekuasaan pemimpin yang didapat secara hukum


(dimilikinya power authority).

4. Referent power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk membuat orang lain


mau meniru tingkah laku/gaya/style-nya.

5. Expert power : kekuatan/kekuasaan pemimpin yang didapat pemimpin dari


kelebihan yang dimilikinya dibidang pengetahuan /
ketrampilan (ability to skill).

Pendekatan (Approach) dalam Mempelajari Kepemimpinan (Leadership)

o Pendekatan sifat/ciri kepemimpinan (traits approach) : pendekatan ini


mencoba menelaah kepemimpinan melalui sifat-sifat tertentu yang membedakan
pemimpin dengan orang lain yang bukan pemimpin.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 66


== Diktat Perilaku Organisasi ==

o Pendekatan Tingkah Laku (perilaku) Kepemimpinan (Behavior Approach):


Pendekatan ini mencoba menelaah apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Bagaimana mereka mendelegasikan tugas (task), berkomunikasi, memotivasi
bawahan, melaksanakan fungsinya, dsb. Dua fungsi utama yang dilakukan pemimpin
yang efektif :

a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) atau fungsi pemecahan
masalah pekerjaan. Yaitu suatu fungsi yang menyangkut pemberian saran-saran
kepada bawahan untuk menyelesaikan masalah, informasi dan pendapat atas
suatu masalah.

b. Fungsi pemeliharaan kelompok (human oriented) atau fungsi sosial. Yaitu


semua bentuk usaha yang dapat membantu kelompok berjalan lancar,
mencegah/menengahi beda pendapat, membuat kesimpulan rapat, dll.

3. Pendekatan Ketergantungan pada Situasi (Contingency Approach).


Pendekatan ini berkembang berdasarkan pemikiran dan penelitian yang menunjukkan
bahwa situasi yang berkembang sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan
seseorang. Artinya efektivitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh situasi/kondisi
pada saat kepemimpinan itu dilakukan. Dpl. pemimpin yang berhasil menjalankan
kepemimpinannya pada suatu situasi/kondisi tertentu belum dapat menjamin
keberhasilannya pada suatu situasi/kondisi yang lain. Oki. pendekatan ini mencoba
merumuskan gaya kepemimpinan yang efektif untuk situasi/kondisi tertentu pula.

4. Pendekatan kepemimpinan melalui keteladanan Rosululloh Muhammad SAW.


yang dikemukakan oleh Ary Ginanjar Agustian.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, ada 5 (lima) tangga kepemimpinan yang harus
dilalui oleh seorang pemimpin, sebagaimana Rosululloh Muhammad SAW telah
melakukannya dengan sempurna, yaitu sebagai berikut :

1. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

2. Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya,

3. Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang dapat membimbing,

4. Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian,

5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi.

o Teori Ciri/Traits theory

Menurut teori ini pemimpin yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 67


== Diktat Perilaku Organisasi ==

1. Ambisi dan energi

2. Hasrat untuk memimpin

3. Kejujuran dan integritas (keutuhan/penyatuan)

4. Percaya diri

5. Kecerdasan

6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

7. Self monitoring yang tinggi.

o Teori Perilaku

Pendukung teori ini antara lain :

1. Studi Universitas Ohio

2. Studi Universitas Michigan

3. Kisi Manajerial

4. Studi Skandinavia

o Kemungkinan :

Pendukung teori ini antara lain :

1. Model kemungkinan Fred Fiedler

2. Teori Situasional Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard

3. Teori Pertukaran pemimpin anggota

4. Model jalur tujuan

5. Model partisipasi pemimpin

o Teori Gaya yang Menonjolkan Penampilan Kepemimpinan :

Pendukung teori ini antara lain :

1. Teori atribusi kepemimpinan

2. Teori kepemimpinan kharismatik

3. Kepemimpinan transaksional Vs. transformasional.

Gaya/Type Kepemimpinan (style of leadership)

Gaya adalah suatu pola tingkah laku yang disusun/dirancang untuk


mengintegrasikan kepentingan individu dengan kepentingan organisasi dalam

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 68


== Diktat Perilaku Organisasi ==

mewujudkan tujuan (Flippo). Ada dua dasar yang membedakan gaya kepemimpinan
seseorang, yaitu :

1. Orientasi tugas (Task orientation)

o Orientasinya terhadap tugas dalam arti seberapa jauh perhatiannya terhadap cara
melaksanakan tugas.

o Pada tingkat tertinggi, seorang pemimpin yang task orientation style akan lebih
mementingkan, bagaimana melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, tanpa
memperhatikan peningkatan kemampuan bawahannya. Cenderung tidak
manusiawi.

