Professional Documents
Culture Documents
25209023
email : whitelatern@yahoo.co.id
ABSTRAK
Aktivitas proyek kemanusiaan selalu berkaitan dengan konteks lingkungan dan masyarakat
setempat dengan berbagai karakterisitiknya mempunyai sistem manajemen yang berbeda – beda
sesuai dengan jenis dan lokasinya. Proyek kemanusiaan lebih mengedepankan faktor yang
bersifat sosial, berbeda dengan proyek pada umumnya yang selalu berkaitan dengan keuntungan
/ investasi. Dalam hal proyek kemanusiaan ini, tugas manajemen adalah mengidentifikasikan
teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu jenis kegiatan pada waktu dan
kondisi tertentu untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini
dibandingkan dua pendekatan manajemen proyek yang sebenarnya bukan merupakan dua hal
yang dapat dibandingkan atau diletakkan pada posisi yang sejajar karena memiliki karakterisistik
dan studi kasus yang berbeda namun dengan membandingkan dua pendekatan tersebut
diharapkan mampu mendapatkan kelebihan dan kekurangan pada masing – masing manajemen.
Studi kasus manajemen proyek yang pertama adalah proyek Kali Code yang diprakarsai oleh
Romo Mangun tidak terlepas dari pemahaman tentang filososfi beliau sendiri tentang arsitektur
yang dipngaruhi oleh filososfi wastucitra dan manajemen yang diterapkan merupakan
manajemen situasional yang sangat bersifat fleksibel dan memperhatikan dan memanfaatkan
struktur kondisi lingkungan sekitar proyek. Sedangkan studi kasus yang kedua merupakan
proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO dengan struktur organisasi yang jelas dan
program yang terstruktur menggunakan manajemen klasik.
Kata kunci/ keywords :manajemen, proyek, kemanusiaan,studi
1. Pendahuluan
Proyek kemanusiaan pada umumnya bersifat ADHOC dan berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan setempat yang melibatkan unsur alam dan masyarakat. Dalam mengendalikan proyek
kemanusiaan terdapat beberapa manajemen yang lazim digunakan oleh LSM dan badan – badan
lainnya baik formal maupun tidak formal. Dalam memilih manajemen proyek tidak terlepas dari
situasi dan kondisi dimana proyek itu berlangsung. Masing – masing manajemen yang
diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap keberlangsungan proyek kemanusiaan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perbandingan
manajemen proses proyek kemanusiaan yang dilakukan dengan dua pendekatan. Dengan
gambaran tersebut diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada
1
masing - masing system dan dapat di kolaborasikan menjadi satu sistem manajemen proyek
kemanusiaan yang ideal.
Metoda Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan proses cara berfikir Romo Mangun pada salah satu
proyek kemanusiaan dan membandingkannya dengan Manajemen proyek kemanusiaan yang
dilaksanakan oleh NGO. Perbandingan dilakukan dengan acuan kerangka yang didapat dari
kajian literatur / teori.
2. Kajian Teori
Menurut Iman Soeharto, proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya
terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan, misalnya produk dan fasilitas produksi.
Dalam Project life cycle / siklus proyek kegiatan – kegiatan berlangsung mulai dari titik awal
kemudian meningkat jenis dan intensitasnya sampai ke puncak ( peak ), turun, dan berakhir.
Proyek memiliki tahap – tahap perkembangan. Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan
yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Siklus proyek
Gambar 1.1 Hubungan
keperluan sumber daya
terhadap waktu dalam
Waktu siklus proyek
Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya tiga diantaranya yang berpengaruh
besar dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen
modern itu adalah manajemen klasik, pemikiran system, dan pendekatan contingency.
Manajemen klasik menjelaskan tugas – tugas manajemen berdasarkan fungsi – fungsinya, yaitu
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Pemikiran sistem adalah pemikiran yang
memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas. Metodologinya yang erat berhubungan
dengan penyelenggaraan proyek adalah system analisis, system engineering, dan system
manajemen. Pendekatan contingency atau situasional pada dasarnya berpendapat bahwa tidak
ada satu pun pendekatan manajemen terbaik yang dapat mengelelola setiap macam kegiatan.
Situasinya dapat berubah setiap waktu, oleh karena itu pengelolaan harus pila bersifat flexible.
