You are on page 1of 17

MATERI FOTO

PENGENALAN LENSA, FILM DAN


ASESORIS
 LENSA

1. lensa normal

Dalam fotografi kamera filem 135 yang menggunakan lensa berjaraktitik focus
antara 45-58 mm disebut dengan lensa normal. Istilah lensa normal ini berkaitan
dengan kemampuan sudut pandang lensa ini mendekati sudut pandang mata
manusia dan daya menginterpretasikan prespektif.

Lensa normal ini beberapa puluh tahun lalu banyak dipakai dan jadi lensa favorit
karena ringan,kompak, relatif murah dan hamper setiap kita membeli kamera baru
lensa normal tersebut menjadi satu paket dengan body kamera sehingga
sebagaian masyarakat umum member nama juga lensa standar unatuk lensa
normal. Kelebihan utama lensa ini adalah kuat. Lensa/diafragma terbesar yang
dimilikinya, seperti f=1.2;1.4;18; atau 2.

2. lensa tele

Lensa ini memiliki sistim kerja seperti teropong yang dapat medekatkan
obyek, pada umumnya lensa ini berciri fisik panjang, berdiameter besar dan berat.

Suatu lensa digolongkan kedalam lensa tele jika titik fokusnya lensa normal, yaitu:

a. Tele pendek 70-100 mm

b. Tele sedang 105-210 mm

c. Tele panjang 300- lebih

Tiga pertimbangan yang dilakukan seorang fotografer dalam penggunaan


lensa tele, yaitu:

a. Memiliki sudut pandang yang sempit disbanding lensa jenis lain.

b. Depht of fteld/ruang tajam yang pendek [lebih member kesan mengisolasi


obyek foto].

c. Mempersempit perspektif/merapatkan front ground obyek-back ground.

Lensa ini utanya dipergunakan untuk memotret obyek yang jauh atau obyek
yang sulit didekati.

3. lensa wide
Yang termasuk jenis lensa wide, jika suatu lensa memiliki titik focus dibawah
titik focus lensa normal yaitu berkisar antara 13-35 mm, lensa widw/sudut lebar ini
memiliki sifat:

a. Memiliki sudut pandang yang luas [dapat mencakup obyek yang besar atau
banyak].

b. Depht of field yang panjang

c. Memungkinkan sesekali terjadi distorsi bila fotografer salah dalam


pemakaian atau pengambilan sudut pandang.

Lensa ini sangat cocok untuk pemotretan pemandangan dan inferior. Pada
jenis lensa ini juga dikenal lensa ultra/super wide [fish eye lens] yang bertitik focus
6 sampai 16 mm berlensa cembung dan memiliki sudut pandang sampai 180
derajat.

Lensa ini sangat cocok untuk pemotretan pemandangan dan inferior. Pada
jenis lensa ini juga dikenal lensa ultra/super wide [fish eye lens] yang bertitik focus
6 sampai 16 mm berlensa cembung dan memiliki sudut pandang sampai 180
derajat.

4.lensa vario/zoon

Seperti namanya lensa ini berarti memiliki beberapa macam titik pokus
dengan hanya memutar/menarik gelang beberapa macam ada pada lensa
tersebut. Dengan lensa ini seseorang fotografer dapat mendekati atau menjahui
obyek tanpa harus berpindah tempat.

Sebuah lensa zoom dapat mencakup satu macam lensa atau lebih, lensa zoom
dapat saat ini sangat popular karena sangat praktis dan memiliki kwalitas
mendekati/sama dengan lensa fix.

One touch zoom dalam pemakaiaannya lebih praktis disbanding dengan two-touch
zoom, tetapi untuk pemfcusan obyek pada saat zooming atau framing harus lebih
berhati-hati.

