You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi
ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi
merupakan salah satu isu penting yang telah mengubah lingkungan investasi
Globalisasi di lingkungan investasi membutuhkan teknologi komunikasi yang
efisien dan perubahan batasan aturan. Kecenderungan pada lingkungan investasi
yang mendunia ini telah mendorong investasi internasional akhir-akhir ini (Bodie,
Kane, Markus, 2006). Pengaruh globalisasi dapat dilihat saat terjadi krisis
keuangan global. Krisis keuangan global yang bermula dari krisis subprime
mortgage di Amerika Serikat, berdampak luas pada sektor keuangan dunia
termasuk Indonesia. Hal tersebut berdampak pada kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengalami penurunan
signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Puncaknya terjadi pada Rabu 8 Oktober
2008, IHSG terkoreksi sebesar 10,38% hingga menyentuh level 1.451,669
(Laporan tentang Pencapaian dan Kinerja BEI 2008 serta Langkah Strategis
2009).
Investasi merupakan suatu kegiatan untuk menyimpan kekayaan (uang)
dengan tujuan memperoleh return yang lebih baik di masa depan. Sawidji
Widoatmodjo (2006:3) menyebutkan bahwa lahan investasi dibagi menjadi tiga,
yaitu investasi keuangan (financial investment), investasi komoditi perhiasan dan
investasi pada sektor riil. Investasi keuangan dimana di dalamnya termasuk
investasi saham memiliki tingkat risiko yang tinggi dan ketidakpastian. Hal ini
dikarenakan pergerakan saham yang sangat dinamis dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakan saham tersebut.
Investasi saham dilakukan melalui pasar modal. Definisi Pasar modal dalam
arti sempit menurut Dahlan Siamat (2005:487) adalah suatu tempat yang
terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa
Efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung
maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah

1 Universitas Indonesia
2

menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui
mekanisme permintaan dan penawaran.
Pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia merupakan bagian dari
kegiatan bursa saham global. Keterkaitan pasar modal Indonesia dengan pasar
modal luar negeri dimulai setelah diperbolehkannya para investor untuk ikut
menguasai saham-saham yang tercatat di BEJ (Moh. Mansur, 2005). Dalam pasar
global saat ini, setiap investor dapat berinvestasi dimanapun dia berada (capital
does not carry any flag) (Ludovicus, 2006). Menurut Pananda Pasaribu et al
(2008:6) menyebutkan bahwa globalisasi telah memungkinkan investor dari
negara lain (asing) untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang
berdekatan lokasinya. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan
ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan
mempengaruhi bursa yang lebih kecil.
Kondisi suatu pasar modal secara keseluruhan dapat dinilai berdasarkan
indeks harga saham gabungan, karena indeks harga saham gabungan merupakan
ringkasan dari berbagai kelompok saham yang ada di suatu bursa. Seiring dengan
kemajuan teknologi informasi dan terintegrasinya pasar modal dunia, maka
perkembangan suatu bursa akan mempengaruhi bursa yang lainnya. Begitu juga
dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akan
dipengaruhi oleh indeks bursa lainnya baik itu bursa global maupun bursa
regional. Ketika krisis keuangan global terjadi, berdasarkan data yang diambil dari
Bloomberg terminal dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 bursa-bursa di dunia
mengalami penurunan yang sangat signifikan. Penurunan indeks bursa global
yang bersamaan menandakan adanya hubungan antar bursa-bursa di dunia.
Bodie, Kane, Markus (2006:611) menyatakan bahwa, meskipun di Amerika
Serikat biasanya digunakan indeks-indeks saham-saham Amerika Serikat sebagai
portofolio indeks pasar, tetapi praktik ini sebenarnya tidak tepat. Saham-saham
Amerika Serikat mewakili kurang dari 50% saham global dan merupakan bagian
yang sangat kecil dari kekayaan dunia.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Noer Azam Achsani (2000) tentang
bagaimana bursa merespon terhadap shock dari bursa lain, apabila terjadi shock di
Amerika Serikat, maka bursa-bursa regional tidak akan terlalu meresponnya.

Universitas Indonesia
3

Sebaliknya jika shock terjadi di bursa Singapura, Hongkong, dan Australia, maka
secara cepat shock tersebut akan ditransmisikan ke hampir semua bursa saham
Asia Pasifik termasuk Bursa Efek Indonesia.
Grafik 1.1
Indeks Harga Saham Global

35000
JCI KLCI HIS
30000
NKY SHCOMP INDU
25000
UKX KOSPI ASX

20000

15000

10000

5000

0
Jan-98

Jul-98

Jan-99

Jul-99

Jan-00

Jul-00

Jan-01

Jul-01

Jan-02

Jul-02

Jan-03

Jul-03

Jan-04

Jul-04

Jan-05

Jul-05

Jan-06

Jul-06

Jan-07

Jul-07

Jan-08

Jul-08
Sumber : Bloomberg Terminal, diolah

Pada grafik di atas menunjukkan pergerakan yang simetris, dimana


penguatan pada salah satu indeks akan diikuti oleh pengutan indeks bursa saham
lainnya. Demikian pula sebaliknya, perlemahan pada salah satu indeks bursa
saham akan diikuti dengan melemahnya indeks bursa saham lainnya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis ingin melihat apakah hipotesis
di atas benar dan seberapa besar pengaruh indeks bursa efek negara-negara lain
terhadap bursa efek di Indonesia. Untuk itu penulis tertarik untuk membahas
pengaruh indeks bursa regional dan bursa global terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan Bursa Efek Indonesia terutama dengan terjadinya krisis keuangan
global, dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Indeks Bursa Regional
Dan Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia Periode Januari 1998 Sampai Dengan Desember 2008 “.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang diajukan dalam penulisan skripsi ini adalah:

