You are on page 1of 9

Keindahan alam

Batapa indahnya alam ini

Laut berombak-ombak

Awan berarak-arak

Udara segar bertiup-tiup

Aku berdiri di atas guning,

Berdiri di bawah langit

Untuk melihat keindahan alam,

Keindahan dunia

Aku mempertaruhkan nyawa,

bertahan diri di atas guning

Demi melihat keindahan alam

keindahan ciptaan Tuhan


PUISI ALAM

Bila angin
kehilangan desirnya
daun-daun kering
takkan mau
meluruhkan tubuhnya

Bila langit
kehilangan kebiruannya
burung-burung
takkan mau
mengepakkan sayapnya

Bila sungai
kehilangan kejernihannya
ikan-ikan
takkan mau
mengibaskan ekornya

Bila bulan
kehilangan sinarnya
malam-malam
akan gelap tanpa cahaya

Bila hutan
kehilangan pohon-pohon
hewan-hewan
kehilangan tempat tinggalnya

Bila bukit
kehilangan kehijauannya
sungai-sungai
akan kering selamanya
Bila petani
kehilangan sawah ladangnya
kanak-kanak
akan menitikkan air mata

Bila manusia
kehilang kemanusiaannya
alam semesta
akan tertimpa bencana
dan bertanya angin kering
"Perlukah memanusiakan manusia?".

PUISI ALAM

Rinduku terpahat dalam batu

suaraku mengalir bersama air

bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.

Aku patrikan diriku pada alam

cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara

angin semilir padamkan gelora.

Aku tak,kaupun tak,kita tak paham

bagaimana laut dengan cintanya

mematrikan diri pada tebing terjal.

Aku ingin belah sepi

tatkala bulan bersemi


tapi kemana kan kupautkan rindu

ketika air tak lagi bergemericik jernih.

Kepada alam jiwaku bermalam

TEMBANG CINTA BURUNG YANG LUKA

hendak kemana burung yang luka

istirahatlah dulu saja

dalam sangkar sementara

hingga kering luka yang kau derita

hendak kemana burung yang luka

tinggal disini saja kita bisa bersama

bermain tralala

di luar tak ada lagi yang bisa kau mangsa

sawah telah di tanami gedung-gedung raksasa

hutan rimba sudah langka

di angkasa pun hanya ada mega

dan bianglala
tak usah mengembara

nanti kembali terluka!

POHON DAN LAUT

di pepohonan aku tahu,

burung-burung mencuba berbicara

dengan lidah kecilnya,

yang menyimpan beribu rahsia.

tapi akankah aku mengerti

apa yang d**eluhkannya?

di laut aku tahu

ikan-ikan terbang

dengan sayap yang keperak-perakan,

kian kemari tak tentu arah.

tapi akankah aku mengerti

apa yang di resahkannya?

kerana aku sendiri hanyalah

seekor katak kecil


yang tak lagi bisa berlindung

diantara akar-akar yang dulu perkasa

sekarang hilang tak berbekas.

puisi alam
Katanya kalian adalah tanganNya untuk kami
Nyatanya kalian hanya panjang tangan
Malang melintang di hutan kami
Menebar benci dan dengki

Katanya ajaran yang di amanatkan kepada kalian adalah cinta kasih


Nyatanya sekedar cinta pada diri yang tak terkendali
Katanya kalian pencinta alam
Nyatanya sekedar suka bercinta dengan alam

Dari kami kalian berasal


Tapi kami asing dengan kalian
Kalian toreh kulit kayu dan batu kami
"hanya tuk sekedar nama-nama kecil

Jinjinglah terompahmu
Injaklah kaki di batu-batu kecil kami yang memberi refleksi
Berwudhu'lah di air kami
Basuh mukamu sepuas syukurmu

Syukur jauh dari sekedar memuji-Nya


Syukur jauh dari sekedar menikmati
Makanlah dengan tangan telanjang di tepi kolam kami
Bersama teratai,capung,burung,katak dan burung-burung kami
Bersatulah dengan kami
Binalah tempat berpijakmu ini
Niscaya akan kami mintakan kepadaNya
Pemilik jagad ini
"tuk meneguhkan kedudukanmu dimuka bumi

Sampai suatu saat,


Kami kehilangan dari pandanganmu
Karena kami hanya segelintir ayat-Nya
Di jagad-Nya yang luas ini

