You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Makalah

PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan
kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya
semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah
Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25
November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan
dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan,
Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah
Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu :
1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan
3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru,
NOvember 1955; 17)

Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia dalam


merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak
Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan
nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-
cita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945.
Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi
keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam hal
mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu
mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

I.2 Rumusan Makalah

1. Kapankah diselenggarakannya kongres PGRI I - XX?


2. Dimanakah diselenggarakannya kongres tersebut?
3. Bagaimanakah bentuk susunan PB PGRI pada setiap kongres?
4. Apa sajakah yang diputuskan dalam setiap kongres?
5. Apakah yang terjadi pada setiap periode masa bhakti?
I.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan susunan pengurus besar PGRI pada setiap kongres PGRI


2. Mendeskripsikan apa-apa saja yang terjadi pada setiap kongres PGRI
3. Mendeskripsikan putusan pada setiap kongres PGRI
4. Mendeskripsikan hal-hal yang terjadi pada masa periode masa bhakti dalam setiap
periode.

I.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan organisasi guru-
guru di Indonesia.

2. Bagi Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.

3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan daapt melestarikan kebudayaan yang ada dengan
menggunakan sebagaimana mestinya ( tidak berlebihan ).
BAB II
PEMBAHASAN
SUSUNAN PENGURUS BESAR PGRI

1. KONGRES PGRI I
Kongres PGRI I berlangsung pada tanggal 23 – 25 Nonember 1945 di Surakarata
(Solo).

 Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap
tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan maksud
penduduk.
2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti karena
negara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman dalam
negeri
3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara Arab juga akan
diberi tahu.

 Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu
seperti berikut :
Ketua Umum : Amin Singgih
Ketua 1. Rh. Koesnan
2. Soekitro
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Siswa Widjojo
Penulis : 1. Djajeng Soegianto
2. Ali Marsaban
Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)
2. Martosoedigdo
3.Reksosoebroto (Siswowadodjo)
4. Parmoedjo.

 Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 setelah kemerdekaan turut


membantu membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan
PGRI ketika didirikan, yaitu memperkuat bedirinya republik Indonesia.
 Beberapa bulan kemudian Ketua umum Amin Singgih di Angkat sebagai Bupati
Mangkunegara Surakarta, sehingga terpaksa di adakan perombakan susunan
Pengurus Besar dengan formasi sebagai berikut:
Ketua I dan II (dirangkap) : Rh. Koesnan
Penulis : 1. Sastrosoemarto
2. Kadjat Martosoebroto
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Martosoedigdo
Anggota : 1. Djajeng Soegianto
2. Sadat Sswowidjojo
3. Siswowardojo
4. Nj. Noerhalmi
5. Soespandi Atmowirogo

2. KONGRES PGRI II
Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta.

 Adapun komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut :


Ketua : 1. Rh. Koesnan
2. Soejono Kromodmoeljo
3. Soejono
Penulis : 1. J. Soetemas
2. Mh. Hoesodo
Bendahara : 1. Soemedi Adisasmita
2. Dinneman
Ketua bagian Pendidikan : D. Notohamidjojo
Ketua bagian Perburuhan : Sosro
Ketua bagian Penerangan : Slamet I

 Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu :


1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional.
2. Gaji guru supaya tidak dihentikan.
3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan.
Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan menjadi
anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersama Zachir
diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi Mentri Sosial dan
Perburuhan pada Kabinet Hatta.
 Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari
tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan sistem
pendidikan kolonial kparah sistem pendidikan nasional.

 Karena ketua I Rh. Koesnan ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan
dalam Kabinet Hatta, maka komposisi Pengurus Besar di ubah menjadi:
Ketua I : Soedjono Kromodimoeldjo
Ketua II : Soejono
Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus.

3. KONGRES PGRI III


Konggres PGRI yang ke III diselenggarakan pada tanggal 27-29 Februari 1948 di
Madiun.

 Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan, PGRI menyelenggarakan kongres


ke III. Kongres yang berangsung dalam keadaan darurat menghasilkan keputusan-
keputusan bahwa untuk menghasilkan efektivitas organisasi, dilakukan dengan
memekarkan cabang-cabang yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satu
cabang menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah sedikitnya
100 orang, diharapkan bahwa yang lebih kecil itu dapat lebih efektif, dalam
cakupan daerah yang cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang
masing-masing ternyata dapat memajukan aktivitas dan vitalitas yang tinggi
sekali.

 Adapun pengurus besar hasil kongres ke III adalah sebagai berikut :


Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo
2.Soedjono
3. Soedarsono
Panitera umum : 1. Brahim Prawirosoemitro
2. Inda Karjoso
Ketua bagian pendidikan : Soepojo
Ketua bagian perburuhan : Sostrowignjo
Bendahara : Dinneman

 Setelah kekuasaan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta pada akhir tahun 1948 s.d
awal tahun 1949, PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke
Yogyakarta, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo
: 2. Soedjono
: 3. Soedarsono
Sekretaris umum : 1. Soekkirno
: 2. Soebakti
Bendahara : Soewandi
Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban
Ketua bagian perburuhan : Sosro
Ketua bagian publisiteit : Hj. Soemato

4. KONGRES PGRI IV
Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di
Yogyakarta.

 Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya
perngurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung
besama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI
berjumlah 15.000 yang terseber di 76 cabang.
Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :
1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para
guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.
3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya
kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota
golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalakkan
persatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.

 Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:
Ketua : 1. Rh. Keosnan
2. Soedjono
3. Soedjono Kromo Dimoeljo
Sekretaris Jendral : 1. Soekimo
2. Moehamad Hidajat
Bendahara : 1. Soetinah
2. Soetedja
Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff
Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo

 Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso bekedudukan di


Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama memelihara hubungan dengan jawa
tengah, jawa timur dan D.I Yogyakarta. Soejono, Muhamd Hidayat, Soetejo, M.E
Subiadinata dan F. Wacendroff berkedudukan di Jakarta bertugas menyelenggarakan
hubungan dengan Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur dan Sunda
Kecil.

 Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut :
1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.
2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang
penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling
der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL)
3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.

5. KONGRES PGRI V
Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung.

 Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada
rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut :
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat
daerah.

 Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :


1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI yang
mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat digaji
menurut sesuai dengan standar dari pusat.
2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah
honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi.

 Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti
berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat
Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff
Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono

6. KONGRES PGRI VI
Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang.

 Kongres yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal
berikut:
1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah
instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat.
2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil
tindakat (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang tidak
memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi.

 Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut :


Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Panitera umum : Moehamad Hidajat
Panitera organisasi/tata usaha : Soebahdri
Panitera perburuhan : Ahmad Sanoesi
Panitera pendidikan : Ktut Nara
Panitera penerangan : Soeparno
Panitera keuangan dan usaha : Soetardjo
Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II
Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : Prawirosoedarsono
Komisaris umum DTU perburuhan dan
pendidikan wanita : NJ. S. Soemardi
Redaksi majalah suara guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri

 Peristiwa penting yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut :


1. PB-PGRI membangun panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh
F.Wachen droff dengan tugas yang sangat luas.
2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI)
3. Ikutserta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai konferensi lain baik yang
berhubungan dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi
pendidikan.
4. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi hal-
hal berikut :
a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB)
b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun
c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun
d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA
e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun
5. Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953
6. Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tanggal 22-27 Juli 1954
7. Disahkan pula MARS PGRI ciptaan Basoeki Endopranoto.

7. KONGRES PGRI VII


Kongres PGRI yang ke VII dilaksanakan tanggal 24 November - 1 Desember
1954 di Semarang.

 Hasil kongres VII antara lain seperti berikut :


a. Dalam bidang hukum
b. Dalam bidang pendidikan
c. Dalam bidang perburuhan
d. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari GBSI dan menyatakan diri
sebagai organisasi non Vaksentral.

 Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VII seperti berikut :


Ketua I : Soedjono
Wakil ketua : 1. M.E. Soebinadinata
2. Hermanoe Adi
Panitra umum : Moehamad Hidjajat
Panitera Organiasi : Soebandri
Panitera Perburuhan : Alamsjaroeddin
Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
Panitera Penerangan : Soepardo
Panitera Keuangan : Soetardjo
Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II
Komisaris umum DTU perburuhan : N.J.S. Soenardi

 Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti
berikut :
a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI
b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untukwilayah Nusa
Tenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera Selatan (11-
13 Juli 1955).
c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara antara
lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota
PGRI didaerah-daerah.
d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI, seperti
persatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah (IGM)
persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI)

8. KONGRES PGRI VIII


Kongres ke VIII diselenggarakan pada tanggal 10 – 24 Desember 1956 di
Bandung.

 kongres ini dihadiri oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres VIII ini, untuk
pertamakalinya diputer film ”Membolos” karya NH. Karya Harapan PGRI.

 Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VIII adalah sebagai berikut :
Ketua umum : ME. Soebiadinata
Ketua : 1. Soedjono
2. M. Hoesein
Panitera umum : 1. Soebandri
2. Widodo
Panitera organisasi : Soekandri
Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin
Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
Panitera keuangan : A. Zachri
Panitera sosial/ekonomi : A. Harahap
Komisaris umum : 1. Nj. S. Soenardi
2. P.J. Karamoy

 Peristiwa yang terjadi pasca kongres VIII adalah sebagai berikut :


1. Terbentuk komisariat kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua Sanoesi
dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua Ibrahim Siagian.
2. Diadakannya kursus kader tingkat khusu pada waktu tgl 23 Desember 1957sampai
dengan Januari 1958 dengan di Jakarta dengan ketentuan setiap 15 cabang mengirim satu
orang peserta.
3. Mengadakan dialog segi tiga antara PB-PGRI, materi PP & K, dan mentri dalam negeri
dikantor mentri PP & K tentang tuntutan PGRI untuk menaikkan anggara belajar
kementrian PP & K hingga 25%.
4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP & K hingga 25%
kepada para anggota.
5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam
kementrian PP & K.
6. Mendesak pemerintah untuk segera mengubah sistem pendidikan yang mengandung
unsur-unsur pendidikan kolonia menjadi sistem pendidikan yang lebih bersifat nasional.
7. Dikembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI kepada
pemerintah agar lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi pemeriksaan
kesehatan murid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan obat-obatan di sekolah.
8. Ditolaknya rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1956/1957. penolakan ini
dilakukan PGRI organisasi pelajar.
9. Dikeluarkannya buletin khusus yang berjudul ”Marilah kita berantas bacaan cabul”
dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno.
10. Menjadi permasalahan dalam simposium Badan Musyawarah Nasional (BMN) di
Denpasar.
11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI, yaitu 6 KG A, 2 SMA, 2 SMP pada periode
1956 – 1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG A, 6 SG B, 3
KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya.
12. Mengusahakan agar ditetapkannya Hari Pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25
November sebagai Hari Pendidikan.
13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal 30
September sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka belum diusulkan
naik pangkat.
14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam panitia
sebagai wakil PGRI.
15. Diperhitungkannya masa kerja guru SR di sekolah-sekolah swasta.

9. KONGRES PGRI IX
Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober – 4 November 1959 di
Surabaya.

 Adapun susunan Pengurus Besar PGRI yang dihasilkan di kongres ke IX ini


sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebandri
Panitera Umum : Soekarno Prawira
Panitera Umum dan Keuangan : A. Zachari
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Pendidikan : L. Manusama
Panitera Keuangan : A. Zachari
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Sosial / Ekonomi : Ismartojo
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : A. Sanoesi
Komisaris Umum Urusan Pendidikan : A.H. Arahap
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris Umum Urusan Keuangan : Nj. Soenardi

 Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan
besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yang
kecil (Rp 150), melainkan pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timur
sangat seret. Dari beberapa cabang yang setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebut
diserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI. Meskipun demikian kegiatan PGRI
berjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para guru.

 Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang


diputuskan dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidak
mengubah kekompakan di lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanya
kejelasan pada semua pihak pada saat itu. Bahwa dukungan tersebut dengan
sendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh PB. PGRI, yakni ”soksi
bukan merupakan vaksentral dan nama soksi harus diganti”, tidak terpenuhi.

