Professional Documents
Culture Documents
Studi Implementasi
Kebijakan Publik
Konsep studi implementasi kebijakan publik dimulai pertama kali pada tahun 1973 yang
dilakukan oleh jeffrey L. Pressman dan Aaron Wildavsky dalam bukunya yang berjudul
“Implementaion: How Great Expectations in Washington Are Dashed in Oakland”. Dalam buku
tersebut Pressman dan Wildavsky menjelaskan mengenai bagaimana suatu kebijakan publik,
yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika yang didukung oleh Kongres, untuk mengurangi
tingkat pengangguran diimplementasikan di Kota Oakland. Secara umum dalam generasi
pertama ini mengemukaan mengenai: (1) mengelola pergeseran fokus dari sebuah proposal
menjadi suatu aturan dan bagaimana aturan menjadi program; (2) menggambarkan
kompleksitas dan dinamika sifat dari implementasi; (3) menekankan pada pentingnya suatu
subsistem kebijakan dan kesulitan suatu subsistem dalam menghasilkan koordinasi dan
hasil sebuah program yang biasanya kekurangan ekspektasi; dan (5) mendiagnosa beberapa
patologi yang secara periodik mempengaruhi aktor yang melaksanakan implementasi.
tahun 1975 Daniel Mazmanian dan Paul Saatier menulis buku yang berjudul “Implementation
and Public Policy”, Donald S. Van Meter dan Carls E. Van Horn menulis buku yang berjudul ”The
Policy Implementation Process: A Conceptual Framework in Administration and Society” dan
“Merilee S. Grindle menulis buku yang berjudul “Politics and Policy Implementation in The Third
1
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
World”. Secara umum dalam generasi kedua ini mengemukaan mengenai: (1) bentuk kebijakan
dan kontennya; (2) organisasi dan sumber dayanya; (3) pelaku termasuk didalamnya mengenai
telenta‐talenta, motivasi‐motivasi, kecenderungan‐kecenderungan, dan hubungan/ relasi antar
personal termasuk pola komunikasinya.
Generasi ketiga dalam studi implementasi muncul pada tahun 1990 yang doimotori oleh
Malcolm L. Goggin, Ann O’M Bowman, James Lester dan lautence J O’toole dengan bukunya
generasi ketiga terebut lebih ditekankan pada pendekatan scientific yang mengintegrasikan
pertimbangan‐pertimbangan utama dengan variabel‐variabel penelitian top‐down dan bottom‐
up.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai apa dan bagaimana studi implementasi
sesuai dengan perkembangan teori studi impelentasinya:
Generasi Pertama
Generasi pertama yang dipelopori oleh Pressman dan Wildavsky (1973), dimana hasil
studinya menekankan pada perubahan fokus dari bagaimana suatu proposal menjadi sebuah
aturan, dan bagaimana suatu aturan menjadi sebuah program, dan menjelaskan mengenai
kompleksitas, kesulitan, dan tingkat kejadian kesalahan yang muncul dalam proses
proses kebijakan dilakukan secara top‐down dan bersifat linier yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah. Model ini mengasumsikan bahwa implementasi harus merupakan proses yang
linier yang mana arah kebijakan diterjemahkan menjadi aktivitas‐aktivitas program dengan
2
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
sedikit mungkin adanya deviasi. Model ini mensarankan bahwa pembuat kebijakan merupakan
satu‐satunya aktor penting sehingga aktor‐aktor di tingkat organisasi hanya bertugas untuk
melaksanakan proses implementasi dengan benar.
Pemikiran utama dari Pressman dan Wildavsky bahwa studi implementasi tidak dapat
memisahkan antara mendesain kebijakan dengan implementasinya, karena jika tindakan itu
Legislasi harus memiliki komitmen dalam memberikan persetujuan dan pendanaan sebelum
Kelemahan dalam implementasi tidak dapat diartikan sebagai suatu kegagalan dalam
menjalankan kebijakan tetapi merupakan suatu ketidakmampuan untuk mengikuti apa yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu implementasi harus dilihat sebagai suatu proses interaksi
antara penyusunan tujuan‐tujuan (setting of goals) dengan tindakan‐tindakan yang dirancang
untuk mencapai tujuan‐tujuan tersebut. Dengan kata lain, mempelajari proses implementasi
juga harus memahami mengenai proses penyusunan tujuan‐tujuan atau kebijakan yang akan
mereka yang menetapkan target (para pengambil kebijakan) dan mereka yang harus
mengimplementasikannya (para birokrat).