2. Employee/Human orientation (Orientasinya terhadap pengikut / karyawan)

o Dalam arti seberapa jauh perhatiaanya terhadap kepentingan karyawan. Pada


tingkat tertinggi, seorang pemimpin yang employee orinted style akan lebih
mementingkan karyawan dalam arti akan berusaha memotivasi karyawan, kalau
perlu demi karyawanya, tugas dapat ditunda pelaksanaanya.

o Oki berdasarkan dua dasar gaya di atas, secara umum gaya kepemimpinan yang
ada berkisar pada dua leadership style :

 Total autocratic leadership

 Total democratic leadership

Contoh bagaimana leader bertindak (Edwin B. Flippo) :

1. Coercive autocracy : Pemimpin memerintah dan mengancam.

2. Benevolent autocracy : Pemimpin memerintah dan menjelaskan.

3. Manipulative autocracy : Membuat kesan, bahwa bawahan merasa telah


berpartisipasi/berperan walupun hanya di belakang
layer.

4. Consultative leadership : Bawahan memiliki keyakinan bahwa


input/pendapatnya benar-benar diperlukan dan
tercermin dalam keputusan yang diambil.

5. Laissez–faire approach : Pemimpin ikut serta sebagai anggota biasa dan


mengerjakan apa yang kelompok itu ingin kerjakan.

Teori Ciri

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 69


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Teori ciri kepemimpinan adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian, sosial, fisik
atau intelektual yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin. Pada jaman
Yunani kuno orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat (melalui
proses pendidikan). Teory the Great Man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan
sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak
mempunya sifat sebagai pemimpin.

Ciri-ciri yang cenderung konsisten dengan kepemimpinan adalah :

1. Ambisi dan energi,

2. Hasrat untuk memimpin,

3. Kejujuran dan integritas (keutuhan/penyatuan),

4. Percaya diri,

5. Kecerdasan,

6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan,

7. Self monitoring yang tinggi.

Empat Sifat Umum Leader yang Mempunyai Pengaruh Terhadap Keberhasilan


Kepemimpinan Organisasi

1. Kecerdasan. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat


kecerdasan yang lebih tinggi di bandingkan dengan yang dipimpin.

2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang


dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang luas terhadap
aktivitas-aktivitas sosial.

3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempunyai
dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.

4. Sikap-sikap hubungan kemanusian. Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau


mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak
kepadanya.

Teori Perilaku

Para pendukung teori perilaku :

1. Studi Universitas Ohio

2. Studi Universitas Michigan

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 70


== Diktat Perilaku Organisasi ==

3. Kisi Manajerial (Robert Blake & Jane Mouton)

4. Studi Skandinavia

Hasil studi Ohio :

o Dibuat kotak yang terdiri dari empat bagian,

o Sumbu tegak lurus menjelaskan kecenderungan leader dalam hal orientasinya kepada
pengikut (tinggi atau rendah) kemudian diberi nama consideran tinggi atau rendah
atau orientasi kepada pengikut (human orientation) tinggi atau rendah.

o Sumbu horisontal menjelaskan kecenderungan leader dalam hal orientasinya


terhadap pelaksanaan tugas, kemudian diberi istilah initiating structure (task
orientation/orientasi tugas).

Teori Perilaku Menurut Studi Universitas Ohio

• Struktur • Struktur
rendah tinggi
• Cons. • Cons.
tinggi tinggi
Conside
ration
• Struktur • Struktur
rendah tinggi
• Cons. • Cons.
rendah rendah

Structure

Menurut hasil studi yang dilakukan Universitas Ohio, bahwa perilaku leader pada saat
memimpin terbagi atas empat kemungkinan, yaitu :

1. Leder yang memiliki struktur rendah, consideran rendah. Leder yang memiliki
struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
rendah, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah).
Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 71


== Diktat Perilaku Organisasi ==

2. Leder yang memiliki struktur rendah, consideran tinggi. Leder yang memiliki
struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
rendah, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi). Dengan
perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

3. Leder yang memiliki struktur tinggi, consideran tinggi. Leder yang memiliki struktur
tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang tinggi,
sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki hubungan
dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi).

4. Leder yang memiliki struktur tinggi, consideran rendah. Leder yang memiliki
struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang tinggi,
sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki hubungan
dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah). Dengan
perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

Managerial Grid (Kerangka Manajerial) Robert Blake & Jane Mouton

1.9 9.9

Concern for
People 5.5

1.1 9.1

Concern for Production

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa :

1. Style 1.1. Impoverished (laissez faire) management. Yaitu pemimpin yang


memiliki gaya berorientasi tugas rendah serta berorientasi kemanusiaan juga rendah.

