Professional Documents
Culture Documents
Disusun :
ARIS ARYANTO
NIM : D 200 040 042
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ARIS ARYANTO
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Dipersiapkan oleh :
Nama : ARIS ARYANTO
NIM : D 200 040 042
Disetujui pada
Hari :
Tanggal :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan oleh :
Nama : ARIS ARYANTO
NIM : D 200 040 042
Disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
Ketua : Tri Widodo Besar Riyadi, ST, MSc. (.............................)
iv
v
RINGKASAN
vi
KATA PENGANTAR
dapat terselesaikan.
dukungan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
pembuatan skripsi.
vii
6. Teman-teman CV Losote yang telah membantu dalam
pengerjaan alat untuk tugas akhir baik suka maupun duka, kita
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................59
4.1. Data-Data Mold .................................................................59
4.2. Pengujian Mold .................................................................60
4.3. Analisa Data dan Pembahasan .........................................64
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................75
LAMPIRAN .............................................................................................76
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 2.24. Hubungan Viskositas dan Tegangan geser terhadap
suhu pada berbagai jenis termoplastik ........................... 35
Gambar 2.25. Proses Pemindahan Panas Secara Radiasi & konveksi ...37
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian .....................................................42
Gambar 3.2. Sket alat uji mechanical thermoforming ............................45
Gambar 3.3. Mesin Las Listrik ...............................................................46
Gambar 3.4. Mesin Gerinda Tangan .....................................................46
Gambar 3.5. Mesin Bor..........................................................................47
Gambar 3.6. Satu Set Tool ....................................................................48
Gambar 3.7. Besi Siku...........................................................................48
Gambar 3.8. Seng .................................................................................49
Gambar 3.9. Mur Baut ...........................................................................49
Gambar 3.10. 2 Mold Positif dan 2 Mold Negatif .....................................50
Gambar 3.11. Pemanas atau Heater .......................................................51
Gambar 3.12. Thermokontrol Manual ......................................................51
Gambar 3.13. Dongkrak Hidrolik .............................................................52
Gambar 3.14. Gelas Ukur, Ember dan Air (PDAM) .................................53
Gambar 3.15. Plastik Jenis Polypropylene (PP) ......................................52
Gambar 3.16. Plastik jenis PVC ..............................................................52
Gambar 3.17. Serbuk Gips ......................................................................53
Gambar 3.18. Cairan Resin .....................................................................53
Gambar 3.19. Cairan Katalis ...................................................................53
Gambar 3.20. Cat Warna.........................................................................54
Gambar 3.21. Pemasangan Plastik pada Penjepit ..................................55
Gambar 3.22. Pemasangan Thermocouple pada Mesin .........................55
Gambar 3.23. Pemasangan Dongkrak Hidrolik dengan Mold..................56
Gambar 3.24. Pemrosesan Mechanical Thermoforming .........................57
Gambar 4.1. Bentuk Mold (1) Mold positif, (2) Mold negatif, (3) Mold
positif, (4) Mold negatif.....................................................59
Gambar 4.2. Foto Hasil Mechanical Thermoforming .............................60
Gambar 4.3. PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold
telapak kaki bawah temperatur 100ºC ..............................61
xii
Gambar 4.4. PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold
telapak kaki bawah temperatur 120ºC ..............................61
Gambar 4.5. PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold
telapak kaki bawah temperatur 140ºC ..............................61
Gambar 4.6. Contoh penyusutan pada plastik PVC ..............................62
Gambar 4.7. Plastik PVC yang terjadi sobekan (produk gagal) .............62
Gambar 4.8. Hasil Produk Gagal ...........................................................63
Gambar 4.9. Hasil Produk Yang Berhasil ..............................................64
Gambar 4.10. Grafik hubungan temperatur terhadap prosentese
penyusutan pada mold telapak kaki atas..........................66
Gambar 4.11. Grafik hubungan temperatur terhadap prosentase
penyusutan pada mold telapak kaki bawah .....................68
Gambar 4.12. Grafik hubungan bentuk mold terhadap prosentase
penyusutan .......................................................................70
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
data pasiennya dapat diwakili dari Rumah Sakit Orthopedi (RSO) Prof. Dr.
kasus amputasi anggota gerak bawah kaki adalah sebesar 25% per
tahunnya, yang terbagi untuk amputasi kaki diatas lutut atau prothese
jenis above knee amputation (AKA) sebesar 18% dan amputasi dibawah
lutut atau prothese jenis below knee amputation (BAK) sebesar 7%.
