You are on page 1of 11

MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK KEMANUSIAAN

Sebuah Tinjauan Perbandingan Antara Manajemen Proses Perancangan Kemanusiaan


Yusuf Bilyarta Mangunwijaya yang Bersifat ADHOC dan Manajemen Proses Proyek
Kemanusaiaan yang Diorganisisr oleh NGO
Komang Tria Prabawati

25209023

email : whitelatern@yahoo.co.id

ABSTRAK

Aktivitas proyek kemanusiaan selalu berkaitan dengan konteks lingkungan dan masyarakat
setempat dengan berbagai karakterisitiknya mempunyai sistem manajemen yang berbeda – beda
sesuai dengan jenis dan lokasinya. Proyek kemanusiaan lebih mengedepankan faktor yang
bersifat sosial, berbeda dengan proyek pada umumnya yang selalu berkaitan dengan keuntungan
/ investasi. Dalam hal proyek kemanusiaan ini, tugas manajemen adalah mengidentifikasikan
teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu jenis kegiatan pada waktu dan
kondisi tertentu untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini
dibandingkan dua pendekatan manajemen proyek yang sebenarnya bukan merupakan dua hal
yang dapat dibandingkan atau diletakkan pada posisi yang sejajar karena memiliki karakterisistik
dan studi kasus yang berbeda namun dengan membandingkan dua pendekatan tersebut
diharapkan mampu mendapatkan kelebihan dan kekurangan pada masing – masing manajemen.
Studi kasus manajemen proyek yang pertama adalah proyek Kali Code yang diprakarsai oleh
Romo Mangun tidak terlepas dari pemahaman tentang filososfi beliau sendiri tentang arsitektur
yang dipngaruhi oleh filososfi wastucitra dan manajemen yang diterapkan merupakan
manajemen situasional yang sangat bersifat fleksibel dan memperhatikan dan memanfaatkan
struktur kondisi lingkungan sekitar proyek. Sedangkan studi kasus yang kedua merupakan
proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO dengan struktur organisasi yang jelas dan
program yang terstruktur menggunakan manajemen klasik.
Kata kunci/ keywords :manajemen, proyek, kemanusiaan,studi

1. Pendahuluan
Proyek kemanusiaan pada umumnya bersifat ADHOC dan berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan setempat yang melibatkan unsur alam dan masyarakat. Dalam mengendalikan proyek
kemanusiaan terdapat beberapa manajemen yang lazim digunakan oleh LSM dan badan – badan
lainnya baik formal maupun tidak formal. Dalam memilih manajemen proyek tidak terlepas dari
situasi dan kondisi dimana proyek itu berlangsung. Masing – masing manajemen yang
diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap keberlangsungan proyek kemanusiaan.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perbandingan
manajemen proses proyek kemanusiaan yang dilakukan dengan dua pendekatan. Dengan
gambaran tersebut diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada

1
masing - masing system dan dapat di kolaborasikan menjadi satu sistem manajemen proyek
kemanusiaan yang ideal.

Metoda Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan proses cara berfikir Romo Mangun pada salah satu
proyek kemanusiaan dan membandingkannya dengan Manajemen proyek kemanusiaan yang
dilaksanakan oleh NGO. Perbandingan dilakukan dengan acuan kerangka yang didapat dari
kajian literatur / teori.

2. Kajian Teori
Menurut Iman Soeharto, proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya
terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan, misalnya produk dan fasilitas produksi.
Dalam Project life cycle / siklus proyek kegiatan – kegiatan berlangsung mulai dari titik awal
kemudian meningkat jenis dan intensitasnya sampai ke puncak ( peak ), turun, dan berakhir.
Proyek memiliki tahap – tahap perkembangan. Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan
yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.

