You are on page 1of 30

Session 3

Majelis Buddhayana Indonesia


MENGAPA MBI?
SATU BOROBUDUR: SATU AGAMA BUDDHA INDONESIA?
BUDDHAYANA
• Bukan sekte,
melainkan agama Buddha itu sendiri.
Keanekaragaman bukan perbedaan/pemecah-
belahan, melainkan adalah bagian integral dari
Kebenaran yg satu atau Jalan dg tujuan yg sama
• Teistik: Adi Buddha (Dharmakaya)
• Nilai-nilai inklusivisme, pluralisme, universalisme
• Berakar budaya lokal yg beragam, berkepribadian
bangsa
Satu wihara yg sama
untuk puja bakti
semua aliran
(pd jadwal masing-masing)
Bacaan paritta/mantra atau sutta/sutra
tdk terbatas untuk penganut satu sekte terkait
Hari suci dirayakan tanpa membedakan tradisi sekte
Dharmadesana tdk eksklusif berdasar ajaran satu sekte
Mempelajari ajaran intersekte → pascasekte
Penggunaan kosakata Buddhis dlm bahasa Indonesia
Individu dapat memilih yg paling cocok untuk dirinya
MISI MBI
Mengamalkan dan berbagi tentang esensi
Ajaran Buddha secara kontekstual melalui
transformasi diri dan transformasi sosial
dengan berpegang teguh pada nilai-nilai non-
sektarian, inklusivisme, pluralisme, dan
universalisme serta berkeyakinan kepada
Dharmakaya (Sanghyang Adi Buddha /Tuhan
Yang Maha Esa)
VISI MBI
Menjadi organisasi keagamaan yang dikelola
dengan baik dalam hal sistem manajemen yang
handal dan SDM yang kompeten serta memiliki
Boddhicitta yang berkembang.
4 PILLARS

• Education
• Management System
• Socially Engaged Buddhism
• Propagation
KOMUNITAS BASIS
PERSAMUHAN UMAT BUDDHA (PUB)
• PUB WIHARA/CETYA
– Pengurus: ketua, sekretaris, bendahara, pembina rohani
(Pandita)
– Dilengkapi dg ketua Persaudaraan Muda-Mudi, ketua
Wanita Buddhis, ketua Korps Upacarika, ketua Himpunan
Mitra, dll,
– Disahkan oleh Pengurus Daerah MBI (masa bakti 2 tahun)
• PUB WILAYAH/ KELURAHAN
• PUB KANTOR/LINGKUNGAN KERJA
Perbandingan jumlah Majelis
DULU
1. Majelis Buddhayana Indonesia (MBI)
2. Majelis Pandita Buddha Dharma Indonesia
(Mapanbudhi)
3. Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia
(Majabumi)
4. Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia
(Mapanbhumi)
5. Majelis Tridharma Indonesia (Martrisia)
6. Majelis Dharmaduta Kasogatan Indonesia
7. Parisadha Buddha Dharma Nichiren Syoshu
Indonesia (PBDNSI)
Perbandingan jumlah Majelis
SEKARANG
1. Majelis Buddhayana Indonesia (MBI)
2. Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi)
3. Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia (Mahabuthi)
4. Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia (Majabumi)
5. Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia (Mahabhumi)
6. Majelis Umat Buddha Mahayana Indonesia (Majubumi)
7. Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbhumi)
8. Majelis Agama Buddha Maitreya Indonesia
9. Majelis Ekadharma Indonesia
10. Majelis Ikwan Tao Indonesia
11. Majelis Rohaniawan Tridharma Seluruh Indonesia (Martrisia)
12. Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia
13. Majelis Tantrayana Satya Buddha Indonesia (Madhatantri)
14. Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfocong Indonesia
15. Majelis Agama Buddha Tantrayana Indonesia (MAJABUTI)
16. Majelis Agama Buddha Tantrayana Gelukpa Indonesia
17. Parisadha Buddha Dharma Nichiren Syoshu Indonesia (PBDNSI)
18. Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (PSBDI)
19. Majelis Nichiren Shu Indonesia
20. Majelis Sokogakai Indonesia
BANGUNAN DUA LANTAI MBI
(Manajemen Kebijakan & Manajemen Aktivitas)

CETAK BIRU
ALUR PROGRAM

PROGRAM Strategi Strategi Strategi Strategi


MANAJEMEN Formulasi Implementasi Kontrol Evaluasi

Menjadi organisasi keagamaan yang dikelola dengan baik dalam hal sistem
SASARAN 2013 manajemen yang handal dan SDM yang kompeten serta memiliki
VISI Boddhicitta yang berkembang.

PILAR-PILAR PENDIDIKAN SISTEM SOSIAL PROPAGASI


MANAJEMEN EKONOMI
BUDAYA
Mengamalkan dan berbagi tentang esensi ajaran Buddha secara kontekstual melalui
Transformasi diri dan transformasi sosial dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
MISI Non sektarian, Inklusifisme, Pluralisme, dan Universalisme serta
berkeyakinan kepada Dharmakaya (Sanghyang Adi Buddha/Tuhan Yang Maha Esa)

SEMANGAT
PENDIRI NON-SEKTARIAN, INKLUSIFISME, PLURALISME, UNIVERSALISME,
MBI : THE PILLARS
Pendidikan Manajemen Sosial Propagasi
Sistem Ekonomi, Budaya
Plyanan Plyanan
Pddkn Dasar Pddkn Activity Approach
KesejahteraanBencana Ritual Kasih
Menengah Kejuruan Mgmnt
Form Stratgc sanghaMitra Pelayanan
al
Pddkn Tinggi PAUD
Evaluation
Mgmnt
mgmt Mgmnt
Policy
BeasiswaSosial
Plyanan
Pkawinan
Keagamaan
Plyanan
Duka
Generic Edu Specific Model Bdn Kesetar
Competence Competence Model DPP Otonom
Cetak Elektronik
Non Funct aan Agen
Penyiaran
Core Formal genderPerubahan
Competence Supplement Model DPDmgmt Model A.Buddha Audio
Edu Program Lembaga Website
Visual
Retreat Bimbingan Pengantar Trading
Analisa Farming Pemula
Keluarga Aktivis
Informa Process Manu Ekonomi Training
l Edu Konseling mgmt
Peningkatan Pemetaan facturing
Services Simpatisan Dharmadu
Focus on Event Media
Focus on
Dayaka Dharmaduta PDCA
Layfollowers Nilai-nlai Identity
SanghaPandita Basic BuddhisSeni & Humas
Focus on
&
Pandita Teamwork Mentality Focus on
Hardwork,intellect, Aneka Buday Social
Networking
Publicity
Upacarika
Value Support
wisdom
Commitment
kesenian a Perlindung
Strategi Bantuan Luar Negeri Pemerintah
Upacarika Creation Enablers for an
Kehandala Implementation
HukumHukum Hub Ke
n Alignment hukum
Program2Monitoring Antar Majelis
Luar Antar Agam
Administra
Diferensia
Perubahan Fokus dan Strategi MBI
• Fokus MBI 2008 pilar System dan Propagasi
(buat sekretariat mandiri sebyk2nya dengan
target di 12 provinsi dan kegiatan yg
meningkatkan citra MBI)
• Fokus MBI 2013 Pilar Pendidikan (PSDM dan
Pandita Upacarika) serta terus memperkuat
pilar System, serta merubah pendekatan
Propagasi ke arah Media Komunikasi.
GOAL MBI 2013
Sistem manajemen yang handal

1. Menyusun Budddhayana Way Handbook yang terdiri dari:


Basic Mentality Buddhayana, Buddhayana Management
System, House of Tools dan Enablers pada akhir 2009
2. Mensosialisasikan dan memastikan pelaksanaaan
Buddhayana Way di lingkungan organisasi Buddhayana
sehingga menjadi budaya organisasi di 25 Provinsi.
3. Menyusun prosedur-prosedur tetap (protap) dan
Manajemen penyelenggaraan organisasi MBI beserta
seluruh jajarannya sampai ke tingkat wihara/cetiya di 25
Provinsi.
4. Mewujudkan terbentuknya basis data (database) Buddhis
yang baik di seluruh PU 25 Provinsi.
SDM yang kompeten

1. Menyusun pengembangan sistem dan desain organisasi guna


mendukung pelaksanaan program pendidikan dan PSDM di
lingkungan Buddhayana, pada akhir 2010.
2. Mengembangkan konsep pendidikan Buddhis yang ideal agar
dapat diterapkan model sekolah Buddhis yang profesional,
pada akhir 2011.
3. Mengimplementasikan Knowledge Management dalam
lingkungan Buddhayana dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi, pada akhir 2010.
4. Melakukan kolaborasi dengan Pusdiklat ABI, untuk program
retret hidup berkesadaran, Kursus Dasar Agama Buddha,
Kursus Dasar Buddhayana, Bimbingan Pra Nikah, dll di 25
Provinsi.
HASIL MUNAS
• Pelatihan Kursus Dasar Buddhayana (KDB)
* Kursus Dasar Agama Buddha (8 Modul)
- KDABa (4 Modul)
- KDABb (4 Modul)
* Kursus Dasar Buddhayana (8 Modul)
• Pelatihan Retret Hidup Berkesadaran
• Perekrutan Duta Dharma
• Pendataan
• Bea Siswa
• Penetapan Sistem Kepanditaan
Pola Pembinaan
Anggota Buddhayana
(MBI Bekerja sama dengan Pusdiklat ABI)
No Program Tujuan Sasaran
Menanamkan, Umat Buddha yang tidak
KDAB Paket A
1 memperdalam/mempe pernah belajar agama Buddha
untuk Pemula I
rkuat keyakinan secara formal
Memotivasi untuk
mempraktikkan Sila
KDAB Paket B Orang-orang yang baru
2 secara lebih
untuk Pemula II tertarik kepada agama Buddha
mendalam dan
konsisten
Aktivis Buddhis di
Menanamkan
Kursus Agama Buddhayana, umat Buddha
3 wawasan agama
Buddha Universal yang ingin membuka wawasan
Buddha Universal
yang lebih luas
No Program Tujuan Sasaran

Pelatihan Duta Lihat Kurikulum dan Lihat Kurikulum dan Jenjang


4
Dharma Pratama Jenjang Duta Dharma Duta Dharma

Pelatihan Duta Lihat Kurikulum dan Lihat Kurikulum dan Jenjang


5
Dharma Madya Jenjang Duta Dharma Duta Dharma

Pelatihan Duta Lihat Kurikulum dan Lihat Kurikulum dan Jenjang


6
Dharma Utama Jenjang Duta Dharma Duta Dharma

Retret Hidup
7
Berkesadaran
No Program Tujuan Sasaran
8Pelatihan Organisasi Dasar
Pelatihan Organisasi
9
Menengah
10Pelatihan Organisasi Lanjutan
Pelatihan Dasar untuk
11 pembina gelanggang anak-
anak Buddhis
Pelatihan Menengah untuk
12 pembina gelanggang anak-
anak Buddhis
Pelatihan Lanjutan untuk
13 pembina gelanggang anak-
anak Buddhis
Bimbingan Pranikah…
No Program Tujuan Sasaran
1. Memahami pandangan agama
Buddha mengenai perkawinan
2. Mempersiapkan diri dengan sebaik-
baiknya untuk memasuki kehidupan
perkawinan
Bimbingan 3. Memahami bagaimana
14
Pra-nikah merencanakan keluarga dan membina
keluarga di dalam Dharma
4. Mengetahui peraturan perundang-
undangan mengenai perkawinan dan
upacara perkawinan secara agama
Buddha
NOMOR : 13/MUNAS-MBI/2008
TENTANG
KOMITMEN JAJARAN MBI UNTUK MENSUKSESKAN PROGRAM KERJA MBI

2009

1. Menyelenggarakan perekrutan dan pelatihan/penataran


untuk Dharmaduta Awal, Pandita Dharmaduta, dan
Upacarika di masing-masing wilayah sehingga secara
nasional tercetak total sebanyak 100 orang Dharmaduta.
2. Menugaskan kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk
membentuk tim khusus untuk merampungkan sistem yang
berkaitan dengan Kepanditaan dan pelaksanaannya dengan
terlebih dahulu berkonsultasi dengan Sagin.
3. Menyelenggarakan retreat mindfulness (hidup
berkesadaran) sekurang-kurangnya 1 (satu) kali di setiap
provinsi.

4. Menyelenggarakan pelatihan pengetahuan dasar-dasar


Buddhayana sekurang-kurangnya 1 (satu) kali di setiap
provinsi.

5. Pendataan Pengurus MBI, WBI, Siddhi, Wulan Bahagia, Imabi,


Wihara, Pandita, Yayasan, Sekolah Buddhis, dll. di tiap
provinsi.

6. Penyelenggaraan program Beasiswa utk siswa yang ingin


melanjutkan ke pendidikan keguruan dengan mengambil
program studi non agama Buddha.
Satu-satunya Jalan
HIDUP BERKESADARAN
Untuk menyucikan
makhluk-makhluk,
Di sini mengatasi kesedihan &
Sekarang ini keluh-kesah,
mengakhiri
kesengsaraan &
penderitaan
Untuk mencapai jalan
yang benar, merealisasi
Nirwana:
Empat Landasan
Kesadaran
(Satipatthana)
D. II, 290
Keluarga Buddhayana Indonesia
Latar Belakang
• Secara historis Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (Sukong) pada waktu membangkitkan
kembali agama Buddha di Indonesia adalah dg semangat persatuan serta menjunjung
tinggi 4 (empat) nilai yaitu: non sektarian, inklusivisme, pluralisme dan universalisme
serta berkeyakinan pada Dharmakaya atau Sang Hyang Adi Buddha. Oleh sebab itulah
dibuat wadah dengan nama BUDDHAYANA yang menaungi 3 (tiga) sekte
• Bahwa kemudian dibentuk Sagin (dulu: Sangha Suci Indonesia), MBI (dulu: PUUI) serta
Yayasan-yayasan adalah karena kebutuhan organisasi dengan harapan masing-masing
mempunyai tugasnya sendiri tapi bersifat saling menunjang. Pada waktu itu semuanya
berjalan relatif baik karena figur Sukong
• Namun dalam perkembangannya ternyata kemudian terjadi silonisasi (pengkotak-
kotakan) dari ketiga organ (pilar) tersebut baik di tingkat Pusat maupun di daerah
• Harus diakui bahwa kecenderungan silonisasi itu menyebabkan friksi dan polemik (di
pusat maupun daerah bahkan sampai ke akar rumput yaitu umat di wihara yang
merasa kurangnya pembinaan), yang dapat mengakibatkan adanya upaya untuk
memisahkan diri dari organisasi Buddhayana
• Sementara itu perlu diwaspadai adanya upaya-upaya sistematis dari organisasi buddhis
di luar Buddhayana untuk mengambilalih asset Buddhayana dan mengembangkan
pandangannya yg sangat sektarian
Apakah kita akan membiarkan warisan dan cita-cita
luhur Sukong hancur berantakan?
• Tentu saja tidak !!
• Lalu bagaimana caranya ?
• Kita harus menggali kembali dan merevitalisasi semangat yang
melatar belakangi bangkitnya kembali agama Buddha di
Indonesia. Apa itu ?
• Itulah semangat Buddhayana, yang dewasa ini justru menjadi
paham yang sedang menjadi trend pemeluk Buddhis di seluruh
dunia.
• Jadi Sukong sungguh visioner karena Beliau melahirkan ide ini 54
tahun yg lalu (4 Juli 1955 di Watugong). Kita harus bangga
dengan itu dan harus dapat merawat serta mengembangkannya
untuk kejayaan agama Buddha di Indonesia.
Oleh sebab itu bendera bersama kita adalah:

“BUDDHAYANA”
Yaitu sebuah HUBUNGAN SEGITIGA antara:
1. SAGIN
2. MBI (berikut BANOM)
3. YAYASAN BUDDHAYANA

Note:
- Hubungan 3 organ/Pilar ini terjadi baik di Pusat maupun di
Daerah
- Hubungan di atas adalah bersifat Konsep HUBUNGAN KERJA
bukan Struktur Organisasi
Tujuan & Hierarki dari SEGITIGA BUDDHAYANA
• Tujuan utama:
a. Konsolidasi internal dengan cara mengusung SATU NAMA,
yaitu: Organisasi BUDDHAYANA.
b. Memastikan bahwa keberadaan setiap organ/pilar adalah untuk pelayanan bagi
umat Buddha dan pengembangan agama Buddha Indonesia. Dengan catatan
bahwa semua itu harus didahului dengan latihan pengembangan diri (agar terjadi
Self Transformation)
c. Mengembangkan agama Buddha Indonesia (bukan Agama Buddha di
Indonesia) yang berpaham Buddhayana
• Untuk mencapai tujuan itu diperlukan 3 (tiga) Organ/Pilar utama yang menjadi Organ utama
dari organisasi Buddhayana Pusat, yaitu: Sagin Pusat, MBI Pusat (beserta Banom Pusat) dan
Yayasan Induk (cq. Yayasan Buddhayana Indonesia, nama baru dari Yayasan Ashin
Jinarakkhita). Model ini kemudian juga dicopy & diberlakukan di daerah
• CATATAN:
a. Sagin adalah Organ tertinggi dalam organisasi Buddhayana
b. MBI (beserta Banom) dan Yayasan (Buddhayana) mempunyai kedudukan
sederajat
c. Antara tiga Organ tersebut diatur pembagian tugas yg jelas (slide berikut)
d. Hierarki dan pembagian tugas seperti ini juga berlaku di daerah tk I dan II
KELUARGA BUDDHAYANA INDONESIA

SAGIN

KEPUASAN
UMAT BUDDHA

MBI YAYASAN
(BANOM) BUDDHAYANA

: Pengembangan Doktrin (Agama Buddha Indonesia) & Policy Jk. panjang


: Assets Management & Penggunaannya demi Umat
: Pelaksana Kebijakan SAGIN & Penanggung jawab pelayanan umat
: Semua Mindset & kegiatan 3 Pilar bermuara pd kepuasan Umat
(nantinya dijabarkan dalam BSC Buddhayana)

You might also like