10. KONGRES PGRI X


Kongres PGRI X ini diselenggarakan di Glora Bung-Karno, Jakarta pada bulan
Oktober 1962.

 Pada tahun 1962-1965 merupakan masa sulit dan pahit bagi PGRI. Pada masa itu
terjadi perpecahan di dalam tubuh PGRI. Adapun susunan PB PGRI Masa
Perserikatan ke X (1962-1965) adalah:
Ketua Umum : M.E. Soebiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebadri
Panitera Umum : A. Zachri
Panitera Keuangan : Idris M. Hutapea
Panitera Pendidikan : AMD. Jusuf
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Kewanitaan : Nj. Soenardi
Panitera Perguruan Tinggi : Mr. Agoes Tayeb
Panitera Olahraga : Ichwani
Panitera Kebudayaan : H. Rachman
Panitera Teknik : Soeprijo, S.T
Panitera Keguruan : Noersalim Roendesara
Panitera Hubungan Luar Negeri : Moehammad Hidjajat
Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkan
karena kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, maka
susunan PB PGRI berubah sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua I : M. Hoesein
Panitera Umum : H.M. Hidajat
Panitera Keuangan : A. Abdurachman
Panitera Kesejahteraan : Obing H. Tambri
Panitera Pendidikan : Drs. Soedijarto
Panitera Organisai : M. Hatta
Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin
Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI
Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf
Panitera Teknik Kejuruan : Ir. GB Dharmasetia
Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo
Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I

 PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru
PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), Persatuan
Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia dan
Persatuan Guru PERTI membentuk KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP,
kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai provinsi.

 Tugas utama KAGI adalah :


a. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama
PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru Tekhnik
Indonesia ).
b. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI
c. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak unitaristik, tetapi juga
independen dan non partai politik.

11. KONGRES PGRI XI


Kongres PGRI ke XI diadakan pada tanggal 15-20 Maret 1967 di Bandung.

 Kongres berlangsung dalam situasi perjuangan orde baru dan terasa sekali
susunan peralihan dari masa orde lama ke orde baru. Orde lama dimasukkan
sebagai tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

 Adapun susunan PB PGRI masa perserikatan XI (1967 – 1970) sebagai berikut :


Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua : 1. Drs. Men. S. Wanaen
2. Maderman, BA.
Sekretaris Jendral : Drs. Estiko Soeparjo
Sekretaris Keuangan : Ny. Dahniar Zein
Sekretaris Tenaga Kerja : M. Hatta
Sekretaris Pendidikan / Keuangan : Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Organisasi : Drs. Tarwotjo, M.Sc
Sekretaris Poleksos : Drs. M. Rusli Yunus
Sekretaris Perguruan Tinggi : Drs. A. Latief Zachri
Sekretaris Kewanitaan : Ny. S. Soenardi
Sekretaris Olahraga : Moh. Djunardi
Sekretaris Kemasyarakatan / Kebudayaan : Slamet I
Sekretaris Penerangan : T. Simbolon
Sekretaris Hubungan Luar Negeri : Soehoed Tjokroadmodjo

 Pasa tanggal 19 Desember 1969 Ketua Umum PN PGRI M.E. Soebiadinata wafat
dan di makamkan di Taman Makam Kalibata dengan inspektur upacara Ketua
MPRS Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Dan Ketua I PB PGRI yang baru
yaitu Slamet I.

 Kongres PGRI ke XI ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang
unitaristik, Independen dan non partai politik.

12. KONGRES PGRI XII


Kongres PGRI XII dilaksanakan Tanggal 29 Juni - 4 Juli 1970 di Bandung.

