Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidik dan peserta didik dengan lingkungan belajar yang di dalamnya terdapat
penggunaan metode belajar dan bahan ajar sebagai penunjang pencapaian tujuan
sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi lebih tahu,
dan terdapat adanya perubahan tingkah laku dari diri orang yang bersifat relatif
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik di kelas perlu adanya suatu strategi
pembelajaran. Belajar sebagai suatu “mental round trip” atau suatu perjalanan
mental dari seseorang untuk menuju kepada suatu perubahan. Perubahan itu
2
dinyatakan sebagai suatu hasil dari proses mental yaitu proses yang berlangsung
di dalam diri seseorang di mana orang lain hanya dapat melihat hasilnya yaitu
kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Proses pembelajaran
yang baik didukung oleh tingkat membaca dan menulis peserta didik, sehingga
kemampuan intelegensi atau daya ingat peserta didik terhadap suatu materi.
dikuasai oleh oleh setiap warga. Mereka yang sama sekali tidak dapat mengeyam
dunia pendidikan atau hanya sampai pada tingkat sekolah dasar pada kelas
tertentu (droup out) semasa usia sekolah karena suatu hal seperti keterbatasan
biaya, dapat dikategorikan warga yang belum lancar atau buta aksara murni.
penduduk yang buta aksara (BKKBN, 2007). Warga yang mengikuti program
menulis, dan berhitung atau calistung (Bali Post, 2007). Penyelenggaraan program
dan berhitung atau calistung diharapkan dapat bermanfaat bagi warga belajar
3
Universitas Negeri Malang sebagai salah satu perguruan tinggi negeri ikut
dilaksanakan dan ditangani secara efektif dan efisien agar bermanfaat bagi WB
B. Tujuan Program
untuk:
C. Bentuk Kegiatan
selama empat bulan hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu yang dilakukan oleh
(calistung) dengan metode tertentu seperti ceramah dan simulasi, atau pemberian
informasi baik secara lisan maupun tertulis. Pelaksanaan kegiatan KKN PBA
Program utama KKN PBA adalah pembelajaran bagi warga yang tidak
dapat (buta aksara murni) atau belum lancar membaca, menulis, dan menghitung
D. Sasaran
Genap 2006/2007 adalah warga yang tidak dapat (buta aksara murni) atau belum
mengenyam pendidikan tidaklah sama antara daerah satu dengan daerah lain. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh keadaan geografis, biaya, sosial, latar belakang
mengurangi penduduk yang buta aksara. Warga belajar yang mengikuti program
PBA akan mendapat materi pelajaran utama membaca, menulis, dan berhitung
membaca atau tidak mengenal huruf menjadi mengenal huruf dan dapat
menulis menjadi dapat menulis dan dari yang belum lancar menulis
berhitung atau tidak mengenal angka menjadi mengenal angka dan dapat
berhitung dan dari yang belum lancar berhitung menjadi lebih lancar
berhitung.
6
BAB II
PELAKSANAAN
satu sasaran atau lokasi KKN PBA secara geografis merupakan daerah
sekitar kota Malang dan luar kota seperti Kediri, Surabaya, Pasuruan, dan Jakarta.
Warga bekerja di sawah ada yang sebagai pemilik tanah dan buruh. Setiap hari
oleh pihak desa. Lokasi Buper Bedengan merupakan tempat tujuan yang dapat
dipilih bagi para petualang dan warga desapun tak jarang berkunjung. Setiap
minggunya Buper Bedengan selalu dikunjungi untuk berekreasi, kemah, dan out
bond. Keramaian Buper Bedengan dimanfaatkan oleh warga untuk berjualan. Segi
ekonomi Buper Bedengan dapat meningkatkan penghasilan warga dan kas desa
karena setiap orang yang berkemah akan dikenai tiket masuk. Keadaan alam Desa
jagung, dan bawang merah. Keadaan ekonomi warga Desa Selorejo tergolong
mapan yang dapat dilihat dari bentuk bangunan rumah. Budaya masyarakat
menganut budaya jawa yang kuat. Salah satu budaya yang sekarang tetap dianut
7
dan dilestarikan adalah adanya selamatan setiap sebulan sekali pada hari malam
jum`at legi. Menikah dalam usia muda masih membudaya di Desa Selorejo,
seperti menikah usia 13 tahun dapat ditemukan atau menikah setelah lulus sekolah
tingkat pendidikan sampai pada sekolah dasar. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
budaya, letak geografis, dan ekonomi. Segi budaya pendidikan dipandang faktor
sekolah tinggi-tinggi yang pada akhirnya tetap mencangkul dan bekerja di sawah.