BURUNG YANG MENANTI JATUH

aku adalah seekor burung


mungkin engkau talah lama mengenalku
kerna aku sering menggodamu pagi hari
tak peduli apakah engkau sedang bercumbu dengan mimpi

aku adalah seekor burung


mungkin engkau tahu tentang aku
yang tak pernah lelah berceloteh
yang tak pernah bosan berkencan dengan dahan-dahan dan dedaunan

aku adalah seekor burung


dulu,memang aku selalu begitu
terbang mengarak darah dan harapan
kepak sayap sarat angan-angan masa depan
sementara paruhku
tak pernah kubiarkan menyimpan keluh-kesah

tapi,Oh siapakah gerangan


yang diam-diam mengubur arti dulu
membungkam mulutku dan menyekat suaraku
hingga aku tak mampu lagi bersenandung
padahal dalam benakku
masih kusimpan rindu melagukan nyanyian

setelah aku kehilangan pepohonan


tempat bercanda bersama teman-teman
haruskah sekarang aku kehilangan kehidupan
ah,laras senjatamu itu
belum jera juga menguliti kebebasanku
entahlah telah berapa banyak
nyawa sesamaku yang terampas
di terjang tangan-tangan gagah
ditelan langkah-langkah pongah

sebenarnya,aku masih ingin akrab dengan matahari


mengadukan segala rupa persoalan
tapi,begitulah akhirnya
hari-hariku di sini kian tak utuh

biarlah,kukabarkan pada dunia


bahwa sekarang di sini
aku adalah seekor burung
yang menanti jatuh

ANGIN

mesranya sapaan angin


menjamah tubuhku yang gersang
terbangkan semua kegersangan

cakrawala tampil cemerlang


berselendang pelangi
bumbui kemegahan alam

gemuruh ombak berkejaran di pantai


perjuangan yang tiada putus
sempat bangkitkan semangatku
nyalakan nyaliku
dari tidur panjangku

hamparan hijau tergelar


berpagar sungai peluntur kelelahan
berdinding gunung perkasa
tegar menyongsong zaman

kulahap kenikmatan yang hadir


dengan segenap inderaku
keindahan alam begitu sempurna
sulit tergambarkan lewat taburan kata
istana raya penuh kedamaian
kandung selaksa kasiat
ubat penolak duka
pendobrak kepengapan

gema alunan burung bervokal


serukan tembang kedamaian
keantero jagat gemerlapan
peredam gejolak emosi
peluruh keangkuhan

sekeluarga kelinci berpesta


diatas permadani hijau
berselimut kebahgiaan

panoramanya alam kian gemilang


matapun enggan berlalu
serasa berenang di telaga kedamaian

ilusi dalam mimpi

bilamana aku dapat bermimpi berjumpa dengan ibu


akan kubawakan sebidang tanah penuh bunga
kuajak ia berjalan dalam hamparan flamboyan
lalu dari atas dahan kuperintahkan seribu burung
beryanyi tentang embun dan sinar mentari

bilamana ibu bersedih,akan kuhibur ia sambil


melihat lucunya kumbang cumbui kembang ditaman
lalu kubiarkan seribu kupu-kupu berterbangan
diatas rambutnya yang bermahkota pelangi

bilamana ibu letih,kan kukumpulkan butiran embun


dari pucuk-pucuk daun.dan kutaburkan pada tiap langkahnya
agar ibu merasa sejuk.lalu kubawa ibu menanam
masa depanku dalam warna bunga
agar ibu bangga anaknya lahir dinegeri daun
yang hijau penuh kicau

bilamana nanti ibu tertidur


kan kupagari ia dengan kemilau doa
dan kuajak burung-burung menjaganya
dari gemuruh dunia luar

bilamana ibu bertanya mengapa aku mengirim keindahan


hanya dalam mimpi,akan kukatakan pada ibu
bahwa hanya lewat mimpi anaknya bisa memberikan
kebahagiaan.kerna dinegeri yang kini hilang wangi,
telah tumbuh pohon-pohon berakar besi,kembang plastik,binatang yang di
mumikanserta gemuruh pabrik yang
memproduksi polusi.biar ibu tahu
negeri yang subur telah hilang dalam peta.

You might also like