Siklus proyek
Gambar 1.1 Hubungan
keperluan sumber daya
terhadap waktu dalam
Waktu siklus proyek

KONSEPTUAL PP/DEFINISI IMPLEMENTASI OPERASI

Konseptual PP ( Perencanaan Implementasi Operasi


Pemantapan )/Definisi
1. Perumusan gagasan 6. Pendalaman 11. Desain 18. Operasi rutin
2. Kerangka Acuan berbagai aspek engineering terinci 19. Pengamatan
3. Studi Kelayakan persoalan 12. Pembuatan prestasi
4. Indikasi Dimensi 7. Pembuatan jadwal spesifikasi
lingkup proyek induk dan anggaran, terencana
5. Indikasi Biaya dan menentukan 13. Pembelian
jadwal kelanjutan investasi peralatan dan
8. Penyususnan material
strategi 14. Pabrikasi dan
penyelenggaraan konstruksi
dan rencana 15. Inspeksi mutu
pemakaian sumber 16. Uji coba
daya. kemampuan
9. Pembelian dini. 17. Start – up,
10. Penyiapan demobilisasi dan
perangkat dan laporan penutupan
peserta proyek

Gambar 1.2 Kegiatan utama proyek


2
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan
sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek ( Suharto, 1999 ). Manajemen
proyek : mengelola aktifitas proyek dengan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, sarana
dan teknik tertentu sesuai tuntutan proyek ( PMBOK,2000 )

Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya tiga diantaranya yang berpengaruh
besar dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen
modern itu adalah manajemen klasik, pemikiran system, dan pendekatan contingency.
Manajemen klasik menjelaskan tugas – tugas manajemen berdasarkan fungsi – fungsinya, yaitu
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Pemikiran sistem adalah pemikiran yang
memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas. Metodologinya yang erat berhubungan
dengan penyelenggaraan proyek adalah system analisis, system engineering, dan system
manajemen. Pendekatan contingency atau situasional pada dasarnya berpendapat bahwa tidak
ada satu pun pendekatan manajemen terbaik yang dapat mengelelola setiap macam kegiatan.
Situasinya dapat berubah setiap waktu, oleh karena itu pengelolaan harus pila bersifat flexible.
Pendekatan situasional tidak memberikan petunjuk langkah – langkah spesifik untuk menanggapi
berbagai situasi yang dihadapi. Meskipun demikian, bagi penyelenggara proyek, suatu
pengertian dasar bahwa kegiatan harus dikelola berdasarkan tuntutan situasi yang dominan pada
waktu itu dan tidak “kaku” merupakan hal yang amat berguna untuk diperhatikan, karena ini
sesuai dengan perilaku kegiatan proyek itu sendiri.

MANAJEMEN MANAJEMEN
KLASIK PROYEK
( manajemen ( mengelola
berdasarkan PENDEKATAN kegiatan yang
fungsi ) SISTEM dinamis )
( manajemen
PENDEKATAN
berorientasi ke
CONTINGENCY
totalitas )
(SITUASIONAL )
( manajemen
sesuai situasi )

Gambar 1.3 Masukan dan keterkaitan berbagai pemikiran manajemen pada manajemen proyek

Proyek Kemanusiaan dalam perspektif Kemanusiaan (Humanistic Perspective ) memiliki


pandangan pemikiran yang menekankan bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok
dirasakan lebih penting dari pada sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap
jajaran organisasi.
Tiga Unsur penting dalam dalam perspektif kemanusiaan adalah :
1. Aliran Hubungan Kemanusiaan (School of Human Relations )
2. Aliran Pengembangan Organisasai (Organizational Development School )
3. Aliran Pemikiran Multidimensional ( the multidimensional theorists)

3
3. Objek Studi : Kali Code, Jogja dan Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias

A. Kali Code, Jogja


Dalam wacana aristektur Indonesia Romo Mangun dikenal sebagai seorang arsitek dan
perencana dengan pemikiran yang multiperspektif dikarenakan latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang multidisiplin. Kekayaan wacana pengetahuan dan pengalaman beliau turut
mewarnai artefak arsitektur yang dihasilkan. Perwujudan sebuah artefak arsitektur melalui
sebuah rangkaian proses panjang filosofi, proses kreatif, pelaksanaan hingga komunikasi dengan
klien dan pelaksana. Proses ini selalu merupakan topik yang menarik untuk dikupas kembali
karena menyingkapkan dua sisi sekaligus, yaitu sisi teknis yang mekanis dan sisi non teknis yang
manusiawi.
Pembangunan Masyarakat dan
Lingkungan Gondolayu ( yang
dipimpin oleh Romo Mangun )
dilakukan secara trial dan error,
tanpa rencana kerja tertulis.
Pada Tahap pembentukkan konsep
pada proyek Kali Code, Romo
mengikutsertakan partisipasi aktif
masyarakat pengguna sejak
pembentukkan konsep sampai hasil
akhir. Bentuk konsep Romo
umumnya berupa sketsa dan
gambar kerja, dengan dominasi
gambar sketsa. Pendekatan konteks
jauh lebih dominan dibandingkan
pendekatan mannerism.
Dalam proses menghasilkan
sebuah karya, Romo Mangun
cenderung menggunakan gambar
makro sebagai pedoman awal.
Desain selanjutnya merupakan
respon terhadap perkembangan
kondisi pelaksanaan proyek di
lapangan. Kondisi
Gambar 1.4 tata letak hunian Kali Code

Keseluruhan permukiman terdiri dari 17 hunian di sebelah utara, dan 20 hunian di sebelah
selatan yang dipisahkan oleh parit dengan luasan total bangunan meliputi kira – kira 25% dari
luas lahan.
Proyek ini dimulai pada 1982 dan berlangsung selama 6 tahun. Pihak – pihak yang terlibat :

 Owner: Masyarakat Kali Code


 Sumber Dana : Masyarakat sekitar, sponsor ( Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan )

4
 Konsultan Perencana : Romo Mangun dan masyarakat setempat
 Pelaksana : Rumah ( masyarakat setempat ) Lansekap dan finishing fasad bangunan (
mahasiswa UGM )
 Pengawas : Romo Mangun

B. Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias

Rumah Sakit Umum Gunungsitoli merupakan proyek bantuan yang diberikan dalam merespon
kebutuhan pelayanan medis pasca gempa yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten
Nias, Sumatera Utara. Bantuan ini merupakan hasil kerjasama antara Mercy Malaysia, BRR,
WHO, DEPKES dan DINKES.

Mercy Malaysia juga turut memberikan bantuan kepada Indonesia pada saat pasca tsunami di
Aceh, bantuan yang diberikan berupa rumah – rumah dan fasilitas kesehatan. Karena
pengalaman yang dimiliki oleh Mercy Malaysia tersebut kementrian kesehatan Indonesia dengan
rekomendasi yang diberikan oleh WHO meminta bantuan kepada Mercy Malaysia untuk
membangun kembali RSU Gunungsitoli yang hancur pasca gempa di Nias. Proyek ini
berlangsung selama 4 tahap dalam jangka waktu 3 tahun.

Pihak – pihak yang terlibat diantaranya :

 Owner: RSU Gunungsitoli , Indonesia


 Sumber Dana : Fase 1 Mercy Malaysia, Fase 2 Pemerintahan China, Fase 3 JICS ( Japan
International Corporation System ) dan Fase 4 Singapore Red Cross
 Konsultan Perencana : Mercy Malaysia
 Pelaksana : PT. Bintang Saudara ( Pemilihan melalui proses tender terbuka Nasional )
 Pengawas : Mercy Malaysia

