You are on page 1of 140

Pengarang : Ust.

Hussein Yusmani Al Fakir


 CopyLeft, Hak Cipta Milik Allah Semata
1

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir,


tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai
dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan
jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan
tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya.
Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau
berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau
akan memisahkan dirimu dari Diri sejatimu. Inilah
semua keadaan yang tetap yang kau saksikan
dalam kematian. Lalu mengapa harus
kaupalingkan mukamu dari kematian?

Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan


pertama, maka matilah dengan senyum suka cita.
Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk
menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud
sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa.
Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki
diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam
di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan
wajahmu yang cerlang gemilang.

( Jalaluddin Rumi )

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
2

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan ......................................................... ...................................... 3

2. Sejarah Reinkarnasi..................................................................................... 6

3. Fakta Reinkarnasi....................................................................................... 10

4. Reinkarnasi : Bukti Nyata Keadilan Tuhan ............................................... 16

5. Dalil-Dalil Reinkarnasi.............................................................................. 29

6. Hikmah Reinkarnasi.................................................................................. 41

7. Surga dan Neraka...................................................................................... 42

8. Kiamat ...................................................................................................... 52

9. Kemana Manusia akan Menitis ?.............................................................. 54

10. Makrifat : Jalan untuk Kembali Kepada-Nya .......................................... 61

11. Mengenal Allah, Menegakan Perdamaian................................................ 87

12. Penutup .................................................................................................... 97

13. Lampiran ...................................................................................................100

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
3

PENDAHULUAN
Reinkarnasi adalah proses daur ulang atau siklus kematian dan kehidupan kembali
manusia. Kata “reinkarnasi” asalnya dari kata re+in+carnis. Kata Latin carnis berarti
daging. Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia. Jadi reinkarnasi adalah
masuknya jiwa ke dalam tubuh yang baru. Jiwanya adalah jiwa yang sudah ada, tapi
jasadnya baru. Maka, reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali (tumimbal
lahir). Kondisi ini disebut pula sebagai migrasi jiwa. Artinya, jasad lama ditinggalkan
alias mati, dan pada suatu kesempatan jiwa tersebut masuk ke dalam jasad baru, alias
menjadi bayi kembali. Dalam bahasa Inggris reinkarnasi disebut sebagai reborn.

Kepercayaan ini tumbuh dan berkembang khususnya di dunia timur dan barat. Bagi
agama-agama di timur yang tumbuh di India, Tibet, Cina, Jepang, dan di Kepulauan
Nusantara, kepercayaan terhadap reinkarnasi bukan lagi sebagai hal yang aneh.
Reinkarnasi malah bukan dipahami sebagai kepercayaan atau keimanan, tapi sebagai
hukum alam seperti halnya hukum gravitasi. Hukum gravitasi memang tidak
diceritakan di Al Quran, tapi bukan berarti tidak ada! Inilah perlunya manusia
melakukan ijtihad dengan mengkaji kembali Al Quran. Iqra!

Bagi umat Islam, kepercayaan ini masih menimbulkan pro dan kontra. Ada yang
percaya namun ada juga yang tidak mempercayainya. Padahal kalau kita mau open
mind dengan melihat fakta kehidupan dan dalil-dalil dalam Al Quran dan Hadist maka
reinkarnasi sesungguhnya adalah suatu keniscayaan. Kebanyakan umat Islam yang
tidak percaya reinkarnasi disandarkan pada beberapa alasan berikut :

1. Nabi Muhammad SAW “tidak pernah” mengajarkan reinkarnasi.


2. Reinkarnasi adalah ajaran agama-agama dunia timur sehingga banyak ulama-
ulama Islam yang “alergi” terhadap ajaran yang berasal dari agama lain.
3. Surga dan neraka adalah alam yang kekal. Oleh karena manusia masuk ke
alam tersebut maka kelahiran kembali ke bumi adalah hal yang mustahil.
4. Jika reinkarnasi itu ada, kenapa banyak manusia tidak bisa mengingat
kehidupan sebelumnya. Dengan demikian reinkarnasi tidak layak dipercaya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
4

Insya Allah setelah membaca ebook ini, jawaban-jawaban terhadap alasan diatas bisa
dijawab dengan akal yang jernih dan berdasarkan dalil Al Quran dan Al Hadist. Selain
itu pula, saya berharap ebook ini bisa memberikan kesegaran baru bagi umat Islam di
Indonesia, para pencari Tuhan -dari agama manapun- dan juga mereka yang haus
akan pengetahuan spiritual.

Sebelum membaca dan memahami ebook ini ada baiknya kita menjadikan reinkarnasi
sebagai ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika, kimia, matematika dan lain
sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar start awal berpikir kita netral. Tidak terdoktrin
oleh sesat, benar, halal, haram dlsb. Dalam istilah lain, kita harus memiliki “kesadaran
pasif” sehingga riset atau penelitian terhadap teori ini dapat menghasilkan kesimpulan
yang objektif.

Apa itu kesadaran pasif? Apa pula bedanya dengan kesadaran aktif?
Kesadaran pasif mengandung makna kesadaran atau pikiran yang netral (tidak
memihak). Kesadaran aktif adalah lawan dari kesadaran pasif. Kesadaran aktif
tidaklah bersifat netral karena ia telah memiliki persepsi sebelum menilai sesuatu. Jika
anda mempelajari sesuatu namun telah memiliki persepsi sebelumnya maka hampir
bisa dipastikan anda akan gagal memahaminya secara utuh.

Contoh : mempelajari agama. Jika saat ini kita beragama A maka kemungkinan besar
kita akan gagal mempelajari/menerima agama lain jika sebelumnya kita sudah
memiliki persepsi bahwa agama A adalah agama yang paling benar dan yang lain
adalah agama sesat. Bagaimana mungkin mau menerima/mempelajari agama lain
kalau dirinya sudah memiliki kesadaran agama A adalah yang paling benar dan agama
lain sesat ? Ya... inilah yang disebut beragama tanpa kesadaran. Beragama hanya
karena ikut-ikutan saja. Padahal seharusnya ia berpikir kenapa ia dilahirkan dalam
keluarga yang beragama A sehingga ia otomatis beragama A, bagaimana jadinya jika
ia dilahirkan dalam keluarga yang beragama B? Akankah ia juga akan menganggap
agama B adalah agama yang paling benar dan agama lain sesat?

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
5

Nah, sama halnya dengan reinkarnasi. Jika sebelum membaca ebook namun kita
sudah punya persepsi bahwa reinkarnasi itu adalah teori yang tidak layak dipercaya
maka kita pun akan sulit menangkap penjelasan dalam ebook ini. Jadi, marilah kita
berpikir secara objektif, bersihkan hati dari prasangka. Lepaskan dulu doktrin, dogma
atau apapun yang selama ini membuat kita tertutup terhadap berbagai pengetahuan
dari luar. Terima dulu semua teori yang ada tanpa penolakan di alam pikiran kita.
Setelah itu silahkan kaji semuanya dan ikutilah pendapat yang terbaik yaitu yang
masuk akal dan diperkuat dengan dalil-dalil.

Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik


diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal (Q.S Az Zumar (39) : 18)

Jadi, janganlah kita terlalu taklid kepada ucapan orang, doktrin, dogma, atau pendapat
umum yang berkembang. Kita harus mampu melakukan pencarian kebenaran secara
mandiri. Kenapa? karena tiap-tiap manusia bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
Lihat firman Allah berikut ini :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu
akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S Al Israa’ (17) :36)

Nah, ayat diatas telah jelas melarang kita taklid. Ikut sesuatu tanpa pengetahuan!.
Sebab kalau kita sudah taklid maka akan menutup diri kita melihat kebenaran yang
ada diluar. Meminjam istilah dalam film X-Files: The Truth is Out There. Ada
kebenaran diluar sana! Kebenaran yang seperti apa? Kebenaran yang datangnya dari
Allah berupa petunjuk yang diberikan kepada manusia yang bersungguh-sungguh
mencari kebenaran sejati. Dan kebenaran sejati hanya bisa didapat oleh mereka yang
melakukan pengkajian yang sungguh-sungguh.

Barang siapa yang bersungguh-sungguh pada jalan-Ku, maka akan Aku


tunjukan jalan-jalan-Ku itu (Q.S Al Ankaabut (29) : 69)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
6

SEJARAH REINKARNASI
Sejarah munculnya teori reinkarnasi sebenarnya telah ada sejak awal peradaban
manusia baik dalam kebudayaan primitif hingga kebudayaan modern saat ini. Ajaran
ini bisa dijumpai dalam berbagai literatur agama-agama kuno di pelbagai belahan
dunia. Catatan terkini mengenai ajaran reinkarnasi ditemukan di mesir di sebuah
naskah kuno yang menggambarkan jiwa manusia yang meninggalkan badan dalam
wujud burung.

Sejarah juga mencatat bahwa filosof terkemuka seperti Socrates, Phytagoras, Plato,
Empedocles, Immanuel Kant, Jalaluddin Rumi, Mansyur Al Hallaj, Voltaire dan lain-
lain juga mengakui adanya reinkarnasi. Seorang sufi besar, Jalaluddin Rumi, dalam
catatannya pernah mengatakan : “Aku adalah satu jiwa namun memiliki tubuh ratusan
ribu. Namun karena syariah, mulutku tak bisa banyak bicara. Aku telah melihat
diriku dalam dua ribu tubuh, namun tak ada yang sebaik sekarang ini.“

Munculnya ajaran reinkarnasi bukanlah hanya sebatas kepercayaan belaka atau ajaran
agama, melainkan disertai juga dengan fakta-fakta yang terungkap oleh sejumlah riset
yang dilakukan para ilmuwan. Sebelum mengungkap beberapa fakta tesebut, kita akan
terlebih dahulu mengupas reinkarnasi dari sudut pandang agama khususnya Islam.

Seperti yang kita ketahui bersama, agama Budha dan Hindu memang secara terang
benderang mengajarkan reinkarnasi pada pengikutnya. Lalu bagaimana dengan Islam?
Apakah Nabi SAW juga mengabarkan ajaran ini pada umatnya? Nabi memang tidak
terang-terangan mengajarkan reinkarnasi, karena tujuan Nabi SAW diutus oleh Allah
adalah untuk memperbaiki ahlak bangsa Arab yang memang pada saat itu berahlak
jahiliyah (bodoh). Hal ini ditegaskan dalam suatu Hadist riwayat Malik : “tidaklah
aku di utus melainkan untuk menyempurnakan ahlak”. Tentu bodoh yang dimaksud
bukanlah bodoh secara intelektual karena peradaban masyarakat Arab pada pra Islam
sangatlah maju. Fakta sejarah membuktikan bahwa bangsa Arab pada masa tersebut
adalah bangsa yang cerdas, unggul dan berilmu.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
7

Justru dengan keunggulan (superioritas) tersebut mereka menjadi sombong dan selalu
merendahkan bangsa non Arab dengan sebutan ‘ajam yang bermakna gagu yaitu
mereka yang tidak mengerti dan tidak bisa berbicara dalam bahasa Arab.
Kesusastraan Arab pra Islam pun demikian tinggi. Para penyair pada masa itu bisa
diibaratkan ilmuwan jenius pada masa sekarang. Tidaklah heran jika Al Quran
menantang mereka dalam surah Yunus (10) : 38 agar mendatangkan surah yang
sepadan dengan Al Quran. Tentu saja tantangan Quran ini tidak ditujukan untuk
bangsa yang lemah sebab jika Al Quran menantang bangsa yang lemah tentu tidak
masuk akal. Sama halnya dengan atlet bulutangkis nomor satu dunia menantang atlet
bulutangkis tingkat kelurahan maka jika dipertandingkan pun akan menjadi tertawaan
orang.

Contoh moral buruk bangsa Arab yang lain adalah menomorsatukan anak laki-laki
dibanding perempuan. Bahkan mereka tidak segan mengubur anaknya sendiri jika
yang lahir adalah anak perempuan. Mereka juga membuat sesembahan berupa
patung/berhala (paganisme) dengan meyakini patung-patung itu adalah tuhan mereka
yang telah memberikan kejayaan pada bangsa Arab. Perbudakan juga menjadi budaya
amoral bangsa Arab yang menunjukan ketidaksamaan derajat manusia dimuka bumi.
Belum lagi peperangan antar suku. Bahkan membunuh dan memperkosa adalah hal
yang sah-sah saja dilakukan asal bukan terhadap sukunya sendiri.

Dengan gaya hidup seperi itu, mereka berfoya-foya hidup di dunia karena tidak
mempercayai adanya kehidupan akherat. Bagi mereka, hidup hanyalah sekali di dunia
ini saja dan setelah itu mati alias tidak ada kehidupan lagi. Sikap mereka ini telah
direkam secara jelas dalam Al Quran :

Dan mereka berkata : kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja,
kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.
(Q.S Al Jaatsyiah (45) : 24)

Tidak ada kematian selain kematian didunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. (Q.S Ad Dukhan (44) : 35)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
8

Kehidupam kita itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan
kita hidup, dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(Q.S Al Mu’minuun (23) : 37)

Jelaslah sudah bahwa fokus dakwah Nabi SAW adalah untuk membangun ahlak umat
dengan menumbuhkembangkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tauhid)
dan adanya hari akherat. Dengan fokus pada pembinaan ahlak inilah tentunya
reinkarnasi tidak dijelaskan oleh nabi secara “telanjang” melainkan dibungkus secara
rapi. Inilah pengetahuan yang terjilbab (tertutup). Hanya orang tertentu saja yang bisa
“melihatnya”. Mengapa sampai harus ditutupi? karena orang Arab pada saat itu tidak
percaya adanya kehidupan setelah kematian. Ya! Mereka hanya percaya satu
kehidupan saja. Lah kalau hanya percaya satu kehidupan, lantas bagaimana mungkin
Nabi harus menjelaskan reinkarnasi alias kehidupan yang berulang-ulang. Bisa jadi
mereka malah tambah pusing tujuh keliling dan semakin tidak percaya kepada Nabi.

Dalam memberikan pelajaran kepada umatnya, Nabi tidaklah gegabah dengan


memberikan pelajaran yang tidak sepatutnya atau belum saatnya diajarkan kepada
semua orang. Dalam suatu hadistnya, Nabi mengatakan :

“Aku menerima dua macam pengetahuan dari Jibril, salah satu darinya
kuajarkan kepada semua orang dan jika pengetahuan yang satunya kuajarkan
kepada mereka tentu saja akan rusaklah kerongkongan mereka.”

“Janganlah kamu memberikan ilmu bermanfaat kepada yang tidak


memerlukannya, itu adalah perbuatan zalim, dan jangan kamu tidak memberikan
kepada orang-orang yang memerlukannya, itupun zalim.”

Dari Hadist diatas jelaslah bahwa Nabi SAW memang berkompromi terhadap tingkat
kecerdasan umatnya pada saat itu mengenai kehidupan setelah kematian. Nabi SAW
tidak akan mengajarkan jika memang belum saatnya dibeberkan sebab akan membuat
umatnya “tercekik kerongkongannya” alias bingung.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
9

Seandainya reinkarnasi dijelaskan secara terang-terangan maka dikhawatirkan umat


malah bermalas-malasan dalam menuju kebaikan karena mereka berpendapat perilaku
yang buruk nanti saja diperbaiki pada kehidupan-kehidupan mendatang. Nah, besar
kemungkinan, pengetahuan reinkarnasi ini diwariskan kepada para sahabatnya
misalnya, Ali bin Abi Thalib, sebab Nabi pernah mengatakan : “Jika aku adalah
gudang ilmu, maka Ali adalah pintu gerbangnya”

Dari Sayidina Ali, pengetahuan ini kemudian menyebar melalui jalan sufi. Hal ini
ditandai dengan munculnya berbagai tarekat atau kelompok tasawuf. Dan kelompok
tasawuf inilah yang kemudian meneruskan penyebaran teori ini pada generasi-
generasi selanjutnya.

Dikarenakan reinkarnasi memang belum waktunya dibeberkan pada jaman Nabi SAW
maka tentunya pengetahuan reinkarnasi diserahkan kepada umat atau generasi
penerusnya dikemudian hari untuk dikaji atau diteliti lebih lanjut melalui melalui iqra
terhadap ayat-ayat kitabiyah yakni Al Quran dan iqra terhadap ayat-ayat kauniyah
(alam semesta) yakni berupa penyelidikan terhadap kasus-kasus reikarnasi yang
muncul. Justru disinilah fungsi manusia sebagai Khalifah (wakil) Tuhan untuk
meneruskan mengkaji Al Quran secara di segala jaman agar pengetahuan –spiritual-
manusia bisa lebih maju dan berkembang.

Lah, kalau segala sesuatu itu harus dijelaskan oleh Nabi SAW maka yang menjadi
khalifah tentu Nabi SAW saja, padahal di Quran dijelaskan bahwa manusia adalah
khalifah di muka bumi. Jadi tidak hanya Nabi saja yang menjadi khalifah melainkan
juga manusia-manusia yang lain meski tidak semua manusia layak menjadi khalifah-
Nya. Dan tentu usia nabi yang hanya 63 tahun tidak akan cukup menjelaskan semua
tafsiran ayat Quran secara utuh dan mendalam. Hal ini penting untuk dipahami agar
umat Islam tidak gampang membid'ahkan (mengatakan sesat) segala sesuatu yang
dijaman Nabi tidak diungkapkan. Inilah yang menyebabkan kebekuan, kemunduran
umat Islam hingga saat ini dikarenakan terlalu kaku menafsirkan ayat-ayat Quran atau
Hadist.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
10

FAKTA REINKARNASI
Reinkarnasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bukanlah hanya kepercayaan
atau keyakinan an sich tanpa didasari oleh fakta-fakta dalam kehidupan. Ya! Cukup
banyak fakta yang dapat membuktikan adanya reinkarnasi. Dan telah banyak ilmuwan
yang menulis buku-buku yang menjelaskan adanya reinkarnasi, diantaranya :

• The Power Within (Dr. Alexander Cannon)


• Twenty Cases Suggestive of Reincarnation (Dr. Ian Stevenson)
• The Three Lives of Naomi Henry (Henry Blythe)
• The Search for Bridey Murphy (Morey Berenstein)
• Who was Anne Okendan ? (Arnoll Bloxom)
• Exploration of a Hypnotist (Dr. Jonathan Rodney)

Dr.Alexander Cannon dalam bukunya The Power Within mengatakan : “Selama


bertahun-tahun teori reinkarnasi menjadi mimpi buruk bagi saya dan saya berjuang
sekuat tenaga untuk membuktikannya, bahkan saya sampai berdebat dengan begitu
banyak orang yang saya hipnotis dalam penyelidikan teori ini. Tahun demi tahun
berlalu dan satu demi satu subjek menceritakan pada saya kisah-kisah sejenis meski
mereka berasal dari berbagai agama dan latar belakang yang berbeda. Hingga kini
lebih dari seribu kasus telah diselidiki dan kini saya telah mengakui kebenaran adanya
reinkarnasi”

Dr. Ian Stevenson juga pernah menyelidiki kasus-kasus reinkarnasi, melalui bukunya
Twenty Cases Suggestive of Reincarnation, ia menyatakan bahwa penyelidikannya
selama bertahun-tahun mengenai reinkarnasi telah membuatnya yakin akan adanya
“kehidupan setelah kematian”. Sampai kini ia telah menyelidiki 1.200 kasus yang
berasal dari India, Sri Langka, Thailand, Myanmar, Turki, Syria dan Lebanon.
Kebanyakan kasus yang ditangani adalah anak-anak. Stevenson mengatakan bahwa
reinkarnasi bukanlah tahayul melainkan fakta kehidupan. Dalam beberapa kasus
tanda-tanda bawaan lahir seperti tahi lalat, kutil, bekas luka bacok, atau tertembak
terkadang bahkan dapat muncul kembali.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
11

Sebenarnya satu kasus saja yang telah dibuktikan melalui metode penelitian yang
ilmiah, sudahlah cukup bagi mereka yang cerdas untuk menerima adanya reinkarnasi.
Berikut ini akan kita ungkapkan kasus-kasus reinkarnasi yang cukup populer.

1. Kasus Gnanatillaka
Gnanatillaka lahir pada 14 Februari 1956 di kotamale, Sri Langka. Kasus ini
bermula pada tahun 1960 ketika dia baru berusia empat tahun. Saat itu dia
mengatakan “Aku ingin bertemu ayah-ibuku”. Padahal orang tuanya ada
disampingnya sehingga ibunya berkata “Kami adalah orang tuamu”.

“Bukan!”, bantah Gnanatillaka. “Aku ingin melihat ibu dan ayahku yang
sebenarnya. Aku tahu dimana mereka tinggal. Tolong bawa aku kesana”

Akhirnya Gnanatillaka menjelaskan rute yang harus ditempuh untuk menemui


orang tua “asli”nya. Ternyata rumah yang dimaksud berada di perkebunan teh
di Talawakele, sekitar tiga puluh mil dari tempat tinggal mereka.

Akhirnya kedua orang tua Gnanatillaka mengabarkan keanehan ini pada


orang-orang dan beberapa profesor dari Universitas Ceylon dan YM Piyadassi
Maha Thera datang untuk menyelidiknya. Mereka mendengarkan uraian
Gnanatillaka yang mengaku dulunya adalah seorang anak laki bernama
Tilakaratna. Setelah merekan semua pernyataan Gnanatillaka kemudian para
peneliti mengajak Gnanatillaka mendatangi rumah yang dimaksud.

Gnanatillaka belum pernah mendatangi rumah yang dimaksud pada


kehidupannya saat ini. Begitu pula kedua keluarganya tidak memiliki
hubungan apapun satu sama lain. Tidak saling mengenal satu sama lain.
Ketika sampai ditempat tujuan, Gnanatillaka memperkenalkan para profesor
kepada tuan rumah. “Ini ayahku yang sebenarnya dan ini ibuku”. Kemudian
dia mengenalkan adik dan kakaknya dan menyebut nama tiap saudaranya
dengan tepat.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
12

Kedua orang tua lampaunya diwawancarai dengan menggambarkan perangai


dan kebiasaan anak laki-laki mereka yang telah meninggal 9 November 1954.
Pada saat Gnanatillaka melihat adik lampaunya, ia menghindar dan menolak
berbicara dengannya. Selanjutnya kedua orang tua lampaunya itu menjelaskan
bahwa kedua anak itu sering bertengkar dan berkelahi. Nampaknya alam
bawah sadar Gnanatillaka masih menyimpan dendam masa lalunya.

Ketika kepala sekolah setempat mendengar cerita ini, dia pergi ke rumah itu
untuk menyaksikannya sendiri. Saat dia memasuki rumah, Gnanatillaka
memperkenalkannya sebagai gurunya. Bahkan dia mampu mengingat
pelajaran dan pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh gurunya semasa dia
menjadi laki-laki pada kehidupan sebelumnya. Gnanatillaka juga mampu
menunjukan kuburan tempat ia dimakamkan dulu.

Kisah Gnanatillaka dengan cepat tersebar luas, seorang peneliti spesialis


reinkarnasi, Dr.Ian Stevenson dari universitas Virginia terbang dari Amerika
menuju Sri Langka untuk menyelidiki kasus ini. Dia mengomentari kasus ini
sebagai salah satu kasus terbaik yang pernah ditanganinya. Kasus Gnanatillaka
juga telah dibukukan dan diterbitkan dalam bahasa Sinhala di Sri Langka
disertai foto-foto yang dikumpulkan sepanjang penyelidikan.

2. Kasus Ma Hla Gyl


Ma Hla Gyl adalah seorang gadis Myanmar berusia enam tahun yang mampu
menunjukan kecerdasan luar biasa. Dia mampu mengingat dan membaca ayat-
ayat Pali yang dikenal paling sulit. Ia juga mampu mendeklamasikan tanpa
salah suatu halaman dari Pali Patthana setelah melihatnya selama satu menit
dan mampu menjelaskannya artinya dalam bahasa Myanmar.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
13

3. Kasus Tabib Meksiko


Di Meksiko daerah Ver Cruz pada tahun 1880, seorang bocah tujuh tahun
memiliki kemampuan untuk mengobati dengan menggunakan ramuan
tumbuh-tumbuhan. Ketika ditanya darimana ia mengetahui ramuan-ramuan
tersebut, ia mengatakan bahwa kehidupan masa lampaunya adalah seorang
dokter besar yang bernama Jules Alpherese. Kemampuan ini telah
berkembang pada usia empat tahun.

4. Kasus Bridey Murphy


Morey Berenstein, seorang ahli hipnotis membawa nyonya Ruth Simmons
dalam kondisi terhipnotis. Simmons menceritakan bahwa kehidupan
sebelumnya berada di Irlandia, 160 tahun yang lalu. Namanya ketika itu
adalah Bridey Murphy. Simmons memberikan penjelasan rinci mengenai
Bridey Murphy pada saat itu mulai dari masa kecil hingga pernikahannya
dengan pengacara bernama Brian McCarthy. Rumahnya dekat dengan Gereja
Santa Theresa. Simmons sesungguhnya belum pernah keluar dari Amerika dan
tidak mengenal daerah Irlandia.

Setelah mendapat informasi secara detail, Bereinstein melakukan penyelidikan


ke Irlandia untuk mencocokan dengan fakta yang diceritakan oleh Simmons.
Ketika terbukti dengan akurat, kasus tersebut dipublikasikan dan menjadi
pertentangan besar di Amerika. Orang yang tadinya tidak meyakini reinkarnasi
sesaat kemudian merubah pendiriannya setelah membaca jurnal penelitian The
Search for Bridey Murphy.

Kasus ini cukup menghebohkan dan hampir tiap surat kabar memuat
pandangan-pandangan pro kontra. Yang menentang menganggap bahwa kasus
tersebut adalah usaha setan untuk memperdaya manusia. Para penentang yang
lain dari kelompok materialis juga mempertahankan pendapat mereka tentang
tiadanya kehidupan setelah kematian.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
14

5. Kasus Michael Croston


Michael Croston lahir di Liverpool, Inggris. Ketika umur 11 tahun ia
mengunjungi kampung halamannya di Yorkshire. Sebelumnya ia belum
pernah menginjakan kaki di desa tersebut. Ketika ia dan kedua orang tuanya
melewati jalan sempit, tampaknya dia mengenali setiap kelokan. Ketika turun
kabut tebal yang menutupi pandangan mereka sehingga sulit mencari jalan,
Croston justru memberi petunjuk untuk mencapai daerah mereka ke sebuah
rumah petani terpencil yang hanya bisa dicapai dengan rute yang
membingungkan karena banyaknya kelokan. Kedua orang tuanya sangat
terheran-heran dan Croston pun tidak bisa menjelaskan apapun bagaimana ia
mengetahui rute itu semuanya.

Malam itu, kedua orang tua dan pamannya membicarakan tentang kakeknya.
Croston ikut mendengarkan dan ia juga mampu mengenali banyak peristiwa
yang mereka perbincangkan. Dan pengetahuan yang menakjubkan itu telah
menunjukan bahwa Croston adalah kakek yang diperbicangkan.

Pagi berikutnya, Croston menunggang kuda dan mampu mengendarainya


tanpa kesulitan walaupun selama ini ia belum pernah naik kuda sekalipun. Dan
ia mengenali seluk beluk desa tersebut yang dilaluinya. Pada malam ke dua,
Croston tidak dapat tidur. Ia merasa teringat tentang lonceng jam besar milik
kakeknya yang berada diruang bawah tanah. Ketika jam menunjukan pukul
dua dini hari, tiba-tiba ia bergegas turun menuju lonceng jam tersebut
kemudian menjulurkan tangan ke balik jam tua tersebut.

Croston kemudian menemukan kotak kaleng besar setelah menyentuh pegas


rahasia. Di kaleng tersebut ditemukan seberkas surat. Croston menemukan
simpanan kakeknya tersebut. Menurut sejarah keluarga tersebut, sang kakek
ternyata meninggal pukul dua dini hari karena serangan jantung mendadak
sehingga tidak sempat mengatakan dimana ia menyembunyikan simpanannya.
Hingga hari ini, keluarga Croston masih menyaksikan seluk beluk penemuan
Croston yang luar biasa.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
15

6. Kasus Dorothy Jordon


Dorothy Jordon adalah seorang juru ketik di Liverpool, Inggris. Suatu hari ia
pergi ke bioskop Liverpoll untuk menonton film sejarah tentang kematian
Lady Jane Grey. Tiba-tiba pada pertengahan film ia berteriak : “Itu semua
keliru!, aku tahu dimana aku, aku disana!”

Dorothy kemudian memberi keterangan bahwa ia benar-benar merasa hidup


dalam adegan-adegan tersebut. Ingatan-ingatan masa lalunya muncul setelah
melihat berbagai adegan dalam film tersebut. Beberapa ingatan tersebut ada
yang tidak sama dengan beberapa adegan film tersebut.

Dalam film tersebut, Lady Jane Grey melongok keluar melalui jendela di
menara Gordon. Dorothy bersikeras bahwa jendela tersebut terlalu tinggi bagi
Lady Jane. Dalam film juga digambarkan kerumunan orang terdiam ketika ia
menghadapi hukuman mati. Padahal Dorothy ingat bahwa orang-orang
menjerit-jerit dan berteriak. Film itu juga tidak menampakan adanya seorang
anak yang berlutu sambil berdoa di tempat penggantungan dan si penjagal
memakai ikat pergelangan tangan berwarna hitam.

Akhirnya penyelidikan sejarah terungkap setelah Dorothy menjelaskannya


secara rinci. Dan memang ternyata apa yang dikatakan Dorothy benar! jendela
menara itu memang terlalu tinggi; ada anak yang berdoa sambil berlutut dan si
penjagal memakai ikat pergelangan tangan hitam. Saat ini Dorothy diyakini
pernah hidup sebagai Lady Jane Grey, wanita dalam penantian.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
16

REINKARNASI : BUKTI NYATA KEADILAN TUHAN


Sebelum kita membahas dalil reinkarnasi dalam Al Quran dan Hadist ada beberapa
pertanyaan yang mendasari mengapa teori ini muncul. Pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini pun sebenarnya telah ada dalam pikiran penulis selepas bangku SD.
Butuh waktu hampir 10 tahun untuk menemukan jawaban yang masuk akal dari
pertanyaan dibawah ini bahkan sempat pula masuk ke pesantren dan menanyai
beberapa ulama tapi tidak juga mendapati jawaban yang masuk akal dan memuaskan.
Beberapa pertanyaan yang dahulu sering muncul dalam diri penulis adalah :

1. Menurut pemahaman sebagian ulama Islam, surga dan neraka adalah kekekalan
abadi setelah kita mati. Yang bertempat di neraka adalah mereka yang berbuat
kejahatan dan yang menempati surga adalah mereka yang berbuat kebajikan. Nah
apakah masuk akal jika kehidupan di bumi yang sangat singkat ini merupakan
persiapan yang cukup untuk memasuki alam siksa abadi atau alam kesenangan abadi?

Jika kehidupan yang singkat ini demikian menentukan untuk menuju alam abadi
mengapa ada manusia yang hidup hanya beberapa minggu setelah dilahirkan dan
mengapa manusia yang lain hidup sampai hampir 100 tahun? Disini kita akan
mendapati orang yang berumur panjang akan memiliki resiko mendapat alam siksa
abadi di banding manusia yang lahir sebentar lalu meninggal. Lah enak sekali menjadi
bayi kemudian meninggal dunia dan masuk alam surga abadi. Padahal bayi tersebut
tidak mengalami kesulitan/godaan hidup layaknya orang dewasa karena tidak sempat
mengembangkan dirinya. Dimana keadilan Tuhan jika ia membiarkan seseorang
hidup hanya beberapa saat kemudian memasukan ke alam kebahagiaan abadi tapi
dilain pihak Tuhan membiarkan seseorang hidup cukup lama kemudian
mencampakannya ke alam kesengsaraan abadi? Silahkan anda renungkan dengan hati
yang jernih.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
17

2. Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, orang yang beragama Islam masuk surga
dan yang beragama non Islam masuk neraka selamanya. Pertanyaannya kemudian
adalah bagaimana dengan nasib orang yang lahir dalam keluarga non muslim? Atau
bagaimana mereka yang hidup di suatu tempat dimana agama Islam tidak dikenal
sama sekali? Sungguh beruntung manusia yang lahir dalam keluarga muslim dan
sungguh celaka mereka yang lahir dalam keluarga non muslim atau hidup di daerah
yang tidak mengenal agama Islam.

Pernahkan kita memikirkan bagaimana jika kita terlahir dalam keluarga non muslim?
Saya yakin tidak banyak dari kita yang memikirkan hal ini atau mungkin lebih
tepatnya tidak peduli!. “Ah saya kan sudah beragama Islam sejak lahir, masa bodoh
dengan agama orang lain. Biarkan saja mereka masuk neraka, toh itu sudah takdir
Tuhan, yang penting kan saya masuk surga”. Weleh..weleh.. kalau kita sudah tidak
memiliki empati terhadap penderitaan orang lain berarti diri kita masih terkurung oleh
ego, suatu penyakit hati yang harusnya dilenyapkan!

Lalu dimana keadilan Tuhan jika surga/neraka didapat berdasarkan kepemelukan


agama tertentu? Tentulah tidak mudah menentukan keyakinan akan kebenaran suatu
agama. Bagi yang lahir muslim tentu akan meyakini Islam adalah agama yang paling
benar dan yang lain sesat. Begitu juga jika lahir dalam keluarga non muslim tentu
akan meyakini agamanya yang paling benar dan lainnya sesat. Tidak mengherankan
banyak orang yang pusing memilih agama dan akhirnya netral dan tidak memilih
agama apapun namun tetap percaya keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Pertanyaan lainnya : mengapa di dunia ini ada orang yang kaya dan yang lain
miskin tertindas? Mengapa si A dilahirkan ditengah keluarga yang makmur
sedangkan si B lahir dalam keluarga yang miskin? Mengapa bukan si B yang lahir
dalam keluarga kaya raya sedangkan si A lahir dalam keluarga miskin? Mengapa si C
lahir dalam keadaan cantik dan si D buruk rupa? Mengapa si E lahir dalam keadaan
jenius sedangkan si F bodoh atau bahkan terbelakang mental? Mengapa si G lahir
dalam keadaan cacat sedangkan si H lahir dalam kondisi sehat tanpa kurang suatu
apapun? Mengapa si J seringkali berusaha dengan keras namun gagal terus menerus
sedangkan si K tanpa bersusah payah malah dapat mencapai keberhasilan ?
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
18

4. Lalu apa jawaban kita terhadap kelahiran manusia-manusia istimewa atau anak
indigo berikut ini :
• Mozart, musisi jenius yang mampu menggubah lagu dalam usia 6 tahun.
• Beethoven musisi jenius yang memukai publik dalam usia 7 tahun.
• Bentham, dalam usia 4 tahun mampu membaca dan menulis dalam bahasa
Latin dan Yunani.
• Voltaire, mampu menceritakan dongeng Fontaine ketika berusia 3 tahun.
• Christian Heinecken yang mampu berbicara beberapa jam setelah
kelahirannya, menguraikan isi Al Kitab pada umur setahun, menjawab
pertanyaan geografi dalam usia dua tahun, bicara dalam bahasa perancis dan
latin dalam usia ke tiga dan menjadi pelajar filsafat dalam usia 4 tahun.
• William James Sidis, mampu membaca, menulis dan bicara dalam bahasa
Perancis, Rusia, Inggris dan Jerman dalam usia 2 tahun.
• Ferruco Burco, bocah Italia yang mampu memimpin orkestra simfoni dalam
usia empat tahun.
• Giancella de Marco, gadis Italia yang memimpin London Philharmonic
Orchestra pada usia delapan tahun.
• Thomas Macaulay, mampu berbicara layaknya orang dewasa saat masih
berusia setengah tahun. Menjadi penulis sejarah pada usia tujuh tahun.

