You are on page 1of 19

RISET KESEHATAN DASAR 2007

MODUL 7
CARA PENGGABUNGAN DATA
HASIL ENTRI KUESIONER
RISKESDAS 2007

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN


DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA – 2007
DAFTAR ISI

Daftar Isi ii
1. Pendahuluan 1
2. Pengenalan File 2
3. Persiapan Penggabungan 3
3.1 Transfer File 4
3.2 Pengelompokan File Data 6
4. Penggabungan Data 8
4.1 Variabel Kunci 9
4.2 Proses Penggabungan Data 10

ii
1. PENDAHULUAN

Data hasil entri pada sistem jaringan maupun bukan sistem jaringan tetap harus
melakukan tahapan penggabungan data sebelum dilakukan proses manajemen data
selanjutnya. Modul ini bertujuan memberikan pedoman beberapa cara penggabungan data.
Penggabungan data dapat menggunakan perangkat lunak yang dapat mengaktifkan file
dengan extension *.dbf, seperti Fox Pro, Visual Fox Pro, atau SPSS. Perangkat lunak tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Modul ini berisi pedoman penggabungan data dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS. Keunggulan perangkat lunak SPSS adalah dapat menampung jumlah variabel yang
lebih banyak daripada Fox Pro atau Visual Fox Pro yang hanya dapat menampung sekitar 255
variabel. Keunggulan lain, jika terjadi kesalahan dalam proses penggabungan data, dengan
menggunakan program SPSS masih dapat membatalkan proses tersebut selama belum
dilakukan penyimpanan hasil penggabungan data.
Perangkat lunak Fox Pro atau Visual Fox Pro mempunyai keunggulan lebih mudah
untuk menggabungkan data dibandingkan SPSS, namun sulit membatalkan proses yang salah
yang telah kita lakukan. Hal ini sangat berbahaya bagi petugas manajemen data yang belum
terbiasa menggunakan perangkat lunak tersebut. Oleh karena itu, pada pengelolaan
manajemen data Riskesdas menggunakan SPSS dengan mempertimbangkan keunggulannya
dan keamanan penggunaannya.
Penggabungan data dilakukan pada hasil entri harian yang telah dikumpulkan dari
beberapa komputer dan ditampung dalam folder BACK UP DATA ENTRI pada server.
Penggabungan data dilakukan terhadap file-file hasil entri dari satu komputer dan
penggabungan data juga dilakukan untuk menambahkan record-record yang berasal dari
beberapa komputer. Cara penggabungannya akan dibahas pada bagian-bagian dari modul 7
ini.

1
2. PENGENALAN FILE

Data dari kuesioner Rumah Tangga (RKD07.RT) dan kuesioner Individu


(RKD07.Ind) yang dientri akan tersimpan dalam 7 file database yang tergabung dalam folder
dbase-rkd. Tiga file database yang berada dalam folder yang sama, merupakan data-data
pokok yang menjadi acuan program entri. Ketiga file tersebut tidak digunakan dalam proses
penggabungan data. Rincian nama file dan keterangan data yang dicakup dalam file tersebut
adalah sebagai berikut:
1. File rt.DBF Æ berisi data-data Rumah Tangga mencakup Blok I sampai
dengan Blok III dan Blok VI sampai dengan Blok VIII
2. File rt_blok 4.DBF Æ berisi data-data Anggota Rumah Tangga mencakup blok IV
3. File rt_blok5.DBF Æ berisi data-data Anggota Rumah Tangga yang meninggal
mencakup blok V dan catatan
4 File bag_abcef.DBF Æ berisi data-data Individu bagian A, B, C, E dan F
5 File bag_d.DBF Æ berisi data-data Individu khusus blok D
6 File bag_gh.DBF Æ berisi data-data Individu blok g dan h
7. File pengukuran.DBF Æ berisi data-data bagian Individu Blok XI Pengukuran dan
catatan
8. File kab_garun.DBF Æ berisi nama-nama Kabupaten/Kota khusus sampel urin dan
garam (tidak digunakan)
9. File PROV.DBF Æ berisi nama-nama kecamatan pada propinsi RISKESDAS (tidak
digunakan)
10. File KABUP.DBF Æ berisi nama-nama kabupaten pada kabupaten pada provinsi
(tidak digunakan)

Gambar 2.1.

