You are on page 1of 24

PSIKOLOGI ISLAM

Di susun oleh :

NURUL AIYUDA

NIM : 10961007775

LOKAL : B

Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri-Sultan Syarif Kasim – RIAU

2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam juga tak lupa penulis haturkan kepada
junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan pada zaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kesempatan dan waktunya untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Pepatah mengatakan “Tak Ada Gading yang Tak Retak” dan penulis pun
menyadari hal itu, pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena iu sekiranya ada kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang
hati. Akhir kata penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan
para pembaca yang budiman.

Pekanbaru, Januari 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II MPR....................................................................................................................... 2
2.1 Apa itu tidur? .................................................................................................. 3
2.2 Dunia tidur ...................................................................................................... 4
2.3 Kualitas tidur................................................................................................... 8
2.4 Prestasi Belajar ............................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 15
Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Prestasi Belajar ............................................ 15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 19
4.2 Penutup............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


. Daya tahan tubuh akan bekerja dengan baik dan meningkat bila kita cukup tidur.
Dan sebuah penelitian mengatakan bahwa tidur yang baik adalah ketika kita
menggunakan waktu selama 8 jam untuk tidur
Tapi, tak sedikit bagi mereka yang mendapatkan tidur yang cukup, tapi terbagun
dari tidur dalam keadaan lesu, letih, tidak bersemangat dan malas untuk beraktivitas.
Sebaliknya tak sedikit juga mereka yang mendapatkan tidur tak kurang dari 4-5 jam bisa
terbangun dalam keadaan bugar dan segar. Untuk itulah diperlukan lagi pemahaman lebih
dalam tentang tidur yang baik. Tidur yang membawa kita pada kualitas tidur yang
sebenarnya. Tidur yang tidak hanya difokuskan pada orientasi panjang waktunya tapi
lebih kepada kualitasnya. Dan bagaimana pula Islam menunjukkan cara menjaga kualitas
tidur kita, melalui apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad.

1.2 Perumusan Masalah


Rata-rata waktu tidur yang dibutuhkan orang dewasa sekitar 8 jam per hari. Kalau
jumlah ini tidak dipenuhi, setiap kekurangan waktu tidur akan menjadi utang. Dan utang,
tentu akan menjadi beban bagi tubuh. Untuk melunasinya bisa dengan menyiasati waktu
tidur.Ternyata teori tidur 8 jam yang selama ini kita kenal tidak selamanya benar, Teori
itu semakin meragukan, karena banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang yang
hanya tidur 4-5 jam sehari, bisa tetap sehat, energik, dan tidak terlihat seperti orang yang
kurang tidur.
Bukankah permasalahannya terletak pada kualitas tidur. Banyak dari ilmuan
brilian yang memiliki cara tidur tersendiri untuk mendapatkan ide. Lalu bagaimana
dengan kita, begitu besarkah pengaruh kualitas tidur terhadap prestasi seseorang? apakah
diperlukan tambahan waktu lagi untuk kita bisa mendapatkan tidur yang baik? Seperti
halnya ahli fisika dan pelukis ternama Leonardo Da vinci yang membutuhkan waktu tidur
tidak kurang dari dua belas jam, apa kita harus mengikuti langkah penulis Monalisa ini,
atau solusinya cukup dengan memperbaiki kualitas tidur kita?.

1
1.3 Tujuan
Selama ini teori yang mengatakan tidur yang baik adalah tak kurang dari 8 jam
sudah tertanam jelas pada kita, tapi berdasarkan realita yang ada, dengan mereka-mereka
yang tidur tidak kurang dari 5 jam dalam sehari bisa beraktivitas dengan baik, itu
membuat keraguan kita pada teori itu, tapi tak banyak orang yang tahu akan hal ini, tak
banyak orang yang tahu akan tidur berkualitas yang sesungguhnya dan bagaimana cara
mendapatkan kualitas tidur yang baik itu. Itulah tujuan utama dari penulisan makalah ini,
agar kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang kualitas tidur yang sesungguhnya,
dan bagaimana mempraktekkan nya dalam kehidupan kita. Selain bisa untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita, makalah ini juga bisa menjadi solusi bagi mereka yang
bermasalah dalam tidurnya dan ingin mendapatkan tidur yang baik, setidaknya mereka
akan bisa mensiasati diri, untuk menggunakan waktu mereka untuk mendapatkan tidur
yang baik.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Apa itu tidur ?