15%, yang terbagi amputasi dibawah siku tangan atau prothese jenis
below elbow amputation (BEA) sebesar 10% dan amputasi diatas siku
tangan atau prothese jenis above elbow amputation (AEA) sebesar 5%.
yang dikerjakan oleh CV. Lasote rata-rata sebesar 20 unit per bulannya
1
diproduksi baik yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Orthopedi atau industri
terakomodasi secara baik. Hal ini terlihat pada pengguna prothese kaki
adanya phase berjalan yang kurang baik yang diakibatkan oleh dampak
yang cukup tinggi ataupun turun dari bus kota. Atas gambaran kondisi ini
bahwa prothese kaki yang ada masih belum memenuhi aspek fungsinya
secara baik yang antara lain mampu menopang berat tubuh yang nyaman,
waktu yang cukup lama bagi pasien yang memesan prothese. Terlebih
betis, knee, adaptor dan SACH (Solid Ankle Cushioned Heel) foot.
waktu sampai satu bulan dari hari setelah pengukuran, disisi lain
2
Hasil kajian dari penelitian yang telah dilakukan oleh (Lobes
3
pembuatan prothese kaki ini akan memperkuat industri kecil yang ada
dikota Solo secara khususnya dengan memiliki daya saing yang cukup
yang dipesan oleh pasien, dan terutama bagi negara Indonesia tidak lagi
halnya juga pada pasien yang cacat dikarenakan sesuatu hal yang harus
PVC.
4
2. Mengidentifikasi perbedaan antara volume mold dengan volume
mechanical thermoforming.
(PP) dan lembaran plastik (PVC) adalah 100ºC, 120ºC dan 140ºC.
5
3. Daya tekan yang akan diujikan adalah 1 kg/cm².
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas rancangan penelitian, bahan dan alat, proses
penelitian.
Bab ini terdiri atas hasil penelitian, analisa data dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
DASAR TEORI
(Fabianus, 2007)
menentukan pada kaki prothese dan SACH foot terdiri dari suatu heel
kayu, suatu material yang dimampatkan disekitar heel. Suatu kawat yang
7
kebagian jari kaki, kemudian cushion heel pada lapisan SACH foot
biasanya terbuat dari plastik fleksibel dan memiliki heel yang kaku.
lembut yang ditekan dibawah selama phase awal berjalan. Tumit karet
SACH foot tidak punya sendi mata kaki, keuntungan SACH foot adalah
dorsi flexion.
(Fabianus, 2007)
8
2.2 Landasan teori
2.2.1 Polimer
1. Macam-macam polimer
antara lain atas dasar jenis monomer, asal, sifat thermal, dan reaksi
gambar 2.3.
9
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan
polimer sintetis. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang
lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer
termoseting.
ikatan silang antar rantai. Mempunyai sifat pejal pada suhu kamar,
tetapi menjadi zat cair yang lengket ketika dipanaskan pada suhu
tidak terlalu tinggi (kurang lebih diatas 100ºC). Dengan ciri-ciri ini
basa, jika dipanaskan terlalu tinggi maka bahan akan rusak dan
10
mempunyai ikatan silang antara rantai. Yang termasuk termoseting
Ada jenis khusus dari polimer yang berbeda dari yang lainya, yaitu
dalam 2 jenis: 1 karet alam yang berasal dari tanaman hidup dan 2
11
Gambar 2.5 Model pemanjangan molekul elastomer (Groover, 1996)
Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa sifat mekanis dari polimer
Gambar 2.6 Pengaruh suhu terhadap sifat mekanis polimer (Schey, 2000)
2.2.2 Thermoplastik
12
1. Sifat mekanis
2. Sifat fisik
d. Panas jenis kira-kira dua sampai empat kali material logam dan
keramik.
3. Jenis-jenis thermoplastik
13
Tabel 2.1 Sifat-sifat dari jenis-jenis thermoplastik
a. PVC
kabel listrik, boneka, sarung tangan tahan air dan pipa kaku. Dalam
14
segi ekonomis bahan PVC lebih murah, tahan lama dan dapat
diwarnai.
b. Polypropylene (PP)
(Samsul, 2009)
PP 0,85 - 0,90
15
Tabel 2.3. Temperatur leleh proses termoplastik (Samsul, 2009)
Material ºC ºF
adalah 176 ºC, lebih rendah dari pada yang dituliskan oleh Samsul
yaitu 190-200 ºC. Perbedaan ini tidak terlalu jauh, mungkin ada
additive dll.