5
4. Analisa
Pentahapan / Siklus Proyek

Permukiman Kali Code Rumah Sakit Umum Gunungsitoli


Jogja Nias

KONSEPTUAL : Bersifat ADHOC KONSEPTUAL : Terorganisir secara sistematik


 Perumusan gagasan :  Perumusan gagasan :
Inisiatif pembangunan datang dari Romo Mangun Kementerian kesehatan Indonesia sebagai penggagas
dan Pa Wili. Perumusan konsep dilakukan oleh utama proyek ini sebagai respon terhadap runtuhnya
Romo Mangun. Dalam penjabaran konsep menjadi bangunan RSU Gunungsitoli sedangkan angka
program kegiatan, Romo dibantu oleh para kebutuhan akan pelayanan kesehatan pasca gempa di
sukarelawan dan pengurus kampong ( RK ). Nias terus meningkat, maka dengan rekomendasi WHO
Penduduk mulai terlibat di tingkat pelaksanaan meminta bantuan kepada Mercy Malaysia dalam
yang dipandu oleh Romo Mangun . membangun kembali RSU Gunungsitoli.
Romo Mangun Sebuah upaya membangun
permukiman yang layak Pemerintah Pemerintah Indonesia atas
yang juga merupakan Indonesia rekomendasi WHO meminta
perjuangan kemanusiaan, bantuan kepada Mery
sekaligus bagian dari suatu Malaysia pasca gempa Aceh
gerakan moral menuju atas dasar pengalaman
“manusia baru” Indonesia Mercy Malaysia pada saat
Menegakkan hak –
memberikan bantuan pasca
hak asasi kaum
gempa di Aceh, Indonesia
miskin Mercy Malaysia

Mercy Malaysia selaku


Penduduk
Konsultan Perencana dengan
Pemimpin formal
didukung oleh organisasi
Simpatisan penduduk
lainnya membuta sebuah
program bantuan berupa
Permukiman Kali WHO, UNICEF, rehabilitsi dan rebuilt RSU
Code, Jogja BRR NAD-NIAS, Gunungsitoli yang hancur
RANTF, JICS pasca gempa di Nias
 Kerangka Acuan : pemikiran – pemikiran Romo
Mangun
 Lingkup Proyek : Pengembangan Kali Code  Kerangka Acuan : standarisasi/template yang
baik berupa bentukan fisik maupun non fisik didapatkan dari WHO, UNICEF dan
dalam upaya memperbaiki sarana dan taraf  Lingkup Proyek : Membangun kembali reruntuhan
kehidupan masyarakat Kali Code. RSU Gunungsitoli Nias
 Indikasi Biaya dan Jadwal : Tidak direncanakan  Indikasi Biaya dan Jadwal : Terencana dengan
Proyek berlangsung selama 6 tahun. sangat jelas
Pendanaan : Peran dana bukan faktor penentu Proyek berlangsung dalam 4 fase yang terbagi ke dalam
melainkan faktor pendukung sehingga sistem dan 4 fase.
penggunaan pendanaan tidak terdokumentasikan Pendanaan : Merupakan sumbangan maka harus
dengan baik. Dana datang dari 3 sumber yaitu dipertanggungjawabkan penggunaannya secara jelas dan
Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan. terperinci

6
Perencana pemantapan / Definisi Perencana pemantapan / Definisi

Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek

Tahapan kegiatan Tahapan kegiatan

SITE ANALYSIS

SCHEMATIC DESIGN

PRE-DESIGN

Feasibility Study

Design Costing

DESIGN DEVELOPMENT

TENDER PROCESS

Architect Engineers Quantity Surveyor Specialist Services

Civil/structure Mechanical/electrical Drafting/3D Water, drainage,


Ascenerator, Fresh
water

Technical/Tender Drawings

Bill Of Quantities

Tender Document

Invitation of Tender

Close Tender

Tender Negotiation

Tender Award

CONSTRUCTION PROCESS

Project Manager

Construction Drawings Site Technical Team Quantity Surveyor

Architect Engineers Construction Observation Evaluation

Civil/structure Mechanical/electrical

Handing Over

Defect Period

Seperti disebutkan sebelumnya proyek Kali Code Tahapan kegiatan terbagi kedalam 6 fase utama yaitu :
ini berlangsung selama 6 tahun dan tidak dengan Preliminary design, Design Development, Tender,
perencanaan / schedule yang dibuat pada awal Construction Process, handing over, Defect periode.
proyek. Hal ini lebih dikarenakan pembangunan

7
Kali Code ini tidak hanya berkaitan dengan dengan Pada Setiap tahapan kegiatan dilakukan
pembangunan yang bersifat fisik tapi juga bersifat pendokumentasian ( report ) secara lengkap yang
non fisik yang berkaitan dengan peningkatan mencakup kesesuaian denga schedule, biaya dan
kualita masyarakat sekitar sehingga tidak mampu kesesuaian dengan standar – standar yang telah
diprediksi lamanya. ditentukan.