Studi implementasi berbeda dengan evaluasi kebijakan atau sekarang yang dikenal
dengan analisis kebijakan. Studi implementasi memberikan pondasi bagi evaluasi kebijakan,
dimana studi implementasi didasarkan kesadaran yang kuat pada sasaran‐sasaran yang telah
3
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
bagaimana hasil dari implementasi kebijakan tersebut, apakah baik atau buruk dengan
melakukan observasi pada perbedaan antara konsekuensi yang diharapkan dengan yang
sebenarnya dicapai.
Jika ide Pressman dan Wildavsky kami gambarkan dalam suatu diagram, maka studi
implementasi adalah sebagai berikut:
• Definisi • Kepemimpinan
permasalahan • Komitmen
kebijakan • Perencanaan
• Latar belakang • Dukungan
Kepentingan Finansial
para perumus • Dukungan Staff
kebijakan yang profesional
• Konteks • Koordinasi
kebijakan • Sinkronisasi
• Komitmen • Prosedur
• Sasaran • Ketepatan waktu
kebijakan • Bebas pengaruh
Interaksi
Capaian atas
Perumus Implementor
hasil yang
Kebijakan kebijakan
diharapkan
Desain Implementasi Kinerja
Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Studi Implementasi
4
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa studi implementasi dimulai dari para
perumus kebijakan yang terdiri dari Legislatif (DPR di tingkat pusat dan DPRD di tingkat daerah),
dan eksekutif (Presiden, Menteri/ Ketua LPND, Kepala Daerah, dan Kepala
Dinas/Badan/Kantor), yang akan menghasilkan desain kebijakan yang akan menjadi arahan bagi
hasil dari kebijakan dapat dicapai.
sebagai berikut:
1) Definisi permasalahan kebijakan, yaitu kebutuhan, nilai atau kesempatan yang diinginkan
oleh publik yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Contohnya: permasalahan tingginya
tingkat pengangguran, tidak adanya lahan pekerjaan, kerusuhan, kemiskinan, dan lain‐lain;
2) Latar belakang kepentingan para perumus kebijakan,yaitu apa saja yang melatarbelakangi
para aktor dalam merumuskan kebijakan. Contohnya: hubungan relasi, kepentingan politik
tertentu, situasi politik, waktu dan tempat;
3) Konteks Kebijakan, yaitu apa yang mendasari penetapan desain kebijakan. Contohnya:
kepentingan kelompok tertentu, dan kepatuhan;
4) Komitmen, yaitu komitmen akan adanya dukungan politik dan dukungan sumber daya
finansial atas kebijakan yang ditetapkan.
5) Sasaran kebijakan, yaitu apa dan siapa yang akan menjadi target dari kebijakan yang akan
ditetapkan.
5
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
dipengaruhi oleh hal‐hal berikut:
mengarahkan seluruh aktivitas organisasi untuk mencapai hasil yang telah diprediksi
yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar mampu menterjemahkan apa yang
menjadi tujuan dari kebijakan.
komitmen yang kuat dari seluruh komponen organisasi mulai dari pimpinan sampai
diprediksi akan sulit untuk dapat dicapai.
3) Perencanaan. Setiap kebijakan atau program yang telah ditetapkan oleh para
terarah sesuai dengan target yang telah ditetapkan sehingga hasil yang diharapkan
(desired outcomes) dapat dicapai.
menjaga keberlangsungan implementasi kebijakan tersebut.
