You are on page 1of 10

KETERAMPILAN MENYIMAK

I. Konsep Menyimak

A. Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat
penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat
menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv,
atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting
setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses
belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun
keterampilan ini dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep
menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya.
Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah
seseorang mengenal konsep segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan
maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki
guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata
pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran
atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada
jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan
masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak
didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan
menyimak. Apakah penyebabnya?
Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses
belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul
dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena
tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan
proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode,
pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di
atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep
yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena
itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus
dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses
pengajaran dapat berhasil dengan baik.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan atau
gambaran dasar-dasar untuk memperoleh keterampilan menyimak yang bersifat
reseptif agar siswa guru yang diajak menyimak dengan mudah daopat memahami
apa yang dimaksudkan oleh pembicaranya. Oleh sebab itu dalam menyimak hal
yang pertama yang harus diperhatikan adalah konsentrasi, pengalaman, dan
pengetahuan.
Latihan menyimak dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dalam
memehami ilmu yang lainnya karena dengan menyimaklah seseorang
mendapatkan informasi baik dari TV, radio, maupun langsung dari nara sumber.
Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari keterampilan menyimak adalah lancar
berbicara sebab seseorang lancar berbicara apabila ia mempunyai pengetahuan
dan pengalaman yang luas.
Dengan demikian, keterampilan menyimak akan mendatangkan keuntungan bagi
masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya. Sebab dengan
keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan kita untuk dapat
mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.

C. Pengertian Menyimak

Menyimak menurut Tarigan, adalah suatu proses kegiatan mendengarkan


lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami
makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah
keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang
sampai ke telinga.
Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk
menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus
menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana mengatakan menyimak
adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening
the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika
demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi
yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran
seseorang.

D. Tahap–Tahap Menyimak

Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak
berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut.

1. Menyimak secara sadar


Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat
langsung dalam pembicaraan.
2. Menyimak berseling atau ada gangguan
Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat
sementara atau dangkal.
3. Setengah mendengarkan
Saat mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi
hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
4. Menyimak bersungguh-sungguh
Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali-kali
Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan
gagasan yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran
penyimak.

6. Menyimak sosiatif
Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang
penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan
oleh pembicara.
7. Menyimak secara berkala
Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan
membuat komentar atau membuat pertanyaan.
8. Menyimak secara saksama
Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang
pembicara.
9. Menyimak secara aktif
Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang
pembicara.
( Djago Tarigan, 1989, 4 )

E. Tujuan Menyimak

Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami


atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. Tujuan
yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut
klasifikasinya adalah sebagai berikut.

1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, dan
membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tv, dan
percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada
unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang
disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang
datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan
dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik
untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau
lelah sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
F. Jenis-jenis Menyimak

Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi


dua bagian, yaitu:
1. Menyimak ekstensif
2. Menyimak intensif

1. Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan


hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah
tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu
dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami
secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya
menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan
misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio.
Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap
pelaku.

c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol,
bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling
menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti
bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap
apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

2. Menyimak intensif

Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci,
diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan
dari guru.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan.
Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal
yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide
dari pembicara dapat diterima dengan baik.

c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang.
Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik
karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi
dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan
pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak
dengan tujuan menemukan;
a. hal-hal baru yang menarik,
b. informasi tambahan mengenai suatu topik,
c. isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.

G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak

Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan


menyimak yaitu:
1. Faktor Pembicara
Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
a. Penguasaan materi
Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam
menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang
disampaikan pada penyimak.

b. Berbahasa baik dan benar


Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan
yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat.
Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
c. Percaya diri
Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan
penyimak.
d. Berbicara sistematis
Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang disampaikan
mudah dipahami.
e. Gaya menarik
Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku berlebihan
karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku yang
dianggap aneh.
f. Kontak dengan penyimak
Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan menghargai,
menghormati serta menguasai para penyimak.

2. Faktor Pembicaraan
a. Aktual
Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan menarik
dan diminati oleh penyimaknya.

b. Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi penyimaknya
Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua bermakna bagi
penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
c. Sistematis
Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar mudah
Dipahami oleh penyimaknya.
d. Seimbang
Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
3. Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses menyimak.
a. Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi
persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan
dan alat-alatnya.
b. Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi si
penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak
masih segar dan rilek.
c. Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi proses
menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun kurang
berhasil dengan baik.

d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan karena
kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.

4. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak.
a. Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat
menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal
yang mengganggu konsentrasi penyimak.
c. Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam merumuskan
tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam menyimak.
d. Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati. Bahan yang
disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.

H. Ciri-ciri Penyimak yang Baik

Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah mempunyai
potensi yang baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan dikembangkan
melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi
kebiasaan menyimak yang baik hendaknya dipahami oleh seorang
penyimak, sehingga dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik
yang mereka lakukan dalam proses menyimak.

Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.


a. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk
menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang
sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa
yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa
yang sudah diketahui.
c. Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu.
Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan
atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh
menyimak.

d. Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang
dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun
pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e. Menyimak secara utuh (menyeluruh)
Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak
tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan.
f. Selektif
Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari
bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat
menentukan bagian yang dianggap penting.
g. Tidak mudah terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar
bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan
perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai pembicara
Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak
tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan
bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.

j. Tidak emosi
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan
serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya
dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara
melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan.
Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya
sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya
asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau
semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat
dipahami.
m. Menilai
Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan.
Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah
pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan
dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai
kekuatan bahan simakan tersebut.

n. Mendengarkan tanggapan
Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan.
Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan
mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan
terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus,
setuju, sependapat dan sebagainya.

I. Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak

Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan, ada beberapa langkah untuk
meningkatkan keterampilan menyimak.
1. Menerima keanehan sang pembicara
Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada
penampilan pembicara.
2. Memperbaiki sikap
Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke mana-
mana.
3. Memperbaiki lingkungan
Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih
tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
4. Meningkatkan pembuatan catatan
Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-intinya saja.
Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan, tetapi
pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.

5. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik


Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memusatkan
perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak mempunyai tujuan
menangkap garis besar argumen utama sang pembicara, maka sebaiknya kita
memusatkan perhatian ke arah yang dituju.
6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh
karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah
penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru.
Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang
sedang berlangsung.
7. Menyimak secara rasional
Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat
mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi
dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.
8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit
Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang
diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena
dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.

Daftar Pustaka
Ariani Farida. 2006. Keterampilan Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG
Bahasa.
Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses Pengejaran Menyimak. Departemen
P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende
Flores.
Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas.
Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.
Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Underwood.1990. Teaching Listening. London: Longman.
Ur. Penny. 1984. Teaching Listening Comprehension. Cambridge: University
Press.

You might also like