Menarik sekali kehidupan anak-anak indigo tersebut, dan hampir ditiap negara selalu
lahir bocah-bocah jenius dan uniknya sebagian besar mereka berasal dari orang tua
yang sama sekali tidak memiliki keahlian apapun. Nah, ada rahasia apa dibalik semua
ini? Mengapa nuansa kehidupan diatas terjadi didunia? Kalau kita pahami secara
awam jelaslah bahwa terjadi diskriminasi atau ketidakadilan diantara sesama manusia.
Di satu sisi, Tuhan nampaknya menciptakan manusia-manusia yang beruntung namun
di lain sisi Tuhan menciptakan manusia yang kurang beruntung.

Nah, apa jawaban kita terhadap berbagai pertanyaan diatas? ah... itu kan sudah takdir
Tuhan... sampeyan tidak boleh menggugat Tuhan dong....bukankah takdir baik dan
buruk sudah ditentukan sendiri oleh Tuhan dan harus diterima manusia dengan
pasrah.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
19

Ya..ya..ya inilah jawaban kebanyakan orang terhadap pertanyaan diatas yaitu sudah
menjadi takdir atau kehendak Tuhan. Segala sesuatu yang menimpa manusia adalah
takdir dari Tuhan yang harus diterima manusia. Sejujurnya saya katakan, jawaban ini
sangat tidak memuaskan dan tidak masuk akal karena seakan-akan Tuhan itu pilih
kasih dengan menguntungkan sebagian manusia dan menzalimi sebagian manusia
lain. Padahal di Al Quran telah dijelaskan bahwa Tuhan sama sekali tidak menzalimi
manusia. Simak ayat berikut :

Yang demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya


Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. (Q.S Al Anfaal (8) : 35)

Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun akan tetapi
manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
(Q.S Yunus (10) : 44)

Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat)
kekafirannya itu dan barangsiapa yang beramal saleh maka dia telah
mempersiapkan diri buah dari amal salehnya itu. (Q.S Ar Ruum (30) : 44)

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah perbuatan tanganmu
sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahanmu). Dan kamu tidak
dapat menghindar (dari azab Allah) di muka bumi. (Q.S Asy Syuura (42) : 30-31)

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah itu adalah
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan kejahatan maka itu akan
menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.
(Q.S Al Jaatsyiah (45) : 15)

Lima ayat diatas dengan sangat jelas menerangkan bahwa segala sesuatu yang
menimpa manusia adalah akibat perbuatan manusia itu sendiri sehingga jawaban
“Takdir (kehendak) Tuhan” adalah jawaban yang tidak tepat. Jawaban ini jelas telah

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
20

mengkambinghitamkan Tuhan dengan mengatakan bahwa itu adalah perbuatan Tuhan


padahal Tuhan sama sekali tidak menzalimi atau merugikan manusia.
Tuhan hanyalah menjalankan roda hukum alam yang telah ditetapkan-Nya.
Sedangkan manusia itu sendiri adalah bagian dari hukum alam yang telah ditetapkan
Tuhan. Karena hukum alam berjalan di bawah kehendak Tuhan, maka seakan-akan
segala sesuatu yang menimpa manusia adalah atas kehendak Tuhan semata.

Sayang sekali, dalam berbagai terjemahan Quran, kata man yasya’ diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia “Allah menghendaki”. Tentu saja terjemahan demikian
melanggar pernyataan bahwa Allah tidak merugikan manusia sedikit pun. Terjemahan
yang seharusnya lebih tepat adalah “Allah menghendaki kepada manusia yang
berkehendak kepada-Nya”. Jika manusia ingin sesat maka akan dibiarkannya sesat
dan jika menginginkan petunjuk-Nya maka akan diberinya petunjuk. Dengan kata
lain, Allah memberikan petunjuk kepada manusia yang menghendaki petunjuk-Nya.
Hal ini dikuatkan pula oleh sebuah Hadist :

Dari Abu Zar. r.a, Nabi bersabda : Allah berkata kepadaku, Wahai hamba-Ku,
Aku (Allah) haramkan atas diriku berbuat aniaya, begitu pula antara sesamamu.
Wahai hamba-Ku, semua kamu sesat kecuali orang yang dapat petunjuk dari-Ku,
maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri petunjuk. (H.R Muslim)

Dari berbagai fakta dan penjelasan yang telah disampaikan diatas, maka jawaban yang
memuaskan dan masuk akal terhadap semua pertanyaan diatas adalah adanya hukum
sebab-akibat, yaitu melalui mekanisme REINKARNASI atau kelahiran kembali. Ya!
Inilah satu-satunya jawaban yang masuk akal, jujur dan didukung juga dengan dalil-
dalil Quran, Hadist dan fakta kehidupan. Jadi, adanya manusia yang lahir dalam
keadaan cacat-sehat, bodoh-jenius, miskin-kaya dan lain sebagainya adalah akibat
perbuatan manusia itu sendiri. Perbuatan yang manakah? Perbuatan yang dilakukan
pada kehidupan-kehidupan lampau sebelum manusia itu dilahirkan sekarang. Kita
yang sekarang ini ternyata bukanlah kita yang baru dicipta. Tapi, kita yang sekarang
ini adalah manusia yang telah lahir beberapa kali, ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu
kali. Dengan demikian, teori reinkarnasi telah memberikan jawaban yang masuk akal
mengenai masalah takdir baik dan buruk yang menimpa manusia. Ingat! agama adalah
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
21

akal dan ini telah pula disabdakan Rasulullah saw : “agama itu akal, tidak ada
agamanya untuk orang yang tidak berakal”.
Pada kasus yang lain, ada banyak penduduk di desa yang terkena bencana alam
seperti longsor, banjir apakah itu akibat perbuatannya juga? padahal kan mereka
tidak menggunduli hutan? malah orang yang menggunduli hutan itu selamat karena
tinggal di kota yang notabene lebih aman. Bagaimana menjelaskan ini semua ? Begini
saudaraku, orang yang terkena bencana alam itu tentu saja pernah melakukan
perbuatan yang merusak bumi juga. Tapi tidak di kehidupan sekarang! Melainkan di
kehidupan yang lalu. Jika di kehidupan yang sekarang terkena bencana maka hutang
perbuatan merusak itu telah terbayar. Itulah sebabnya nabi SAW pernah menyebut
dalam Hadistnya bahwa manusia yang meninggal karena bencana alam itu termasuk
mati syahid dan masuk surga. Ya itu karena hutang perbuatannya telah terbayar!

Lalu bagaimana dengan para mafia yang melakukan penggundulan hutan tapi
bersembunyi ke pusat kota sehingga selamat dari bencana alam? Ya memang mafia
itu selamat dan masih bisa tertawa terkekeh-kekeh hingga sekarang bahkan mungkin
sampai mati pun ia tidak tertimpa bencana alam. Tapi jangan salah... yang tertimpa
bencana nanti ya generasi selanjutnya. Nah generasi selanjutnya itu ya para mafia itu
sendiri dalam bentuk fisik yang lain. Perbuatan jahat sekecil apapun pasti ada
balasannya.

Barang siapa beramal kebajikan meski sebutir debu niscaya akan dirasakannya.
Dan barang siapa yang beramal keburukan meski sebutir debu niscaya akan
dirasakannya pula. (Q.S Al Zalzalah (99) : 7-8)

Meski mafia hutan itu pada kehidupan yang sekarang masih bisa selamat tapi di
kehidupan yang akan datang tidak akan bisa melarikan diri dari azab Allah.
Hakekatnya bukan Allah yang mengazab mereka tapi mereka sendiri yang mengazab.
Ada sebab, ada akibat. Untuk apa di azab? agar mereka menyadari kekeliruan mereka
dan dapat kembali ke jalan yang benar.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
22

Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut akibat perbuatan manusia. Dan Dia
membuat mereka merasakan sebagian buah perbuatannya, sehingga mereka
dapat kembali ke jalan yang benar. (Q.S Ar Rum (30) : 41)

Pada ayat tersebut dikatakan bahwa Tuhan membuat “mereka” merasakan sebagian
buah perbuatannya. Siapa yang dimaksud dengan “mereka” itu? Ya tentu saja orang
yang berbuat kerusakan yang akan merasakan akibat perbuatannya. Jika orang yang
merusak sekarang itu bernama “A” maka dikehidupan yang akan datang dia akan
tertimpa azab dengan nama “B”. Tubuhnya berbeda tapi jiwanya sama saja yaitu jiwa
yang melakukan kerusakan di bumi. Untuk lebih menyakinkan, perhatikan ayat
dibawah ini :

Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi atau pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam “kitab” sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S Al Hadiid (57) : 22)

Pada ayat tersebut, dikatakan bahwa bencana yang menimpa bumi atau seseorang
sesungguhnya telah tercatat pada sebuah “kitab”. Kapan dicatatnya? Ya sebelum kita
dihadirkan dibumi ini yaitu berdasarkan perbuatan kita dikehidupan sebelumnya. Ayat
ini jangan ditafsirkan, bahwa Tuhan telah mentakdirkan baik-buruknya kehidupan
manusia dan dicatat dalam kitab-Nya. Tuhan tidaklah menetapkan takdir sebagaimana
yang dipahami oleh sebagian besar umat Islam hingga sekarang ini yakni takdir baik
dan buruk itu ditetapkan oleh Tuhan di zaman azali, sebab jika itu benar maka artinya
Tuhan telah berbuat zalim pada hamba-Nya.

Pada ayat diatas dinyatakan bahwa semua bencana dicatat sebelum “kami”
mewujudkannya. Ternyata yang mencatat bukanlah “Aku” (Allah) semata melainkan
“Kami”. Nah, kata “Kami” mengandung arti Tuhan melibatkan ciptaan-Nya yang
dalam hal ini adalah manusia.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
23

Jadi manusialah yang membuat blue print dan teken kontrak takdirnya sendiri pada
kehidupan mendatang dan Tuhan tinggal memfasilitasinya atau “tanda tangan” saja
pada kitab tersebut agar terwujud takdirnya. Hal ini dikuatkan kembali dalam Quran :

Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan kami menuliskan apa


yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(Q.S Yaasiin (36) : 12)

Jika kita membaca ayat Yaasiin diatas dengan seksama, maka akan tampak jelas
sekali bahwa “Kitab” takdir manusia ditulis berdasarkan apa yang manusia kerjakan
dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Apa maksud “bekas-bekas yang mereka
tinggalkan” ? Ya tentu saja jejak atau perbuatan hidup mereka pada kehidupan-
kehidupan sebelumnya. Tuhan memfasilitasi manusia melalui kitab hukum sebab-
akibat dan semua manusia mengikuti hukum tersebut.

Nah, karena kita sendiri yang “teken kontrak” takdir, maka di ayat lanjutannya (Al
Hadiid ayat 23), kita diingatkan Tuhan agar tidak bersedih jika mengalami suatu
kegagalan dan tidak boleh sombong jika mendapat kesuksesan. Sebab segala kesulitan
dan keberuntungan hidup kita sekarang ini adalah buah dari perbuatan kita di masa
kehidupan sebelumnya. Simak ayat berikut ini :

(Yang kami jelaskan itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri. (Q.S Al Hadiid (57) : 23)

“Allah tidak membebani suatu jiwa diluar kesanggupannya. Sekarang ini ia


hanya mendapatkan imbalan dari apa yang pernah diusahakan dan mendapatkan
siksaan dari kejahatan yang telah dilakukannya.” (Q.S Al Baqarah (2) : 286)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
24

Kesimpulannya adalah jika seseorang hidup penuh dengan keberuntungan


misalnya dilahirkan dalam keluarga kaya raya atau memiliki bakat seperti
kejeniusan maka itu adalah buah dari perbuatan/kebajikan yang dilakukan
pada kehidupan sebelumnya. Dan bagi yang terlahir dalam kondisi kurang
menguntungkan seperti cacat, miskin, selalu terkena bencana maka itupun
akibat dari perbuatan sebelumnya yang jelas menyimpang dari jalan Tuhan.

Lalu, bagaimana dengan kasus munculnya manusia-manusia istimewa seperti yang


telah diceritakan sebelumnya? Apakah mereka diberikan bakat oleh Tuhan secara sim
salabim? Tentu saja tidak! Beberapa manusia istimewa seperti Mozart, Heinecken,
Einstein dan lain sebagainya yang memiliki kejeniusan bukanlah mendapat anugerah
yang begitu saja turun dari langit. Mereka telah memupuk keahliannya di kehidupan-
kehidupan sebelumnya sehingga ketika lahir kembali ke dunia, keahliannya tersebut
telah terekam di alam bawah sadarnya. Ketika mereka dilahirkan kembali, memori
keahlian tersebut akan terbangkitkan dengan sendirinya. Jika di kehidupan
sebelumnya kita pernah belajar fisika maka dikehidupan yang sekarang fisika akan
menjadi lebih mudah dipelajari. Hal ini berbeda jika pada kehidupan sebelumnya
tidak pernah belajar fisika maka kehidupan yang sekarang akan pusing tujuh kelilling
belajar fisika.

Kalau kita perhatikan, peradaban manusia kian lama ternyata kian canggih. Manusia
senantiasa bertambah cerdas dari masa ke masa. Jaman dulu untuk pergi ke suatu
tempat adalah dengan berkuda, sedangkan jaman sekarang sudah menggunakan
pesawat terbang. Nah, jika dikaitkan dengan reinkarnasi, ini artinya manusia-manusia
yang lahir sekarang ini telah memupuk keterampilan dan pengetahuannya dari
kehidupan sebelumnya sehingga tidaklah mengherankan jika bumi yang semakin tua
ini juga akan dihuni oleh manusia-manusia yang makin “tua” ruhaninya. Semakin tua
ruhani manusia maka tingkat kecerdasannya pun akan semakin tinggi.

Jadi tidak mungkin kejeniusan tersebut di dapat secara instan atau dalam satu kali
kehidupan saja. Semua ada proses yang harus dilalui. Bahkan Allah sendiri tidak
menciptakan sesuatu secara instan, sim salabim, abrakadabra! layaknya pesulap.
Alam semesta sendiri diciptakan Allah dalam proses enam masa lamanya.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
25

Manusia pun diciptakan melalui proses bertemunya dua sel telur. Semua ciptaan-Nya
itu akan terus berproses hingga ciptaan tersebut makin sempurna. Dalam Quran
dikatakan :

Yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya).


(Q.S Al A’laa (87) : 2)

Berdasarkan penjelasan diatas, sekarang kita bisa lebih memahami tujuan Tuhan
menciptakan sesuatu dengan melalui proses yaitu agar ciptaan-Nya itu semakin
sempurna dan sebagai pembelajaran bagi manusia yang mau menggunakan akalnya.

Nah, dengan memahami reinkarnasi, kita menjadi lebih tahu betapa adilnya
Tuhan dan bukan malah mengkambinghitamkan Tuhan dengan
mengatasnamakan takdir. Mentang-mentang tidak punya jawaban yang masuk akal,
malah kemudian Tuhan yang dijadikan kambing hitam. Jadi, manusia akan menuai
akibat berdasarkan perbuatan yang dilakukannya sendiri. Inilah yang disebut sebagai
sunnatulah dalam istilah Islam, atau karma dalam istilah agama-agama timur atau
hukum kausalitas (sebab-akibat) dalam terminologi ilmu pengetahuan. Perbuatan baik
akan berbuah baik dan perbuatan buruk berbuah buruk. Biji mangga yang buruk tidak
akan pernah menghasilkan pohon mangga yang sehat berbuah ranum dan manis.

Perjalanan ruh (evolusi ruh) yang demikian panjang akan makin menyempurnakan
ruh itu sendiri. Semakin tua usia ruh seseorang maka ia akan memiliki keunggulan
lebih dibanding mereka yang usia ruhnya masih muda. Pada beberapa kasus, usia ruh
yang muda biasanya terkondisikan pada kelahiran anak yang dilahirkan dalam kondisi
keterbelakangan mental. Belum banyak pengalaman yang didapat sang ruh dalam
perjalanan kehidupannya sehingga ia belum mampu menangkap secara cerdas
kehidupannya yang sekarang. Jika kita menemukan bocah yang jenius, meski secara
fisik usianya lebih muda daripada kita namun usia ruhaninya bisa dipastikan lebih tua
dari kita. Ruhnya berarti telah banyak makan asam garam, lebih berpengalaman
daripada kita yang memiliki usia ruhani muda.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
26

Mungkin ada yang bertanya, jika reinkarnasi itu memang ada kenapa kita tidak dapat
mengingat kehidupan sebelumnya? Untuk menjawab pertanyaan ini maka saya akan
balik bertanya, apakah anda ingat kehidupannya sendiri ketika masih bayi atau kanak-
kanak? Lah, untuk mengingat masa kecil saja kita sudah tidak ingat lagi bagaimana
mengingat masa lalu? Bahkan kehidupan 1-2 tahun ke belakang saja kita kesulitan
mengingat.

Justru disinilah Maha Rahman dan Rahimnya Tuhan sebab jika kita bisa mengingat
kehidupan-kehidupan pada masa lampau malah justru akan membebani hidup kita
yang sekarang, bisa jadi stres bahkan gila!. Bayangkan jika kita pernah menjadi
pembunuh, pemerkosa, koruptor dan lain sebagainya maka sudah tentu kita akan
nangis-nangis sendiri mengingat perbuatan kita yang kotor. Dengan kasih sayang-Nya
lah membuat kita lupa pada masa lalu. Dan hanya orang tertentu saja yang -telah
matang spiritualnya- mampu mengingat kehidupan masa lalunya.

Loh... Jika manusia itu sudah lupa masa lalunya bukankah nanti ia bisa berbuat jahat
lagi? Nah kita harus tahu, meski kita lupa pada masa lalu, bukan berarti ingatan itu
tidak ada sama sekali. Pengalaman-pengalaman kita pada kehidupan lalu tetap
terekam di alam bawah sadar. Maka itu, kita sering melihat ada balita yang periang,
pendiam, suka menangis, pemarah dan lain sebagainya. Sifat-sifat itulah refleksi dari
kehidupan sebelumnya.

Jika alam bawah sadarnya menyimpan banyak kebajikan (pahala) maka di kehidupan
yang sekarang dia akan menjadi manusia yang berahlak baik, hidup bahagia dan
sejahtera (mendapat surga). Meski jadi pejabat pun dia tidak akan korupsi. Tapi jika
alam bawah sadarnya menyimpan banyak kejahatan (dosa) maka kecenderungan
berbuat jahat itu tetap ada dan hidupnya pun akan sengsara serta akan terus
mengalami siklus hidup-mati. Mereka yang berbuat jahat dalam bahasa Quran disebut
sebagai orang yang masuk neraka. Setiap kali kulit mereka hangus maka diganti
dengan kulit yang baru (Q.S 4: 56). Kulit hangus bermakna mati dan kulit baru
bermakna hidup kembali. Raga lama yang mati diganti dengan raga baru, begitu
seterusnya sampai mereka bertobat. Kembali ke jalan yang lurus.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
27

Diatas telah dijelaskan bahwa rekaman kehidupan masa lalu manusia tersembunyi di
alam bawah sadar manusia. Pertanyaannya adalah, bisakah manusia mengingatnya
kembali? Jawabannya adalah bisa! namun tidak mudah. Para ilmuwan biasanya
menggunakan tehnik hipnotis (simak caranya pada bagian lampiran).

Tehnik hipnotis telah diakui dan digunakan dalam bidang ilmu psikologi, bahkan di
negara maju ilmu ini telah biasa diajarkan di universitas dan menjadi salah satu
fakultas. Metode hipnotis dulunya digunakan juga untuk pengobatan medis (karena
belum ada obat bius). Dan sampai sekarang inipun, hipnotis masih digunakan untuk
penyembuhan yang bersifat psikologis seperti menghentikan kebiasaan rokok,
minuman keras, trauma dan lain sebagainya.

Dalam kasus reinkarnasi, seseorang yang ingin diketahui masa lalunya akan
dihipnotis terlebih agar masuk ke alam bawah sadarnya. Kalau sudah demikian maka
ia akan bercerita tentang kehidupannya dimasa lampau. Namun demikian tidak semua
orang bisa dihipnotis karena bergantung kualitas ruhaninya dan faktor lainnya.

Tehnik lain yang bisa digunakan untuk menembus ingatan masa lampau adalah tehnik
meditasi. Biasanya mereka yang mampu menggunakan tehnik ini telah memiki
kecakapan spiritual yang mumpuni. Jadi agak sulit menggunakan cara ini untuk orang
awam. Diperlukan latihan yang khusus untuk bisa menguasainya. Atau jika kehidupan
sebelumnya kita pernah mendalami hal spiritual maka di kehidupan yang sekarang
hampir bisa dipastikan kita bisa melacak kehidupan masa lalu seperti yang mampu
dilakukan oleh orang indigo (artikelnya bisa dibaca pada bagian lampiran).

Sudah barang tentu hasil yang didapat dari tehnik hipnotis maupun meditasi harus
dicocokan dengan pribadi masing-masing di kehidupan yang sekarang. Misalkan jika
pada kehidupan masa lalu kita pernah menjadi seorang ahli matematika, maka
dikehidupan yang sekarang tentunya kita akan lebih mudah mempelajari matematika
dibanding rekan-rekan anda. Penelitian seperti ini sungguh akan menjadi
menghasilkan pengetahuan yang objektif dan jauh dari kesan tahayul.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
28

Bagi mereka yang mampu mengenali masa lalunya, reinkarnasi bukanlah suatu
kepercayaan atau teori belaka. Reinkarnasi adalah suatu pengalaman yang bisa
dirasakannya sendiri dan bukan dari membaca buku-buku. Meskipun pada jaman
baheula belum terbit buku tentang reinkarnasi, mereka telah mengenal reinkarnasi
berdasarkan pengalamannya sendiri. Dari pengalaman inilah kemudian mereka
menceritakan atau mengajarkannya kepada orang lain.

Nah, menemukan memori kehidupan di masa lalu ternyata bisa juga di dapat dalam
keadaan sadar penuh (lihat fakta/kasus reinkarnasi pada bab sebelumnya). Misalkan
kita merasa kenal begitu dekat dengan orang yang baru saja kita temui, atau kita
merasa pernah mengunjungi daerah tertentu dan mampu mengenali seluk beluk
daerah tersebut meski belum pernah berkunjung pada kehidupan yang sekarang.

Yang cukup membantu kita mengingat kehidupan masa lalu adalah jika kita terlahir di
suatu daerah yang tidak jauh dari daerah tempat kita tinggal pada masa kehidupan
sebelumnya. Misalkan di kehidupan yang lalu kita terlahir di Medan dan di kehidupan
sekarang terlahir di Jakarta. Manakala sekarang kita mengunjungi Medan biasanya
secara otomatis alam bawah sadar kita akan mengingatkan kita bahwa kita pernah
tinggal dan hidup di Medan. Namun demikian, kasus ini jarang dijumpai sebab
biasanya migrasi jiwa manusia cukup jauh yakni melintasi batas negara atau bahkan
ke bumi/planet lain.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
29

DALIL-DALIL REINKARNASI
Loh dari tadi koq membahas reinkarnasi muter-muter tanpa dalil yang jelas, mana...
mana dong dalilnya !!? Sabar pembaca..... sekarang ini saatnya kita membahas secara
mendalam dalil-dalil Quran maupun Hadist yang berkaitan dengan reinkarnasi.

Bagi ilmuwan non muslim yang tidak mengenal Quran, untuk membuktikan adanya
reinkarnasi mereka harus melakukan riset beribu-ribu kali sehingga reinkarnasi diakui
oleh mereka berdasarkan penelitiannya. Dalam kaidah Islam, penelitian yang mereka
lakukan disebut mengkaji ayat-ayat kauniyah alias melakukan iqra terhadap alam
semesta. Lain halnya dengan kebanyakan orang Islam yang mengutamakan ayat-ayat
kitabiyah tapi melupakan ayat-ayat kauniyah (alam semesta). Dikiranya ayat-ayat
Allah itu hanya yang tertulis di kitab suci saja. Tidak heran jika ilmu pengetahuan dan
teknologi umat Islam sekarang jauh tertinggal dibelakang karena hanya mengkaji ayat
kitabiyah yang kerap kali dipersempit pada ayat-ayat fiqih semata.

Hasilnya adalah temuan-temuan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia justru
lebih banyak ditemukan oleh orang-orang yang kita anggap kafir. Kita justru lebih
suka ribut-ribut masalah fiqih, lebih suka membicarakan orang yang gerakan
sholatnya berbeda lalu kemudian di cap sesat, lebih suka mengkafir-kafirkan orang
lain karena tidak seide dengannya atau beda aliran. Yang sunni menjelek-jelekan
syiah, yang syiah juga menjelek-jelekan sunni. Para pelaku aliran Ahmadiyah yang
dianggap sesat oleh beberapa umat Islam akhirnya harus dilempari batu, diusir dari
Indonesia. Padahal perilaku brutal ini justru mengingkari Al Quran untuk hidup
damai.

Hawa nafsu justru dipertuhankan untuk klaim kebenaran dengan mengatasnamakan


Tuhan. Padahal menuhankan hawa nafsu sama saja dengan musrik kepada Allah. Ya
jelas musrik!, wong hawa nafsu koq dijadikan Tuhan. Kalau sudah menuhankan hawa
nafsu maka Allah akan membiarkannya menjadi orang sesat.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
30

Simak dan renungkan ayat berikut :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokan)... (Q.S Al Hujaraat (49) : 11)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka


sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mau mencari-
cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing yang
lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan bangkai daging saudaranya
sendiri ? (Q.S Al Hujaraat (49) : 12)

Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dengan terkunci
mati pendengaran dan hatinya dan tertutup atas penglihatannya. Maka siapakah
yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran? (Q.S Al Jaatsyiah (45) : 23)

Oke, sekarang kembali ke topik reinkarnasi. Dalil dalil yang akan dijelaskan dibawah
ini termasuk ayat mutasyabihat, yakni ayat yang memerlukan penelitian atau
pengkajian lebih mendalam oleh karena maknanya tersembunyi. Dalam suatu Hadist,
Nabi mengatakan : “Al Quran disampaikan dalam tujuh dialek, dan dalam setiap
dialek ada makna luar dan ada makna dalamnya.”

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
31

Nah, makna dalam (yang tersembunyi) inilah yang sesungguhnya harus diteliti oleh
manusia. Bagi kebanyakan umat Islam, ayat mutasyabihat dilewatkan begitu saja
padahal Quran menganjurkan manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami
ayat yang maknanya tersembunyi agar bisa ditemukan maksud yang sebenarnya.
Perhatikan ayat berikut ini :

Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-
ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(Q.S Ali Imran (3) : 7)

Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Quran ini segala macam
perumpamaan untuk manusia. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-
orang yang tidak (mau) memahaminya. (Q.S Ar-Ruum (30) : 58-59)

Dibawah ini ada tiga ayat Al Quran yang berbicara tentang reinkarnasi, mari kita
simak ayatnya! :

1) Dan Allah telah menciptakan kamu semua, kemudian Dia mewafatkan kamu
semua. Dan diantaramu ada yang dikembalikan pada umur yang paling lemah
sehingga tidak mengetahui sesuatu apapun apa-apa yang pernah diketahuinya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
(Q.S An Nahl (16) : 70)

2) Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dan keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun. Kemudian, Allah menjadikan pendengaran, penglihatan,
dan hati agar kamu bersyukur. (Q.S An Nahl (16) : 78)

3) Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya , niscaya kami kembalikan
dia pada kejadiannya (penciptaan awal). Apakah mereka tidak memikirkan?
(Q.S Yaasin (36) : 68)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
32

Pada ayat pertama Allah menjelaskan bahwa manusia sesungguhnya diciptakan oleh
Allah kemudian yang mematikan juga Allah. Dan diantara manusia itu ada yang
“dikembalikan kepada umur yang paling lemah”. Kalimat ini seringkali diartikan oleh
para penafsir Quran sebagai orang yang tua renta. Sedangkan kata “sehingga tidak
mengetahui sesuatu apapun apa-apa yang pernah diketahuinya” ditafsirkan sebagai
pikun.

Tafsiran tersebut sesungguhnya tidak tepat!. Dan sepertinya si penerjemah tidak


belajar ilmu biologi tentang proses pertumbuhan manusia. Kelirunya dimana? Coba
kita pikir bagaimana mungkin dikembalikan kepada umur yang lemah adalah menjadi
tua renta? memangnya orang tua renta itu sudah pasti lemah fisik dan ingatan? Kata-
kata “dikembalikan” pada ayat diatas sudah tentu maknanya kembali ke waktu
sebelumnya yaitu awal penciptaan fisik manusia alias bayi berumur 0 tahun! inilah
umur yang paling lemah!

Loh jangan-jangan bayi yang dimaksud adalah sifatnya yang seperti bayi? Ya jelas
bukan! Tidak ada orang tua renta berkelakuan seperti bayi. Banyak diantara mereka
meski sudah tua renta masih aktif diberbagai kegiatan politik, ekonomi, bisnis dan
lain sebagainya. Dan yang pikun pun belum tentu orang tua renta. Orang yang masih
berusia muda pun banyak yang sudah pikun dan lemah fisiknya.

Kalau umur yang paling lemah itu sudah pasti orang tua renta, lah kuatan mana orang
tua renta atau bayi? Ya tentu saja orang tua renta lebih kuat!. Bayi sudah pasti tidak
bisa menggendong orang tua renta tapi orang tua renta masih bisa menggendong bayi.
Lagipula orang tua renta belum tentu lemah secara fisik. Banyak kejadian orang tua
renta yang masing kuat menikah dan punya anak meski umurnya hampir 100 tahun!
Jadi jelas bahwa makna “umur yang paling lemah” adalah umur 0 tahun (bayi) dan
bukan orang tua renta.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
33

Kemudian kata-kata “tidak mengetahui sesuatu apapun apa-apa yang pernah


diketahuinya” juga sering diartikan pikun. Padahal, bahasa Arabnya pikun adalah
kharif jadi jelas tidak cocok dengan terjemahan ayat tersebut. Untuk menafsirkan kata
“tidak mengetahui sesuatu apapun”, kita harus mencari ke ayat Quran yang lain.
Inilah cara menafsirkan yang terbaik, yakni menafsirkan ayat Quran dengan ayat
Quran yang lain.

Kita melompat tujuh ayat berikutnya yaitu di Q.S An Nahl (16) : 78 : “Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun”.
Nah kini jelaslah sudah bahwa “tidak mengetahui suatu apapun” adalah bayi!. Kalau
makna “tidak mengetahui sesuatu pun” diartikan pikun, lah mosok bayi dilahirkan
dalam keadaan pikun? Pikun adalah sering lupa dan bukan tidak mengetahui sesuatu
apapun sama sekali. Justru yang tidak mengetahui suatu apapun adalah bayi!. Apa
yang pernah dialami bayi itu pada kehidupan sebelumnya akan terlupakan. Ingatan
tersebut tersimpan di alam bawah sadarnya.

Di ayat ketiga, (Q.S Yaasin (36) : 68) disebutkan : Dan barang siapa yang Kami
panjangkan umurnya, niscaya kami kembalikan dia pada kejadiannya (khalq).
Apakah mereka tidak memikirkan?

Ayat ketiga ini juga sering ditafsirkan : manusia yang dipanjangkan umurnya akan
menjadi lemah dan kurang akal (menjadi tua renta dan pikun). Tafsir ini biasanya
terdapat pada catatan kaki kitab suci Al Quran. Tapi lagi-lagi ayat ini ditafsirkan
secara keliru mungkin karena minimnya wawasan. Pada ayat tersebut ada kata dalam
bahasa Arab yakni “khalq” yang artinya penciptaan. Dengan demikian, dikembalikan
kepada kejadiannya adalah dikembalikan pada penciptaan fisik awal... yaitu bayi! Jadi
maksud dipanjangkan umurnya adalah ia hidup atau terlahir kembali menjadi bayi.
Umur ruhaninya diperpanjang melalui jasad atau fisik yang baru.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
34

Ayat ini pun ditutup dengan kalimat “Apakah mereka tidak memikirkannya?”. Nah,
apanya yang perlu dipikirkan jika makna dipanjangkan umurnya sudah pasti pikun
dan tua renta? Sesuatu yang sudah jelas tentu tidak perlu dipikirkan lagi. Ini jelas
menantang manusia untuk memikirkan makna sesungguhnya yang tersembunyi. Nah
kalau ada orang yang meninggal dan beberapa waktu kemudian lahir kembali menjadi
bayi maka tentu ini memerlukan pemikiran! perlu adanya penyelidikan!

Sebenarnya, jika kita ingin mencari ayat yang menceritakan proses pertumbuhan fisik
manusia dari bayi sampai dengan tua, maka kita tidak perlu melakukan tafsir yang
terkesan “dipaksakan” seperti yang dilakukan para penerjemah pada ayat-ayat diatas.
Ternyata, ada ayat Al Quran yang telah sangat jelas menceritakan pertumbuhan fisik
mulai dari bayi, dewasa hingga tua. Mari simak ayat dibawah ini :

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah (bayi, pen), kemudian Dia
menjadikan sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat (dewasa, pen) kemudian Dia
menjadikan sesudah kuat itu lemah dan beruban (tua, pen). Dia menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
(Q.S Ar Ruum (30 : 54)

Perhatikan surah Ar Ruum : 54 tersebut!, pada kata “khalq” bermakna “menciptakan”


fisik manusia, yakni bayi. Kemudian dari bayi, Allah “menjadikan” manusia hingga
dewasa dan setelah itu “menjadi” tua. Pada ayat ini, ada dua kata yakni
“menciptakan” dan “menjadikan”. “Menciptakan” adalah awal dari sebuah kehidupan
fisik manusia yakni bayi sedangkan “menjadikan” merupakan proses lanjutan fisik
manusia. Jadi ayat diatas memberikan gambaran secara berkelanjutan mengenai
proses pertumbuhan fisik manusia mulai dari bayi, dewasa sampai tua. Dan makna tua
tersebut menjadi sangat jelas karena ditambahkan kata “beruban”. Nah, karena ayat
ini sudah sangat jelas, maka surah Ar Ruum ini tidak ditutup dengan kata-kata
“Apakah mereka tidak memikirkannya?” sebagaimana surah Yaasin (36) : 68.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
35

Tiga dalil pertama yang telah disebut diatas sebenarnya sudah cukup untuk membuka
wawasan kita tentang kebenaran reinkarnasi sebagai keniscayaan. Namun agar
wawasan kita bertambah, mari kita lanjutkan dengan dalil yang lain :

Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan sekali-kali tidak dapat
dikalahkan. Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang seperti kamu dan
menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
(Q.S Al Waaqi’ah (56) : 60-61)

Pada ayat diatas dijelaskan bahwa kematian yang terjadi pada diri kita itu adalah
untuk menggantikan orang-orang yang seperti kita dalam keadaan yang tidak kita
ketahui. Kata “menciptakan kamu kelak” juga sering ditafsirkan bahwa Allah
membangkitkan/menciptakan manusia lagi kelak setelah kiamat.