 Susunan PB. PGRI Periode XII ( 1970-1973 ) adalah sebagai berikut :


Ketua Umum : Basyuni Surimaharja
Ketua : 1. Selamet I
2. Maderman, BA
Sekretaris Jendral : AMD Jusuf
Sekretaris Keuangan : Ny. S. Soenardi
Sekretaris Pendidikan : Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Perburuhan : M. Hatta
Sekretaris Organisasi : Bambang Siswojo
Sekretaris Kewanitaan : Ny Dahniar Zein

 Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Surimaharja
Ketua : 1. Maderman
2. Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Jendral : M. Hatta
Sekretaris Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia
Sekretaris Pendidikan : Prof.Dr. Winarno Surakhad
Sekretaris Perburuan : Soeharto Padmoatmojo
Sekretaris Organisasi : Satyono, Ba.
Sekretaris Kewanitaan : Ny. Daniar Zein

 Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai
PGRI, yaitu struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massa
sebelumnya : 4 sekretaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnya
jumlah personalia PB-PGRI pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28
orang. Istilah sekretaris perburuan harus diganti sekretaris kesejahteraan.

13. KONGRES PGRI XIII


Kongres XIII dilaksanakan pada tanggal 21-25 November 1973 di jakarta.

 Susunan PB-PGRI Periode XIII (1973-1979) adalah sebagai berikut :


Ketua Umum : Basyuni Suria Miharja
Ketua : 1. Porf.Dr. Winarno Surakhmad
2. Drs. Maderman
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Sekbid Organisasi : Moh. Hatta
Sekbid Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia
Sekbid Kewanitaan : Ny. Dahniar Zein
Sekbid Kesejataraan : Drs.M. Rusli Yunus
Sekbid Peerencanaan & Evaluasi : Dr. Har Tilar
Sekbid Pendidikan Guru : Drs.Mien. S. Warnean
Sekbid Pendidikan Sains : Drs.R. Wiriadinata M.Sc.
Sekbid Pendidikan Tinggi : H.B. Layito.
Sekbid Pendidkan Sosial Budaya : Suryono
Sekbid Agama : Dr. Nuhibuddin Waly.MA.
Sekbid Pendidikan Kemasyarakatan : Soeharto Padmodormojo.
Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs.M. Yunus Akbar
Sekbid Pengurus Swasta : Ki Suratman

 Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi
kepala sekolah RI di TOKYO, Jepang, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh
Sekbid Keuangan Drs.H. Ghazali Dunia.
 Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI ”mendapat” bimbingan dari Dewan
Pmbina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mentri Dalam Negeri, Mentri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan
”bahterai” PGRI dari amukan badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanya
struktur Dewan Pembina yang tiga orang anggotanya secara Ex-officio terdiri atas
tiga orang mentri.

14. KOBGRES PGRI XIV


Kongres PGRI XIV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-30 Juni 1979
di Jakarta.

 Susunan PB PGRI periode XIV adalah sebagai berikut:


Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
Ketua : Prof. Dr. Amran Halim
Wakil Ketua : 1. Dra. Ny. M. Wahyudi
2. Drs. Sudarmaji
3. Aaidil Fitrisyah
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF. Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : M. Hatta
Bendahara : F.A. Sastono, B.Sc
Wakil Bendahara : Suyono
Sekbid Organisasi : AT. Sianipar, S.H.
Sekbid Kesejahteraan : Drs. H.Ghazali Dunia
Sekbid Kewanitaan : Dra. Sri Rochani H
Sekbid Pendidikan : Drs. Mien .S. Warnaen
Sekbid Agama : Dr. Muhibuddin Waly
Sekbid Kemasyarakatan : Drs. Buchyar Syam
Sekbid Pendidikan Teknik : H.B. Layito
Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar
Sekbid Pendidikan Prasekolah : Martha Dhamrah
Sekbid Pendidikan Dasar : Drs. Achmad Nuryani
Sekbid Pendidikan Menengah : J.Ch.Lesilolo
Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr. Nyoman Dekker, S.H.
Sekbid Pendidikan Swasta : Ki Suratman
Sekbid Pendidikan dan Budaya : Drs. I. Umae Suparno
Sekbid Perencanaan/evaluasi : Drs. Sigit Poernomo
Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Sulaeman Tjakrawiguna
 Kongres PGRI XIV sangat akomodatif terhadap pengaruh pemerintah baik dalam
suasana personalia PB-PGRI maupun dalam prokram demi kemaslahatan
organisasi.

 PB-PGRI membantu YPLP-PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI)


dengan Akte Notaris Moh.Ali No.24 tanggal 31 Maret 1980 berlaku surut sejak
tanggal 1
Januari 1980 dengan SK.PB.PGRI.