Poin – poin yang dilakukan pada setiap pentahapan di


Tuliskan secara detail sebagai berikut :
PRELIMINARIES 1 PRE-DES IGN
Project administration & coordination Economic feasibility studies
Facility Programming & establishments of design brief Government & other agency consulting/review/app roval
Space schematic/flow diagrams Existing facilities surveys
Project budgeting Client sup plied data coordination
Presentations

PRELIMINARIES 2 S ITE ANALYSIS


Project administration & coordination Project budgeting
Site analy sis and selection Government & other agency consulting/review/app roval
Site develop ment planning Zooning p rocessing assistance ie: rezoning etc
Detailed site utilization studies Client sup plied data coordination
On-site utility studies Presentations
Off-site utility studies Project development schedule
Environment studies and report

PRE-CONTRACT 1 S CHEMATIC DESIGN


Project administration & coordination Interior Design concep t
Architecture Schematic design Statement of p robable construction cost & cost p lanning
Civil engineering design concep t Government & other agency consulting/review/app roval
Structural design concept Client sup plied data coordination
M echanical design concep t Presentations
Electrical design concept Project development schedule
Landscap e design concep t

PRE-CONTRACT 2 DES IGN DEVELOPMENT


Administration & coordination Interior Design concep t
Architecture Design concep t Outline sp ecifications.
Civil engineering design concep t Statement of p robable construction cost & cost p lanning
Structural design concept Government & other agency consulting/review/app roval
M echanical design concep t Client sup plied data coordination
Electrical design concept Presentations
Landscap e design concep t Project development schedule

PRE-CONTRACT 3 CONSTRUCTION DOCUMENT


Project administration & coordination Specifications.
Architecture Working drawings Statement of p robable construction cost & cost p lanning
Civil engineering construction drawings Government & other agency consulting/review/app roval
Structural construction drawings Client sup plied data coordination
M echanical construction drawings Document checking/coordination
Electrical construction drawings Special Tender documents
Landscap e construction drawings

PRE-CONTRACT 3 TENDERING
Project administration & coordination Construction contract agreement
Tender documents Government & other agency consulting/review/app roval
Ammendments Client sup plied data coordination
Tendering Analy sis of alternates/substitutions & cost control
Tender evaluation Specila tender documents.

POS T CONTRACT 1 CONSTRUCTION PERIOD


Project administration & coordination Client sup plied data coordination
Construction observations Full-time project rep resentative
Shop drawings/submittal review Project Hand-over
Construction cost accounting & cost control of p roject cost Civil engineering
Sup p lemental document Structural engineering
Quotation request/change order M echanical engineering
Testing & insp ection coordination Electrical engineering
Project/monitoring schedule Landscap e architecture
Government & other agency consulting/review/app roval Interiors

POS T CONTRACT 2 HANDING OVER


Project administration & coordination Record drawings (as-built)
M aintenance & op erational programming Warranty review/liquidated damages and defect liability
Start-up assistance Post-construction evaluation

8
Implementasi Implementasi

Sebagai perancang Romo lebih banyak melakukan Setelah Pihak kontraktor terpilih pada proses lelang
proses desain di lapangan pada saat proyek tengah terbuka yang dilakukan, maka konstruksi oun dimulai
dikerjakan. Perubahan sangat sering terjadi, dengan diawasi ole Mercy Malaysia sebagai pengawas
seringkali satu bagian yang sudah selesai Pengawasan yang dilakukan oleh Mercy Malaysia
dikerjakan harus dibongkar untuk mengikuti terutama berkaitan dengan standar mutu dan kualitas
perubahan. Perubahan rencana umumnya langsung bangunan yang tahan gempa.
dilakukan di lapangan dengan memberi instruksi
detail pada tukang, dalam bentuk coretan – coretan,
bahkan coretan di tanah.

