Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
CHANDRA DWI CAHYA
02.511.107
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
rahmat dan hidayah – Nya kepada penyusun, sehingga berkat ridho – Nya Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang
Pada Pembangunan Pabrik Coil Spring Plant PT. Apm Armada Suapension Di
Karawang ( Jawa Barat )” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Tugas Akhir
ini disusun sebagai syarat menempuh jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) pada
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta untuk mendapatkan satu pengetahuan baru dari hasil penelitian yang
dilakukan.
Untuk dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini, tentunya tidak lepas dari
segala hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan moril maupun materiil dari
berbagai pihak, akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu
tidak berlebihan kiranya jika dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
iv
1. Dr. Ir.H Ruzardi, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
2. Ir.H. Faisol AM, MS selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
6. Semua pihak yang telah membantu didalam penyusunan Tugas Akhir ini.
kekurangannya, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
semuanya.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
v
ABSTRAK
Dalam perencanaan fondasi tiang harus dilakukan dengan teliti dan secermat
mungkin. Setiap fondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan
yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kapasitas dukung dan penurunan
fondasi tiang pancang pada pembangunan Pabrik coil spring plant PT. Armada
suspension Karawang (Jawa Barat). Analisis dilakukan dengan metode Statis dan
Dinamis untuk mengetahui kapasitas dukung tiang pancang dan penurunan yang
terjadi. Kapasitas dukung tiang pancang dengan metode Statis dihitung berdasarkan
data uji Laboratorium dan data lapangan (SPT), sedangkan metode Dinamis dihitung
berdasarkan data lapangan yaitu berat palu, tinggi jatuh palu, penurunan 10 pukulan
terakhir. Dimensi tiang pancang yang digunakan ber bentuk segi tiga dengan sisi
0,32 m, panjang tiang 15 m dan terdapat 2 tiang pancang dalam satu pilecap (tiang
kelompok).
Dari perhitungan yang telah di lakukan di dapatkan berat total struktur
bangunan (Pt) = 49,506 ton. Berdasarkan metode statis untuk data laboratorium di
peroleh kapasitas ijin tiang (Qa) = 43,48 ton. Untuk data lapangan (SPT) di peroleh
(Qa) = 47,68 ton, sedangkan berdasarkan metode Dinamis, dari rumus Modifikasi
Engineering News Record (ENR) di peroleh kapasitas ijin tiang (Qa) = 77,89 ton.
Dari rumus modifikasi Danish di peroleh (Qa) = 48,368 ton, berdasarkan data
lapangan (SPT) di dapatkan kapasitas dukung total kelompok tiang (∑Qu) = 238,4
ton sedangkan dari perhitungan Laboratorium sendiri di peroleh kapasitas dukung
total kelompok tiang (∑Qu) = 215,5 ton > berat total struktur bangunan (Pt) = 49,506
ton sehingga kapasitas dukung tiang pancang aman mendukung beban struktur.
Untuk penurunan pada lapisan tanah lempung, perhitungan penurunan di lakukan
dengan metode konsolidasi di dapatkan penurunan total sebesar 0,0074 m.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
vii
3.2 Fondasi Tiang Pancang ....................................................... 14
viii
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 54
PANCANG .................................................................................. 58
ix
5.3.1 Data Fondasi Tiang Pancang.................................. 77
x
DAFTAR NOTASI
Cp = Koefisien empiris
I ws = Faktor pengaruh
xi
L = Panjang tiang (m)
N = Harga rata – rata N – SPT pada kedalaman ± Bg dibawah ujung fondasi tiang
xii
Si = Penurunan segera (m)
Sps = Penurunan tiang akibat beban yang dialihkan sepanjang tiang. (m)
σ’v = Tegangan vertikal efektif tanah, dianggap konstan setelah kedalaman 15d
λ = Konstanta
α = Konstanta(Faktor adhesi)
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 5.6 Wilayah gempa Indonesia
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Gambar Struktur Pabrik Coil Spring Plant PT. APM Armada
Suspension.
Dukung Nya..
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam proyek suatu konstruksi, hal yang paling penting salah satunya
baik dan sesuai dengan kondisi yang diasumsikan dalam perencanaan meskipun
macam fondasi yang sesuai telah dipilih dengan perencanaan yang memadai, serta
struktur fondasi yang telah dipilih itu di lengkapi dengan pertimbangan mengenai
terjadi. Jenis fondasi yang sesuai dengan tanah pendukung yang terletak pada
kedalaman 10 meter di bawah permukaan tanah adalah fondasi tiang. (Dr. Ir.
beban struktur atas, lingkungan sekitar proyek maka pada pembangunan Pabrik
Coil Spring Plant ini digunakan fondasi tiang pancang. Pembuatan fondasi tiang
pancang terdiri dari beberapa tiang dalam satu kelompok yang disatukan dengan
pile cap, karena momen lentur struktur atas dan beban aksial yang akan didukung
1
pondasi cukup besar. Pile cap dipakai untuk mendistribusikan beban ke seluruh
tiang.
SituTest) yang terdiri dari Standart Penetration Test (SPT) dan uji laboratorium.
Dari hasil SPT yang dilakukan pada empat titik dapat dijelaskan bahwa sistem
pelapisan tanah dilokasi tersebut hampir seragam, baik dari jenis tanah maupun
kekuatan tanah pada setiap lapisan. Lapisan tanah terdiri dari timbunan berkisar
dari 0,0 – 3.00 m merupakan (Silty Clay Soft, yellowish brown), pada 3,00 m –
4,80 m adalah ( silty Clay, medium stiff, reddish brown and grey) sedangkan
lapisan tanah pada kedalaman 4,80 m – 11,20 m dalah ( Silty Clay medium Stiff,
reddish brown and grey) pada kedalaman 11,20 – 13,40 ( Silty Clay, stiff, reddish
brown and grey) m 13,40 – 14,70 m adalah ( Silty Clay, stiff, grey and yellowish
brown ) 14,70 – 20,45 m adalah ( Clayed Silt, hard to very hard, N = 48 – 60,
dark to blackish grey). Kondisi tanah seperti ini, maka perencana menggunakan
fondasi tiang pancang yang mengandalkan daya dukung ujung (End Bearing
Rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah seberapa besar
kapasitas dukung fondasi tiang pancang dan berapa besarnya penurunan yang
2
1.3 Tujuan Penelitian
tiang pancang ini, maka diberikan batasan – batasan sebagai berikut ini.
1. Data yang dipakai adalah data yang berkaitan dengan “Proyek Pembangunan
Pabrik Coil Spring Plant PT. ADM Armada Suspension karawang Jawa
Barat )” .
3. Tiang pancang yang digunakan adalah dari beton bertulang K450 dengan
4. Tebal pile cap 1 yang digunakan adalah 50 cm, 50 cm, 50 cm.Tebal pile cap 2
yang digunakan adalah 50 cm, 60 cm, 150cm. Tebal pile cap 3 adalah 50 cm,
5. Data Geoteknik yang digunakan adalah hasil penyelidikan tanah lokasi proyek
statis.