Tafsiran tersebut terlalu dangkal, sebab kata lanjutannya adalah “dalam keadaan yang
yang tidak kamu ketahui”. Logikanya adalah apa pedulinya manusia terhadap keadaan
fisik mereka sendiri setelah dibangkitkan pada hari kiamat ? Tidak mungkin mereka
peduli lagi dengan wujud/fisik mereka oleh karena mereka pasti grogi, panik
menghadapi hisab. Tapi mengapa ada penambahan kata-kata “dalam keadaan yang
tidak kamu ketahui” ? Apa pentingnya penambahan kata tersebut ?

Nah ternyata maksud kata-kata tersebut adalah, diri kita yang telah mati akan terlahir
kembali dalam bentuk fisik lain atau rupa yang kita tidak ketahui. Ini artinya kita bisa
dilahirkan kembali ke bumi dengan wajah rupawan ataupun buruk rupa. Bisa sehat,
bisa juga cacat. Bisa berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dst. Jadi sebenarnya
Tuhan itu adil. Kita pernah terlahir menjadi laki-laki dan pernah pula terlahir menjadi
perempuan. Oleh karena itu, sebenarnya kita tidak perlu ribut-ribut masalah
kesetaraan gender! karena semua manusia, laki atau perempuan, sama dihadapan
Allah. Yang membedakan adalah ketakwaannya (Q.S 49:13)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
36

Loh bukankah di Al Quran (An Nisaa (4) : 34) disebutkan bahwa laki-laki adalah
pemimpin wanita? Nah, ayat ini hendaknya jangan diartikan harfiah saja sebab ayat
diatas turun karena “berkompromi” dengan budaya Arab pra Islam dimana pada masa
itu kaum pria memang mendominasi kaum wanita. Ayat diatas harus ditafsirkan ulang
dengan penafsiran yang lebih dalam dan cocok dengan peradaban manusia sekarang.
Makna yang sesungguhnya dari kata “laki-laki memimpin wanita” adalah ruh manusia
(“laki-laki”) hendaknya memimpin jasad (“wanita”). Ruh disimbolkan oleh laki-laki.
Jasad disimbolkan oleh wanita.

Orang yang memimpin dengan jasad berarti ia memimpin dengan menggunakan hawa
nafsunya sehingga segala keputusan yang diambil hanya menguntungkan diri sendiri
atau kepentingan dunia saja (sesaat). Lain halnya jika seseorang mampu memimpin
dengan ruhnya. Ia akan selalu mengambil keputusan dengan melihat dimensi akherat.
Salah satu makna kata “akherat” adalah “kehidupan yang akan datang”. Jadi
seseorang yang memimpin dengan ruh akan senantiasa memiliki visi ke depan. Ia
tidak mengambil keputusan yang hanya menguntungkan dirinya saja (vested interest)
atau untuk kepentingan sesaat. Jika menebang pohon maka ia juga akan menanam
pohon baru (reboisasi). Pemimpin seperti ini senantiasa menjauhi kemungkaran :
tidak pernah korupsi, kolusi, nepotisme dan hidupnya pun selalu di isi dengan
kebajikan. Menebar salam. Menegakkan perdamaian. Jadi siapapun yang memimpin
suatu organisasi atau negara -laki atau perempuan- janganlah dipermasalahkan apalagi
sampai perang dalil. Kita hendaknya memilih pemimpin yang mampu
memberdayakan ruhnya yakni pemimpin yang memiliki kecerdasan spiritual!

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
37

Kembali ke topik reinkarnasi, kali ini kita lanjutkan dengan dalil reinkarnasi pada
surah Al Ankabuut :

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan


(manusia) dari permulaannya kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya
yang demikian adalah mudah bagi Allah. (Q.S Al Ankabuut (29) : 19)

Katakanlah, “Berjalanlah di muka bumi, perhatikanlah bagaimana Allah


menciptakan manusia pada mulanya, kemudian Allah menciptakannya pada kali
kali. Sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk menciptakan segala sesuatu
(Q.S Al Ankabuut (29) : -20)

Pada ayat 19 dan 20 diatas kita disuruh memperhatikan penciptaan manusia yang
diciptakan pada awalnya dan kemudian Allah menciptakannya lagi pada waktu yang
lain. Tafsiran banyak ulama mengenai “penciptaan ulang” atau “penciptaan pada kali
lain” adalah manusia dibangkitkan lagi oleh Allah setelah kiamat terjadi.

Loh..loh... bagaimana ini? kalau disuruh memikirkan penciptaan awal manusia sih
mudah yaitu bertemunya sperma dan sel telur yang kemudian berproses menjadi bayi,
tapi kalau disuruh memperhatikan penciptaan manusia setelah kiamat, lantas
bagaimana caranya? Lah.. kalau begitu apa ya mungkin Tuhan salah perintah?

Tuhan tentu saja tidak mungkin salah perintah! Tapi manusialah yang salah
menafsirkan. Mungkin karena terburu-buru, kurang wawasan atau pusing tujuh
keliling jika harus menafsirkan Al Quran yang maknanya tersembunyi. Jangan lupa!
Al Quran itu adalah petunjuk untuk orang yang masih hidup. Lah kalau orang yang
masih hidup disuruh memperhatikan penciptaan manusia setelah kiamat atau hancur
leburnya alam semesta, caranya bagaimana? iki piye son...?! jelas tidak mungkin.
Mustahal bin mustahil.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
38

Untuk memahami ayat 19 ini, coba baca ayat lanjutannya yaitu ayat 20. Nah ternyata
pada ayat 20 tersebut, Allah menyuruh kita berjalan di muka bumi? Loh apa nggak
pegel? bukan gitu... maksudnya kita harus menjelajahi bumi, mempelajari
pengetahuan dari belahan bumi yang lain. Nabi SAW sendiri pernah bersabda
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Kalau nuntut ilmu di Arab terus bagaimana
mau berkembang pengetahuan manusia? Memangnya Allah cuma menurunkan ilmu-
Nya di negeri Arab? Nah, ternyata di dunia timur ada pengetahuan reinkarnasi yang
tidak diajarkan secara terang-terangan di Arab.

Kalau sudah demikian, berarti kita bisa lebih memahami dengan seksama ayat diatas.
Ternyata kata “penciptaan kali lain” atau “penciptaan ulang” manusia pada ayat
tersebut bermakna penciptaan (kelahiran) kembali manusia yang terjadi di tempat
lain. Misal, pada penciptaan awal kita lahir di Indonesia maka pada penciptaan kali
lainnya kita bisa terlahir di negara Cina, Belanda, Nigeria dan lain sebagainya. Itulah
sebabnya kita disuruh menjelajah bumi untuk memperhatikan penciptaan manusia
yang berulang dari satu tempat ke tempat yang lain. Subhanallah! sungguh ayat yang
luar biasa!!

Mudah-mudahan penjelasan ayat diatas bisa lebih membukakan hati dan pikiran kita
memahami reinkarnasi. Awalnya memang agak sulit hati dan pikiran kita menerima
teori ini. Apalagi sebagian ulama ada yang berpendapat reinkarnasi adalah teori yang
sesat karena tidak diajarkan oleh Nabi SAW. Nah, ulama yang seperti inilah yang
membuat kebekuan berpikir dan kemunduran bagi umat Islam.

Loh apakah salah jika mengikuti pendapat ulama? Bukankah ulama itu ahli waris nabi
yang harus ditaati? Sabar.. sabar.. jangan emosi dulu. Pendapat ulama tentu perlu
untuk dipelajari, agar bisa dijadikan referensi untuk mendekati kebenaran. Tapi cukup
mendekati saja, sebab hakekat kebenaran hanya pada Tuhan semata dan kita
sendirilah yang harus menemukan kebenaran itu dengan petunjuk dari-Nya. Justru
kalau ada ayat yang aneh harus dikejar agar tahu makna rahasia yang terkandung
didalamnya. Kalau hanya menggantungkan pendapat ulama apalagi ulama yang cuma
bisanya meributkan fiqih maka kita justru akan menjadi umat yang semakin
tertinggal.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
39

Masih mau lanjut....? baiklah... sekarang kita akan membahas dalil berikutnya yang
berasal dari Hadist Nabi SAW :

Demi Tuhan yang jiwaku dalam genggaman-Nya, seandainya seseorang gugur di


jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi lalu gugur lagi, kemudian dihidupkan lagi
lalu gugur lagi, niscaya ia tidak dapat masuk surga sebelum melunasi hutangnya.
(H.R. Nasai)

Orang yang berhutang itu dibelenggu dalam kuburnya, tiada yang dapat
melepaskannya selain ia membayar hutangnya.” (H.R. Dailami)

Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak dapat ditutupi oleh sholat,
puasa, haji dan umrah. Yang dapat menutupinya hanyalah duka-cita (kesulitan)
dalam hidup mencari rezeki. (H.R. Ibnu Asakir)

Dua Hadist awal menyebutkan bawah manusia masih akan terbelenggu untuk masuk
surga sebelum hutangnya lunas. Apa yang dimaksud dengan “hutang” diatas? hutang
harta bendakah? Hadist ini sama sekali tidak menyebut hutang harta benda. Dan
kalaupun benar hutang harta benda maka tidak ada penjelasan di Hadist tersebut
bahwa yang harus melunasi hutangnya adalah keluarganya (ahli warisnya).

Jika yang melunasi hutang harus keluarganya lalu bagaimana dengan mereka yang
tidak punya keluarga (ahli waris) alias hidup sebatang kara? bagaimana cara melunasi
hutangnya? Disinilah kita harus memahami bahwa hutang yang dimaksud adalah
hutang perbuatan sedangkan hutang harta benda sudah menjadi bagian dari hutang
perbuatan.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
40

Hadist yang kedua malah menyebut “tiada yang dapat melepaskannya selain ia
membayar hutangnya”. Nah jelas kan bahwa yang harus bayar hutang itu adalah
orang itu sendiri. Jadi hutang yang dimaksud bukan hutang dalam arti sempit (hutang
harta benda) melainkan hutang atas perbuatan buruknya di masa lalu. Cara
membayarnya dengan lahir kembali ke bumi. Perbuatannya yang buruk harus dibayar
kembali misalnya dengan menjadi manusia yang seringkali mendapat bencana,
menjadi cacat, kesulitan mencari rejeki/miskin dan lain sebagainya yang sifatnya
membuat sengsara laksana di neraka. Bagi yang tidak kuat menanggung sengsara
malah bisa bunuh diri. Kalau sudah bunuh diri malah bisa masuk dan terjebak di alam
barzah (sekat) yang justru lebih sengsara lagi daripada kelahiran kembali ke bumi dan
tentunya akan memperlama lagi waktu yang diperlukan untuk kembali kepada-Nya.

Di Hadist yang ketiga kita diberitahu bahwa ada dosa yang tidak bisa ditutupi dengan
ibadah formal melainkan harus dibayar dengan kesulitan hidup. Nah dosa yang
manakah? Tentu saja dosa pada kehidupan sebelumnya sebab jika hidup yang
sekarang ini merupakan hidup yang pertama kali, maka tidak adil kiranya bila ada
orang yang dilahirkan dalam keadaan sulit rejeki/miskin, hidup menderita di kolong
jembatan. Padahal, Tuhan sudah menyatakan dengan tegas bahwa Dia tidak
menzalimi hamba-hamba-Nya.

Jadi misalkan kita mengalami kesulitan hidup meski sudah berusaha mati-matian, ya
jangan menyalahkan Tuhan karena itu buah dari perbuatan kita sendiri di masa lalu.
Justru orang yang mengalami kesulitan hidup itu harus banyak-banyak memohon
ampun kepada Tuhan, banyak bersabar, ikhlas dan dibarengi berbuat kebajikan
kepada orang lain agar karma tersebut terbayar atau diampuni Tuhan. Nah, kalau
sudah terbayar atau diampuni Tuhan, tentu kita akan diberi kemudahan masuk surga
pada kehidupan selanjutnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
41

HIKMAH REINKARNASI
Mengapa manusia harus reinkarnasi? Apa hikmah yang terkandung di dalamnya?
Hikmah besar yang terkandung dalam reinkarnasi adalah sebagai bentuk
pembelajaran/pelatihan kepada manusia agar kualitasnya semakin lama semakin baik
sehingga mencapai manusia yang sempurna (insan kamil) agar mampu kembali
kepada-Nya. Perhatikan ayat berikut :

Maha suci Tuhan yang memiliki kerajaan. Dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Dialah yang menciptakan mati dan hidup bagimu dengan memberikan
“balawa” (pelatihan) kepadamu untuk memberikan nilai (anugrah) bagi siapa
yang lebih baik amalannya.. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(Q.S Al Mulk (67) : 1-2)

Pada ayat Al Mulk tersebut, Tuhan menciptakan mati dan hidup adalah untuk
memberikan pelatihan. Banyak ulama yang mengartikan kata “mati” diatas sebagai
ketiadaan. Padahal kata “mati” bukanlah ketiadaan melainkan kematian itu terjadi
setelah adanya kehidupan dan kehidupan pun berakhir setelah adanya kematian. Mati
dan hidup adalah proses yang silih berganti. Perhatikan firman Allah berikut ini :

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan
yang mati dari yang hidup (Q.S.Ali Imran (3) : 27)

Ayat diatas sebenarnya merupakan dalil reinkarnasi juga karena dengan jelas sekali
mengatakan hidup dan mati adalah proses yang silih berganti. Mati dan hidup adalah
ciptaan Allah, dan segala ciptaan Allah tidaklah kekal (tetap). Hidup akan diakhiri
dengan kematian dan kematian pun akan diakhiri dengan kehidupan. Proses ini akan
terus menerus terjadi sampai manusia itu mencapai kesempurnaan dan kemudian
barulah ia dapat kembali kepada-Nya, sebagaimana firman berikut ini :

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan. (Q.S Al Baqarah (2) : 28)
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
42

Harap dipahami bersama bahwa kematian yang kita maksudkan adalah kematian fisik
manusia. Jiwa manusia sesungguhnya tidak pernah mengalami mati sebagaimana
matinya fisik manusia.

Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati. Sesungguhnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak mengetahuinya.
(Q.S Al Baqarah (2) :154)

Kembali pada pembahasan Q.S Al Mulk (67) : 1-2 diatas, kata liyabluwakum
(balawa), kita terjemahkan dengan kata “pelatihan”. Di banyak tafsir kata balawa
sering diartikan “menguji”. Terjemahan ini sebenarnya kurang tepat, sebab kata
“menguji” bisa mengandung arti Allah tidak mengetahui kualitas hamba-Nya
sehingga perlu diadakan ujian. Padahal jelas Allah tidak perlu menguji siapapun..
Allah sudah pasti tahu mana yang hamba-Nya lurus dan mana hamba-Nya yang sesat,
jadi buat apa di uji segala?

Dengan demikian, tujuan Allah menciptakan mati dan hidup adalah untuk melatih,
(men-training) manusia agar mencapai kualitas yang lebih baik. Agar bisa
memperbaiki diri dan meningkatkan amalnya. Dengan proses mati dan hidup inilah
Tuhan akan memberikan imbalan kepada mereka yang lebih baik amalannya.

SURGA DAN NERAKA


Jika reinkarnasi itu adalah siklus hidup-mati yang terus berulang, apakah akan ada
akhirnya? lalu kemana surga dan neraka yang dijanjikan Tuhan ? Nah jangan salah
mengira bahwa reinkarnasi itu tidak ada ujungnya. Reinkarnasi tentu ada akhirnya!
Siklus hidup-mati (roda samsara) akan berakhir manakala manusia menyempurnakan
dirinya sehingga dapat kembali kepada-Nya. Innaalillahi wa innaa ilaihi raajiuun
(sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah). Kalimat ini
sering diucapkan oleh banyak umat Islam tapi jarang yang menyadari bahwa kalimat
itulah yang harus menjadi tujuan akhir dari seluruh perjalanan hidup manusia yakni
kembali kepada-Nya. Kata “kembali” pada ayat diatas tentu maksudnya adalah benar-
benar kembali kepada Tuhan, bukan masuk ke surga apalagi neraka.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
43

Loh... bukankah tiap orang yang mati itu bermakna sudah kembali kepada-Nya? Ya
tentu saja tidak. Wong masuk neraka ya jelas belum kembali pada Tuhan, apalagi
yang matinya bunuh diri. Tuhan itu Maha Suci jadi hanya orang suci yang bisa
kembali kepada-Nya. Surga pun hanya imbalan dari Tuhan agar manusia makin
menyempurnakan dirinya.

Dalam Q.S 32:9, 21:91, 15:29 telah dinyatakan bahwa ruh-Nya ditiupkan ke diri
manusia agar ciptaan-Nya (manusia) makin sempurna. Manusia menjadi hidup karena
adanya ruh dari Sang Maha Hidup. Dan karena ruh itu adalah ruh-Nya maka pastilah
akan kembali kepada-Nya cepat atau lambat. Adapun surga dan neraka sebenarnya
hanyalah alam-alam ciptaan Tuhan dimana tiap-tiap manusia akan melewatinya.
Ibarat tangga yang akan menuju kepada-Nya, surga dan neraka adalah titian tangga
yang memang harus dilewati tiap manusia.

Oleh karena ada manusia yang mendapat surga, neraka dan yang telah kembali
kepada-Nya maka Al Quran pun membagi manusia menjadi tiga golongan. Mari
simak ayat berikut :

Dan kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan, alangkah mulianya
golongan itu dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan itu. Dan orang-
orang yang beriman, merekalah yang paling depan. (Q.S Al Waaqi’ah (56) :7-10)

Golongan kanan pada ayat diatas adalah yang akan mendapat surga. Golongan kiri
adalah mereka yang mendapat neraka. Sedangkan orang-orang yang beriman inilah
orang yang terdepan, terunggul sehingga ia mampu kembali kepada-Nya dengan jiwa
yang tentram sebagaimana disampaikan pada ayat berikut ini :

Hai jiwa yang tentram, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (rela)
dan diridhoi-Nya. (Q.S Al Fajr (89) : 27-28)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
44

Manusia yang telah kembali kepada-Nya, dalam istilah jawa disebut juga moksa.
Begitu meninggal langsung manunggal dengan Tuhannya tanpa melalui neraka, tanpa
melalui surga. Semua alam ciptaan-Nya telah di bypass. Manusia yang memiliki
kualitas sebagaimana Nabi, Rasul dan para wali-Nya adalah mereka yang mampu
kembali kepada Tuhannya secara sempurna.

Di ayat berikut akan nampak jelas bahwa Nabi, Rasul dan para wali-Nya tidak berada
disurga melainkan ditempat yang tertinggi dan senantiasa menyaksikan kehidupan
manusia yang masih di ada di surga dan neraka :

Dan diantara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan diatas
tempat tertinggi (a’raaf) itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari
dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. (Q.S Al A’raaf (7):46)

Bagi para Nabi, Rasul atau para wali, surga bukanlah tujuan utama mereka. Salah
seorang sufi ternama wanita abad ke IX M, Rabiah Adawiah justru mengusung slogan
“Membakar surga, menyiram neraka”. Simak pusinya berikut ini :

Bila aku beribadah kepada Engkau, Ya Allah, karena mengharap surgaMu,


maka jauhkanlah surga itu dariku.
Bila aku beribadah kepada Engkau, Ya Allah, karena takut api nerakaMu
maka biarlah aku masuk api nerakaMu,
Asalkan Engkau tidak meninggalkan aku”.

Rabiah berpuisi seperti itu karena ia sangat tahu bahwa surga dan neraka bukanlah
terminal akhir perjalanannya. Kerinduan untuk kembali kepada-Nya adalah segalanya
karena kebahagiaan yang kekal akan menjadi miliknya. Inilah terminal akhir yang
sesungguhnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
45

Surga dan neraka tidaklah kekal karena kekekalan atau keabadian cuma Allah semata.
Surga dan neraka adalah ciptaan Allah. Tiap ciptaan pasti pasangannya kematian.
Manusia diciptakan maka manusia dimatikan juga. Ada awal pasti ada akhir. Cuma
Allah lah yang tiada berawal dan berakhir sehingga Allah tidaklah sama dengan
ciptaan-Nya sendiri. Kalau di Quran disebut surga dan neraka adalah alam yang kekal
maka hendaknya jangan ditafsirkan secara harfiah. Hidup seribu tahun di neraka
menurut ukuran manusia bisa jadi bagaikan tinggal di neraka selama-lamanya. Jadi
kata “kekal” bermakna relatif yakni suatu ukuran waktu yang dirasakan sangat lama
oleh manusia.

Manusia yang belum mampu kembali kepada Allah, akan tetap terus mengalami
siklus hidup mati, sampai akhirnya sempurna dan mampu manunggal (menyatu)
dengan Tuhannya. Manunggal dengan Tuhan tentunya tidak mudah. Tidak mudahnya
dimana? Namanya manunggal dengan Tuhan berarti kita terlebih dahulu harus
mengenal Allah (makrifatullah). Seseorang harus mampu mengenal Allah melalui
Af’al-Nya, Asma-Nya, Sifat-Nya dan Dzat-Nya.

Dalam proses mengenal Allah tentunya kita juga harus berusaha mengendalikan hawa
nafsu dan memiliki ahlak yang baik. Nabi SAW bersabda : “Berbudi pekertilah kamu
sebagaimana budi pekerti Tuhan”. Coba pikir... umur manusia rata-rata hanya sekitar
65 tahun, bagaimana mungkin memiliki budi pekerti sebagaimana budi pekerti Tuhan
hanya dengan “modal” umur puluhan tahun. Tentu saja sulit dan untuk itu manusia
memerlukan perjuangan dan perjalanan yang panjang untuk mencapai kualitas budi
pekerti Tuhan.

Loh koq Nabi SAW bisa? ya tentu saja, karena Nabi SAW usia ruhnya sudah sangat
tua, sudah banyak makan asam garam kehidupan melalui proses mati-hidup yang
berulang. Jangan melihat usia fisik nabi yang hanya mencapai 63 tahun. Tapi sadari
bahwa usia ruh beliau sangat tua. Makannya di Quran disebut bahwa Nabi SAW
adalah suri teladan yang baik. Suri teladan ya berarti bisa di contoh, dan tiap manusia
pasti cepat atau lambat akan mampu mencapai kualitas Nabi SAW atau para nabi
yang lainnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
46

Janganlah kita pesimis apalagi berpendapat bahwa manusia tidak ada yang bisa
menyamai para Nabi dan Rasul. Semua manusia diberi kesempatan yang sama oleh
Allah untuk mencapai kesempurnaan diri (insan kamil). Kita harus bisa mencontoh
senior kita, baginda Nabi SAW, meski untuk mencapai kualitas nabi harus melalui
siklus hidup dan mati ratusan ribu atau mungkin jutaan kali. Semakin banyak menebar
kebajikan di bumi ini maka semakin cepat ruhani akan mencapai kesempurnaan untuk
kembali kepada-Nya.

Nah, untuk kembali kepada-Nya sebenarnya sangat logis dan masuk akal jika manusia
memerlukan waktu yang sangat panjang. Di Al Quran telah disebutkan :

Malaikat-malaikat dan Jibril menghadap Tuhan dalam sehari yang kadarnya


lima puluh ribu tahun. (Q.S Al Ma’aarij (70) :4)

Berdasarkan ayat diatas, perjalanan satu hari malaikat untuk menghadap Tuhan adalah
sama dengan 50.000 tahun. Asumsi kecepatan malaikat adalah kecepatan cahaya
yakni 300.000 km/detik. Pada saat ayat tersebut diturunkan, manusia kira-kira baru
bisa menempuh perjalanan 100 km dalam sehari. Ini artinya perjalanan sedetik
malaikat sama dengan perjalanan manusia 3.000 hari atau sekitar 8 tahun. Jadi untuk
perjalanan menghadap Tuhan dalam satu hari malaikat perlu waktu lebih dari 200
miliar tahun bagi manusia. luar biasa !!

Hitung-hitungan sederhana diatas membuktikan bahwa satu kali perjalanan hidup


manusia sama sekali tidak ada apa-apanya. Bagaikan sebutir pasir di padang gurun
yang luas. Terlalu pendek dan tidak masuk akal bagi manusia untuk kembali kepada-
Nya hanya dengan modal umur puluhan tahun saja. Seorang filsuf jenius Perancis,
Voltaire malah mengatakan : “kelahiran dua kali tidak lebih mengherankan daripada
kelahiran sekali”.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
47

Bagi yang sudah mampu kembali kepada-Nya seperti para Nabi, Rasul dan para wali,
jelas mereka tidak tinggal di surga melainkan telah berada ditempat tertinggi,
manunggal dengan Tuhannya sehingga kenikmatan bersama-Nya bersifat kekal dan
abadi. Inilah yang disebut “surga” yang tertinggi. Kebahagiaan yang dirasakan adalah
kebahagiaan absolut yang berada diluar jangkauan angan-angan. Kebahagian yang
lahir dalam “Diri” sendiri, bukan kebahagiaan yang datang dari luar dirinya. Inilah
kebahagiaan kekal yang tidak bisa digambarkan oleh pikiran kita. Tentu hanya
mereka sendiri yang bisa merasakannya.

Tak seorang pun mengetahui kebahagiaan yang disembunyikan bagi mereka,


sebagai imbalan terhadap kebajikan yang mereka lakukan.
(Q.S As Sajdah (32) : 17)

Surga yang masih merupakan alam ciptaan Tuhan, sesungguhnya adalah target jangka
pendek bagi manusia. Dikarenakan manunggal dengan Tuhan memang tidak mudah,
paling tidak manusia diharapkan minimal mendapat surga dengan perbuatan yang
baik selama hidupnya sekarang. Itulah sebabnya iming-iming surga banyak disebut di
Quran dan Hadist. Dengan melalui tangga-tangga surga, maka kita akan lebih cepat
sampai kepada-Nya ketimbang mereka yang kualitasnya masih level neraka.

Nah, dimanakah sebenarnya letak surga dan neraka itu? Banyak yang tidak menyadari
bahwa bumi tempat kita tinggal inilah salah satu surga sekaligus neraka ciptaan-Nya.
Tentu bumi ini bukanlah satu-satunya ciptaan Allah, melainkan banyak bumi (planet)
lain yang juga diciptakan Allah. Jadi surga dan neraka itu adanya dibumi yang
diciptakan Allah dengan kualitas yang berbeda-beda (bertingkat). Di Al Quran telah
dijelaskan bahwa surga ternyata memiliki berbagai tingkatan :

Tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat


yang tinggi, diatasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang dibawahnya
mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah
tidak akan memungkiri janji-Nya. (Q.S Al Zumar (39) : 20)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
48

Surga atau planet sebagaimana yang dijelaskan pada ayat tersebut ternyata memiliki
jarak yang lebih jauh dan juga kualitas alam yang lebih baik daripada bumi yang kita
tempati sekarang ini. Semakin tinggi kualitas surga tentu akan semakin nyaman
manusia tinggal didalamnya. Kualitas air yang jauh lebih sehat dan nikmat untuk
diminum, kualitas buah-buahan yang ranum dan lebih cepat berbuah kembali seakan-
akan tidak pernah habis, kualitas fisik manusia yang lebih rupawan dan lain
sebagainya. Dengan banyaknya tingkatan surga inilah maka di Al Quran disebut
bahwa surga itu seluas langit dan bumi. Tentu surga sebagaimana ayat diatas bisa kita
dapatkan asal kita banyak menebar kebajikan.

Semakin banyak kita berbuat kebajikan maka semakin tinggi pula kualitas surga yang
bisa didapatkan. Namun sebaliknya, semakin buruk perbuatan kita maka yang di
dapat pun akan buruk pula yakni bumi yang dipenuhi oleh kesengsaraan hidup. Bumi-
lah tempat manusia menerima buah dari segala yang dikerjakannya, sebagaimana
firman Allah di Al Quran :

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar
dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan
dirugikan. (Q.S Al Jaatsiyah (45) : 22)

Jadi, bagi kita yang merasakan kedamaian hidup di bumi yang sekarang kita pijak ini
berarti kita mendapat surga. Bisa jadi dengan mendapat materi yang cukup, keluarga
yang sakinah, kematangan spiritual dan berbagai kebahagian hidup lainnya.
Sebaliknya bagi kita yang merasa di dunia mengalami kesengsaran hidup yang seakan
tiada putusnya maka berarti kita mendapat neraka. Jadi, surga itu sebenarnya
bermakna kebahagiaan batiniah dan neraka bermakna kepedihan batiniah. Jadi yang
ingin dituju dari pengertian surga dan neraka sebenarnya bukanlah fisik buminya
melainkan batin manusia yang menempatinya.

Nah, oleh karena batin itu bukan benda maka dalam Al Quran, surga atau neraka
dijelaskan secara metafor (perumpamaan) dan perumpamaan surga dalam Quran pun
di sesuaikan dengan iklim alam bangsa Arab pada saat itu yang panas dan gersang.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
49

Dengan menggambarkan surga seperti taman yang indah maka diharapkan mereka
terpikat dengan surga sebab surga seperti itu memang kontras sekali dengan iklim
mereka yang panas dan gersang. Tidaklah heran jika ada orang Arab yang pergi ke
puncak Ciawi, Jawa Barat akan terpana seakan-akan melihat surga yang disebut-sebut
oleh Al Quran.

Permisalan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah suatu
lingkungan yang didalamnya mengalir sungai-sungai. Segalanya serba
berkekekalan. Begitu pula naungannya. Itulah tujuan bagi orang-orang yang
bertaqwa. Adapun akhir bagi mereka yang kafir adalah api.
(Q.S Ar Ra’d (13) : 35)

Nah, jika orang bertakwa mendapat surga maka sebaliknya mereka yang kafir
balasannya adalah api. Tapi bukan api yang sesungguhnya. Ini adalah permisalan.
Kalau neraka itu benar-benar api yang membakar maka tentunya manusia tidak akan
sempat bertengkar di dalam neraka sebagaimana yang diceritakan pada ayat berikut :

Dan mereka sedang bertengkar di dalam neraka. Demi Allah : “sungguh kita
dahulu dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan
Tuhan semesta alam”. (Q.S As Syu’araa (26) : 96-98)

Sesungguhnya itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka.


(Q.S Shaad (38) : 64)

Jelaslah bahwa neraka adalah ancaman nyata sekarang ini. Jika manusia melakukan
perbuatan kafir (melakukan perbuatan keji dan mungkar) di muka bumi ini sudah
tentu neraka pun akan tercipta dengan sendirinya. Makannya itu di Al Quran kita
banyak sekali mendapati ayat yang memerintahkan manusia agar tidak berbuat
kerusakan dibumi. Ini mengandung arti bahwa kehidupan kita dibumi yang sekarang
masih akan berhubungan dengan kehidupan yang akan datang. Bumi adalah salah satu
surga sekaligus neraka-Nya. Lah kalau kita sekarang berbuat kerusakan dibumi lalu
bagaimana surga bisa terwujud kelak? Bumi rusak ya berarti surga juga rusak. Tidak
ada lagi kebahagaian (surga). Yang muncul malah kesengsaraan (neraka).
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
50

Dari penjelasan-penjelasan diatas kita bisa memahami bahwa keadaan surga dan
neraka hanyalah permisalan. Surga dan neraka intinya adalah tentang kebahagiaan
dan penderitaan batin. Surga dan neraka bukan alam yang terpisah. Surga dan neraka
adalah suatu perumpamaan (simbol) yang menjelaskan keadaan jiwa atau batin yang
dialami manusia. Al Quran banyak menggunakan simbol agar ia bisa dipahami untuk
segala tingkat intelektualitas. Kebanyakan dari kita hanya mampu menafsirkan Quran
secara harfiah (teks belaka), hanya sedikit yang mempunyai kemampuan menafsirkan
Al Quran secara mendalam.

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.(Q.S Al-Ankaabut (29) : 43)

Untuk lebih memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah, coba
kita simak ayat yang berikut ini:

Dan bersegaralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya selangit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
(Q.S Ali Imran (3) : 133)

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapat) ampunan Tuhanmu dan surga yang


luasnya seluas langit dan bumi.... (Q.S Al Hadid (57) : 21)

Sahabat nabi pernah menanyakan makna ayat diatas : “Dimana neraka ya Rasulullah
bila surga itu luasnya sama dengan luas seluruh langit dan bumi?” Lalu Rasulullah
menjawab dengan bijak : “Dimanakah malam bila siang telah datang?”. Kata Rasul
tersebut jelas sekali menerangkan bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang
tepisah.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
51

Pada surah Al Mu’min dibawah akan semakin jelas bahwa mereka yang masuk surga
pun ternyata tidak terlepas dari balasan kejahatan. Bahkan Nabi Adam pun menurut
cerita yang sering kita dengar justru tergoda oleh iblis di surga. Itulah sebabnya
malaikat berdoa agar orang-orang mukmin yang di surga dijauhkan dari balasan
kejahatan.

Ya Tuhan kami dan masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah engkau
janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh diantara bapak-bapak
mereka, dan istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya
Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari
(balasan) kejahatan. (Q.S Al Mu’min (40) : 8-9)

Dengan memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah maka
sesungguhnya kita harus menciptakan surga itu dari sekarang. Tidak perlu menunggu
sampai mati. Caranya dengan senantiasa memelihara bumi, tidak melakukan
kerusakaan/kejahatan, senantiasa berbuat kebajikan untuk bekal di kehidupan yang
akan datang. Jika kita mampu membangun surga di dunia ini maka di kehidupan
akherat (kehidupan yang akan datang) otomatis kita akan memperoleh surga yang
kualitasnya lebih tinggi dan begitu seterusnya sampai kita menuju tangga “surga”
yang terakhir yaitu kembali kepada-Nya. Inilah kebahagiaan yang kekal!

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
52

KIAMAT
Mungkin ada yang masih bertanya : jika surga dan neraka itu adalah kehidupan yang
sekarang dan akan datang lalu apa yang dimaksud kiamat ? bukankah sebelum masuk
surga dan neraka kita akan mengalami kiamat ?

Kiamat berasal dari bahasa Arab qiyam yang artinya adalah bangkit. Kebanyakan
orang awam mengartikan kiamat sebagai hancurnya alam semesta. Kemudian
manusia dibangkitkan untuk dihisab untuk kemudian ditentukan masuk surga atau
neraka. Selama menunggu kiamat maka manusia di alam kuburnya menunggu. Ada
yang mendapat siksa kubur ada yang mendapat nikmat kubur.