Beberapa kendala yang dialami seperti : Beberapa kendala yang dialami seperti :

Pada Tahapan pelaksanaan, umumnya memakan  Terbatasnya dana


waktu yang lama karena beberapa faktor :  Kesulitanya Transportasi sebagai pengiriman bahan
1. Kesibukan Romo di banyak tempat sedangkan – bahan material dan kurangnya alat berat yang
semua proses pengerjaan hingga detail harus dibutuhkan proses konstruksi
dengan persetujuan Romo.  Terbatasnya sumber daya manusia ditambah lagi
2. Kecenderungan untuk bermain detail kurangnya teknologi pada lapangan pasca gempa
rancangan  Terjadinya gempa susulan yang berpengaruh pada
3. Seringnya perubahan rencana ( pembongkaran saat pelaksanaan konstruksi
dan penambahan )

Operasional Operasional

Karena pelaksana pada proyek kemanusiaan ini RSU Gunungsitoli dibangun dengan mengacu kepada
adalah merupakan penduduk setempat yang telah standar – standar yang berlaku secara internasional,
terlebih dahulu diberikan pembinaan oleh Romo selain itu dilengkapi dengan buku manual panduan
Mangun, maka dalam operasional bentukan fisik pemakaian dan maintenance gedung, sehingga dalam
maupun maintenance tidak mengalami tahapan operasional tidak mengalamikesulitan yang
permasalahan. Selain itu bentukan fisik yang berarti. Hanya saja sumber daya manusia yang
terbentuk merupakan respon terhadap alam kondisi diperlukan belum banyak tersedia di Nias pasca gempa.
setempat dengan nilai lokalitas Kali Code sehingga
tidak menciptakan permasalahan – permasalahan
baru kedepannya.

9
5. Kesimpulan

Permukiman Kali Code Rumah Sakit Umum Gunungsitoli


Jogja Nias

Manajemen situasional yang lebih bersifat Manajemen Klasik yang diterapkan pada
fleksibel dengan sangat memperhatikan proyek RSU Gunungsitoli ini SANGAT
kondisi lingkungan setempat sangat cocok EFEKTIF dalam mengendalikan proyek agar
diterapkan pada proyek kemanusiaan yang berlangsung dan selesai sesuai dengan rencana.
tidak hanya membangun kondisi fisik tapi juga Manajemen yang diberlakukan pada proyek
non fisik dari suatu kawasan. Masyarakat kemanusiaan yang berada di bawah NGO ini
sekitar berperan secara aktif membangun sangat terstruktur dan terencana dengan
kualitas lingkungan dan hidup mereka sendiri. mengutamakan pada faktor teknis
Kekurangan : Kekurangan :
 Pada proses perencanaan Romo Mangun : pada Manajemen Proyek ini adalah kurangnya
 Kurang berperannya gambar perencanaan pendekatan yang dilakukan Mercy Malaysia
pada tahap detail ( dokumentasi tidak ada ) secara sosial atau behavioural terhadap
 Waktu pelaksanaan proyek yang relatif masyarakat setempat, sehingga bangunan RSU
lama yang berdiri tidak memiliki unsure lokalitas
 Pembangunan yang dilakukan secara dan
bertahap
 Seringnya perubahan desain dalam
pelaksanaan

KESIMPULAN :
Kesimpulan yang dapat ditarik dari 2 pendekatan manajemen proyek pada penelitian ini adalah
bahwa pada proyek kemanusiaan yang bersifat sosial sangat diperlukan pendekatan – pendekatan
yang mengutamakan struktur kondisi lingkungan dan masyarakat setempat agar bantuan yang
diberikan dapat bermanfaat secara optimal, selain itu diperlukan perencanaan yang matang agar
terdapat program kerja yang jelas sehingga proyek tidak berlangsung secara berkepanjangan dan
dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki dokumentasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo,Rony Gunawan, 2007, Mengikuti Pikiran Romo Mangun, Dimensi Teknik Arsitektur Vol.35 no.1,

Soeharto, iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operational, Erlangga, Jakarta

Khudori, Darwis, 2002, Menuju kampong Kemerdekaan, Yayasan Pondok Rakyat, Bandung

Diskusi sehari, 1992, Pemikiran dan hasil karya YB Mangunwijaya, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya
Yogyakarta, Yogyakarta

Mangunwijaya, YB, 1993, Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Vol 1, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta

http://archnet.org

http://www.mercy.org

10
11

You might also like