2. Style 1.9. Country club management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya
berorientasi tugas rendah serta berorientasi kemanusiaan tinggi.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 72


== Diktat Perilaku Organisasi ==

3. Style 9.1. Task/Authoritarian management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya


berorientasi tugas tinggi serta berorientasi kemanusiaan rendah.

4. Style 5.5. Middle of the road management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya
berorientasi tugas “sedang” serta berorientasi kemanusiaan juga “sedang”.

5. Style 9.9. Team/Democratic management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya


berorientasi tugas tinggi serta berorientasi kemanusiaan juga tinggi.

Teori Kemungkinan Fred Fiedler

Dalam menggunakan pendekatan situasional, Fiedler menyatakan bahwa :


keberhasilan seorang pemimpin dlm. Menjalankan kepemimpinannya ditentukan oleh
faktor situasional dan interaksi pemimpin tersebut dengan situasi yang berkembang
(kemampuannya memilih gaya kepemimpinan yang sesuai untuk situasi tertentu).
Dengan menggunakan tiga elemen sebagai dasar, Fiedler merumuskan 8 macam situasi
yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang paling efektif. Tiga elemen pokok itu
meliputi :

1. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader–member–relation). Elemen ini diukur


dengan mengevaluasi tingkat penerimaan bawahan thd. atasannya.

2. Struktur tugas (task structure). Diukur dengan mengevaluasi sejauhmana kejelasan


tentang tujuan yang harus dicapai, tingkat berubah-ubahnya keputusan yang
diambil, bagaimana keragaman alternatif pemecahan.

3. Posisi leader (position power of the leader). Diukur dengan mengevaluasi tingkat
pengaruh pemimpin terhadap bawahan. Berapa banyak hukuman harus
dipergunakan untuk mempengaruhi bawahan.

4. Hasil penelitiannya

5. Style leadership yang Task Oriented atau Controlling Leader, lebih efektif
dipergunakan pada siatusi 1, 2, 3 dan 8 (yaitu siatuasi paling mudah dan paling
sukar).

6. Permisive leader yang human oriented untuk situasi pertengahan (4, 5, 6, 7).

7. Sebagai kontrol thd. efektivitas gaya kepemimpinan, Fiedler menggunakan tingkat


nilai yang didapatkan seorang pemimpin dari Least Prefered Co-worker (LPC-
nya).

8. LPC adalah pembantu/rekan kerja yang paling disukainya.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 73


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Least Prefered Co-worker (LPC)

Seorang leader dengan LPC tinggi, termasuk leader dengan consideration / human
oriented, efektif dengan permissive leadership. Seorang leader dengan LPC rendah,
termasuk leader dengan task oriented, efektif dengan controlling leadership. LPC
diperoleh melaui kuisioner untuk mengukur kecenderungan gaya kepemimpinan dilihat
dari penerimaan bawahan thd leader.

Alternatif jawaban kuisioner :

1. Menyenangkan 87654321 Tidak menyenangkan


2. Ramah 87654321 Tidak ramah
3. Menolak 87654321 Menerima
4. Tegang 87654321 Santai.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 74


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Delapan Situasi Fiedler

Situation 1 2 3 4 5 6 7 8
Leader-member Good Good Good Good Poor Poor Poor Poor
relation
Task structure Structured Un-structured Structured Un-structured
Position power of Strong Weak Strong Weak Strong Weak Strong Weak
leader

Task oriented Human oriented Task


(LPC rendah) (LPC tinggi) Oriented

Gaya kepemimpinan Situasi 1,2,3. Situasi 4,5,6,7. Situasi 8.


yang diinginkan (Manajer kantor) (Perawat/penyelia) (Perekayasa
proyek)

Life Cycle Theory of Leadership dari Paul Harsey & Kenneth H. Blanchard
Teori ini menjelaskan bahwa efektivitas seorang leader tergantung pada kesiapan
(readyness) bawahan. Semakin matang bawahan, maka leader harus dapat mengurangi
task orientednya, kemudian mengubah menjadi delegasting, artinya membagi
kewenangan kepada bawahan yang telah matang (Maturity). Ada 4 kondisi kematangan
bawahan, sbb :

Tinggi Sedang Rendah

R-4 R-3 R-2 R-1


( Maturity 4 ) ( Maturity 3 ) ( Maturity 2 ) ( Maturity 1 )

Orang-orang yang Orang-orang yang Orang-orang yang Orang-orang yang


mampu dan mampu tetapi tidak tidak mampu tetapi tidak mampu dan
bersedia melakukan bersedia melakukan bersedia tidak bersedia
tugas. tugas. mengerjakan tugas mengambil
dan mengambil tanggungjawab
tanggungjawab untuk melakukan
untuk melakukan sesuatu. Mereka
sesuatu. Mereka tidak kompeten atau
termotivasi tetapi tidak yakin.
kurang terampil.