Universitas Indonesia
4

1. Bagaimana hubungan kausalitas antara indeks bursa saham regional dan


global dengan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia untuk
periode Januari 1998-Desember 2008.
2. Seberapa besar hubungan kausalitas antara indeks bursa saham regional dan
global dengan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia untuk
periode Januari 1998-Desember 2008.

1.3. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah


Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro dan Priyo R.
Widodo (2008), mereka meneliti bursa saham di Indonesia, Singapore, Malaysia,
Thailand, Filipina dan Hongkong. Penelitian juga pernah dilakukan oleh
Ludovicus Sensi Wondabio (2006) yang meneliti bursa saham di Indonesia,
Inggris, Jepang, dan Singapura. Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada
indeks saham Bursa Efek Indonesia dan bursa-bursa regional antara lain: Kuala
Lumpur Composite Index (Malaysia), Hang Seng Index (Hongkong), Nikkei 225
(Jepang), Shanghai SE Composite Index (China), ASX (Australia), dan KOSPI
(Korea).
Untuk kawasan ASEAN yang diteliti hanya bursa saham Malaysia, hal ini
dikarenakan indeks bursa saham Singapura baru didirikan pada 1 Desember 1999,
sedangkan penelitian ini dimulai dari Januari 1998. Untuk bursa saham Thailand
dan Filipina tidak diikutkan dalam penelitian ini karena kedua negara tersebut
memiliki kesamaan dengan Indonesia sehingga tidak terlalu memiliki pengaruh
terhadap bursa di Indonesia. Bursa regional Asia yang dimasukkan adalah bursa
saham China, Korea, Jepang dan Hongkong, hal ini dikarenakan China saat ini
merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia serta Korea, Jepang dan
Hongkong termasuk indeks terbesar dan sudah maju di kawasan Asia. Bursa
saham Australia juga dijadikan variabel dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan
selain masih termasuk dalam kawasan yang berdekatan, Australia juga merupakan
negara yang maju dalam perekonomian dan pasar modal di kawasannya.
Selain bursa regional, terdapat indeks saham dari bursa di beberapa negara
lain, yaitu: Dow Jones (Amerika Serikat), dan FTSE 100 Index (Inggris).
Pemilihan indeks Dow Jones dikarenakan indeks ini merupakan salah satu indeks

Universitas Indonesia
5

dengan kapitalisasi terbesar di dunia. Untuk pemilihan indeks bursa Inggris (FTSE
100) dikarenakan Inggris dapat merepresentasikan kekuatan ekonomi di benua
Eropa.
Dalam penelitian ini, penulis memiliki pandangan bahwa indeks-indeks
regional dan indeks global dari negara maju memiliki hubungan kausalitas dengan
indeks harga saham di Indonesia. Penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap
indeks-indeks yang memiliki hubungan kausalitas dengan indeks harga saham di
Indonesia saja.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui hubungan kausalitas antara bursa saham global dan regional
dengan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia;
2. Mengetahui seberapa besar hubungan kausalitas antara bursa dan regional
saham global dengan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia;

1.5. Kontribusi Penelitian


Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi
dalam mengamati pergerakan bursa-bursa di dunia dan pengaruh bursa
regional dan bursa global terhadap IHSG Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi para pelaku pasar, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
pergerakan dan peramalan bursa-bursa di dunia dan pengaruh bursa regional
dan bursa global terhadap IHSG Bursa Efek Indonesia.

1.6. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Penulis menguraikan latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah,
kontribusi penelitian serta sistematika penulisan yang menggambarkan garis besar
pokok pembahasan secara menyeluruh.

Universitas Indonesia
6

BAB II LANDASAN TEORI


Penulis menyampaikan teori-teori yang melandasi penulis melakukan pembahasan
melalui penelitian kepustakaan dari beberapa buku literatur, majalah-majalah,
surat kabar, website, catatan-catatan dan tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan materi skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang gambaran umum, metode penelitian, variabel dan
pengukuran, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan model
analisis data. Metode penelitian yang digunakan adalah Uji Kausalitas Granger
dan metode Vector Auto Regression (VAR)/Vector Error Corection Model
(VECM). Definisi operasional variabel bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-
variabel yang digunakan. Metode analisis data yang merupakan metode yang
digunakan penulis untuk memperhitungkan atau melihat variabel-variabel yang
bersangkutan.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


Bab ini berisi pengolahan dan analisis data serta pembahasannya. Sehingga dari
analisis tersebut dapat diperoleh hubungan kausalitas antar variabel-variabel dan
analisis-analisis lain yang dihasilkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian, hasil evaluasi, dan
penelaahan pada bab-bab sebelumnya. Penulis akan berusaha untuk memberikan
saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Universitas Indonesia

You might also like