Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan
kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya
semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah
Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25
November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan
dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan,
Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah
Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu :
1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan
3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru,
NOvember 1955; 17)
Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak
Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan
nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-
cita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945.
Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi
keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam hal
mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu
mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan organisasi guru-
guru di Indonesia.
2. Bagi Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan daapt melestarikan kebudayaan yang ada dengan
menggunakan sebagaimana mestinya ( tidak berlebihan ).
BAB II
PEMBAHASAN
SUSUNAN PENGURUS BESAR PGRI
1. KONGRES PGRI I
Kongres PGRI I berlangsung pada tanggal 23 – 25 Nonember 1945 di Surakarata
(Solo).
Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap
tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan maksud
penduduk.
2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti karena
negara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman dalam
negeri
3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara Arab juga akan
diberi tahu.
Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu
seperti berikut :
Ketua Umum : Amin Singgih
Ketua 1. Rh. Koesnan
2. Soekitro
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Siswa Widjojo
Penulis : 1. Djajeng Soegianto
2. Ali Marsaban
Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)
2. Martosoedigdo
3.Reksosoebroto (Siswowadodjo)
4. Parmoedjo.
2. KONGRES PGRI II
Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta.
Karena ketua I Rh. Koesnan ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan
dalam Kabinet Hatta, maka komposisi Pengurus Besar di ubah menjadi:
Ketua I : Soedjono Kromodimoeldjo
Ketua II : Soejono
Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus.
Setelah kekuasaan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta pada akhir tahun 1948 s.d
awal tahun 1949, PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke
Yogyakarta, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo
: 2. Soedjono
: 3. Soedarsono
Sekretaris umum : 1. Soekkirno
: 2. Soebakti
Bendahara : Soewandi
Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban
Ketua bagian perburuhan : Sosro
Ketua bagian publisiteit : Hj. Soemato
4. KONGRES PGRI IV
Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di
Yogyakarta.
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya
perngurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung
besama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI
berjumlah 15.000 yang terseber di 76 cabang.
Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :
1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para
guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.
3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya
kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota
golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalakkan
persatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.
Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:
Ketua : 1. Rh. Keosnan
2. Soedjono
3. Soedjono Kromo Dimoeljo
Sekretaris Jendral : 1. Soekimo
2. Moehamad Hidajat
Bendahara : 1. Soetinah
2. Soetedja
Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff
Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo
Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut :
1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.
2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang
penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling
der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL)
3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.
5. KONGRES PGRI V
Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung.
Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada
rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut :
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat
daerah.
Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti
berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat
Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff
Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono
6. KONGRES PGRI VI
Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang.
Kongres yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal
berikut:
1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah
instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat.
2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil
tindakat (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang tidak
memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi.
Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti
berikut :
a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI
b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untukwilayah Nusa
Tenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera Selatan (11-
13 Juli 1955).
c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara antara
lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota
PGRI didaerah-daerah.
d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI, seperti
persatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah (IGM)
persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI)
kongres ini dihadiri oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres VIII ini, untuk
pertamakalinya diputer film ”Membolos” karya NH. Karya Harapan PGRI.
Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VIII adalah sebagai berikut :
Ketua umum : ME. Soebiadinata
Ketua : 1. Soedjono
2. M. Hoesein
Panitera umum : 1. Soebandri
2. Widodo
Panitera organisasi : Soekandri
Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin
Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
Panitera keuangan : A. Zachri
Panitera sosial/ekonomi : A. Harahap
Komisaris umum : 1. Nj. S. Soenardi
2. P.J. Karamoy
9. KONGRES PGRI IX
Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober – 4 November 1959 di
Surabaya.
Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan
besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yang
kecil (Rp 150), melainkan pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timur
sangat seret. Dari beberapa cabang yang setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebut
diserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI. Meskipun demikian kegiatan PGRI
berjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para guru.
Pada tahun 1962-1965 merupakan masa sulit dan pahit bagi PGRI. Pada masa itu
terjadi perpecahan di dalam tubuh PGRI. Adapun susunan PB PGRI Masa
Perserikatan ke X (1962-1965) adalah:
Ketua Umum : M.E. Soebiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebadri
Panitera Umum : A. Zachri
Panitera Keuangan : Idris M. Hutapea
Panitera Pendidikan : AMD. Jusuf
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Kewanitaan : Nj. Soenardi
Panitera Perguruan Tinggi : Mr. Agoes Tayeb
Panitera Olahraga : Ichwani
Panitera Kebudayaan : H. Rachman
Panitera Teknik : Soeprijo, S.T
Panitera Keguruan : Noersalim Roendesara
Panitera Hubungan Luar Negeri : Moehammad Hidjajat
Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkan
karena kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, maka
susunan PB PGRI berubah sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua I : M. Hoesein
Panitera Umum : H.M. Hidajat
Panitera Keuangan : A. Abdurachman
Panitera Kesejahteraan : Obing H. Tambri
Panitera Pendidikan : Drs. Soedijarto
Panitera Organisai : M. Hatta
Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin
Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI
Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf
Panitera Teknik Kejuruan : Ir. GB Dharmasetia
Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo
Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I
PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru
PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), Persatuan
Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia dan
Persatuan Guru PERTI membentuk KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP,
kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai provinsi.
Kongres berlangsung dalam situasi perjuangan orde baru dan terasa sekali
susunan peralihan dari masa orde lama ke orde baru. Orde lama dimasukkan
sebagai tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pasa tanggal 19 Desember 1969 Ketua Umum PN PGRI M.E. Soebiadinata wafat
dan di makamkan di Taman Makam Kalibata dengan inspektur upacara Ketua
MPRS Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Dan Ketua I PB PGRI yang baru
yaitu Slamet I.
Kongres PGRI ke XI ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang
unitaristik, Independen dan non partai politik.
Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Surimaharja
Ketua : 1. Maderman
2. Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Jendral : M. Hatta
Sekretaris Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia
Sekretaris Pendidikan : Prof.Dr. Winarno Surakhad
Sekretaris Perburuan : Soeharto Padmoatmojo
Sekretaris Organisasi : Satyono, Ba.
Sekretaris Kewanitaan : Ny. Daniar Zein
Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai
PGRI, yaitu struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massa
sebelumnya : 4 sekretaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnya
jumlah personalia PB-PGRI pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28
orang. Istilah sekretaris perburuan harus diganti sekretaris kesejahteraan.
Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi
kepala sekolah RI di TOKYO, Jepang, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh
Sekbid Keuangan Drs.H. Ghazali Dunia.
Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI ”mendapat” bimbingan dari Dewan
Pmbina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mentri Dalam Negeri, Mentri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan
”bahterai” PGRI dari amukan badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanya
struktur Dewan Pembina yang tiga orang anggotanya secara Ex-officio terdiri atas
tiga orang mentri.
Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung
Indonesai (GGI) jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnya
kurang lebih 4.000 m2 diatas tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung ini
menampung 200 orang atau untuk standing rec menampung kurang lebih 500
wisma penginapan dapat menampung 66 orang, ruang perkantoran, parkir untuk
30 mobil dan lain-lain.
Proyek pelaksanaan pembangunan GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri
atas :
1. Pengendali/Pengawas Proyek : H. Soedarmono.SH.
2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja
3. Satgas Pelaksana Pembangunan :
Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka.
Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus
Bendahara : Slamet. I.
Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi
Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi
Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed.
Komisaris : Drs. WDF Rindorindoeption
Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan
Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat.
Susun Personalia Tim Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai
berikut :
- Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo
- Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus
- Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
- Angggota : Drs. Hudadaya
- Anggota : J.Ch. Lesilolo
- Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik
Kehidupan guru pada masa ini sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk
mendesak pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring angin
segar reformasi yang menguak kebebasan bersuara.
Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan
poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara
aklamasi kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang
diganti menjadi ketua departemen.
Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.
Berbeda dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis.
Sidang pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya,
berlangsung lebih lama daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi
maupun usulan dari peserta.
PGRI mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana
dan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), di
luar gaji tenaga pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005.
PGRI meminta pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk
memberikan jaminan keamanan kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama
yang bertugas di daerah konflik dan di daerah terpencil
PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak politiknya dalam
pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat dan calon
presiden/wakil presiden.
20. KONGRES PGRI XX
Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel
Hotel Palembang Sumut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a) Pada kongres “pertama” membicarakan tetang disampaikannya tentang protes kepada
seluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di indonesia dengan tujuan
agar kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut
membantu membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya republik
Indonesia.
b)Kongres “kedua” membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatan
tekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru.
c) Kongres “ketiga” pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi.
d) Kongres “keempat” Kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at.
Menurutnya PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai pendidik
rakyat dan bangsa.
e) Kongres “Kelima” Membicarakan tetang konsolidasi organisasi mulai nyata lebih-
lebih dalam pelaksanaan ART, komisariskomisaris daerah dibentuk serta susunan
pengurusnya.
f) Kongres “Keenam” disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang
organisasi.
g) Kongres “Ketujuh” Dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama.
h) Kongres “Kedelapan” Pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan penting
dalam bidang organisasi.
i) Kongres “Kesembilan” Dalam kongres ini ditarinya kembakli dukungan terhadap
masalah PSPN ke dalam soksi akan keluar.
j) Kongres “Kesepuluh” Pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh
PGRI.
k) Kongres “Kesebelas” Dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRI
yang unitraristik, indevendent dan non partai politik.
l) Kongres “Kedua belas” Pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI.
m) Kongres “Ketiga belas” Membicarakan tetang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadi
kepala sekolah RI di Tokyo.
n) Kongres “Keempat belas” Ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina
Lembaga Pendidikan PGRI).
o) Kongres “Kelima belas” Didirikannya proyek pelaksanaan Pembagunan GGI.
p) Kongres “Keenambelas” Disusunnya PBPGRI masa bakti XVI (1989-1994).
q) Kongres “Ketujuhbelas” Disusunya tim penulis buku sejara PGRI dari masa ke
masa.
r) Kongres “Kedelapanbelas” Dirubahnya susunan pengurus PB PGRI kalau pada masa
lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua
calon ketua umum.
s) Kongres ”Kesembilan belas” PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti
Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan
memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional.
t) Kongres ”Kedua puluh” Ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di
Indonesia.
http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com
Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com
http://www.pgri.or.id/so_pb.html
http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2
http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN
http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html
Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid
pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri
Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI
Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013
Website google Kesimpulan Kongres PGRI
Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009
Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)