Diarahkan Pengikut Diarahkan Pengikut

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 75


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 76


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Life Cycle Theory of Leadership dari


Paul Harsey & Kenneth H. Blanchard

R-3 R-2

Low task- High High task- High

relationship
relationship

Relationship
R-4 R-1

Low task- Low High task- Low

relationship relationship

Task Orientation
Mature Im-mature

Empat perilaku pemimpin (leader) menghadapi empat situasi dan kondisi kematangan
bawahan :

1. R-1, High task-Low relationship : artinya pemimpin harus orientasi tugas tinggi,
hubungan rendah, oki harus mengatakan (telling). Pemimpin harus mendefinisikan
peran dan memerintahkan kepada bawahan mengenai apa (what), bagaimana (how),
kapan (when) dan di mana (where) melakukan tugas.

2. R-2, High task-High relationship : artinya pemimpin harus menjual (selling),


maksudnya orientasi tugas tinggi dan hubungan juga tinggi. Pemimpin harus
berperilaku mengarahkan dan mendukung.

3. R-3, Low task- High relationship : artinya pemimpin harus berperan serta
(participating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan tinggi. Pemimpin dan
pengikut bersama-sama mengambil keputusan, dan peran utama pemimpin adalah
mempermudah dan berkomunikasi.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 77


== Diktat Perilaku Organisasi ==

4. R-4, Low task- Low relationship : artinya pemimpin harus mendelegasikan


(delegating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan rendah. Pemimpin
memberikan sedikit pengarahan dan dukungan.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 78


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Kepemimpinan (Leadership) Pandangan Islam


Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Aku hendak jadikan khalifah
di muka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?
Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. QS Al
Baqarah (Sapi Betina) 2 : 30

1. Pendahuluan

Membicarakan kepemimpinan (leadership) memang menarik dan dapat dimulai dari


mana saja untuk diteropong, namun demikian membicarakannya tidak bisa terlepas dari
kata pemimpin (leader) dan kekuasaan (power). Ada yang berpendapat bahwa masalah
kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan diperlukan
manusia, hal ini disebabkan karena dalam diri manusia terdapat suatu keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan. Disatu pihak, terdapat manusia yang terbatas kemampuannya
untuk memimpin, dilain pihak ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk
memimpin.

Miftah Thoha menyatakan bahwa betapa pentingnya kepemimpinan dan betapa


manusia membutuhkannya, sampai ada pendapat yang “galak” menyatakan bahwa :
Dunia atau umat manusia di dunia ini pada hakikatnya hanya ditentukan oleh beberapa
orang saja, yakni yang berstatus sebagai pemimpin”. Pepatah orang Melayu menyatakan
bahwa : Jika Gajah sesama Gajah berkelahi, pelanduk mati di tengah-tengah, sejalan
dengan pendapat di atas. Dengan demikian apabila sekelompok orang yang berstatus
pemimpin memutuskan untuk menibulkan perang dunia ke 3 sebagai satu-satunya jalan
ke luar dari suatu konflik, maka umat manusia di dunia ini sebagai Pelanduknya, akan
mati di tengah-tengah medan konflik tersebut. Hal ini sekedar penegasan dari pepatah
Melayu tersebut dan kegalakan dari pendapat di atas yang ingin menyatakan bahwa
pemimpin dan kepemimpinan “sangat menentukan dalam kehidupan manusia”.

Dilihat dari sisi bahasa, kepemimpinan berasal dari kata leadership sedangkan
pemimpin berasal dari kata leader. Kepemimpinan menurut Robert Dubin, diartikan
sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. J.K. Hemphill, mengartikan
kepemimpinan : suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang
konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
Stephen P. Robbins, mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Lebih jauh lagi George R.
Terry, merumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-
orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 79


== Diktat Perilaku Organisasi ==

Veithzal Riva’i menyatakan bahwa literatur tentang kepemimpinan jumlahnya


sangat banyak, sehingga untuk menjelaskan apa yang membuat pemimpin itu “efektif”
ada beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan sifat-sifat kepribadian umum yang
dimiliki pemimpin. Pengkajian teori sifat ini dilakukan hingga tahun 1940. Teori
kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau
intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori
ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya
ditemukan ada enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin, yaitu : ambisi dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan
integritas, rasa percaya diri, intelegensi, dan pengetahuan yang relevan dengan
pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak tidak memberikan bukti adanya indikasi
kesuksesan seorang pemimpin. Kedua, pendekatan tingkah laku (perilaku) pemimpin.
Teori ini muncul antara tahun 1940-an hingga 1960-an. Teori ini mengacu kepada
tingkah laku tertentu yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.
Berdasarkan teori ini, kepemimpinan itu dapat diajarkan, oleh karena itu untuk
melahirkan pemimpin yang efektif bisa dilakukan dengan mendesain program khusus.
Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Teori ini muncul antara
tahun 1960-an hingga 1970-an. Teori ini mendasarkan pada sifat atau tingkah laku
seorang pemimpin, akan tetapi efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh situasi
tertentu. Di dalam situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan yang lain pula.
Keempat, pendekatan kembali kepada sifat atau ciri dari suatu perspektif yang berbeda
yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang
lain. Teori ini berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang
berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkah laku (perilaku) atau situasi
tertentu, melainkan berdasarkan pada kemampuan lebih dari seorang pemimpin
dibandingkan dengan orang lain.