2
3. PERSIAPAN PENGGABUNGAN

Kegiatan persiapan penggabungan terdiri dari pengambilan data dan


pengorganisasiannya, serta transfer data ke perangkat lunak yang akan digunakan dalam
penggabungan. Tahap pengambilan data dengan sistim jaringan berbeda dengan bukan sistim
jaringan. Penggunaan sistim jaringan lebih cepat dalam pengambilan data dibandingkan
bukan sistim jaringan. Dalam sistim jaringan juga ada dua cara. Cara pertama, data dari
beberapa komputer masuk ke dalam satu database di satu server. Cara kedua, data berada di
masing-masing komputer tetapi dapat diambil melalui jaringan tanpa harus mendatangi di
masing-masing komputer. Cara pertama lebih mudah dan cepat untuk proses pengambilan
data.
Pengambilan data entri sebaiknya dilakukan setelah jumlah record cukup banyak atau
diperkirakan setiap 1 sampai dengan 3 hari. Dalam hal ini satu folder dbase-rkd dari berbagai
komputer dikumpulkan dalam satu folder DATA10OKT di server, sebagai langkah awal
persiapan penggabungan data. Sebagai contoh pada gambar 3.1, dalam satu folder data10okt
berisi folder dbase-rkd-K1-10okt (berasal dari komputer 1 dan diambil pada tanggal 10
Oktober), folder dbase-rkd-K2-10okt (berasal dari komputer 2 dan diambil pada tanggal 10
Oktober), dan seterusnya.
Gambar 3.1

3
Dalam folder-folder seperti gambar 3.1 terdiri dari 7 file dbase seperti yang tertulis
pada bab 2. Ketujuh file dari masing-masing folder tersebut harus ditransfer ke dalam bentuk
data *.sav karena proses penggabungan data Riskesdas menggunakan perangkat lunak SPSS.

3.1 Transfer File


Langkah-langkah untuk transfer file sebagai berikut:
- Aktifkan Program SPSS
- Pilih menu File
- Pilih perintah Open dan lanjutkan dengan perintah Data

Gambar 3.2

- Pilih folder yang akan dibuka pada kotak atas Look in, letakkan cursor pada tanda ▼.
Sebagai contoh pada gambar 3.3 yang dipilih adalah folder C:\hasil entri\dbase-rkd-K1-
10okt
- Pilih file data yang akan diaktifkan. Jika belum tampak nama file di layar monitor, lihat
type yang menjadi default dari perangkat lunak tersebut. Default type dari SPSS adalah
SPSS(*.sav). Type dari file data yang akan diaktifkan dapat dipilih dari perintah File of
type di kotak bagian bawah, letakkan cursor pada tanda ▼ dan pilih dBase (*.dbf)
- Setelah tampak seperti gambar 3.4 maka buka satu per satu file *.dbf tersebut, dengan
cara cursor diletakkan pada nama file dan lanjutkan dengan perintah Open.
- Setelah data terbuka pada lembar kerja data SPSS, lanjutkan dengan perintah Save yang
berada di bawah menu File
- Pada lembar perintah Save Data As, ganti Save as type – nya menjadi *.sav dan isi File
Name dengan nama file yang sedang diaktifkan (jika menggunakan sistim jaringan dan

4
menyimpan dalam satu database) dan ditambah dengan nama komputer jika database
disimpan sementara dalam masing-masing komputer pengentri. Lihat gambar 3.5.

Gambar 3.3 Gambar 3.4

Gambar 3.5

Gambar 3.6

5
Pada gambar 3.7 memperlihatkan file hasil transfer dari *.dbf ke *.sav. Daftar file tersebut
dapat dilihat pada Windows Explorer.
Gambar 3.7

Pergunakan langkah-langkah di atas untuk melanjutkan proses transfer seluruh file data yang
sudah dikerjakan pada masing-masing komputer.