Contoh lensa zoom antara lain:

a. 20-35 mm - w

b. 28-70 mm – w + n + tpd

c. 28 – 105 mm – w + n +tpd + ts

d. 70 – 210 mm – tpd + ts

e. 100 – 300 mm – ts + tp
f. 60 – 300 mm – tpd + ts + tpj

g. 35 – 300 mm – w + n + tpd + ts + tpj

Catatan:

W = wide N = normal tpd = tele pendek ts = tele sedang tpj =


tele panjang

 Film

Film merupakan salh satu media fotografi yang terbuat dari bahan plastic dan
larutan kimia peka cahaya, karena sensitifitasnya film terhadap cahaya maka
kita perlu berhati-hati dalam memakainya. Kode yang digunakan dalam
menandai kepekaan film terhadap cahaya dikenal dengan istilah ASA [Amerika
standart Association], DIN [ Deutshe industry Norm] dan ISO [Inteernational
Standart Organization]

Dipasarkan film dibedakan atas beberapa hal yaitu:

1. Berdasarkan kepekaan film terhadap cahaya;

a. Film lambat (ASA 25 – ASA 64)

Film ini dalam pengunaanya membutuhkan relatif lebih banyak cahaya di


bandingkan film yang lain.

b. Film sedang (ASA 100 – ASA 400)

c. Film cepat (ASA 800-1600)

d. Film ini didalam pengunaannya peka terhadap cahaya atau dapat


digunakan pada situasi cahaya yang minim.

2. Berdasarkan hasil akhir Gambar

a. Film negatif (BW, dan Color) berupa gambar negative dengan proses
pencucian C41.

b. Film positif (BW, dan Color) berupa gambar positif/slide dengan pencucian
E6.

3. Berdasarkan bentuk kemasan :

a. Roll berisi 12, 20 dan 36 exp.

b. Sheet berisi 10, 12, dan 24 exp

c. Gulungan dengan panjang beberapa meter.

4. Berdasarkan ukuran film


a. 8 x 11 mm (filom Kaset)

b. 24 x 36 mm

c. 24 x 25 mm

d. 50 x 120 mm

e. 6 x 6 (untuk kamera format medium)

f. 6 x 7

g. 6 x 9

h. 6 x 12 (untuk kamera besar)

5. Berdasarkan tempat pemotretan.

a. Daylight film/out door film

Film siang hari / luar ruangan dengan kemampuan merekam pada suhu
9000 – 10.000 derajat Kelvin.

b. Tungsten

Film dalam ruangan memiliki kemampuan merekam suhu 3000 – 2000


derajat Kelvin.

 . Asesoris

1. Flash / blilts

Alat ini berfungsi sebagai alat bantu sumner cahaya buatan, flash yang ada
yang terpasang paten dalam kamera (built in) ada juga yang terpisah sendiri.
Kekuatan pancaran cahaya yang dihasilkan flash disebut GN (guide number)
dan ini berkaitan erat dengan kepekaan film yang dipergunakan untuk
menghasilkan foto yang baik:

a. Memiliki fasilitas sensor dedikasi elektrik.

b. Besarana pilihan manual/otomatis untuk merubah sudut pancar cahaya.

c. Memiliki kemampuan menyala secara berutun.

d. Dapat mengukur pantulan cahaya yang mengenai obyek.

e. Memiliki fasilitas diffuser/reflector pelunak cahaya.

f. Memilki lubang synchro.

g. Kepala flsh yang dapat di putar dan naik turun.


h. Kekuatan pancaran cahaya dapat dikurangi ½,1/4, atau lebih

2. Tripot (kaki tiga), penyangga kamera untuk menghindari geteran.

3. Momopod, penyangga kamera, flash dan lensa.

4. Slave unit, rangkaian elektronik peka cahaya yang berfungsi sebagai


penghubungan otomatis dua/lebih flash.

5. Release Cable, kabel pengunci tombol shutter.

6. Bracket, alat penyangga flash yang dipasang pada badan kamera.

7. Motor drive, alat bantu penggerak film pada kamera manual.

8. Conventer, sejenis lensa yang berfungsi segaai penambah jarak titik focus
sebuah lensa, misalnya sebuah lensa normal 50 mm dengan kepekaan lensa
turun 2stop.

