Professional Documents
Culture Documents
A. GAMBARAN UMUM
Pedoman keuangan ini adalah salah satu pedoman pelaksanaan yang dibuat oleh
DPPEK KOWINA Jawa Barat untuk pelaksanaan setiap hal yang berkaitan dengan
dana (keuangan) dalam program BMM.
Dengan pedoman ini diharapkan dapat terbangun suatu sistem pengelolaan keuangan
dalam BMM yang profesional dan seragam sehingga memudahkan untuk dilakukan
pembinaan dan pemeriksaan (audit).
Dalam pedoman ini terdapat dua bagian sistem pengelolaan keuangan, yaitu ;
1. Keuangan nirlaba untuk Baitul Maal sebagai pengelola dana sosial (seperti
zakat, infaq shodaqoh).
2. Keuangan laba untuk Baitul Mu’awanah sebagai pengelola dana pembiayaan
usaha.
B. TUJUAN
1. Menyeragamkan sistem pengelolaan keuangan.
2. Membina pengelola BMM dalam kemampuan akuntansi.
3. Menjaga akuntabilitas publik program.
4. Menjamin auditabilitas kebijakan yang ada.
C. SISTEMATIKA
Pedoman keuangan ini disusun dengan sitematika sebagai berikut :
1. Bagian Pendahuluan
2. Bagian I Pedoman Akuntansi Baitul Maal.
3. Bagian II Pedoman Akuntansi Baitul Mu’aawanah
4. Bagian Penutup
5. Lampiran.
D. MASA BERLAKU
Pedoman ini berlaku sejak ditetapkan namun dalam pelaksanaannya terbagi menjadi :
1. Pemberlakuan menyeluruh untuk DPPEK
2. Pemberlakuan bertahap untuk BMM sesuai dengan kondisinya masing-
masing menurut penilaian DPPEK yang didasarkan kepada kemampuan
pengelola dalam menyusun laporan akuntansi.
BAB I LAPORAN
1.1. PENDAHULUAN
Sistem laporan dari Baitul Maal disusun dengan memperhatikan motivasi dan
kebutuhan pemakai laporan. Dengan demikian setiap laporan disusun secara berbeda
untuk setiap pemakai. Perbedaan tersebut secara garis besar terbagi menjadi laporan
internal dan laporan eksternal.
Untuk kebutuhan laporan tersebut dalam pedoman ini disajikan dengan dua bentuk,
yaitu :
1. Laporan Akuntansi Keuangan.
Laporan ini dibuat untuk kebutuhan pemakaian pihak eksternal.
2.1. PENDAHULUAN
Kebijakan akuntansi adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga diperoleh
kesamaan pengertian antara penyusun laporan akuntansi dan pemakai laporan
akuntansi. Kebijakan akutansi ini mengikuti PSAK No. 45 tentang pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba.
Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung yang dibagi ke dalam arus
kas berdasarkan kegiatan operasional, investasi dan pendistribusian.
Biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dibebankan pada saat terjadi.
Perbaikan dan atau penambahan yang signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang
tidak atau pembuangan (disposal) aktiva tetap, nilai terbawa dan akumulasi
depresiasinya dikurangkan dari total akumulasi. Keuntungan dan kerugian dari
transaksi ini dicatat pada periode berjalan.
Kalau salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka sewa guna usaha
tersebut dikelompokkan sebagai operating lease.
Pengeluaran untuk aktiva tetap yang memiliki masa manfaat kurang dari setahun dan
nilainya kurang dari Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk setiap transaksi
diperlakukan sebagai revenue expenditure dan dibebankan untuk tahun yang berjalan.
Untuk keperluan pengendalian perlu dibuat Daftar Aktiva Tetap (dicatat secara
extracomtable.
Pembelian buku dan bahan litelatur lainnya, walaupun kurang dari jumlah nilai di
atas, dipandang sebagau aktiva tetap yang disusutkan selama dua tahun.
Jika pengeluaran untuk pemeliharaan atau perbaikan aktiva tetap tidak menambah
masa manfaat aktiva tetap yang bersangkutan namun jumlahnya cukup material,
maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban pemeliharaan dan perbaikan yang
ditangguhkan.
Di luar kriteria tersebut di atas akan dicatat sebagai beban pemeliharaan dan
perbaikan aktiva tetap yang bersangkutan.
Untuk tujuan analisis atau permintaan dari donatur (grantor) laporan keuangan dapat
dikonversi ke dalam mata uang asing.
3.2. PERUNTUKKAN
Setiap dana yang ada di Baitul Maal harus mempunyai peruntukkan yang jelas.
Peruntukan tersebut disusun sesuai dengan jenis dana. Peruntukan ditetapkan oleh
kebijakan manajemen, donatur atau grantor, syari’at.
Dari dana zakat dapat dipergunakan sebagai dana gaji (tunjungan pegawai) dengan
statusnya sebagai amilin.
3.3. PERUBAHAN
Perubahan peruntukkan dana oleh donatur atau grantor dapat terjadi karena dua cara :
1. Habis masa waktu peruntukkannya.
2. Perubahan ketentuan peruntukkan.
Perubahan ketentuan peruntukkan karena kebijakan atau keinginan donatur
atau grantor dapat dilakukan apabila tidak mengganggu atau merusak
program yang sedang berjalan sesuai dengan peruntukkan sebelumnya.
3. Bukti asli.
Bukti asli dari setiap transaksi yang tidak dibiayai secara lump sum, harus
disertakan dan diserahkan ke bagian administrasi keuangan bersamaan dengan
waktu pertanggungjawaban uang muka.
4. Pertanggungjawaban.
Uang muka perjalanan dinas harus dipertanggungjawabkan paling lambat
tujuh hari setelah perjalanan dinas berakhir. Pertanggung jawaban dibuat
berupa laporan uang muka yang diserta bukti transaksi (bon).
5. Sisa uang muka.
Sisa uang muka harus dikembalikan ke Baitul Maal saat pertanggungjawaban.
2. Persetujuan
Bukti uang muka harus disetujui oleh Manager Baitul Maal
3. Bukti Asli
Bukti asli dari setiap transaksi yang tidak dibiayai secara lump-sum, harus
disertakan dan diserahkan ke bagian administrasi keuangan bersamaan
dengan waktu pertanggungjawaban uang muka.
4. Pertanggungjawaban
Uang muka untuk harus dipertanggungjawabkan paling lambat dalam waktu
tujuh hari setelah seminar/lokakarya/pelatihan selesai. Pertanggungjawaban
ini dilakukan dengan membuat laporan uang muka yang disertai dengan bukti
transaksi (seperti bon dan kuitansi).
9. Penginapan.
Jenis penginapam yang diijinkan adalah sebagai berikut :
• Untuk acara di dalam kota, Baitul Maal tidak menanggung biaya akomodasi
hotel.
• Untuk acara di luar kota, diatur seperti dalam kebijakan perjalanan dinas.
2. Permohonan
Permintaan dana bagi transportasi lokal harus dibuat dengan bukti transportasi
lokal.
3. Persetujuan
Bukti transportasi lokal harus disetujui manajer yang bersangkutan dan
manajer administrasi keuangan.
4. Penggunaan Taksi
Penggunaan taksi dapat dilakukan jika dalam kondisi mendesak dengan seijin
manajer yang bersangkutan.
2. Lembur.
• Makan malam untuk lembur hanya disediakan untuk staff dan karyawan
baitul maal atau pihak lain yang bekerja untuk kepentingan baitul maal
sampai melebihi pukul 20.00.
• Batas maksimum makan malam adalah Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah)
untuk setiap porsi.
• Jatah makan malam tidak dapat diuangkan.
2. Permohonan
Permohonan untuk pengadaan aktiva tetap dilakukan oleh bagian yang
memerlukan.