3
8. Faktor gempa adalah termasuk wilayah gempa 4, jenis tanah lunak maka nilai
koefisien gempa dasar (C) = 0,05. Berdasarkan PPKG 1987, bangunan pabrik
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
meneruskan beban pada tanah, baik beban dalam arah vertikal maupun arah
horizontal. Pemakaian fondasi tiang pancang pada suatu bangunan, apabila tanah
dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang
mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
beban yang diterimanya ke tanah dasar fondasi. Hal ini tergantung juga pada jenis
tanah dasar fondasi yang akan menerima beban yang berkerja, yaitu :
1. bila ujung tiang mencapai tanah keras atau tanah baik dengan kuat dukung
tinggi, maka beban yang diterima tiang akan diteruskan ke tanah dasar fondasi
melalui ujung tiang. Jenis tiang ini disebut END/POINT BEARING IPLIE.
2. bila tiang pancang pada tanah dengan nilai kuat gesek tinggi (jenis tanah
pasir), maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan berdasarkan gesekan
antara tiang dan tanah sekeliling tiang. Jenis tiang ini disebut FRICTION
PILE.
3. bila tiang dipancang pada tanah dasar fondasi yang mempunyai nilai kohesi
tinggi, maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh pelekatan
5
antara tanah sekitar dan permukaan tiang. Jenis tiang ini disebut ADHESIVE
kombinasi dari ke tiga hal tersebut. Keadaan ini disebabkan karena jenis tanah
kadang – kadang merupakan tanah yang kompak sehingga cara tiang meneruskan
Nama dan tahun : Sri Wijono dan Joko Imam Santoso (1997)
Kohesif.
non kohesif.
berbeda.
6
2. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi jarak terhadap
miring.
kelompoknya.
Rumusan masalah : Daya dukung fondasi dan penurunan yang dalam hal ini
7
Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis pengaruh formasi tiang pancang
8
Nama dan tahun : Badarudin dan Yuska Herbiantoro (1997)
Terzaghi.
lama.
9
perhitungan berdasarkan kohesi (c) dan sudut geser
(φ).
Semarang.
Rumusan masalah : Bagaimana daya dukung fondasi Mini Pile dengan metode
USM Semarang.
10
perpindahan awal ujung tiang (yp) Sangay
yang optimal.
direncanakan.
Nama dan tahun : Eko Priarianto dan Sembodo Wahyu Widodo (2002)
Tiang Pancang.
pancang.
11
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh diameter, panjang dan
12
13
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Tanah
Tanah adalah sebagai dasar pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari
bangunan itu sendiri. Pada umumnya semua bangunan dibuat diatas dan dibawah
permukaan tanah, maka diperlukan suatu sistem fondasi yang akan menyalurkan
perorangan akan menjadi sangat besar. Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang
objektif, biasanya tanah itu secara sepintas dibagi dalam tanah berbutir kasar dan
berbutir halus berdasarkan suatu hasil analisa mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi
tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaab konsistensi. (Dr. Ir. Suyono
Karena tanah mempunyai pori yang besar, maka pembebanan biasa akan
mengakibatkan deformasi tanah yang sangat besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan
penurunan fondasi yang akan merusak konstruksi. Berbeda dengan bahan – bahan
seperti permeabilitas atau kekuatan geser yang berubah – ubah sesuai dengan
susunan butir – butir tanah berubah atau kerangka struktur butir – butir tanah
berubah sehingga angka perbandingan pori (valid ratio) menjadi kecil yang
memperlihatkan gejala yang elastis, sehingga bila beban itu ditiadakan maka tanah
akan kembali pada bentuk semula. (Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto
Nakazawa, 1990).
dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja dan tiang pancang composite (kayu – beton dan baja – beton). Tiang
pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu
cast in place (tiang beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan precast pile (tiang
Fondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton
adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton
ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
pancang mempunyai keuntungan dan kerugian antara adalah sebagai berikut ini.
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih
setiap saat.
Kerugian nya :
pada daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan
masalah disekitarnya.
Metode pelaksanaan :
2. Pengangkatan tiang.
mendukung beban yang bekerja. Menurut Terzaghi, klasifikasi tiang didasarkan pada
1. Tiang gesek (friction pile), bila tiang pancang pada tanah berbutir. Akibat
berkurang dan angka gesekan antara butir – butir tanah dan permukaan tiang
2. Tiang lekat (cohesion pile), bila tiang dipancang pada tanah lunak
3. Tiang mendukung dibagian ujung tiang (point / end bearing pile), bila tiang
dipancang dengan ujung tiang mencapai tanah keras sehingga seluruh beban
yang dipikul oleh tiang diteruskan ke tanah keras melalui ujung tiang.
4. Tiang tekan, bila tiang telah menumpu pada tanah keras dan mendapatkan
5. Tiang tarik, bila tiang pancang pada tanah berbutir mendapat gaya yang
tarik.
merupakan kombinasi dari kelima hal tersebut di atas. Berbagai metode dalam usaha
17
menentukan kapasitas dukung tiang ini, tapi umumnya dibedakan dalam dua kategori
Kapasitas dukung tiang terdiri dari kapasitas dukung ujung tiang (Qp) dan
kapasitas dukung selimut tiang (Qs), yang dapat dilihat pada Gambar berikut :
Qu
Qs
Qp
Penampang tiang
tergantung jenis tanahnya. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk
1. Tanah Pasir
Qp = Ap . qp
qp = c . Nc’ + q . Nq’
Dengan :
Qp = Ap . qp
qp = c . Nc’ + q . Nq’
Qp = Ap . cu . 9 ........................................................................... (3.2)
20
Dengan :
Nc’= Faktor kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (gambar 3.2)
Kapasitas dukung ujung tiang pada tanah lempung dapat dilihat pada gambar
- Data lapangan
Dengan :
p1 = nilai tekanan konus pada titik yang terletak 8D diatas ujung tiang (Gambar
3.5)
p2 = nilai tekanan konus pada titik yang terletak 3D dibawah ujung tiang
(Gambar 3.5)
Qp = Ap . qp
LB
qp = 40 N ≤ 400 N (satuan KN)
D
21
LB
qp = 800 N ≤ 8000 N (satuan Lbs)
D
LB
Qp = Ap . qp = Ap . 40 N ≤ 400 N (satuan KN) ......................... (3.4)
D
LB
Qp = Ap . qp = Ap . 800 N ≤ 8000 N (satuan Lbs) .......................... (3.5)
D
Tanah
D
D = diameter tiang
N = 8D+3D
2
8D
Di rata - rata
3D
Kapasitas dukung selimut tiang (Qs) dapat dihitung dengan rumus berikut ini
Qs = ∑ As . ƒ ……………………………………………………...…. (3.6)
As = p . ∆L ……………………………………………………......... (3.7)
22
Dengan :
∆L = Panjang tiang ( m )
ƒ = Gesekan selimut
Kapasitas dukung selimut tiang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini.
