You are on page 1of 9

MEKANISME MUTASI PADA BAKTERI

Pendahuluan
Perubahan Genotipe
Genotipe suatu sel ditentukan oleh informasi genetis yang dikandung dalam kromosomnya.
Kromosom terdiri dari gen-gen. Gen ialah suatu fungsional yang temurun, menentukan
pembentukan suatu polipeptide tertentu dan juga berbagai tipe RNA. Setiap gen terdiri dari beratus-
ratus pasangan nukleotide. Misalnya, bila sebuah rantai polipeptide mengandung 300 asam amino
maka gen yang menyandikan polipeptide harus mengandung 900 pasang basa (tiga basa untuk
setiap asam amino). Ini adalah dasar bagi hubungan satu gen – satu polipeptide. Telah diperkirakan
bahwa kromosom bakteri mempunyai kapasitas untuk menyandikan kira-kira 3.000 protein yang
berbeda-beda.
Tetapi gen manapun dapat berubah atau bermutasi menjadi bentuk lain, sehingga akan
memerintahkan pembentukan suatu protein yang berubah atau baru yang pada gilirannya dapat
merusak kekhasan selnya (kadang-kadang menyebabkan kematian). Sebagai contoh, subsitusi hanya
satu asam amino sekalipun diantara beberapa ratus di dalam sebuah rantai polipeptide dapat
menyebabkan protein tersebut tidak berfungsi.
Mutasi ialah perubahan di dalam rangkaian nukleotide suatu gen. Ini menimbulkan ciri
genetis yang baru, atau genotipe yang berubah. Suatu sel atau organisme yang memperlihatkan efek
suatu mutasi disebut mutan. Jadi kita sewaktu-waktu melihat perubahan mendadak pada tumbuh-
tumbuhan dan hewan-hewan yang kita kenal. Sekali-sekali seekor kucing albino muncul diantara
saudara-saudara seperindukannya yang berwarna hitam, atau sebiji kacang polong berwarna kuning
diantara kacang-kacang polong berwarna hijau. Fenomena yang serupa terjadi di antara
mikroorganisme.
Mutasi adalah peristiwa yang jarang terjadi secara acak dan timbul secara spontan tanpa
memperhatikan persyaratan lingkungan. Mutasi bakteri secara spontan dapat terjadi pada laju 1
mutasi saja di dalam 1 juta sel bakteri sampai kepada laju 1 mutasi di dalam 10 milyar sel bakteri.
Biasanya mutan-mutan di dalam suatu populasi sel tertutupi (tersembunyi) oleh sel-sel yang tidak
mengalami mutasi yang jumlahnya lebih besar.
Mengisolasi sebuah sel mutan ialah seperti kata pepatah mencari jarum dalam setumpuk
jerami. Namun, para mikrobiologiwan telah mengembangkan teknik-teknik yang mempermudah
isolasi mutan yang hanya sedikit saja jumlahnya itu dari suatu populasi besar sel-sel yang tidak
bermutasi (tipe liar). Sebagai contoh, sejenis antibiotik dapat dicampurkan dalam medium
pertumbuhan untuk mendapat mutan yang resisten terhadap antibiotik tersebut.
Tipe-tipe mutasi
Pada taraf molekuler, perubahan-perubahan dalam rangkaian basa purin-pirimidin dapat
terjadi dengan berbagai cara sehingga mengakibatkan mutasi. Dua tipe yang umum ialah mutasi titik
dan mutasi pergeseran kerangka.

