You are on page 1of 26

Sambungan

Permanen
(Welding & Soldering)
Solder
 Sambungan solder sifatnya permanen.
Merupakan penyambungan dari logam (Besi,
baja, tembaga kuningan, seng, dan baja
paduan.
 Untuk aluminium dan paduannya sebaiknya
dilas dengan pengikatan oleh bahan tambah
yang dicairkan, dimana titik cair bahan
tambah lebih rendah dari titik cair logam yang
disambungkan
Keuntungan
 Dapat menyambung dua buah logam yang berbeda.
 Pada penyolderan lunak tidak merusak permukaan.
 Tidak menghambat aliran listrik.
 Dibandingkan pengelingan, tidak ada pelubangan
yang melemahkan konstruksi.
 Umumya kedap fluida.
 Pada pengerjaan masal, dapat dilakukan secara
bersamaan.
 Mampu menyambung pelat-pelat tipis
Kerugian
 Untuk penyolderan masal biayanya besar
(karena bahan tambahan harus campuran
timah putih atau tembaga).
 Bahan pengalir yang tersisa dapat
menimbulkan korosi listrik.
Metoda Penyambungan
(DIN 8505 )
 Penyolderan lunak
 Digunakan pada semua logam terutama untuk
logam-logam tipis dengan beban ringan serta
kedap udara dan air
 titik lebur bahan tambah maksimal 4500C
 Penyolderan keras
 Lebih sering digunakan untuk penyambungan
plat-plat dari logam berat dan menerima beban
yang besar
 titik lebur bahan tambah lebih dari 4500C
Penyolderan Lunak (Patri)
 Pelat-pelat pendingin pada kendaraan
 Tangki air/minyak

 Wadah/kotak peralatan

 Instalasi pipa tekanan rendah

 Sambungan kabel

 Talang air dan tutup atap

 Penyambungan logam yang dilapisi seng.


Penyolderan Keras
 Flens pada pipa
 Instalasi pipa tekanan besar

 Penyangga dan rangka kendaraan

 Tangki uap

 Peralatan dari logam keras

 Konstruksi alat-alat ringan


Bahan Pengalir
(Fluks)
 Untuk memperoleh hasil penyambungan yang
sempurna maka permukaan logam yang akan
disambung harus benar-benar bersih. Karat atau
debu-debu pada permukaan logam akan
menghambat aliran bahan tambah.
 Untuk memudahkan pengaliran bahan keseluruh
permukaan penyambungan, digunakan bahan
pengalir yang berfungsi menghilangkan karat dan
memudahkan pengaliran bahan tambah.
 Bahan ini diberikan pada seluruh permukaan yang
akan disolder
Bahan tambah dan fluks
Teknik Penyolderan
 Penyolderan Batang/Kawat
 Penyolderan Busur api