16
Tabel 2.4 Polypropylene (PP) (Groover, 1996)
bervariasi
2.2.3 Thermoforming
kemasan dalam gelas, lintasan untuk lemari es, dan lapisan untuk SACH
foot.
pemanas listrik (heater) yang ditempatkan pada satu sisi atau dua sisi dari
17
permukaan lembaraan plastik. Jangka waktu pemanasan untuk
plastik yang lain. Karakteristik lain yang menarik dari proses termoforming
yang relatif rendah pula. Cetakannya dapat dibuat dari aluminium, kayu,
1. Vacuum thermoforming.
2. Pressure thermoforming.
3. Mechanical thermoforming.
a. Vacuum thermoforming
ini dapat dilihat pada gambar 2.7 dalam bentuk yang paling dasar.
18
Gambar 2.7 Proses Vacuum Thermoforming (Groover, 1996)
b. Pressure thermoforming
19
c. Mechanical thermoforming
digunakan sama sekali. Proses ini dapat dilihat pada gambar 2.7.
2.2.4 Molding
menggunakan alat bantu yang berupa cetakan atau mold yang dalam
20
tekanan. Pada mold hampir sama dengan casting, hanya saja material
benda kerja yang akan dibuat. Disamping hal tersebut, pemilihan mold
1. Jenis-jenis molding
21
Berdasarkan material yang dibuat, bentuk produk dan faktor yang
belahan
rongga yang harus ada pada benda kerja, akan dihasilkan dengan
pipa, yang akan keluar secara perlahan turus dari sebuah extruder
cetakannya.
heater.
22
Gambar 2.12 Proses pengisian butiran plastik (Groover, 1996)
23
Gambar 2.14 Proses peniupan udara (Groover, 1996)
plastis, maka bagian atas dari mold akan bergerak turun menekan
24
antara 300-395ºF (149-185ºC) dan tekanan molding antara 155-
3. Injection Molding
25
biasanya berkisar antara 350-525ºF (177-274ºC), lebih detail lahat
gambar 2.17.
2. Desain mold
26
b. Sharp corners harus dibuat miring, tidak boleh lurus karena akan
gambar 2.19.
2.2.5 Gips
Bahan gips yang berwarna serbuk putih yang apabila dicampur air
akan menjadi keras, dengan sifat ini gips dapat digunakan sebagai bahan
cetakan, packing dan bahan tanam yang sering digunakan pada bidang
27
4. Untuk mendapatkan sifat-sifat yang optimal, maka gips hendaknya
(E.C.Combe,1992).
kecuali pada bagian gips diubah dengan pasir. Campuran gips pada
dasarnya terdiri dari 70-80 % gips dan 20-30 % air. Pada umumnya,
permukaan hasilnyapun memiliki resolusi yang tinggi dan halus. Jika gips
digunakan dan pecah, maka gips tersebut tidak dapat diperbaiki dengan
non belerang seperti aluminium, seng, tembaga. Gips ini tidak dapat
pencetakan adalah pola yang ada disemprot dengan film yang tebal untuk
merusak pola. Unit cetakan tersebut dikocok sehingga gips dapat mengisi
28
ke system robot, karena ketepatan desain permintaan semakin meningkat
1. Cetakan pasir
2.20.
2. Cetakan permanen
29
suatu struktur butiran yang sangat lembut dan kekuatan yang lebih
3. Cor cetak
Pada cor cetak suhu kadang dibuat untuk produksi yang maksimum
Sebagian keuntungan dari cor cetak adalah toleransi dari tiap part
30
2.2.6 Pengaruh temperatur pada thermoplastik
memutuskan ikatan sekunder yang lebih lemah ini dan molekul dapat
saling bergerak.
yang tinggi, misalnya diatas suhu melting maka bentuknya akan menjadi
polyethylene (PE) memiliki nilai densitas yang rendah kerena pada suhu
kenaikan harga impact pada jenis polyethylene (PE) ketika plastik sudah
diatas suhu 0ºC dan di bawah suhu kamar. Sedangkan pada jenis
31
polymethylmethacrylate harga impact relatif stabil pada beberapa kondisi
suhu.
agar plastik mudah dibentuk maka harus berada pada suhu dimana plastik
mengalami penurunan.