9. Lensa slose up, lensa ini berpungsi untuk memperpendek jarak jangkuan
lensa, dengan obyek foto benda kecil.

10. Synchron cable, kabel penghubung antara flash dengan badan kamera.

11. Filter

Merupakan alat tambahan yang sangat penting dalam fotografi karena


berfunsi sebagai sinar, pelindung lensa dan member warna serta efek-efek
khusus pada hasil pemotertan.

a. Filter pelindung : UV (ultra violet), Sky laigt

b. Filter dengan funsi khusus.

Pl (polarizing) : mengkontraskan warna langit dan awan serta


menghilangkan refleksi

ND (neutral density) : mengurangi kekuatan sinar matahari

c. 0Filter kreatif : filter warna misalnya biru, kuning coklat hijau merah
orange dll.

Filter gradual : filter berwarna separuh

Filte diffuser/soft : memperlunak hasil gambar

Filter star/cross screen : memberikan efek bintang pada foto

Filter double image : membuat obyek foto jadi dua


PENGENAL KAMERA

 Pengantar

Pada dasarnya sebuah kamera adalah sebuah kotak yang rapat, dimana pada
again belakangnya terdapat body untuk menempelkan film. Dan pada bagian
depat terdapat sebuah lubang yang ditutup rapat dengan sebuah lensa.
Dengan demikian maka sebuah kamera pada prinsipnya terjadi dari dua
bagian utama yaitu “bodi kamera” dan “lensa”.

Dalam beberapa hal, kamera foto pada prinsipnya sama dengan indera
mata. Di alam mata terdapat bola mata yang bening, dan dibelakangnya
terdapat kamera yang member kemungkinan untuk mempokuskan bayangan
benda pada film.

Untuk memproduksi foto dengan baik, terlebih dahulu harus diketahui bagian-
bagian penting dari kemera foto meliputi lensa dan bodi kamera serta cara
kerja masing-masing komponen tersebut.

 System viewfinder (jendela pengintai).

Setiap jenis kamera memiliki bentuk “viewfinder” yang berbeda. Bentuk yang
paling sederhana berupa sebuah tabung optik untuk melihat, yang menjadi
satu dengan bodi kamera dan letaknya berdekatan dengan lensa. Fotografer
lansung dapat melihat obyek yang difoto melalui lubang tersebut. Oleh
karena itu viewfinder dari jenis ini disebut “direct vision viewfinder”,
maksudnya fotografer melihat langsung obyek yang di poto tanpa melalui
lensa. Viewfinder jenis ini biasanya terdapat pada compact camera.

Kelebihan jenis “Direct vision viewfinder” ini adalah:

1. Pengambilan obyek kurang tepat dan tidak dapat dipakai untuk


pengambilan obyek yang jaraknya terlalu dekat dengan kamera, sebab
obyek yang dilihat melalui viewfinder berbeda dengan yang dilihat melalui
lensa.

2. Kemungkinan terjadi pengambilan gambar pada saat lensa tertutup.

Sedang jenis viewfinder yang lain yaitu dengan cara “reflek” atau
dipantilkan, maksunya untuk melihat obyek yang di foto bayangan benda
yang dilihat dipantulkan oleh cermin yang ditempatkan di obyek, yaitu
viewfinder sehingga jenis vriewfinder ini obyek tidak dapat dilihat bila lensa
tertutup. Vriewfinder jenis ini biasanya terdapat pada kamera yang disebut
“single lens reflex” kamera atau sering disingkat SLR.

Disamping kamera compact dan SLR terdapat satu llagi jenis kamera yang
dilengkapi dengan dua viewfinder atau sering disebut dengan singkatan
TLR (twin lens reflects). Pada jenis kamera TLR obyek bias dilihat melalui
dua lensa.

Kelebihan dan kelemahan

a. Compact camera

 kelebihan

1. gambar yang di hasilkan cukup terang, meskipun cahayanya minim.

2. bentuknya kecil, ringan dan mudah dibawa.

3. Otomatis penuh sehingga sesuai untuk pengambilan dimana saja.

4. Karena tidak memakai cermin maka tidak menimbul suara yang


berisik.

