You are on page 1of 3

ARTI, PELUANG DAN MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK

LATAR BELAKANG
Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari aspe
k-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan komun
ikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.
Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya r
utin dan sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyeb
abkan tidak termonitornya pelaksanaan dan pengendalian dari rencana-rencana yang
telah dibuat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencanan strategik diatas maka pada tahun
1980-an muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategik. Model ini mengko
mbinasikan pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang s
trategik tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutk
an pada tingkat operasional dan pengawasan.
Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:
1. Peralihan dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing
Pembuatan strategi lebih didasarkan pada konsep keunggulan bersaing yang memilik
i lima karakteristik, yaitu:
a. Kompetensi khusus
Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau dilakukan suatu orga
nisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing. Kompetensi ini bisa be
rwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. ( misalnya; op
ini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas KKN/Korupsi
Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc Donald’s).
b. Menciptakan persaingan tidak sempurna
Dalam persaingan sempurna semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehin
gga bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggu
lan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memb
erikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek tertentu.

c. Berkesinambungan
Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan sementara dan tidak mu
dah ditiru oleh para pesaing.
d. Kesesuaian dengan lingkungan internal
Keunggulan bersaing dapat diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan p
asar. Karena lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga peru
bahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
e. Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata
Sasaran utama keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tingg
i daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya
2. Peralihan dari Elitism menjadi Egalitarianism
Berpikir strategik dalam Manajemen Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kel
ompok elit perencana saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisa
si. Dalam Manajemen Strategik orang yang melakukan perencanaan adalah setiap pih
ak yang juga akan mengimplementasikan rencana tersebut.
3. Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas
Dalam Manajemen Strategik, strategi-strateginya tidak hanya terfokus pada fakto
r-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja, tetapi juga mempertimb
angkan perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih banyak tergantung pada a
spek perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalampenyusunan strategi sanga
t diperlukan kreatifitas.
4. Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel
Manajemen strategik lebih bersifat lentur/fleksibel karena manggabungkan pandang
an dan tindakan, menyeimbangkan pengendalian dan learning, serta mengelola stabi
litas dan perubahan. Strategi yang dibangun merupakan strategi yag adaptif dan f
leksibel dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

ARTI MANAJEMEN STRATEGIK


“Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), pe
nerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating0 keputusan-keputusan strategis a
ntar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan ma
sa datang.”
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka pa
njang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelem
ahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strat
egi yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahuna
n, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber day
a agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh
hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja ind
ividu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek
pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari
sebuah organisasi.
Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajem
en yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi t
ersebut maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik
.
PERBEDAAN STRATEGI DAN TAKTIK
Untuk memudahkan pengertian antara strategi dan taktik, kita bisa menggunakan ka
ta tanya “apa” dan “bagaimana”.
Jika kita akan memutuskan “apa” yang seharusnya kita lakukan maka kita akan memu
tuskan suatu strategi. Jika kita akan memutuskan “bagaimana” untuk mengerjakan
sesuatu maka itulah yang dinamakan taktik. Menurut Drucker, strategi adalah meng
erjakan sesuatu yang benar (doing the right things) dan taktik adalah mengerjaka
n sesuatu dengan benar (doing the things right). Sedangkan menurut Karl Van Clau
sewits, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan
suatu perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pert
empuran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional jangka
pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Karena strategi m
erupakan alat untuk mencapai tujuan suatu organisasi, maka strategi memiliki beb
erapa sifat, yaitu :
1. Menyatu (unified) : menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi.
2. Menyeluruh (comprehensif): mencakup seluruh aspek dalam organisasi.
3. Integral (integrated) : seluruh strategi akan cocok/sesuai untuk seluruh
tingkatan (corporate, business and functional)

MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK


Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work)
untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berka
itan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif a
tau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternat
if yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan sua
tu hasil yang menguntungkan.
Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen
strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkun
gan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untu
k mencegah munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memo
tivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

RESIKO MANAJEMEN STRATEGIK


Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaanstrategik akan menimbulkan beb
erapa resiloyang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strateg
ik, yaitu:
1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik uingk
in mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.
2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam pen
erapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-kep
utusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalampenerap
an strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan at
au memperkecil timbulnya resiko dengan cara:
1. Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat
mengalokasikan waktu yang lebih efisien.
2. Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk mebuat janji-janji
mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh mereka dan b
awahannya.
3. Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usula
n atau peningkatan dalam ganjaran

You might also like