Salah satu hak yang harus dipenuhi oleh tubuh dan mata adalah tidur. Tidur
merupakan salah satu bentuk nikmat Allah swt yang tiada terkira nilainya. Adanya
nikmat tidur yang dianugerahkan Allah swt telah memberikan banyak hal kepada
manusia. Entah bagaimana jadinya jika Allah swt tidak menganugerahi manusia dengan
nikmat tidur tersebut, boleh jadi manusia akan menjadi makhluk yang paling buruk dan
menderita di dunia.
Pada dasarnya tidur adalah salah satu kebutuhan yang mesti dipenuhi oleh
manusia, sebab bisa dibayangkan apa yang terjadi nantinya jika saja seseorang tidak
tertidur dalam waktu satu minggu saja, maka ia tidak akan berhenti dengan rasa marah,
sedih, senang dan sebagainya. Tentunya dengan tidur kita bisa mengistirahatkan diri kita
setelah beaktivitas seharian.
Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif. Ada teori lama yang
menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut “sistem
aktivasi retikular”, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga dan karena itu, menjadi
inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur.
Percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru
bahwa tidur barangkali disebabkan oleh proses penghambatan aktif. Hal ini terbukti dari
suatu percobaan dengan cara melakukan pemotongan batang otak setinggi regio
midpontil, dan berdasarkan perekaman listrik ternyata otak tak pernah tidur. Dengan kata
lain, ada beberapa pusat yang terletak dibawah ketinggian midpontil pada batang otak,
diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat bagian-bagian otak
lainnya.
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan
tidur dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut
adalah :

1. Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medulla

3
2. Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang
dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-syaraf
vagus dan glossofaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur.
3. Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area
suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus.

Tidur merupakan arena bagi manusia untuk memperoleh ketentraman hidup.


Dalam al-Qur’an, Allah Azza wa jalla berfirman dalam (QS al-Anfaal, 8:11):

               

       

11. (ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu


penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk
mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan
syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)
“Tidur” (al-nu’asa), menurut Adnan Syarif (2002) adalah tidur yang terlelap.
Tidur yang terlelap akan memberikan efek yang penting dalam kehidupan manusia.
Kalau manusia memperolehnya, maka manusia telah memperoleh salah satu ciri utama
tidur yang berkualitas.

2.2 Dunia tidur


Sebelum memasuki abad ke 20, manusia masih percaya bahwa saat kita tertidur,
berarti pikiran kita ikut tidur atau berhenti berpikir, dan aktivitas otak kita makin
berkurang.
Akan tetapi, para scientist akhirnya mereka berhasil menemukan fakta yang
sebenarnya. Fakta yang sangat bertolak belakang dengan kepercayaan sebelumnya. Fakta
itu menunjukkan bahwa, justru saat kita tertidur itulah, aktivitas otak kita semakin
meningkat. Hal ini kemudian menjadi awal bagi perkembangan ilmu pengetahuan kita
untuk mulai mengetahui beberapa perubahan yang terjadi di otak selama kita tidur.

4
Sampai pada tahun 50-an, sedikit yang diketahui tentang perubahan-perubahan ini.
Akhirnya suatu terobosan terjadi pada laboratorium fisiologis Nathaniel Kleitman, yang
pada saat itu adalah satu-satunya orang yang telah menghabiskan seluruh hidupnya
mempelajari perihal tidur. Kleitman telah memberikan salah satu mahasiswa pasca
sarjananya, Eugene Aserinsky, pekerjaan membosankan untuk melihat apakah
pergerakan bola mata yang lambat yang menandai dimulainya tidur muncul sepanjang
malam. Kedua orang ini terkejut, ketika pergerakan mata terjadi, tapi tidak lambat,
melainkan sangat cepat (Aserinsky & Kleitman, 1955).
Menggunakan electroencephalograph (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik
otak. Kedua peneliti itu, dengan manusia Kleitman lainnya. Wiliam Dement, dapat
menunjukkan hubungan antara pergerakan mata yang cepat dengan perubahan pola
gelombang otak pada orang-orang yang tidur (Dement,1933). Para sukarelawan dewasa
kemudian segera menghabiskan malam hari mereka dilaboratorium sementara para
peneliti mengukur perubahan yang terjadi pada aktivitas otak, tegangan otot, pernafasan,
dan respons fisiologis mereka lainnya.

Sejak adanya alat EEG (Elektro Encephalo Graph), maka aktivitas-aktivitas di


dalam otak dapat direkam dalam suatu garafik . Alat ini juga dapat memperlihatkan
fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Penelitian mengenai mekanisme
tidur mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir, dan bahkan
sekarang para ahli telah berhasil menemukan adanya 2 (dua) pola/macam/tahapan tidur,
yaitu :

a. Pola tidur biasa atau NREM

Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement =
Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam
tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada
gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur (lihat
gambar).Tanda-tanda tidur NREM adalah :

1) Mimpi berkurang

5
2) Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
3) Tekanan darah turun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat

Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya
orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan
mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang
masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.