5. Biasa dioperasikan dengan menggunakan “flash” dengan


pengaturan kecepatan beberapa saja.

6. Harga leabih murah.

 Kelemahan

1. Paralex error yaitu ketidak samaan gambar obyek yang dilihat


melalui Viewfinder dan melalui lensa, terutama untuk pengambilan
dengan close Up.

2. Flash yang built in pada bodi kamera dapat menyebabkan foto


orang hasilnya menjadi berwarna merah.

3. Karena obyek yang difoto dilihat melalui viewfinder yang terpisah


lensa sehingga ada kemungkinan lensa tertutup pada pengambilan
gambar.

4. Pengaruh pemakaian filter tidak tampak jika dilihat melalui


viewfinder.

5. Karena lensa menjadi satu dengan bodi kamera , maka lensa tidak
dapat diganti dengan jenis lensa yang lain.

b. Kamera SLR

 Kelebihan.

1. Komposisi dapat lebih tepat, karena yang tampak pada viewfinder


itulah yang terekam oleh film.
2. Pengaturan jarak pada focus dapat lebih teliti karena cahaya diukur
hanya melalui lensa.

3. Karena banyaknya kepingan lensa yang dipakai, maka lebih


mudah pengaturan focus dengan menggerakkan kamera ke depan
dan kebelakang.

4. Lensa dapat dengan mudah dilepas dan diganti

 Kelemehan.

1. Suara yang dikeluarkan pada saat dioperasikan lebih berisik,karena


gerakan membuka dan menutup cermin.

2. Karena komponennya kompleks maka sering mengakibatkan


kegagalan dalam pengambilan gambar.

3. Harga lebih mahal

4. Sinkronisasi flash dibatasi hanya pada skala “shutter speed”.

♦ Bagian Bodi Kamera dan Fungsi

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa bagian kamera ytang


penting yaitu bodi kamera dan lensa pada bodi kamera jenis SLR
terdapat beberapa komponen dan fungsinya sebagai berikut :

1. Jendela pengintai atau viewfinder fungsinya sebagai jendela untuk


melihat obyek yang akan difoto.

2. Skala kecepatan atau shutter speed fungsinya untuk mengatur


kecepatan membuka dan menutupnya rana.

3. Skala penunjuk ASA/ISO Film pada kamera Analog fungsinya


menunjukkan ASA film yang dipakai.

4. Tombol penembak atau shutter release fungsinya untuk menembak


secara manual.

5. Tombol penembak atau shutter release otomatis.

6. Tuas untuk memajukan film pada kamera analog.

7. Tuas untuk menggulung film pada kamera analog.

8. Lubang untuk memasukkan kabel sinkronisasi fungsinya untuk


menghubungkan kamera dengan flash.

9. Tombol pelepas lensa fungsinya bila ditekan, lensa yang terpasang


bisa dilepas.
10. Flash hot shoe fungsinya meletakkan flash tambahan.

11. Film counter pada kamera analog berfungsi untuk menunjukkan


film yang dipakai.

12. Tempat baterai untuk bodi kamera.

13. Tombol pelepas film fungsinya bila ditekan film dengan mudah
digulung kembali.

14. Cermin, fungsinya pemantul bayangan obyek ke viewfinder.

15. Rana fungsinya membuka dan menutup pada saat shutter release
ditekan.

Pada kamera compact camera bagian-bagiannya tidak selengkap yang


ada pada kamera SLR maupun kamera TLR.

TEKNIK PENYINARAN

Fotografi yang kita pelajari mengenal dua macam sumber cahaya,


yaitu :”

1. Natural lighting (cahaya matahari)

2. Artificial lighting (cahaya buatan)

Dari dua macam sumber cahaya ini perlakuan dalam pemanfaatan


untuk keperluan pemotretan akan berbeda.

1. Natural Lightimg, dapat dibagi menjadi :

a. Direct Lighting (cahaya matahari langsung).

Pada pengertian ini fotografer memanfaatkan sumber matahari


untuk menyinari obyek pemotretanya.

b. Indirect Lighting (cahaya tidak langsung).