Qu
Qs
Tanah Lempung
Qp
Penampang tiang (Ap)
jenis tanahnya. Berikut ini adalah rumus yang dipergunakn untuk menghitung nilai
1. Tanah Pasir
K0 = 1 – sin φ
Dengan :
15d (Meyerhoft).
δ beton = (0,80 – 1) . φ
δ kayu = 2 ϕ
3
δ cor ditempat = φ
24
2. Tanah Lempung
Pada tanah lempung ada 3 metode untuk menghitung nilai gesekan selimut
Dengan :
∑C
i =1
ui .L i
Cu ave = …………………………………..…….............. (3.10)
L
Dengan :
L = Panjang tiang
Sedangkan nilai tegangan vertikal rata – rata dapat dihitung dengan rumus
berikut ini.
n
∑Ai
i =1
σ’ave = ………………………………………….............…. (3.11)
L
Dengan :
L = Panjang tiang
ƒ = α . Cu …………………………………......................….……. (3.12)
Dengan :
α = Faktor adhesi
Dengan :
β = K . tg φr
Qu = Qp + Qs – W …………………………………………........…. (3.14)
berikut :
Qu = Qp + Qs
Tapi pada tugas akhir W harus masuk dalam hitungan sehingga rumusnya
menjadi :
Qu = Qp + Qs - W………………………………………................. (3.15)
Dengan :
W = Berat Tiang
- Metode dinamis
Kapasitas dukung ultimit tiang dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut ini.
28
Pelepasan uap
Uap masuk
Ram
Wr h
Penutup tiang
Bantalan
tiang Tiang pancang
Wr . h . E
Qu = ………………......………………...………...................... (3.22)
S +C
Wr . h . E Wr + n . Wp
2
Pada metode modifikasi ENR di ambil referensi dari (Bowles, 1988. sumber : Teknik
Dengan :
Wr = berat palu
Wp = berat tiang
29
S = Pukulan
2. Danish
E.H e
Qu = ………………......…….…………..................... (3.16 )
E.H e .L
S+
2. A p .E p
Pada rumus Danish di ambil referensi dari (Olson dan Flaate, 1967. sumber : Joseph
E. Bowles)
Dengan :
He = Wr . h = energi palu
S = Pukulan
E.H e .C1
Qu = ………………......……………………...…….……... (3.17 )
S + C2
Wr + k .W p
C1 =
Wr + W p
Qu .L
C2 =
A.E
Joseph E. Bowles). Rumus ini dihitung dengan cara coba – coba. Pada umumnya
dimulai dengan C2 = 0,0 dan hitung nilai Qu, kemudian reduksilah nilai nya 25
persen. Hitunglah C2 dan nilai Qu yang baru. Gunakan nilai Qu ini untuk menghitung
C2 yang baru dan begitu seterusnya sampai nilai Qu yang digunakan ≅ Qu yang
dihitung.
Dengan :
Wr = berat palu
31
Wp = berat tiang
S = Pukulan
k = 0,25 untuk tiang baja dan 0,1 untuk semua pancang lain
He = Wr . h = energi palu
L = panjang tiang ( m )
Nilai kapasitas dukung ijin tiang (Qa) dihitung dengan memakai rumus berikut
ini :
Qu
Qa = ................................................................................(3.18)
SF
Dengan :
berdekatan dan biasanya diikat menjadi satu dibagian atasnya dengan menggunakan
pile cap. Untuk menghitung nilai kapasitas dukung kelompok tiang, ada bebarapa hal
yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu jumlah tiang dalam satu kelompok,
jarak tiang, susunan tiang dan efisiensi kelompok tiang. Kelompok tiang dapat dilihat
B = Lebar fondasi
L = Panjang fondasi
D = Dalam fondasi
Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang didasarkan beban yang
bekerja pada fondasi dan kapasitas dukung ijin tiang, maka rumus yang dipakai
P
n= …………………………………………..........................…. (3.19)
Qa
Dengan :
perhitungan kapasitas dukung dari kelompok tiang tersebut. Untuk bekerja sebagai
kelompok tiang, jarak antar tiang yang dipakai adalah menurut peraturan – peraturan
bangunan pada daerah masing – masing. Menurut K. Basah Suryolelono (1994), pada
prinsipnya jarak tiang (S) makin rapat, ukuran pile cap makin kecil dan secara tidak
langsung biaya lebih murah. Tetapi bila fondasi memikul beban momen maka jarak
tiang perlu diperbesar yang berarti menambah atau memperbesar tahanan momen.
1. ujung tiang tidak mencapai tanah keras maka jarak tiang minimum ≥ 2 kali
2. ujung tiang mencapai tanah keras, maka jarak tiang minimum ≥ diameter
c. Susunan Tiang
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang secara
tidak langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang teratur atau terlalu
lebar, maka luas denah pile cap akan bertambah besar dan berakibat volume beton
Suryolelono, 1994).
Gambar 3.9 dibawah ini adalah contoh susunan tiang (Hary Christady
Harditatmo, 2003) :
34
4 Tiang
3 Tiang
7 Tiang
5 Tiang 6 Tiang
8 Tiang
9 Tiang 10 Tiang
yaitu :
5. Macam tanah.
(n − 1) m + ( m − 1)n
Eg = 1 – θ …………………………..…………. (3.20)
90mn
Dengan :
d = Diameter tiang
n1 n2 n3 n4
m1
m2
m3
m4
EL.A = 1 -
D
[
π .S .m
]
m.(n − 1) + (m − 1) + 2(m − 1)(n − 1) ……….……. (3.21)
Dengan :
d = Diameter tiang
Pada fondasi tiang pancang, tahanan gesek maupun tahanan ujung dengan s ≥
3d, maka kapasitas dukung kelompok tiang diambil sama besarnya dengan jumlah
kapasitas dukung tiang tunggal (Eg = 1). Dengan memakai rumus berikut :
Qg = n . Qa ……………………………………………...................... (3.23)
37
Sedangkan pada fondasi tiang pancang, tahanan gesek dengan s < 3d maka faktor
Qg = n . Qa . Eg …………………………………………….............. (3.24)
Dengan :
Dengan :
Dari kedua rumus tersebut, niali terkecil yang dipakai. Kelompok tiang dalam
tanah lempung yang bekerja sebagai blok dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut :
Penurunan (Settlement) pada fondasi tiang dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penurunan pada fondasi tiang tunggal dan penurunan pada fondasi kelompok tiang.
