Professional Documents
Culture Documents
Nama : Ariandi
NIM : 071404075
Kelas/kelompok : A/V.
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah Untuk mengukur nilai potensial air
jaringan umbi kentang.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini adalah agar bisa memahami cara
mengukur nilai potensial air jaringan umbi kentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan air dalam tanah
dan tubuh tumbuhan didasarkan atas suatu hubungan energy potensial. Air
mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah dengan
energy potensial tinggi ke daerah dengan energy potensial rendah. Energy potensial
dalam sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan energy
potensial air murni. Karena air dalam tumbuhan dan tanah biasanya secara kimia
tidak murni, disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh
berbagai gaya, seperti gaya tarik-menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan,
maka energy potensialnya lebih kecil dari pada energi potensial air murni (Gardner,
1991).
Potensial kimia air atau potensial air (PA) merupakan konsep yang sangat
penting dalam fisiologi tumbuhan. Ralph O. Slatyer (Australia) dan Sterling A Taylor
(Utah State University) pada tahun 1960, mengusulkan bahwa potensial air digunakan
sebagai dasar untuk sifat air dalam sistem tumbuhan-tanah-udara. Potensial air
merupakan sesuatu yang sama dengan potensial kimia air dalam suatu sistem,
dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada tekanan atmosfir dan suhu yang
sama. Mereka menganggap bahwa PA air murni dinyatakan sebagai (0) nol
(merupakan konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm, bar) atau satuan
energi. Karena air begitu sangat penting dan jumlahnya sangat banyak (konsentrasi
sekitar 50M), difusi air melintasi membran semipermeabel dinamakan osmosis.
Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran, dari larutan dengan
gradien konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien konsentrasi larutan
tinggi (Ismail, 2006).
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energy bebas air, suatu
ukuran daya yang menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem, seperti jaringan
tumbuhan, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau suatu bagian dari
suatu bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter
yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungan dengan sistem tanah, tanaman
dan atmosfir (Ismail, 2009).
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat
ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air , yang menggambarkan
kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air
akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah
kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram
molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut
kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi
cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju
daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke
dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme
multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,
molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan
(Anonim, 2009).
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan
molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya
sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan
memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang
menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul
tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah
merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan
tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).
Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi
rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi
hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah
berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk
menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep
termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi.
Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen
berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga. Mengikuti Hukum Termo
II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka
solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak, sehingga
total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan kehilangan entropi,
dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang
kaya akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau
gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0
(Wibosono, 2009).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan 10 buah cawan petri, masing-masing diisi dengan 10 ml dari
larutan berilut: aquades, larutan sukrosa 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M, 0,5 M,
0,6 M, 0,7 M, 0,8 M, dan 0,9 M.
2. Melakukan tahap-tahap berikut dengan cepat, membuat 10 silinder umbi
kentang dengan yang berdiameter 0,8 cm, masing-masing dengan panjang 4
cm, menghilangkan bagian kulitnya. Sebaiknya semua silinder umbi kentang
berasal dari umbi kentang saja. Meletakkan silinder di dalam wadah tertutup.
3. Menggunakan pisau silet, memotong satu silinder umbi kentang menjadi
irisan-irisan tipis dengan tebal 1-2 mm.
4. Membilas irisan tipis kentang dengan aquades dengan cepat, mengeringkan
dengan kertas saring dan menimbangnya. Selanjutnya memasukkan ke dalam
salah satu larutan sukrosa yang telah disiapkan. Melakukan ini pada tiap-tiap
silinder umbi kentang untuk masing-masing larutan berikutnya.
5. Merendam silinder selama 1 jam, mengeluarkan irisan-irisan tersebut dari
masing-masing cawan petri, lalu mengeringkan dengan kertas pengisap dan
menimbangnya. Melakukan ini untuk semua contoh percobaan
6. Untuk menghitung rumus berikut perubahan berat, gunakan rumus berikut:
% perubahan berat= berat akhir – berat mula-mula.Berat mula-
mula×100%
7. Kemudian membuat grafik dan plotkan persen perubahan berat pada ordinat
dan konsentrasi larutan sukrosa (dalam molar) pada absis.
8. Potensial air jaringan dapat diperoleh setelah terlebih dahulu menghitung
potensial osmotic untuk masing-masing konsentrasi larutan sukrosa.
Gunakan rumus berikut:
-ψs = MiRT
Dimana M = molaritas dari larutan sukrosa
I = konstanta ionisasi, untuk sukrosa=1
R= konstanta gas ()0,0831 bar/ derajat mol
T= suhu absolute= ( C + 273)
Rumus diatas cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotic suhu
larutan sukrosa. Selanjutnya, potensial dari larutan-larutan lainnya dapat
ditentukan dengan mengunakan rumus berikut:
9. Kemudian menentukan dengan menginterpolasikan dari grafik, konsentrasi
sukrosa yang tidak menghasilkan perubahan berat. Dan menghitung ψs dari
larutan ini. Nilai ψs tersebut sebanding dengan potensial air (ψw) jaringan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan I
Tabel hubungan konsentrasi dengan perubahan tinggi permukaan cairan
KONSENTRAS
PERSENTAE
I BERAT BERAT PERUBAHAN
PERUBAHAN
LARUTAN AWAL (gr) AKHIR (gr) BERAT (gr)
BERAT (%)
SUKROSA (M)
A. Analisis Data
Rumus:
% perubahan berat= berat akhir – berat mula-mula.Berat mula-
mula×100%
1. Aquades
% perubahan berat= 3,5-2,42,4×100% =45,83%
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah potensial air
pada suatu larutan berpengaruh terhadap perpindahan cairan dalam jaringan
tumbuhan. Makin besar potensial air, makin besar kemampuan cairan untuk
berosmosis. Adanya perbedaan hasil yang didapatkan pada hasil pengamatan
dengan teori disebabkan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi saat praktikum
berlangsung diantaranya, kurang baiknya pengeringan silinder yang dilakukan
dengan kertas saring, perbedaan ketebalan silinder menyebabkan perbedaan
ketebalan membrane, serta lama perendaman
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Difusi
Osmosis pada sel tumbuhan di sebelah luar terdapat dinding sel dan di
dalamnya terdapat protoplasma dan vakoula. Vakoula ini dilapisi oleh
lapisan proplasma yang sifatnya semipermiabel. Cairan protoplasma
sel tumbuhan ini umumnya merupakan cairan yang hipertonik
dibandingkan dengan dengan cairan disekelilingnya. Sel tumbuhan
mengambil air dari sekelilingnya secara osmosis, air masuk vakuola
dan menekan protoplasma.
Osmosis adalah peristiwa perpindahan massa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi,
menuju lokasi berpotensi solvent rendah, melalui membran semi-permeable.Umumnya yang
disebut sebagai solvent di sini adalah air. Dapat dikatakan bahwa peristiwa osmosis adalah
transfer solvent (dan bukan solut).Sedangkan peristiwa transfer solut, dikenal sebagai
dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi menuju ke rendah).
Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution
menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri
tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed
osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai
osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan
sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah,
sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga.
Mengikuti Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi
maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak,
sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan kehilangan entropi,
dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya
akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien
(perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0.
Contoh:
• masuk dan naiknya air mineral dalam tubuh pepohonan merupakan proses osmosis.
Air dalam tanah memiliki kandungan solvent lebih besar (hypotonic) dibanding dalam
pembuluh, sehingga air masuk menuju xylem/sel tanaman.
• jika sel tanaman diletakkan dalam kondisi hypertonic (solut tinggi atau solvent
rendah), maka sel akan menyusut (ter-plasmolisis) karena cairan sel keluar menuju
larutan hypertonic.
• ikan air tawar yang ditempatkan di air laut akan mengalami penyusutan volume
tubuh.
• air laut adalah hypertonic bagi sel tubuh manusia, sehingga minum air laut justru
menyebabkan dehidrasi.
• kentang yang dimasukkan ke dalam air garam akan mengalami penyusutan.
Keys:
Osmosis = aliran dari hypotonic (solut <<) menuju hypertonic solut >>)
Osmosis = transfer solvent.