3.2 Pengelompokan File Data


Setelah seluruh file sudah selesai ditransfer maka buatlah satu folder data gabung,
sebagai contoh beri nama DATA GABUNG 10 OKT. Di dalam folder tersebut, kembali
dibuat nama folder kosong sesuai dengan nama-nama *.dbf pada dbase-rkd , yaitu:
Gambar 3.8

- RT
- RT_4
- RT_5
- BAG_ABCEF
- BAG_D
- BAG_GH
- PENGUKURAN

6
Setelah membuat folder-folder sesuai dengan kelompok nama file, langkah selanjutnya
memindahkan file-file sesuai dengan nama kelompoknya. Sebagai contoh: pindahkan seluruh
file yang sudah dalam bentuk *.sav dari folder dbase-K2-10okt ke folder DATA GABUNG
10 OKT. Masukkan file *.sav ke masing-masing folder yang sesuai. Lakukan proses ini untuk
file-file yang berasal dari komputer lain.
Gambar 3.9

Gambar 3.10 adalah contoh hasil pengelompokan bag_abcef yang berasal dari Komputer 1
sampai dengan Komputer 5.
Gambar 3.10

7
4. PENGGABUNGAN DATA

Seluruh data hasil entri yang berasal dari beberapa komputer, harus digabungkan
sesuai dengan unit analisa dan nama-nama variabelnya. Unit analisa yang dimaksud di sini
adalah jika data-data tersebut menggambarkan level jumlah rumah tangga maka data tersebut
dikelompokkan menjadi satu. Demikian juga data-data yang menggambarkan level jumlah
individu maka data tersebut dikelompokkan menjadi satu.

Selain unit analisa, nama variabel juga menjadi pertimbangan pengelompokan. Satu
kelompok data mempunyai variabel yang sama, sebagai contoh pada data Riskesdas jika file
yang akan digabung adalah Blok VI maka seluruh file dari berbagai komputer harus berisi
variabel-variabel dari Blok VI.

Penggabungan data yang harus dilakukan untuk data Riskesdas adalah 2 cara. Cara
pertama bertujuan untuk menambah variabel, sehingga jumlah “file akhir” tidak banyak. Cara
kedua bertujuan untuk menambah record, sehingga dapat tergabung seluruh sampel
Riskesdas. Penggabungan dengan tujuan menambah variabel harus memperhatikan unit
analisanya, untuk data Riskesdas dapat digabung sebagai berikut:

FILE 1
File rt.DBF Æ berisi data-data Rumah Tangga mencakup Blok I sampai
dengan Blok III dan Blok VI sampai dengan Blok VIII
FILE 2
File rt_blok5.DBF Æ berisi data-data Anggota Rumah Tangga yang meninggal
mencakup blok V dan catatan
FILE 3
1. File rt_blok 4.DBF Æ berisi data-data Anggota Rumah Tangga mencakup blok IV
2. File bag_abcef.DBF Æ berisi data-data Individu bagian A, B, C, E dan F
3. File bag_d.DBF Æ berisi data-data Individu khusus blok D
4. File pengukuran.DBF Æ berisi data-data Individu Blok XI Pengukuran dan catatan
FILE 4
File bag_gh.DBF Æ berisi data-data Individu blok g dan h (khusus balita)

Hasil akhir dari proses penggabungan adalah data Riskesdas tersimpan dalam empat
file dan mempunyai record pada file Rumah tangga kurang lebih 280.000 record yang
meliputi seluruh wilayah provinsi di Indonesia dan file individu secara umum diperkirakan
sekitar 1.260.000 record.

Langkah-langkah penggabungan file dapat dilihat sebagai berikut.