Ary Ginanjar Agustian, menjelaskan rahasia dibalik kepemimpinan Nabi


Muhammad SAW, sebagai Nabi akhir jaman. Banyak hal yang diungkapkan beliau yang
bersumber dari Al Qur’an tentang kepemimpinan Rasullulah Muhammad SAW, yang dapat
dijadikan referensi untuk mempersiapkan kepemimpinan yang abadi, mulai dari
penjelasan tentang pemahaman yang keliru tentang pemimpin, pengertian
kepemimpinan dan tangga kepemimpinan yang harus dilalui oleh seorang pemimpin
menuju kepemimpinan yang abadi. Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti
penting beberapa pendekatan teori kepemimpinan yang disebutkan di atas, pada
kesempatan ini, penulis mencoba mendeskripsikan pendapat Ary Ginanjar Agustian

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 80


== Diktat Perilaku Organisasi ==

dalam bukunya yang berjudul Emotional Spiritual Quotient (ESQ) tentang kepemimpinan
yang abadi.

2. Paradigma yang Keliru

Selama ini banyak sekali orang yang keliru memahami arti kepemimpinan.
Umumnya orang melihat pemimpin adalah sebuah kedudukan atau sebuah posisi
jabatan semata. Akibatnya banyak orang berupaya mengejar untuk menjadi pemimpin
dengan “menghalalkan berbagai cara” dalam mencapai tujuan tersebut. Pemimpin yang
memperolehnya dengan cara seperti itu akan selalu menggunakan kekuasaannya untuk
mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang orang lain agar mengikutinya.
Umumnya pemimpin seperti ini suka menekan para pengikutnya. Akibatnya, akan
melahirkan pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, bahkan dibenci.

3. Semua Orang Adalah Pemimpin

Banyak orang yang mengharapkan dirinya menjadi pemimpin. Mereka seringkali


tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin, paling tidak bagi mereka
sendiri. Saat seorang anak menjadi ketua kelas, ketua RT, guru/dosen, bahkan seorang
ibu pun adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di
lingkungannya masing-masing, terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam
kelompok tersebut. Meskipun hanya satu orang saja pengikutnya, maka ia dikatakan
sebagai seorang pemimpin. Bahkan manusia seorang diri pun harus mampu memimpin
dirinya sendiri.

Ketidaksadaran inilah yang seringkali mengakibatkan orang kurang dapat


mengembangkan ilmu kepemimpinannya. Jargon-jargon seperti : “Saya ini rakyat kecil”,
sesungguhnya sangatlah mengerdilkan. Siapapun dapat menjadi pemimpin hebat bagi
keluarganya di rumah. Apalagi jika ia mampu menciptakan serta menghidupkan
kebesaran jiwa pada kalbu anak-anaknya. Tidak ada istilah orang kecil, semua manusia
sama dimata Tuhan. Setiap manusia adalah khalifah Alloh di muka bumi. Inilah yang
ditegaskan Alloh sebagai berikut : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat : “Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi……..”. QS Al Baqarah (Sapi Betina)
2 : 30.

4. Pemimpin Adalah Pengaruh (Influence)

Banyak ahli yang mendefinisikan kepemimpinan, beberapa diantaranya disajikan


pada bagian pendahuluan. Ary Ginajar Agustian secara singkat mendefinisikan

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 81


== Diktat Perilaku Organisasi ==

kepemimpinan sebagai pengaruh (influence). Ketika orang lain memberikan suatu nasihat
atau sebuah ceritera, kita akan mengingatnya, hal ini sebenarnya adalah sebuah
pengaruh. Atau hal-hal kecil lainnya yang mempengaruhi kita dan berhasil mengubah
cara hidup kita. Begitu pula sebaliknya, kita dapat memberi pengaruh kepada orang lain
melalui sikap, perbuatan dan perkataan kita. JR. Miller yang dikutif oleh Ary Ginajar
Agustian manyatakan : “Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun meninggalkan kesan
seumur hidup”. Tidak ada seorang pun yang dapat memahami hal misterius yang disebut
“pengaruh”, namun setiap orang diantara kita terus-menerus memberikan pengaruh,
apakah untuk menyembuhkan…., meninggalkan bekas keindahan ataupun melukai, untuk
menyakiti, meracuni kehidupan orang lain, dan sebagainya.