Sumber pemantulan matahari digunakan untuk menyinari obyek


pemotretan.

Fotografer yang melakukan pemotretan dengan memanfaatkan


sumber cahaya matahari, baik yang langsung maupun tidak
langsung, untuk waktu tertentu memerlukan alat bantu pengarah
cahaya berupa replektor.
Pemanfaatan cahaya matahari untuk keperluan pemotertan
merupakan sarana yang paling ekonomis dan praktis, tetapi yang
perlu diperhatikan dalam pemotretan ini kemampuan memilih
waktu pemotretan dan kemampuan membaca atau
memperkirakan kekuatan cahaya yang ada dengan tepat.

2. Artificial Lighting

Pada bagian cahaya ini cahaya yang dipergunakan fotografer ada


dua macam, yaitu:

a. Lampu studio/lampu foto.

Dengan jenisflood dan spot yang terdiri dari bulb dan


reflektorsebagai pengontrol cahaya.

b. Lampu kilat/blitzt

Pemotertan dengan lampu butan ini merupakan ketrampilan yang


lebih rumit dibandingkan dengan pemotretan yang menggunakan
cahaya matahari, minimal dalam hal ini diperlukan kemampuan
menggunakan suber cahaya tersebut (lampu studio/blizt).

A. Lampu studio/foto

Memiliki beberapa macam, antara lain:

• Barndoor : lampu studio yang memiliki beberapa reflector


sebagai pengontrolcahaya.

• Snoot : lampu studio berbentuk kerucut dengan fungsi


cahaya pada bagian tertentu.

• Honeycomb : lampu studio dengan filter berbentuk sarang


lebah

• Soft box : lampu studio dengan tudung kain sebagai


pelunak cahaya.

Fungsi lampu studio berkaitan dengan arah cahaya terdapat


obyek potret lain di antara lain:

• Min light : berpungsi sebagailampu utama


pencahayaan pada obyek.

• Fil in laight : berfunsi sebagai pengisi bagian tertentu obyek.


• Hair laight : lampu studio yang diarahkan pada rambut atau
bagian atas kepala obyek.

• Back laight : lampu studio yang di arahkan langsung pada


bagian belakang obyek.

• Spot light : lampu studio yang khusus diarahkan pada titik


tertentu obyek.

• Side light : lampu studio yang mencahayai saping obyek.

• Background light: lampu studio yang mengarah pada


background.

Untuk pemotretan studio terdapat tiga system dasar


pencahayaan yang biasdipergunakan setiap fotografer yaitu:

• Pencahayaan standar, penataan cahaya ini paling banyak


dipergunakan karena fotografer hanyan perlu satu lampu
yang datangnya 45 derajat dari obyek. Pencahayaan setandar
ini dianggap paling alami atau sesuia dengan jatuhnya cahaya
matahari. Dalam pencahayaan ini penenmpatan lampu harus
tepat karena bila lampu terlalu tinggi dengan obyek akan
memunculkan bayangan kuat dibawah dagu, disamping
dibawah hidumg dan telinga. Sedangkan untuk pemotretan
wajah jika posisi lampu terlalu tinggi dan menghilangkan
bintik dimata sehingga akan mengurangi keindahan fotonya.

• Pencahayaan rembrant, pencahayaan ini menempatkan posisi


lampu mendekat 45 derajat tepat disamping obyek.
Pencahayaan ini sangat pas jika fotografer mengiginkan obyek
terlihat keras dan kuat, bagi obyek yang memiliki cacat dan
harus ditutupi, atau untuk obyek wanita gemuk agar terlihat
ramping dengan warna bayu gelap. Pencahayaan rembrant ini
memiliki kemampuan seperti itu karena hanya sebagian
obyek yang tercahayai sedang sebagian lainnya dalam
bayangan.

• Pencahayaan butterfly, pencahayaan ini memberikan


perusahaan-enguatan pada bagian-bagian tertentu obyek
dengan menggunakan lampu spot. Pencahayaan ini akan
bagus untuk memotret produk dengan berbagai macam
pernak-perniknya sehingga memunculkan kesan dimensi.