Tahap I

Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata
bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas.
Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang betha yang
lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan dengan mudah.

Tahap II

Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata
masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh
dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan "sleep spindles" dan
gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10
sampai dengan 15 menit.

Tahap III

Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi
lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan
gelombang delta yang lambat.

6
Tahap IV

Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang
dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar grafik
gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur
NREM dan berakhir dengan tidur REM.

b. Pola Tidur Paradoksikal atau REM

Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”,
yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur
REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan
aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap
penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditandai
dengan :

1. Mimpi yang bermacam-macam

Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan
tahap tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat
kembali, sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi
selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.

2. Mengigau atau bahkan mendengkur


3. Otot-otot kendor (relaksasi total)
4. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
5. Perubahan tekanan darah
6. Gerakan otot tidak teratur
7. Gerakan mata cepat
8. Pembebasan steroid
9. Sekresi lambung meningkat

7
2.3 Kualitas tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Berdasarkan berbagai
pandangan, H. Fuad Nashori membagi aspek-aspek kualitas tidur seperti berikut ini:
1. Bersuci, berdoa dan berdzikir sebelum tidur
2. Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap kiblat
3. Merasa nyaman, tak ada beban psikologis yang berat menjelang tidur
4. Badan dalam keadaan rileks, tak ada aktivitaas fisik yang berat menjelang
tidur
5. Nyenyak, tidak terbangun dalam tidur
6. Tidur lebih awal dan bangun dari tidur lebih awal
7. Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
1) Kualitas Mimpi
Sebagian orang juga berpendapat bahwa kualitas tidur juga ditentukan oleh
kualitas mimpi yang dimiliki oleh seseorang. Tak jarang mereka yang mendapatkan
mimpi buruk dalam tidurnya, terbangun dalam keadaan yang resah dan kurang
bersemangat. Sedang yang dimaksud dengan kualitas mimpi adalah suatu keadaan di
mana mimpi yang diperoleh seseorang banyak menggambarkan hal-hal yang benar yang
berkaitan dengan masa lalu dan masa depan, menghasilkan optimisme serta kepastian
bagi individu yang mengalaminya (Nashori,2009).
Tentang mimpi yang berkualitas ini salah satu aspek pentingnya adalah mimpi
yang memiliki aspek kebenaran (al-ru’ya al-shadiqah, al-ru’ya al-shalihah, penulis
menyebutnya mimpi nubuwat). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh hadis Nabi: Mimpi
yang baik datangnya dari Allah dan mimpi (polusi) datangnya dari setan (HR Bukhari
dari Abdullah Ibnu Qatadah). Hadis yang lain dari Nabi Muhammad mengungkapkan:
Mimpi yang benar adalah salah satu dari empat puluh enam cabang kenabian (HR
Bukhari dari Anas bin Malik). Selain itu, beberapa penyebab dari mimpi buruk yang
diyakini adalah sebagai berikut :

8
1. Kecemasan dan Stres - Kecemasan dan Stres ini kebanyakan dialami oleh orang yang
mengalami kejadian traumatik dalam hidupnya. Orang2 yang mengalami sakit
berkepanjangan atau baru saja melakukan operasi besar, atau orang2 yang menjadi
saksi dari sebuah kejadian menakutkan, kehilangan seseorang yang dicintainya,
mampu memicu kecemasan dan stres yang berujung pada seringnya mengalami
mimpi buruk. Demikian yang diungkapkan oleh International Association of Studi of
Dream (IASD). Tapi dijaman sekarang, tidak hanya kejadian traumatik saja yang
mampu memicu terjadinya mimpi buruk. Stres karena kerjaan, kondisi finansial dan
masalah pribadi lainnya bisa menjadi pemicu mimpi buruk.
2. Makanan Pedas. Sebuah studi kecil yang diterbitkan oleh Journal Of
Psychophysiology mengatakan bahwa makanan mampu mempengaruhi tidur kita. 2
kelompok yang terdiri dari orang yang diminta untuk makan makanan pedas dan yang
tidak sebelum tidur. Hasilnya, pada kelompok orang yang makan makanan pedas
sering terbangun dimalam hari dan mengalami kualitas tidur yang buruk. Setelah
dianalisa, mungkin ini ada hubungannya dengan meningkatnya suhu tubuh selama
tidur karena makanan pedas tadi dan berakibat pada terganggunya tidur. Selain itu
juga bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang makan berat sesaat menjelang tidur
sering mengalami mimpi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya metabolisme
dan ritme gelombang otak selama tidur yang akan memicu terjadinya mimpi, bahkan
yang buruk sekalipun.
3. Kandungan lemak dalam makanan - Semakin banyak lemak yang dikonsumsi selama
sehari, semakin besar pula potensi orang untuk mengalami gangguan tidur karena
mimpi buruk. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang yang mengkonsumsi
makanan organik mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan dengan
orang yang mengkonsumsi junk food. Dan para ahli terapi hipnotis juga setuju bahwa
ada jenis2 makanan tertentu yang berefek tidak baik pada kualitas istirahat kita
dimalam hari.
4. Alkohol, tak jarang mereka yang mengkonsumsi alkohol mengatakan bahwa alkohol
diminum untuk menekan stres, sehingga memudahkan tidur, yang terjadi selanjutnya
malah orang yang mengkonsumsi alkohol sering terbangun lebih awal dan jika