3. Persetujuan
Persetujuan untuk pengadaan aktiva tetap dilakukan oleh :
4. Penawaran harga
Setiap pembelian aktiva tetap dilakukan dengan jumlah minimal penawaran
oleh supplier sebagai berikut :
5. Penentuan supplier
Pembelian dilakukan pada supplier yang menawarkan harga paling rendah
dengan kualitas yang setara. Saat dibutuhkan kualitas yang lebih, pembelian
dapat dilakukan pada supplier yang menawarkan harga lebih tinggi dengan
kualitas lebih baik.
6. Order pembelian
Setiap pembelian harus dilengkapi dengan order pembelian. Order pembelian
ditandatangani oleh manager administrasi keuangan.
2. Prosedur
Prosedur pengadaan jasa mengikuti prosedur pengadaan aktiva tetap.
5.2.7. Tunjangan
1. Ketentuan jam kerja.
Setiap karyawan dan staff minimal bekerja dalam waktu 35 jam seminggu
pada jam kerja, yaitu antara pkl. 08.00 s.d. 16.00.
Setiap kelebihan jam kerja dihitung sebagai lembur.
Kerja yang dilakukan di luar jam kerja namun tidak mencapai jumlah 35 jam
per minggu tidak nilai sebagai lembur.
• Tunjangan
Tunjangan lembur dihitung berdasarkan waktu efektif lembur yang
dihitung senilai Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap jamnya.
BAB I LAPORAN
1.1. PENDAHULUAN
Sistem laporan dari Baitul Mu’aawanah disusun dengan memperhatikan motivasi dan
kebutuhan pemakai laporan. Dengan demikian setiap laporan disusun secara berbeda
untuk setiap pemakai. Perbedaan tersebut secara garis besar terbagi menjadi laporan
internal dan laporan eksternal.
Untuk kebutuhan laporan tersebut dalam pedoman ini disajikan dengan dua bentuk,
yaitu :
1. Laporan Akuntansi Keuangan.
Laporan ini dibuat untuk kebutuhan pemakaian pihak eksternal.
2.1. PENDAHULUAN
Kebijakan akuntansi adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga diperoleh
kesamaan pengertian antara penyusun laporan akuntansi dan pemakai laporan
akuntansi. Kebijakan akutansi ini mengikuti PSAK Syari’ah.
Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung yang dibagi ke dalam arus
kas berdasarkan kegiatan operasional, investasi dan pendistribusian.
Biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dibebankan pada saat terjadi.
Perbaikan dan atau penambahan yang signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang
tidak atau pembuangan (disposal) aktiva tetap, nilai terbawa dan akumulasi
depresiasinya dikurangkan dari total akumulasi. Keuntungan dan kerugian dari
transaksi ini dicatat pada periode berjalan.
Kalau salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka sewa guna usaha
tersebut dikelompokkan sebagai operating lease.
Pengeluaran untuk aktiva tetap yang memiliki masa manfaat kurang dari setahun dan
nilainya kurang dari Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk setiap transaksi
diperlakukan sebagai revenue expenditure dan dibebankan untuk tahun yang berjalan.
Untuk keperluan pengendalian perlu dibuat Daftar Aktiva Tetap (dicatat secara
extracomtable.
Pembelian buku dan bahan litelatur lainnya, walaupun kurang dari jumlah nilai di
atas, dipandang sebagau aktiva tetap yang disusutkan selama dua tahun.
Jika pengeluaran untuk pemeliharaan atau perbaikan aktiva tetap tidak menambah
masa manfaat aktiva tetap yang bersangkutan namun jumlahnya cukup material,
maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban pemeliharaan dan perbaikan yang
ditangguhkan.
Di luar kriteria tersebut di atas akan dicatat sebagai beban pemeliharaan dan
perbaikan aktiva tetap yang bersangkutan.
Untuk tujuan analisis atau permintaan dari investor atau kreditur, laporan keuangan
dapat dikonversi ke dalam mata uang asing.
3.2. PERUNTUKKAN
Setiap dana yang ada di Baitul Mu’aawanah harus mempunyai peruntukkan yang
jelas. Peruntukan tersebut disusun sesuai dengan jenis dana. Peruntukan ditetapkan
oleh kebijakan manajemen dan investor atau kesepakatan denan kreditur.
3.2.2. Investor.
Dana yang berasal dari investor tertentu disusun peruntukkannya sesuai dengan
ketentuan yang disepakati dengan investor tersebut. Ketentuan tersebut harus
dilakukan dengan dokumen tertulis.
3.2.3. Kreditur.
Dana yang berkaitan dengan kreditur diperuntukkan sesuai dengan ketentuan dalam
kesepakatan pinjam meminjam dengan memperhatikan panduan operasional dalam
pedoman umum BMM.
3.3. PERUBAHAN
Perubahan peruntukkan dana oleh investor dapat terjadi karena dua cara :
1. Habis masa waktu peruntukkannya.
2. Perubahan ketentuan peruntukkan.
Perubahan ketentuan peruntukkan karena kebijakan atau keinginan investor
dapat dilakukan apabila tidak mengganggu atau merusak program yang
sedang berjalan sesuai dengan peruntukkan sebelumnya.
3. Bukti asli.
Bukti asli dari setiap transaksi yang tidak dibiayai secara lump sum, harus
disertakan dan diserahkan ke bagian administrasi keuangan bersamaan dengan
waktu pertanggungjawaban uang muka.
4. Pertanggungjawaban.
Uang muka perjalanan dinas harus dipertanggungjawabkan paling lambat
tujuh hari setelah perjalanan dinas berakhir. Pertanggung jawaban dibuat
berupa laporan uang muka yang diserta bukti transaksi (bon).
5. Sisa uang muka.
Sisa uang muka harus dikembalikan ke Baitul Mu’aawanah saat
pertanggungjawaban.
2. Persetujuan
Bukti uang muka harus disetujui oleh Manager Baitul Mu’aawanah
3. Bukti Asli
Bukti asli dari setiap transaksi yang tidak dibiayai secara lump-sum, harus
disertakan dan diserahkan ke bagian administrasi keuangan bersamaan
dengan waktu pertanggungjawaban uang muka.
4. Pertanggungjawaban
Uang muka untuk harus dipertanggungjawabkan paling lambat dalam waktu
tujuh hari setelah seminar/lokakarya/pelatihan selesai. Pertanggungjawaban
ini dilakukan dengan membuat laporan uang muka yang disertai dengan bukti
transaksi (seperti bon dan kuitansi).
9. Penginapan.
Jenis penginapam yang diijinkan adalah sebagai berikut :
• Untuk acara di dalam kota, Baitul Mu’aawanah tidak menanggung biaya
akomodasi hotel.
• Untuk acara di luar kota, diatur seperti dalam kebijakan perjalanan dinas.
2. Permohonan
Permintaan dana bagi transportasi lokal harus dibuat dengan bukti transportasi
lokal.
3. Persetujuan
Bukti transportasi lokal harus disetujui manajer yang bersangkutan dan
manajer administrasi keuangan.
4. Penggunaan Taksi
Penggunaan taksi dapat dilakukan jika dalam kondisi mendesak dengan seijin
manajer yang bersangkutan.
5.2.4. Allowence Makan Siang dan Lembur
1. Makan siang.
• Makan siang hanya disediakan untuk staff dan karyawan Baitul
Mu’aawanah atau pihak lain yang berkerja untuk kepentingan Baitul
Mu’aawanah yang dalam perjanjiannya ditanggung oleh Baitul
Mu’aawanah.
• Batas maksimum makan siang adalah Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah) untuk
setiap porsi.
• Jatah makan siang tidak dapat diuangkan.
2. Lembur.
• Makan malam untuk lembur hanya disediakan untuk staff dan karyawan
Baitul Mu’aawanah atau pihak lain yang bekerja untuk kepentingan Baitul
mu’aawanah sampai melebihi pukul 20.00.
• Batas maksimum makan malam adalah Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah)
untuk setiap porsi.
• Jatah makan malam tidak dapat diuangkan.
2. Permohonan
Permohonan untuk pengadaan aktiva tetap dilakukan oleh bagian yang
memerlukan.
3. Persetujuan
Persetujuan untuk pengadaan aktiva tetap dilakukan oleh :
JUMLAH TRANSAKSI OTORITAS
………s.d. Rp. 500.000,00 Kabag
Rp. 500.000 s.d. Rp. Rp. 1.000.000,00 Manager Baitul Maal
Rp. 1.000.000, s.d. Rp. 5.000.000,00 Manager Umum
Rp. 5.000.000, < ……………………. DPPEK
4. Penawaran harga
Setiap pembelian aktiva tetap dilakukan dengan jumlah minimal penawaran
oleh supplier sebagai berikut :
NILAI MINIMUM PENAWARAN
…………….. s.d. Rp. 1.000.000,00 Satu penawaran (beli langsung)
Rp. 1.000.000 s.d. Rp. 5.000.000,00 Dua penawaran
Rp. 5.000.000,00 < ……………… Tiga penawaran
5. Penentuan supplier
Pembelian dilakukan pada supplier yang menawarkan harga paling rendah
dengan kualitas yang setara. Saat dibutuhkan kualitas yang lebih, pembelian
dapat dilakukan pada supplier yang menawarkan harga lebih tinggi dengan
kualitas lebih baik.
6. Order pembelian
Setiap pembelian harus dilengkapi dengan order pembelian. Order pembelian
ditandatangani oleh manager administrasi keuangan.
2. Prosedur
Prosedur pengadaan jasa mengikuti prosedur pengadaan aktiva tetap.
2. Prosedur
Prosedur pengadaan kebutuhan lain dilakukan dengan mengikuti ketentuan
prosedur pengadaan aktiva tetap, kecuali untuk kebutuhan rutin sehari-hari
dapat dilakukan tanpa membuat order pembelian.
5.2.7. Tunjangan
1. Ketentuan jam kerja.
Setiap karyawan dan staff minimal bekerja dalam waktu 35 jam seminggu
pada jam kerja, yaitu antara pkl. 08.00 s.d. 16.00.
Setiap kelebihan jam kerja dihitung sebagai lembur.
Kerja yang dilakukan di luar jam kerja namun tidak mencapai jumlah 35 jam
per minggu tidak nilai sebagai lembur.
• Tunjangan
Tunjangan lembur dihitung berdasarkan waktu efektif lembur yang
dihitung senilai Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap jamnya.
PENUTUP
Pedoman akuntansi adalah prosedur penjaga dan pengembang dari BMM. Tanpa
pedoman akuntansi akan terjadi kesimpang siuran pengelolaan keuangan yang pada
akhirnya akan mempersulitka pengelolaan, pengembangan serta pemelihraan
akuntabilitas publik dari BMM.
Hanya kepada Allah do’a dipanjatkan. Semoga semua komponen yang terlibat dalam
pelaksanaan pedoman akunansi ini mendapat hidayah, taufik dan inayah sehingga
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik disertai penuh keikhlasan.
Rabbanaa taqabbal minna innaka anta al-sami’u al ‘alim, wa tub ‘alaina innaka anta
al-tawwabu al-rahiim.
Segala puji milik Allah SWT, tuhan seru sekalian alam, pemberi segala
nikmat, karunia dan berkah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah
Muhammad s.a.w., keluarganya, sahabatnya serta umatnya yang senantiasa berupaya
untuk mengikuti tuntunannya.
Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam melakukan kajian dan penyusunan pedoman ini. Secara khusus
disampaikan kepada Lembaga Perekonomian Nahdlatul ‘Ulama Jawa Barat, Ketua
Iqbal Abieza Mahardika Foundation – sdr. Muhammad Wahyudin – serta sahabat-
sahabat anggota GP Ansor yang telah terlibat dalam studi lapangan.
Tim penyusun berdo’a kepada Allah SWT agara memberikan berkah dan
kemanfaatan dari pedoman ini, sehingga menjadi amal shalih yang menjadi landasan
untuk amar ma’ruf nahyi munkar.
Tim Penyusun
DPPEK KOWINA JAWA BARAT