Pendekatan situasional tidak memberikan petunjuk langkah – langkah spesifik untuk menanggapi
berbagai situasi yang dihadapi. Meskipun demikian, bagi penyelenggara proyek, suatu
pengertian dasar bahwa kegiatan harus dikelola berdasarkan tuntutan situasi yang dominan pada
waktu itu dan tidak “kaku” merupakan hal yang amat berguna untuk diperhatikan, karena ini
sesuai dengan perilaku kegiatan proyek itu sendiri.
MANAJEMEN MANAJEMEN
KLASIK PROYEK
( manajemen ( mengelola
berdasarkan PENDEKATAN kegiatan yang
fungsi ) SISTEM dinamis )
( manajemen
PENDEKATAN
berorientasi ke
CONTINGENCY
totalitas )
(SITUASIONAL )
( manajemen
sesuai situasi )
Gambar 1.3 Masukan dan keterkaitan berbagai pemikiran manajemen pada manajemen proyek
3
3. Objek Studi : Kali Code, Jogja dan Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias
Keseluruhan permukiman terdiri dari 17 hunian di sebelah utara, dan 20 hunian di sebelah
selatan yang dipisahkan oleh parit dengan luasan total bangunan meliputi kira – kira 25% dari
luas lahan.
Proyek ini dimulai pada 1982 dan berlangsung selama 6 tahun. Pihak – pihak yang terlibat :
4
Konsultan Perencana : Romo Mangun dan masyarakat setempat
Pelaksana : Rumah ( masyarakat setempat ) Lansekap dan finishing fasad bangunan (
mahasiswa UGM )
Pengawas : Romo Mangun
Rumah Sakit Umum Gunungsitoli merupakan proyek bantuan yang diberikan dalam merespon
kebutuhan pelayanan medis pasca gempa yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten
Nias, Sumatera Utara. Bantuan ini merupakan hasil kerjasama antara Mercy Malaysia, BRR,
WHO, DEPKES dan DINKES.
Mercy Malaysia juga turut memberikan bantuan kepada Indonesia pada saat pasca tsunami di
Aceh, bantuan yang diberikan berupa rumah – rumah dan fasilitas kesehatan. Karena
pengalaman yang dimiliki oleh Mercy Malaysia tersebut kementrian kesehatan Indonesia dengan
rekomendasi yang diberikan oleh WHO meminta bantuan kepada Mercy Malaysia untuk
membangun kembali RSU Gunungsitoli yang hancur pasca gempa di Nias. Proyek ini
berlangsung selama 4 tahap dalam jangka waktu 3 tahun.
5
4. Analisa
Pentahapan / Siklus Proyek
6
Perencana pemantapan / Definisi Perencana pemantapan / Definisi
Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek
SITE ANALYSIS
SCHEMATIC DESIGN
PRE-DESIGN
Feasibility Study
Design Costing
DESIGN DEVELOPMENT
TENDER PROCESS
Technical/Tender Drawings
Bill Of Quantities
Tender Document
Invitation of Tender
Close Tender
Tender Negotiation
Tender Award
CONSTRUCTION PROCESS
Project Manager
Civil/structure Mechanical/electrical
Handing Over
Defect Period
Seperti disebutkan sebelumnya proyek Kali Code Tahapan kegiatan terbagi kedalam 6 fase utama yaitu :
ini berlangsung selama 6 tahun dan tidak dengan Preliminary design, Design Development, Tender,
perencanaan / schedule yang dibuat pada awal Construction Process, handing over, Defect periode.
proyek. Hal ini lebih dikarenakan pembangunan
7
Kali Code ini tidak hanya berkaitan dengan dengan Pada Setiap tahapan kegiatan dilakukan
pembangunan yang bersifat fisik tapi juga bersifat pendokumentasian ( report ) secara lengkap yang
non fisik yang berkaitan dengan peningkatan mencakup kesesuaian denga schedule, biaya dan
kualita masyarakat sekitar sehingga tidak mampu kesesuaian dengan standar – standar yang telah
diprediksi lamanya. ditentukan.
PRE-CONTRACT 3 TENDERING
Project administration & coordination Construction contract agreement
Tender documents Government & other agency consulting/review/app roval
Ammendments Client sup plied data coordination
Tendering Analy sis of alternates/substitutions & cost control
Tender evaluation Specila tender documents.