8
mereka meminumnya dalam jumlah banyak, yang seringnya terjadi malah mereka
akan sering mengalami mimpi buruk yang berulang.
5. Obat-obatan – Beberapa jenis obat anti-depresan dan narkotika bisa menyebabkan
mimpi buruk. Masih dari Journal Psychophysiology dilaporkan bahwa obat-obat anti-
depresan seperti Ketamine (yang biasa digunakan untuk pembiusan) dapat
menyebabkan mimpi buruk. Sama halnya dengan obat anti-malaria yang bisa
menyebabkan kualitas tidur menurun karena mimpi buruk.
6. Kondisi fisik karena sakit - Beberapa penyakit seperti demam dan flu dapat memicu
terjadinya mimpi buruk. Begitu juga dengan gangguan tidur seperti Apnea dan
Narcolepsy, juga bisa menjadi penyebabnya.

Adapun aspek-aspek mimpi yang berkualitas adalah :


1. Bersuci, berdoa dan berdzikir sebelum tidur
2. Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap ke kiblat
3. Merasa nyaman, tak ada beban psikologis yang berat menjelang tidur
4. Badan dalam keadaan rileks, tak ada aktivitas fisik yang berat menjelang
tidur
5. Nyenyak, tidak terbangun dalam tidur
6. Tidur lebih awal dan bangun dari tidur lebih awal
7. Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari

2) Cara Tidur
Mengenai aspek kualitas mimpi dan tidur ini juga bisa dilihat dari bagaimana cara
tidur seseorang, dimana tidur merupakan salah satu nikmat yang patut kita syukuri, dan
untuk mensyukuri nikmat tidur yaitu dengan cara menunaikannya dengan baik dan benar.
Mengerjakan segala aspek yang berkaitan dengan nikmat tidur dengan baik, mulai dari
ketika hendak tidur sampai setelah bangun tidur.
Dalam Islam kita mengenal sosok Nabi Muhammad yang menjadi panutan bagi
kita dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk yang berkaitan tentang tidur ini.
Pemimpin seluruh umat muslim di dunian ini, Rasulullah Muhammad saw telah
memberikan banyak keterangan yang jelas mengenai bagaimanakah seharusnya umat

9
muslim memperlakukan nikmat tidur yang telah dianugerahkan Allah swt kepadanya.
Rasulullah Muhammad saw senantiasa memperlakukan tidur dengan etika yang baik.
Rasulullah Muhammad saw tidak pernah tidur, kecuali dengan disertai etika tidur yang
baik.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21)
Sebagai suri teladan yang baik, Rasulullah Muhammad saw telah banyak
memberikan contoh bagaimana tata cara tidur yang baik. Berikut beberapa etika tidur
yang sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang terdapat di dalam hadits-hadits
Rasulullah Muhammad saw:
Adapun cara-cara tidur Nabi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1. Muhasabah sesaat sebelum tidur
Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim untuk bermuhasabah (introspeksi)
sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah dilakukan sepanjang hari.
Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik, maka hendaknya memuji kepada ALLAH
Subhanahu wa Ta’ala dan jika sebaliknya, maka segera memohon ampunan-Nya,
kembali dan bertaubat kepada-Nya.
2. Tidur lebih awal
Berdasarkan hadits yang bersumber dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidur
pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau shalat (Muttafaq
alaih).
3. Berwudhu
Sabda Rasulullah saw kepada Al-Barra’ bin Azib: “Jika engkau akan pergi ke
tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk sholat, kemudian
tidurlah di atas lambung kananmu.” (Muttafaq Alaih).
4. Membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-
Naas
Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat
tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca
pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh

10
badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya,
mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.”
(HR. At Tarmidzi)
5. Membaca Ayat Kursi
6. Mengibas sprei atau kain
Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah
mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu karena ia tidak kan tahu
apa yang akan terjadi di atasnya…Di dalam satu riwayat dikatakan: tiga kali (Muttafaq
‘alaih)
7. Tidur menghadap sebelah kanan
Dari Al Barra' bin Azib ra berkata, "Apabila Rasulullah saw berada pada tempat
tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca:
"Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa
alja'tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa
ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya
menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan
semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh
harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari
siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan
dari nabi yang Engkau utus." (HR. Bukhari).
Posisi tidur Nabi SAW adalah miring kesebelah kanan, kemudian beliau berbalik
bertumpu sedikit pada sisi kiri agar proses pencernaan lebih cepat karena condongnya
lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada sisi kanan lagi, agar
makanan segera larut dari lambung. Jadi posisi permulaan dan posisi terakhir tidur
bertumpu pada sisi kanan. Selain bermanfaat bagi pencernaan, ada 3 manfaat lain yang
dapat diambil dari posisi tidur miring kesebelah kanan.
 Untuk jalan nafas, tidur miring mencegah jatuhnya lidah kebelakang yang dapat
menyumbat jalan nafas. Lain halnya jika tidur pada posisi terlentang maka
relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas,
penampakan dari luar berupa mendengkur. Orang yang mendengkur

11
mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen malah kadang-kadang dapat terjadi
henti nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur
dengan posisi demikian. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan
pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. Tentunya ini sangat
mengganggu tidur kita.
 Untuk jantung, tidur miring kesebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa
organ lainnya ini karena posisi jantung yang memang berada lebih disebelah kiri.
Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena
darah yang masuk ke atrium juga banyak, sebab paru-paru kanan berada di atas
sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari
paru-paru kiri.
 Bagi kesehatan paru-paru, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-
paru kanan. Jika tidur miring kesebelah kanan, jantung akan jatuh kesebelah
kanan, itu tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan besar, lain halnya kalau
bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang berukuran
kecil.
Menurut penelitian dalam membuktikan kebenaran cara tidur Rasulullah SAW,
melalui riset medis diperoleh hasil: Dalam posisi tidur berbaring pada sisi badan bagian
kanan dan mengusahakan kepala menghadap utara dan kaki mengarah ke selatan, dalam
posisi ini tubuh tidak menolak arus atau medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh
dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan terhubung lancar ke system syaraf kita.
8. Menggunakan telapak tangan sebagai bantal
“Rasulullah saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi
kanannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah). Kita tentu sering dengar bahwa
posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tidak lurus pada saat tidur
menyebabkan sakit leher pada saat bangun dan biasanya ini menetap beberapa lama
sehingga mengganggu aktifitas. Maha suci Allah yang menciptakan tangan sedemikian
rupa sehingga apabila kita melihat orang yang tidur dengan telapak tangan sebagai bantal
maka antara kepala, leher dan punggung tercipta garis lurus.
9. Posisi kaki sedikit di tekuk

12
Di dunia kedokteran seorang dokter akan meminta pasien menekuk kakinya jika
dokter tersebut akan memeriksa perut pasien. Fungsi dari sedikit menekuk kaki adalah
untuk mengendurkan otot-otot perut sehingga lebih mudah untuk diperiksa. Menekuk
kaki sedikit pada saat tidur menolong organ-organ dan otot otot perut itu sendiri untuk
relaksasi lebih sempurna. Sehingga tidur kita lebih nyaman.
10. Meluruskan punggung pada saat tidur
Meluruskan punggungnya pada saat tidur, manfaatnya adalah supaya organ-organ
dalam tidak tertekan, posisi tersebut juga melancarkan peredaran darah.
11. Membaca doa dan dzikir
Salah satu di antaranya adalah;”Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada
hari Engkau membangkitkan kemabli segenap hamba-Mu. Dibaca 3 kali . (H.R Abu
Dawud dan dihasankan oleh al-Albani). Jika bangun tidur, membaca: “ Alhamdulillahil
ladzi ahyanaa ba’da ma ataana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya dan kepada-Nyalah
12. Makruh tidur tengkurap
Imam Ibnu Majah menuturkan kepada kita; Ya’qub bin Humaid bin Kasib
menuturkan kepada kami; Isma’il bin Abdullah menuturkan kepada kami; Muhammad
bin Nu’aim bin Abdullah al-Mujammir meriwayatkan dari ayahnya, dari Ibnu Thikhfah
al-Ghifari, dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan, “Suatu saat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan melewatiku sedangkan ketika itu aku
berbaring di atas perutku (tengkurap). Maka beliau pun membangunkanku dengan
menggunakan kakinya seraya berkata, “Hai Junaidib (panggilan Abu Dzar),
sesungguhnya cara berbaring seperti ini [tengkurap] adalah cara berbaring penghuni
neraka.” (HR. Ibnu Majah: 3724, disahihkan oleh al-Muhaddits al-Albani di dalam
Shahih wa Dha’if Sunan Ibni Majah. asy-Syamilah).
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza
Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud).
13. Makruh tidur di tempat terbuka
Berdasarkan hadits yang bersumber dari “Ali bin Syaiban telah disebutkan
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidur di malam hari di atas