 Diangkat PB YPLP – PGRI yang pertama sebagai berikkut :


Ketua : Slamet. I.
Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodiputro
Sekretaris : Suardilani
Wakil Sekretaris : D. Somantri Wiradisata.
Bandahara : Drs. Chasan Mintara
Anggota : 1. Dr.M. Hustasdit.
2. Anwar Jasin.M.ed.

15. KONGRES PGRI XV


Kongres PGRI XV diselenggarakan pada tanggal 16-21 Juli 1984 di Jakarta.

 Kongres PGRI XV menghasilkan 31 orang Personil PB-PGRI jajaran ketua yang


lazimnya sebanyak 3 orang menjadi 7 orang, 6 ketua; Sekretaris Jenderal yang
biasanya satu sampai dua orang menjadi 4 orang; Bendahara menjadi 3 orang dan
Sekbid menjadi 17 orang; Dewan Pembina dari 3 orang mentri menjadi 5 orang
mentri ditambah satu orang lagi yaitu ketua umum satu oraganisasi politik.
Berikut susunan PB PGRI masa Bhakti XV (1984-1989):
Ketua Umum : Basyuni Suriyamiharja
Ketua : 1. Dr, Anwar Jasin
2. Prof. Dr. Anwar Halim
3. Ny. M. Wahyudi
4. Drs. Is. Riwidikdo
5. Drs.I.Gusti Gde Agung Oka
6. Drs. Adil Fitrisyah
Sekretaris Jenderal : Drs.WDF. Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.Rusli Yunus
2. Drs.HS.Sigit Poernomo
3. Drs. H.Samad Thaha
Bendahara : F.A.Santoso, B.Sc
Wakil Bendahara : 1. H.Udjat S.Suwarno
2. Ny.Martha Mijardi
Sekbid Organisasi : AT.Sianipar S.H.
Sekbid Kesejahteraan : Nawawi Jufri,BA
Sekbid Penerangan Media : Drs. Achmad Nuryani
Sekbid Kewanitaan : Ny.H.Jajoek M.Assaat,BA.
Sekbid Penelitian : Drs. Achmad Ali
Sekbid Agama : Drs.H.Rahad Azis
Sekbid Pendidikan Guru : DRS.I.Umar Soemarno
Sekbid Pendidikan Prasekolah : Ny.BEF.Montolalu W.
Sekbid Pendidikan Dasar : Toyib Prawira
Sekbid Pendidikan Men.Umum : J.Ch.Lesilolo
Sekbid Pendidikan Teknologi : Ir.H.Barwawi
Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr.Nyoman Dekker,S.H.
Sekbid Pndidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar
Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Drs. Buchyar Syam
Sekbid Seni Budaya : Ki Suratman
Sekbid Pendidikan Swasta : Suyono
Sekbid Hubungan Luar Negeri : Dra.Mien.S.Warnaen

 Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung
Indonesai (GGI) jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnya
kurang lebih 4.000 m2 diatas tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung ini
menampung 200 orang atau untuk standing rec menampung kurang lebih 500
wisma penginapan dapat menampung 66 orang, ruang perkantoran, parkir untuk
30 mobil dan lain-lain.

 Proyek pelaksanaan pembangunan GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri
atas :
1. Pengendali/Pengawas Proyek : H. Soedarmono.SH.
2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja
3. Satgas Pelaksana Pembangunan :
Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka.
Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus
Bendahara : Slamet. I.
Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi
Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi
Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed.
Komisaris : Drs. WDF Rindorindoeption

16. KONGRES PGRI XVI


Kongres PGRI kr XVI terjadi pada tanggal 3-8 Juli 1989 di Jakarta.
 Adapun Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVI (1989-1994) sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka.
2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
3. Dra. Mien.s. Warnaen.
4. H.R. Taman Sastra Dikarna
5. Taruna .SH.
6. Drs. Soetrisno
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.H. Sigit Poernomo
2. Drs.H. Samad Thaha
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.
2. Ny. Martha Mijardi.

17. KONGRES PGRI XVII


Kongres PGRI XVII diselenggarakan tangga 3-8 Juli 1994 di Jakarta.

 Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVII (1994-1998) adalah sebagai berikut :


Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka
2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
3. Dra. Mien.s. Warnaen.
4. H.R. Taman Sastra Dikarna
5. Taruna .SH.
6. Prof..Dr. Marsetio Danu Saputro
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.M. Rusli Yunus
2. Drs.H. Sigit Poernomo
3. Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.
2. Ny. Martha Mijaidi.

 Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan
Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat.
 Susun Personalia Tim Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai
berikut :
- Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo
- Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus
- Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
- Angggota : Drs. Hudadaya
- Anggota : J.Ch. Lesilolo
- Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik

18. KONGRES PGRI XVIII


Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 1998 di
Bandung.

 Kehidupan guru pada masa ini sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk
mendesak pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring angin
segar reformasi yang menguak kebebasan bersuara.

 Kongres telah menetapkan susunan PB-PGRI masa bakti XVIII (1998-2003) :


Ketua Umum : Porf.Dr. Mohammad Surya
Ketua : 1. Drs.H. Alwi Nurdin. M M.
2. Drs. WDF Rindorindo
3. Drs. Soekarno
4. Prof.Dr. Amaran Halim
5. Koesrin Wardjojo. SIP. SH.
6. Dr. M. Ali. SH. DIPI.Ed. M. Sc.
Sekretaris Jenderal : Drs. Sulaiman SB Ismaya
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs. Rusli Yunus
2. Drs.H. Hudaya
Bendahara : Drs.H. Sjafroedin. DA.
Wakil Bendahara : Ny.Hj. Jajoek, M. Asat, BA.

 Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan
poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara
aklamasi kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang
diganti menjadi ketua departemen.

19. KONGRES PGRI XIX


Kongres PGRI ke XIX diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di Hotel Patra
Jasa Semarang, Semarang.
 Hasil kongres XIX memilih 20-an orang untuk duduk dalam PB PGRI periode 2003-
2008 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Prof.Dr.H.Mohmmad Surya
Ketua : 1. W.D.F. Rindo Rindo
2. Rusli Yunus
3. Ana Suhaina
4. Alwi Nurdin
Sekretaris Jenderal : Drs H Soemardi Thaher
Sekretaris Jenderal : Kusrin Wardoyo

 Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.
Berbeda dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis.
Sidang pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya,
berlangsung lebih lama daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi
maupun usulan dari peserta.

 PGRI mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana
dan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), di
luar gaji tenaga pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005.

 PGRI juga mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU)


tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminan
konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional dalam bentuk antara lain
peningkatan akses bagi masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan
biaya yang relatif murah.

 PGRI meminta pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk
memberikan jaminan keamanan kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama
yang bertugas di daerah konflik dan di daerah terpencil

 PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak politiknya dalam
pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat dan calon
presiden/wakil presiden.
20. KONGRES PGRI XX
Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel
Hotel Palembang Sumut.

 Adapun susunan PB PGRI periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:


Ketua Umum : Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua : 1. Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno
2.Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi,MM
3. Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd
4. Drs. Sugito, M.Sc
5. Hambasi Abdullah
6. Drs.H.Dahri,MM
Sekretaris Jenderal : H. Sahiri Hermawan, SH, MH
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Dra. Harfini Suhardi
2. Drs.H.Giat Suwarno
3. Drs.Wahyo Pradono,MM
Bendahara : Drs. H. Sugiharto,MM
Wakil Bendahara : Drs. H. Muhir Subagia, MM
Depr. Organisasi dan Kaderisasi : Drs. M. H. Usman M.Pd
Dept. Keteranaga Kerjaan dan Kesra : Drs. H. Didi Suprijadi,MM.
Dept. Informasi & Komunikasi : Dr. M. Qudrat Nugraha, M.Si
Dept. Penelitian & Pengembangan : Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum
Dept. Pendidikan dan Pelatihan : Dra. Hj. Rachmawaty AR, MM
Dept. Hubungan Kerjasama Luar Negeri : Prof. Dr. H. Djam'an Satori, MA
Dept. Pembinaan Karier & Profesi : Dra. Opih Rofiah Zainal
Dept. Kerohanian : Drs.H.Malik Raden,MM.
Dept. Pemberdayaan Perempuan : Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd
Dept. Pengmb. Kesenian dan Kebudayaan : Dr. Hj. Euis Karwati, M.Pd
Dept. Pengabdian Masyarakat : Dra. Hj. Maysari Berty
Dept. Advokasi & Perlindungan Hukum : Dra. Dian Mahsunah, M.Pd

 Kongres PGRI XX dihadiri oleh Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta.