8
Implementasi Implementasi
Sebagai perancang Romo lebih banyak melakukan Setelah Pihak kontraktor terpilih pada proses lelang
proses desain di lapangan pada saat proyek tengah terbuka yang dilakukan, maka konstruksi oun dimulai
dikerjakan. Perubahan sangat sering terjadi, dengan diawasi ole Mercy Malaysia sebagai pengawas
seringkali satu bagian yang sudah selesai Pengawasan yang dilakukan oleh Mercy Malaysia
dikerjakan harus dibongkar untuk mengikuti terutama berkaitan dengan standar mutu dan kualitas
perubahan. Perubahan rencana umumnya langsung bangunan yang tahan gempa.
dilakukan di lapangan dengan memberi instruksi
detail pada tukang, dalam bentuk coretan – coretan,
bahkan coretan di tanah.
Beberapa kendala yang dialami seperti : Beberapa kendala yang dialami seperti :
Operasional Operasional
Karena pelaksana pada proyek kemanusiaan ini RSU Gunungsitoli dibangun dengan mengacu kepada
adalah merupakan penduduk setempat yang telah standar – standar yang berlaku secara internasional,
terlebih dahulu diberikan pembinaan oleh Romo selain itu dilengkapi dengan buku manual panduan
Mangun, maka dalam operasional bentukan fisik pemakaian dan maintenance gedung, sehingga dalam
maupun maintenance tidak mengalami tahapan operasional tidak mengalamikesulitan yang
permasalahan. Selain itu bentukan fisik yang berarti. Hanya saja sumber daya manusia yang
terbentuk merupakan respon terhadap alam kondisi diperlukan belum banyak tersedia di Nias pasca gempa.
setempat dengan nilai lokalitas Kali Code sehingga
tidak menciptakan permasalahan – permasalahan
baru kedepannya.
9
5. Kesimpulan
Manajemen situasional yang lebih bersifat Manajemen Klasik yang diterapkan pada
fleksibel dengan sangat memperhatikan proyek RSU Gunungsitoli ini SANGAT
kondisi lingkungan setempat sangat cocok EFEKTIF dalam mengendalikan proyek agar
diterapkan pada proyek kemanusiaan yang berlangsung dan selesai sesuai dengan rencana.
tidak hanya membangun kondisi fisik tapi juga Manajemen yang diberlakukan pada proyek
non fisik dari suatu kawasan. Masyarakat kemanusiaan yang berada di bawah NGO ini
sekitar berperan secara aktif membangun sangat terstruktur dan terencana dengan
kualitas lingkungan dan hidup mereka sendiri. mengutamakan pada faktor teknis
Kekurangan : Kekurangan :
Pada proses perencanaan Romo Mangun : pada Manajemen Proyek ini adalah kurangnya
Kurang berperannya gambar perencanaan pendekatan yang dilakukan Mercy Malaysia
pada tahap detail ( dokumentasi tidak ada ) secara sosial atau behavioural terhadap
Waktu pelaksanaan proyek yang relatif masyarakat setempat, sehingga bangunan RSU
lama yang berdiri tidak memiliki unsure lokalitas
Pembangunan yang dilakukan secara dan
bertahap
Seringnya perubahan desain dalam
pelaksanaan
KESIMPULAN :
Kesimpulan yang dapat ditarik dari 2 pendekatan manajemen proyek pada penelitian ini adalah
bahwa pada proyek kemanusiaan yang bersifat sosial sangat diperlukan pendekatan – pendekatan
yang mengutamakan struktur kondisi lingkungan dan masyarakat setempat agar bantuan yang
diberikan dapat bermanfaat secara optimal, selain itu diperlukan perencanaan yang matang agar
terdapat program kerja yang jelas sehingga proyek tidak berlangsung secara berkepanjangan dan
dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki dokumentasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sunaryo,Rony Gunawan, 2007, Mengikuti Pikiran Romo Mangun, Dimensi Teknik Arsitektur Vol.35 no.1,
Soeharto, iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operational, Erlangga, Jakarta
Khudori, Darwis, 2002, Menuju kampong Kemerdekaan, Yayasan Pondok Rakyat, Bandung
Diskusi sehari, 1992, Pemikiran dan hasil karya YB Mangunwijaya, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya
Yogyakarta, Yogyakarta
Mangunwijaya, YB, 1993, Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Vol 1, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta
http://archnet.org
http://www.mercy.org
10
11