6
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
5) Dukungan staff yang profesional. Pihak yang secara langsung menjadi implementor
telah ditetapkan adalah staff, oleh karena itu agar implementasi dapat berjalan
dengan baik dibutuhkan adanya dukungan staff yang memiliki kompetensi dan
kapabilitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
oleh karena itu agar implementasi kebijakan dapat dijalankan sesuai dengan
tujuannya perlu adanya koordinasi diantara pihak‐pihak tersebut.
perlu adanya sinkronisasi mengenai teknis implementasi kebijakan tersebut.
memerlukan adanya sistem dan prosedur yang baku yang dapat dijadikan pedoman
oleh seluruh pihak yang mengimplementasikan kebijakan tersebut.
saling berkaitan sehingga jika salah satu tahapan implementasi tidak dilaksanakan
keterlambatan tersebut.
10) Bebas pengaruh. Intervensi dalam proses implementasi akan berakibat pada
ketidakkonsistenan implementor dalam mengimplementasikan kebijakan yang pada
akhirnya tujuan utama dari kebijakan tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu
7
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
implementor harus bebas pengaruh pada saat pelaksanaan implementasi kebijakan
apabila kebijakan tersebut telah dapat ditetapkan dengan baik.
Hal penting lainnya agar kebijakan dapat dipersepsikan dan diimplementasikan dengan
baik oleh implementor, adalah adanya interaksi antara pihak yang merumuskan kebijakan
kebijakan membutuhkan data dan informasi yang akurat yang akan digunakan untuk
mendesain kebijakan, akan tetapi mereka tidak memiliki infrastruktur yang baik untuk
mendapatkan data dan informasi tersebut. Ketersediaan data dan informasi akan dapat
dipenuhi dengan baik oleh implementor karena mereka memiliki infrastruktur yang memadai
untuk dapat mencari data, mengolahnya dan menjadikannya informasi yang berguna bagi para
perumus kebijakan. Di pihak lain, menterjemahkan suatu kebijakan menjadi program‐program
dan aktivitas‐aktivitas yang spesifik oleh implementor tidak akan efektif jika tidak melakukan
interaksi berupa komunikasi dengan para perumus kebijakan.
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih didominasi oleh interview dan
observasi.
8
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
Generasi Kedua
Generasi ini sudah menggunakan analytical frameworks untuk memberi arah penelitian
pada fenomena yang kompleks dari implementasi kebijakan. Penekanan yang diutamakan
dalam generasi kedua adalah:
1) Bentuk kebijakan dan kontennya
2) Organisasi dan sumber dayanya
komunikasinya.
Selain itu beberapa hal penting lainnya yang dikembangkan dalam analytical
frameworksnya adalah:
berbagai kebijakan yang berbeda, dan dari satu negara ke negara lainnya;
2) Identifikasi siapa saja aktor yang dapat menjelaskan variasi‐variasi tersebut;
3) Adanya pertentangan dari berbagai permasalahan sulit yang berkaitan dengan proses dari
penelitian sistematis empiris dalam sub disiplin ilmu tersebut.
Untuk melihat perbedaan antara generasi pertama dengan generasi kedua, kami akan
mencoba mengupas teori yang dikemukakan oleh Merilee S. Grindle dalam bukunya “Politics
and Policy Implementation in the Third World”.
suatu hasil dari aktivitas‐aktivitas pemerintahan. Upaya‐upaya tersebut merupakan penciptaan
9
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
sistem penghantaran kebijakan berupa alat‐alat khusus yang didesain dan dicapai dengan suatu
harapan untuk dapat mewujudkan hasil akhir sesuai dengan yang telah diperkirakan. Sehingga
kebijakan publik ‐ sebagai suatu pernyataan yang luas dari tujuan, sasaran dan perangkatnya ‐
diterjemahkan kedalam program aktivitas yang bertujuan untuk mencapai hasil akhir dari suatu
kebijakan.
berpengaruh terhadap pencapaian outcome‐nya. Oleh karena itu studi terhadap proses
implementasi kebijakan hampir selalu menggunakan metode investigasi dan analisis dari
aktivitas program yang sesungguhnya yang telah didesain sebagai suatu alat untuk mencapai
tujuan kebijakan yang lebih luas.