motivasi tinggi untuk sekolah. Usia sekolah dasar sudah mengalami jalan kaki
yang jauh untuk pergi ke sekolah dan menyeberang sungai. Walaupun mayoritas
penduduknya tergolong mapan atau kaya, tetapi ada warga yang tergolong tidak
mampu. Warga yang tidak mampu dari segi ekonomi harus menerima jika sekolah
B. Rencana Program
dua unsur yaitu program PBA dan non-PBA. Rencana program PBA mengacu
8
program KKN. Program PBA dilaksanakan dengan sasaran warga yang tidak
dapat (buta aksara murni) atau belum lancar membaca, menulis, dan menghitung
Negeri Selorejo II. Kedua program tersebut dilaksanakan pada waktu yang
bersamaan. Adapun rencana program KKN PBA Semester Genap 2006/2007 pada
Lampiran 1.
C. Strategi Kegiatan
Upaya untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan, program PBA
1. Observasi
tanggal 16 dan 17 Maret 2007 dengan tujuan untuk mengenalkan tutor kepada
perangkat desa dan mengidentifikasi warga yang bersedia ikut program PBA
2. Wawancara
kepada calon WB, tutor melakukan wawancara kepada salah satu perangkat desa
untuk mengetahui warga yang sekiranya dapat diajak untuk ikut program PBA.
3. Konsultasi
Pembimbing Lapangan (DPL) yang memberikan pengarahan. Tutor tiap kali akan
atau telah melaksanakan suatu kegiatan dan mengalami kendala berkonsultasi dan
1. Persiapan
LPM pada tanggal 3 dan 4 Maret 2007 bertempat di Gedung I4. Materi yang
materi yang diberikan untuk diterapkan saat menjadi tutor pembelajaran buta
10
aksara selama KKN, dan memiliki wawasan lokasi yang akan dijadikan tempat
KKN.
Dau Kabupaten Malang pada tanggal 16 Maret 2007 dengan tujuan mengenalkan
Perkenalan dengan perangkat desa bertepatan pada saat warga desa mengadakan
rapat di Balai Dusun Selokerto. Kehadiran tutor di rapat warga digunakan untuk
warga yang tidak dapat (buta aksara murni) atau belum lancar membaca, menulis,
kegiatan istighotsah pada tanggal 23 dan 30 Maret 2007 bertempat di salah satu
Kamis, Jum’at, dan Sabtu bertempat di TPA Dusun Selokerto pukul 19.15 sampai
dengan pukul 21.00. Selama kegiatan identifikasi tutor mendapat 16 orang WB, 4
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Warga belajar yang berjumlah 16 orang
2. Pelaksanaan Pembelajaran
dilaksanakan secara rutin setiap hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu pukul 19.15
dipresensi dalam daftar hadir (Lampiran 4). Jurnal pembelajaran berisi uraian
dengan meminta WB untuk membaca soal pretest. Soal pretest berupa susunan
kalimat yang harus dibaca oleh WB, jumlah suku kata soal adalah 53 suku kata.
Adapun soal pretest sebagimana terlampir pada Lampiran 5. Hasil dari pretest
Tabel 2.1.