1. Mutasi titik
Mutasi titik terjadi sebagai akibat tersubsitusinya satu nukleotide oleh yang lain di dalam
rangkaian nukleotide tertentu suatu gen. Subsitusi satu purin oleh purin yang lain atau satu pirimidin
oleh pirimidin yang lain disebut mutasi titik tipe transisi. Sedangkan penggantian satu purin oleh
pirimidin atau sebaliknya disebut transversi. Subsitusi pasangan basa ini dapat mengakibatkan salah
satu dari tiga macam mutasi yang mempengaruhi proses translasi:
1. Triplet gen yang berubah itu menghasilkan sebuah kodon pada mRNA yang menetapkan
asam amino yang berbeda dari yang ada di dalam protein yang normal. Mutasi ini disebut
mutasi salah arti (missense mutation). Protein semacam itu dapat menjadi tidak berfungsi
atau kuran aktif ketimbang protein yang normal. Sebuah contoh yang baik mengenai mutasi
salah arti pada manusia ialah penyakit amenia sel-sabit (“sikle-cell anemia”). Penggantian
satu basa tunggal pada kodon bagi asam amino kekenam dalam hemoglobin S pada anemia
sel sabit. Yaitu GAG yang menyandikan asam- glutamat, dapat berubah menjadi GUG yang
menyandikan valin. Di bawah konsentrasi oksigen yang rendah, molekul-molekul
hemoglobin S yang berubah itu bertumpuk menjadi kristal, sehingga bentuk sel-sel darah
merah menjadi seperti sabit.
2. Triplet gen yang berubah itu menghasilkan sebuah kodon pada mRNA yang mengakhiri
rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya selama
translasi. Ini disebut mutasi nonsens. Hasilnya ialah suatu polipetide tak lengkap yang tidak
berfungsi.

3. Triplet gen yang berubah itu menghasilkan sebuah kodon mRNA yang menetapkan asam
amino yang sama karena kodon yang menghasilkan dari mutasi merupakan sinonim dari
kodon aslinya. Ini adalah mutasi netral.
2. Mutasi pergeseran kerangka
Mutasi ini merupakan akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotide di
dalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya kerangka pembacaan. Selama berlangsungnya
sintesis protein, pembacaan sandi genetis dimulai dari satu ujung acuan protein, yaitu mRNA, dan
dibaca sebagai satuan tiga basa secara berurutan. Karena itu mutasi pergeseran kerangka pada
umumnya menyebabkan terbentuknya protein yang tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya
asam amino yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian nukleotide mRNA yang telah bergeser
kerangkanya (yang ditranskripsikan dari mutasi pada DNA sel).
Terjadinya mutasi
Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi terjadi sebagai akibat
yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet atau sinar X. Karena unsur-unsur ini merupakan bagian
yang tak terhindarkan dari lingkungan (misalnya cahaya UV adalah komponen cahaya matahari),
maka mungkin inilah yang menyebabkan banyaknya mutasi spontan. Namun, laju mutasi dapat
ditingkatkan secara nyata dengan cara menyinari biakan dengan sinar-sinar tersebut. Unsur mana
saja yang dapat mempertinggi laju mutasi disebut mutagen. Mutasi yang diperoleh dengan
menggunakan mutagen dikatakan terinduksi, dan bukan spontan, sekalipun bedanya mungkin hanya
apda frekuensinya, bukan pada macamnya. Sebagai contoh cahaya UV menyebabkan mutasi pada
kondisi-kondisi baik alamiah maupun labolatoris. Tetapi, jumlah mutan yang diperoleh dengan
kondisi-kondisi labolatoris lebih tinggi, karena tingginya dosis UV yang digunakan.
Tidak satu pun mekanisme tertentu yang dapat diusulkan untuk menerangkan pengaruh
mutagenik sinar X. Karena sinar X dapat menyebabkan pecahnya banyak ikatan kimiawi yang
berbeda-beda macamnya, maka mungkin merusak DNA dengan berbagai cara. Pengaruh utama
cahaya UV ialah menyebabkan pembentukan dimer dengan ikatan silang antara pirimidin-pirimidin
yang bersebelahan, terutama timin. Dimer ini mengacaukan proses replikasi yang normal.
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia mutasi pasa tahun-tahun belakangan ini
datang dari penelitian mengenai pengaruh mutagenik berbagai bahan kimia. Ada dua tipe senyawa
kimia yang mutagenik. Yang pertama terdiri dari senyawa-senyawa yang dapat bereaksi secara
kimiawi dengan DNA. Karena kekhususan replikasi DNA bergantung pada ikatan purin-pirimidin,
yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen antara gugusan-gugusan amino dan hidroksil pada purin-
pirimidin, maka modifikasi kimiawi gugusan-gugusan amino dan hidroksil ini dapat menyebabkan
mutasi. Asam nitrous, yang dapat membuang gugusan amino dari purin dan pirimidin, adalah
mutagen semacam itu.
Tipe zat kimiawi mutagenik yang kedua terdiri dari analog-analog basa. Ini adalah zat-zat
kimia yang strukturnya cukup menyamai basa-basa pada DNA yang normal sehingga dapat
menggantikannya selama berlangsungnya replikasi DNA. Meskipun strukturnya mirip, analog basa
tidak mempunyai sifat ikatan hidrogen yang sama seperti basa yang normal. Karena itu dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam replikasi yang mengakibatkan mutasi.

Reparasi mutasi
Telah disebutka bahwa kerusakan DNA dapat disebabkan oleh radiasi UV, sinar X, dan zat-zat
kimia tertentu. Untungnya sel mengandung enzim-enzim khusus yang dapat mereparasi DNA yang
rusak. Dengan cara beberapa sel yang terpengaruh dapat melanjutkan fungsinya dengan normal.
Banyak macam sel bakteri dan khamir telah diperlihatkan memiliki mekanisme fotoreaktivasi
yang efisien untuk mereparasi kerusakan yang disebabkan oleh radiasi UV. Fotoreaktivasi ini terjadi
ketika sel-sel yang terkenai dosis cahaya UV yang mematikan segera dikenai cahaya kasatmata.
Suatu enzim khusus, yang digiatkan oleh cahaya kasatmata, memotong atau menguraikan ikatan
antara dimer-dimer yang terbentuk akibat terkenai cahaya UV dan memulihkan aktivitas normal sel-
sel yang rusak itu.
Beberapa bakteri mempunyai enzim yang disebut endonuklease dan eksonuklease, yang
memotong segmen DNA yang rusak. Kemudian enzim-enzim yang lain, polimerase dan ligase,
memperbaiki bagian yang pecah itu dengan cara mengisi celah-celah itu dan menggabung-
gabungkan pototngan-potongan tersebut menjadi satu.
Perlu diperhatikan bahwa bila DNA yang mengandung dimer-dimer pirimidin bereplikasi
pada bakteri dengan kemampuan reparasi eksisi yang cacat, maka sintesis utasan yang baru akan
berhenti pada posisi dimer tersebut tetapi berlanjut pada jarak tertentu setelah itu. Celah tersebut
dapat terisi dengan cara menukar dan menggabungkan fragmen-fragmen yang mengandung utasan-
utasan DNA yang menumpuk yang celah-celahnya tidak berimpit. Selanjutnya, karena replikasi
terinterupsi dan dengan demikian terhalangi pada celah ini, maka utasan-utasan dengan celah yang
jumlahnya lebih sedikit bereplikasi dengan lebih cepat dan pada akhirnya dapat mempersedikit
jumlah DNA yang rusak.