1. Tanah Pasir
Untuk perhitungan penurunan dapat digunakan dua cara yaitu metode semi
Dengan :
S = Penurunan total
Ss =
(Q p + α .Qs ).L
……………………………………….... (3.28)
A p .E p
Dengan :
C p .Q p
Sp = ……………………………………………..... (3.29)
d .q p
Dengan :
d = Diameter
⎛ P ⎞ d
(
Sps = ⎜⎜ t ⎟⎟. . 1 − v s
2
).I ws ………………………………. (3.30)
⎝ p.L ⎠ E s
Dengan :
Pt
= Gesekan rata – rata yang bekerja sepanjang tiang
p.L
d = Diamter tiang
L
I ws = 2 + 0,35 = Faktor pengaruh
d
41
b. Metode empiris
d Q.L
S= + ……………............…………………………...... (3.31)
100 A p .E p
42
Dengan :
2. Tanah Lempung
Penurunan fondasi tiang pada tanah lempung terdiri atas dua komponen yaitu
penurunan seketika (immediate settlement) yang terjadi setelah beban bekerja dan
1. Tanah Pasir
Bg
Sg = S …………………………………………….................. (3.32)
d
Dengan :
1. Berdasarkan N – SPT
B g .I
Sg = 2q ………............……………………………………. (3.33)
N
Dengan :
⎛ L ⎞
I = ⎜1 − ⎟ ≥ 0,5
⎜ 8B ⎟
⎝ g ⎠
tiang
2. Berdasarkan CPT
q.B g .I
Sg = …………………………......…………………....... (3.34)
2q c
Dengan :
⎛ L ⎞
I = ⎜1 − ⎟ ≥ 0,5
⎜ 8B ⎟
⎝ g ⎠
2. Tanah Lempung
Penurunan fondasi yang terletak pada tanah lempung dapat dibagi menjadi
jumlah dari ketiga komponen tersebut dan dinyatakan dalam rumus berikut :
S = Si + Sc + Ss …………………………………………….. (3.35)
Dengan :
S = Penurunan total
Si = Penurunan segera
a. Penuruna segera
Penuruna segera adalah penurunan yang dihasilkan oleh distorsi massa tanah
yang tertekan dan terjadi pada volume konstan. Menurur Janbu, Bjerrum dan
qB
Si = µ i .µ o …………………………………………….... (3.36)
E
Dengan :
Si = Penurunan segera
P
q = Tekanan netto fondasi ( )
A
45
(gambar 3.14)
dari pengurangan volume tanah akibat aliran air meninggalkan zona tertekan yang
46
diikuti oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori. Rumus yang dipakai untuk
∆e e −e
Sc = H = 1 o H ……………………………….... (3.37)
1 + eo 1 + eo
Dengan :
waktu, namun berlangsung pada waktu setelah konsolidasi primer selesai yang
fungsi waktu (t) dan kemiringan kurva indeks pemampatan sekunder (Cα). Rumus
∆e
Cα = ……………………………………………. (3.38)
log⎛⎜ t 2 ⎞⎟
⎝ t1 ⎠
berikut :
Cα t
Ss = H log 2 ………………………………………... (3.49)
1+ ep t1
Dengan :
47
t2 = t1 + ∆t
Beban ini merupakan beban (V) per satuan panjang yang bekerja melalui
pusat berat kelompok tiang (O), sehingga beban (V) akan diteruskan ke tanah dasar
fondasi melalui pile cap dan tiang – tiang tersebut secara terbagi rata. Bila jumlah
tiang yang mendukung fondasi tersebut (n) maka setiap tiang akan menerima beban
sebesar :
V
P= ……………………………………………............................ (3.40)
n
O
O = Titik pusat
V = Beban vertikal
V
M
P1 P2O P3 P4
Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang (kolom) didistribusikan pada pile
cap dan kelompok tiang fondasi berdasarkan rumus elastisitas dengan menganggap
bahwa pile cap kaku sempurna (pelat fondasi cukup tebal), sehingga pengaruh gaya
yang bekerja tidak menyebabkan pile cap melengkung atau deformasi. Maka rumus
V M y .x M x . y
P= ± ± ……………………………………………. (3.41)
n ∑ x2 ∑ y2
Dengan :
Pile Cap berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan yang diterima oleh
kolom sehingga fondasi tiang akan menerima beban sesuai dengan kapasitas dukung
ijin. Pile Cap biasanya terbuat dari beton bertulang, perancangan Pile Cap dilakukan
2. Ujung atas tiang menggantung pada Pile Cap. Karena itu, tidak ada momen
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu, distribusi tegangan
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan Pile Cap adalah pengaturan
tiang dalam satu kelompok. Pada umumnya susunan tiang dibuat simetris sehingga
pusat berat kelompok tiang dan pusat berat Pile Cap terletak pada satu garis vertikal.
Jarak antar tiang diusahakan sedekat mungkin untuk menghemat Pile Cap, tetapi jira
fondasi memikul beban momen maka jarak tiang perlu diperbesar yang berarti
menambah atau memperbesar tahanan momen. Pile Cap dapat dilihat pada Gambar
3.16 berikut :
d h d d h d
H H
45
B B
L L
digunakan untuk menganalisis dan merancang status struktur terutama pada bidang
teknik sipil. Dari analisis program SAP 2000 ini dapat diketahui gaya geser, momen
lentur, momen torsi dan simpangan (manual SAP 2000). Pemodelan struktur
struktur yang sebenarnya, agar didapat hasil analisis yang valid. Pemodelan statu
struktur meliputi :
Prosedur input data pada program SAP 2000 adalah sebagai berikut :
3. Pendefenisian beban (load), yaitu beban mati (WD), beban hidup (WL), beban
4. Pendefenisian masses, yaitu massa translasi (mt), massa rotasi (mr) dan pusat
Proses pengoperasian input data pada program SAP 2000 adalah sebagai
berikut :
1. Blok data TITLE LINE atau baris judul. Ini adalah langkah pertama yang
harus kita tuliskan pada input, baris judul ini akan digunakan sebagai label
output dari hasil program. Baris judul akan selalu dicetak pada setiap halaman
koordinatnya.
- Jepit R = 1,1,1,1,1,1
- Rol R = 0,1,1,1,1,0
- Bebas R = 0,0,1,1,1,0
pembebanannya. Pada langkah ini disebutkan jumlah jenis elemen dan jumlah
Beban merata atau beban titik dapat diberlakukan pada setiap join dalam
portal. Blok data LOAD mendefenisikan beban join sesuai dengan jumlah
kondisi pembebanan.
yang bekerja pada struktur. Jika blok data COMBO ini tidak didefenisikan,
Dari hasil output SAP 2000 didapatkan gaya – gaya dalam akibat kombinasi
beban (kombinasi 3) yaitu gaya normal (P), gaya geser (H) dan momen (M) yang
bekerja pada tiap – tiap kolom dasar yang akan dipakai sebagai beban rencana pada
BAB IV
METODE PENELITIAN
dapat dilihat dari bagan alir pada Gambar 4.1 berikut ini.