Pengertian awam diatas jelas tidak memiliki prinsip keadilan Tuhan. Manusia yang
mati 7000 tahun lalu -jika amalnya buruk- tentu akan mengalami siksa kubur terlebih
dahulu sambil “menunggu” kiamat tiba. Nah bandingkan dengan mereka yang mati
pada saat kiamat tiba, tentu mereka tidak mengalami siksa kubur terlebih dahulu
melainkan langsung bangkit dan dihisab. Padahal Allah jelas tidak pilih kasih atau
menzalimi hamba-Nya.

Hancurnya alam semesta adalah keniscayaan (kepastian). Yang namanya ciptaan


Tuhan ya pasti ada awal dan akhir. Ada hidup dan ada mati. Tidak ada yang kekal
melainkan cuma Allah yang kekal. Kehancuran alam semesta pun bukanlah akhir dari
segalanya. Tuhan adalah pencipta sejati. Hobi-Nya adalah mencipta. Meski alam
hancur lebur sekalipun, Ia dengan mudah menciptakan alam yang baru kembali. Jadi
pengertian kiamat yang bermakna kehancuran alam semesta bukanlah pengertian
yang sesungguhnya karena hal itu sudah pasti akan terjadi, namun pengertian kiamat
yang tersembunyi inilah yang maknanya harus kita gali. Tujuan yang ingin
dikehendaki dari mempercayai hari kiamat bukanlah agar manusia takut akan
dahsyatnya kehancuran alam semesta, bukan itu! melainkan agar manusia
bertanggung jawab!. Ya!, Manusia harus bertanggung jawab terhadap segala
perbuatan yang dilakukannya agar keadilan bisa ditegakkan. Hukum Allah berlaku
kepada semua manusia tanpa terkecuali dan penegakan hukum ini dijalankan melalui
mekanisme kiamat.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
53

Bagi mereka yang telah mempelajari tasawuf dan telah mencapai pemahaman
reinkarnasi, kiamat bukanlah dipahami secara awam yang bermakna hancur leburnya
alam semesta, melainkan kiamat itu bermakna kebangkitan (kelahiran) kembali
manusia ke bumi. Reinkarnasi ya kiamat. Kiamat ya reinkarnasi. Kiamat dan
reinkarnasi memiliki makna yang sama yakni kebangkitan/kelahiran kembali. Bagi
mereka yang masih tertarik oleh gravitasi kenikmatan dunia berarti belum memiliki
kesadaran spiritual untuk kembali kepada-Nya. Wal hasil selama itu pula mereka akan
terus menerus mengalami proses daur ulang atau hidup-mati di bumi dengan maksud
agar mereka memperbaiki diri dan menyempurnakan amal perbuatannya. Hal senada
telah juga terdapat dalam ayat berikut ini :

Allah berfirman : Di bumi kamu hidup, di bumi kamu mati dan di bumi (pula)
kamu akan dibangkitkan. (Q.S Al A’Raaf (7) : 25)

Mengenai ayat kiamat di Al Quran memang banyak disebut kedahsyatannya, namun


itu semua adalah metafor. Perumpamaan! Simak ayatnya berikut ini :

Apabila bumi digoncangkan dengan dahsyatnya dan bumi telah mengeluarkan


beban-beban berat yang dikandungnya. (Q.S Al Zalzalah (99) : 1-2)

Apabila matahari digulung dan bintang-bintang berjatuhan dan apabila gunung-


gunung dihancurkan. (Q.S At Takwiir (81) : 1-3)

Ayat diatas menjelaskan proses kebangkitan ruh manusia yang ditandai dengan
kelahiran jabang bayi melalui seorang wanita (ibu). Proses kelahiran seorang anak
manusia memerlukan perjuangan yang luar biasa dari seorang wanita. Bumi yang
terguncang dahsyat menandakan perjuangan wanita yang berusaha mengeluarkan
“beban-beban berat yang dikandungnya” alias bayi. Matahari melambangkan mata
wanita yang terpejam-pejam menahan sakit sehingga “bintang-bintang” (keringat)
bercucuran jatuh. Gunung-gunung yang hancur memaknai perut dan payudara wanita
yang berguncang-guncang. Kedahsyatan proses kelahiran ini pun diakhiri dengan
jeritan tangis bayi yang telah keluar dari rahim ibunya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
54

Mengapa ayat-ayat kiamat ini diturunkan dengan suatu permisalan? tujuannya adalah
untuk memberikan peringatan dan ancaman pada sebagian orang Arab yang pada saat
itu yang tidak mempercayai adanya kehidupan setelah kematian. Dengan mengetahui
bahwa kiamat bisa terjadi kapan saja maka mereka diharapkan dapat menjaga moral,
tidak terjebak pada pemuasan hawa nafsu sesaat dan senantiasa melakukan kebajikan.

KEMANA MANUSIA AKAN MENITIS ?


Setelah memahami makna kiamat secara hakekat maka timbul pertanyaan lanjutan.
Jika manusia itu terlahir kembali, kemanakah ia akan menitis (dibangkitkan lagi) ?
apakah terlahir kembali sebagai manusia? Atau bisakah ia terlahir sebagai hewan atau
tumbuhan ?

Di kalangan ahli tasawuf masih terdapat perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat
bahwa manusia akan tetap menitis (terlahir kembali) menjadi manusia, namun ada
juga yang berpendapat bahwa manusia bisa menitis ke hewan atau tumbuhan.
Mengapa terjadi perbedaan pendapat? Karena para ahli tasawuf sendiri memiliki
pengalaman spiritual yang berbeda-beda dalam meditasinya. Bagi mereka yang telah
melihat pengalaman masa lalunya tidak melalui hewan maka ia akan mengatakan
bahwa manusia tetap akan menitis ke manusia. Namun bagi yang melihat masa
lalunya pernah menjadi hewan maka ia pun berpendapat manusia bisa menitis ke
hewan. Salah seorang sufi besar seperti Jalaluddin Rumi pernah memberikan
kesaksiannya :

“Dulunya aku adalah mineral, lalu berkembang menjadi tumbuhan. Mati dari
mineral aku lalu muncul sebagai binatang. Mati dari binatang aku lalu menjadi
manusia. Lalu mengapa mesti takut kalau kematian akan merendahkanku?”

Perbedaan ini tentu suatu hal yang wajar karena pengalaman spiritual masing-masing
orang berbeda. Dan perbedaan ini pun sama sekali tidak pernah diperdebatkan karena
ada hal lain yang lebih penting yaitu bagaimana seseorang itu terhindar dari roda
samsara dan dapat kembali kepada-Nya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
55

Dari beberapa pendapat yang berkembang, pada umumnya manusia akan mengalami
kebangkitan kembali di beberapa tempat, yaitu:

1. Bumi
Terlahir kembali menjadi manusia dengan mendapat kebahagiaan (surga) atau
kesengsaraan (neraka). Mendapat surga atau neraka bergantung kepada amal
perbuatannya semasa hidup sebelumnya. Semakin banyak kebajikan yang
ditabur maka kualitas kehidupan dan bumi yang didapat akan lebih baik. Bumi
yang dimaksud tentu bukan hanya bumi tempat kita berpijak melainkan juga
planet lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia yang terlahir di bumi
hendaknya harus banyak bersyukur, banyak minta ampunan dan bekerja keras
dengan setekun-tekunnya agar dapat kembali kepada-Nya. Firman Allah
dalam Al Quran :

Hai manusia, sesungguhnya kamu harus mengusahakan diri dengan setekun-


tekunnya sehingga sampai kepada Tuhanmu lalu kamu menemui-Nya.
(Q.S Al Unsyiqaaq (84) : 6)

Ayat diatas mengingatkan kita agar menggunakan “aji mumpung” yakni


Mumpung diberi kesempatan menjadi manusia maka maksimalkanlah usaha
kita agar dapat kembali kepada-Nya. Jangan sampai setelah diberi kesempatan
menjadi manusia malah berbuat kerusakan di bumi atau jatuh cinta pada
kemegahan dunia yang akhirnya menurunkan tingkat kesadaran spiritual
seseorang hingga membuat dirinya jauh dari Tuhan. Kalau sudah jauh dari
Tuhan, ya akan terus mengalami daur ulang kehidupan. Maka semakin lama
pula waktu yang diperlukan untuk kembali kepada-Nya.

Manakala seseorang lahir kembali dibumi maka keadaannya ketika dilahirkan


akan ditentukan juga oleh keadaan ketika ia meninggal. Dalam suatu Hadist
dikatakan :

Setiap orang akan dibangkitkan dengan kondisinya ketika ia mati


(H.R Muslim dan Ibnu Majah)
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
56

Maka itulah sangat penting bagi seseorang untuk meninggal dalam keadaan
khusnul khotimah (berbaik sangka) kepada Allah. Jiwa kita harus ikhlas saat
dipanggil oleh-Nya. Relakan semua harta benda termasuk anak dan istri.
Hidup dan mati kita hanya untuk Allah semata.

Dalam Al Quran pun, kita juga diingatkan agar mati dalam keadaan Islam.
Maksudnya Islam disini bukan KTP-nya yang Islam tapi orang yang mampu
berserah diri, pasrah, ikhlas kepada Allah ketika sakaratul maut. Bagi orang
yang masih cinta dunia, akan sulit baginya meninggal dalam kondisi Islam
sebab pikirannya pasti akan dipenuhi nafsu dunia, masih ingin kaya raya,
masih ingat anak istri dan lain-lain.

Jadi saat sakaratul maut inilah puncak ibadah kita akan teruji. Jika selama ini
ibadah hanya sekedar gugur kewajiban alias tidak ikhlas dan tulus. Maka
ketika sakaratul maut pun sulit untuk mencapai khusnul khotimah. Kalau
ketika sakaratul maut masih belum bisa mengikhlaskan harta, anak dan istri
maka ruh pun akan tersendat-sendat keluarnya karena protes kepada Allah
tidak mau mati terlebih dahulu. Hidup dan matinya tidak di ikhlaskan kepada
Allah. Kalau sudah begini, matinya bisa masuk kategori su’ul khotimah
(berburuk sangka) kepada Allah dan ketika terlahir kembali pun obsesinya
akan terbawa. Misal obsesi ingin kaya raya belum terealisir saat meninggal.
Maka ketika lahir kembali, dan menjadi dewasa maka ia akan cenderung
menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya raya. Jadilah ia koruptor, mafia,
pelaku pesugihan sesat dan lain sebagainya.

Lain halnya dengan orang yang beriman. Mereka tahu persis bagaimana
menghadapi maut yakni dengan melepas semua atribut dunia. Dan ketika hari
kematiannya tiba pun wajahnya akan berseri-seri. Tidak takut sama sekali,
malah senang dan meninggalnya pun mudah tanpa terasa sakit sama sekali.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
57

Bagi kita yang masih harus reinkarnasi lagi maka berlatihlah dari sekarang
agar ketika meninggal mampu khusnul khotimah. Kalau meninggalnya
khusnul khotimah maka ketika lahir kembali akan terlahir dalam kondisi yang
penuh keberuntungan, penuh kebaikan. Misalnya terlahir di keluarga sholeh
yang kaya raya, memiliki talenta tertentu yang jarang dimiliki orang lain,
tinggal dibumi/planet lain yang kualitasnya lebih bagus dari bumi yang kita
pijak sekarang dan berbagai keistimewaan lainnya. Ini berarti kita telah
diganjar surga oleh Tuhan. Mungkin diantara kita ada yang bertanya :
seberapa cepat kebangkitan yang terjadi pada manusia? Menurut petunjuk
yang didapat di Al Quran, peristiwa kebangkitan kembali manusia terjadi
dalam sekejab mata, sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran :

Dan kepunyaan Allahlah segala yang gaib di langit maupun di bumi. Dan,
tidaklah perintah kebangkitan itu selain sekejap mata atau lebih cepat.
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(Q.S An Nahl (16) : 77)

Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia
usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (Q.S Ibrahim (14):51)

Begitu seseorang meninggal maka seketika itu timbangan amalnya diketahui


dan seketika itu pula dapat diketahui ke alam mana ia akan dibangkitkan,
apakah ke bumi (surga/neraka) atau ke alam barzah. Jika seseorang diputuskan
untuk dibangkitkan dibumi, maka kematian orang itu di suatu tempat akan
berdampak pada kelahiran orang itu di tempat lainnya. Keyakinan bahwa
kebangkitan manusia terjadi secara real time juga diamini oleh ajaran Budha.
Dengan hisab yang cepat ini, maka sesungguhnya tidaklah ada yang
dinamakan dengan pertanyaan kubur oleh malaikat dan kemudian menunggu
di alam kubur sampai alam semesta hancur lebur. Pertanyaan kubur adalah
simbol! Jangan diartikan harfiah. Kubur bermakna jasad dan selama roh masih
dalam jasad, maka kita seringkali mengajukan pertanyaan tentang masalah
Tuhan, agama dll. Justru pertanyaan kubur tersebut justru harus kita jawab
sekarang selagi roh kita masih dalam jasad (kubur).
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
58

2. Alam Barzah (sekat)


Alam barzah adalah alam yang membatasi manusia dari kelahiran kembali ke
bumi. Ini berarti, orang yang bangkit atau masuk ke alam ini akan tertahan dan
belum bisa terlahir kembali menjadi manusia. Perihal alam barzah ini telah
disebutkan dalam Al Quran :

Apabila datang kematian seseorang dari mereka dia berkata “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap
yang aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai mereka
dibangkitkan. (Q.S Al Mu’minuun (23) : 99-100)

Sebagai intermezzo saja, ayat diatas sering dipakai oleh beberapa ulama
sebagai dalil penolakan terhadap reinkarnasi. Padahal kalau kita perhatikan
ayat diatas secara seksama, sama sekali tidak ada relevansinya dengan
reinkarnasi. Pada ayat diatas, sangatlah jelas bahwa orang kafir yang minta
dikembalikan ke dunia itu maksudnya minta dikembalikan atau dihidupkan
lagi ke dunia dengan tubuh yang sudah ditinggalkannya. Jadi, si kafir bukan
meminta “kelahiran kembali” tapi minta dikembalikan kembali ke jasadnya
semula. Nah, oleh Tuhan permintaannya tentu saja ditolak karena berarti
jiwanya tidak mengerti mekanisme kehidupan. Karena ketidakmengertiannya
itulah ia dimasukan ke alam barzah. Adapun alam barzah ini sifatnya hanyalah
sementara saja. Jika sekat/dinding ini hilang maka manusia pun bisa terlahir
kembali di bumi. Lalu manusia seperti apa yang menghuni alam ini? Mereka
yang menghuni alam ini biasanya masih memiliki kesadaran spiritual yang
rendah. Misalnya, orang yang bunuh diri adalah termasuk orang yang akan
masuk ke alam ini. Begitu juga dengan perbuatan jahat yang berlebihan dapat
membuat manusia masuk ke alam ini. Usia ruhani yang masih sangat muda
juga bisa membuat manusia masuk ke alam ini. Intinya adalah mereka yang
belum memiliki kesadaran spiritual sebagaimana yang dipersyaratkan oleh-
Nya. Tentunya hanya Allah-lah yang lebih mengetahui orang macam apa yang
harus masuk ke alam barzah dan kapan ia harus keluar dari alam tersebut dan
dibangkitkan atau terlahir kembali.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
59

Berapa lama seseorang tinggal di alam ini? Tidak ada yang tahu pasti
melainkan Allah. Ada yang tinggal 100 tahun, ada yang tinggal 700 tahun dll,
tergantung dari tingkat permasalahannya dan kualitas ruhani yang
bersangkutan. Mereka yang telah diampuni oleh Allah dapat terbebas dari
Alam ini dan diberi kesempatan memperbaiki diri melalui proses kebangkitan
atau kelahiran kembali dengan memakai jasad yang baru.

Nah, manusia yang masuk ke alam barzah kadang disebut juga sebagai arwah
penasaran alias hantu. Memang ada sebagian ulama yang tidak meyakini
adanya arwah penasaran dengan alasan bahwa semua orang yang meninggal
akan kembali kepada Allah. Lha, bagaimana bisa kembali kepada Allah bagi
orang yang matinya bunuh diri? Justru jiwanya tidak akan diterima Allah
karena hanya orang-orang yang mampu mensucikan jiwanya sajalah yang bisa
kembali kepada Allah.

Arwah atau hantu-hantu ini kerap menampakan diri kepada manusia yang
masih hidup. Terkadang mereka tinggal di kuburan, gereja, mesjid, pohon,
rumah kosong dan lain sebagainya. Malah bagi manusia yang semasa
hidupnya bersengkongkol dengan iblis misalnya pemuja setan, pesugihan sesat
(ngepet, tuyul dll) maka –di alam barzah- kelak akan menjadi budak mereka
setelah meninggal nanti. Na’udzubillah mindzalik.

Selain hidup sebagai hantu, sebagian dari mereka ada juga yang tinggal di
fisik hewan atau tumbuhan. Tidak mengherankan jika kita sering melihat ada
hewan yang sangat dekat dengan manusia bahkan memiliki sifat-sifat seperti
layaknya manusia. Manusia yang sebelumnya pernah menitis ke hewan
biasanya juga kerap terlahir kembali dengan masih membawa pengalaman
hewannya. Kita sering melihat kasus adanya anak kecil yang perilakunya
seperti hewan. Ada yang sulit berbicara bahkan jika berbicara malah keluar
suara burung. Ada yang sukanya makan daun-daunan mentah dan perilaku
lainnya yang tidak lazim bagi manusia.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
60

Sebenarnya ada tuntunan dari Nabi SAW agar manusia terhindar masuk ke
alam barzah. Tuntunannya berupa mensholatkan atau mendoakan jenazah.
Dengan doa ini diharapkan Allah mengampuni sebagian dosa orang tersebut
dan lolos dari alam barzah. Keluarga, khususnya anak yang sholeh juga
memegang peranan penting untuk membebaskan si jenazah dari alam barzah.
Dengan doa dari keluarga, Insya Allah jenazah bisa lebih cepat terbebas dari
alam barzah begitu doa mereka dikabulkan oleh Allah.

Lalu bagaimana dengan orang yang jahat tapi jenazahnya didoakan? Apakah
ia punya peluang selamat dari alam barzah? Jawabannya adalah bisa!, jika
memang Allah berkenan mengampuni sebagian dosanya, namun meski
selamat dari alam barzah dan terlahir kembali sebagai manusia, biasanya ia
masih memiliki perilaku yang bejat, susah untuk dinasehati seakan-akan
kesadaran manusiawinya hilang. Ini artinya ia masih menanggung sisa karma
atau dosa yang masih harus dipikulnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
61

MAKRIFAT : JALAN UNTUK KEMBALI KEPADA-NYA


Untuk kembali kepada-Nya dengan sempurna, diperlukan upaya yang luar biasa dan
perjalanan ruhani yang sangat panjang. Kunci untuk kembali kepadanya adalah kita
harus mampu mengenal Allah (makrifatullah). Makrifat ada beberapa tingkatan :
Af’al, Asma, Sifat, dan Dzat. Tentang makrifat ini, Nabi pernah bersabda Awaludini
Ma’rifatullah Ta’alla (Permulaan beragama adalah mengenal Allah). Kalau sudah
mengenal Allah maka manusia dapat terbebas dari hukum karma atau kelahiran
kembali. Beribadahnya pun lebih khusyu, mampu menjaga diri dari perbuatan batil,
senantiasa berbuat kebajikan serta terhindar dari jebakan dunia.

Para Nabi, Rasul atau wali-Nya adalah contoh manusia yang telah makrifat. Meskipun
mereka turun kembali ke bumi tapi bukanlah untuk membayar karma, melainkan
melaksanakan tugas suci dan mulia : mengajak dan membimbing manusia lainnya
agar mampu kembali kepada-Nya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tempat
mereka bukanlah di surga melainkan ditempat yang lebih tinggi sehingga mampu
mengawasi manusia lainnya (Q.S 7 : 46). Jika suatu saat dibutuhkan, mereka bisa
kapan saja turun ke bumi guna menyelesaikan berbagai konflik manusia yakni dengan
jalan memberikan pelajaran ber-Tuhan. Dan tentunya pelajaran yang diberikan pun
akan disesuaikan dengan budaya, tingkat intelektualitas, kompleksitas permasalahan
dan kualitas ruhani rata-rata manusia pada saat itu.

Pada saat periode Nabi Muhammad, makrifat pun telah diajarkan. Bagi mereka yang
belum memiliki kesadaran ruhani yang tinggi biasanya akan diajarkan dulu makrifat
Af’al, Asma dan Sifat dengan maksud agar mereka memiliki budi pekerti Tuhan
(ahlak yang baik). Pelajaran ini diberikan melalui sholat, puasa dan berbagai ibadah
lainnya. Bagi mereka yang telah memiliki kesadaran ruhani yang tinggi seperti para
sahabat Nabi, mereka telah diajarkan hingga pada tahapan makrifat Dzat. Lah, apakah
lantas Nabi jadi pilih kasih? Ya tidak! sebab jika pengetahuan tersebut dipaksa
sekalipun untuk diajarkan kepada orang awam, tetap akan percuma. Ibarat pelajaran
S3 diajarkan kepada murid SD! Ya ndak nyambung!. Lebih baik mereka yang SD itu
meneruskan dulu sekolahnya sampai ia mampu menerima pengetahuan sekelas S3.
Lha wong di tingkat SD saja tidak semua muridnya bisa naik kelas apalagi jika
diajarkan pelajaran S3 malah bisa tidak lulus semuanya.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
62

Seorang ulama besar, Imam Ghozali, telah memberikan definisinya tentang makrifat.
Menurut beliau, makrifat adalah “mengetahui akan rahasia-rahasia Allah dan
mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada”. Dari definisi
tersebut, maka jelaslah bahwa pengetahuan makrifat –khususnya makrifat Dzat-
memang tidak diajarkan kepada publik secara terang-terangan. Makrifat adalah
rahasia hamba dengan Tuhannya. Maka itu pengetahuan makrifat hanya diajarkan
kepada mereka yang benar-benar memerlukannya. Dalam suatu Hadistnya, Nabi
SAW mengatakan : “Janganlah kamu memberikan ilmu bermanfaat kepada yang
tidak memerlukannya, itu adalah perbuatan zalim, dan jangan kamu tidak
memberikan kepada orang-orang yang memerlukannya, itupun zalim.” Kalau Allah
mau tentu semua manusia akan dibuatnya beriman atau bermakrifat (Q.S 10:99).
Namun Allah membebaskan manusia untuk beriman ataupun tidak beriman. Disinilah
seninya hidup manusia yakni agar kita mencari dan menemukan jalan untuk kembali
kepada-Nya. Allah membuat game yang harus diselesaikan tiap manusia.

Untuk mengenal Tuhan, jalannya cuma satu yakni harus mengenal diri sendiri terlebih
dahulu. Nabi Muhammad bersabda : “Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia
akan mengenal Tuhannya”. Kalau kita mencari Tuhan ke dalam diri maka artinya
manusia dari agama apapun akan bisa menemukan Tuhannya. Kalau manusia hanya
fokus mencari jalan diluar dirinya maka akan sulit menemukan Tuhan sebab akan
berhadapan dengan banyaknya agama dan tiap agama pun terdiri dari banyak aliran
atau penafsiran.

Ini bukan berarti kita tidak memerlukan agama! Kita tetap memerlukan agama
sebagai petunjuk untuk mengenal Tuhan tapi hendaknya jangan memahami agama
dari kulitnya saja sebab bisa menimbulkan fanatisme yang berlebih-lebihan, yang
akhirnya akan menyebabkan perang antar agama/aliran. Kalau sudah timbul perang,
maka kebanyakan yang bermain adalah hawa nafsu. Perbuatan seperti itu termasuk
dalam perbuatan yang melebihi batas (thagut) padahal di Al Quran Q.S 2:190, 5:87,
Allah secara tegas melarang kita untuk berbuat thaghut.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
63

Manusia yang telah mencapai makrifat sudah pasti berahlak baik, tidak akan berebut
kebenaran, tetap menghormati kepada semua pemeluk agama karena beragama
hakekatnya adalah hubungan pribadi manusia dengan Tuhan yang tidak bisa diganggu
gugat atau dipaksakan. Perdamaian diantara umat manusia harus dijunjung tinggi.
Kenapa? Karena asal agama manusia -apapun agamanya- adalah dari Tuhan Yang
Satu.

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu
dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka
menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa bagian. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-
masing) (Q.S Al Mu’minuun (23) : 52-53)

Dari ayat diatas seharusnya kita sudah mendapatkan gambaran besar. Big Picture.
Bahwa semua manusia ternyata berasal dari Tuhan yang sama dan akan kembali
kepada Tuhan yang sama juga. Nah karena Tuhannya manusia itu cuma satu lalu buat
apa diperebutkan? Justru seharusnya Tuhan itu dimiliki secara bersama-sama oleh
manusia. Tuhan jangan diklaim hanya dimiliki satu golongan saja. Agama apapun
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu pencapaian kepada Tuhan

Apapun agama yang kita anut seharusnya tidak menjadi masalah karena yang
terpenting adalah mereka beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati
semua Nabi dan Rasul, sifat dan perilakunya selalu positif baik kepada diri sendiri
maupun lingkungannya, serta menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Simak ayatnya
berikut ini :

Sesungguhnya orang-orang beriman, yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin


siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dan
beramal saleh mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereke dan tidak pula mereka bersedih hati.
(Q.S Al Baqarah (2) : 62)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
64

Coba sekarang kita tanyakan pada diri sendiri : seberapa yakinkah kita dengan agama
yang kita anut. Apakah kita beragama cuma ikutan/taklid saja kepada keluarga atau
ulama? Dan ibadah yang selama ini kita kerjakan apakah itu sekedar memenuhi
kewajiban (gugur kewajiban) ataukah dilandasi ketulusan dan kecintaan kepada
Allah? Nah, pada umumnya seseorang yang beragama didasarkan atas salah satu dari
3 keyakinan berikut ini :

1. ‘Ilmul Yaqin
Ini adalah tingkatan terendah dari suatu keyakinan beragama. Misal seseorang
mendapat pengetahuan dari si A yang mengatakan bahwa di negeri Cina
terdapat tembok raksasa, padahal si A tidak pernah ke negeri Cina. Jadi
pengetahuan yang didapat dari si A hanyalah pada tataran teori belaka.
Seseorang yang beragama pada tingkat ini hanyalah yakin karena “kata
orang”. Maka ia pun akhirnya menerima saja apa yang dikatakan oleh orang-
orang tanpa melakukan penyelidikan atau mendalami secara sungguh-sungguh
agamanya sendiri.

Jika agamanya sendiri tidak pernah dikaji lalu bagaimana mau mempelajari
agama orang lain? Yang terjadi kemudian adalah sikap memusuhi agama
diluar dirinya. Merasa diri paling benar sehingga mengkafirkan yang lain.
Menyalah-nyalahkan ajaran agama orang lain seakan-akan dirinya adalah
orang yang paling benar.

Orang pada tataran ilmu yaqin ini biasanya mudah diprovokasi dan dihasut
contohnya ya teroris seperti Noordin M Top, Dr.Azhari dan para pelaku bom
bunuh diri yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Teroris seperti
mereka selalu memahami jihad dengan berperang. Kalo tidak berperang serasa
kurang afdhol. Lebih suka mati medan berperang ketimbang mati di meja
belajar. Padahal ketika meledakan diri, mereka tidak sedang diserang malah
justru menyerang orang yang tidak bersalah. Orang yang seperti inilah yang
menghancurkan nama baik Islam sebagai agama yang mengajarkan
kedamaian. Mereka jelas bukan orang Islam melainkan orang kafir karena
melakukan kerusakan di muka bumi.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
65

Nah, bagi mereka yang masih pada tahap ilmul yaqin, sholat lima waktu yang
dikerjakan masih sulit untuk khusyu’ karena hanya gerak fisik belaka (sholat
raga). Ibarat orang yang sedang menghormat dan berbicara kepada raja tapi
rajanya tidak ada di depannya. Ini yang disebut menyembah adam sarpin
(kekosongan). Ibarat menyumpit burung tapi burungnya tidak ada, yang
disumpit adalah kekosongan. Sholat seperti ini sia-sia karena tidak mampu
menghadirkan zikir didalamnya. Padahal sholat itu haruslah dapat
menghadirkan zikir sebagaimana yang diperintahkan Allah :

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk berzikir kepadaKu.
(Q.S Thaahaa (20) : 14)

Mengapa sholatnya seseorang harus mampu menghadirkan zikir? Sebab


dengan zikir akan hadir ketenangan, kedamaian dalam batin dan pikiran kita.
Kalau batin dan pikiran sudah tenang maka hawa nafsu bisa dikendalikan.
Dirinya akan mampu melihat mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk.
Sholat yang mampu menghadirikan zikir inilah yang akan mampu mencegah
manusia dari berbuat keji dan mungkar :

Dan sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
(Q.S Al Ankabuut (29) : 45)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
66

Bagi mereka yang tidak mampu menghadirkan zikir ketika sholatnya maka
sholatnya tidak akan mampu mencegah diri mereka dari berbuat keji dan
mungkar. Sholatnya tidak salah! Tapi orang yang mengerjakannya yang lalai.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang


lalai dari shalatnya (Q.S Al Maa'un (107) : 4-5)

Tidaklah heran jika kita sering melihat orang rajin sholat, punya pengetahuan
agama yang luas tapi malah jadi tersangka kasus korupsi. Kerjanya sih di
Departemen Agama tapi malah tempat kerjanya dijadikan lahan korupsi. Inilah
tandanya orang yang melalaikan sholat. Rajin ibadah ritual tapi masih suka
KKN, dengki, suka bergunjing, memfitnah, dan melakukan perbuatan yang
merugikan orang lain. Inilah ibadah yang sia-sia karena cuma berolahraga saja
dan tidak menghujam ke dalam batin.

2. ‘Ainul Yaqin
Tahapan ini lebih tinggi dari yang ‘ainul yaqin. Misal seseorang diberitahu
oleh si A bahwa di negeri Cina terdapat tembok raksasa. Dan ternyata si A
pernah ke Cina melihat tembok raksasa. Jadi pada tahapan ini seseorang
mendapat pengajaran dari si A yang pernah mengalami atau praktek. Si A
bukan hanya tahu secara teori tapi ia telah membuktikannya dengan pergi ke
negeri Cina.

Dalam kaitannya dengan agama, orang yang berada pada tingkatan ini adalah
orang yang sedang “mencari Tuhan”. Pencariannya meliputi penelitian melalui
buku-buku, bertanya kepada orang-orang mengenai masalah
Ketuhanan/spiritual dan orang yang ditanya pun tidak hanya pandai berteori
namun sudah mempraktekannya juga.

Sholatnya orang yang telah mencapai tahap ini tentu akan lebih baik lagi
karena akan mampu menghadirkan zikir dalam sholatnya sehingga dapat
mencegahnya dari berbuat keji dan mungkar.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
67

Namun demikian bagi kita yang telah mencapai tahap ‘ainul yaqin jangan
puas dulu. Perjalanan belum selesai bung! kita harus terus meningkatkan
keyakinan kita sampai kita tahapan yang nyata dan terbukti. Kita harus pergi
ke negeri Cina untuk menyaksikan tembok raksasa tersebut agar haqqul yaqin.

Mereka yang telah mencapai tahap ‘ainul yaqin seringkali terjebak berpuas
diri dengan keyakinan atau pengetahuan yang dimilikinya. Mereka merasa
cukup puas mengerjakan rukun iman dan rukun Islam tanpa berusaha
mencapai makrifat kepada Allah. Sebagian dari mereka sering berceramah
tentang keutamaan mendapat lailatul qadr tapi mereka sendiri tidak pernah
mendapat atau mengalami pengalaman lailatul qadr. Sering juga berceramah
Isra Mikraj tapi tidak pernah mengalami Isra Mikraj. Kita ternyata cuma bisa
kebanyakan berceramah (teori) tanpa bisa membuktikan ceramahnya. Padahal
di Al Quran kita telah di ingatkan agar jangan cepat berpuas diri :

Katakanlah : “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-


orang yang amat rugi perbuatannya?” Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya
ketika hidup di dunia sedang mereka mengira bahwa mereka melakukan
perbuatan yang baik (Q.S Al Kahfi (18) : 103-104)

3. Haqqul Yaqin (Isbatul Yaqin)


Inilah tahapan keyakinan yang tertinggi. Dalam hal ini kita bukan hanya
mendengar cerita saja bahwa di negeri Cina ada tembok raksasa, namun kita
mengalaminya sendiri dengan pergi ke negeri Cina. Kalau sudah ke negeri
Cina dan melihat sendiri tembok tersebut tentu keyakinannya sangat kuat
sekali. Inilah kebenaran yang haq (nyata) dan terbukti (isbat).

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
68

Dalam kaitannya dengan keyakinan beragama, orang yang telah mendapat


haqqul yaqin adalah orang yang telah mencapai makrifat kepada Allah. Orang
yang telah bermakrifat berarti ia mengenal Af’al-Nya, Asma-Nya, Sifat-Nya
dan Dzat-Nya. Ia akan mendapat ilmu langsung dari sisi-Nya (ladunni).
Perihal ilmu laduni ini telah disampaikan juga melalui Al Quran :

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami,


yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (Q.S Al Kahfi (18) : 65)

Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengajarimu.


(Q.S Al Baqarah (2) : 282)

Manusia yang telah mendapat ilmu laduni berarti telah mendapatkan


kebenaran yang Haq. Tidak ada keraguan sama sekali. Mereka pun telah
mencapai Mikraj, bertemu dengan Allah. Bagi mereka, Isra Mikraj adalah
peristiwa spiritual yang langsung dialaminya sendiri bukan teori belaka.

Lho... bukankah Isra Mikraj itu hanya untuk Nabi Muhammad saja? Nah
doktrin seperti inilah yang telah banyak memasung pemikiran umat Islam.
Pendapat ulama dijadikan taklid, harga mati yang tidak bisa dirubah. Padahal
pendapat ulama itu hanya untuk dijadikan referensi saja. Ibarat makanan,
jangan ditelan mentah-mentah. Kunyahlah dulu. Untuk itu, carilah guru atau
ulama sebanyak-banyaknya. Jangan hanya cari ulama yang levelnya “SD” tapi
cari juga ulama yang levelnya “SMP” , “SMA”, “S1” dan seterusnya. Jangan
hanya belajar dari ulama yang sering muncul di televisi saja tapi belajarlah
juga ulama lain yang lebih tinggi ilmunya. Ulama ini tidak muncul
kepermukaan karena tidak mau menjadi selebritis. Mereka harus dicari!. Kalau
kita hanya belajar dari ulama level SD ya pengetahuan kita tidak akan pernah
berkembang. Bagai katak dalam tempurung. Merasa cukup dengan ilmu yang
dimiliki dan yang ditingkatkan pun hanya ibadah ritual saja. Padahal ilmu
Allah itu teramat sangat luas dan ini justru menjadi tantangan umat Islam abad
modern untuk terus mengkaji Al Quran sesuai perkembangan jaman.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
69

Kalau kita taklid kepada pendapat seorang ulama, memangnya ketika kita
mati, ulama tersebut mau bertanggung jawab kepada kita? Nah karena tiap
manusia itu sendirian ketika meninggal maka manusia itu sendiri yang harus
menentukan jalan hidupnya. Segala pendapat atau tafsiran hendaknya hanya
dijadikan referensi saja. Termasuk ebook yang anda baca inipun hanya bersifat
referensi untuk mendekati kebenaran.