32
Gambar 2.22 Hubungan Regangan dan Tegangan Pada Beberapa Variasi
(Kalpakjian, 2003)
namun regangan totalnya rendah. Pada jenis ABS, nylon termasuk jenis
yang fleksibel pada tegangan yang tinggi, karena pada kondisi tersebut
33
kekuatan yang relatif paling kecil bila dibandingkan dengan jenis polimer
yang lain, serta mempunyai nilai regangan yang cukup besar. Sehingga
penurunan.
Pada gambar 2.24 (b) dijelaskan pada jenis PVC mempunyai nilai
viskositas yang relatif tinggi dan laju regangan geser rata-rata mengalami
kenaikan yang cukup besar pada kisaran suhu 190ºC. Hal ini menunjukan
34
bahwa pada kisaran suhu tersebut PVC bisa dibentuk dengan baik karena
kimiawi yang disebut polimerisasi dan sesudah itu polimer tidak dapat
menghasilkan susunan baru dengan berat molekul yang lebih berat dari
bahan semula.
lembaran tipis, sehingga hanya relatif untuk pemanasan satu sisi saja
yaitu arah sumbu z, dapat dilihat pada gambar 2.25. penerapan Hukum
35
Fourier untuk persamaan distribusi temperatur pada lembaran plastik
4.
1. Teori-teori adhesive
a) Teori Mekanis
36
permukaan yang bersih, pembentukan suatu permukaan lebih
b) Teori Serapan
pembasahan.
muai panas dan suhu transisi, dari suhu berapa plastik mulai
1. Penyusutan
37
berbeda, yaitu ukuran luar benda kerja akan lebih kecil dibanding
dalam benda kerja itu dapat terlihat pada garis-garis yang terdapat
tekanan.
2. Kerutan
menarik antara partikel yang sama terjadi pada plastik yang telah
kecil sehingga plastik lebih cepat merekat dengan sisi plastik yang
Disamping itu, bentuk dan letak lubang dari mold yang didesain
38
Letak lubang harus bisa mewakili permukaan-permukaan dari mold
merata tersubut.
3. Cacat Datar
39
4. Sobek
suhu melting dari plastik itu sendiri, sehingga saat akan dibentuk
plastik ini secara otomatis akan sobek, maka plastik akan rusak
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
41
Sebelum percobaan dimulai, perlu disiapkan semua bahan dan
gambar 3.1 diketahui ada 2 macam mold yang akan digunakan. Pilih salah
satu, bisa dimulai dari mold telapak bagian bawah, kemudian mold telapak
yang akan diuji ketempat yang akan disediakan. Harus dipastikan plastik
diinginkan, pada gambar 3.1 ada 3 variasi temperatur yang akan diujikan.
42
permukaan plastik. Akan tetapi, apabila pengujian ini gagal atau ada data
akan dijabarkan pada halaman berikutnya. Selain alat dan bahan yang
43
Dongkrak Hidrolik
Mold
Thermokontrol
Manual
Heater
Plastik
heater dan rangka penjepit plastik. Model mesin las listrik dapat
44
Gambar 3.3 Mesin Las Listrik
45
3. Mesin bor
3.6.
46
Gambar 3.6 Satu Set Tool
1. Besi siku
dan rangka penjepit plastik. Besi siku dapat dilihat pada gambar
3.7.
47
2. Seng
3. Alat pengikat
48
3.3.3 Pembuatan mold
Mold dibuat dari gipsum dengan campuran gips dan air (PDAM).
kaki, 2 mold positif dan 2 mold negatif. Model 4 mold dapat dilihat pada
gambar 3.10.
diantaranya adalah:
3.11.
2. Thermokontrol
panas hingga mencapai 400ºC dan kuat arus 15 Ampere. Alat bisa
3. Dongkrak hidrolik
50
hidrolik memiliki daya tekan beban sampai 20 Ton. Alat dapat
Gelas ukur dan air berfungsi sebagai alat pengukur cairan, dengan
penelitian yang dilakukan. Gelas ukur, ember dan air dapat dilihat
lembaran plastik PVC ketebalan 1.0 mm dengan ukuran (40 x 15) cm.
Alasan pemilihan bahan ini adalah karena merupakan jenis plastik yang
lembaran plastik polypropylene (PP) dan PVC dapat dilihat pada gambar
52
2. Gibs
Bahan gips serbuk didapat dari toko Sumber Hidup yang berlokasi
3. Resin
Surakarta.
4. Katalis
53
Gambar 3.19 Cairan Katalis
5. Cat Warna
Bahan cet warna didapat dari toko Besi Juari dengan merek
1. Persiapan
54
2. Pemotongan dan pemasangan plastik
Plastik yang sudah terpasang pada mold negatif dan sudah dijepit,
gambar 3.22.
55
4. Pemasangan dongkrak hidrolik pada mold
5. Pemrosesan bahan
56
dinaikan lagi keposisi semula dan produk hasil mechanical
gambar 3.24.
57
Setelah data yang dibutuhkan didapat, kemudian dianalisa
tersebut:
tidak merata.
atau tidak.
atau retak-retak.
58
BAB IV
profil/bentuk mold. Adapun bentuk dari 4 mold dapat dilihat pada gambar
4.1.
Gambar 4.1 Bentuk Mold (1) Mold positif, (2) Mold negatif, (3) Mold positif,
59
4.2 Pengujian Mold
thermoforming. Pada plastik jenis PP ini tebal yang digunakan adalah 1.0
tidak sempurna dan kerut. Pada plastik jenis PP ini tidak dapat dianalisa
bentuk mold karena sifat viscos pada plastik PP ini rendah. Bahan plastik
120ºC plastik tidak mengalami pemuaian yang cukup baik, karena itu
bentuk pola yang tidak sempurna, karena temperatur terlalu tinggi. Hasil
60
Tidak banyak berubah
(masih datar)
Gambar 4.3 PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold telapak
Tidak membentuk
pola
Gambar 4.4 PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold telapak
Membentuk pola
tapi tidak sempurna
Gambar 4.5 PP diproses dengan mold telapak kaki atas dan mold telapak
61
4.2.2. Pengujian Menggunakan Plastic PVC
maka ukuran produknya akan berbeda, yaitu ukuran luar benda kerja akan
lebih kecil dibanding dengan ukuran cetakan. Untuk lebih jelasnya dapat
PENYUSUTAN
dan tidak masuk kepembahasan. Contah produk gagal pada plastik PVC
SOBEK
62
4.2.3. Produk Hasil Pengujian
kg, katalis 10 ml dan cet warna coklat muda 50 ml. Setelah bahan
dimasukan dalam wadah dan ketiga campuran diaduk sampai merata kira-
kita 10 menit, maka bahan siap dituangkan kedalam plastik yang sudah
63
Gambar 4.9 Hasil Produk Yang Berhasil
Untuk lebih detailnya, maka akan dibahas satu per satu dimulai dari
mold telapak kaki atas dan baru mold telapak kaki bawah.
64
4.3.1. Percobaan pada mold telapak kaki atas
Tabel 4.1 Data lengkap percobaan pada mold telapak kaki atas
(ml)
65
Prosentase Penyusutan(%)
15
12
9
6
3
0
100 120 140
Temperatur (0C)
pada plastik PVC dengan mold telapak kaki atas dengan ketinggian
66
terjadi penyusutan yang sangat kecil, tapi hasil produk akan lebih
Tabel 4.2 data lengkap percobaan pada mold telapak kaki bawah
(ml)
gambar 4.11.
67
15
Prosentase Penyusutan (% )
12
0
100 120 140
Temper atur ( 0C)
pula.
68
Dengan demikian pada temperatur 120ºC prosentase penyusutan
Dari dua bentuk mold yang ada tersebut dicari rata-rata prosentase
tabel 4.3.
69
Prosentase Penyusutan (%)
15
12
9
6
3
0
100 120 140
0
Temperatur ( C)
penyusutan
yaitu mold telapak kaki atas dan mold telapak kaki bawah. Pada
penyusutan hampir sama yaitu kurang lebih 12%. Ini terjadi karena
secara sempurna.
penyusutan, hal ini terjadi karena tebal plastik PVC adalah 1,0 mm
70
sedangkan pemuaian panjang hanya 1-5,5 cm. Sehingga plastik
sampai 1-5,5 cm, maka sisa dari pemuaian plastik yang tidak mulur
bawah.
Secara umum dari (Gambar 4.12) untuk kedua bentuk mold dengan
atas dan mold telapak kaki bawah. Ada beberapa faktor yang
71
diberikan keplastik sama. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
tersebut.
72
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
2. a. Mold dengan model mold telapak kaki atas dan mold telapak kaki
73
Kalau temperatur 100ºC terlalu rendah, sehingga penyusutan
semakin tinggi.
5.2. Saran
dan apabila gipsum yang digunakan pecah atau retak tidak dapat
diperbaiki lagi.
74
DAFTAR PUSTAKA
Saito, S., Surdia, T., 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
75
Lampiran
76