Terlepas dari kedudukan resmi kita sebagai pemimpin, maka perlu disadari bahwa
setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat, selalu akan menimbulkan pengaruh
kepada orang lain di sekitar kita. Segala perbuatan dan perilaku kita akan menciptakan
diri kita menjadi seorang pemimpinkah atau tidak samasekali. Seorang pemimpin,
bagaimanapun tipikal dan gaya kepemimpinannya, semuanya bergantung pada prinsip
yang dianutnya. Sebaliknya, lingkungan akan membuat kita menjadi pengikut, disadari
ataupun tidak. Orang yang tidak memiliki prinsip, akan sangat mudah terpengaruh.
Setiap hari kita akan terus berjalan di tengah padang rumput yang penuh dengan ranjau-
ranjau yang mempengaruhi pikiran kita. Biasanya orang yang memiliki prinsip yang kuat,
akan menjadi pemimpin besar, melalui pengaruhnya yang kuat. Apabila seseorang tidak
memiliki prinsip, bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan akan menjadi pengikut saja.
Tak peduli prinsip itu benar atau salah, tetap akan ada pengikutnya. Contoh : Stalin dan
Lenin yang memiliki puluhan juta pengikut yang menganut aliran komunis. Begitulah,
suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan menyelamatkan pemimpin dari kenistaan
dan kehancuran. Suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan membuat seseorang
menjadi pemimpin sejati.

5. Tangga Kepemimpinan Menuju Pemimpin yang Abadi

Di sekitar kita, banyak contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsip yang
berbedar-beda. Ada pemimpin yang sangat menonjol prestasi kerja serta integritasnya,
tetapi tidak dicintai oleh pengikutnya. Ada pula pemimpin yang senang mengajari serta
membimbing pengikutnya, namun malangnya, jarang ada yang mau mengikuti kata-
katanya, karena pemimpin tersebut juga jarang mengerjakan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh. Banyak lagi contoh tipe yang lain, yang tidak dapat diungkapkan satu
persatu pada tulisan ini. Muncul pertanyaan, bagaimana caranya menghasilkan pemimpin
yang tidak hanya dicintai, dipercaya atau diikuti, namun juga pemimpin yang dapat
membimbing dengan suara hati ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis rangkum

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 82


== Diktat Perilaku Organisasi ==

pendapat Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Beliau mendeskripsikan bahwa untuk
menjadi pemimpin yang abadi, memiliki pengaruh yang besar dan kuat serta dikenang
sepanjang masa, harus menapaki 5 (lima) tangga kepemimpinan, yaitu sebagai berikut
:

1. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

2. Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya,

3. Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang dapat membimbing,

4. Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian,

5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi.

Kelima tangga kepemimpinan di atas, penjelasannya penulis rangkum di bawah ini.

A.d.1. Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi kita tidak bisa
memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Pernyataan tersebut melukiskan tentang
seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain.
Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja, namun ia harus
mencintai dan dicintai orang lain (pengikut). Tangga pertama ini tidak boleh dilewati,
apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung kita, karena mereka tidak
menyukai kita.

Prinsip Basmallah, bismillahirrahmannirrahim adalah jawabannya. Selalu berusaha


mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap rahman dan rahim.
Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada
pada teknik luar (kulit/permukaan), seperti : senyum, mengingat nama, mau mendengar
atau fokus pada minat orang lain, sedangkan Nabi Muhammad SAW lebih dari sekedar
“kulit” tersebut. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruhnya lewat inner beauty-
nya yang begitu memukau, tanpa cacat. Salah satu contoh penampilan beliau sehari-hari
: Bila ada orang yang mengajaknya berbicara, ia mendengarkan dengan hati-hati, tanpa
menoleh kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan orang yang mengajaknya
berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih
banyak mendengarkan. Bila berbicara, selalu sungguh-sungguh, tetapi sungguhpun
begitu, ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda gurau dan yang

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 83


== Diktat Perilaku Organisasi ==

dikatakannya selalu benar. Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnnya, semua itu
terbawa oleh kodratnya yang selalu berlapang dada dan menghargai orang lain. Begitu
bijaksananya ia, murah hati dan mudah bergaul.