Kitalah nantinya yang akan menemukan kebenaran itu sendiri setelah diberi
petunjuk Tuhan –tentu kita juga harus meminta petunjuk-Nya terlebih dahulu.
Saya tidak mengatakan pendapat saya di ebook ini adalah yang paling benar.
Sekali lagi tidak! Karena kebenaran hanyalah milik Allah semata. Dan saya
tidak mau ikut-ikutan sebagian orang Islam yang mengatasnamakan kebenaran
dari Tuhan lalu dengan seenaknya mengatakan orang lain sesat, kafir bahkan
melakukan tindak kekerasaan kepada orang lain yang tidak
sependapat/sealiran dengan mereka. Sesat adalah menyimpang dari kebenaran
dan yang empunya kebenaran adalah Allah. Jadi Allah-lah yang memiliki
otoritas penuh untuk menentukan sesat atau tidaknya seseorang. Simak ayat
berikut ini :

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling


mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (Q.S An Najm (53) : 32)

Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang


tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang
mendapat petunjuk (Q.S Al An'aam (6) : 117)

Kembali ke masalah Isra Mikraj. Peristiwa ini seringkali hanya dipahami


sebagai turunnya perintah sholat lima waktu. Banyak orang yang hanya
mengambil hikmahnya saja dari peristiwa Isra Mikraj tapi sedikit sekali yang
mau meneladaninya atau mengalaminya langsung bertemu dengan-Nya. Hal
ini disebabkan terpengaruh oleh pendapat ulama yang mengatakan bahwa Isra
Mikraj cuma bisa dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
70

Seharusnya ulama tersebut jujur kepada diri sendiri kalau memang belum
mampu melakukan atau mengalami Isra Mikraj. Nah, kalau belum mengalami
seharusnya introspeksi diri jangan lantas kemudian mengatakan sesat jika ada
orang lain yang mampu melakukan Isra Mikraj. Peristiwa Isra Mikraj sama
sekali bukan untuk dikagumi belaka! bukan pula untuk dimitoskan! tapi untuk
diteladani. Sekali lagi, diteladani!. Peristiwa Isra Mikraj dapat kita baca dalam
Al Quran, sebagaimana dibawah ini:

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Q.S Al Israa (17) : 1)

Para ulama berbeda pendapat tentang perjalanan Nabi dalam Isra Mikraj ini.
Sebagian ulama mengatakan bahwa perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad
adalah secara fisik dan ruh, dan sebagian lagi mengatakan hanya ruh saja yang
melakukan perjalanan. Perbedaan pendapat ini bukanlah hal yang harus
dipersoalkan karena yang terpenting adalah memahami hakekat Isra Mikraj itu
sendiri. Saya tetap menghargai pendapat ulama lain meski saya sendiri
berpendapat bahwa Nabi melakukan perjalanan secara ruhani –bukan fisik.
Tuhan adalah Maha Roh dan untuk menemui-Nya adalah melalui ruh juga.
Fisik hendaknya “ditanggalkan” atau dimatikan dahulu. Istilah jawanya adalah
mati sakjroning urip (mati selagi hidup). Nabi juga bersabda muutuu qobla an
tamuutu (matikan dirimu sebelum mati yang sesungguhnya).

Bagi sebagian ulama, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke


Masjidil Aqsha sering ditafsirkan secara harfiah yakni Nabi benar-benar
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Padahal ketika
ayat diatas turun, Masjidil Aqsha belum ada sama sekali. Tempat sebelum
Masjidil Aqsha didirikan adalah reruntuhan candi Sulaiman.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
71

Masjidil Aqsha baru didirikan pada kekhalifahan Umar bin Khattab dan baru
selesai pembangunannya pada kekhalifahaan Abdul Malik bin Marwan pada
68 H yakni lima puluh tahun setelah Nabi Muhammad wafat. Jadi masjid
tersebut adalah “simbol” yang harus dikaji maknanya lebih mendalam. Oleh
karena sulit menjelaskan hal gaib maka simbol diperlukan untuk memudahkan
pemahaman. Nah, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha adalah simbol dari bayt
Allah (rumah Allah). Tentu makna rumah Allah disini tidak diartikan secara
harfiah sebagaimana rumah manusia karena sesungguhnya Allah tidak
membutuhkan rumah. Peristiwa Isra Mikraj adalah peristiwa dimana
Rasulullah berkunjung ke bayt Allah. Dimana letaknya bayt Allah? Ya di
dalam diri tiap manusia.

Beliau melakukan perjalanan ruhani ke dalam diri. Dalam sebuah Hadistnya


Nabi mengatakan : “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal
Tuhannya”. Dalam suatu riwayat lain juga diceritakan bahwa tempat nabi
melakukan Mikraj masih hangat. Ini artinya nabi tidak melakukan perjalanan
spiritual secara fisik melainkan perjalanan secara ruhani yakni melalui zikir
dan tafakur. Manusia tidak perlu melakukan perjalanan secara fisik untuk
menemui Allah karena sesungguhnya Allah tidak berada disuatu tempat yang
terikat oleh ruang dan waktu layaknya manusia. Allah itu meliputi segala
sesuatu.

Sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu. (Q.S Fushshilat (41) : 54)

Dan Allah lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Q.S Qaaf (50) : 16)

Dan Allah bersama kamu dimana saja kamu berada. (Q.S Al Hadiid (57) : 4)

Dari ayat diatas, kita akan menyadari bahwa Allah itu tidaklah berjauhan
dengan hamba-Nya dan untuk mengenal Allah cukup dengan mengkaji ke
dalam diri pribadi. Usaha untuk mengkaji ke dalam diri dimulai dengan Isra.
Isra adalah usaha atau pencarian yang dilakukan manusia untuk mencari lalu
menemui Tuhannya.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
72

Hal ini disimbolkan melalui perjalanan malam hari dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha. Disebut perjalanan malam karena kebanyakan manusia ini
hidup dalam kegelapan karena tidak tahu akan kemana tujuan hidupnya.
Orang yang tidak tahu tujuan hidup disebut orang yang buta mata batinnya.

Dan barang siapa yang buta (mata batinnya) di dunia ini, niscaya di akherat
nanti akan lebih buta lagi dan lebih tersesat dari jalan yang benar.
(Q.S Al Israa (17) : 72)

Nah, kalau di dunia saja buta kita tidak tahu arah yang dituju apalagi di
kehidupan yang akan datang? Ibarat mau ke Surabaya tapi tidak punya
petunjuk jalan untuk mencapai daerah tersebut. Di perjalanan ya tentu akan
nyasar. Tersesat ke arah yang makin kita tidak tahu dan tentu akan membuat
kita makin menderita karena berada ditempat yang asing.

Lalu apa tujuan hidup kita sebenarnya? Ini telah saya jelaskan di bab
sebelumnya yaitu kembali kepada Allah (Ilayhi Roji’un). Nah agar manusia
tidak tersesat (buta mata batinnya) dan selamat sampai kepada-Nya maka
manusia harus mampu melakukan Isra Mikraj. Dan Isra Mikrajnya tidak perlu
pergi ke Mekkah atau Yerusalem. Tidak perlu menjual tanah. Orang miskin
harta pun bisa melakukan Isra Mikraj asalkan ia bersungguh-sungguh ingin
menemui-Nya.

Hai Manusia, bersungguh-sungguhlah kamu dengan setekun-tekunnya


sehingga sampai kepada Tuhanmu lalu kamu menemui-Nya.
(Q.S Al Insyiqaaq (84) : 6)

Dalam Isra atau pencarian ini manusia harus melakukan jihad ke dalam diri
yakni melakukan takhalli dan tahalli agar kemudian bisa melakukan Mikraj
yakni berkunjung ke bayt Allah untuk menemui-Nya. Apa itu takhalli dan
tahalli ?

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
73

TAKHALLI
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(Q.S As Syams (91) : 9-10)

Takhalli adalah mensucikan diri. Dalam hal ini disimbolkan dengan kisah
pembedahan hati Nabi oleh Malaikat Jibril dengan air zam-zam. Harap
dipahami bahwa pembedahan hati tersebut hanya simbol!. Maksud dari simbol
itu adalah untuk menemui Allah harus bersih/suci dari penyakit hati. Artinya
adalah manusia harus berusaha mensucikan dirinya. Kenapa? Karena Allah itu
Maha Suci. Dia hanya akan menerima hamba-Nya yang suci. Mereka yang
belum suci ya belum bisa kembali kepada-Nya. Ini berarti mereka masih
berada di alam surga dan neraka-Nya. Sebagian dari mereka masih melakukan
kejahatan. Sebagian dari mereka beribadah karena takut neraka (mental budak)
dan sebagian mereka lagi beribadah karena berharap surga (mental pedagang).
Jadi masih harus dilatih! Masih harus disempurnakan!

Bertakhalli adalah jihad yang paling besar karena harus mengalahkan diri
sendiri. Harus mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Sifat-sifat iri, dengki,
munafik, tamak, dan perbuatan lain yang merugikan orang haruslah dibuang
jauh-jauh. Jelas bahwa musuh terbesar manusia bukanlah siapa-siapa
melainkan dirinya sendiri. Ada sebuah ungkapan bijak dari Walt kelly yang
mengatakan : “Kita telah menemukan sang musuh, dan ternyata dia adalah
diri kita sendiri”. Dalam suatu Hadistnya, Nabi juga mengatakan bahwa orang
mukmin yang kuat bukanlah yang kuat fisiknya melainkan yang mampu
mengalahkan hawa nafsunya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
74

TAHALLI
Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran. (Q.S An Nahl(16) : 90)

Tahallli adalah mengisi hidup kita dengan kebajikan atau perbuatan yang baik
seperti jujur, kasih sayang, sabar, ikhlas, mudah memberi maaf, menegakan
perdamaian dan menebar salam kepada sesama manusia. Nah, sekarang ini
sebagian umat Islam memposisikan dirinya ekslusif. Paling benar. Merasa
paling masuk surga sendirian sehingga mengharamkan menjawab salam dari
umat non muslim.

Padahal fatwa tersebut jelas menyalahi perintah Allah. Bahkan di Al Quran


surah An Nisaa (4):94, pada saat berperang orang mukmin itu dilarang
mengatakan “kamu bukan mukmin” terhadap orang yang mengucapkan salam.
Dalam situasi perang saja kita diperintahkan demikian apalagi dalam situasi
damai!. Ayat lain di Al Quran juga memerintahkan hal yang sama :

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah ialah mereka yang berjalan
dimuka bumi ini dengan rendah hati. Apabila orang jahil menyapa mereka,
maka mereka berkata “Salam” (kata-kata yang baik).
(Q.S Al Furqan (25) : 63)

Coba kita baca kembali ayat diatas. Sangat jelas bahwa orang mukmin yang
rendah hati pun akan membalas salam bahkan dari orang jahil atau iseng
sekalipun. Inilah mukmin yang mampu mengajak orang lain ke sorga dengan
menebar salam. Ayat diatas adalah ayat Quran, jadi tidak perlu ditanya lagi
keshahihannya. Sayangnya oleh para ulama, ayat diatas dibatalkan oleh Hadist
yang melarang menjawab salamnya orang non muslim. Tidaklah
mengherankan jika kemudian Islam dipandang sebagian orang non muslim
sebagai agama yang tidak bersahabat.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
75

Sungguh aneh jika Al Quran dihapus oleh Hadist. Seharusnya kita hanya
mengambil Hadist yang tidak bertentangan dengan Quran. Kalau ada Hadist
yang bertentangan dengan Quran sebaiknya tidak masuk hitungan meski
diriwayatkan oleh perawi yang terkenal sekalipun. Perbuatan dan perkataan
Rasul tentu disesuaikan dengan kondisinya pada saat itu. Kita harus melihat
kemungkinannya bahwa Hadist itu sifatnya kasus per kasus (kasuistis) dan
tidak bisa digeneralisasi untuk semua keadaan. Dalam hal perintah Nabi untuk
membunuh cecak misalnya, Hadist ini tidak bisa digeneralisasi bahwa semua
cecak harus dibunuh sebab Nabi mengatakan perintah demikian karena pada
saat itu Nabi terkena kotoran cecak. Malah dalam Hadist lainnya, Nabi justru
memerintahkan kita untuk tidak membunuh binatang yang tidak mengganggu.

Begitu juga dengan Hadist yang melarang menjawab salam dari kalangan non
muslim harusnya jangan kita telan bulat-bulat. Jadi dalam hal ini kita harus
berhati-hati dengan Hadist. Bukan berarti kita ingkar Hadist. Bukan!! Tapi
berhati-hati dalam berfatwa menggunakan Hadist. Jangan kita terjebak
mengagung-agungkan (taklid) kepada perawinya. Tidak ada jaminan dari
Allah atau Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa perawi A atau B adalah
perawi yang harus ditaati, dipercaya karena bebas dari kesalahan.

Sejarah Hadist sendiri dimulai pada tahun 100 H dimana Khalifah Umar bin
Abdul Aziz mendorong penulisan Hadist. Jika Al Qurannya pada masa itu
sudah baku dan hanya ada satu yakni versi Ustman bin Affan -versi lainnya
dibakar agar tidak terjadi perbedaan-, tidaklah demikian dengan Hadist. Di
masa Umar bin. Abdul Aziz -yang wafat 101 H- riwayat, dongeng, sabda
Yesus, dan doktrin di luar Al Quran menjamur dan tak terkontrol sehingga
pemalsuan Hadist sulit untuk bisa di edit kembali. Lebih dari 125 tahun
kemudian, Bukhari baru muncul di permukaan bumi. Tak alang kepalang
jumlah Hadist, lebih dari sejuta Hadist. Bukhari sendiri menyeleksi sekitar
600.000 Hadis. Dan dari yang terseleksi pun banyak yang miring kepada
daulat Abbasiyah.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
76

Coba bayangkan, menguji validitas Hadist setelah 200 tahun Nabi wafat,
tentunya merupakan pekerjaan yang hampir mustahil dikerjakan manusia.
Karena itu, tumbuhlah ilmu-ilmu untuk menyaring Hadist, misalnya uji
isnad/rijal, cara periwayatan, dan juga matan. Jika Alquran yang ribuan ayat
saja perlu kejelian untuk menjadikannya kitab di masa Umar bin Khatthab,
bagaimana membakukan Hadist yang jumlahnya lebih dari sejuta? Secara
logis, “Pesan berantai” dari Nabi Muhammad hingga ratusan tahun ke depan
tentu akan sulit ditelusuri keasliannya. Tidak heran jika ada kelompok yang
saling berbeda pendapat akhirnya saling menuduh bahwa kelompok itu
menggunakan Hadist palsu. Pertengkaran dalil seperti ini jelas akan
mengorbankan ukhuwah Islam demi ego kelompoknya masing-masing.

Setelah pembakuan Hadist secara besar-besaran, terbukti umat Islam malah


kian tertinggal dibandingkan umat agama lain karena patokan mereka cukup
dengan Hadist saja, bahkan sebagian lagi malah ada yang “menuhankan”
Hadist dan melupakan Quran. Dengan demikian, dalam menyikapi Hadist,
harusnya kita sangat berhati-hati karena walau bagaimanapun ada Hadist yang
sifatnya kasuistis (per kasus) dan ini bisa berbahaya bila digeneralisasi dan
dijadikan hukum.

Hanya Al Quranlah yang dijamin keasliannya oleh Allah. Yang terbaik adalah
menafsirkan Quran dengan Quran. Boleh saja kita menafsirkan Quran dengan
Hadist asal Hadistnya tidak bertentangan dengan Quran. Kalau semua Quran
ditafsirkan dengan Hadist ya umat Islam bakalan mandeg. Al Quran akhirnya
cuma dikeramatkan. Orang malah lebih sering ngaji Quran ketimbang
mengkaji Quran. Umat Islam jadi malas berpikir untuk mengkaji kembali
Quran karena merasa sudah cukup ditafsirkan oleh Hadist. Al Quran jadinya
malah tertutup untuk bisa ditafsirkan kembali sesuai perubahan jaman. Jadilah
kita umat Islam abad ke-21 dengan produk pemikiran di abad silam. Islam
akhirnya tidak bisa menjadi rahmatan lil ‘alamin yang mampu menjadi solusi
di segala jaman. Sungguh kita membutuhkan ulama-ulama reformis yang
mampu membenahi citra Islam sebagai agama yang terbuka terhadap
perkembangan jaman.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
77

TAJALLI
Maka Kami bukakan tirai yang menutupi engkau, oleh sebab itu pandangan
engkau amatlah terangnya. (Q.S. Qaaf (50) : 22)

Pada proses takhalli dan tahalli, seseorang berarti telah makrifat kepada Af’al,
Asma dan Sifat-Nya. Puncak dari seagala makrifat adalah makrifat Dzat.
Inilah yang disebut tajalli. Dalam istilah lain disebut juga Musyahadah atau
Mukhasafah. Manusia yang sudah mencapai tajalli berarti ia telah bermikraj.
Dalam peristiwa Isra Mikraj, Nabi diceritakan telah sampai ke “Pohon Sidrah”
(Pohon Lotus) yang biasa dikenal dengan sebutan Sidratul Muntaha. Dengan
Mikraj berarti beliau telah sampai kepada bayt Allah lalu menemui-Nya. Nabi
mengatakan : Ra’aitu Robbii fii ahsani su’uura (Aku telah melihat Tuhanku
yang seelok-eloknya rupa yang tiada umpamanya). Dengan demikian, tidak
ada hijab lagi antara diri dan Tuhannya. Yang ditemui adalah Cahaya diatas
cahaya!

Allah adalah cahaya semua langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita
besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu bak bintang yang memancarkan
sinar gemerlapan yang dinyalakan (dengan minyak) dari pohon yang
diberkati –yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh di timur maupun barat.
Minyaknya pun bercahaya meski tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya.
Allah memberikan cahaya pada orang yang menghendaki cahaya-Nya.
(Q.S An Nuur (24):35)

Nah, sholatnya orang-orang beriman (makrifat) sangatlah khusyu karena


ketika mereka sholat, tidak ada hijab antara ia dan Tuhannya. Nabi bersabda :
“Sholat adalah mikrajnya orang-orang yang beriman”. Ya! Hanya orang-
orang berimanlah yang mengalami Mikraj ketika sholatnya Ini artinya mereka
tidak menyembah adam sarpin (kekosongan). Mereka bashar (melihat) Allah
ketika sholat dan Allah pun bashar kepada mereka. Sunan Bonang –salah satu
walisongo, penyebar agama Islam di nusantara- pernah bertutur, seperti yang
tertulis dalam Suluk Wujil sebagai berikut :
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
78

Endi ingaran sembah sejati


Aja nembah yen tan katingalan
Temahe kasor kulane
Yen sira nora weruh
Kang sinembah ing dunya iki
Kadi anulup kaga
Punglune den sawur
Manuke mangsa kenaa
Awekasa amangeran adam sarpin
Sembahe siya-siya

Artinya : “manakah yang disebut sholat yang sesungguhnya? Janganlah


menyembah bila tidak tahu siapa yang disembah. Akibatnya akan direndahkan
martabat hidupmu. Apabila engkau tidak mengetahui siapa yang disembah
didunia ini, engkau seperti menyumpit burung. Pelurunya disebar tetapi tak
ada satupun yang mengenai burungnya. Akhirnya cuma menyembah adam
sarpin, penyembahan yang tiada berguna”

Dalam beragama, ada golongan orang ‘alim dan ada golongan orang ‘arif
(telah makrifat). Perbedaannya adalah, kalau orang ‘alim mengenal Tuhan
hanyalah sebatas percaya saja. Syahdatnya pun hanya diucapkan di bibir.
Sedangkan orang ‘arif mengenal Tuhannya adalah melalui musyahadah
(penyaksian). Syahadatnya bukan hanya diucapkan belaka melainkan telah
dibuktikannya. Jika seseorang sudah mencapai tahap alim maka seyogyanya ia
meningkatkan kualitas dirinya menjadi seorang yang ‘arif.

Orang yang telah mengenal Tuhannya akan mampu sholat terus menerus
dalam keadaan berdiri, duduk, bahkan tidur nyenyak Intinya adalah segala
perbuatannya adalah sholat. Inilah yang disebut “sholat daim”. Aladzina hum
‘ala sholaatihim daa’imuun. Yaitu mereka yang terus menerus melakukan
sholat (Q.S Al-Ma’aarij : 70:23)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
79

Mereka yang mampu sholat daim adalah mereka yang tidak akan berkeluh
kesah dalam hidupnya dan senantiasa mendapat kebaikan sebagaimana
disampaikan Q.S 70 : 19-22. Nah, sholat daim ini modelnya seperti apa? Ah..
tentu saja tidak bisa dibeberkan disini karena sholat daim adalah “oleh-oleh”
dari hasil pencarian spiritual manusia. Tidak bisa diceritakan ke semua orang
kecuali mereka yang telah memiliki kematangan spiritual. Ibarat pelajaran
fisika S3, ya tentu tidak bisa diajarkan kepada anak SMP. Harus lulus dulu S2-
nya agar menerima ilmu tersebut lebih mudah.

Sholat daim adalah sholatnya orang ‘arif yang telah mengenal Allah. Ini
adalah sholatnya para Nabi, Rasul, dan orang-orang ‘arif. Ilmu ini memang
tidak banyak diketahui orang awam. Lantas bagaimana dengan sholat lima
waktu? Nah sholat lima waktu sebenarnya adalah jumlah minimal saja yang
harus dikerjakan manusia untuk mengingat Allah. Pada hakekatnya kita malah
harus terus menerus untuk mengingat Allah sebagaimana firman-Nya :

Dan ingatlah kepada Allah diwaktu petang dan pagi (Q.S Ar-Ruum (30) : 17)

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang.


(Q.S Al-Insaan (76) : 25)

Ayat diatas bukan berarti mengingat Allah hanya dua kali saja yaitu waktu
pagi dan petang sebab makna ayat diatas justru sehari-semalam! Yakni pagi
dimulai dari jam 12 AM-12 PM, sampai dengan petang jam 12 PM-12 AM,
begitu seterusnya. Nah, karena tidak semua orang sanggup untuk mengingat
Allah dalam sehari-semalam maka sholat lima waktu itu adalah merupakan
event khusus untuk mengingat-Nya. Jika orang awam tidak ada perintah sholat
lima waktu maka tentu saja Allah akan mudah terlupakan. Kalau Allah
terlupakan maka bumi ini bisa rusak oleh berbagai kejahatan yang dilakukan
manusia. Orang awam perlu dilatih disiplin melalui sholat lima waktu ini
untuk mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, kontrol diri akan lebih kuat.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
80

Namun demikian, janganlah merasa cukup puas hanya dengan sholat lima
waktu. Tingkatkanlah agar kita mampu melakukan sholat daim. Mari kita
simak kembali ungkapan Sunan Bonang yang tertulis dalam Suluk Wujil :

Utaming sarira puniki


Angawruhana jatining salat
Sembah lawan pujine
Jatining salat iku
Dudu ngisa tuwin magerib
Sembahyang araneka
Wenange puniku
Lamun aranana salat
Pan minangka kekembaning salat daim
Ingaran tata krama

Artinya : “Unggulnya diri itu mengetahui hakekat sholat, sembah dan pujian.
Sholat yang sebenarnya bukan mengerjakan isya atau magrib. Itu namanya
sembahyang, apabila disebut sholat maka itu hanya hiasan dari sholat daim.
Hanyalah tata krama”

Dari ajaran Sunan Bonang diatas, maka kita bisa memahami bahwa sholat
lima waktu adalah sholat hiasan dari sholat daim. Sholat lima waktu
ganjarannya adalah masuk surga dan terhindar neraka. Tentu yang mendapat
surga pun adalah mereka yang mampu menegakan sholat yaitu dengan sholat
tersebut, ia mampu mencegah dirinya dari berbuat keji dan mungkar.

Sayangnya, saat ini banyak orang yang hanya meributkan sholat fisiknya saja
dan melupakan hakekat sholat itu sendiri. Seringkali jika terdapat perbedaan
pada gerakan ataupun bacaan sholat, mereka saling ribut mengatakan
sholatnya paling benar dengan menyebut sejumlah Hadist yang diyakininya
benar.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
81

Harap diingat! Perbedaan gerak maupun bacaan adalah hal yang wajar karena
Nabi sendiri tidak mengajarkan sholat secara khusus melainkan hanya
mengatakan “Sholatlah sebagaimana aku sholat”. Nah karena banyak orang
yang menyaksikan sholatnya Nabi, maka penglihatan masing-masing orang
bisa berbeda sehingga tidaklah aneh jika ada perbedaan dikemudian hari.
Mengapa Nabi tidak mengajarkan sholat secara khusus? karena gerakan sholat
yang dicontohkan Nabi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Arab. Gerakan
sholat yang dicontoh Nabi berasal dari agama Kristen Ortodoks Syiria yang
telah muncul satu abad sebelum Nabi lahir. Ritual sholat mereka dikerjakan
dalam tujuh waktu. Gerakannya ada berdiri, ruku dan sujudnya mirip sekali
dengan sholat lima waktu umat Islam. Cara sholat umat Kristen Ortodoks
Syiria sampai hari ini pun masih bisa kita saksikan. Bagi umat Islam yang
tidak mengerti sejarah, pasti akan sewot dan mengatakan mereka telah
mencontek sholatnya orang Islam atau menuduh mereka melakukan
kristenisasi gaya baru. Padahal, justru kitalah yang mengadopsi sholat dari
mereka.

Dengan demikian, Nabi ternyata tidak membawa syariat baru. Nabi hanya
memodifikasi berbagai syariat yang telah ada sebelumnya. Contoh lainnya
adalah Ibadah Haji dan Umroh. Ibadah ini sudah menjadi kelaziman pada
jaman pra Islam. Hampir seluruh ritualnya sama dengan yang dilakukan umat
Islam pada saat sekarang, yakni memakai pakaian ihram, wukuf, melempar
jumrah, sa’i dll. Nabi hanya mewarisi saja dengan menyingkirkan ibadah ini
dari kesyirikan dan diganti dengan kalimah thoyibah. Begitu juga dengan
pengagungan bulan Ramadhan, perkumpulan di hari jum’at, telah ada
sebelumnya pada jaman pra Islam. Aturan pra Islam lainnya yang diadopsi
dari tradisi hanifiyyah antara lain : pengharaman minum arak, riba, zina,
memakan babi, kemudian ada juga pemotongan hukum tangan pelaku pencuri
dlsb. Dengan demikian, Nabi hanya melakukan modifikasi saja pada beberapa
syariat dan aturan. Termasuk dalam hal poligami yang tadinya dilakukan
orang Arab pra Islam tanpa batas kemudian oleh Nabi dibatas menjadi empat
istri sesuai perintah dari Allah.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
82

Nah, fakta-fakta diatas dapat Anda baca secara lebih luas melalui buku-buku
yang mengulas sejarah dan peradaban pra Islam, misalnya karangan Khalil
Abdul Karim dengan judulnya Al-Judzurat at-Tarikhiyyah la asy-syariah al
Islamiyyah. Nah, pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Nabi tidak
membawa syariat yang sama sekali baru? Jawabannya mudah saja, karena jika
membawa syariat baru maka hampir bisa dipastikan dakwah Nabi gagal. Sama
halnya jika Nabi mengenalkan kesenian wayang di tanah Arab tentulah akan
gagal karena ketidakcocokan budaya. Meski Islam itu untuk seluruh umat
manusia, namun dalam konteks mengenalkan agama tersebut haruslah tetap
mengacu dan berkompromi pada ritual dan budaya lokal Arab agar tetap bisa
diterima masyarakat pada saat itu. Perhatikan firman Allah berikut ini :

Dan jikalau Kami jadikan Al Quraan itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul
adalah orang) Arab? (Q.S Fushishilat (41) : 44)

Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,


supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.
(Q.S Ibrahim (14) : 4)

Kalau Nabi membawa syariat baru maka sudah pasti akan ditolak oleh orang
Arab karena syariat itu akan menjadi sangat asing bagi mereka. Coba kita
ingat kembali misi utama Nabi yaitu memperbaiki ahlak dan mengajarkan
tauhid. Bayangkan jika Nabi harus mengenalkan syariat baru, maka tentunya
dakwah Nabi malah akan dipenuhi oleh pengajaran ritual-ritual ibadah yang
baru. Bisa jadi nantinya fokus pada pembinaan ahlak akan terbengkalai karena
umat lebih sibuk belajar ibadah ritual tanpa memahami hakekat ritual itu
sendiri. Padahal semua ritual tersebut, tujuannya adalah untuk membentuk
ahlak yang baik.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
83

Hal yang sama juga telah dilakukan oleh para wali songo. Contohnya Sunan
Kudus membuat Masjid dengan atapnya sama seperti pura (rumah ibadah
umat Hindu). Syekh Siti Jenar tidak mengajarkan “sholat ala Arab” kepada
orang jawa. Sujud bagi orang Arab adalah penghormatan yang tertinggi,
sedangkan bagi orang jawa, penghormatan tertinggi adalah duduk dengan
tangan ditangkupkan diatas kepala. Wali lain seperti Sunan Kalijaga juga
mengenalkan Islam melalui sekatenan, muludan, selametan, wayang dll.
Sampai saat ini, kita masih mendapati Islam jawa yang diajarkan oleh Siti
Jenar dan Sunan Kalijaga yang kemudian lebih dikenal dengan nama Islam
abangan atau kejawen. Dengan demikian, para wali ini sebenarnya telah
mengikuti sunnah Nabi yakni tidak merubah kebiasaan masyarakat setempat
melainkan memodifikasi sedemikian rupa agar dakwahnya bisa diterima. Bagi
para wali, yang terpenting dari ibadah itu adalah tujuannya sedangkan
“wadahnya” bisa fleksibel sesuai dengan tradisi setempat.

Sekarang, sudah saatnya bagi kita tidak lagi perang syariat antar aliran agama.
Yang terpenting dari syariat adalah isinya bukan kulitnya!. Syariat tanpa
hakekat adalah sia-sia. Hakekat tanpa syariat? Nah ini yang sebenarnya tidak
ada!, orang yang sudah mencapai hakekat, sudah pasti syariatnya ikut meski
penerapannya berbeda antar tiap kelompok, aliran dan agama. Adanya
perbedaan haruslah dihargai, bukan diperangi! Sebab cuma Allah-lah yang
mengetahui sesat atau tidaknya seseorang (Q.S 53 : 32, 6 : 117).

Kita harus mampu melampaui batasan yang sifatnya lahiriah. Jangan melulu
meributkan ritual fisik sholat! Tapi lihatlah tujuan dari sholat itu sendiri.
Jangan pula hanya berhenti pada tataran sholat lima waktu saja. Sholat yang
sejati adalah sholat yang terus menerus selama 24 jam (sholat daim) karena
sholat inilah yang mampu melampui alam surga sehingga dapat kembali
kepada-Nya. Disanalah nanti orang-orang ‘arif akan mendapatkan
kebahagiaan yang kekal, manunggal bersama-Nya!

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
84

Bagi mereka yang ingin mendalami sholat daim maka silahkan mencari ulama
tauhid (guru mursyid). Ulama ini cukup banyak hanya saja mereka tidak
muncul ke permukaan. Mereka hanya mau mengajari orang-orang yang mau
mencapai maqam makrifat saja. Sama halnya Nabi Muhammad pun hanya
mengajari orang-orang tertentu saja misalnya para sahabat seperti Ali bin Abi
Thalib, Abu Bakar dll. Nah karena tidak mengajarkan secara terang-terangan
inilah maka kemudian sebagian umat Islam menghakimi bahwa tasawuf yang
bermunculan adalah sesat. Padahal ajaran tasawuf yang bermunculan
semuanya bermuara ke para sahabat Nabi seperti Ali, Abu Bakar dll. Bahkan
ada kelompok tasawuf yang mewajibkan murid-muridnya harus hafal silsilah
dari guru mursyidnya hingga ke Rasulullah. Ini menandakan bahwa Rasulullah
memang mengajarkan tasawuf atau cara mencapai makrifat kepada sahabatnya
lalu diwariskan kembali oleh sahabat tersebut kepada generasi selanjutnya.

Para imam mazhab sendiri mengakui tasawuf sebagai ajaran yang sangat
penting. Imam Syafi’i Ra mengatakan : “Aku diberi rasa cinta melebihi dunia
kalian semua. Meninggalkan hal-hal yang memaksa, bergaul dengan sesama
penuh kelembutan dan mengikuti ahli tasawuf”.

Imam Ahmad bin Hambal Ra sebelum bertasawuf mengatakan “Hai anakku,


hendaknya engkau berpijak kepada Hadist. Kamu harus berhati-hati bersama
orang yang menamakan dirinya kaum sufi. Karena kadang diantara mereka
sangat bodoh dengan agama”. Kemudian setelah berguru tasawuf kepada Abu
Hamzah Al Baghdady, beliau meralat ucapannya : “Hai anakku, hendaknya
engkau bermajlis kepada para sufi karena mereka bisa memberikan tambahan
bekal kepada kita melalui ilmu yang banyak, muroqobah, rasa takut kepada
Allah, zuhud dan himmah yang luhur. Aku tidak pernah melihat suatu kaum
yang lebih utama ketimbang kaum sufi”.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
85

Jadi, cara, usaha atau wasilah apapun sepanjang itu bisa mendekatkan diri
kepada Allah tidaklah dilarang. Malah di Al Quran, kita dianjurkan mencari
jalan yang mampu mendekatkan diri kepada-Nya :

Hai, orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan
yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguh lah pada jalan-
Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (Q.S Al Maaidah (5) : 35)

Belajar tasawuf dengan berguru kepada ulama tauhid merupakan usaha atau
jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Mengapa berguru itu penting?
Keutamaan seorang guru mursyid adalah mampu membimbing kita lebih
terarah ketimbang kita melakukan pencarian seorang diri. Dari sisi efisiensi
waktu, jelas belajar kepada seorang guru akan lebih cepat ketimbang belajar
tanpa guru. Meski demikian guru mursyid hendaknya tidak dikultuskan
sedemikian rupa. Kita menimba pelajaran dari beliau dan kita sendirilah yang
akan menjalankannya. Kita tetap menjaga hubungan yang baik dengan dengan
guru mursyid sebagai sesama orang yang beriman.

Diluar sana, banyak juga orang yang melakukan perjalanan spiritual seorang
diri. Tentunya ia akan membutuhkan waktu yang panjang dan hasilnya pun
belum pasti bahkan bisa terperosok kepada jalan yang keliru. Imam Ghozali
adalah salah seorang filsuf yang melakukan perjalanan panjang (salik) dalam
menemui Tuhannya. Ia bahkan harus mengasingkan diri dari keramaian orang
banyak (uzlah) agar tidak terganggu tirakatnya.