Laju mutasi
Laju mutasi ialah peluang bagi suatu sel untuk bermutasi ketika terjadi pembelahan sel. Jadi
laju mutasi pada umumnya didefinisikan sebagai jumlah rata-rata mutasi per sel per pembelahan,
dan dinyatakan sebagai pangkat negatif per pembelahan sel. Sebagai contoh. Bila ada satu peluang
dalam sejuta bahwa suatu gen akan bermutasi ketika selnya membelah. Maka laju mutasi bagi satu
gen tunggal mana pun sama dengan 10 -6 per pembelahan sel. Pada umumnya, laju mutasi bagi satu
gen tunggal berkisar antara 10-3 dan 10-9 per pembelahan sel.
Laju mutasi mempunyai implikasi praktis. Karena gen bermutasi secara acak dan tidak
bergantung satu dengan lainnya, maka peluang terjadinya dua mutasi di dalam sel yang sama
merupakan produk dari masing-masing laju mutasi tunggalnya. Jadi, misalnya bila laju mutasi untuk
resistensi terhadap penisilin ialah 10-8 per pembelahan sel dan untuk resistensi terhadap
streptomisin ialah 10-6 per pembelahan sel, maka peluang terjadinya kedua mutasi tersebut di dalam
sel yang sama ialah 10-6 x 10-8, atau 10-14 laju mutasi ini amat rendah.
Karena alasan inilah maka umum sekali dilakukan pemberian dua antibiotik sekaligus dalam
pengobatan beberapa penyakit. Sebagai contoh, kombinasi penisilin G dan streptomisin telah
terbukti ampuh untuk mengobati infeksi oleh streptokokus. Sel yang telah menjadi resisten terhadap
satu antibiotik masih bisa dihambat atau dibunuh oleh antibiotik yang lain.

Tipe-tipe mutan bakteri


Karena semua sifat sel-sel hidup pada akhirnya dikendalikan oleh gen. Maka ciri sel yang
mana pun dapat berubah karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari
secara intensif. Beberapa dari tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:
1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-unsur penghambat,
terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau obat-obatan).
2. Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah, atau meningkatnya atau
berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa produk akhir.
3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi, yaitu membutuhkan medium yang lebih
kompleks untuk tumbuhnya ketimbang biakan aslinya
4. Mutan yang memperlihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau kemampuan untuk
menghasilkan pigmen
5. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan komposisi selnya
(mutan antigenetik)
6. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage
7. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada ciri-ciri morfologis, misalnya
hilangnya kemampuan untuk , menghasilkan spora, kapsul, atau flagel.
Dari daftar diatas jelaslah bahwa semua ciri khas bakteri dapat berubah melalui proses
mutasi. Juga jelas bahwa beberapa dari perubahan-perubahan khusus yang disebabkan oleh mutasi
ternyata serupa atau sama dengan yang diakibatkan oleh perubahan kondisi lingkungan. Maka dari
itu perlu dipastikan secara eksperimental bahwa suatu perubahan itu benar-benar disebabkan oleh
mutasi dan bukanlah merupakan tangggapan terhadap lingkungan.
Ada banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan mikrobe. Hal ini
digambarkan oleh contoh-contoh berikut:
1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap
antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan inin sangat penting dalam
pengobatan penyakit karena antibiotik yang pada mulanya efektif untuk mengendalikan
suatu infeksi bakterial menjadi kurang atau tidak lagi efektif ketika muncul mutan-mutan
yang resisten terhadap antibiotik yang bersangkutan.
2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu produk akhir dalam
jumlah besar. Hal ini penting dalam industri.
3. Pemeliaharaan biakan murni spesies-spesies jasad renik yang tipikal menysaratkan
tercegahnya mutasi, kalau tidak, maka biakan tersebut tidak akan tipikal lagi.
4. Mutan mikrobe telah digunakan secara meluas di dalam penyelidikan berbagai proses
biokimiawi.
Banyak mutan mungkin sebagian besar, dapat balik ke kondisi liar melalui mutasi balik, yaitu
kembalinya sel-sel mutan ke fenotipe asalnya. Akan tetapi, hal ini tidak mesti disebabkan oleh
pembalikan mutasi aslinya secara tepat. Kadang-kadang pengaruh mutasi asli dapat ditekan sebagai
atau seluruhnya oleh mutasi kedua pada situs yang berbeda pada kromosom.

Cara Perkembangbiakan bakteri:


Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif =
tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu
setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri
lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri
ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).

transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel
dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya
terjadi pada bakteri gram negatif.

Konjugasi

You might also like