B. Lampu kilat/Blizt.
Perangkat pemotretan berfungsi sebagai sumber cahaya buatan
yang memiliki kekuatan cahaya menyerupai sinar matahari. Bliz ini
sangat praktis untuk dibawa dan dipergunakan karena betuknya
yang kecil tetapi dengan kekuatan cahaya yang besar.

Blis dapat digunakan diluar ruangan atau didalam ruangan yang


perlu diperhatikan pada saat fotografer menggunakan bliz harus
megerti betul karekter alat tersebut . untuk pemotertan diluar
ruangan blitz meskipun merupakan sumbercahaya buatan tetapi
dapat dijadikan cahaya utama atau sebagai cahaya pengisi untuk
memunculkan tekstur dan detail dalam pemotretan karena
kekuatan cahayanya yang menyamai sinar matahari. Bila sebagai
cahaya utama pemotretan di dalam ruangan dilakukan diluar
ruangan, blitz yang dipergunakan sebagai cahaya pengisi jika tepat
dalam perhitungan penggunaannya akan dapat menghasilkan foto
yang indah dengan nuansa ruangan yang alami.

FOTOGRAFI HITAM PUTIH

Dari sudut pandang sejarah, fotografi hitam putih memegang


peranan sangat penting mengingat saat ditemukannya fotografi
dua warna ini, berarti telah lahir pula fotografi lengkap. “lengkap”
disini berarti imaji yang kita lihat tidak berupa santiran di bidang
gambar saja seperti saat ditemukannya pinhole (lubsng jsrum)
kamera, tetapi imaji sudah dapat direkam pada bidang film dan
awet.

Awalnya fotografi memang hanya dianggap sebagai


kemajuan teknologi saja, baik dan optic maupun di kimia di sekitar
tahun 1830-an. Tetapi lambat taun penggakuan fotografi sebagai
salah satu dari cabang seni maki mendapat kemampuan diawal –
awal 20. Dunia fotografi makin marak ketika pertama kali potografi
berwarna milai terkenal. Tahukah rekan-rekan bahwa foto berwarna
sudah ada sejak tahun 1940-an? Di dunia barat saat materi
fotografi semakin murah harganya. Di Indonesia foto berwarna
dipakai secara missal baru pada akhir 1970-an.

• Cuci cetak film hitam putih

walaupun film hitam putih dapat diproses dengan menggunakan


mesin, tetapi seiring dengan makin menyurutnya pemakean film
hitam putih secara masal maka pengembangan teknologi di bidang
fotografi hitam putih kembali malambat. Bersyukur kita bahwa
pada saat ini, tidak berbeda dengan keadaan seabad yang lalu,
pemprosesan dengan percetakan foto-foto hitam putih kembali
dilakukan secara manual, sehingga teknik-teknik cuci cetak
amatlah penting bagi siapa saja yang ingin mendalami seni
fotografi mulai dasar.

• Kertas foto

Setelah film selesei dikembangkan maka pekerjaan selajutnya


adalah mencetak diatas kertas foto. Pada dasarnya kertas foto
sama dengan film, yaitu kertas yang dilapisi lapisan perak halide.
Dalam proses pengembangan, perak holida diubah menjadi perak
dan senyawa klorida. Perak halida yang terkena cahaya akan
menjadi hitam putih, dan yang tidak terkena cahaya (diklise hitam)
akan menjadi putih. Perbedaan terbentuklah gambar positive.

Dalam proses percetakan tahap-tahap yang harus dilakukan sama


dengan pengembangan film. Yaitu pengembangan, perhentian
penetap. Setelah kertas di sinari pada enlarger maka celupkan
pada larutan developer (pada cetakan kita boleh menggunakan
safe lamp/lampu merah lemah) dengan waktu tertentu, kemudian
masuk stop bath. Lalu fixer.

Dalam percetakan ada masalah yang timbul karena kontras klise


yang tidak sama/stadart. Dalam hal ini macam kertas yang
disesuaikan dengan klise dan hasil akhir yang dikehendaki.