 Penyolderan Celup

 Penyolderan Dalam Oven

 Penyolderan Tahanan dan Induksi

 Penyolderan Sinar

 Penyolderan Lainnya
Penyolderan Batang/Kawat
Penyolderan menggunakan bahan
tambah (biasanya tembaga)
berupa batang yang
dipanaskan.
Lebih sesuai untuk penyolderan
lunak. Membutuhkan bahan
pengalir, serta lebih sering
untuk pekerjaan tunggal dengan
bagian-bagian yang kecil
Penyolderan Busur Api
 Bahan tambah dicairkan dengan busur api
dari peralatan solder atau gas asetilen.
Membutuhkan bahan pengalir. Pemakaian
pada penyolderan lunak dan keras, serta
sesuai untuk pekerjaan tunggal
Penyolderan Celup
 Untuk penyolderan lunak atau keras.
 Bahan tambah dalam bentuk cair
ditempatkan pada sebuah bak.
 Bisa juga bahan tambahnya berupa larutan
garam yang dipanaskan.
 Logam yang akan disolder dicelupkan ke
dalam bak
Penyolderan Dalam Oven
 Bagian logam yang akan disolder
dipersiapkan, demikian pula bak garamnya.
Kemudian dilewatkan kedalam oven yang
memberi panas terus-menerus dengan
pengurangan gas disekelilingnya, tanpa
penambahan bahan pengalir
Penyolderan Tahanan dan
Induksi
 Bagianbahan yang akan disolder bersama
bahan tambah dan bahan pengalir
dipanaskan dengan gulungan induksi listrik.
Sangat sesuai dan menghemat waktu untuk
pengerjaan masal dengan ban berjalan
Penyolderan Sinar
 Panas dipanaskan dari sinar lampu Halogen
(Daya sekitar 150...4000W) yang difokuskan
lensa cekung.
 Daerah panas yang dihasilkan mencapai
diameter 15 mm.
 Metode ini sangat cocok untuk penyolderan
benda-benda teknik yang presisi dan
peralatan listrik
Penyolderan Lainnya
 Masih ada beberapa metode penyolderan
lain yang digunakan untuk pemakaian
khusus. Misalnya metode penyolderan
ultrasonik, memungkinkan penyambungan
aluminium dan paduannya
Kekuatan Solder
 Material
yang disolder
 Bahan solder

 Macam sambungan (sambungan tumpul,


sambungan tumpang)
 Metoda penyolderan (solder lunak,solder
keras)
Tegangan Solder (τ sol )

F
τ sol = ≤τ ij


F =Gaya yang diterima bidang yang disolder
Asol =Luas solder
A sol
τ ij = Teg. tarik pada solder yang terjadi
 σ ij =Teg. geser pada solder yang terjadi
atau

F
σ sol = ≤ σ ij
A sol
Tegangan Ijin (τ ij )
τ ij = Teg. tarik
 σ =Teg. Geser
ij
 Rm =Kekuatan tarik bahan solder
 Sf =Faktor keamanan diambil 3...4 (untuk
pembebanan statis)

Tegangan ijin Dinamis berulang : τ din II ≈ 0,75
τ ij


Tegangan ijin Dinamis berganti : τ din III ≈ 0,5
τ Rm τ
σ ij = ij

τ ij = sol B
Sf Sf
Flans dari St 37 disambung dengan solder keras L-Ms60 (solder
kuningan).
Gaya F = 3000 N menekan Flans merata pada sekelilingnya
Kontrol
 Apakah panjang sambungan L = 3 mm mampu menahan Gaya
yang diterima, bila faktor keamanan diambil Sf = 4.
 Apakah Gaya maks. sebenarnya (hingga konstruksi rusak) yang
dapat diterima sambungan solder sama dengan Gaya Maks. yang
dapat diterima pipa penghubung Bahan St 37
Panjang sambungan
Kekuatan Geser paling kecil untuk solder
kuningan adalah τ sol B = 160 N/mm
 Tegangan Geser ijin F
σ sol = ≤ σ ij
A sol

 Tegangan Geser yang terjadi τ =


F
≤τ
sol ij
A sol

 Jadi panjang sambungan L = 3 mm


Gaya maks yang dapat titerima
sambungan solder
 Fmaks = Asol . τ sol B

Gaya maksyang dapat diterima pipa


penghubung

 Fmaks = Apipa . σ solB

Jadi gaya maks. pada sambungan solder


F
σ sol = ≤ σ ij
A sol
Rm
A sol = π .D1.L σ ij =
Sf
A sol = π .10.3 370
σ ij =
4
A sol = 94,28 σ ij = 92,5

3000
σ sol = σ sol = 31,81
94.28
F
τ sol = ≤τ ij
A sol

Rm
A sol = π .D1.L σ ij =
Sf
A sol = π .10.3 370
σ ij =
4
A sol = 94,28 σ ij = 92,5

3000
σ sol = σ sol = 31,81
94.28
Tabel Bahan

You might also like