Perbedaan yang jelas antara kebijakan dengan program dalam prakteknya sulit untuk
dibedakan. Terminologi kebijakan dan program selalu digunakan saling bergantian. Karena
implementasi kebijakan berkaitan dengan outcomes dari suatu program, maka sulit untuk
memisahkan hasil akhir kebijakan dari program utamanya. Implementasi kebijakan tergantung
dari implementasi program yang mengasumsikan program merupakan fakta yang sebenarnya
yang merupakan alat untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut.
diinvestigasi pada tingkatan program yang spesifik. Keberhasilan atau kegagalan suatu
program yang telah ditetapkan, sehingga keseluruhan implementasi kebijakan dapat dievaluasi
dengan cara mengukur pencapaian outcomes dari seluruh program terhadap tujuan kebijakan.
Proses implementasi secara umum dapat dimulai jika tujuan dan sasaran umum telah spesifik,
10
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
aktivitas program telah didesain, dan dana telah dialokasikan untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itu proses formulasi kebijakan dapat diabaikan oleh proses implementasi kebijakan
dan program yang telah dijalankan.
Membedakan formulasi dan implementasi kebijakan dalam tataran praktek merupakan
hal yang cukup sulit, ketika terdapat feedback dari prosedur implementasi akan mengarahkan
pada modifikasi dalam tujuan dan arah dari kebijakan; atau jika ada permintaan untuk
memberikan interpretasi atau interpretasi ulang atas aturan dan pedoman maka akan
mengarahkan pada sekian banyak pertimbangan bagi pengambil kebijakan pada saat
berbagai macam sasaran yang telah ditentukan secara spesifik dan dalam bentuk sesuai tujuan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, formulasi keputusan akan ‐ dibuat atau tidak akan
dibuat – berkaitan dengan tipe kebijakan yang akan dicapai dan perubahan suatu program yang
berhasilkah program tersebut akan dilaksanakan.
Berikut ini adalah diagram Model Implementasi Kebijakan yang dikembangkan oleh
Grindle:
11
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
Melaksanakan Kebijakan dipengaruhi oleh:
Tujuan kebijakan (a) Isi Kebijakan
1. Kepentingan yg dipengaruhi
2. Tipe Manfaat
3. Derajat perubahan yang diharapkan
4. Letak pengambilan keputusan
5. Pelaksana program
6. Sumber daya yang dilibatkan
(b) Konteks Implementasi
1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi
aktor yang terlibat Hasil Kebijakan:
2. Karakteristik lembaga dan penguasa (a) Dampak pada
masyarakat,
3. Kepatuhan dan daya tanggap
individu dan
Tujuan yang ingin kelompok
dicapai (b) Perubahan dan
Program Aksi dan proyek penerimaan oleh
individu yg didesain dan masyarakat
dibiayai
Program yang dijalankan
seperti yang
direncanakan ?
Mengukur keberhasilan
Menurut Grindle kebijakan yang menyangkut banyak kepentingan yang saling berbeda
lebih sulit diimplementasikan sehingga konten kebijakan merupakan salah satu faktor penting
yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu kebijakan, dan konteks kebijakan
mempengaruhi proses implemantasinya.
Yang dimaksud dengan konten adalah bahwa kebijakan yang akan diambil dipengaruhi
oleh:
1) Kepentingan yang dipengaruhi, bahwa setiap kebijakan yang akan diambil akan
mempertimbangkan dampak terhadap aktivitas politik yang di stimulasi oleh proses
pengambilan keputusan.
12
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
2) Tipe manfaat, bahwa program yang memberikan manfaat secara kolektif akan
mendapatkan dukungan dalam implementasinya dan sebaliknya.
3) Derajat perubahan yang diharapkan, bahwa program yang ditetapkan yang mengharapkan
akan adanya sedikit perubahan perilaku di masyarakat akan mudah untuk
mendasar di masyarakat dalam jangka panjang akan sulit untuk diimplementasikan.
4) Letak pengambilan keputusan, bahwa setiap keputusan akan mempertimbangkan dimana
keputusan tersebut akan diambil, misalnya di tingkat Departemen (pemerintahan pusat)
atau ditingkat Dinas (pemerintahan daerah), dan akan berdampak pada tingkat
implementasi dari kebijakan tersebut.
