Professional Documents
Culture Documents
AKUNTANSI PERBANKAN
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BANK DIKANTOR CABANG
OLEH
Rendy abrian s. (C1C008032)
Sudirman (C1C008028)
Febri ardiansyah (C1C008039)
PRODY AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2008
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat ALLAH SWT , yang telah menciptakan alam semesta ini dan
telah melimpahkan karunia dan rahmatNYA . Sholawat dan salam penulis kirimkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia dari alam
jahiliah menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada
saat ini.
terdapat kekurangan, namun atas ketekunan dan bantuan dari referensi buku-buku
yang ada serta bantuan dari pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu-
Demikianlah resume ini ini saya buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Penulis
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK DI KANTOR
CABANG
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Setelah deregulasi perbankan di Indonesia
tanggal 1 Juni 1983 maka sistem perbankan di Indonesia diberi keluasaan dalam
mengembangkan usahanya dengan mengemban misi pemerintah yaitu sebagai Agent
of Development dalam mensukseskan pembangunan disegala bidang.
Dewasa ini semakin ketatnya antar bank menggambarkan tidak mudahnya untuk
melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat. Persaingan yang begitu ketat
disektor perbankan baik itu antara bank milik pemerintah atau swasta nasional juga
dengan bank asing, karena bank asing telah diberi kebebasan untuk mengembangkan
operasinya di Indonesia.
Bank yang berdiri selalu memiliki cabang di berbagai daerah agar
memudahkan berbagai nasabah yang ingin menabung. Yang setiap kantor cabang
selalu menyampaikan informasinya ke pusat.
Setiap kantor cabang wajib memberikan laporan keuangan kepada kantor
pusat, sebab dengan laporan ini akan dapat diketahui kinerja cabang, akan dapat
digunakan kantor pusat untuk pengawasan, dan yang lebih penting lagi adalah dapat
digunakan untuk menyusun laporan keuangan gabungan/konsolidasi. Kantor cabang
sebagai unit bisnis memiliki kewenangan untuk bertransaksi dengan pihak ketiga,
namun sebagai bagian dari kantor pusat(unit ekonomi) maka kantor cabang harus
tunduk kepada kantor pusat dalam hal pencatatan informasi keuangan khususnya.
Proses penyusunan laporan keuangan perusahaan cabang didahului oleh
penjurnalan terhadap transaksi, kemudian dengan dasra jurnal dapat disusun buku
besar ujntuk masing-masing rekening. Buku besar akan memberikan saldo akhir
periode tertentu. Dengan saldo-saldo tersebut, bank dapat menyusun neraca saldo.
Dengan neraca saldo inilah kantor cabang selanjutnya dapat menyusun laporan
keuangan cabang bank, tentu saja masih memperhatikan penyesuaian-penyesuaian
pada pos tertentu.
Laporan keuangan cabang merupakan laporan keuangan untuk kantor pusat,
sehingga kaedah dan treatment harus sejalan dengan kantor pusat. Dengan demikian
format laporan keuangan cabang juga harus sama dengan laporan keuangan gabungan
kosolidasi/pusat dengan memodifikasi pos-pos tertentu, misalnya pos modal bank.
Pos modal bank dilaporan keuangan kantor cabang tidak akan muncul, yang muncul
adalah rekening antar kantor pasiva (kantor pusat). RAK ini berkedudukan sebagai
modal yang berasal dari kantor pusat.
Laporan keuangan Bank disusun atas dasar akrual, kecuali untuk tagihan
bunga atas kredit dan aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-
performing yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis).
Laporan arus kas menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi
disusun sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000
tanggal 13 Maret 2000, yang memperbaharui Peraturan No. VIII.G.7 tentang
“Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Kas dan setara kas terdiri dari: Kas,
Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank-bank lain.
Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan ini adalah dalam satuan
Rupiah.
Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit
diklasifikasikan sebagai “non-performing”.
Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet
diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan
kas diatas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba
rugi periode yang bersangkutan.
Pendapatan provisi dan komisi Bank yang nilainya lebih besar dari
Rp 50.000.000 dan berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/
atau mempunyai jangka waktu tertentu, diakui sebagai pendapatan
ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus
selama jangka waktu kredit. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang
ditangguhkan dari kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui
sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Pendapatan provisi dan
komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/
atau mempunyai jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi
dilakukan.
Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan
penyisihan kerugian.
Investasi dalam unit penyertaan di reksa dana dinilai berdasarkan Nilai Aktiva
Bersih (Net Asset Value) pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang direalisasi
dari penjualan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah diakui atau
dibebankan pada periode yang bersangkutan.