8
4.1 Variabel Kunci
Variabel kunci diperlukan untuk penggabungan file yang bertujuan menambahkan
variabel. File data yang dihasilkan dari program entri Riskesdas sudah membentuk variabel
kunci secara otomatis yaitu idrt dan idart. Variabel idrt digunakan untuk penggabungan data
dalam level Rumah Tangga. Variabel idart digunakan untuk penggabungan data dalam level
Individu.
Dalam membuat variabel kunci, perlu pemahaman terhadap type data. Tipe variabel
numeric atau string (karakter), keduanya dapat digunakan membuat variabel kunci. Jika
variabel kunci belum dibuat, type varibel sangat penting diperhatikan karena tingkat
ketelitiannya berbeda. Dianjurkan untuk membuat variabel kunci dengan variabel bertipe
string supaya tidak banyak membuat kesalahan. Gambar 4.1 memperlihatkan variabel kunci
idrt yang sudah otomatis dibuat oleh program entri. Type variabel dapat dilihat seperti contoh
pada gambar 4.2.
Gambar 4.1

Gambar 4.2

9
Jika variabel kunci belum ada atau ingin membuat variabel kunci baru, dapat
dilakukan dengan perintah Compute dalam menu bar Transform. Variabel kunci idrt dapat
dibuat dari gabungan variabel keterangan tempat, seperti kode provinsi, kode kabupaten, dan
seterusnya (contoh variabel b1r1, b1r2, b1r3, b1r4, b1r5, b1r7, b1r8). Jika variabel kunci idart
yang akan dibuat, variabel yang diperlukan b1r1, b1r2, b1r3, b1r4, b1r5, b1r7, b1r8, b4k1.

Gambar 4.3

Langkah-langkah: (lihat gambar 4.3)


1. Semua variabel yang akan dijumlahkan dan variabel baru sebagai tempat
penjumlahan harus dalam status string
2. Lebar variabel baru yang akan dibuat harus sama dengan penjumlahan lebar semua
variabel
3. Pilih menu Transform dan click dua kali pada perintah Compute
4. Isi kotak Target Variable dengan Nama variabel baru
5. Pilih perintah Type & Label, pastikan variabel baru dalam String dan jumlah digit
sama dengan jumlah digit seluruh variabel yang akan dibuat variabel kunci
6. Pilih Concat pada kotak Function, pindahkan ke kotak String Expression
7. Pindahkan seluruh variabel di kotak sebelah kiri yang akan dijumlahkan ke kotak
String Expression di kotak sebelah kanan

4.2 Proses Penggabungan Data


Salah satu fungsi penting yang dapat digunakan dari menu Data adalah penggabungan
data. Ada 2 macam penggabungan yang dapat dilakukan, yaitu menambah observasi pada
variabel yang sama atau menambah variabel dalam satu file. Dalam proses penggabungan

10
data yang bertujuan menambah variabel, memerlukan variabel kunci sebagai penghubung
antar 2 file.
Untuk melakukan hal tersebut, dalam menu bar Data pilih perintah merge files.
i. Add variables, perintah ini untuk menambah variabel dari file lain. Hal penting yang harus
diperhatikan pada proses penggabungan ini adalah variabel kunci sebagai penghubung 2
file yang akan digabung harus sama.
Terdapat 2 macam cara penggabungan file untuk menambah variabel:
1. One to One, menggabungkan 2 file data yang masing-masing record-nya mempunyai
variabel kunci yang unik, misalnya file “Blok 4 yang berisi data karakteristik
individu” sebagai file I akan digabung dengan file “bag_abcef yang berisi data
penyakit” sebagai file II.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(Lihat Gambar 4.4)
1. Buka file pertama, jika diperlukan buat variabel kunci (idart)
2. Sort variabel kunci secara ascending dengan perintah Sort cases di bawah
menu bar Data. File setelah di-sort kemudian disimpan dengan perintah Save
3. Buka file kedua, buat variabel kunci (id)
4. Sort variabel kunci secara ascending dengan perintah Sort cases di bawah
menu bar Data. File setelah di-sort kemudian disimpan dengan perintah Save.