13
atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya” (HR Al-
Bukhari).
14. Berdoa ketika bangun tidur
Rasulullah Muhammad saw jika mau tidur berdoa, "Bismika Allahumma Amut
wa Ahyaa" (Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup) Bila bangun tidur berdoa,
"Alhamdulillahillaji ahyana ba’da maa ama tanaa wa ilayhinnusur." (Segala puji bagi
Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali."
(HR. Muslim)
15. Mengusap Bekas tidur
“Maka bangunlah Rasulullah Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk
sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim)
16. Beristinsyaq, beristintsaar dan bersiwak ketika bangun tidur
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka
beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.”
(HR. Bukhari Muslim) Beristinsyaq dan beristintsaar adalah menghirup kemudian
mengeluarkan atau menyemburkan kembali air dari hidung.
“Apabila Rasulullah Muhammad saw bangun malam membersihkan mulutnya
dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari Muslim)

2.4 Prestasi Belajar


Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai pengalaman orang yang bersangkutan
dalam interaksinya dengan lingkungan (Rumini dkk, 1995). Sementara prestasi belajar
dapat diartikan sebagai hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasar
pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka atau
nilai maupun indeks prestasi. Untuk mengetahui prestasi belajar, guru atau dosen
melakukan pengukuran, kemudian penilaian berdasarkan norma yang dipergunakan.
Hasilnya diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka atau huruf
yang biasa disebut sebagai indeks prestasi. Ada yang menggunakan angka dengan
rentang 1-10 atau 1-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti A,B,C,D,E.

14
BAB III
PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP


PRESTASI BELAJAR

Tidur adalah aktivitas sehari-hari yang menjadi kebutuhan dasar bagi setiap
manusia. Hampir sepertiga dari masa hidup kita ini digunakan untuk tidur. Ini artinya,
bagi orang yang berusia 60 tahun, ia telah tidur selama 20 tahun. Thomas Edison, sang
penemu hebat, tidur tiga atau empat jam pada malam hari karena ia menganggap bahwa
tidur hanyalah pemborosan waktu. Presiden Clinton tidur selama lima hingga enam jam.
Pelawak Amerika Jay Leno tidur selama lima jam.
Pada spektrum lain, Albert Einstein memerlukan tidur sepuluh jam agar dirinya
dapat beraktivitas dengan baik. Ada yang merasa tidur malam tidak cukup, seperti yang
dialami Ronald Reagen. Lain lagi dengan Leonardo Da Vinci yang menghabiskan hampir
12 jam untuk tidurnya dengan alasan penemuan sebuah ide. Dari perbedaan kuantitas
waktu tidur dari beberapa tokoh ini, kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa hal yang
terpenting dalam tidur itu adalah kualitasnya bukan kuantitasnya.
Tidur yang berkualitas adalah sangat penting bagi kita karena akan menjadikan
kondisi fisik dan psikologis seseorang terasa segar dan nyaman ketika mereka terbangun.
Tidur yang berkualitas akan menjadikan kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan,
persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan
komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan kesehatan prima seseorang meningkat (Maas,
2002).
Al-Qur’an menggambarkannya sebagai penentraman (QS al-Anfaal, 8:11).Tidur
memulihkan, meremajakan dan memberi energi tubuh dan otak. Sepertiga (8 jam) atau
seperempat (6 jam) hidup manusia, yang seharusnya dilewati dengan tidur, berpengaruh
besar terhadap dua pertiga lainnya, dalam hal kewaspadaan, energi, suasana hati, berat
badan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja,
ketrampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan kesehatan prima.