MULAI
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS PEMBEBANAN
DENGAN SAP 2000
ANALISIS PONDASI
Qu > P
TIANG TUNGGAL/KELOMPOK
PEMBAHASAN
KESIMPULAN/SARAN
SELESAI
digunakan sebagai sarana untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian. Data
yang diperlukan yaitu gambar detail bangunan pabrik, hasil uji penyelidikan
bangunan pabrik adalah gambar Struktur Bangunan Pabrik coil spring plant
armada suspension antara lain meliputi : Profil baja yang di pakai untuk kolom/
balok, ukuran ground beam,atap yang digunakan pada pabrik, denah ruangan yang
akan di bangun dan fungsi ruangan tersebut secara detail,bagian ruangan yang
akan dibikin plat lantai suspendet akibat dari beban hidup yang di desain 10 ton
per meter persegi dan data – data lain yang sekiranya di perlukan yang ada pada
Pada pembangunan Pabrik Coil Spring Plant ini, penyelidikan tanah yang
dilakukan adalah penyelidikan lapangan (In SituTest) yang terdiri dari Standart
Penetration Test (SPT) dan uji laboratorium. Dari hasil penyelidikan tanah
tersebut dapat di baca dimana kedalaman tanah kerasnya, jenis tanah pada lapisan
dan kedalaman nya yang akan di gunakan untuk mendesain fondasi pada
Pembangunan pabrik coil spring Apm armada suspension karawang ( jawa barat ).
56
Dimensi atau ukuran tiang pancang yang dipakai adalah diameter 32 cm.
Sedangkan panjang fondasi tiang pancang tersebut 15 m yang di dasar kan pada
kedalaman tanah keras dari penyelidikan tanah laboratorium serta data SPT nya
dengan tampang segi tiga, untuk satu tiang pancang dengan panjang 15 m
merupakan sambungan yang terdiri dari 2 tiang pancang dengan ukuran 6 meter
dan 1 tiang dengan ukuran 3 m yang pada dasar nya telah di produksi/ disediakan
oleh pabrikan .
besar beban yang akan diterima fondasi dan dapat di ketahui dari analisis struktur
program ( SAP ), dari program tersebut dapat di peroleh gaya yang terjadi antara
lain berupa: gaya normal P, gaya geser H, dan gaya momen yang terjadi M.
Setelah analisis pembebanan selesai dan beban aksial pada kolom telah diketahui,
maka kita merencanakan dimensi fondasi yang akan dipakai untuk pabrik tersebut.
kolom harus diketahui terlebih dahulu. Analisis fondasi dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus – rumus yang telah dijelas kan pada Bab III. Setelah
57
kapasitas dukung kelompok tiang didapat, maka perlu dihitung juga efisiensi
tekanan fondasi ketanah dibawahnya. Penurunan fondasi tiang tunggal pada tanah
pasir dapat dihitung dengan menggunakan metode semi empiris dan empiris.
penurunan seketika yang terjadi setelah beban bekerja dan penurunan konsolidasi.
Penurunan fondasi kelompok tiang pada tanah pasir dapat dihitung dengan
metode Vesic dan metode Meyerhoff. Untuk tanah lempung yaitu dengan
sekunder.
58
BAB V
5.1 Pembebanan
tiang pancang dan perhitungan pembebanan analisis struktur atas yang meliputi
beban mati, beban hidup dan beban gempa dengan menggunakan program SAP
2000.
25.0000
25 m
25.0000
25 m
5.0000
5m
6.0000 6.0000 6.0000 6.0000
6m 6m 6m 6m
Gambar 5.1 Denah Gudang Pabrik Coil Spring Plant PT . APM Armada Suspension
b. Denah atap gudang.
60
Atap metal
Penahan angin
25.0000
25 m
25.0000
25 m
5.0000
6m
6.0000
6m
6.0000
6m6.0000
6m
6.0000
c. Gambar portal baja beserta ukuran profil pada balok dan kolom pabrik coil spring
plant PT. Armada Suspension.
1. Portal tipe A
B1 B1
Fi = 807 kg B1 B1
B2
K1 K2
K2
K3
2. Portal tipe B
B1
B1
B1 B1 Fi = 1587 kg
B2 K2 K1 B1 B1 B1 B1 K2
Fi = 4731 kg
K3
Berat
Nama Kolom Profil Yang Dipakai
( Kg/m)
K1 WF 400x200x7x11 66
K2 WF 400x200x7x11 66
K3 WF 200x100x5,5x8 25
4. Ukuran dan type Profil baja yang digunakan pada bagian struktur balok
dan kolom pada bangunan pabrik hanya menggunakan tipe yang ada pada
q1 q1
q2
Pembebanan Tetap :
• Beban mati (DL) :
q1 =
- Berat sendiri rafter (asumsi pakai WF300x150) = 50 kg/m
2
- Atap + glasswool = 6 kg/m . 6 m = 36 kg/m
2
- M/E = 2,5 kg/m . 6 m = 15 kg/m
- Gording = 4 kg/m2 . 6 m = 24 kg/m
Jumlah = 125 kg/m
q2 =
- Berat sendiri rafter (asumsi pakai WF300x150) = 25 kg/m
- Atap + glasswool = 6 kg/m2 . 6 m = 36 kg/m
- M/E = 2,5 kg/m2 . 6 m = 15 kg/m
- Plafond = 15 kg/m2 . 6 m = 90 kg/m
2
- Gording = 4 kg/m . 6 m = 24 kg/m
Jumlah = 190 kg/m
Pembebanan Sementara :
Beban Angin :
64
94 96 98 100 102 104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140
10 10
0 80 200 400
8 8
Kilometer
6 6
4 4
2 2
0 0
2 2
4 4
6 6
8 8
10 10
Wilayah 1 : 0,03 g
12 Wilayah 2 : 0,10 g 12
Wilayah 3 : 0,15 g
Wilayah 4 : 0,20 g
14 14
Wilayah 5 : 0,25 g
Wilayah 6 : 0,30 g
16 16
94 96 98 100 102 104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
0.42
0.60 C= (Tanah sedang)
T
0.30
C= (Tanah keras)
T
C 0.34
0.28
0.24
Daerah Karawang termasuk wilayah gempa 4, dari T = 0,418 (asumsi tanah lunak)
diambil C=0,85 Sehingga V = 0,85. 1.1.Wt = 0.85 Wt.