• Berbagai jenis kertas foto


MATERI KEORGANISASIAN

IKATAN SISWA PENGGEMAR FOTOGRAFI

(ISFO)

SMA NEGERI 1 TARAKAN

I. Sekilas Tentang ISFO

ISFO adalah sebuah Ekskul karir alternative di lingkungan SMA Negeri 1


Tarakan yang didirikan pada tanggal 11 Juli 2007 yang juga merupakan
Ekskul fotografi pertama di Kota Tarakan.

Tujuan didirikannya ISFO adalah sebagai wadah pengembangan bakat dan


minat dibidang fotografi bagi siswa SMA Negeri 1 Tarakan.

Dari tujuan utama itu kita bias melihat fungsi ISFO sebagai :

• Tempat untuk belajar/mengembangkan bakat dibidang fotografi.

• Tempat tukar menukar informasi tentang fotografi.

• Sarana memperkenalkan fotografi kepada masyarakat umum.

• Tempat belajar organisasi.

• Suatu karir alternative.

• Dll.

II. Struktur Keorganisasian ISFO

Pembin
a

Ketua
Umum
Seperti halnya organisasi yang lain. Pimpinan tertinggi di pegang oleh
ketua umum yang dalam kerjanya dibantu oleh ketua I, ketua II, sekretaris,
bendahara dan bidang-bidang. Dalam melaksanakan kegiatan badan
pengurus berkonsultasi dengan Pembina atau dengan bagian
kemasyarakatan.

1. Ketua I membawahi bidang usaha dan RT. Tugas/kerjanya.

a. Bidang usaha :

− Mengadakan jual beli guna memenuhi kebutuhan organisasi.

b. Bidang rumah tangga :

− Mengadakan peralatan yang dibutuhkan ISFO

− Memelihara peralatan ISFO.

− Mengatur pemakaian peralatan ISFO bagi anggota.

− Mengadakan jasa cetak dan pemotretan.

2. Ketua II membawahi bidang DIKBANG dan HUMAS, tugasnya;

3. Sekretaris bertugas mengelola secara terpadu administrasi dan


kesekretariatan ISFO mulai dari pemrosesan surat keluar dan surat
masuk sampai penyimpanan dokumen/arsip.

4. Bendahara bertugas;

- membuat rencana anggaran keuangan penerimaan dan pengeluaran


daridari suatu kegiatan yang diprogramkan dalam satu kali periode
kepengurusan.
- menyelenggarakan adminitrasi dan menejemen keuangan untuk setiap
pengeluaran dan penerimaan dengan baik.

- mendistribusikan keuangan sesuai dengan kebutuhan.

III. keanggotaan.

Status keanggotaan ISFO ada 3 yaitu:

1. Anggota penuh yaitu pelajar yang memcatatkan diri sebagai


anggota.

2. Anggota warga yaitu non pelajar yang mencatatkan diri sebagai


anggota.

3. Anggota kehormatan yaitu oarng yang dianggap berjasa terhadap


organisasi yang ditetapkan dalam rapat anggota atas usulan badan
pengurus atau anggota ISFO dengan persetujuan.

Hak dan kewajiban anggota:

1. Anggota penuh

- Berhak dan berkewajiban mengikuti kegiatanyang telah


ditetapkan.

- Berhak menggunaka pasilitas ISFO.

- Berkewajiban merawat investaris ISFO.

- Berkewajiban menjaga nama baik organisasi dan berhak membatu


kegiatan organisasi.

2. Anggota warga, berhak membantu kegiatan organisasi dan


berkewajiban menjaga nama baik organisasi.

3. Anggota kehormatan, berkewajiban menjaga nama baik organisasi


dan berhak membantu kegiatan organisasi.

Kedaulatan tertinggi yang ada ISFO terletak ditangan anggota yang


dilakukan dalam rapat anggota yang dilakukan minimal satu kali
dalam satu periode.

SELAMAT BERGABUNG DI ISFO!!

You might also like