Kongres PGRI hari ke-4 ini menghadirkan Sutiyoso atau yang lebih dikenal
dengan Bang Yos sebagai pembicara di sidang paripurna VII. Dalam
pembicaraannya, Bang Yos mengatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, di
Indonesia ada sekitar 60% jumlah penduduk merupakan penduduk yang hanya
lulus SD. Dengan angka seperti itu Bang Yos mempertanyakan kesiapan
Indonesia menghadapi persaingan global. Sehingga dengan keterbatasan tersebut
banyak orang Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri sebagai pembantu
rumah tangga karena mempertimbangkan gaji yang besar tanpa membutuhkan
ijazah pendidikan yang tinggi. Sehingga dapat dipastikan bangsa asing menilai
harkat dan martabat bangsa Indonesia rendah. Selain itu Bang Yos juga
menambahkan bahwa Indonesia berada di peringkat 133 dari 177 negara
dalam Human Developement Indeks mengenai kualitas dilihat dari aspek
pendidikan, kesehatan dan penghasilan. Beliau juga memaparkan suasana dan
integritas pikiran menjadikan Indonesia yang bermartabat.

 Mendiknas memaparkan dengan berbagai dinamika dan problematika Guru, tentu


mendapat sambutan yang amat meriah dan saling berebutan untuk bisa berbicara
menyampaikan uneg-unegnya kepada Menteri.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a) Pada kongres “pertama” membicarakan tetang disampaikannya tentang protes kepada
seluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di indonesia dengan tujuan
agar kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut
membantu membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya republik
Indonesia.
b)Kongres “kedua” membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatan
tekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru.
c) Kongres “ketiga” pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi.
d) Kongres “keempat” Kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at.
Menurutnya PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai pendidik
rakyat dan bangsa.
e) Kongres “Kelima” Membicarakan tetang konsolidasi organisasi mulai nyata lebih-
lebih dalam pelaksanaan ART, komisariskomisaris daerah dibentuk serta susunan
pengurusnya.
f) Kongres “Keenam” disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang
organisasi.
g) Kongres “Ketujuh” Dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama.
h) Kongres “Kedelapan” Pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan penting
dalam bidang organisasi.
i) Kongres “Kesembilan” Dalam kongres ini ditarinya kembakli dukungan terhadap
masalah PSPN ke dalam soksi akan keluar.
j) Kongres “Kesepuluh” Pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh
PGRI.
k) Kongres “Kesebelas” Dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRI
yang unitraristik, indevendent dan non partai politik.
l) Kongres “Kedua belas” Pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI.
m) Kongres “Ketiga belas” Membicarakan tetang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadi
kepala sekolah RI di Tokyo.
n) Kongres “Keempat belas” Ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina
Lembaga Pendidikan PGRI).
o) Kongres “Kelima belas” Didirikannya proyek pelaksanaan Pembagunan GGI.
p) Kongres “Keenambelas” Disusunnya PBPGRI masa bakti XVI (1989-1994).
q) Kongres “Ketujuhbelas” Disusunya tim penulis buku sejara PGRI dari masa ke
masa.
r) Kongres “Kedelapanbelas” Dirubahnya susunan pengurus PB PGRI kalau pada masa
lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua
calon ketua umum.
s) Kongres ”Kesembilan belas” PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti
Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan
memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional.
t) Kongres ”Kedua puluh” Ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di
Indonesia.

3.2 SARAN DAN KRITIK


DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com
Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com
http://www.pgri.or.id/so_pb.html
http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2
http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN
http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html
Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid
pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri
Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI
Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013
Website google Kesimpulan Kongres PGRI
Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009
Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

You might also like