You are on page 1of 3

RASIO Q MENURUT HOLT/CMA

PENERAPAN
• Melacak kinerja keuangan sebuah perusahaan dari pandangan pemegang
saham.
• Menganalisis unit usaha bagian dari portofolio dalam perusahaan untuk
memperkirakan potensi sumbangan mereka kepada nilai pemegang saham
dan/atau menilai strategi terdahulu.

PROSEDUR
1. Memperhitungkan rasio nilai pasar saham (nilai tunai) untuk unit bisnis yang non
public terhadap pergantian atau biaya penyesuaian inflasi dari aktifa fisik usaha.
2. Menggunakan rasio sebagai indikasi dari potensi penciptaan nilai perusahaan
atau usaha pribadi dan strategi mereka yang terdahulu.

ACUAN TAMBAHAN

Pabrikasi dan operasi (evaluasi permintaan pengeluaran modal): Keputusan


perencanaan strategis.

Rasio Q diciptakan oleh seorang ekonomis, bernama James Tobin pada tahun 1960-
an, dan telah diterapkan untuk menganalisis masalah investasi dan usaha perencanaan
oleh perusahaan konsultasi Callard, Madden and Association, dan oleh HOLT Planning
Associates sebuah pecahan dari CMA. Rasio Q berguna dalam memperkirakan potensi
strategi untuk menyebarkan formasi nilai pemegang saham. Ini juga dapat
dimanfaatkan untuk melacak rasio Q dari kelebihan waktu sebuah perusahaan, sebagai
ukuran umumnilai yang tercipta, dan lebih khusus lagi merupakan jalan yang sederhana
untuk menghubungkan nilai pasar saham dengan nilai aktiva perusahaan. Ini
merupakan pemeriksaan yang berguna terhadap laba atas investasi (ROI), ROE dan
analisis pemotongan arus kas dalam usulan, yang kadang-kadang menyebabkan
terjadinya kesimpulan yang berbeda.

Catatan: Rasio Q juga dipergunakan dalam berbagai jenis model keuangan yang
canggih. Hubungilah perusahaan konsultan yang disebut tadi, bila Anda perlu mengejar
sasaran Anda lebih dalam lagi.

PETUNJUK

1. Rasio Q ditetapkan sebagai nilai pasar saham dari aktiva fisik sebuah
perusahaan dibagi dengan biaya pengganti aktiva-aktiva tersebut dalam nilai
uang sekarang.
Bila nilai pasar saham lebih tinggi dari biaya pengganti, nilai rasio Q akan
lebih dari 1, ini menunjukkan bahwa pasar menganggap perusahaan mampu
menciptakan nilai dengan aktiva yang melebihi aktivanya sendiri. Perusahaan
yang rasio Q-nya lebih tinggi dari 1, mempunyai insentif untuk menanam
modalnya dalam aktiva tambahan, karena pasar saham akan menilai investasi
baru tersebut lebih besar dari biaya perusahaan itu.

Dalam praktik, banyak sekali modifikasi rasio yang dapat dibuat untuk
memperbaiki kegunaan atau penyederhanaan perhitungan. CMA menggunakan
sebagai pembilang (numerator) adalah nilai pasar modal sendiri sebuah
perusahaan ditambah utang dan sebagai penyebut adalah pembelian aktiva
yang sebenarnya, yang disesuaikan dengan laju inflasi terhadap biaya setara
saat ini. Penyesuaian ini dibuat untuk tiap aktiva secara terpisah pada neraca.
Biaya peralatan penggiling yang sudah berumur 20-an tahun, disesuaikan untuk
memperlihatkan laju inflasi selama 20 tahun terakhir, tapi metode persediaan
LIFO hanya boleh disesuaikan untuk beberapa tahun saja.

Versi CMA mengenai rasio sangat mudah dihitung oleh setiap perusahaan
umum dan dapat dilacak selama waktu yang diperlukan untuk kebutuhan
penampilan keuangan. Kecenderungan penurunan dari nilai rasio ini harus
dianggap sebagai tanda peringatan.

2. Rasio Q, juga dapat dipergunakan dalam perencanaan strategis untuk menilai


sumbangan unit usaha perseorangan untuk pembentukan nilai perusahaan
besar. Tapi nilai pasar sebuah unit usaha tidak akan tampak dengan jelas. HOLT
dan CMA berpendapat bahwa hal tersebutdapat dilakukan dengan “memotong
arus unit yang diharapkan dari penerimaan kas bersih yang melebihi horizon
perencanaan, termasuk nilai sisa pada akhir periode yang direncanakan”
menurut Bernard Reinmann dan Rawley Thomas (wakil presiden senior HOLT).

Catatan: Asumsi yang dibuat oleh analis keuangan dalam pemotongan arus kas
masa depan mempunyai pengaruh kuat terhadap rasio-Q. pastikan untuk
membuat asumsi yang sama, ketika membandingkan berbagai satuan usaha.
Pada HOLT dan CMA, analisis berdasarkan pada asumsi ROI yang sebenarnya
“diharapkan mengikuti putaran hidup normal, yang mendekati rata-rata yang
tetap sekitar tujuh persen untuk jangka panjang, dengan tingkat pertumbuhan
aktiva yang sebenarnya sekitar tiga persen,“ kembali menurut Reinmann dan
Thomas.

Rasio Q untuk unit usaha dapat dipakai untuk memperkirakan potensi


sumbangan mereka kepada harga persediaan perusahaan. Rasio diatas 1,
disatukan dengan satuan usaha mungkin akan dapat membuat sumbangan yang
positif terhadap harga persediaan untuk jangka panjang.

Perhatian: Seperti rasio lainnya, Q dapat melenceng dan tidak dapat


diandalkan untuk menghasilkan bentuk analisis lainnya. Misalnya, untuk
memutuskan sebuah unit usaha yang lebih tua yang aktivanya akan sangat
mahal untuk ukuran harga sekarang. Bila aktiva tidak perlu ditempatkan dengan
cepat dan unit usaha dan unit usaha tersebut bekerja dengan baik, unit itu dapat
membuat nilai sumbangan yang positif, meskipun rasio Q-nya kecil. Lebih jauh
lagi, harga jual juga harus dipertimbangkan sebelum pimpinan memutuskan
untuk melepaskan unit usaha yang mempunyai rasio Q yang rendah harga jual
bahkan mungkin nilainya lebih rendah dari usaha yang telah menjadi bagian dari
portofolio perusahaan.

REFERENSI
Bernard C. Reinmann dan Rawley Thomas. “Value Based Portofolio Planning:
Improving Shareholder Returns.” Handbook of Business Strategy: 1986/1987
Yearbook, ed. William D. Guth (Bagian 21). Warren, Gorham & Lamont, 1986.

For More Information Please Visit:


www.4sharedknowledge.com

You might also like