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
merupakan jaminan kredit yang diberikan dan diakui sebagai tagihan sebesar
harga jual kembali surat-surat berharga yang bersangkutan dikurangi
pendapatan bunga yang belum dihasilkan. Selisih antara harga beli dan harga
jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang belum dihasilkan
dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak surat-surat
berharga tersebut dibeli hingga dijual kembali.
Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) diakui
sebagai kewajiban sebesar harga beli yang telah disepakati oleh bank dan
nasabahnya, dikurangi beban bunga yang belum direalisasi. Selisih antara
harga jual dan harga beli kembali diperlakukan sebagai beban bunga dibayar
dimuka dan diakui sebagai beban bunga sesuai dengan jangka waktu sejak
surat-surat berharga tersebut dijual hingga dibeli kembali.
l. Aktiva tetap
- Pemilikan Langsung
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada
saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan
dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual,
dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau
rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi tahun yang bersangkutan.
Tanah yang tidak digunakan dalam usaha (disajikan dalam akun Aktiva Lain-
lain), dinyatakan sebesar harga perolehan.
Agunan kredit yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit yang
diberikan disajikan sebagai aktiva lain-lain dan dinilai sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi
biaya pelepasan. Jika taksiran nilai agunan lebih rendah dari saldo pinjaman,
maka selisihnya yang tidak tertagih lagi, dibebankan pada penyisihan
penghapusan. Beban-beban sehubungan dengan pengambilalihan agunan dan
pemeliharaannya diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbulnya beban.
Laba atau rugi penjualan agunan yang diambil alih diakui dalam laporan laba
rugi periode yang bersangkutan.
q. Simpanan
Giro merupakan dana giran yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran dan
bisa ditarik setiap saat melalui bilyet giro dan cek. Giro dinyatakan sebesar
nilai terhutang kepada pemegang giro.
Deposito berjangka merupakan dana deposan yang bisa ditarik pada saat jatuh
tempo tertentu. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal.
Bank menerapkan metode aktiva dan kewajiban dalam hitung beban pajaknya
(PSAK No. 46, tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”). Dengan metode ini
aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan
sebesar perbedaan temporer aktiva dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan
tujuan pajak. Metode ini mengharuskan pengakuan manfaat dimasa yang akan
datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat
tersebut dimasa mendatang cukup besar. Pajak tangguhan diakui dengan
menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal neraca.
t. Informasi Segmen
Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia merevisi PSAK No. 5 tentang
“Pelaporan Segmen”, yang mengharuskan perusahaan publik untuk
menyajikan informasi segmen dalam laporan keuangannya sesuai dengan
PSAK revisi tersebut sejak tanggal 1 Januari 2003. PSAK tersebut
memberikan petunjuk yang lebih rinci dalam mengidentifikasikan segmen
usaha dan segmen geografis yang harus dilaporkan.
u. Laba (Rugi) Bersih per saham
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih yang tersedia untuk
saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada
tahun yang bersangkutan. Saham yang diterbitkan untuk dijual secara kas
diperhitungkan dalam jumlah rata-rata tertimbang saham ditempatkan apabila
kas telah diterima.
w. Cadangan Pesangon
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 9 Mei 2008
sesuai dengan akta Notaris Fathiah Helmi SH, No.16, para pemegang saham
memutuskan tidak ada deviden.
Tidak ada kejadian yang signifikan yang terjadi setelah tanggal neraca
Contoh
Bank artha makmur ini merupakan bank Non Devisa, sahingga transaksiny
menggunakan valuta rupiah. Dalam pembukuan kantor cabang, saldo-saldo yang
disajikan tidak terdapat modal, karena kantor cabang tidak mempunyai rekening
modal bank. Hanya saja rekening RAK pasiva (kantor pusat)Dapat mempresentasikan
sebagai dana yang diinvestasikan oleh kantor pusat untuk menjalankan aktivitas bisnis
kantor cabang.
Dengan dasar-dasar saldo diatas, maka dapat disusun neraca saldo. Untuk
menyusun neraca saldo kita harus memisahkan antara saldo pada debet dan saldo pada
kredit. Seperti tanpak pada nerca saldo dibawah ini, kita pisahkan untuk seluruh
rekening kativa dan biaya kita letakan pada sisi debet, sedangakan rekening pasiva
dan pendapatan pada sisi kredit. Khusus untuk rekening kontra seperti akumulasi
penyusutan, penyisihan pengahapusan aktiva produktif, akumulasi amortisasi akan
disajikan pada sisi kredit.bila saldo-saldo rekening riil dan nominal dihasilkan dari
jurnal dengan double entri secara benar dan di posting ke buku besar secara benar,
maka neraca saldo tersebut akan menunjukan jumlah saldo yang sama antara sisi
debet dan sisi kredit. Tampak pad neraca sldo terdapat toptal saldo masing-masing
Rp. 82.300.000
Rekeninga administratif dikenal deengan rekening komitmen dan kontijensi,
saldo dan pos-pos administrative da hasilkan dari single entri, sehingga bila disajikan
pad neraca saldo akan diperhitungkan tersendiri (walaupun diletakan dibawahnya).
Saldo debet dan saldo kredit pada rekening administratif tidak akan sama kecuali
kebetulan. Selisih saldo tagihan administrative di atas saldo kewajiban administrative
disebut long position, sedangkan selisih saldo tagihan administrative dibawah saldo
kewajiban disebut short position.
1 kas Rp 6.500.000.000
2 Penempatan pada Bank Indonesia
a. Giro bank Indonesia Rp 5.200.000.000
b. Sertifikat Bank Indonesia
c. Lainnya Rp 3.200.000.000
3 Giro pada bank lain
a. Rupiah Rp 2.400.000.000
b. Valuta asing
4 Penempatan pada bank lain
a. Rupiah Rp 7.700.000.000
b. Valuta asing
5 PPAP - Penempatan pada bank lain Rp 800.000.000
6 Kredit yang diberikan
a. Rupiah
i. pihak terkait dengan bank Rp 2.500.000.000
ii. Pihak lain Rp 29.200.000.000
b. Valuta asing
i. pihak terkait dengan bank
ii. Pihak lain
7 PPAP - kredit yang diberikan Rp 1.750.000.000
8 Pendapatan yang masih akan diterima Rp 1.800.000.000
9 Biaya dibayar dimuka Rp 400.000.000
10 Uang muka pajak Rp 100.000.000
11 aktivva tetap pajak tangguhan
12 Aktiva tetap Rp 10.600.000.000
13 Akumulasi penyusutab aktiva tetap Rp 300.000.000
14 Agunan yang diambil alih Rp 2.450.000.000
15 Aktiva lain-lain Rp 4.000.000.000
total aktiva Rp 73.200.000.000
pasiva
1 Giro
a. Rupiah Rp 15.000.000
b. Valuta asing
2 Kewajiban segera lainnya Rp 2.000.000.000
3 Tabungan Rp 10.200.000.000
4 Simpanan berjangka
a. Rupiah
i. pihak terkait bank Rp 2.500.000.000
ii. Pihak lain Rp 7.600.000.000
b. Valuta asing
i. pihak terkait bank
ii. Pihak lain
5 Sertifikat Deposito
a. Rupiah Rp 7.800.000.000
b. Valuta asing
6 Simpanan dari bank lain Rp 2.000.000.000
7 surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
8 kewajiban derivatif
9 kewajiban ekseptasi Rp 3.000.000.000
10 kewajiban sewa guna usaha Rp 1.000.000.000
11 rak pasiva (kantor pusa) Rp 20.000.000.000
12 saldo laba (rugi) Rp 2.100.000.000
total pasiva Rp 7.320.000.000
Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas nasabah yang belum ditarik
Rp
a. Rupiah 1.600.000.000
b. Valuta Asing
2. Irrevocable L/c yag masih berjalan dlm rangka Rp
impor dan ekspor 800.000.000
3. lainnya
Rp
jumlah kewajiban komitmen 2.400.000.000
Rp
jumlah komimen bersih 1.100.000.000
Kontijensi
Tagihan Kontijensi
1. garansi yang diterima
Rp
a. Rupiah 750.000.000
b. valuta asing
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Rp
a. Rupiah 1.125.000.000
b. valuta asing
Rp
Jumlah tagihan kontijensi 1.875.000.000
Kewajiban Kontijensi
1. Garansi yang diberikan
a. Bank garansi
Rp
Dalam Valuta Rupiah 750.000.000
Dalam Valuta asing
b. Lainya
2. Revocable L/C yang masih berjalan dalam rangka Rp
impor dan ekspor 900.000.000
Rp
Jumlah kewjiban kontijensi 1.650.000.000
Rp
Jumlah kontijensi bersih 225.000.000
Kesimpulan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Setelah deregulasi perbankan di Indonesia
tanggal 1 Juni 1983 maka sistem perbankan di Indonesia diberi keluasaan dalam
mengembangkan usahanya dengan mengemban misi pemerintah yaitu sebagai Agent
of Development dalam mensukseskan pembangunan disegala bidang.
Dewasa ini semakin ketatnya antar bank menggambarkan tidak mudahnya untuk
melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat. Persaingan yang begitu ketat
disektor perbankan baik itu antara bank milik pemerintah atau swasta nasional juga
dengan bank asing, karena bank asing telah diberi kebebasan untuk mengembangkan
operasinya di Indonesia.