5) Pelaksana program, bahwa keputusan yang dibuat dalam tahapan formulasi kebijakan
akan mengindikasikan siapa yang akan ditugaskan untuk melaksanakan berbagai macam
program, dan keputusan itu juga akan mempengaruhi bagaimana kebijakan tersebut akan
dicapai.
6) Sumber daya yang dilibatkan, bahwa setiap keputusan yang diambil akan berakibat pada
telah ditetapkan.
dipengaruhi oleh:
1) Kekuasaan, kepentingan, dan strategi dari aktor yang terlibat, bahwa mereka yang akan
mengimplementasikan program mungkin akan mencakup partisipan tingkat pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah, baik itu kalangan birokrat, pengusaha maupun
13
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
masyarakat umum. Keseluruhan aktor tersebut mungkin secara intensif ataupun tidak,
tergantung konten dari program dan strukturnya dimana kebijakan tersebut dilaksanakan.
Mereka ikut terlibat dalam implementasi program, dan setiap masing‐masing aktor
mencapainya dengan membuat ketentuan‐ketentuan dalam prosedur alokasinya.
merupakan hasil dari perhitungan politik dari kepentingan dan persaingan antar kelompok
untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas, respon dari petugas yang
spesifik dalam interaksinya akan mempertimbangkan penilaian kapabilitas kekuasaan dari
karakteristik dari penguasa.
3) Ketaatan dan daya tanggap, bahwa dalam upayanya untuk mencapai tujuan, birokrat
berhadapan dengan dua masalah yang timbul dari interaksi antara lingkungan program dan
administrasi program. Yang pertama, birokrat harus berhadapan dengan masalah yang
berkaitan dengan bagaimana menjaga ketaatan agar hasil akhir dari kebijakan dapat
dicapai walaupun mereka harus menangani berbagai interaksi diantara aktor yang
responsivitas dari birokrat terhadap keinginan‐keinginan dari mereka yang akan menerima
manfaat dari pelayanan yang diberikannya agar tujuan kebijakan dan program dapat
tercapai. Agar efektif, maka implementor harus memiliki keahlian dalam seni berpolitik dan
14
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
harus memahami dengan baik lingkungan dimana mereka akan merealisasikan kebijakan
publik dan program‐programnya.
menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih didominasi oleh survey dan observasi.
15
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
Generasi Ketiga
Dalam generasi ketiga ini, fokus pertanyaan ditekankan pada desain kebijakan dan
kebijakan tersebut merupakan hal terpenting yang akan dievaluasi. Atau dengan kata lain
seberapa baik suatu program dan kebijakan itu didesain akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan dari implementasinya dalam jejaring kebijakan tertentu.
Dalam generasi ketiga ini telah mengembangkan suatu model proses implementasi yang
lebih scientific yang terintegrasi yang menjadi pertimbangan dan variabel‐variabel utama dalam
penelitian dengan pendekatan top‐down dan bottom‐up menjadi single framework.
Mengacu pada model yang dikembangkan oleh Malcolm L. Goggin (1990) yaitu model
komunikasi dalam impelementasi kebijakan antar pemerintahan (The Communication Model of
Intergovernmental Policy Implementation), bahwa model ini lebih melihat pada prilaku dari
agen‐agen pelaksana implementasi kebijakan. Model ini menggunakan teori komunikasi yang
pemerintahan. Untuk pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika implementasi antar
pemerintahan dimana prosesnya yang dilaksanakan oleh agen‐agen pemerintah pusat yang
mempengaruhi pada pemerintah daerah, terdapat beberapa pertanyaan mendasar yaitu:
1) Kelembagaan pusat dan daerah yang mana yang terlibat dalam penetapan kebijakan
tentang bagaimana pemerintah harus melaksanakan implementasi?
2) Apa pola yang berpengaruh terhadap kelembagaan dan individual?
3) Apa kepentingan‐kepentingan dan motivasi‐motivasi dari administratur dan elit politik yang
menginterpretasi kebijakan pemerintah pusat?
