Professional Documents
Culture Documents
Penutup
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa konsep theo-demokrasi lebih
banyak mendatangkan masalah dan kerumitan baru, daripada mendatangkan
kecemerlangan dan penyelesaian berbagai masalah. Dalam beberapa hal,
konsep theo-demokrasi cukup bisa membedakan dengan kontras sistem Khilafah
dan Kerajaan. Tapi konsep ini tidak bisa membedakan secara jelas perbedaan
sistem republik –atau republik Islam-- dengan sistem Khilafah. Ini tentunya wajar
karena konsep theo-demokrasi memang didasarkan pada sikap akomodatif
antara Islam dan ide demokrasi, sebagai dasar sistem republik. Jika ini yang
terjadi, maka terwujudnya sistem Khilafah akan mengalami hambatan dan akan
memakan waktu lebih lama, karena bisa jadi para aktivisnya terkecoh dengan
jalan perjuangan kooperatif melalui perbaikan sistem republik yang ada. Apalagi
kalau namanya sedikit diganti menjadi “republik Islam”, seperti misalnya Republik
Islam Pakistan.
Sudah selayaknya, kejernihan dan kecemerlangan berpikir selalu
dikedepankan dalam upaya menuju kebangkitan umat. Sebab umat Islam tidak
akan mungkin mengalami kebangkitan pemikiran, kecuali dengan kembali
mengambil pemikiran-pemikiran yang cemerlang (mustanir). Konsep yang kabur
atau kurang jelas sudah selayaknya dikesampingkan, untuk menuju konsep yang
lebih jernih dan cemerlang. Bukankah Nabi SAW telah bersabda : “Tinggalkan
apa yang meragukanmu (untuk) menuju apa yang tidak meragukanmu.” (HR.
Ahmad, An-Nasa`i, dan Ath-Thabrani) [ ]
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Muhammad Husain. 1996. Mafahim Islamiyah. Juz II. Cetakan I.Beirut :
Darul Bayariq.
Al-Jawi, M. Shiddiq. 2003. “Must Islam Accept Democracy?” dalam David
Bourchier & Vedi R. Hadiz (Editor). Indonesian Politics and Society : A Reader.
London-New York : RoutledgeCurzon. hal. 207-211
Al-Khalidi, Mahmud Abdul Majid. 1980. Qawaid Nizham Al-Hukm fi Al-Islam.
Cetakan I. Kuwait : Darul Buhuts Al-‘Ilmiyah.
Al-Maududi, Abul A’la. 1988. Khilafah dan Kerajaan (Al-Khilafah wa Al-Mulk). Alih
Bahasa Muhammad al-Baqir. Cetakan II. Bandung : Mizan.
Amiruddin, M. Hasbi. 2000.”Teori Kedaulatan Tuhan”. Konsep Negara Islam
Menurut Fazlur Rahman. Cetakan I. Yogyakarta : UII Press. hal. 103-105.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 2001. Nizham Al-Islam. Cetakan VI. t.tp. : t.p.
Asshidiqie, Jimly. 1995. Islam dan Kedaulatan Rakyat. Cetakan I. Jakarta : Gema
Insani Press.
Djaelani, Abdul Qadir. 1994. “Kedaulatan Tertinggi dalam Negara”. Sekitar
Pemikiran Politik Islam. Jakarta : Media Dakwah. Hal. 83-87.
Khomeini, Imam. Tanpa tahun. Al-Hukumah Al-Islamiyah. T.tp. : t.p.
Rais, Amien. 1988. “Kata Pengantar”. Khilafah dan Kerajaan (Al-Khilafah wa Al-
Mulk). Alih Bahasa Muhammad al-Baqir. Cetakan II. Bandung : Mizan.
Sammarah, Ihsan. 1991. Mafhum Al-Adalah Al-Ijtimaiyah fi Al-Fikri Al-Islami Al-
Mu’ashir. Cetakan II. Beirut : Dar An-Nahdhah Al-Islamiyah