Gambar 4.4

11
(Lihat Gambar 4.5)
5. Pilih menu Data kemudian pilih merge file
6. Pilih Add variables
7. Pilih File yang akan digabungkan, tekan icon Open
(Lihat Gambar 4.6)
8. Beri tanda pada Match cases on key variables in sorted files
9. Pilih Both files provide cases
10. Pindahkan variabel kunci yang terdapat pada kotak Excluded Variables ke
dalam kotak Key Variables, tekan OK
11. Lakukan perintah Save as.

Gambar 4.5

Gambar 4.6

12
2. One to many, menggabungkan 2 file data yang salah satunya mempunyai variabel kunci
yang unik dan file lainnya satu variabel kunci dimiliki oleh beberapa record, misalnya file
“rumah tangga yang berisi Keterangan Rumah Tangga” akan digabung dengan file
“individu yang berisi data karakteristik Anggota Rumah Tangga”.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(Lihat Gambar 4.7)
1. Buka file pertama (file rumah tangga), jika diperlukan buat variabel kunci (idrt)
2. Sort variabel kunci secara ascending dengan perintah Sort cases di bawah menu
bar Data. Setelah di-sort kemudian disimpan dengan perintah Save.
3. Buka file kedua (file individu), jika diperlukan buat variabel kunci (idrt)
4. Sort variabel kunci secara ascending dengan perintah Sort cases di bawah menu
Data. File setelah di-sort kemudian disimpan dengan perintah Save.

Gambar 4.7

13
(Lihat Gambar 4.8)
5. Pilih menu Data kemudian pilih merge file
6. Pilih Add variables
7. Pilih File yang akan digabungkan (file rumah tangga yang sudah di sort)
8. Beri tanda pada Match cases on key variables in sorted files
9. Pilih External file is keyed table
Catatan:
• Jika file yang terakhir aktif adalah file yang mempunyai variabel kunci unik
dimiliki oleh beberapa record maka pilih External file is keyed table

Gambar 4.8

14
• Jika file yang terakhir aktif adalah file yang mempunyai variabel kunci unik di
masing-masing record, maka yang dipilih adalah Working data file is keyed table
(Gambar 4.9)

Gambar 4.9

10. Pindahkan variabel kunci (idrt) yang terdapat pada kotak Excluded Variables ke
dalam kotak Key Variables, tekan OK
11. Lakukan perintah Save as.

ii.Add cases, perintah ini untuk menambah observasi (record) dari file lain. Dalam proses
penambahan jumlah observasi, tidak diperlukan variabel kunci, namun hal penting yang
harus diperhatikan pada proses ini adalah nama variabel antar file yang ingin digabungkan
harus sama. Misalnya File bag_acef_k1 berisi variabel ca01, ca02, dan ca03a maka File
bag_acef_k2 juga harus berisi variabel yang sama ca01, ca02, dan ca03a. Proses
penambahan observasi dapat dimulai sebagai berikut:

15
(Lihat gambar 4.10)
1. Buka File 1 (misal bag_abcef_k1.sav)
2. Pilih menu bar Data
3. Pilih perintah merge file dan lanjutkan dengan add cases
4. Pilih File 2 (misal bag_abcef-k2.sav) dan tekan Open

Gambar 4.10

Gambar 9.

5. Lihat tampilan gambar 4.11. Jika ada variabel yang berbeda antara kedua file
tersebut akan terlihat dalam kotak Unpaired Variables. Akhiri proses ini dengan
menekan OK
Gambar 4.11

16
6. Setelah pilih OK maka jumlah record akan bertambah pada file yang sedang aktif
(lihat gambar 4.12)
Gambar 4.12

7. Lanjutkan dengan menyimpan data hasil gabungan. Sebaiknya gunakan perintah


Save As agar file yang sedang aktif masih merupakan file asli. File-file asli yang
tidak diubah berguna untuk penelusuran jika terjadi kesalahan penggabungan
atau kesalahan pada saat proses imputasi.

Gambar 4.13

17

You might also like