16
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
4) Apa insentif dan hambatan‐hambatan yang mengarahkan agen‐agen tersebut dalam upaya
untuk mengimplementasikan kebijakan?
kebijakan khususnya mengenai waktu dan apa serta bagaimana memodifikasi kebijakan
pada saat implementasi dilakukan?
adalah sebagai berikut:
Independent Intervening Dependent
Variables Variables Variables
Feedback
Federal‐Level
Inducement and
constraints
State
State
capacity implementation
State
decisional
Outcomes
State and local
level inducement
and constraints
(Feedback)
17
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
daerah, juga menghasilkan produk (output dan outcomes) merupakan hasil dari pilihan pada
level pemerintah daerah tersebut. Pilihan keputusan dari pemerintah daerah bukan merupakan
pilihan yang kosong tanpa makna. Keputusan kebijakan pemerintah daerah tergantung dari
keterbatasan yang disediakan untuk atau merupakan stimulus yang ada pada pemerintah
daerah dari pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah pusat dalam sistem pemerintahan
menstimulasi implementasi sedangkan keterbatasan adalah kebalikannya.
Keputusan nasional yang memicu proses implementasi yang dipengaruhi oleh bentuk
dan konten, untuk berbagai tingkatan, pilihan dan perilaku dari agen‐agen ditentukan oleh
eksekusi yang diputuskan.
berikut:
Untuk Menilai Proses Implementasi
Dependent Variabel:
‐ proses implementasi,
‐ outputs, dan
‐ outcomes.
Independent Variabel:
‐ Federal level inducement and constraints
18
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
o Menilai konten kebijakan
o Menilai kejelasan kebijakan
o Menilai konsistensi kebijakan
o Menilai bentuk kebijakan
o Menilai persepsi dari birokrat
‐ State and local inducement and constraints
o Menilai kekuatan dukungan koalisi
o Menilai atribut‐atribut pegawai yang terpilih dan dipilih
o Menilai konten dan bentuk dari komunikasi
o Menilai atribut dari koresponden
Intervening Variabel:
‐ Kapasitas organisasi
o Menilai unit organisasional
o Menilai Sumber daya keuangan
‐ Kapasitas ekologi
o Menilai Kapasitas fiskal State
o Menilai Kapasitas Politik State
o Menilai Kapasitas Situasional State
menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih didominasi oleh focus group discussion,
19
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
interview dan suvey. Sedangkan analisis atas data menggunakan time series analysis, dynamic
modeling, network analysis, discriminant analysis dan content analysis.
20
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008
Working Paper: Studi Implementasi Kebijakan Publik
Daftar Pustaka
Barrett, Susan M. “Implementation Studies: Time For A Revival? Personal Reflections On 20
Years Of Implementation Studies”. Oxford. Blackwell Publishing Ltd. 2004.
Cline, Kurt D. “Defining the Implementation Problem: Organizational Management versus
Cooperation. “ Journal of Public Administration Research and Theory. 2000.
Denhardt, Janet V, and Robert B Denhardt. “The New Public Services‐ Serving, Not Steering”.
New York.M.E. Sharpe.Inc. 2003.
Exworthy, Mark and Martin Powell. “Big Windows and Little Windows: Implementation in The
Congested State”. Oxford. Blackwell Publishing Ltd. 2004.
Grindle, Merilee S. ”Politics and Policy Implementation in The Third World”. Ney
Jersey:Princeton University Press. 1980.
Lester, James P. and Malcolm L. Goggin. “Back To The Future: Rediscovery of Implementation
Studies”. Albuquerque. University of New Mexico. 1998
Lynn, Laurence E; Carolyn Heinrich; and Carolyn Hill. “Studying Governance and Public
Management: Chalengges and Prospects”. Journal of Public Administration Research
and Theory. 2000.
Meter, Donald S. Van and Carl E. Van Horn. ”The Policy Implementation Process: A Conceptual
Framework in Administration and Society”. Beverly Hills: Sage Publication. 1975.
Pressman, Jeffrey L and Aaron Wildavsky. “Implementation: How Great Expectations In
Washington Are Dashed In Oakland”. California.University of California Press. 1984.
Sabatier, Paul and Daniel Mazmanian. “Top‐Down and Bottom‐Up Approaches to
Implementation Research” In Journal of Public Policy. 1986.
21
Ayi Riyanto, Ak., M.Si/ Oktober 2008