A.d.2. Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya,

Kata kunci dari pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang memiliki
integritas yang tinggi. Seseorang yang memiliki integritas yang tinggi adalah orang yang
dengan penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai
apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk
tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika seseorang mencapai tingkat ini, maka orang
lain akan melihat bagaimana aspek “mulkiyah” yaitu komitmen pemimpin, sehingga
orang lain akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti
pemimpin. Integritas akan membuat pemimpin dipercaya dan kepercayaan ini akan
menciptakan pengikut sehingga tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan
tujuan. Inilah tangga kedua kepemimpinan setelah mencapai landasan sebagai pemimpin
yang dicintai maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.

Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong dan


integritas adalah kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan yang menghasilkan
kepercayaan. Ketika pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Alloh
SWT, ia merasa bingung, : Siapa yang akan kuajak ? Siapa pula yang akan kuajak ?
Sudah sewajarnya apabila Khadijah percaya padanya. Ia telah mengenalnya dengan
sangat baik. Selama hidupnya laki-laki itu selalu jujur. Lalu Khadijah menyatakan
beriman atas kenabiannya itu. Inilah hadiah sebuah kepercayaan dari orang lain yang
diperoleh karena sikap jujur Nabi Muhammad SAW yang dijuluki Al Amin. Saat itu juga ia
memperoleh seorang pengikut, istrinya sendiri.

A.d.3. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang dapat Membimbing

Pemimpin yang berhasil bukanlah yang berhasil dari sisi luas tidaknya kekuasaan,
namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang
lain melalui bimbingan-bimbingannya. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila
tidak berhasil memiliki penerus sebagai hasil bimbingannya. Pada tangga inilah puncak
loyalitas pengikutnya akan terbentuk. Pada tangga pertama, akan menghasilkan
pemimpin yang dicintai ; tangga kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh
kepercayaan karena integritasnya ; dan pada tangga ketiga akan tercipta loyalitas,
kader-kader penerus, sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya.

Syarat lainnya yang harus dimiliki seorang pemimpin, agar dapat


mengembangkan kemampuan serta keteguhan mental orang lain, selain memiliki rasa

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 84


== Diktat Perilaku Organisasi ==

kemanusiaan yang tinggi (tangga pertama) dan memiliki integritas, komitmen dan
konsistensi (tangga kedua), seorang pemimpin juga harus memiliki kejernihan hati,
melalui proses penjernihan emosi (zero mind process), agar pemimpin dan pengikut
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki pemikiran yang berlandaskan
kebenaran (fitrah).

Nabi Muhammad SAW, sering memberikan nasihat, petunjuk serta contoh kepada
para sahabatnya untuk membimbing mereka guna mencapai kebahagiaan. Beliau telah
menyampaikan nasihat-nasihat berharga kepada para sahabatnya, seperti halnya : Ali
bin bin Abi Thalib Ra dan Abu Hurairah Ra. Ali bin bin Abi Thalib Ra. adalah kader yang
pertama kali mendapat gemblengannya sejak kecil, dan akhirnya Ali bin bin Abi Thalib
Ra. berhasil menjadi pemimpin besar dan menjadi salah seorang “Khulafaur Rasydin”
yang disegani dan dihormati, sedangkan Abu Khurairah Ra. amat menonjol sebagai ahli
hadis Rasullulah SAW sebanyak tidak kurang dari 5.346 buah hadis.

Ad.4. Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Berkepribadian,

Gordon Allport dalam Robbins menyatakan bahwa : Kepribadian adalah total


jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang-orang lain. Kuncinya adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki kepribadian
yang disukai oleh para pengikutnya. Ketika membaca tulisan tentang kehidupan “orang-
orang besar”, kita akan teringat pada Harry S. Truman yang menyatakan bahwa :
“Disiplin pribadi (diri sendiri) adalah suatu hal yang datang terlebih dahulu”. Pemimpin
tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya
sendiri. Pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri ; mengenal
secara mendalam siapa diri mereka sebenarnya. Sebelum memimpin ke luar, ia harus
lebih dulu memimpin ke dalam.

Frederick Agung, raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di
pinggiran kota Berlin. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang seadng berjalan ke
arahnya, kemudian ia bertanya : Kau siapa ? Tanya Frederick Agung. Saya raja ! Jawab
sang laki -laki tua. Raja ! Frederick Agung tertawa. Atas kerajaan mana anda
memerintah ? Atas diri saya sendiri, jawab laki-laki tua itu dengan bangga.

Pekerjaan inilah sebenarnya yang paling berat, memimpin diri sendiri melawan
hawa nafsu yang merupakan refleksi kedisiplinan diri. Disiplin diri adalah bagaimana
mencapai apa yang diharapkan, dengan tidak melakukan hal-hal yang “sebenarnya” tidak
diinginkan. Musuh yang paling berat sebenarnya adalah diri sendiri dan seorang
pemimpin harus mengenali dengan baik, siapa lawan dan kawan, termasuk yang ada

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 85


== Diktat Perilaku Organisasi ==

dalam diri sendiri. Tanpa pengetahuan tentang hal ini, maka ia akan menjadi budak dari
pemikiran yang diciptakannya sendiri.