4 orang tidak dapat mengikuti karena ada kesibukan sendiri. Berdasarkan hasil
12
pretest dari 12 WB, dapat diketahui bahwa WB yang termasuk dalam kategori
lancar berjumlah 8 orang dan kategori tidak lancar 4 orang. Warga belajar yang
termasuk kategori tidak lancar dengan jumlah 4 orang merupakan WB buta aksara
murni dan WB yang tidak dapat mengikuti pretest dengan jumlah 4 orang, 3 orang
merupakan drop out dari Sekolah Dasar (SD) dan satu orang 1 orang buta aksara
murni. Tutor tidak memberikan pretest kepada WB yang tidak dapat mengikuti
dengan tujuan agar WB tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran. Setiap
kalimat yang ada di dalam modul, WB diminta untuk menulis hasil kerja di papan
Bahan ajar yang dipakai oleh tutor dalam kegiatan pembelajaran buta
aksara adalah poster alfabetik, poster angka, lembar pengumuman, dan modul.
Modul berbentuk bahan ajar pembuatan marning jagung dan dijadikan program
life skill WB, membahas tentang proses pembuatan marning, pemasaran, dan
analisis usaha. Adapun bahan ajar yang digunakan seperti pada Lampiran 10.
jadwal atau target waktu penyelesaian, anggaran kurang atau berlebihan, dan
tercapailah hasil sesuai dengan program kerja. Evaluasi adalah proses penentuan
seberapa jauh kegiatan telah mencapai tujuan. Untuk mengevaluasi tujuan harus
ditentukan terlebih dahulu dan memperhatikan beberapa tujuan yang tidak dapat
diukur secara objektif. Tujuan-tujuan ini sebagian besar adalah tujuan-tujuan yang
ditentukan,
d) Mengukur seberapa jauh tujuan telah tercapai sebagai umpan balik bagi
perencanaan program dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan secara efektif dan
mana program dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Kegiatan evaluasi program
membaca soal pretest. Tutor menyimak dan melakukan cek list di Format
Soal pretest berupa susunan kalimat yang harus dibaca oleh WB, jumlah
suku kata soal adalah 53 suku kata. Warga belajar yang dapat mengikuti pretest
yang termasuk dalam kategori lancar berjumlah 8 orang dan kategori tidak lancar
4 orang.
kualifikasi dengan berpedoman pada kriteria yang telah ditentukan (Tabel 2.1).
Rentang skor WB setelah dilakukan pretest dapat dilihat pada Tabel 2.2.
yang satu dengan lain tidak sama. Riwayat pendidikan dijadikan pertimbangan
PBA. Adapun hasil pretest dan riwayat pendidikan WB seperti pada Lampiran 2
Dau Kabupaten Malang. Ujian Sukma dilaksanakan secara bertahap yaitu pada
WB lulus. Penentuan kelulusan hasil ujian Sukma berpedoman pada hasil skor
yang didapat WB. Soal ujian Sukma diklasifikasikan menjadi tiga bentuk yaitu
soal keaksaraan dasar, soal menulis, dan soal menghitung. Soal posttest sama
dengan soal pretest, WB diminta untuk membaca dan dinilai setiap suku kata
yang benar. Tutor menyimak dan melakukan cek list di Format Penilaian
(Lampiran 6).
program bimbingan belajar (les) bagi siswa SD Negeri Selorejo II kelas IV, V,
dan VI. Tutor meminta ijin dan persetujuan kepada Drs. Agus Purwanto Basuki
selaku Kepala SD Negeri Selorejo II pada tanggal 21 April 2007. Selain meminta
ijin kepada kepala sekolah, tutor meminta ijin dan menginformasikan kepada guru
kelas bahwa tutor diijinkan untuk melaksanakan jam tambahan pelajaran. Tutor
menginformasikan kepada guru kelas dengan tujuan agar tidak terjadi salah
paham diantara guru kelas dan tutor. Tutor diijinkan masuk ruang kelas untuk
mensosialisasikan program bimbingan belajar (les) kepada siswa Kelas IV, V, dan
VI. Siswa menyambut dengan antusias dan mayoritas siswa bersedia mengikuti
Selorejo II (Lampiran 7). Program bimbingan belajar (les) dimulai pada tanggal
17
21 April 2007 yang meliputi lima bidang studi yaitu Bahasa Indonesia,
merupakan hasil kerja sama antara tutor dan peserta KKN Reguler Universitas
materi dan menyiapkan siswa menghadapi Ujian Akhir Sekolah (kenaikan kelas)
untuk kelas IV dan V dan Ujian Akhir Nasional untuk kelas VI. Pelaksanaan
kegiatan bimbingan belajar (les) dilaksanakan secara serentak yaitu kelas VI,
kelas V, dan kelas IV bertempat di SD Negeri Selorejo II pada hari Jum’at dan
kegiatan outbond bagi kelas VI, kelas V, dan kelas IV. Kegiatan outbond
berbicara. Tujuan diselenggarakannya outbond adalah agar para siswa tidak jenuh
khususnya untuk kelas VI yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional yang
baru dan belum pernah melakukan kegiatan dalam bentuk simulasi dan
1. Faktor Pendukung
sambutan yang baik dari perangkat desa khususnya perangkat Dusun Selokerto
yaitu Kepala Dusun, Modin, dan warga sekitar. Faktor pendukung dalam
kelas sekolah,
sekolah,
pengaturan jadwal.