15
Bagaimana tidur bisa menghasilkan efek-efek sebagaimana di atas? Secara garis
besar, bila seseorang tidur secara nyenyak dan dengan waktu yang cukup, maka ada dua
proses fisiologis yang terjadi.
1) proses pemulihan dan pertumbuhan.
Yang pasti, pada saat tidur pasokan darah ke otak meningkat. Meningkatnya
pasokan darah ini berkaitan dengan posisi tubuh seseorang. Saat tidur, tubuh seseorang
dalam posisi horisontal. Dalam kondisi demikian peredaran darah akan berlangsung lebih
lancar. Pasokan darah yang lancar berakibat pada pemulihan dalam tubuh berlangsung
lebih lancar. Di samping itu, pada saat tidur sekresi hormon pertumbuhan oleh kelenjar
pituitari (kelenjar yang mengatur pertumbuhan, metabolisme, pematangan) mencapai
puncak saat tidur delta (tidur delta adalah tahapan tidur paling terlelap atau nyenyak).
Hormon pertumbuhan merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta memperbaiki
jaringan tubuh. Terutama bagi anak dan remaja, tidur nyenyak yang tidak terganggu
sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan pematangan mereka.
2) Meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.
Pada waktu seseorang tidur dengan nyenyak, senyawa protein-karbohidrat
pengatur sistem kekebalan meningkat. Hal ini memiliki peran besar dalam meningkatkan
kekebalan terhadap infeksi. Dikatakan oleh Michael Irwin (Maas, 2002), bahwa
kekurangan tidur, meskipun sedikit, menurunkan respons kekebalan tubuh. Fakta juga
menunjukkan bahwa kematian sel tumor meningkat pada saat orang tidur. Sebaliknya,
jika kekurangan tidur, ketahanan terhadap infeksi menurun drastic. Orang yang sakit
membutuhkan istirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan. Orang yang sehat
butuh tidur yang cukup dan nyenyak akan kekebalannya optimum.
Dalam keadaan daya ingat, daya pikir, persepsi, dan kesehatan yang prima,
mahasiswa siap berkonsentrasi saat mengikuti proses belajar mengajar. Konsentrasi
memegang peranan penting bagi seorang mahasiswa untuk merekam dan mengingat dan
selanjutnya mengembangkan pelajaran yang diperoleh di perguruan tinggi. Kemampuan
merekam, mengingat dan mengembangkan materi pelajaran akan memungkinkan
mahasiswa memperoleh prestasi yang optimal.
Sebaliknya, dengan tidur yang berkualitas jelek, yang terutama ditandai oleh tidak
nyamannya fisik dan psikologis saat tidur, akan menghasilkan daya ingat, daya pikir,

16
persepsi yang menurun. Selain itu kualitas tidur yang kurang baik juga merugikan bagi
semangat, kognisi, kinerja, produktivitas, keterampilan komunikasi, tingkat kecelakaan,
dan kesehatan secara umum, termasuk sistem gastrointestinal, fungsi kardiovaskuler, dan
sistem kekebalan kita.
Di tambah lagi suasana hati akan berubah, mudah marah, kehilangan rasa humor,
dan depresi, stres, kurang tertarik berinteraksi dengan orang lain. Secara fisik, kekebalan
tubuh dan infeksi virus akan mengalami penurunan. Bahkan tak jarang, banyak
mahasiswa yang tertidur dalam proses belajar mengajar, dan kebayakan dari mereka
menyatakan hal itu bukan karena mereka kekurangan waktu tidur, melainkan kualitas
tidur merekalah yang belum baik.
Dalam kondisi demikian, konsentrasi belajar biasanya tidak optimal. Dengan daya
ingat, daya pikir, dan persepsi yang jelek, maka individu akan gagal dalam melakukan
perekaman atas pengetahuan yang semestinya diserapnya dengan baik.
Menurut H.Fuad Nashori, berdasarkan mereka yang datang untuk berkonseling
kepadanya. Ia menguraikan bahwa, mereka yang kualitas tidurnya jelek, seperti tidur
sangat larut (sesudah pukul 24), kesulitan untuk tidur atau sering bangun tidur, mengaku
memiliki prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, ketika ditanyakan pada mahasiswa
yang berprestasi tinggi dan kebiasaan hidup mereka, maka diketahui bahwa mahasiswa
yang memiliki prestasi yang baik mampu menjalani tidur secara baik, seperti tidur di
awal waktu dan bangun lebih awal, waktu tidur cukup. Tidur yang dialami seseorang
melalui beberapa tahapan. Dua tahapan yang dianggap paling penting adalah tahapan
tidur delta dan tahap tidur REM (rapid eye movement).
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan
terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran, adaptasi
psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase tidur nyenyak) ini
berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam yang berlangsung selama 6 – 8 jam,
kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi secara bergantian sebanyak 4 – 6
siklus. Pada saat tidur REM ada dua kejadian yang menarik.
Pertama, terjadi penyimpanan dan retensi daya ingat. Pada saat tidur REM, terjadi
pengaktifan neuron yang intensif yang menyebar ke atas dari batang otak. Ini dianggap

17
sebagai penyebab meningkatnya penyimpanan dan retensi ingatan serta pengingatan
kembali, serta pengategorisasian informasi.
Kedua, organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang ada
informasi yang telah ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder
dalam komputer. Dalam keadaan tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan
ingatan sesuai dengan keperluan.
Di samping itu, pengaruh kualitas tidur atas prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
mimpi yang berkualitas, yang ditandai oleh adanya mimpi yang positif serta kemampuan
menjaga jarak dan mengambil hikmah dengan mimpi buruk, menjadikan seseorang dapat
menyongsong kehidupan terjaga secara optimal. Dalam kondisi psikologis yang bersifat
positif ini seorang mahasiswa akan dapat mengerahkan konsentrasinya untuk belajar.
Dari sanalah akhirnya prestasi yang optimal dapat dicapai.
Berkaitan dengan kualitas mimpi, maka salah satu tanda mimpi seseorang
berkualitas adalah diperolehnya mimpi yang memiliki unsur pengetahuan masa depan.
Mimpi yang demikian biasa disebut mimpi nubuwat (Fuad Nashori, 2002). Dengan
mimpi nubuwat itulah dalam diri seseorang terbentang pengetahuan. Mimpi yang
berkualitas dicapai oleh Hidayat Nur Wakhid. Pada waktu beliau nyantri di Pondok
Pesantren Moderen GONTOR beliau sering memimpikan soal-soal yang akan diujikan
guru/ustadz-nya. Mimpi yang sejenis dialami oleh Abud (bukan nama yang sebenarnya).
Siswa sebuah SMU di Balikpapan ini menjelang ujian akhir SMU memimpikan berbagai
soal. Dalam mimpi soal-soal muncul secara terang benderang. Dalam kehidupan nyata
apa yang mereka mimpikan ini benar-benar mereka saksikan dalam ujian yang nyata
(bukan mimpi). Dengan demikian, mudahlah soal-soal itu dikerjakannya.

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kualitas tidur yang baik akan sangat berpengaruh pada prestasi belajar kita.
Apabila kualitas tidur yang didapat seseorang itu baik maka itu akan berdampak baik
pada prestasi belajarnya. Sebaliknya apabila kualitas tidur seseorang itu buruk maka itu
akan berdampak buruk pula pada prestasi belajar kita. Hal itu dikarenakan pada saat kita
mendapat kualitas tidur yang baik maka hal itu akan menjadikan keadaan daya ingat,
daya pikir, persepsi, dan kesehatan yang prima. Dengan begitu kita menjadi siap untuk
berkonsentrasi, dimana konsentrasi merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam
menerima suatu informasi. Dalam arti lain hal itu bisa berdampak pada prestasi belajar
yang baik. Sebaliknya, konsentrasi belajar biasanya tidak optimal. Dengan daya ingat,
daya pikir, dan persepsi yang jelek, maka individu akan gagal dalam melakukan
perekaman atas pengetahuan yang semestinya diserapnya dengan baik.
4.2 Saran
Kualitas tidur yang baik dan berkualitas ditandai dengan kondisi seseorang yang
terbangun dalam keadaan prima dan bersemangat. Dimana kualitas tidur ini sebenarnya
sangat berpengaruh pada prestasi belajar seseorang. Setelah mengetahui betapa
pentingnya kualitas tidur dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar tentunya saatnya
bagi kita mulai dari sekarang untuk mengubah cara tidur kita agar lebih berkualitas lagi.
Tentunya tidur yang tidak berlandaskan pada kuantitas ataupun jumlah waktu tidurnya
melainkan terfokus pada peningkatan kualitas tidurnya. Dengan demikian prestasi belajar
kita pun bisa mendapat pengaruh positif dari hal ini.

19
DAFTAR PUSTAKA
Aria, Bagus. Menggapai prestasi puncak dengan tidur yang baik. Di akses pada
http://www.krakatau-it.co.id/online
Erfandi. 2008.Konsep Dasar Istirahat dan Tidur. http://puskesmas-oke.blogspot.com/
Hakim, Lukman. Jam Tidur dan Kualitasnya. Di akses pada http://multiply.com/
Nashori, Fuad. 2009. Mencapai Puncak Prestasi dengan Meningkatkan Kualitas Tidur
dan Mimpi: Perspektif Psikologi Islami. Artikel Psikologi Islami. Di akses pada
www.pikirdong.org
Wade, Carole. 2007. Psikologi. Jakarta : Erlangga
Yunita, Diana Sari. Tidur itu Harus Mimpi. Di akses pada
http://kesehatan.kompas.com/
Penyebab Mimpi Buruk. Di akses pada http://ruparuparumpi.wordpress.com/
Tidur Ala Rasulullah SAW. Di akses pada dody006.multiply.com
Tidur Ala Rasulullah SAW. Jangan Tengkurap ! di akses pada nuansapena.blogspot.com
Tidurnya Nabi Muhammad SAW. Di akses pada http://www.spiritualsharing.net/read

You might also like