Berat struktur ( Wt ) :
- Atap = 50,44 m . 125 kg/m = 6305 kg
- Atap Kantin = 5,1 m . 190 kg/m = 969 kg
- Kolom = - ( 2. 10 m . 66 kg/m ) =
- (13,325 m . 66 kg/m ) =
- (4,5 m . 21,3 kg/m ) =
= 2295,3 kg
- Penyangga = 2. (40 kg/m . 6,51 m) = 520,8 kg
- Beban Hidup= 50 ,44 m. 120 190 kg/m = 6052,8 kg
Lantai wi hi Wi.hi Fi
Atap 16143 10 161430 13721
161430
Fi = Fi
13721
= 807kg
kg
135 kg/m
60 kg/m
q1 q4
P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1
q2 q3
Pembebanan Tetap :
• Beban mati (DL) :
q1 =
- Berat sendiri rafter (asumsi pakai rafter WF 350 x 175) = 50 kg/m
- Atap + glasswool = 6 kg/m2 . 6 m = 36 kg/m
- M/E = 2,5 kg/m2 . 6 m = 15 kg/m
- Gording = 4 kg/m2 . 6 m = 24 kg/m
Jumlah = 125 kg/m
q2 =
- Berat sendiri rafter (asumsi pakai rafter WF 200 x 100) = 25 kg/m
2
- Atap + glasswool = 6 kg/m . 6 m = 36 kg/m
2
- M/E = 2,5 kg/m . 6 m = 15 kg/m
2
- Gording = 4 kg/m . 6 m = 24 kg/m
Jumlah = 100 kg/m
68
q3 =
- Berat sendiri balok (asumsi pakai WF 350 x 175) = 50 kg/m
- Pelat + Topping (15 cm) = 360 kg/m2 . 6 m = 2160 kg/m
- M/E = 2,5 kg/m2 . 6 m = 15 kg/m
- Berat finishing = 75 kg/m2 . 6 m = 450 kg/m
Jumlah = 2675 kg/m
q4 =
- Berat sendiri rafter (asumsi pakai rafter WF 350 x 175) = 50 kg/m
- Atap + glasswool = 6 kg/m2 . 6 m = 36 kg/m
- M/E = 2,5 kg/m2 . 6 m = 15 kg/m
- Gording = 4 kg/m2 . 6 m = 24 kg/m
- Plafond = 15 kg/m2 . 6 m = 90 kg/m
Jumlah = 215 kg/m
• Beban Hidup (LL) :
q1 dan q2 dan q4 = 20 kg/m2 . 6 m = 120 kg/m
q3 = 250 kg/m2 . 6 m = 1500 kg/m
Beban titik :
PD1 = 30 kg/m x 6 m = 180 kg
Pembebanan Sementara :
• Beban Angin :
Tekanan tiup = 25 kg/m2
Koef. Angin dinding vertikal :
- Di pihak angin = 0,9
- Di belakang angin = 0,4
Beban Gempa :
Berat struktur ( Wt ) :
a. Atap
- Atap = - 25,22 m . 215 kg/m = 5422,3 kg
- 25,22 m . 215 kg/m = 5422,3 kg
- Kolom = - ( 2. 2,5 m . 66 kg/m ) =
- (4,1625 m . 66 kg/m ) =
= 604,73 kg
- Penyangga = 2. (50 kg/m . 6,51 m) = 651 kg
- Beban hidup = 50,44 . 120 = 6052,8 kg
Lantai wi hi Wi.hi Fi
Atap 18153 10 181530 26852
Lt. Mezzanine 108208 5 541040 80554
Total 722570 107406
Fi
Fi==1587 kg
26852 kg
FiFi= =4731 kg
80554 kg
135 kg/m
60 kg/m
komputer yang sangat di perlukan untuk mengetahui seberapa besar beban yang
akan diterima oleh fondasi berdasarkan gaya – gaya yang bekerja sesuai
perhitungan dan kombinasi beban yang telah di masukan dan pada akhirnya akan
Dari hasil output SAP 2000, didapatkan gaya – gaya akibat kombinasi
beban yaitu gaya normal (P), gaya geser (H) dan momen (M) yang bekerja pada
tiap – tiap kolom dasar. Gaya pada kolom dasar inilah yang dipakai untuk beban
rencana pada analisis fondasi tiang pancang. Hasil lengkap output SAP 2000
Fi = 807 kg
5m 25 m 25 m
(suspendet).
Potongan melintang fondasi tiang pancang dan jenis tanahnya tiap lapisan
Pk = 49,506 Ton
± 0,00
- 0,2 m
- 0,5m
- 1,00 m
- - 3,00 m
γb = 1,831 t/m3 Cu = 2,5 t/m2
γsat = 1,350 t/m3 φ = 10 Jenis Tanah : Lanau ber lempung
- 4,80 m
Diameter 32 Cm
-16,00 m
0,6 m
- 0,5 m
- 1,00 m
γb = 1,754 t/m3 Cu = 2,5 t/m2 Jenis Tanah : Lanau ber lempung
γsat = 1,214 t/m3 φ = 3,5
m.a.t -1,50 m
- 3,00 m
3 2
γb = 1,831 t/m Cu = 2,5 t/m Jenis Tanah : Lanau ber lempung
γsat = 1,350 t/m3 φ = 10
- 4,00 m
Diameter 32 Cm
- 16,00 m
0,5 m
0,5 m
Pada proyek Pembangunan Pabrik Coil Spring Plant PT. APM Armada
Suspension karawang (Jawa Barat) tanah keras dari data boring log (DB.1)
terdapat pada kedalaman 15,00 m tiang pancang yang di pakai adalah tiang
pancang beton berbentuk segi tiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi
Data penyelidikan tanah nya dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Sumber : Uji lab pada Proyek Pabrik Coil Spring Plant PT.APM suspension.
1 1
Ι= .b.h 3 = .0,32.0,277 3 = 0,000188 m4
36 36
Ι 0,000188
i = π. = = 0,065 m
Α 0,0443
L.k 15.1
λ= = = 230,25 m
i 0,065
berikut :
Ε
λg = π .
0,7. f 1 c
2.10 6
λg = π . = 274,08
0,7.375
λ 230,76
λs = = = 0,84
λg 274,08
sedang, karena menurut angka kelangsingan bila 0,183 < λs < 1 masuk dalam
Beban yang diterima tiap tiang (Pi) pada portal baja yang di kaji di bagi
menjadi tiga kolom yang masing – masing dari ke tiga kolom tersebut memiliki
beban aksial yang besar nilai pada kolom yang di kaji tersebut dapat di lihat pada
prin out aksial SAP 2000 yang ada pada lampiran, untuk menghitung kapasitas
79
V M y .x M x . y
Pi = ± ± …………...………………………………. (3.36)
n ∑ x2 ∑ y2
M 0,161 m
X 0,277 m 0,60 m
P1 P2 0,16 m
n = 2
Σ x2 = ( 0,45 2 ) . 2 = 0,405
Σ y2 = 0
V M y .x1 M x . y1
P1 = ± ±
n ∑ x2 ∑ y2
V (0,76 × 0,45) (2,13 × 0)
= + +
n 0,405 0
49,506
P1 = + 0,844 + 0 = 25,6ton
2
V M y .x1 M x . y1
P2 = ± ±
n ∑ x2 ∑ y2
V (0,76 × 0,45) (2,13 × 0)
= + +
n 0,405 0
49,506
P2 = + 0,844 + 0 = 25,6ton
2
V
P1 =
n
41,07
P1 = = = 41,07 ton < Qu ( Aman )
1
1. Mutu beton untuk tiang pancang K450 adalah f’c = 37,35 Mpa = 3735 t/m2
P
σ = A ≤ σ ijin = 0,33 . f’c
1 1
A = . alas . tinggi = . 0,32 . 0,277 = 0,0443 m2
2 2
P = A . σ ijin
Kapasitas dukung tiang terdiri dari kapasitas dukung ujung tiang (Qp) dan
Jenis tanah pada ujung tiang adalah tanah lempung, maka kapasitas
dukung ujung tiang dihitung menggunakan rumus dari Meyerhof (1976) berikut
ini.