2. Faktor Penghambat
aksara adalah:
tetapi mengenal huruf. Hal ini karena antara WB satu dengan yang
c. Warga belajar merasa terlalu banyak soal yang diujikan pada waktu
ujian Sukma.
kurang baik,
dengan rencana,
G. Permasalahan
program. Pelaksanaan KKN PBA Semester Genap 2006/2007 tidak terlepas dari
ditinjau dari segi waktu jadwal kegiatan pembelajaran pada pukul 19.15
yang ikut program tidak jarang mendapat sindiran (diejek) dari warga lain
(ejekan) dari orang lain akan tetap bertahan dan begitu sebaliknya.
21
BAB III
A. Hasil (Keluaran)
warga yang tidak dapat (buta aksara murni) atau belum lancar membaca, menulis,
merupakan hasil atau keluaran dari tujuan program pemberantasan buta aksara.
yang aktif dengan jumlah 12 orang dapat mengikuti ujian Sukma. Hasil
pelaksanaan program pemberantasan buta aksara dapat diketahui dari skor nilai
dari tutor sendiri dengan tujuan untuk persiapan WB mengikuti ujian Sukma. Soal
posttest sama dengan soal pretest (Lampiran 5), yaitu dengan meminta WB untuk
membaca soal. Soal posttest berupa susunan kalimat yang harus dibaca oleh WB,
jumlah suku kata soal adalah 53 suku kata. Warga belajar yang dapat mengikuti
posttest berjumlah 10 orang sedangkan 2 orang tidak dapat mengikuti karena ada
yang termasuk dalam kategori lancar berjumlah 7 orang dan kategori tidak lancar
3 orang. Warga belajar yang tidak dapat mengikuti posttest berjumlah 2 orang.
Tutor tidak memberikan posttest kepada WB yang tidak dapat mengikuti posttest
kriteria yang telah ditentukan (Tabel 2.1). Rentang skor WB hasil posttest setelah
membaca yaitu dari yang tidak dapat membaca menjadi mengenal huruf dan dapat
membaca dengan mengejrah dan dari yang belum lancar membaca menjadi lebih
lancar membaca.
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Hasil ujian Sukma digunakan sebagai acuan
berpedoman pada hasil skor yang didapat WB. Kriteria keberhasilan belajar WB
dari tes yang diberikan dapat dikerjakan dengan benar. Total skor 555 sehingga
berrjumlah 11 orang dan 5 orang tidak lulus. Warga belajar yang belum lulus dan
belum mengikuti ujian tidak bersedia untuk ujian Sukma lagi atau remidi dengan
alasan adanya kesibukan bekerja. Adapun rekapitulasi jumlah total nilai ujian WB
Luar Sekolah Depdiknas dengan misi utama menurunkan penyandang buta aksara
usia 15 tahun ke atas kurang dari 5 % pada akhir tahun 2009 (Depdiknas, 2007).
dengan pihak desa atau kelurahan dan kecamatan. Pihak kecamatan sebagai
24
skill) yang sesuai dengan kebutuhan. Program life skill diupayakan dilaksanakan
dalam bentuk mengaji yang dilaksanakan setiap hari setelah sholat magrib di
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
menghitung dari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum lancar
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN