Professional Documents
Culture Documents
Tingkat manusia yang terlibat dalam gelombang dari kepunahan sekarang ini sudah
meluas hingga keseluruh bumi, dan cepat atau lambat kita akan melihat peristiwa tersebut.
Dan menurut saya memang tebilang mengherankan bahwa kepunahan atau berkurangnya
tumbuhan atau hewan yang beranekaragam itu kebanyakan disebabkan oleh manusia sendiri.
Terlebih lagi ternyata manusia sekarang ini baru tersadar bagaimana menciptakan jalan keluar
bagi kepunahan tumbuhan dan hewan serta kehancuran lingkungan atau ekosistem yang di
buat oleh manusia, terlebih lagi ekosistemlah yang paling esensial dalam perkembangbiakkan
dan pertahanan makhluk hidup.
Jika kita ingat teori Malthus yang sudah memperingatkan bahwa pertumbuhan jumlah
penduduk bila tidak dikendalikan akan naik menurut deret ukur sedangkan produksi pangan
meningkat hanya menurut deret hitung. Sayang peringatan Malthus ini sering diabaikan oleh
kita sebagai manusia yang memiliki daya konsumsi terhadap alam yang paling banyak, yang
tidak mengherankan bahwa sutu saat akan terjadi krisis pangan di dunia.
Krisis pangan saat ini tak pernah terbayangkan sebelumnya. Entah bagaimana populasi
manusia mengalami kemajuan yang amat pesat. Lihat saja pada 1960-an, dunia terlihat
tenang-tenang saja karena persediaan pangan mencukupi bagi 3 miliar penduduk dunia,
walaupun yang seperti kita ketahui pada era Kennedy terjadi babby boom khususnya di
Amerika Serikat. Akan tetapi pada 2001, krisis pangan mulai terasa karena persediaan pangan
tidak dapat mencukupi bagi 6 milyar penduduk dunia. Apalagi pada 2008, krisis pangan kian
menyebar karena persediaan pangan global tidak mencukupi bagi lebih dari 6 milyar
penduduk dunia. Terlebih lagi prediksi pada tahun 2050, jumlah penduduk dunia akan
mencapai 8 milyar hingga 11 milyar. Krisis pangan akan bertambah parah seiring dengan
bertambahnya penduduk bumi dan berkurangnya tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di
bumi. Lonjakan itu jelas berdampak luas, termasuk bagi ekologi atau lingkungan hidup. Itu bisa
mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Seperti diketahui,
lingkungan hidup adalah kesatuan ekosistem atau sistem kehidupan yang merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan (tatanan alam) dan makhluk hidup,
termasuk manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
Mungkin pertanyaan kita sekarang adalah apakah memang benar ada krisis dalam bumi
sekarang ini, sebagian yang kita ketahui hanya dari media, rasanya kita tidak dapat
menyentuh langsung krisis alam tersebut. Sudah sepantasnya kita bersyukur dianugerahi
bumi yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang tetap masih bisa bertahan di
dunia. Akan tetapi pada kenyataanya hewan dan tumbuhan mengalami penyusutan jumlah
serta proses kepunahan akibat pengerusakan yang dilakukan oleh manusia. Menjadi barang
penting untuk penerapan edukasi afeksi sebenarnya dalam kurikulum kita, bukan hanya kasih
sayang terhadap sesama manusia, akan tetapi kasih sayang terhadap alam serta potensi yang
dihasilkannya.
Ada beberapa masalah yang harus di takal dengan pandangan yang jauh ke depan
seperti masalah pertambahan penduduk. Saya pernah mendengar pandangan bahwa hanya
penderitaan dan ancaman akan penderitaan yang lebih buruklah yang dapat diandalkan untuk
membujuk masyarakat bawah menahan diri dalam hal angka kelahiran. Namun kini terdapat
bukti yang jelas bahwa kemiskinan yang sempurna ternyata dapat membujuk lebih banyak
orang dari kalangan itu, dan bukan kebijakan pemerintah. Misalnya saja orang termiskin hari
ini terpaksa harus hidup realistis agar bisa bertahan hidup. Akan tetapi ternyata bukan
kemiskinan dan penyakit yang menyebabkan angka kelahiran menjadi rendah, melainkan
kondisi hidup yang lebih baik dan jalan berpikir yang lebih baiklah yang menjadi motivasi
kecenderungan terhadap pengaturan tingkat kelahiran.
Mungkin ada banyak jumlah manusia yang bisa dan menginginkan untuk merubah
kebiasaan mereka untuk mencegah kepunahan yang lebih jauh dari akibat kerusakan spesies
dan lingkungan tapi pandangan sutradara mengenai permasalahan ekonomi dan politik
ternyata memegang peranan penting dari keterlibatan aspek ini terhadap kerusakan ekosistem
biosfer kita yang didalamnya terdapat hewan dan tumbuhan sebagai objek konsumsi kita.
Dalam aspek ekonomi contohnya, bagaimana perusahaan – perusahaan besar di dunia telah
megambil alih dari eksploitasi sumber daya alam hanya untuk mencapai titik profit tertinggi.
Mereka kebanyakan selalu mentamengi kegiatan eksploiasi mereka dengan kegiatan
penghijauan atau upaya pelestarian dan penakaran hewan dan tumbuhan, akan tetapi usaha
yang mereka lakukan menghasilkan regenerasi yang lebih lama dari kegiatan mereka
menghabiskan potesi alam yang ada. Selanjutnya masalah politik yang memberikan banyak
celah kemudahan bagi suatu instansi untuk menguras potensi makhluk hidup. Seperti yang
ketahui banyak praktek – praktek korupsi, money politic , dan lain sebagainya telah membuat
system imunitas bagi pelaku kejahatan yaitu manusia dalam memperoleh sumber daya alam
secara illegal maupun legal denagan rakus.