perhitungkan
Dengan :
q = ∑L . γ
Untuk lapisan tanah yang ada di bawah lapisan permukaan air tanah, maka
di pakai
γ' = γ sat – γw
82
Qp = Ap . ( Cu . Nc* + q . Nq* )
= 74,95 Ton
Qp = Ap . qp
Lb
Qp = 40 N ≤ 400 N
D
12 + 48
N untuk 8 D = = 30Ton sedangkan untuk 3D = 49 ton
2
30 + 49
Sehingga N = = 39,5Ton
2
Lb = 20,45 – 15,00
= 5,45 m
15
= 40 ( 39,5 ) . ≤ 400 (39,5)
D
5,45
= 40 ( 39,5 ) . ≤ 400 (39,5)
0,32
5,45
Qp = 0,0443 . ( 28390,62 ) . ≤ 15800 KN = 1580 ton
0,32
Qp = 119,2 ton
83
Jenis tanah pada selimut tiang adalah tanah lempung ber lanau, tanah pasir
menggunakan rumus 3.7 dan rumus 3.8, sedangkan untuk menghitung gesekan
selimut tiang adalah berdasarkan jenis tanahnya. Untuk tanah pasir digunakan
Pada fondasi tiang panncang di bawah kolom dan yang ada di bawah plat
Qs = ∑ As . ƒ
As = p . ∆L
Dengan :
As1 = p . ∆L1
As1 = p . ∆L1
ƒ1 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
= 2,375
Qs1 = As1 . ƒ1
84
As2 = p . ∆L2
As2 = p . ∆L2
ƒ2 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
= 2,375
Qs2 = As2 . ƒ2
As3= p . ∆L3
As3 = p . ∆L3
ƒ3 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
= 2,375
Qs3 = As3 . ƒ3
= 10,75. 2,375
= 25,53 ton
= 35,33 ton
Dengan :
As1 = p . ∆L1
As1 = p . ∆L1
ƒ1 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
= 2,375
Qs1 = As1 . ƒ1
As2 = p . ∆L2
As2 = p . ∆L2
ƒ2 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
86
= 2,375
Qs2 = As2 . ƒ2
As3 = p . ∆L3
As3 = p . ∆L3
ƒ3 = α . Cu
= 0,95 . 2,5
= 2,375
Qs3 = As3 . ƒ3
= 10,75. 2,375
= 25,53 ton
= 35,33 ton
berikut ini.
a. Metode statis
= 108,69 ton
Qu = Qp = 119,2 Ton
b. Metode dinamis
Pelepasan uap
Uap masuk
Ram Diketahui :
h = 1,5 m
Wr h
Wr = 1,5 ton
Penutup tiang
Bantalan
tiang Tiang pancang
Diketahui :
Wr = 1,5 ton
= 1,595 ton
h = 1,5 m
2,5 cm
S = = 0,25 cm
10
88
C = 1 inc = 0,254 cm
E = 0,8
n = 0,45
L = 15 m = 1500 cm
Wr . h . E Wr + n . Wp
2
Qu = .
S +C Wr + Wp
2. Danish
E .H e
Qu =
E.H e .L
S+
2. A p .E p
0,80.225
Qu = = 120,92 ton
0,8.225.1500
0,25 +
2.440.2.10 2 t / cm 2
berikut ini.
a. Metode Statis
Qu 108,69
Qa = = = 43,476 Ton
SF 2,5
2. Baerdasarkan SPT .
Qu 119,2
Qa = = = 47,68 Ton
SF 2,5
b. Metode Dinamis
Qu 194,74
Qa = = = 77,89 Ton
SF 2,5
2. Metode Danis
Qu 120,92
Qa = = = 48,368 Ton
SF 2,5
Diketahui dari SAP, beban aksial pada masing – masing kolom adalah sebagai
berikut :
N= ∑ pt / Qa
49,506
= = 1,139 → Pake 2 tiang
43,476
N= ∑ pt / Qa
41,07
= = 0,945
43,476
berikut ini.
- Kapasitas dukung kelompok tiang untuk tanah lempung berdasarkan data uji
1. Qu = m . n ( Qp + Qs )
= 1 . 2 ( 74,95 + 35,33 )
91
= 220,56 Ton
2. Qu = Lg . Bg . Qp + ∑ ( 2 ( lg + Bg ) . ∆L . fs )
= 215,50 Ton
Dari ke dua rumus di atas maka di ambil nilai kapasitas dukung yang lebih
bedakan menjadi dua yaitu penurunan fondasi tiang tunggal dan penurunan pada
fondasi tiang kelompok, tetapi pada tanah lempung hanya terdapat penurunan
tiang kelompok saja dan efisiensi tiang hanya terdapat pada tanah pasir.
Q = 7,65 Ton
-0,50 m
3 2
γb = 1,745 t/m Cu = 2,5 t/m -1,00 m
Lanau
Cc = 0,520 φ = 3,5 lempung
-1,50 m
γsat = 1,214 t/m3 Cu = 2,5 t/m2
Cc = 0,520 φ = 3,5
Lanau
lempung
-3,00m
γsat = 1,350 t/m3 Cu = 2,5 t/m2 2/3 L = 10,8 m
Lanau
Cc = 0,430 φ = 10 lempung
-4,80 m
Cc = 0,820 φ = 37,30
Lanau
lempung
-10,8 m
Cc = 0,820
Lempung
lanau
∆S
teliti .
= 8,5 t/m 2
3. Menghitung tegangan vertikal effektif di tengah masing masing lapisan
lempung.
P’o = S H . g
+ 5,2 (1,435 – 1)
= 7,57 t/m 2
4. Hitung Settlement (Penurunan) pada lapisan lempung yang terjadi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut di bawah ini.
Cc.∆H Ρ′ o +.∆p
∆s (i ) = . log( ) ............................... (OC)
1+ e o Ρ′ o
(OC) = Lempung dengan konsolidasi normal.
Cc.∆H Ρ′ o +.∆p
∆s(i ) = . log( )
1+ e o Ρ′ o
0,820.5,2 7,57 + .8,5
∆s (i ) = . log( )
1 + 0,873 7,57
= 2,276 (log 2,13)
94
= 0,74 Cm
∆s (i ) = 0,0074 m.
Di mana penurunan total S= ∆s (1) + ∆s (2) +............ ∆s (n)
Sehingga di dapat penurunan total S = 0,0074 m.
95
BAB VI
PEMBAHASAN
dukung tiang dan penurunan merupakan parameter besarnya beban yang dapat
ditahan oleh fondasi. Analisis kapasitas dukung tiang dan penurunan dilakukan
dengan memperhatikan data hasil penyelidikan tanah, beban aksial, dimensi tiang,
jarak antar tiang, data pendukung seperti mutu beton dan kedalaman fondasi. Untuk
analisis kapasitas dukung tiang tunggal menggunakan metode statis dan metode
dinamis.
laboratorium dan data SPT. Dari hasil Standart Penetration Test (SPT) yang
dilakukan pada empat titik dapat dijelaskan bahwa sistem pelapisan tanah dilokasi
tersebut hampir seragam, baik dari jenis tanah maupun kekuatan tanah pada setiap
dilihat pada lampiran. Sistem pelapisan tanah nya adalah lapisan tanah lanau ber
lempung berkisar 0,50 – 2,00 m, serta kedalaman 2,00 – 4,00 m, dan 4,00 – 6,00 m.