Tentu hidup di jaman sekarang sangat sulit mengasingkan diri dari keramaian
orang. Uzlah yang harus dilakukan manusia modern hendaknya tidak harus
menyendiri dari keramaian dan tidak harus melepas tanggung jawab dunia
dengan meninggalkan anak, istri. Seorang sufi bernama Abu Said Al Khudri
bahkan mengatakan : “Manusia sempurna adalah orang yang duduk diantara
semua mahluk, berdagang bersama mereka, menikah serta bercampur dengan
sesama manusia. Namun mereka tidak lengah sedetikpun dari mengingat
Allah”.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
86

Dengan uraian diatas, jelaslah bahwa usaha untuk menemui Allah tidak mesti
harus memutus hubungan bermasyarakat. Allah bisa ditemui siapapun,
ditempat apapun. Untuk menemui Allah ternyata ada jalan terpendek (mazhud)
yakni dengan mendapat bimbingan dari guru mursyid. Rasullullah sendiri
telah mencontohkan dalam hal menemui Allah yaitu dengan mikraj yang
dilakukan cukup semalaman saja. Bandingkan dengan Sidharta Gautama yang
membutuhkan waktu 6 tahun untuk mencapai mikraj. Guru mursyid inilah
yang mampu mengajarkan mikraj dengan cepat sebagaimana yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad. Carilah guru mursyid yang mampu
memberikan jalan tercepat dan paling efektif dalam usaha menemui-Nya
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Quran :

Aku dapat membawa singgasana-Nya dalam sekejab mata


(Q.S An Naml (27) : 40)

Jalan pendek ini pun akhirnya diakui jauh lebih efektif oleh Imam Ghozali
dalam bukunya yang berjudul “misykat cahaya”. Sebab Allah selalu memberi
kemudahan kepada umat-Nya khususnya bagi mereka yang memiliki
keinginan kuat untuk menemui-Nya. Nabi Muhammad, dalam Hadistnya
mengatakan :

“Barang siapa ingin menjumpai Allah, maka Allah pun ingin menjumpainya”

“Barang siapa yang tidak ingin menjumpai Allah, maka Allah pun tidak ada
keinginan untuk menjumpainya”

”berjalan kamu menuju Allah, maka berlari Allah menghampirimu. Sejengkal


kamu mendatangi Allah, maka sedepa Allah mendatangimu”.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
87

MENGENAL ALLAH, MENEGAKAN PERDAMAIAN


Manusia diutus ke muka bumi adalah untuk menjadi khalifah-Nya. Meski demikan,
tidak semua orang layak menjadi khalifah-Nya. Untuk menjadi wakil Allah tentu
harus pula mengenal yang diwakilinya. Kualitasnya pun harus layak untuk menjadi
wakil-Nya. Dengan demikian, hanya orang yang telah makrifat (mengenal Allah) saja
yang pantas untuk menjadi wakil atau khalifah-Nya. Sebab orang yang makrifat sudah
pasti ahlaknya baik, mampu mengendalikan hawa nafsu dan senantiasa mengisi
kehidupannya dengan hal-hal yang positif. Jika kemudian ada orang yang mengaku
telah makrifat tapi ahlaknya masih buruk maka hal itu jelas belum bermakrifat alias
ngaku-ngaku saja.

Salah satu sumbangsih orang yang telah bermakrifat adalah mampu menegakan
perdamaian. Mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap sesamanya. Meski
berbeda pendapat bahkan berbeda keyakinan dengan orang lain, mereka tetap akan
menghormatinya. Mereka tidak akan berebut benar sebab kebenaran cuma milik Allah
semata. Dengan demikian, makin banyak orang yang mengenal Allah maka
sesungguhnya perdamaian di muka bumi ini bisa lebih mudah diwujudkan.

Kondisi yang sekarang ini di Indonesia tidaklah demikian. Perang lebih mudah
tersulut. Kekerasan lebih mudah terjadi oleh karena perbedaan paham, pendapat dan
keyakinan. Masing-masing kelompok mengklaim sebagai kebenaran sejati bahkan
sesekali mencatut nama Tuhannya. Dalam hal beragama pun sama saja! Mereka lebih
suka memperbanyak pengikut ketimbang meningkatkan kualitas umatnya. Apalagi
jika ada artis atau orang terkenal yang pindah ke agama kita, maka kita sangat bangga
karena berarti pengikutinya tambah banyak dan figur tersebut bisa dijadikan model
untuk mempromosikan agamanya yang baru.

Lah, ini kah aneh.. yang dituju koq pada kuantitas? Buat apa pengikutnya banyak tapi
ternyata kualitas umatnya minim, terbelakang, miskin? Agama bukanlah hitungan
statistik. Agama hendaknya menjadi solusi bagi masalah kehidupan manusia dan
bukan malah menjadi masalah bagi manusia.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
88

Ketika agama dijadikan rebutan kebenaran maka agama akan menjadi masalah bagi
manusia. Antar agama bisa menimbulkan perang. Antar aliran agamapun bisa
menimbulkan pertikaian. Lah kan malah lucu ketika berperang menyebut-nyebut
nama Tuhan yang sama tapi malah saling membunuh seperti yang terjadi pada perang
Irak-Iran dulu. Tidaklah mengherankan jika kemudian ada orang yang berpendapat
bahwa dunia ini akan lebih baik jika tanpa agama karena agama dijaman sekarang ini
selalu menyulut peperangan antar manusia.

Manusia hendaknya menyadari bahwa agama adalah jalan atau metode untuk kembali
kepada-Nya. Dan yang namanya jalan tentu tidak hanya satu. “Banyak jalan menuju
Roma”. Yang terpenting adalah tujuannya tercapai meski harus dengan jalan
(keyakinan) yang berbeda. Perhatikan ayat berikut :

Katakanlah : “Tiap-tiap orang berbuat menurut ”syakilat”nya (keadaannya)


masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya. (Q.S Al Israa’ (17) : 84)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia itu berbuat menurut keadaannya. Keadaan
disini bermakna lingkungan, budaya, agama tempat masing-masing manusia tinggal.
Ada yang lahir dan tinggal di Arab Saudi maka ia akan cenderung beragama Islam,
Ada yang lahir di Vatikan maka ia cenderung akan beragama Katolik. Ada yang lahir
dalam keluarga Hindu maka ia akan cenderung beragama Hindu, begitu seterusnya.

Jadi, negara atau agama adalah keadaan yang tidak bisa dipilih oleh manusia ketika
lahir. Dalam Hadist disebutkan : “Seseorang dilahirkan menurut fitrahnya
(kodratnya). Orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Islam, Yahudi,
Nasrani”. Cobalah kita berpikir sejenak, andai kita lahir di suatu pulau yang
penghuninya semua menganut Kristen, apa ya mungkin kita akan beragama Islam? Ya
tentu kita akan memeluk agama di lingkungan tempat kita dilahirkan. Dan bisa
dipastikan bahwa kita pun akan menganggap agama kita yang paling benar. Jadi wajar
saja jika masing-masing umat beragama mengklaim paling benar. Yang tidak wajar ya
menyerang orang yang berkeyakinan lain.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
89

Nah pada ujung ayat diatas terdapat penjelasan bahwa “Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”. Jelas sudah bahwa Tuhan itu yang lebih
tahu siapa saja yang berada di jalan yang benar. Lantas, kalau sudah memahami ayat
ini buat apa kita mengkafir-kafirkan orang lain? Wong Tuhan yang lebih tahu koq ya
manusia bisa-bisanya menuduh orang yang tidak sepaham dengannya dengan sebutan
sesat/kafir. Ini kan artinya manusia telah mengambil alih otoritas Tuhan.

Kita harus menyadari bahwa agama itu sifatnya abstrak. Tidak akan mungkin kita
mendapatkan pengertian Islam yang seragam dari berbagai ulama. Kenapa? karena
masing-masing ulama memiliki latar belakang kehidupan, keahlian, pengalaman,
budaya dan kecerdasan yang berbeda-beda. Jadi wajar saja jika kemudian timbul
berbagai macam aliran, sekte atau mazhab. Dan para ulama pun harus memiliki
kesadaran bahwa dirinya bukan Tuhan sehingga ajaran yang dibawanya bukanlah
kebenaran yang absolut. Kebenaran absolut hanya miliki Allah. Dengan demikian tak
perlu saling menyesatkan atau mengkafirkan antar masing-masing golongan atau yang
berbeda keyakinan.

Nah di Indonesia sendiri, sekolompok ulama dari lembaga Islam yang terkenal justru
mengambil alih otoritas Tuhan, merekalah yang menentukan suatu aliran
keagamanaan sesat atau tidak. Jika sesat maka konsekuensinya adalah dipenjara
dengan dakwaan penistaan atas agama. Konsekuensi lainnya adalah ia harus keluar
dari Indonesia, atau disuruh membuat agama baru dengan nama yang berbeda, atau
tetap bertahan di Indonesia dengan resiko akan menghadapi kekerasan dari umat
Islam lain yang tidak setuju keberadaaan mereka. Sungguh aneh jika seseorang atau
suatu kelompok harus dihakimi karena keyakinannya berbeda dengan keyakinan
kebanyakan orang. Lah... yang seperti ini kan berarti manusia berkuasa atas manusia
yang lain. Padahal Nabi Muhammad saja dilarang menguasai manusia. Simak dalilnya
berikut ini :

Berikanlah pelajaran, karena sesungguhnya kamu (Muhammad) seorang pemberi


pelajaran dan bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
(Q.S Al Ghasyiyah (88):22)

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
90

Coba kita bayangkan jika suatu kelompok manusia menguasai manusia lain. Apakah
ini namanya bukan tirani? Tirani ya berarti menzalimi orang lain. Apalagi menzalimi
orang lain karena urusan perbedaan keyakinan padahal keyakinan itu sendiri sifatnya
abstrak. Relatif. Tiap orang meyakini apa yang diyakini sesuai alasan dan penafsiran
masing-masing.

Loh bukankah kita harus menjaga kemurnian Islam? Jika aliran lain dibiarkan saja
bermunculan bukankah Islam nanti malah jadi centang-perenang, berwarna-warni?
Nah disinilah banyak orang yang tidak menyadari kekeliruannya sendiri. Mereka
lebih mengutamakan ego golongannya sendiri. Tafsiran golongannya sendiri
disangkanya yang paling murni. Padahal kemurnian Islam sesungguhnya adalah
relatif. Bagi orang Sunni punya versi sendiri memandang kemurnian Islam. Bagi
orang Syiah, juga punya versi sendiri. Begitu juga bagi Ahmadiyah, NU, LDII dan
berbagai bentuk kelompok Islam lainnya, mereka punya penafsiran tersendiri.
Kemurnian Islam hanya bisa terjadi manakala Nabi Muhammad hidup di dunia terus-
menerus sehingga jika ada persoalan baru maka langsung bisa dijawab. Nah karena
umur Nabi hanya 63 tahun, maka kitalah yang harus meneruskan kembali
menafsirkan Al Quran dan Hadist sesuai perkembangan jaman.

Tumbuhnya aliran-aliran dalam agama Islam sesungguhnya adalah hal yang wajar
saja sebab agama sebelum Islam pun mengalami hal serupa. Tentang akan terpecah
belahnya umat Islam, telah diramalkan oleh Nabi Muhammad dalam suatu Hadistnya
mengatakan :

"Dari Auf bin Malik ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam : Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga)
golongan, satu golongan masuk surga, dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka".
(H.R Ibnu Majjah)

Angka 73 diatas tentu hanya simbol saja karena pada kenyataannya, aliran pada
agama Islam bisa mencapai jutaan. Hanya satu golongan yang benar dan kita tidak
pernah tahu siapa golongan tersebut. Akhirnya banyak golongan ngaku-ngaku sebagai
yang paling benar.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
91

Ada sebagian orang mengatakan Hadist diatas palsu. Nah lagi-lagi orang hanya
melihat dalil saja. Meskipun Hadist diatas palsu sekalipun, yang kita lihat
kenyataannya memang Islam terpecah menjadi berbagai aliran. Ini adalah fakta!
Kenyataan! Sudah tidak perlu dalil lagi untuk melihat kenyataan ini.

Nabi Muhammad mengatakan hal demikian adalah wajar saja karena beliau telah
melihat pengalaman historis agama sebelum Islam dan Nabi pun menyadari bahwa
manusia adalah mahluk yang dinamis. Ia selalu berkembang dari masa ke masa dalam
lingkungan yang berbeda sehingga pemikiran tiap manusia tidaklah akan sama. Lah
kalau semuanya seragam ya bukan manusia namanya tapi malaikat!

Terkadang kita perlu mengenal orang-orang lain yang berbeda pendapat agar
pengetahuan kita bertambah dan bisa lebih menghargai perbedaan. Terkadang kita
perlu mengenal orang-orang yang jahat untuk pelajaran bagi kita agar kita menjadi
manusia yang baik. Kadang kita perlu mengenal orang yang memiliki temperamen
tinggi agar kita bisa menjadi orang yang penyabar. Ada pelajaran yang bisa kita petik
ditengah keragaman umat manusia. Kita harus bisa memahami mereka sebagaimana
kita juga menginginkan mereka agar memahami kita.

Dimanapun kita berada akan selalu berhadapan perbedaan-perbedaan. Sebagai


manusia kita tidak akan pernah bisa mendapatkan kondisi yang ideal. Islam Sunni di
Indonesia tentu menghendaki agar seluruh umat Islam didunia masuk ke alirannya
sehingga menjadi umat yang satu padu. Atau kalangan Syiah juga menghendaki agar
umat Islam sedunia masuk ke alirannya agar tidak lagi menjadi umat yang terpecah
belah. Nah...ini kan jelas tidak mungkin! Mbok yao kita menyadari bahwa perbedaan
penafsiran atau pendapat adalah keniscayaan. Lha wong tidak lama setelah Nabi wafat
saja malah justru terjadi perang antara Ali bin Abi Thalib dan Siti Aisyah (Perang
Unta). Padahal kurang dekat bagaimana mereka dengan baginda Nabi? Nah mereka
yang dekat dengan Nabi saja bisa berbeda pendapat dan berperang apalagi di jaman
sekarang yang berarti sudah 14 abad setelah Nabi wafat. Seharusnya manusia
sekarang bisa lebih arif dan bijaksana dalam memandang perbedaan karena kita telah
belajar dari sejarah-sejarah di masa lalu.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
92

Solusi yang terbaik agar kedamaian bisa ditegakan meskipun berbeda aliran adalah
dengan jalan dialog. Siapa tahu bisa mempersamakan persepsi. Dengan persepsi yang
sama, paling tidak dalam sebuah komunitas yang lebih kecil khususnya di grass root
gesekan-gesekan akibat perbedaan bisa diminimalisasi. Kalaupun akhirnya gagal
mencapai kesepakatan maka jalan keluarnya silahkan simak dalil berikut ini :

1) Maka jika kamu berselisih dalam satu perkara maka kembalikan perkara itu
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang
demikian itu adalah lebih baik dan lebih bagus akibatnya." (Q.S An-Nisaa (4) : 59)

2) Ambilah hukum-hukum dari Quran yang sesuai dengan paham-paham yang telah
berlaku. Andaikata terjadi pertikaian diantara kamu tentang Quran dan isinya maka
bangunlah kamu dan tinggalkan sidang (H.R Muslim)

3) Sesungguhnya perbedaan diantara umatku adalah rahmat (Al Hadist)

Pada dalil yang pertama, Allah menegaskan bahwa apabila terjadi perbedaan pendapat
hendaknya semua itu dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Banyak yang
menafsirkan kalimat “kepada Allah dan Rasul-Nya” dengan “kepada Quran dan
Hadist”. Tafsiran ini tidak salah! Tapi hanya khusus untuk masalah yang tidak bersifat
khilafiyah alias tercapai kesepakatan bersama. Kalau masalahnya mengandung
banyak tafsiran (debatable) sehingga tiap ulama berbeda pendapat maka bukan lagi
dikembalikan kepada Quran dan Hadist, sebab kalau dikembalikan kepada Quran dan
Hadist maka yang terjadi adalah pertentangan yang tak kunjung selesai karena
masing-masing kelompok memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap Quran dan
Hadist.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
93

Lantas harus bagaimana dong kalau berbeda tafsiran dan tidak bisa mencapai kata
sepakat? Ya harus kembali membaca dalil diatas yaitu mengembalikan segala urusan
kepada Allah dan Rasul-Nya karena hanya Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih
mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah. Dengan demikian, tidak akan ada
lagi pertikaian ataupun kekerasan yang terjadi karena pihak yang bertentangan saling
legawa menyerahkan urusannya pada Allah di akherat kelak sebagai mana firman
Allah berikut ini :

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka


pada hari kebangkitan tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya.
(Q.S As Sajdah (32) : 25)

Pada dalil yang kedua, Nabi juga telah berwasiat bahwa jika terjadi perbedaan
pendapat hendaknya hendaknya masing-masing pihak legawa dan segera
meninggalkan sidang. Tidak perlu memperpanjang pertikaian yang dikuatirkan akan
saling berperang. Perdamaian tetap harus ditegakan meskipun terdapat perbedaan
yang tajam.

Pada dalil yang ketiga, Rasullulah pun mengatakan bahwa perbedaan diantara umat
adalah rahmat. Namun demikian, perbedaan hanya akan menjadi rahmat apabila
pihak-pihak yang berbeda pendapat tetap saling menghargai. Tidak mengklaim benar
sendiri dan mengatakan kelompok lain sesat. Lha kalau masing-masing kelompok
sudah saling menunjukan egonya dengan klaim benar sendiri dan kelompok lainnya
sesat maka perbedaan bukan menjadi rahmat melainkan laknat.

Dengan adanya perbedaan, sebenarnya hal itu menunjukan sisi manusiawi karena kita
bukan malaikat. Peradaban manusia terus berkembang dari jaman ke jaman sehingga
pemikiran manusia pun ikut berkembang secara dinamis. Jika pemikiran manusia
semuanya seragam maka tentu dunia akan membosankan. Perbedaan adalah
keniscayaan. Justru dengan perbedaan itu kita bisa mengambil sudut pandang yang
berbeda, pengetahuan manusia akan kian bertambah, dan sebagai pelajaran bagi
manusia bagaimana hidup rukun meski berbeda.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
94

Dengan segala perbedaan yang ada, kita harus bisa bekerjasama menjadi umat yang
mampu memberikan solusi kepada negara dan bukannya malah menjadi beban bagi
negara. Kelemahan umat Islam sejak dulu adalah mudahnya diadu domba. Kita lebih
sering bertengkar dengan saudara sendiri ketimbang berkolaborasi untuk bangkit
menjadi umat yang terdepan. Yang ditonjolkan adalah perbedaan, perbedaan dan
perbedaan. Sunni dan Syiah itu persamaannya 90%, tapi yang diributkan ya
perbedaan yang 10% itu. Seharusnya mereka tetap saling menghargai satu sama lain.
Biarlah yang 10% itu dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak perlu
diributkan. Selebihnya, kita adalah bersaudara!

Untuk menjadi seorang muslim sejati, perdamaian mutlak harus ditegakkan. Omong
kosong jika ada seorang muslim yang rajin ibadah ritual tapi masih suka
mengkafirkan orang, menghantam orang lain yang berbeda paham bahkan melakukan
tindakan kekerasaan. Wujud nyata dari iman adalah perbuatan. Di Al Quran, kata
“beriman” hampir semuanya dipasangkan dengan kata “beramal saleh”. Jadi orang
beriman sudah pasti beramal saleh. Lah kalau ngakunya beriman tapi perbuatannya
masih barbar maka ibadahnya non sense! sia-sia!

Selama ini, orang sering berfokus pada ibadah ritual saja sedangkan ibadah mualamah
(bermasyarakat) seringkali dilupakan. Padahal berhubungan dengan masyarakat
adalah termasuk ibadah juga (ibadah muamalah). Bahkan Ayatullah Khumaini dalam
Al-Hukumah Al Islamiyyah mengatakan bahwa perbandingan antara ayat-ayat ibadah
ritual dengan ibadah muamalah adalah 1:100 (1 ayat ibadah ritual berbanding 100
ayat ibadah muamalah). Dengan demikian, ibadah ritual yang kita kerjakan entah itu
sholat, puasa, haji dll ujung-ujungnya adalah ahlakul karimah. Nah, ahlak ini tentu
relevansinya adalah dalam hubungan bermasyarakat. Jika ibadahnya benar, maka
ahlaknya akan baik dan akan tercipta masyarakatnya yang tertib dan damai. Salah
besar jika ada yang mengatakan bahwa ibadah itu semata-mata kewajiban dan tidak
ada relevansinya dengan ahlak. Rasulullah bahkan mengatakan dalam sebuah Hadist :

Sesungguhnya seorang mukmin dengan ahlak yang baik dapat mengungguli


kedudukan orang yang selalu beribadah di malam hari dan puasa di siang hari
(H.R Ahmad dan abu Daud)
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
95

Jadi, makin banyak orang yang beriman disuatu negara akan makin baik. Orang yang
beriman sudah pasti akan menegakan perdamaian dalam masyarakat, tidak akan
mengatakan kelompok yang tidak sepaham dengannya dengan sebutan sesat atau kafir
dan tidak akan pernah berebut benar apalagi berbuat kekerasan!. Mari simak firman
Allah berikut ini :

Wahai orang-orang beriman, masuklah kalian semua (kaffah) ke dalam


perdamaian (‘silm). Karena itu janganlah mengikuti langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S Al Baqarah (2) : 208)

Ayat tersebut seringkali diterjemahkan “wahai orang-orang beriman, masuklah kamu


ke dalam Islam (silm) secara keseluruhan (kaffah)”. Terjemahan seperti ini justru
agak lucu. Kalau orang beriman disuruh masuk ke dalam Islam, lha memangnya
tinggian mana antara orang Islam dan orang beriman? Tentu derajatnya lebih tinggi
orang beriman! Jadi lucu kalau orang beriman disuruh masuk ke dalam Islam.

Orang beriman ya sudah pasti Islam. Tapi orang Islam malah belum tentu beriman.
Kenapa? untuk bisa disebut beriman, maka percaya kepada Allah dan Rasul-Nya
tidaklah cukup, tapi juga melibatkan penghayatan yang menghujam ke dalam hati.
Membutuhkan perasaan yang mendalam. Itulah sebabnya di Q.S Al Hujurat (49) : 14,
orang Arab Badui yang masuk Islam, oleh Nabi Muhammad tidak disebut orang
beriman tapi orang Islam (tunduk, berserah diri) karena keimanan belum masuk ke
dalam hati mereka.

Jadi ayat diatas, harusnya diterjemahkan “wahai orang-orang beriman masuklah


kalian semua (kaffah) ke dalam perdamaian (silm)”. Kata “silm” tidak hanya berarti
“agama Islam” melainkan juga “perdamaian”. Dan pada ayat diatas, kata “silm” lebih
tepat diartikan sebagai “perdamaian”. Demikian juga dengan kata “kaffah”. Ada lima
kata “kaffah” dalam Al Quran dan semuanya bermakna “seluruhnya” atau
“semuanya”. Sebagai contoh terdapat pada kata “kaffatan li al-nas” yang bermakna
“semua manusia”. Jadi jelas bahwa pada ayat diatas yang diseru untuk masuk ke
dalam perdamaian adalah “semua orang” yang beriman.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
96

Dalam rangka menegakan perdamaian, tentu diperlukan sikap yang dapat mencegah
terjadinya kekerasaan atau peperangan. Maka dari itulah orang beriman diseru juga
agar tidak saling menghina satu sama lain dan menjauhi segala prasangka. Ayat diatas
ternyata masih berhubungan dengan ayat dibawah ini :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokan)... (Q.S Al Hujaraat (49) : 11)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka


sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mau mencari-
cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing yang
lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan bangkai daging saudaranya
sendiri ? (Q.S Al Hujaraat (49) : 12)

Dari tiga ayat diatas, maka jelaslah sudah bahwa ciri orang beriman adalah
menegakan perdamaian, tidak menghina satu sama lain dengan sebutan sesat atau
kafir dan senantiasa menjauhi prasangka.

Kalau ada ulama yang masih memprovokasi umatnya agar melakukan kekerasan
terhadap mereka yang berbeda paham, itu tandanya ulama tersebut belum beriman.
Tongkrongannya saja yang berjubah, bersorban, berjenggot tapi hawa nafsu masih
dikedepankan dengan mengatasnamakan kebenaran Tuhannya. Orang-orang Islam
seperti inilah yang memperburuk citra Islam sebagai agama yang keras. sangar. Maka
dari itu janganlah kita menilai keimanan seseorang dari simbol-simbol yang
dikenakannya. Iman harus terwujud dalam perbuatan yang positif! Jangan tertipu
simbol lahiriah!

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
97

PENUTUP
Dengan memahami reinkarnasi diharapkan manusia dapat lebih mengetahui asal-usul
dirinya dan kemana tujuan hidupnya (sangkan paraning dumadi) sehingga ia lebih
termotivasi agar bisa kembali kepada-Nya dan memperoleh kebahagiaan yang kekal.
Dan tentu kita tidak berharap hal yang sebaliknya, yaitu dengan memahami
reinkarnasi, manusia malah makin malas berbuat kebajikan dan malah menebar
kejahatan karena menyadari hidup itu bisa berulang-ulang. Disinilah diperlukan
adanya kematangan spiritual dalam diri kita sebelum memahami reinkarnasi. Tanpa
kematangan spiritual ini manusia malah bisa berbuat semena-mena karena tahu hidup
ini berulang-ulang. Jadi, kalaupun kita meyakini reinkarnasi, maka hendaknya tidak
mengajarkan kepada sembarang orang kecuali kepada mereka yang telah matang
secara spiritual. Ciri orang yang telah matang spiritualnya adalah : selalu mengisi
hidupnya dengan ibadah dan ahklak yang baik, memiliki pemikiran yang terbuka
(open mind), menghargai perbedaan, tidak mudah menghakimi sesuatu dan senantiasa
mencari kebenaran sejati dalam hidupnya.

Percaya ataupun tidak terhadap reinkarnasi adalah pilihan kita sendiri. Bagi yang
percaya tentulah akan berdampak pada upaya-upaya yang dilakukan untuk
menyempurnakan dirinya agar bisa langsung kembali kepada-Nya. Yang dikejar
bukan lagi surga melainkan kebahagiaan kekal bersama-Nya. Dengan demikian ia
akan lebih baik lagi ibadahnya, mampu mencegah dirinya dari berbuat negatif, tidak
berkeluh kesah dengan kehidupan di dunia dan akan lebih banyak lagi berbuat
kebajikan terhadap sesama. Dengan demikian, ia memiliki rasa damai dengan Allah,
rasa damai dengan diri sendiri dan rasa damai dengan sesama.

Bagi kita yang tidak percaya reinkarnasi pun tidak menjadi masalah. Tetaplah kita
meyakini dan menjalankan ajaran agama kita. Hal yang paling penting adalah
berbuatlah kebajikan dimana saja kepada siapa saja, berikan yang terbaik pada diri
kita untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Jauhi segala perbuatan keji dan
mungkar, sebab sebanyak apapun ibadah ritual yang kita kerjakan, puncaknya adalah
pada pembentukan ahlak yang baik (ahlakul karimah) : berserah diri pada Allah,
sabar, adil, menebar salam serta mencintai perdamaian. Inilah Islam yang
sesungguhnya!
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
98

Islam bukanlah hanya identitas atau agama an sich yang diturunkan untuk Nabi
Muhammad dan umatnya saja. Islam adalah wujud perbuatan yang positif. Dengan
demikian, Islam ada di segala jaman, ada di tiap negara, bahkan ada di tiap agama.
Jaman, negara atau agama hanyalah suatu kondisi yang tidak bisa dipilih oleh
manusia ketika dilahirkan. Jadi, semua umat manusia sebelum Nabi Muhammad
merupakan orang-orang Islam juga yaitu mereka yang menghormati semua Nabi dan
Rasul yang diturunkan Allah, mampu mencegah diri dari perbuatan negatif dan
senantiasa berperilaku yang positif. Hal ini pun ditegaskan dalam Al Quran bahwa
Islam adalah milik semua manusia yang beriman, siapapun Nabi atau Rasul-Nya.

Katakanlah (hai orang-orang mukmin) : “Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari
Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami
hanya tunduk patuh (Islam) kepada-Nya. (Q.S Al Baqarah (2) : 136)

Nabi Musa mengatakan :


Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun
daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka dan aku disuruh
supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (Islam).
(Q.S Yunus (10) : 72)

Nabi Ibrahim mengatakan :


“Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (Islam) kepada-Nya”.
(Q.S Al Baqarah (2) : 132)

Nabi Ya’qub diberitakan dalam Al Quran :


Ketika ia (Ya’qub) berkata kepada anak-anaknya, “Apakah yang kamu sembah
sepeninggalku? Mereka menjawab, kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan
nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail da Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami adalah golongan yang berserah diri (Islam) kepada-Nya”.
(Q.S Al Baqarah (2) : 133)
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
99

Nabi Yusuf berkata :


“Wafatkanlah aku dalam keadaan berserah diri (Islam) kepada-Nya dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh”. (Q.S Yusuf (12) : 101)

Pengikut Nabi Isa, mengatakan :


“Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang tunduk-patuh (Islam)”. (Q.S Al Maidah (5) : 111)

Dari uraian ayat diatas, nampak jelas bahwa Islam adalah agama semua manusia.
Cobalah renungkan sejenak, lepaskan sementara atribut “agama” pada diri kita maka
kita akan menyadari bahwa kita adalah manusia yang sama, sederajat dengan manusia
yang lain. Dan semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang sama pula. Dengan
demikian, kita semua hakekatnya adalah umat manusia yang satu dan berasal dari
Tuhan yang satu jua. Allah tidak akan pilih kasih terhadap umat-Nya. Setiap manusia
diberi kesempatan yang sama melalui jalan atau agama yang dianutnya agar bisa
menyempurnakan diri sehingga dapat kembali kepada-Nya.

Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba untuk bisa kembali kepada-Nya dengan
berusaha setekun-tekunnya dan senantiasa berdoa kepada-Nya mohon diberikan
petunjuk jalan yang lurus (ihdina al-shirath al-mustaqim) agar perjalanan yang
ditempuh pribadi –yang fakir- senantiasa selamat dalam lindungan-Nya.

Ya Allah!, jadikanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam kuburku, cahaya dalam
pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya pada rambutku, cahaya pada
kulitku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya dalam tulangku,
cahaya di mukaku, cahaya di belakangku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di
sebelah kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku. Ya Allah, tambahkanlah cahaya
bagiku, berilah daku cahaya dan jadikanlah cahaya bagiku
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Abbas Ra)

Wallahu A`lam Bish-shawab

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
101

KUMPULAN ARTIKEL

Realita: Disangka Gila karena Indigo..!


Sumber : http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0305/20/115839.htm

Indigo istilah dalam bahasa Spanyol, merujuk pada orang yang jiwanya selalu
mengembara melewati batas-batas waktu. Tak heran, orang Indigo senang mengetahui
kejadian masa lalu maupun masa mendatang. Orang yang tak memahaminya sering
menganggapnya gila.

Sekian lama Abel (bukan nama sebenarnya) hidup dalam ketakutan. Ia tidak sedang
bermimpi ketika hampir setiap malam terasa jiwanya lepas dari raganya dan pergi
mengembara. Ia pun heran karena sering "menyaksikan" suatu peristiwa yang bakal
berlangsung. Biasanya tak lama kemudian hal itu memang sungguh-sungguh terjadi.
Orangtuanya merasa takut dan membawanya berkonsultasi ke psikiater. Abel
didiagnosis mengalami halusinasi dan diberi obat. Karena merasa apa yang dialami
bukan halusinasi, tak diminumnya obat-obat itu. Abel kemudian mencari jawaban
lewat buku-buku. Ia pun belajar tentang trans dari seorang guru di Bali. Sayang ia
belum menemukan jawaban pasti, ketika kemudian bertemu teman sebaya yang
ternyata pengguna narkoba. Karena masih penasaran, ia coba juga sewaktu mereka
menawarinya butir-butir psikotropika yang katanya tiket untuk mencapai kondisi
trans. Lagi-lagi bukan jawaban yang ia dapat, tapi malah mengalami ketergantungan.
Ia dibawa berobat ke Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ untuk mengatasi
ketergantungannya. Dari konseling barulah ketahuan kalau Abel ternyata indigo.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
102

Senang Menyendiri

“Yang nyata kelihatan dari pasien saya itu selalu bentrok dengan orangtua. Dia betul-
betul melihat sesuatu, tapi dilarang oleh orangtuanya, dibilang berkhayal. Jadi
bentrok," ungkap Dr. Erwin, psikiater anak di Klinik Prorevital Jakarta. Bentrok
dengan orangtua juga dialarni Victor Chandrawira (38 tahun). Sejak kecil ia dicap
pemberontak dan di usia 13 tahun nekat lari dari rumah. "Saya sendiri tidak melihat
sebagai pemberontakan. Saya hanya ingin selalu melihat sesuatu dari titik yang
berbeda," tutur Presiden Direktur BR2C, perusahaan konsultan untuk pengembangan
sumber daya manusia ini.

Beruntung sekali ia kemudian diasuh oleh keluanga pendeta asal Amerika yang hidup
di Bandung. Di sini ia seperti tanaman yang tumbuh di lahan subur dengan pupuk
yang baik. Ia tidak dianggap kurang ajar ketika mengatakan "Anda salah" kepada
orangtua angkatnya. Keluarga ini berhasil mengarahkan sekaligus memuaskannya.
Sang pendeta juga tidak marah bila Victor menolak diajak ke gereja.

Victor tidak tahu jika dirinya terlahir sebagai indigo. Memang setelah membaca buku
“The Indigo Children” karya Lee Carroll & Jan Tober, ia menemukan banyak hal
yang berkaitan, baik dari sisi perasaan, pola hubungan, sikap diri dan lainnya. Pria
yang hobi jalan-jalan ini mengaku senang menyendiri.

Semasa sekolah di TK “Hidup Baru”, Bandung, ia suka menikmati keceriaan teman-


temannya yang sedang berkumpul dan bermain, tapi enggan bergabung. Tak bisa ia
duduk lama di dalam kelas. Kerap kali belum sampai lima menit ia sudah beranjak
keluar dari kelas. Kadang ia tiba-tiba bicara bahasa Spanyol, sehingga disangka gila
oleh teman-temannya. Namun, menurut tetangganya yang asal Spanyol, kata-katanya
itu tidak ngawur. Padahal, ia sama sekali tidak menguasai bahasa tersebut.Ia suka
menggambar. Pernah suatu hari sengaja ia datang lebih pagi, meminggirkan semua
kursi dan meja, kemudian seluruh lantai kelasnya ia gambari dengan kapur warna-
warni. Bu Retno, gurunya, hanya bisa terbengong-bengong saat mendapati ulah
muridnya itu.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
103

Si penyendiri ini pun sangat menyukai tokoh-tokoh loner, seperti “Batman”,


“Daredevil”, juga bacaan seperti “The Hobbit” dan “Lord of the Rings”. Tak jarang ia
membaca beberapa buku pada kurun waktu bersamaan.

"Belum selesai yang satu pindah ke buku lain, tapi saya tidak lupa rentetan cerita
buku yang sempat lama saya biarkan," ujan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga ini.