Ad.5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi

Kondisi saat ini, memang telah banyak pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya,
dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak sesuai lagi
dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti pada suatu masa saja.
Ketika “suara hati” merasakan ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka
manusia yang telah dikaruniai hati sebagai “radar” oleh Tuhan, akan dengan mudah
mendeteksi hal tersebut.

Sifat ajaran Nabi Muhammad SAW adalah intelektual dan spiritua. Prinsipnya
adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan dan keberhasilan.
Metode ilmiah demikian ini yang mampu memberikan kemerdekaan berfikir dan tidak
menentang kehendak hati nurani yang bebas, serta tanpa adanya unsur pemaksaan yang
menekan perasaan, merupakan metode terbaik yang pernah ada di muka bumi,
khususnya di bidang kepemimpinan dan ahlak. Semua terasa begitu sesuai dengan suara
hati ; begitu cocok dengan martabat kehormatan manusia ; sangat menjunjung tinggi
hati dan pikiran manusia, sekaligus membersihkan belenggu yang senantiasa membuat
orang menjadi buta.

Ary Ginanjar Agustian mengutif pendapat seorang pakar, menyatakan : “Yang telah
saya temukan selama bertahun-tahun adalah bahwa pada umumnya orang-orang hebat
yang kita kenang adalah mereka yang paling berkenan dihati kita. Mungkin mereka
adalah orang-orang jenius yang kreatif dan intuitif. Atau mereka yang mempunyai
kesungguhan hati dan keberanian. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejujuran
emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam kepura-puraan, mereka mempunyai kemauan
untuk memperbarui keadaan, mempertanyakan aturan yang membeda-bedakan
golongan, mengulurkan kasih sayang, atau mengucapkan kata-kata yang ramah. Mereka
mempunyai standar tersendiri dalam hal integritas dan terus menerus mencari makna-
makna kehidupan yang lebih dalam”.

Semakin kita cermati kepribadiannya, ajaran serta nasihatnya, maka pemimpin


yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima, akan terasakan bahwa kepribadian,
ajaran serta nasihatnya mengalir dengan begitu alamiah. Pemimpin jenis ini sangat
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan niscaya apabila kita penganut
prinsip kebenaran, tentulah mampu merasakan aroma kebenarannya.. Sekali lagi, hal ini
hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang telah berpikiran dan berhati jernih. Inilah
tingkat kepemimpinan yang tertinggi, pemimpin abadi, yang cara berpikir dan

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 86


== Diktat Perilaku Organisasi ==

pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman. Inilah dasar yang telah diletakkan
oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru, peradaban yang sesuai
dengan fitrah manusia.

6. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sesuai dengan kodratnya, semua manusia pada dasarnya adalah pemimpin (leader),
minimal pemimpin untuk dirinya sendiri.

2. Kepemimpinan (leadership) adalah pengaruh (influence), artinya seberapa besar


seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi para pengikutnya, dalam rangka
untuk mencapai tujuannya.

3. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat melaksanakan kepemimpinannya


sesuai dengan hati nurani dan fitrah manusia.

4. Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang pengaruhnya dapat dikenang dan
dilaksanakan sepanjang masa sehingga dapat memberikan warna terhadap peradaban
manusia.

5. Untuk mencapai tahapan pemimpin yang abadi, seorang pemimpin harus dapat
melewati beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahapan pertama, yaitu pemimpin yang dicintai. Untuk menjadi pemimpin yang
dicintai, maka pemimpin harus mencintai pengikutnya. Prinsip Basmallah adalah
jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu
bersikap rahman dan rahim kepada para pengikutnya.

b. Tahapan kedua, pemimpin yang dipercaya. Untuk mencapai tangga kedua,


pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah kejujuran.
Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi adalah orang yang dengan penuh
keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang
ia cita-citakan.

c. Tahapan ketiga, pemimpin yang dapat membimbing. Yaitu kemampuan pemimpin


memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain melalui bimbingan-
bimbingannya. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil
memiliki penerus. Pada tangga inilah puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk.

d. Tahapan keempat, pemimpin yang berkepribadian. Pemimpin harus mampu dan


berhasil menjelajahi dirinya sendiri ; mengenal secara mendalam siapa diri mereka
sebenarnya. Sebelum memimpin ke luar, ia harus lebih dulu memimpin ke dalam,

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 87


== Diktat Perilaku Organisasi ==

sehingga muncul pribadi pemimpin yang dapat mengendalikan nafsu sebagai


refleksi mendisiplinkan diri.

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 88

You might also like