Selanjutnya lapisan tanah yang memiliki kandungan lempung ber lanau terdapat pada
kedalaman tanah 6,00 – 16.00 m, muka air tanah terdapat pada kedalaman 1,50 m
dari permukaan tanah. Dengan kondisi tanah seperti ini, maka perencana memilih
96
fondasi dalam yaitu fondasi tiang pancang. Tiang pancang yang digunakan adalah
tiang pancang beton bertulang yang berbentuk segitiga dengan sisi 32 cm dan
panjang nya 15 m. Pada Proyek Pembangunan Pabrik Coil Spring suspension ini,
digunakan tiang pancang dengan mutu beton K450. Dari analisis kekuatan tiang
pancang dengan mutu beton K450, maka didapat kekuatan tiang pancang (P) sebesar
54,60 ton dan analisis distribusi beban yang diterima tiap tiang pancang dapat dilihat
( Ton )
P1 25, 6 Ton
P2 25, 6Ton
Dilihat dari analisis kekuatan tiang pancang dan analisis distribusi beban tiap tiang
pancang, maka tiang pancang tersebut aman karena kekuatan tiang pancang lebih
SAP 2000, didapat beban aksial pada kolom K1 sebesar 7,65 ton, K2 sebesar 2,96
Ton dan K3 sebesar 3,52 Ton dan K4 sebesar 0,7 Ton. Untuk lebih amanya dalam
mendesain fondasi, maka dipakai beban aksial terbesar untuk menghitung beban total
yang akan diterima fondasi. Analisis kapasitas dukung tiang tunggal dan kelompok
tiang dihitung berdasarkan metode statis yang dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut
ini.
97
Kapasitas dukung
Metode statis
tiang Ton
Berdasarkan data uji laboratorium
- Kapasitas dukung ujung tiang 74,95
- Kapasitas dukung selimut tiang 35,33
- Kapasitas dukung ultimate tiang 108,69
Tiang tunggal - kapasitas dukung ijin tiang 43,48
Berdasarkan data Lapangan ( SPT )
- Kapasitas dukung ujung tiang 119,2
- Kapasitas dukung ultimate tiang 119,2
- kapasitas dukung ijin tiang 47,68
Kelompok tiang Berdasarkan data uji laboratorium 215,5
(2 tiang) Berdasarkan data SPT 238,4
ukuran pile cap 0,5 m 0,6 m x 1,5 m. Hasil analisis kapasitas dukung kelompok
tiang didapat berat pile cap sebesar 1,08 ton, berat total bangunan (Pt) sebesar
49,506 ton, besarnya kapasitas dukung total kelompok tiang (∑Qu) berdasarkan data
uji laboratorium sebesar 215,5 ton > Pt = 49,506 Ton (Aman). sedangkan
berdasarkan data SPT angka aman yang diperoleh adalah (∑Qu SPT) = 238,4 ton lebih
besar tentunya untuk mendesain lebih aman. Besarnya kapasitas dukung kelompok
tiang selain dipengaruhi oleh kapasitas dukung tiang tunggal juga dipengaruhi oleh
jumlah tiang dan susunan tiang. Besarnya penurunan tiang dipengaruhi oleh jenis
tanah dan beban yang bekerja pada fondasi. Selain itu, diameter tiang dan panjang
tiang juga mempengaruhi penurunan tiang. Semakin besar diameter tiang maka
penurunan tiang semakin kecil dan semakin panjang tiang maka semakin besar
penurunan tiang. Pada bagian bawah atau ujung tiang pancang berada pada tanah
98
tiang tunggal dan tidak berlaku unutk kapasitas dukung kelompok tiang. Dari analisis
dengan metode dinamis, maka akan diketahui seberapa besar kapasitas dukung
ultimate tiang. Hasil analisis kapasitas dukung tiang tunggal berdasarkan metode
BAB VII
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan dan saran
7.1 Kesimpulan
1. Dari analisis dan perhitungan kapasitas dukung tiang pancang yang di hitung
berdasarkan data (laboratorium) dan data lapangan (SPT) maka dapat di peroleh
a. Kapasitas ultimit tiang pancang pada Pembangunan Pabrik Coil Spring Plant
PT. APM Armada Suspension berdasarkan metode Statis dari data laboratorium
di peroleh kapasitas dukung ultimit tiang (Qu) = 108,69 ton, kapasitas ijin tiang
(Qa) = 43,48 ton, untuk data lapangan ( SPT ) diperoleh (Qu) = (Qs) sebesar
Danis, dari (ENR) di peroleh kapasitas dukung ultimit tiang (Qu) = 194,74 ton,
kapasitas ijin tiang (Qa) = 77,89 ton. Dari rumus modifikasi danish di peroleh
Coil Spring Plant PT.APM Armada Suspension di karawang (Jawa Barat), maka
diperoleh dari hasil penurunan konsolidasi tiang kelompok, dan didapatkan total
di peroleh kapasitas dukung kelompok tiang sebesar 215,5 ton < Pt (berat total
pada Pembangunan Pabrik Coil Spring Plant PT. APM Armada Suspension di
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arya Wirawan dan Wildan Fachrurrozi, 1999, Studi Kasus Analisis Daya Dukung
Fondasi “Mini Pile” Dengan Metode “Coyle Reese” Pada Proyek USM
Yogyakarta.
Basah K Suryolelono, 1994, Teknik Fondasi Bagian II, Penerbit Nafiri, Yogyakarta
Publishing Company.
Dian Pitasari S dan M. Agus Rifan, 1997, Analisis Pengaruh Formasi Tiang
Edy Purwanto, 2006, Hand Out Struktur Fondasi Dalam, Jurusan Teknik Sipil,
Eko Priarianto dan Sembodo Wahyu Widodo, 2002, Analisis Pengaruh Diameter,
Fondasi Tiang Pancang. Tugas Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP,
UII, Yogyakarta.
Utama, Jakarta.
Hary Christady Hardiyatmo, 2003, Teknik Fondasi II, Penerbit BETA OFFSET,
Yogyakarta.
Joko Imam Santoso dan Sri Wijono, 1997, Pengaruh Formasi Kemiringan Tiang
Non Kohesif. Tugas Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, UII,
Yogyakarta.
Sardjono, HS, 1988, Fondasi Tiang Pancang, Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya.
Suyono Sosdarsono dan Kazuto Nakazawa, 1990, Mekanika Tanah dan Teknik
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah di ajukan orang lain untuk memperoleh gelar ke sarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis di acu dalam naskah
ini dan di sebutkan dalam referensi .
Papbila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup
menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.