Pengalaman Ajaib

Bisa jadi karena pandangannya selalu berbeda, ia pun sering bentrok dengan
lingkungannya. Semasa SMU, ia tiga kali menginap di tahanan polisi karena
berkelahi.

Ketika kuliah pengalaman itu terjadi lagi, gara-gara ia berdemonstrasi menentang


gereja dan ikut gerakan yang berkaitan dengan Kedung Ombo.

Ada saja ulahnya untuk menyerang dosen dengan menggunakan pola pikirnya yang
berbeda, tapi selalu benar. “Tentu saja banyak yang sebel terutama mereka yang suka
dengan kemapanan," ceritanya sambil tergelak.

Cukup banyak hal ajaib ia alami ketika bertualang. Di Spanyol ia merasa ingin pergi
ke sebuah teater kuno. Tanpa panduan apa pun ia memang kemudian menemukan
teater itu di belakang pasar. Mendadak ia dengan lancar bisa menjelaskan tentang
teater kuno itu kepada beberapa orang yang menyertainya.

Di Santo Morosa, sebuah desa di Costa Rica, Amerika Tengah, ia sedang berjalan-
jalan sewaktu seorang anak muda memintanya menemui neneknya. Perempuan tua
dan ringkih itu sedang duduk di depan rumahnya "Nenek itu bilang “Waktu saya
muda berbakti pada orang yang mukanya persis kamu, mungkin itu kamu”. Saya
cuma bisa bingung dan bilang terima kasih," kisahnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
104

Di Italia, ada seorang gipsi yang mengenalinya sebagal troubadour (seniman keliling
yang bercerita tentang sejarah lewat nyanyian) yang hidup beberapa ratus tahun lalu
di sana. Di Keraton Yogyakarta ia dikenali sebagai juru kitab di bangsal agung oleh
seorang abdi dalem.

Victor mengaku tidak percaya pada apa yang disebut kebetulan. Baginya semua
peristiwa pasti ada sebabnya. Semula ia merasa sering bertemu pengalaman aneh dan
ajaib itu karena ia hobi membaca. “Tapi, makin ke sini saya bisa menghayati semua
itu," ujar penikmat irama jazz dan juga opera ini.

Dalam suatu sesi meditasi, Dr. Erwin memintanya untuk melakukan automatic
writing. Apa yang dia tulis? Pada awalnya keluar huruf-huruf palawa kuno, kemudian
muncul aksara A dan disusul oleh kata "Wisnu". Tak jelas apa arti semua itu.

Namun, ketika di Bali kebetulan ia dikenalkan dengan seorang Pedande Agung


Tegallalang yang keahliannya berhubungan dengan soal penghayatan meditasi.
Menurut sang pedande, tulisan itu merupakan penggambaran omnirsara, yaitu
penghayatan yang tidak bisa didefinisikan dengan kata.

Jika seorang Hindu ingin menggali diri lebih dalam melalul meditasi, untuk sampai
pada tahap omnirsara, hanus mengucapkan kata "aaaooomm". "Nab A ini yang dituju
adalah Dewa Wisnu, karena dewa inilah yang membuka pintu untuk seseorang masuk
menghayati omnirsara itu," ujamya.

Bungsu dari dua bersaudara ini tak pemah merasa risau atas pengalaman hidupnya. Ia
justru menikmati dan menghayati semua sebaik-baiknya. Ia bisa menikmati
kekosongan di tengah keramaian. Ia tetap gemar bertualang, tidak hanya secara fisik,
tapi juga jiwa.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
105

Oleh lingkungannya, ia tetap saja dipandang sebagai sosok yang "berbeda", karena itu
dijuluki maverick atau traveler. Salah satu ciri indigo adalah tidak patuh terhadap
aturan dan tidak bisa dipaksa, tapi bukan lantaran tidak bisa mengikuti aturan jam
kantor bila ia kemudian mendirikan perusahaan sendiri.

Ia pun mencanangkan punya bisnis sendiri di usia sekian, punya mobil pribadi di usia
sekian. Dan itu sudah jadi kenyataan. Satu lagi mimpinya, menulis buku di usia 45
tahun.

Indigo Si Anak Old Soul ...


Sumber : http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0506/17/154633.htm

Getaran bumi yang sedemikian kuat membawa banyak perubahan. Salah satunya
adalah makin banyaknya terlahir anak berjiwa matang (old soul) yang memiliki bakat
khusus.

Bagaimana mendidik agar mereka tidak merasa tertekan dan aneh karena berbeda
dengan teman-temannya?

Gejala alam rupanya tidak sedikit mempengaruhi hal-hal lain. Waktu yang berjalan
demikian cepat menjadi satu indikasi perubahan yang terjadi di bumi. Selain itu,
munculnya anak-anak berbakat dengan jiwa tua atau old soul, juga menjadi tanda
perubahan bumi yang begitu cepat. Sifat tubuhnya memang anak-anak, tapi soul-nya
sudah kuat. Makanya kalau dia nyeletuk bukan seperti anak-anak lagi

Akhir-akhir ini kita sering disentakkan oleh begitu banyaknya anak yang memiliki
pola pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung dewasa,
padahal usianya belum mencapai belasan. Kali lain kita dikejutkan oleh anak-anak
yang memiliki indra keenam luar biasa tajam, sehingga si anak sampai merasa dirinya
tidak normal karena tidak sama dengan teman-temannya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
106

Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih ini sebenarnya sudah sejak lama
ada. Sebastian Bach dan Albert Einstein bisa dikategorikan sebagai anak indigo.
Musik yang diciptakan Bach disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan
musik sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang
bengong.

Keberadaan anak-anak berbakat ini memang baru disadari sejak tahun 1990-an. Para
ahli menyebut mereka indigo. Nama indigo diambil karena warna yang dipancarkan
dari cakra ajna anak-anak berbakat itu berwarna biru nila (indigo). Cakra ajna terletak
di tengah dahi, antara kedua alis mata.

Meski demikian, keindigoan seseorang tidak semata-mata hanya ditunjukkan oleh


warna indigo dari cakra ajna. Itu sebabnya, penggalian informasi oleh para psikolog
maupun psikiater lewat wawancara, tetap penting dilakukan. Melalui obrotan dan
tanya jawab, akan diketahui tipe serta pola pikir anak tersebut.

Tidak Lazim

Warna aura indigo pada seorang anak memang bisa mengindikasikan banyak hal.
Sebab, dikatakan Tom Suhalim, ahli aura dan fengsui, aura berkaitan dengan warna
kepribadian.

Suatu alat yang disebut aura video station berfungsi hanya untuk melihat
keseimbangan aura pada seseorang. Pada anak indigo, selain ditunjukkan oleh warna
aura, juga dibarengi dengan pola pikir dewasa. Diperkirakan di masa ini banyak jiwa
yang sudah matang atau tua, tapi hidup dalam badan anak-anak.

“Sifat tubuhnya memang anak-anak, tapi soul-nya sudah kuat. Makanya kalau dia
nyeletuk bukan seperti anak-anak lagi. Ada yang bicara, "Nenek dulu ’kan adik saya!’
Ada yang merasa selalu melihat sesuatu yang oleh awam disebut makhluk halus,”
papar Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ, psikiater anak.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
107

Banyak orangtua yang khawatir dengan kondisi anak seperti itu. Anak indigo memang
kerap memperlihatkan tanda-tanda kejiwaan yang tidak lazim. Satu hal yang terlihat
nyata dari anak indigo, tambah Dr. Erwin, adalah selalu bentrok dengan orangtua.

Hal ini juga pernah dialami Victor Chandrawira (39) yang juga memiliki sifat indigo.
Saat kecil ia dicap sebagai pemberontak. Menurutnya, sikapnya itu bukan
pemberontakan, melainkan melihat sesuatu dari sisi yang lain. Selain itu, Victor yang
kini menjadi presiden direktur sebuah perusahaan konsultan untuk pengembangan
sumber daya manusia ini juga memiliki berbagai pengalaman unik. Kala berada di
Italia misalnya, ia disapa oleh seorang gipsi yang mengaku mengenal Victor sebagai
seniman keliling yang hidup beberapa tahun lampau di sana.

Jiwa tua yang hadir dalam anak indigo juga kerap disebut oleh Tom dan Dr. Erwin
sebagai bukti reinkarnasi atau jiwa yang terlahir kembali. Mereka memperkirakan,
anak yang lahir dengan tipe jiwa tua akan bertambah banyak dalam periode
mendatang.

Getaran Berubah

Munculnya anak indigo, menurut Tom, tak lepas dari pengaruh perubahan getaran
bumi. Pada tahun 1970 sampai 1980-an, resonansi bumi sekitar 7,83 Hz. Di tahun
2000 menjadi 8,5-9 Hz, sedangkan di tahun 2004 sudah mencapai 13,5 Hz.

Secara metafisik, getaran bumi yang semakin cepat akan menimbulkan satu fase, yang
menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat ke dimensi yang lebih tinggi.

Secara teoretis, getaran bumi yang semakin cepat akan membuat bumi semakin panas
dan suhu ikut meningkat. “Kenaikan ini juga mengakibatkan perubahan yang cukup
signifikan, sehingga membutuhkan orang tertentu untuk menyeimbangkannya,” lanjut
konsultan fengsui dan aura ini.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
108

Kelahiran anak-anak berbakat inilah yang akan membantu getaran bumi berjalan lebih
smooth, lebih mulus. Kelahiran mereka ditujukan untuk mengubah tatanan dunia
supaya menjadi lebih nyaman.

Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Cara yang diambil pun beraneka
ragam. Bisa lewat kesenian, pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, bahkan menjadi
paranormal. "Semua itu tergantung misi mereka,” katanya. Anak indigo kebanyakan
merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Karena bertugas meluruskan
ketidakbenaran itu, mereka umumnya lahir dengan tipe bijaksana. Memang
dibutuhkan manusia dengan prinsip kuat untuk bisa membuat getaran bumi berjalan
lebih lembut.

Menurut Tom, dalam beberapa kasus, saat ini juga bermunculan "anak kristal".
"Mereka lebih berbeda lagi. Anak kristal umumnya lebih kalem. Tapi, secara fisik
mereka kurang begitu kuat karena lebih rapuh dan rentan. Warna auranya lavender,
ungu muda,” tuturnya.

Karakteristik anak indigo bermacam-macam. Kemampuan indra keenam tidak hanya


dalam hal penglihatan, tapi juga pendengaran dan lainnya. Mereka bisa melihat
permasalahan lebih mendalam. Intuisi anak seperti itu juga kuat.

Bisa Amburadul

Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak lain ini, jelas
memerlukan peran pendidikan yang khusus pula. Misalnya anak indigo yang bisa
berbahasa Inggris walau usianya masih balita dan tidak dibesarkan dalam kultur
berbahasa Inggris, harus tetap disekolahkan.

"Sekalipun indigo mereka tetap anak-anak yang harus mendapat pengarahan.


Orangtua tetap harus mendidik mereka,” ucap Tom.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
109

Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang masih dalam tahap berkembang.


Terlebih lagi, emosi mereka belum seimbang. Hal itu tampak dari warna
kepribadiannya yang masih berganti-ganti.

Tom pun mewanti-wanti agar orangtua selalu mengawasi dan tetap mendidik anak-
anaknya yang tergolong indigo sebagaimana mereka mendidik anak lain. Jangan
sampai orangtua mendewa-dewakan anak indigo.

“Kalau mereka berlaku kurang ajar, tetap harus diajarkan disiplin. Kalau salah, ya
perlu dihukum. Kematangan mereka harus lengkap. Tidak hanya fisik, pikiran dan
emosi harus seimbang. Kalau salah satu tidak bagus, mereka bisa amburadul,” kata
Tom lugas.

Oleh karena itu, menurut Tom, perlu dipertimbangkan kembali oleh para orangtua
yang mengizinkan anak indigo memberi pengajaran (misalnya reiki, meditasi,
penyembuhan, dan lain-lain) kepada orang dewasa. Untuk menjadi pengajar, mereka
harus mempunyai kematangan fisik, emosi, mental, pola pikir, dan lain-lainnya.

Talenta yang dimiliki anak-anak itu semestinya memang bisa dimanfaatkan. Namun,
untuk dapat menyalurkan kelebihan itu dengan baik dan benar, harus didukung
keseimbangan atau kematangan dari segala aspek.

10 Karakteristik anak Indigo

Dalam bukunya, The Indigo Children, Lee Carroll dan Jan Tober mengemukakan 10
karakteristik anak indigo, yaitu:

• Mereka datang ke dunia dengan perasaan serta perilaku yang menyiratkan


kebesaran.
• Mereka mempunyai perasaan patut atau layak untuk berada di sini dan heran
bila orang lain tidak merasakannya.
• Penghargaan terhadap diri sendiri bukan merupakan masalah besar. Mereka
justru menyampaikan kepada orangtua, siapa mereka sebenarnya.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
110

• Mereka mempunyai kesulitan dengan kekuasaan absolut, terlebih kekuasaan


tanpa penjelasan atau pilihan.
• Mereka terkadang tidak mau melakukan beberapa hal, seperti mengantre. Itu
merupakan sesuatu hal yang menyulitkan bagi mereka.
• Mereka kerap merasa frustrasi dengan sistem yang berorientasi ritual dan tidak
membutuhkan pemikiran kreatif.
• Mereka kerap melihat sesuatu atau mengerjakan sesuatu dengan cara yang
lebih baik, baik di rumah maupun sekolah.
• Mereka sepertinya terlihat antisosial, kecuali dalam kalangannya sendiri.
• Mereka tidak akan merespon atas disiplin yang kaku.
• Mereka tidak malu untuk membiarkan orang mengetahui apa yang mereka
butuhkan.

Selain itu, dalam buku The Indigo Children, Doreen Virtue, Ph.D, menyebutkan pula
beberapa karakteristik untuk mengidentifikasi anak-anak berbakat khusus itu, yaitu:

• Sangat sensitif.
• Energinya sangat berlebihan.
• Mudah bosan.
• Perlu orang dengan kondisi emosi yang lebih stabil dan nyaman untuk berada
di sekelilingnya.
• Mempunyai pilihan sendiri untuk belajar, terutama untuk membaca dan
matematika.
• Mudah frustrasi. Sebab, umumnya mereka mempunyai banyak ide, namun
kurang sumber daya atau orang-orang yang dapat membantu mereka.
• Belajar lewat cara eksplorasi.
• Tidak bisa diam kecuali mereka menyatu dalam sesuatu hal yang sesuai
dengan minatnya.
• Mempunyai ketakutan seperti kehilangan atau ditinggal meninggal oleh orang
yang dicintainya.
• Jika pengalaman pertamanya mengalami kegagalan, mereka mungkin akan
menyerah dan membuat blok pembelajaran secara permanen.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
111

"Saya Bukan Indigo!"

Benarkah ada anak indigo? Kalau pertanyaan itu dilontarkan kepada Vincent
Christian Liong, jawabannya, “Tidak!” Remaja berusia 19 tahun ini dikategorikan
sebagai indigo, tapi ia merasa dirinya bukan indigo. Baginya, indigo hanyalah jenis
warna.

Tak ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia sama seperti anak lain seusianya. Itu
sebabnya saat ditanya tentang kondisinya yang dinyatakan sebagai anak indigo, wajah
Vincent berubah. Ia tidak suka! “Saya hanya difoto aura. Itu pun baru beberapa bulan
lalu,” ujarnya kesal.

Sejauh ini, tidak ada dokter yang mewawancarai atau pun memeriksa dirinya, terkait
dengan indigonya. Menurutnya, para dokter hanya mengasumsikan keindigoannya
berdasarkan 10 tipe. “Katanya sih ada tujuh atau delapan tipe yang cocok,” ucapnya
enteng.

Namun, kemudian ia menambahkan, “Sekarang lihat saja deh anak-anak. Kayaknya


banyak juga yang masuk dalam tipe itu. Jadi nggak ada bedanya kan antara anak
indigo dan tidak?”

Urusan indigo ini menjadi sangat sensitif bagi Vincent. Jauh sebelum masalah ini
terangkat, ia bisa menjalani kehidupannya dengan normal. Namun, begitu wajahnya
terpublikasi di media cetak dan televisi sebagai anak indigo, banyak yang berubah.

“Saya tidak suka dengan kondisi itu. Efeknya jadi tidak baik bagi perkembangan
anak. Saya dianggap aneh, padahal tidak. Untung saja, teman-teman saya tidak
mengganggap demikian,” tutur pelajar kelas 12 di Gandhi Memorial International
School, Jakarta ini.Indigo, menurut Vincent, tidak ada dalam kamus kedokteran.
Sebab, kedokteran Barat tidak memasukkan unsur reinkarnasi yang kerap
dihubungkan dengan kasus indigo. Nah, inilah yang membuat kontroversi. "Lalu,
bagaimana mau ditangani dengan dunia kedokteran?” tanyanya dengan nada kritis.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
112

Hal ini semata-mata diutarakan karena dalam beberapa hal, anak yang diduga indigo
harus menjalani terapi. “Kalau sudah berbakat, kenapa harus diterapi? So what kalau
berbakat?” tanyanya dengan nada meninggi.

Sebagal gambaran, sosok pelajar kelahiran Jakarta, 20 Mei 1985 ini sangat berbakat.
Bukan dalam bidang pelajaran, tapi di luar urusan sekolah. Anak pertama dari dua
bersaudara ini sangat rajin menulis, tidak hanya di milis yang dibuatnya, tapi juga
menyebarkan ke berbagai milis lain. Tulisannya sangat tajam untuk ukuran anak
seusianya, dan berbau filsafat yang kuat. Bahkan, tulisannya itu sudah dibukukan.
Buku pertamanya berjudul "Berlindung di Bawah Payung" diterbitkan oleh Grasindo
pada tahun 2001.

Sebenarnya masih ada dua kumpulan tulisannya yang belum sempat dibukukan.
“Masih berantakan," begitu alasannya. Ia juga pernah memenangi lomba penulisan
Analisis Karya Sastra Tingkat SMU. Ia menganalisis karya Pramoedya. Tulisan
berjudul Tentang Manusia dalam Bumi Manusia tersebut muncul dalam buku
Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra. Vincent memang berbakat.
Selain menulis, ia juga aktif memberikan pelatihan spiritualitas. Yang ia ajarkan
adalah soal pemanfaatan otak, reiki tumo, dan kundalini.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
113

Berbeda, tetapi Bukan Anak "Aneh"


Sumber : http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0406/27/125506.htm

SEPANJANG perjalanan menuju rumah nenek, Ardi, sebut saja begitu, seperti tidak
bergerak. Wajahnya pucat pasi. Ia terus menutupi telinganya. Sang ibu tak berani
mengusik anak sulungnya.

"Saya sebenarnya heran, kok Ardi nangisnya sampai begitu waktu mendengar kabar
ibu saya meninggal. Enggak seperti anak kecil lain yang kehilangan neneknya. Sedih
ya sedih, tapi enggak gitu-gitu amat," ujar Dewi.

Begitu turun dari mobil, Ardi seperti terkesima melihat sesuatu di pintu masuk. Ketika
mencium jenazah neneknya, tiba-tiba ia kembali menutupi telinganya dan tampak
ketakutan. Pandangannya terus menuju ke luar pintu. Setelah itu Ardi mengatakan
kepalanya sakit, dan tidak ikut ke makam.

Menjelang tengah malam, Ardi menanyakan apakah ibunya mendengar suara petir
siang tadi. Sang ibu menjawab, "Tidak." "Masak Mama enggak dengar, kan keras
sekali dan terus- terusan, Ma," kata Dewi menirukan ucapan Ardi saat itu. "Sehabis
itu Ardi menceritakan semuanya," lanjut Dewi. Selain petir, Ardi melihat burung
besar di pintu rumah sang nenek. "Burung itu enggak pergi-pergi," ujar Ardi seperti
ditirukan Dewi.

Saat mencium neneknya, Ardi melihat sang nenek berjalan menuju sebuah gerbang.
Saat itu Ardi mendengar suara petir lagi, yang lebih keras dari sebelumnya, dan ia
menyaksikan neneknya melangkah melewati gerbang, terus berjalan menuju tempat
yang ia katakan "indah sekali".

Peristiwa itu bukan yang pertama, sehingga Dewi dan suaminya tidak lagi terkejut
mendengar penuturan anak mereka. "Dia sering melihat macam- macam, tetapi
biasanya diam. Ia hanya mau berbicara sesudahnya, pelan-pelan dan hanya kepada
orang tertentu," sambung Dewi.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
114

Usia Ardi kini menjelang 10 tahun. Di sekolah ia termasuk cerdas. IQ-nya antara 125-
130. "Tapi gurunya bilang ia suka bengong di kelas," sambung Dewi. Kepada ibunya,
ia bercerita melihat macam-macam di sekolah, yang tidak bisa dilihat orang lain, di
antaranya anak tanpa anggota badan, dan ia merasa sangat kasihan.

Suatu hari saat belajar di rumah ia tersenyum. Ketika ditanya oleh sang ibu, ia
mengatakan ada anak persis sekali dengan dirinya. Hari berikutnya ia bercerita, anak
itu datang di sekolahnya. Ketika ditanya di mana ia tinggal, anak itu menjawab, "Di
sana," sambil telunjuknya menunjuk ke arah atas. "Ada apa di sana?" tanya Ardi.
Anak itu menjawab, "Ada orang gede- gede buanget. Anak itu omongnya juga
medhok lho Ma, kayak aku, persis," tutur Ardi seperti diceritakan kembali oleh Dewi.
Tentu tak ada orang lain melihat "anak itu" kecuali Ardi.

Dewi dan suaminya memahami apa yang terjadi pada Ardi dan juga adiknya.
Beberapa anggota keluarganya juga memiliki kepekaan lebih dibandingkan dengan
orang kebanyakan. Pada Ardi hal itu sudah terdeteksi saat masih bayi. "Kalau dengar
suara azan, Ardi tampak mendengarkan dengan penuh konsentrasi," kenang Dewi.
Menjelang usia 1,5 tahun, Ardi membaca kalimat syahadat secara sambung-
menyambung seperti wirid. Sesudah bisa jalan, sebelum usia dua tahun, ia mulai
mengambil sajadah sendiri, memakai sarung sendiri dan membuat gerakan seperti
orang shalat, meskipun bukan waktu shalat.

Toh tingkah laku Ardi membuat Dewi merasa agak risau. "Ia melihat dan mendengar
apa saja yang orang lain enggak bisa lihat dan enggak bisa dengar," katanya. Ia tidak
menceritakan situasi anaknya itu pada setiap orang di luar keluarga. "Kalau enggak
percaya bisa-bisa anak itu dianggap berkhayal," lanjutnya.

Dewi tidak mengecap anaknya berkhayal, karena dalam beberapa hal ia juga memiliki
kepekaan itu, meski hanya sampai tingkat tertentu. "Suatu sore, sehabis shalat, saya
merasa ada bayangan putih. Ardi rupanya juga melihat karena ia tersenyum. Dia
bilang, ’Ma, ada yang ngikutin, perempuan. Tapi orangnya baik sekali.’ Ketika saya
tanya siapa, Ardi tidak menjawab."

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
115

Suatu hari, Dewi membaca majalah yang menulis tentang tanda-tanda anak indigo.
"Lha saya pikir kok persis sekali sama anak saya. Lalu saya berusaha menemui dr
Erwin di Klinik Prorevital."

Anak-anak dengan kemampuan seperti Ardi bukan hal yang baru di dunia, tetapi
fenomenanya semakin jelas 20 tahun terakhir ini. Beberapa film mengisahkan
kemampuan anak dan manusia dewasa dengan kemampuan semacam itu, di antaranya
The Sixth Sense, dan film-film seri seperti The X Files.

Menurut dr Tubagus Erwin Kusuma SpKj, psikiater yang menaruh perhatian pada
masalah spiritualitas, anak-anak seperti itu semakin muncul di mana-mana di dunia,
melewati batas budaya, agama, suku, etnis, kelompok, dan batas apa pun yang dibuat
manusia untuk alasan-alasan tertentu.

Fenomena itu menarik perhatian banyak pihak, karena dalam paradigma psikologi
manusia, anak-anak itu dianggap "aneh". Pandangan ini muncul karena selama ini
kemanusiaan telanjur dianggap sebagai hal yang statis, tak pernah berubah. "Padahal,
semua ciptaan Tuhan selalu berubah," ujar dr Erwin.

Sebagai hukum, masyarakat cenderung memahami evolusi tapi hanya untuk yang
berkaitan dengan masa lalu. "Fenomena munculnya anak-anak dengan kemampuan
seperti itu merupakan bagian dari evolusi kesadaran baru manusia, yang secara
perlahan muncul di bumi, terutama sejak awal milenium spiritual sekitar tahun 2000
yang disebut Masa Baru, The New Age, atau The Aquarian Age. Semua ini
merupakan wujud kebesaran Allah," tegas Erwin.

Fisik anak-anak indigo sama dengan anak-anak lainnya, tetapi batinnya tua (old soul)
sehingga tak jarang memperlihatkan sifat orang yang sudah dewasa atau tua. Sering
kali ia tak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara
maupun prosedur yang ada. Kebanyakan anak indigo juga memiliki indra keenam
yang lebih kuat dibanding orang biasa. Kecerdasannya di atas rata-rata.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
116

Istilah "indigo" berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan
kombinasi biru dan ungu, diidentifikasi melalui cakra tubuh yang memiliki spektrum
warna pelangi, dari merah sampai ungu. Istilah "anak indigo" atau indigo children
juga merupakan istilah baru yang ditemukan konselor terkemuka di AS, Nancy Ann
Tappe.

Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia dan memetakan
artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku Understanding
Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk mengelompokkan pola dasar
perangai manusia melalui warna aura mendapat dukungan psikiater Dr McGreggor di
San Diego University.

Dalam klasifikasi yang baru itu Nancy membahas warna nila yang muncul kuat pada
hampir 80 persen aura anak-anak yang lahir setelah tahun 1980. Warna itu menempati
urutan keenam pada spektrum warna pelangi maupun pada deretan vertikal cakra,
dalam bahasa Sansekerta disebut cakra ajna, yang terletak di dahi, di antara dua alis
mata.

"Itulah mata ketiga," ujar dr Erwin. The third eye itu, menurut dia, berkaitan dengan
hormon hipofisis (pituary body) dan hormon epificis (pineal body) di otak. Dalam
peta klasifikasi yang dibuat Nancy, manusia dengan aura dominan nila dikategorikan
sebagai manusia dengan intuisi dan imajinasi sangat kuat.

"Letak indigo ada di sini," jelas Tommy Suhalim sambil menjalankan perangkat
teknologi pembaca aura, aura video station (AVS). Alat yang protipenya dibuat oleh
Johannes R Fisslinger dari Jerman tahun 1997 ini lebih canggih dibandingkan
perangkat teknologi serupa yang ditemukan Seymon Kirlian tahun 1939, dan Aura
Camera 6000 yang dibuat Guy Coggins tahun 1992 berdasarkan Kirlian Photography.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
117

Tom menunjukkan titik berkedip berwarna nila tua, sangat jelas di antara kedua mata
Vincent Liong (19). Murid kelas dua tingkat SLTA di Gandhi International School itu
sudah menulis buku pada usia 14 tahun dan bukunya diterbitkan oleh penerbit
terkemuka di Indonesia. Buku Berlindung di Bawah Payung itu merupakan refleksi,
berdasarkan kejadian sehari- hari yang sangat sederhana.

Pergulatan pemikiran yang muncul dalam tulisan-tulisannya kemudian seperti datang


dari pemikiran orang bijak, dan menjadi bahan pembicaraan. Pemilihan angle-nya
tidak biasa, dan hampir tidak terpikir bahkan oleh orang dewasa yang menekuni
bidang itu. Belakangan ia banyak menulis soal spiritual, namun tetap dilihat dalam
konteks ilmiah dan rasional.

Mungkin karena minatnya yang sangat besar pada dunia tulis-menulis, Vincent tidak
terlalu berminat dengan beberapa mata pelajaran di sekolahnya. Orangtuanya yang
tergolong demokratis pun sering tidak mengerti apa yang diingini anaknya yang ber-
IQ antara 125-130 ini. "Dia keras kepala. Kemarin ia tidak mau ikut ujian
matematika," sambung Liong, ayahnya.

Vincent mengaku "takut" pada matematika sejak kecil, tapi mengaku disiplin pada
aturan mainnya sendiri. "Sejak kecil aku bingung pada dogma satu tambah satu sama
dengan dua. Aku juga bingung dengan ilmu ekonomi karena dalam realitas sosial
berbeda," tegas Vincent.

Toh sang ibu sudah menengarai keistimewaan anaknya sejak bayi. Waktu SD,
Vincent biasa bergaul dengan gurunya, dan orang-orang setua gurunya.
Pertanyaannya banyak dan sangat kritis. "Saya langganan dipanggil guru bukan hanya
karena anak itu sulit. tetapi juga karena karangan-karangannya membuat guru-
gurunya kagum," ujar Ny Ina.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
118

Vincent sudah menulis tentang teleskop berdasarkan pengamatan dan referensi pada
usia SD. "Di rumah ia membawa ensiklopedi yang besar- besar itu ke kamarnya," ujar
Ny Ina. "Kamarnya kayak kapal pecah. Tidurnya dini hari karena menulis," sambung
Liong. "Saya sering meminta agar ia menyelesaikan pendidikan formalnya dulu,
karena bagaimanapun itu sangat penting," lanjut Liong.

"Pendidikan formal sangat penting karena anak-anak indigo harus membumikan ’ilmu
langitnya’ untuk kebaikan manusia. Bukan sebaliknya," ujar Rosini (40). Ia
menganjurkan, agar anak-anak yang memiliki kemampuan berbeda itu tidak
dieksploitasi oleh orangtua dan lingkungannya untuk mencari nomor togel atau
menjadi dukun atau klenik. "Bukan itu misi anak-anak indigo," tegas Rosi.

Anak-anak itu sebenarnya punya mekanisme pertahanannya sendiri. Annisa,


misalnya. Gadis kecil berusia 4,5 tahun ini tiba-tiba berbicara dalam bahasa Inggris
beraksen Amerika begitu ia bisa bicara pada usia 2,5 tahun. Padahal orangtuanya
tidak berbahasa Inggris dengan baik. Meski tampak menggemaskan, dalam banyak
hal ia berbicara dan bersikap seperti orang dewasa, bahkan menyebut dirinya "orang
Amerika" karena "datang dari Amerika". Nisa menyebut ibunya, Yenny bukan dengan
panggilan mama.

Kemampuan melihat dan mendengar Nisa sangat tajam pada pukul 23.00 sampai dini
hari. Tetapi kalau secara sengaja diminta memperlihatkan kemampuannya, ia akan
menolak dengan tidak memperlihatkan kemampuan itu sehingga ia tampak seperti
anak-anak lainnya," ujar Yenny. Kata sang ibu, Nisa tidak mudah bersalaman dengan
orang. Ia seperti tahu orang yang suka pergi ke dukun atau memakai jimat. Namun
sebagai anak-anak Nisa juga suka menyanyi dan bermain.

Jenis dan kemampuan anak indigo bermacam-macam. Meski memiliki kepekaan yang
kuat, kepekaan mendengar dan melihat sesuatu yang tidak didengar dan dilihat orang
kebanyakan, berbeda-beda gradasinya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
119

Menurut Lanny Kuswandi, fasilitator program relaksasi di Klinik Prorevital, mengutip


dr Erwin, "Ada tipe humanis, tipe konseptual, tipe artis, dan tipe interdimensional.
Pendekatan terhadap mereka juga berbeda-beda," sambungnya.

Namun karena dianggap "aneh", tak jarang diagnosisnya keliru dan penanganannya
lebih bersandar pada obat-obatan. "Ada anak indigo yang dianggap autis, ADHD
(Attention-Deficit Hyperatictve Disorder) maupun ADD (Attention Deficit Disorder).
Padahal tanda-tandanya berbeda," sambung Erwin. Kekeliruan semacam ini juga
terjadi di AS, karena banyak ahli menganggap anak-anak itu menderita "gangguan"
yang harus dihilangkan.

"Saya beberapa kali pergi ke psikolog dan psikiater," ujar Rosini. Profesional di suatu
perusahaan swasta terkemuka itu suatu saat dalam hidupnya merasa sangat terganggu
oleh suara-suara itu. Orangtuanya juga merasa anaknya "aneh" karena kerap memberi
tahu peristiwa yang akan terjadi, tetapi menolak mengakui kemampuan anak itu.

"Dalam tes yang dibuat oleh mereka, saya dinyatakan sehat. Tidak ada gangguan apa
pun," sambung Rosini. Sebaliknya, ia melihat psikolog dan psikiater yang melakukan
tes terhadap dirinyalah yang bermasalah. Ia juga pernah mencoba mencari paranormal
untuk membuang kemampuannya itu, meski suara-suara itu mengatakan "jangan".

Akhirnya Rosi berdamai dengan dirinya dan mengembalikan kemampuannya sebagai


wujud kebesaran Allah SWT, dengan berusaha untuk terus mendekatkan diri pada
Sang Pencipta. Karena itu ia ingin membantu orangtua dengan anak-anak indigo agar
anak- anak itu tidak melewati masa pencarian yang rumit seperti dirinya.

Indigo children, menurut Erwin, bukan fenomena terakhir, karena akan lahir anak-
anak yang disebut sebagai crystal children. "Anak-anak dengan warna dasar aura,
bening dan lengkap. Mereka lahir dari orangtua yang spiritual."

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
120

Mungkin Cita (9) termasuk anak itu. Keluarganya, sampai nenek-neneknya,


spiritualis. Ia bisa melihat sinar dan malaikat di rumah ibadah, khususnya ketika
orang-orang sedang berdoa. Ini hanya salah satu kemampuan "melihat" milik anak
yang selalu mendapat rangking di sekolah itu. Cita tahu kapan hujan akan turun hari
itu dan sebaliknya, meskipun mendung sudah menggantung.

"Ia menjadi teman dan penasihat kami, bapak-ibunya. Di sekolah, di keluarga besar
kami, terasa ia menebarkan aura kedamaian dan kebahagiaan. Anak itu sangat tenang
dan pemaaf," ujar ibunya, Ny Dita.

“Past Life": Menguak Kehidupan Lampau


Sumber : http://www.kompas.co.id//kesehatan/news/0511/30/112627.htm

Kehidupan lampau kita menyimpan banyak rahasia, yang terkait erat dengan keadaan
kita di masa kini. Beragam trauma di kehidupan lampau bisa menjadi penyebab
berbagai persoalan yang dihadapi sekarang. Lewat regresi atau pengingatan ke
kehidupan lampau (past life regression) masalah itu bisa diatasi.

Seorang dosen ilmu komunikasi di Jakarta, sebut saja Agnes (45), bercerita. Sejak
kecil ia sering merasa akan mati pada usia 28 tahun, sehingga membuatnya takut
menikah. Selain itu, ia sering merasakan sakit di perut kanan bawah. Rasa sakit ini
tidak terlalu jelas karena hilang timbul. Nyeri dan rasa mengganjal agaknya cocok
untuk mengidentifikasi rasa sakit itu.

Untung keadaan ini tidak terlalu mengganggu, tetapi Agnes penasaran. Sebenarnya
ada apa dengan perutnya? Saat ke dokter dan dari pemeriksaan laboratorium,
penjelasan yang diterimaa tidak memuaskan. Kata dokter tidak ada masalah apa-apa
pada organ hati maupun ginjalnya.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
121

Secara tak sengaja ia mengikuti sesi terapi hipnosis dengan psikologi Pamugari
Widyastuti yang mendalami terapi regresi. Tidak diduga, hipnosis yang dijalani
membawa Agnes berkelana ke kehidupan lampau. Tak tanggung-tanggung, ke sekitar
tahun 1850-an di Batavia. Agnes melihat dirinya adalah seorang noni Belanda (ia
sekarang perempuan Jawa) yang meninggal di usia 28 tahun karena sakit lever.

Seperti dalam film, Agnes melihat tubuhnya berbalut gaun serba putih terbaring di
atas meja di depan altar gereja yang dipenuhi bunga warna putih. Saat itu Agnes
merasa melihat suaminya muncul dari pintu samping dikawal dua tentara, datang
mendekat. “Saya bilang kepadanya, "Sorry schat ...karena saya pergi lebih dulu,”
cerita Agnes.

Namun, apa daya, kata itu tak bisa terucap karena ia sudah terbujur kaku. “Saya mati
ngenes karena suami saya ditangkap dan dijebloskan ke penjara saat kami sedang
mengadakan pesta dan hidup bahagia. Suami saya seorang pemberontak,” tambahnya.

Cerita kematian ini hanya sepotong. Kisah yang dilihat Agnes lebih menarik.
Baginya, perjalanan memasuki kehidupan lampau itu sangat menggairahkan dan
mengasyikkan, walau pengalaman itu mengharukan.

Beberapa waktu setelah sesi terapi yang berlangsung tak lebih dari satu jam ini, Agnes
mengatakan pada teman-temannya kalau nyeri di perut kanan bawahnya sudah hilang.
Aneh juga, pikirnya. Apakah karena terapi itu?” tanyanya kepada terapis.

Jawabannya, “Ya, sakit itu hanya memori kehidupan lampau yang terbawa hingga
sekarang.”

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
122

Kuncinya Pengertian

Cerita Agnes, meski tidak sedetail seperti yang ia alami, bukanlah rekaan. Banyak
orang telah mengalaminya. Sebutlah Nano yang sembuh dari sakit kepala menahun
setelah tahu bahwa dulu ia tentara Jerman yang mati tertembak. Atau, Aline yang
tidak lagi memiliki keluhan nyeri di leher bagian belakang setelah tahu bahwa dulu ia
mati dipenggal.

Anda mungkin tidak percaya. Bisa jadi karena terapi model ini masih sangat jarang
dikerjakan di Indonesia dan tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Namun, bila
kita membaca buku-buku karya para penulis (umumnya psikiater) dari luar negeri,
khususnya dari Amerika Serikat dan Eropa, dan berselancar di internet, akan banyak
ditemui cerita mengenal terapi yang disebut past life therapy ini.

Beberapa penulis seperti Brian L. Weiss, MD, dengan bukunya yang terkenal Many
Lives, Many Masters, Through Time Into Healing, Only Love Is Real, Michael
Newton, Ph.D. dengan bukunya Journey of Souls, Destiny of Souls, dan pakar
hypnotherapi dari Selandia Baru, Richard Webster, dengan bukunya Practical Guide
to Past Life Memories, Soul Mates; Relationships Across Time, banyak bercerita dan
mengulas persoalan terapi dengan memasuki kehidupan lampau ini.

Terapi past life, menurut Brian Weiss, Kepala Departemen Psikiatri di Mount Sinai
Medical Center, Miami Beach, Florida, AS, dan penulis buku past life yang telah
diterjemahkan dalam 30 bahasa, adalah teknik penyembuhan yang melibatkan klien
untuk kembali mengalami kehidupan masa lalunya, entah saat masa kecil, saat di
kandungan, dan terutama saat ia hidup di berbagai kehidupan yang berbeda dengan
hidupnya kini, bisa ratusan bahkan ribuan tahun lampau.

Menurut Brian, kebanyakan orang memasuki hidup lampaunya lewat hipnosis.


Beberapa cara lain bisa juga ditempuh, misalnya meditasi atau pengalaman spontan
seperti déjà vu (bila orang merasa pernah bertemu atau kenal dengan suatu tempat
atau orang tertentu, padahal sebelumnya tidak pernah bertemu atau berkunjung).
Mimpi bisa jadi cara untuk mengalami past life.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
123

Seperti yang dialami Agnes, terapi past life yang dijalankan Brian dapat membantu
orang untuk menghilangkan gejala-gejala kronis lainnya seperti fobia, kepanikan,
mimpi yang menyeramkan, takut akan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, kegemukan,
relasi yang cenderung rusak dan berulang dengan orang lain, sakit fisik, dan penyakit
tertentu yang tak tersembuhkan.

Past life, menurut Brian, membuat orang kembali sadar dan ingat akan
pengalamannya. Pengalaman itu muncul dengan sendirinya tanpa diperintah. Ketika
sampai pada suatu masa, kita akan bisa melihat, merasakan hati, dan ikut terlibat
dengan diri sendiri atau orang-orang yang kita lihat dalam rekaman film pikiran kita
itu.

Ingatan ini akan menjadikan orang mengerti betul apa yang dialaminya. “Mengerti
adalah kunci terapi ini. Pengertian ini yang menyembuhkan. Pengertian melenyapkan
ketakutan dan membuka jendela di mana cinta akan muncul dan melenyapkan segala
keraguan dan kecemasan serta menyegarkan jiwa dan memelihara relasi,” ungkap
Brian. Yang hendak dituju terapi ini yakni mengingat dan membangkitkan masa
lampau kita, hingga segala trauma lenyap dengan sendirinya.

Tak Perlu Percaya Reinkarnasi

Untuk mengalami terapi ini, Anda tidak perlu percaya reinkarnasi. “Jika Anda mau,
Anda bisa percaya bahwa segalanya merupakan kiasan dan terapi tetap bisa berjalan,”
ujar Brian.

Satu contoh kisah datang saat musim semi tahun 1996. Waktu itu Brian berada di
sebuah pertunjukan Maury Povich. Ia memberikan terapi regresi seperti biasa pada
beberapa orang. Kamera televisi merekam aktivitas itu. Salah seorang yang ikut sesi
regresi bernama Jim, musisi yang juga veteran perang Vietnam.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
124

Brian sama sekali belum pernah bertemu Jim. Setelah diberi penjelasan mengenai apa
yang hendak dilakukan dan kamera siap menyorotnya, Jim menyatakan bahwa dia
belum pernah dihipnosis dan tidak pernah punya pengalaman dengan terapi past life,
apalagi tahu dan percaya soal reinkarnasi, tetapi dia ingin mencoba.

Beberapa menit kemudian, Jim sudah berada dalam kondisi terhipnosis. Ia tidak
terganggu oleh adanya kamera. Lalu, mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata, “Saya
sedang menunggang kuda dan saya adalah seorang tentara.”

“Kami berada di Dakota.. .Ada banyak Indian dan kami hendak disembelih oleh para
Indian itu.. . .Saya sedang mencoba meyakinkan istriku bahwa kami mati dengan
hormat .... meski tampaknya tidak demikian.”

Air mata mulai mengalir ke pipi Jim. Kesedihan dan kemurungannya tampak sekali di
wajahnya.

“Ada Gary di sana,” tambah Jim. Seulas senyum muncul di mukanya yang sedih.
Gary adalah sahabat Jim dalam kehidupan sekarang.

“Kamu mengenalinya?” tanya Brian. Ya,” jawab Jim, “temanku Gary”.

“Apakah dia juga satu kelompok dengan kalian?’ tanya Brian.

“Ya,” senyum tampak di wajah Jim sambil air matanya terus mengalir.

‘Oke,” tambah Brian “Apakah kamu tetap hidup?’ tanya Brian.

"Tidak!”

“Apa yang terjadi padamu?’

“Mereka mengambil rambutku, menguliti kepalaku,” jawab Jim.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
125

“Apa yang kau lihat?’

Suara Jim kian sedih. “Sungguh mengerikan....menyedihkan.”

Setelah Brian selesai dengan sesi singkat itu dia bertanya, “Apa yang sekarang bisa
kamu pelajari dari semua itu?” Sejenak diam, sambil sedikit mengingat
pengalamannya yang luar biasa, Jim menjawab, kadang dia menjadi korban, kadang
menjadi pembunuh. Akhirnya terdengar kata-katanya, “Hidup begitu suci dan tidak
ada alasan untuk membunuh siapa pun!”

Jadi, meski Jim tidak percaya reinkarnasi atau belum pernah ikut sesi past life, dia
tetap saja mengalami. Bahkan, lewat proses mengingat dan mengerti pengalamannya
di akhir abad ke-19 itu, Jim mendapatkan pencerahan. Ia sadar bahwa hidup ini suci.

Terapi ini tak hanya menyembuhkan fisik, tetapi juga mental dan jiwa kita, lewat
bangkitnya kesadaran yang lebih tinggi mengenai hidup.

Terapi "Past Life": Coba Hipnosis Sendiri


Sumber : http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0512/01/122458.htm

Brian L. Weiss, MD, psikiater lulusan Yale University, Amerika Serikat, menyatakan
bahwa hipnosis adalah satu teknik utama yang sering digunakan para psikiater untuk
mengakses memori kehidupan lampau (past life).

Tujuan hipnosis seperti juga meditasi, terutama mencapai status alpha (subconscious).
Dalam kondisi ini Anda tidak tidur, sebaliknya sadar sepenuhnya atas apa yang
terjadi. Keadaan ini sama seperti saat pikiran Anda menjadi rileks dan konsentrasi
begitu intens, sehingga kegaduhan apa pun yang berlangsung di sekitar tak akan
mengganggu.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
126

Setiap hipnosis sebenarnya merupakan self hypnosis. Jadi Andalah yang mengontrol
proses itu. Subconscious tak dibatasi oleh waktu, tempat, dan batasan wilayah logis.
Pikiran subconscious bisa mengingat segala hal, menyerap dan menyensor apa pun
yang pernah dialami.

Karenanya beberapa orang yang dihipnosis bisa melihat kehidupan lampaunya sama
seperti menonton film. Yang lain bahkan merasakan film itu begitu hidup. Tidak
sekadar melihat, melainkan juga mendengar yang diucapkan, mencium aromanya, dan
merasakan apa yang dirasa orang-orang yang diamatinya.

Tentu saja status kedalaman hipnosis menentukan semua itu. Sayang, menurut
Richard Webster, tak semua orang berhasil masuk ke kehidupan lampaunya lewat
hipnosis.

Ada tiga kemungkinan tentang itu: Pertama, takut. Bila seseorang takut terhadap
segala hal yang mungkin dialami atau masih memegang kuat prinsip religiusnya yang
menentang konsep reinkarnasi, sehingga tidak dapat rileks untuk membiarkan ingatan
kehidupan lampaunya mengalir.

Kedua, tidak ada empati antara subjek dan penghipnosis sehingga subjek tidak merasa
rileks.

Ketiga, orang yang belum memiliki kehidupan lampau alias jiwa yang baru.

Keempat, karena peristiwa lampau itu sangat traumatis, sehingga pikiran bawah
sadarnya menutup akses ke sana.

“Jadi, intinya rileks dan terbuka," kata Webster. Meski tak percaya pada reinkarnasi,
bila orang bisa rileks dan terbuka, proses hipnosis dan penjelajahan ke masa lampau
akan terjadi.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
127

Coba Hipnosis sendiri

Berikut ini contoh latihan untuk memudahkan regresi yang bisa Anda lakukan sendiri
(dengan bahan yang sudah direkam secara perlahan dalam pita rekam) atau ada
pasangan yang membacakan teks yang sudah disiapkan. Latihan ini membantu Anda
agar mudah dihipnosis untuk terapi past life.

Sebelum mulai, berbaringlah di tempat yang nyaman atau duduk di kursi malas.
Carilah tempat yang jauh dari keramaian. Lepaskan sepatu, kaca mata, lensa kontak,
dan jangan menyilangkan kaki.

Musik instrumental lembut bisa diputar untuk mengiringi. Apa pun gambaran,
perasaan, sensasi, atau pikiran yang datang dalam kesadaran Anda adalah sesuatu
yang baik. Jangan mencoba menyensor, menilai, atau menganalisis.

Sambil mendengarkan, rasakan seluruh perasaan atau apa pun yang datang. Jangan
mencoba konsentrasi pada ingatan, fantasi, imajinasi, metafor, atau simbol. Jangan
terburu-buru dengan proses yang berlangsung, nikmati saja semua.

Sambil menutup mata secara lembut, tarik napas dalam-dalam. Bayangkan


ketegangan dan stres keluar dari tubuh saat mengeluarkan napas.......Bayangkan Anda
menghirup energi cantik yang ada di sekeliling.....

Tarik napas semakin dalam, makin dalam sehingga rileks benar ......

(Istirahatlah selama 15 detik untuk merilekskan tubuh. Kata-kata ini jangan direkam
atau diungkapkan. Untuk diri Anda saja.)

Sekarang rilekskan seluruh otot, mulai dari otot wajah, dagu...... Biarkan ketegangan
dan kepenatan di otot lenyap......

Rilekskan otot leher dan bahu ........

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
128

Rilekskan otot tangan......otot punggung, baik punggung atas maupun


bawah......biarkan seluruh ketegangan lepas....Rilekskan otot perut sehingga Anda bisa
bernapas sempurna dan dalam ..... Rilekskan otot kaki......sehingga seluruh tubuh
menjadi damai dan tenang....

Biarkan seluruh kegaduhan atau gangguan di sekeliling justru membuat tingkat


kedalaman rileks semakin bertambah.......

Bayangkan atau visualisasi atau rasakan cahaya indah di atas kepala Anda..... Anda
dapat memilih warnanya dari warna-warna yang ada...... Cahaya ini akan
memperdalam tingkat Anda dan menyembuhkan tubuh Anda......Biarkan cahaya
mengalir masuk tubuh lewat puncak kepala, menerangi otak dan susunan saraf,
menyembuhkan jaringan-jaringan ini dan memperdalam tingkat Anda ...... Biarkan
cahaya turun, seperti gelombang cahaya dari bagian atas tubuh sampai bawah tubuh
menyentuh setiap sel, setiap jaringan dan setiap organ di tubuh dengan damai, cinta
dan membawa kesembuhan .........di mana pun cahaya mampir di tubuh, biarkan
cahaya itu menguatkan bagian itu ...............

(15 detik istirahat)

Biarkan cahaya mengalir melewati kaki dan mengisinya dengan terang indahnya
............ sekarang bayangkan atau rasakan cahaya mengelilingi tubuh Anda seolah
Anda berada dalam kepompong yang melindungi Anda, menyembuhkan kulit-kulit
dan memperdalam tingkat Anda ...........Hitung mundur mulai dari sepuluh sampai
satu, biarkan setiap nomor membuat Anda semakin tenang dan benar-benar rileks.

Sepuluh ......... sembilan ....... delapan ....... dalam dan semakin dalam tingkat
ketenangan Anda ...... tujuh ....enam.... lima dalam dan semakin dalam Anda
......empat ........tiga semakin tenang......... dua...... satu......

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
129

Dalam keadaan rileks dan tenang, bayangkan Anda sedang berjalan di sebuah tangga
yang indah. . . .turun. . .turun.... semakin dalam......dalam...... setiap langkah
memperdalam tingkat ketenangan Anda ....... Saat mencapai dasar tangga, terbentang
di hadapan kebun yang sangat indah kebun yang penuh damai dan cantik, aman. . .dan
bersih.... berjalanlah masuk kebun dan temukan tempat yang tenang .........tubuh Anda,
masih terselubungi cahaya melanjutkan proses penyembuhan.....

(Istirahat 15 detik)

Sekarang bayangkan Anda melayang dan kemudian berada di dalam air yang jernih
bersama beberapa lumba-lumba..... Anda bermain-main dengan mereka, berenang dan
menikmati hangatnya air.. .Sesaat kemudian Anda meninggalkan tempat itu ..... tetapi
bisa kembali lagi kapanpun Anda ingin ..... Ketika lepas dari air Anda langsung kering
.... karena ini adalah air istimewa........Gunakan imajinasi Anda selanjutnya untuk
melihat berbagai hal yang terjadi ...... Setelah Anda puas dengan perjalanan ..........
hitunglah maju dari satu sampai sepuluh. Satu .... dua ..... tiga .... bangunkan diri pada
kesadaran ...... empat .....lima .... enam ..... bangun dan rasakan badan yang segar dan
nyaman ...... tujuh ..... delapan ..... semakin terbangun ...... sembilan ..... sepuluh .....
bukalah mata ...... tenangkan diri sejenak ..... rasakan nyamannya tubub dan pikiran
..... duduklah dan regangkan tubuh Anda.

Rasakan Peristiwa itu Tahap demi Tahap

Regresi ke kehidupan lampau memiliki tingkatan yang tergantung dari kedalaman


status gelombang otak yang dicapai seseorang saat terhipnosis, entah oleh diri sendiri
maupun orang lain.

Tingkat pertama, seperti saat kita baru menyetel televisi. Gambar yang terlihat tampak
agak kabur. Kadang tampak sekilas seperti suatu periode drama. Meski fokusnya
tidak terlalu jelas, Anda bisa mengenal adegan yang satu sama lain terhubung.
Tingkat ini wajar terjadi pada sesi yang baru pertama kali kita jalani.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
130

Tingkat kedua, Anda mulai melihat adegan itu sepenti layaknya menonton televisi.
Seluruh cerita bisa diamati. Hanya saja, keterlibatan secara emosional belum muncul.
Karakter dan cerita yang muncul bisa dikenali, tetapi Anda belum yakin yang
manakah Anda.

Tingkat ketiga, Anda mulai mencapai tahap terlibat dengan apa yang terjadi. Bau,
perasaan, dan suasana yang ada bisa Anda rasakan, Namun, jalan cerita mungkin
belum jelas. Masih ada rasa sedikit terpisah dengan situasi.

Tingkat keempat, Anda benar-benar merasakan seluruh emosi yang muncul. Anda
benar-benar terlibat dengan cerita yang berlangsung sekaligus sadar akan kehidupan
Anda sekarang, meski agak bingung dengan waktu keberadaan Anda. Namun, Anda
bisa bergerak ke waktu lain sesuai keinginan. Anda juga bisa mengidentifikasi
karakter-karakter orang yang terlibat di dalamnya dan menghubungkannya dengan
keadaan Anda sekarang.

Tingkat kelima, Anda mulai total terlibat. Benar-benar bisa merasakan seluruh
kejadian saat itu. Identifikasi orang dan karakter sangat jelas. Segalanya sungguh
hidup, baik dari segi emosi, rasa sakit, kegembiraan, dan kesedihan. Segalanya terasa
seperti berlangsung saat ini.

Membantu Menyadari Potensi

Bagi Brian Weiss, psikiater yang pernah menerapi 2.000-an lebih orang ini, terapi
past life merupakan bukti bahwa reinkarnasi benar-benar nyata. "Kita adalah makhluk
spiritual yang memiliki pengalaman manusia. Jiwa kita ini kekal,” ujarnya.

Namun, tanpa perlu mempertentangkan soal percaya atau tidak tentang reinkarnasi,
penjelajahan ke masa lalu ini cukup baik untuk dicoba dan aman.

Regresi atau mundur ke pengalaman lampau, menurut Richard Webster, pakar terapi
hipnosis dari Selandia Baru, menyediakan petunjuk berharga dan alasan mengapa
seseorang melakukan tindakan dan sikap tertentu di kehidupan sekarang.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
131

Terapi ini memungkinkan kita langsung menghadapi akar masalah dan bukan sekadar
gejala. Webster menegaskan, ingatan kehidupan lalu tercetak dalam DNA setiap
orang yang terdiri dari 10 triliun sel pembentuk satu tubuh. Saat menerapkan terapi
ini, kita dapat mengusir "penyakit” yang ngendon di banyak kehidupan sebelumnya.

Terapi yang bisa dilakukan sendiri (harus latihan dulu atau untuk orang tertentu tidak
perlu) atau dengan bantuan ahli (psikiater atau terapis hipnosis) ini juga membantu
orang melepaskan perasaan bersalah yang terbentuk di inkarnasi-inkarnasi
sebelumnya.

Yang penting juga, regresi ke masa lampau membantu kita mengenali talenta-talenta
yang Anda pikir tidak dipunyai. “Keahlian dan bakat yang Anda pakai di kehidupan
lalu tidak lenyap,” tulis Webster dalam bukunya, Practical Guide to Past Life
Memories. Semua masih menjadi bagian diri Anda dan dapat dikembangkan di
kehidupan kini, asal Anda menyadarinya.

Past Life Regression (PLR) : Melongok Masa Silam Demi Kesembuhan


Sumber : http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0509/16/133555.htm

Orang hidup selalu punya masalah, so pasti. Namun, kalau berbagai upaya
memecahkannya sudah dilakoni, tapi hasilnya selalu mentok, siapa tahu ada sesuatu
di masa lalu yang mengakibatkan kesengsaraan di masa kini.

Salah satu jalan keluarnya, tengoklah “ke masa silam” melalui terapi past life
regression.

Anto tak habis pikir, mengapa belakangan ini ia punya dorongan sangat kuat untuk
menyelingkuhi sahabat istrinya. Padahal, hubungan dengan Nita, sang istri, baik-baik
saja. Tidak ada masalah serius. Hal itu jelas menimbulkan konflik dalam dirinya. Ia
sangat berharap ada jawaban atas masalah yang cukup mengganggu itu.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
132

Ati dan Bimo - seorang ibu dan anak - entah mengapa selalu saja bertengkar. Sulit
bagi Bimo menjadi anak penurut di mata ibunya.

Aldo mengaku tak pernah mampu melakukan hubungan suami-istri sepanjang


perkawinannya. Lalu Beni punya penyakit aneh, karena di malam hari ia sering
terbangun hanya karena merasa tenggorokannya kemasukan air.

Ima, seorang guru sekolah internasional di Jakarta, pun mengeluh tentang muridnya
yang super-bandel, selalu saja membangkang. “Anak ajaib” itu diyakini punya
hubungan emosional dengan kehidupan Ima di masa lalu.

Masih ada ribuan kisah lain yang menyimpan masalah yang tak kunjung terpecahkan.
Sering jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu justru ditemukan setelah menengok
kembali kehidupan di masa lalu. Itulah inti pendekatan terapi past life regression
(PLR).

Rekaman tertinggal

PLR sejatinya teknik bagi seorang psikolog atau praktisi past life untuk menuntun
seseorang pada kehidupannya surut ke belakang, jauh sebelum ia dilahirkan.
Tujuannya untuk membantu seseorang mengatasi masalah, trauma, penyakit
psikosomatis, dan sebagainya.

Anto misalnya, sempat melihat kehidupan masa lalunya sebagai pendeta Buddha yang
tidak menikah. Ketika hendak meninggal, dia dirawat oleh keponakannya, yang dalam
kehidupan kini “menjelma” jadi anak perempuannya. Anto juga melihat dirinya
berada dalam kehidupan pernikahan, saat ia melihat istrinya di zaman baheula,
ternyata sahabat istrinya kini. Tak heran kalau Anto lalu tertarik untuk berselingkuh.

Sedangkan Ati dan Bimo, di kehidupan lalu keduanya ternyata sama-sama pria
dewasa yang pernah terlibat pertengkaran hebat. Ati bahkan sampai membunuh Bimo.
Tak heran bila dalam kehidupan mereka saat ini, keduanya bagai minyak dan air, tak
pernah bisa menyatu.
Portal Metafisika Indonesia
Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
133

Lalu Beni, dalam kehidupan masa lalunya adalah anggota kelompok pemberontak
terhadap pemuka agama yang dogmatis di abad pertengahan. Sebagai hukuman, ia
ditenggelamkan di laut. Setelah menyadari masa lalunya, secara perlahan gangguan
Aldo lenyap. Ia tak pernah terbangun lagi di malam hari. Yang menarik, Aldo ternyata
seorang biarawan Katolik di Italia pada abad ke-17. Lewat terapi, ia menyadari bahwa
kini ia bukan lagi biarawan. Ia orang biasa yang boleh melakukan hubungan seksual
sebagaimana orang biasa.

Begitu pula Ima, dalam kehidupan masa silamnya ia pernah menyeleweng dan
meninggalkan suami serta anaknya. Anak itulah yang kini jadi muridnya. “Setelah
tahu, kini saya selalu menyiapkan diri agar lebih sabar menghadapi murid saya yang
satu ini,” aku Ima.

Evolusi jiwa

Dua praktisi yang bermukim di Jakarta, Pamugari Widyastuti, S.Psi. dan Sumarsono
Wuryadi, mengakui manjurnya terapi kembali ke masa lalu ini.Namun, jangan salah
tafsir. Terapi ini bukan untuk main-main, misalnya iseng hanya untuk melihat siapa
diri kita di masa lalu, tanpa ada manfaat yang bisa dipetik.

PLR bertujuan menolong seseorang ketika masalahnya menemui jalan buntu. Hal
yang sama dilakukan untuk penyembuhan penyakit. Seperti Ana yang sudah bolak-
balik ke dokter untuk mengobati sakit perutnya yang tak kunjung sembuh. Ketika
terapi lain dan pengobatan medis tak jua menyembuhkan, dia mencoba terapi PLR.

“PLR merupakan terapi terakhir yang harus saya ambil bila klien saya tak kunjung
sembuh,” ujar Reza Gunawan, praktisi self healing dari Klinik True Nature Healing.
Di luar negeri, PLR cukup akrab di kalangan dunia kedokteran. Begitu tenaga medis
angkat tangan terhadap kesembuhan pasiennya, mereka segera merekomendasikannya
menjalani terapi PLR.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
134

Namun, di Indonesia PLR baru hadir dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa tempat
yang aktif memperkenalkannya antara lain Yayasan Sanjiwani dan Yayasan Anggrek.
“lni awal yang baik, karena ternyata PLR bisa diterima sebagai terapi,” aku
Sumarsono yang berpraktik di Klinik Seroja dan Klinik Sanjiwani, Jakarta.

Menurut Sumarsono, terapi PLR dapat digunakan untuk menghilangkan berbagai


trauma kejiwaan dan penyakit psikosomatis. Di samping itu, juga bisa membantu
seseorang menjadi lebih percaya diri.

Untuk dapat memahami terapi PLR, mau tidak mau kita harus juga memahami perihal
reinkarnasi lebih dulu. Termasuk di dalamnya hukum sebab-akibat (karma). Diyakini
bahwa jiwa (roh) kita itu kekal adanya. Ketika orang meninggal dunia, sebetulnya
hanya jasadnya yang mati. Jiwanya tetap hidup dengan “pakaian” dan peran yang
berbeda.

Namun, memori akan kehidupan masa terdahulu masih melekat dalam jiwa. Selain
bisa berupa hobi, minat, keterampilan, dan intelektualitas, memori itu juga bisa
berupa pengalaman yang menyakitkan, seperti cara meninggal secara tak terduga dan
menyakitkan. Hal inilah yang menimbulkan keluhan atau penyakit yang tak
terpecahkan oleh tangan dokter.

Dari sisi ini, terapi PLR punya dimensi spiritualitas yang tinggi. “Selalu ada benang
merah yang menghubungkan siapa kita di masa lalu dan saat ini. Ada rangkaian
proses akumulatif dari pengalaman-pengalaman terdahulu menuju pada
kesempurnaan. Sadar atau tidak sadar, ada evolusi spiritual pada diri manusia.

“Pada tahap-tahap tertentu, kita seperti dibenturkan sebelum menyadari maknanya.


Kita menuai apa yang kita tanam. PLR digunakan untuk melihat (masa) yang lalu dan
mengoreksi diri apakah yang kita hadapi merupakan karma dulu. Kehidupan yang
sekarang menyempurnakan kehidupan yang lalu,” jelas Sumarsono.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
135

Senada dengan Sumarsono, Pamugari Widyastuti menegaskan, PLR membantu


menjadikan kehidupan seseorang lebih seimbang, lebih sempurna, dan lebih bersih
Kalau sudah tahu arti rangkaian hidup manusia, kita akan menjadi lebih humble dan
berserah diri. Manusia memiliki higher self yang menuntut kita di dalam keterpurukan
untuk mengasah jiwa,” tutur Ketua Jurusan Psikologi Universitas Paramadina,
Jakarta, ini.

Tanya higher self

Pamugari dan Sumarsono menggunakan teknik relaksasi, agar kliennya mudah


memasuki alpha state, di mana otak dalam kondisi istrirahat penuh. Saat itu,
gelombang otak sangat kondusif untuk menyambung pada rekaman memoni masa
lampau.

“Kita minta higher self mengajak pada masa lalu yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi seseorang. Orang yang pernah belajar meditasi, reiki, dan sebagainya lebih
cepat masuk dan melihatnya. Selain itu, makin muda usia prosesnya makin mudah,
apalagi yang percaya pada saya. Saya bisa meregresi secara massal mahasiswa saya.
Because they trust me,” aku Pamugari.

Pamugari tidak menggunakan hipnosis, karena ia ingin kliennya ingat apa yang
dilihatnya di masa lalu. Ia juga menuntunnya untuk mengikuti langkah-langkah yang
harus dilakukan lewat kaset. Menurut dia, dalam terapi PLR klien harus latihan
sesering mungkin agar dapat menemukan jalan keluar yang tepat. Karena itu
Pramugari mengharapkan, lewat kaset kliennya bisa melakukannya di rumah.

Yang dilakukan Sumarsono pun tidak jauh berbeda dengan Pamugari. Setelah
relaksasi, Sumarsono mengajak kliennya untuk membuang pikiran dan merasakan
proses sampai mengendap masuk ke alpha state.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
136

“Dalam kondisi itu, roh kita yang dominan, karena raga dan pikiran sudah ‘dibuang’.
Pada saat itulah higher self kita muncul. Tinggal tanya saja, siapa saya. Nanti, ‘kan,
terjadi dialog apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari masalah yang kita hadapi.
Roh manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mengetahuinya. Kita bisa minta
dibawa mundur tergantung permintaan. Bisa setiap 100 tahun, atau pada kehidupan di
mana rekamannya masih terbawa hingga kini,” papar guru reiki ini.

Jika seseorang gagal, biasanya karena ia tidak berhasil masuk ke alpha state atau
tahap hening. “Sebaliknya, jika berhasil memasuki taraf hening, otomatis “film”-nya
cepat sekali muncul. Jangan kaget kalau ada gambar-gambar kehidupan kita yang
lampau. Setiap orang tidak sama. Jangan berkomentar dulu, terima saja apa adanya.
Biarkan itu mengalir.”

Bagi Sumarsono tidak semua kliennya diberi tahu ketika sedang diterapi PLR. Sebab,
banyak orang belum bisa menerima dan mempercayai terapi ini, sehingga ia
melakukan PLR sendiri tanpa setahu kliennya. Ia punya contoh kasus salah satu
kliennya, seorang laki-laki yang kulitnya melepuh.

“Orang ini sudah berobat hingga ke Amerika Serikat. Saya pun berusaha
menyembuhkannya dengan reiki dan meditasi. Karena tak kunjung sembuh, saya
lakukan PLR. Saya lalu “pergi” sendiri ke alam acashic dan melihat apa yang terjadi
sebelumnya pada kliennya, tanpa mengajak si klien. Ternyata di kehidupan yang lalu
ia jadi jagal ayam dan kerap merebus ayam dengan air mendidih tanpa berdoa terlebih
dahulu. Menghadapi kasus semacam ini, saya berdoa agar karmanya dihilangkan,”
ujarnya.

Rekaman memori memang tidak akan hilang, kalau kita tidak menghapusnya. Terapi
PLR merupakan salah satu cara untuk menghapus “rekaman” yang tidak dikehendaki
pada jiwa manusia.

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
137

PUISI-PUISI REINKARNASI

Seperti tumbuhan, aku mencecap air yang mengalir


dalam mangkuk-mangkuk bumi
Meskipun tumbuhan dan rerumputan tumbuh sekali,
namun aku tumbuh berkali-kali
Seperti janin yang belum terlahir, aku mencecap pula sari
makanan lewat darah ibuku
Karena meskipun sepertinya manusia hanya lahir sekali,
Aku telah lahir berkali-kali
-Syamsuddin Tabriz-

Seperti rerumputan, aku tumbuh berkali-kali ditepian


sungai yang deras mengalir
Selama ribuan tahun aku hidup, berkarya
Dan berusaha dalam beraneka ragam tubuh
Waktu melaju tiada henti-hentinya,
seperti setetes air aku menyatu dengan lautan
Tapi saksikanlah bagaimana aku menyatu dari situ
Sebagaimana embun aku melayang-layang
diatas samudera keabadian
Dan muncul sebagai gelombang yang menderu dilautan
-Mansyur Al Hallaj-

Dalam ruang iman dan kebijaksanaan,


Kematian tubuh berarti kehidupan jiwa
Korbankanlah nafsu tubuh,
Hingga kau bisa tinggal dalam kesadaran alam ruh
-Hakim Sanai-

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
138

Dunia demi dunia terus berputar,


Dari pembentukan sampai penghancuran
Laksana gelembung-gelembung di sungai.
Berkilauan, pecah, lenyap,
Namun mereka tetap tak musnah
Siapa yang melewati gerbang kelahiran,
Kepadanyalah jurang kematian segera membayang
-Shelley-

Kuyakin, kala seseorang pergi,


Jiwanya kembali lagi ke sini,
Bersekutu dalam penyamaran daging baru,
Ibu lain memberinya kelahiran,
Dengan badan lebih tegap dan otak lebih terang.
Batin yang lama kembali ke jalannya
-John Masfield-

Kutahu kematian membuka puluhan ribu pintu


Bagi manusia untuk mengambil jalan keluarnya dan ketemu.
Mereka pergi ke hal-hal geometris yang asing,
Engkau dapat merasakannya dalam kedua jalan
-Webster-

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM
139

Yang membanting tulang bagai budak,


Bisa datang lagi bagai pangeran,
Untuk memenangkan kelembutan dan kebajikan,
Yang memerintah bagai pangeran,
Bisa mengembara di dalam kain rombeng,
Karena yang dilakukan dan yang tak dilakukan
-Sir Edwin Arnold-

Aku pernah disini,


Kapan dan bagaimana tak dapat kukatakan,
Kukenali rerumputan di luar pintu,
Desahan suara, cahaya diseberang pantai,
Kau pernah menjadi milikku,
Berapa saat silam, mungkin aku tak tahu
-Dante Gabriel Rosseti-

Aku tetaplah jiwa meski memiliki seratus ribu tubuh


Tetapi jiwa dan ribuan tubuh itu semua adalah aku.
Jika kusaksikan ruh,
kulihat sembilan ratus tujuh puluh tubuh
Tapi hanya kusaksikan keadaanku,
aku seperti tumbuhan yang terus tumbuh
-Jalaluddin Rumi-

Portal Metafisika Indonesia


Visit : WWW.INDOSPIRITUAL.COM

You might also like