You are on page 1of 22

BAB I

INFORMASI UMUM
1.1 Kaolin

Industri yang menggunakan Kaolin, bahan dasar yang sebenarnya digunakan adalah
senyawa Anhydrous aluminum silicate dan Crystalline Silica (quartz), besarnya adalah
sebagai berikut.

 Anhydrous aluminum silicate (calcined kaolin clay) digunakan sebesar 88-93 %.


 Quartz (crystalline silica) digunakan sebesar 7-12 %.

Produk yang dihasilkan adalah adhesives, pharmaceuticals, insecticides, glazes, paper,


paints, refractories, sanitaryware, tableware, cosmetics, fertilizers, fiberglass, plastics,
rubber, sealants, tiles, dll. Bentuknya secara umum adalah debu yang dapat
membahayakan pernapasan, khususnya silicosis karena mengandung silica. Kaolin adalah
mineral alami, dengan formula kimianya yaitu Al2Si2H4O9.

1.2 Zinc Oxide

Zinc oxide (rumus molekul ZnO) merupakan senyawa anorganik berwujud bubuk, amorf
berwarna putih hingga putih kekuningan. Bubuk zinc oxide digunakan secara luas sebagai
bahan aditif pada produk-produk dan material seperti plastik, keramik, kaca, semen,
pulpdent (semen untuk menambal lubang gigi), karet (misalnya untuk karet ban), pelumas,
dan lain-lain. Meski ZnO terdapat dalam kerak bumi dalam bentuk mineral yang dinamakan
zincite, namun pada umumnya produksi ZnO komersial dilakukan secara sintetis. Zinc oxide
juga memiliki sejumlah sebutan lain, diantaranya calamine, zinc white, flowers of zinc, dan
Chinese white.

Zinc oxide memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Tidak larut dalam air dan alkohol, namun larut dan terurai pada kebanyakan jenis
asam.
 Melebur menjadi oksigen dan uap zinc pada suhu 1975 oC (3587 F)
 Menimbulkan kebakaran dan ledakan apabila bereaksi dengan bubuk aluminium
dan magnesium dalam kondisi dipanaskan.
 Bereaksi dengan hydrogen sulfide untuk menghasilkan sulfide.
 Ketika produk yang mengandung ZnO dan air meleleh karena terkena sinar UV,
reaksinya dapat menghasilkan hydrogen peroksida.
 Massa molar = 81.408 g/mol.
 Tidak berbau.
 Massa jenis = 5.606 g/cm3.
 Menguap pada suhu 2360 oC.
 Gravitasi spesifik = 5.67
 Flash point = 1436oC

Industri yang menggunakan zinc oxide sebagai bahan bakunya biasanya menggunakan
material berupa zinc oxide dengan konsentrasi 99-100%. Karakteristik material ini misalnya
digunakan dalam produksi J.T. Baker dan Mallinckrodt Chemicals.

2
1.3 Manganese

Mangan adalah unsur kimia yang memiliki lambing kimia yaitu Mn dengan nomor atom
25. Nomor atom ini menunjukkan bahwa Mangan merupakan unsure kimia yang bebas di
alam dan banyak terdapat dalam mineral (seringkali pula dikombinasikan dengan Fe, besi).
Keutamaan khusus adalah sebagai paduan logam stainless steel.

Beberapa aplikasi lainnya yaitu Mangan phosphating digunakan untuk pencegahan karat
dan korosi pada baja. Contoh lainnya adalah pada Mangan dioksida yang digunakan
sebagai katoda (elektron akseptor) di pakai alkali standar dan baterai dan Mangan (II) ion
berfungsi sebagai kofaktor bagi beberapa enzim dalam organism. Namun, Mangan dalam
jumlah yang besar dapat pula berdampak buruk bagi mahkluk hidup yang dapat
menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf.

Berikut beberapa karakteristrik Mangan:


1. Bentuk Fisik
warna Mangan pada umumnya adalah abu seperti logam besi. Bersifat fisik rapuh
tapi mudah untuk mengoksidasi.
2. Bersifat Isotop
3. Mangan dalam bentuk oksidasi dapat berupa +2, +3, +4, +6 dan +7. Yang paling
oksidatif adalah mangan dengan oksidasai +2 dimana mempunyai warna merah
muda seperti Mangan (II) Sulfat (MnSO4) dan manganese(II) chloride (MnCl2).

Di keraak bumi kandungan Mangan sebesar mencapai 1000 ppm (0,1%) dari kerak
bumi, sehingga mangan dijadikan 12 unsur paling banyak disana. Sedangkan tanah
mengandung mangan 7-9.000 ppm dengan rata-rata 440 ppm. Selain itu, air laut
mengandung hanya 10 ppm mangan.

Sebaran terbesar pertambangan Mangan terdapat di Afrika Selatan, Australia, Cina,


Brazil, Gabon, Ukraina, India dan Ghana dan Kazakhstan. Dan negara terbesar yang
mengimpor adalah AS dimana sebagian besar Mangan yang diimpor berasal dari: Afrika
Selatan sebesar 31%; Gabon sebesar 21%; Australia sebesar 13%; mexico sebesar 8% dan
lainnya sebesar 27%.

Pemakaian Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja berdasarkan
deoxidizing, dan paduan properti. Pembuatan baja, termasuk komponen ironmaking, telah
menyumbang bagi sebagian besar permintaan mangan, yaitu di kisaran 85% sampai 90%
dari total permintaan. Selain itu mangan adalah komponen produksi stainless steel yang
membuat harga lebih ekonomis.

3
BAB II
IDENTIFIKASI BAHAYA
TLV atau yang lebih dikenal dengan Threshold Limit Values mengandung arti bahwa kadar
konsentrasi kimia yang diizinkan bagi pekerja yang mampu dari hari ke hari pekerja
tersebut tidak terganggu.

Menurut the American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH), The


Threshold Limit Value (TLV) adalah tingkat suatu zat kimia yang diyakini seorang pekerja
dapat terpapar setiap hari untuk bekerja seumur hidup tanpa efek yang merugikan
kesehatan.

Satuan dasar untuk TLV adalah ppm dan mg / m³ , sedangkan untuk gas adalah ppm = (mg
/ m ^ 3) * 24,45 / berat molekul (dengan cacatan formula ini tidak berlaku untuk airborn
partikel)

Tiga jenis zat kimia TLVs didefinisikan:


1. Time Weighted Average (TLV-TWA)
Menunjukkan ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan
pada pekerja adalah diizinkan selama 8jam/hari dimana jadwal kerja selama
40jam/minggu.
2. Short-Term Exposure Limit (TLV-STEL)
Menunjukkan ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan
pada pekerja adalah diizinkan selama 15 menit dimana tidak dapat diulang/terpapar
sebanyak 4 kali perhari.
3. Ceiling (TLV-C)
Menunjukkan eksposur mutlak batas yang tidak boleh melebihi setiap saat.

Vapor Hazard Ratio (VHR) adalah perhitungan ratio yang menunjukkan batas konsentrasi
uap serta tekanan yang mampu menyebabkan keakaran akibat percikan api dari senyawa
atau zat tersebut. atau dalam kata lain VHR adalah banyaknya konsentrasi uap senyawa
atau zat di udara yang mampu mengganggu keselamatan pekerja (toxic maupun pemicu
kebakaran).

Nilai VHR yang tinggi menyebabkan senyawa atau zat tersebut dapat terbakar dengan
mudah. Selain itu, VHR yang tinggi juga menyebabkan tingkat toxic yang tinggi senyawa
atau zat tersebut.

2.1 Kaolin

Karena Kaolin merupakan senyawa yang dibangun oleh dua senyawa lainnya,
Anhydrous aluminum silicate dan Crystalline Silica, maka identifikasi bahaya yang
dilakukan merinci

4
Secara umum, identifikasi bahaya berdasarkan nilai TLV untuk senyawa Kaolin adalah
sebagai berikut:
1. TLV - TWA

Untuk TLV – TWA pada senyawa Kaolin secara umum, diberikan nilai maksimal
jumlah yang terdapat di udara berdasarkan waktu pemaparan yang terjadi. Untuk
pemaparan 8 jam, nilai TLV-nya bisa 2, 15 dan 5 mg/m3, tergantung dari jenis debu
yang dihasilkan apakah debu kasar yang biasanya terdapat di lantai, atau debu yang
ringan dan sangat mudah beterbangan di ruangan. Kemudian untuk pemaparan 10
jam, batas nilai ukuran debu yang diperbolehkan adalah 10 dan 5 mg/m 3. Meskipun

5
kini jam kerja telah dibatasi menjadi 8 jam per hari, nilai ambang batas untuk waktu
paparan 10 jam diantisipasi bagi pekerja yang melakukan lembur.
2. TLV – C

Untuk TLV - Ceiling pada senyawa Kaolin secara umum, belum diberikan identifikasi
ambang batas. Namun, telah dilakukan identifikasi pada senyawa silica (salah satu
pembentuk Kaolin), ambang batas yang diizinkan adalah sampai dengan 5 mg / m 3.

3. TLV – STEL
Untuk TLV – STEL pada senyawa Kaolin secara umum, belum diberikan identifikasi
ambang batas baik dari OSHA, ACGIH, maupun NIOSH.

4. TLV – Vapor Hazard


Untuk TLV – Vapor Hazard pada senyawa Kaolin secara umum, tidak terdapat
bentuk uapnya.

2.2 Zinc Oxide

Berikut merupakan data-data terkait dengan exposure limits terkait potensi hazard pada
zinc oxide

 WHMIS Classification : D-2, Possible Irritant

 NFPA HMIS Rating


Health = 1
Flammability = 0
Reactivity = 0

 OSHA Permissible Exposure Limit (PEL)


Fume 5 mg/m3 (TWA)
Respirable fraction 5 mg/m3 (TWA)
Total dusts 15 mg/m3 (TWA)

 ACGIH Threshold Limit Value (TLV)


TWA 5 mg/m3
STEL 10 mg/m3

 NIOSH Recommended Exposure Limits (REL)

5 mg/m3 (TWA)
Total dusts
15 mg/m3 (15 minute ceiling)

Dari data di atas, berikut penjelasan mengenai masing-masing limit value

 OSHA PEL
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengeluarkan Permissible
Exposure Limit yang menyatakan bahwa batas tingkat paparan terhadap debu ZnO
yang dinyatakan aman adalah maksimum 15 mg/m3. Sementara itu, tingkat paparan
debu/asap ZnO yang aman untuk keadaan bernapas adalah pada konsentrasi 5
mg/m3 sebagai rata-rata waktu terbobot (TWA) dari 8 jam kerja .
 NIOSH REL

6
The National Institute for Occupational Safety and Helath (NIOSH) mengeluarkan
Recommenden Exposure Limit (REL) untuk ZnO yakni 5 mg/m 3 untuk total debu
sebagai TWA bagi lebih dari 10 jam per hari kerja dan 40 jam per minggu kerja.
Selain itu, REL juga memberikan batas maksimum paparan sebesar 15 mg/m 3
sebagai limit untuk 15 menit ceiling. Nilai pada REL ini didasarkan pada tingkat
paparan yang menghasilkan risiko berupa metal fume fever.
 ACGIH TLV
The American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)
memberikan TLV sebesar 10 mg/m3 bagi debu ZnO. Nilai ini diberikan dengan
kondisi tidak adanya unsur asbes dan konsentrasi crystalline silica yang lebih dari 1%
dan merupakan TWA untuk jam kerja normal (8 jam per hari kerja dan 40 jam per
minggu kerja). Sementara itu, ACGIH memberikan nilai TLV-TWA sebesar 5 mg/m3
dan TLV-STEL sebesar 10 mg/m3 sebagai batas maksimum paparan terhadap asap
ZnO. Nilai pada REL ini didasarkan pada tingkat paparan debu ZnO yang
memungkinkan dilakukannya kontrol.

2.3 Manganese

Rumus IDENTIFIKASI BAHAYA


Senyawa
Kimia TLV-TWA TLV-STEL TLV-C Vapor Hazard
3
Manganese Mn 0.2 mg/m3 3mg/m 5 mg/m
3
-
3 3
Manganese Sulfate MnSO4 0.2 mg/m 3mg/m 5 mg/m3 -
3 3
Manganese Chloride MnCl2.4H20 0.2 mg/m3 3mg/m 5 mg/m -
3 3
Manganese Dioxide MnO2 0.2 mg/m3 3mg/m 5 mg/m -
3 3
Potassium Permanganate KMnO4 0.2 mg/m3 3mg/m 5 mg/m -

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kadar senyawa yang memenhi TLV (The
Threshold Limit Value) adalah sebanyak angka yang ditunjukkan diatas.
1. Manganese mampu diterima oleh pekerja dimana tidak akan menimbulkan gangguan
pada saat limit kerja 8 jam/hari dan 40jam/minggu adalah sebesar 0.2 mg/m3. Angka ini
menunjukkan TLV-TWA dimana kadar manganese sebesar 0.2 mg dalam luas area per
1 m3 adalah kadar yang diizinkan pada saat jam kerja tersebut. hal tersebut serupa juga
dengan Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan
Potassium Permanganate dimana memiliki kadar TLV-TWA yang sama.
2. TLV-STEL sebesar 3 mg/m3 menunjukkan bahwa ambang batas nilai paparan
manganese dimana pekerja tidak akan mengalami gangguan adalah diizinkan sebesar
3 mg dalam luas area per 1 m3 dengan batas waktu selama 15 menit dimana tidak
dapat diulang/terpapar sebanyak 4 kali perhari. Hal yang serupa pun terjadi pada
Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan Potassium
Permanganate dimana memiliki kadar TLV-STEL yang sama.
3. TLV-C sebesar 5 mg/m3 menunjukkan bahwa ekerja tidak diizinkan untuk terpapar
dalam kondisi/ruangan yang mempunyai kadar mangan 5 mg dalam luas area per 1
dengan alasan apapu dan batas waktu apapun. Jika hal ini terjadi maka dikhawatirkan
pekerja kan mengalami gangguan yang disebabkan oleh mangan. Hal yang serupa pun
terjadi pada Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan
Potassium Permanganate dimana memiliki kadar TLV-STEL yang sama.

Nilai Vapor Hazard Ratio dimana ditandai dengan (-) menyatakan bahwa senyawa
tersebut pada tekanan dan konsentrasi apapun tidak akan menyebabkan kebakaran
(percikan api). Atau dalam kata lain senyawa tersebut tidak mudah terbakar.

7
Selanjutnya dengan mengetahui ambang batas dari masing-masing senyawa, maka
dapat diurutkan senyawa dari yang paling tidak berbahaya hingga yang paling berbahaya.
Acuan yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai TLV – TWA, karena nilai TWA
merupakan nilai ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan pada
pekerja adalah diizinkan selama 8jam/hari dimana jadwal kerja selama 40 jam/minggu.
Sehingga ini merupakan TLV yang paling besar akumulasinya, karena pemantauan
dilakukan selama seminggu. Urutan senyawa tersebut adalah:
1. Kaolin
2. Zync Oxide
3. Manganese

8
BAB III
EVALUASI SIFAT BAHAYA
3.1 Kaolin

1. Emergency Overview

Berdasarkan SAF-T-DATA Ratings, evaluasi potensi bahaya untuk senyawa Kaolin


secara umum adalah sebagai berikut:
 Health Rating
Apa yang dimaksud tingkat kesehatan (health rating) adalah tingkatan
senyawa Kaolin untuk berpotensi mengganggu kesehatan. Nilai dari tingkatan ini
adalah 1, yang menandakan bahwa ancaman bahaya dari paparan Kaolin tidak
terlalu bahaya atau sedikit berbahaya.
 Flammability Rating
Tingkat kemudahan terbakar dari senyawa Kaolin adalah 0. Hal ini
menandakan bahwa senyawa ini tidak mudah terbakar, karena jika dipanaskan
sekali pun hingga temperature ribuan derajat Celcius, akan berubah menjadi
senyawa bermaterial keras dan kuat.
 Reactivity Rating
Senyawa Kaolin bukanlah termasuk senyawa yang mudah terbakar apalagi
bereaksi dengan mudah, sehingga tingkat kemudahan bereaksi Kaolin adalah 0.
 Contact Rating
Senyawa Kaolin memiliki nilai tingkatan kontak rendah yaitu 1. Hal ini
menandakan bahwa senyawa ini jarang berkontak langsung dengan manusia,
melihat partikel terkecilnya berukuran masih cukup besar, sehingga tidak sebesar
ancaman jika ukuran partikelnya sangat kecil yang biasanya memudahkan
kontak dengan manusia melalui saluran pernapasan dan kulit.

2. Potential Health Effects

 Inhalation
Inhalasi bentuk debu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, tetapi
tidak secara cepat mematikan.
 Ingestion
Sangat besarnya jumlah yang tertelan akan mengakibatkan gangguan
gastrointestinal.
 Skin contact
Hanya berada di permukaan kulit, besarnya tidak cukup mampu memasuki
pembuluh darah di bawah kulit, dan tidak berefek samping.
 Eye contact
Tidak terlalu memberikan efek samping yang berbahaya, tetapi iritasi yang
disebabkan oleh debu dapat berupa iritasi mekanis.
 Chronic exposure
Paparan berlebihan dapat merangsang fibrosis pada jaringan paru-paru yang
kronis dan granuloma pada rongga perut.
 Aggravation of Pre-Existing Condition
Belum dapat diidentifikasi sampai saat ini.

3. Fire Fighting Measures

Senyawa Kaolin tidak berpotensi menyebabkan bahaya kebakaran dan ledakan


(eksplosif) karena merupakan senyawa yang sangat lembam.

9
4. Stability and Reactivity

 Stabilitas
Kaolin bersifat stabil di bawah kondisi penggunaan dan penyimpanan yang
baik.
 Bahaya dekomposisi produk
Tidak terdapat bahaya dari dekomposisi produk.
 Bahaya polimerisasi
Tidak dapat membentuk polimer dengan polimerisasi.

5. Toxicology

Pesticide Action Network (PAN) Bad Actor Pesticides adalah bahan kimia Kaolin
yang memiliki satu atau lebih kriteria sebagai berikut: sangat akut beracun,
cholinesterase inhibitor, yang dikenal / mungkin karsinogen, yang dikenal polutan
air tanah atau dikenal reproduksi atau perkembangan racun.

3.2 Zync Oxide

1. Emergency Overview

SAF-T-DATA™ Ratings

Health Rating 2 –Moderate


Flammability Rating 1 – Slight
Reactivity Rating 0 – None
Contact Rating 1 - Slight
Lab Protective Equip. Goggles, Lab coat, Vent hood, Proper gloves
Storage Color Code Green (General Storage)

2. Potential Health Effects

 Paparan akut
a. Inhalasi (Inhalation)
Kontak dengan konsentrasi ZnO > 10 mg/m3 dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernapasan, seperti laryngitis dan nasopharyngitis. Gejala yang
ditimbulkan dapat berupa batuk, sesak napas, mual, dan iritasi saluran
pernapasan bagian atas. Masalah terkait inhalasi dapat lebih lanjut
mengakibatkan metal-fume fever (demam akibat terpapar logam berat
berlebihan). Demam yang biasanya diderita dalam rentang 24 hingga 48 jam ini
memiliki gejala-gejala antara lain menggigil, demam, nyeri otot, mulut dan
tenggorokan kering dan sakit kepala.
b. Ingestion
Konsumsi dalam dosis yang tinggi (di atas 630 mg/kg) dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pencernaan yang ditandai dengan mual, sakit perut, dan muntah.
c. Kontak dengan kulit
Kontak kulit dengan ZnO akan mengakibatkan iritasi.
d. Kontak dengan mata
Belum diketahui gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan oleh kontak ZnO
dengan kulit.

 Paparan kronis

10
Gangguan pada sistem pernapasan diketahui merupakan efek dari paparan kronis
akibat inhalasi dengan ZnO. Sementara itu, dermatitis dan iritasi kulit lain dapat terjadi
akibat paparan ZnO yang tidak diimbangi dengan perawatan terhadap kebersihan diri
yang baik.

 Potensi gangguan terhadap kondisi kesehatan yang sedang dihadapi


Seseorang yang menderita gangguan jantung atau kerusakan fungsi pernapasan
akan lebih rentan terhadap efek dari senyawa ini.

3. Fire Fighting Measures


 Fire Hazard
ZnO tidak dianggap berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.
 Explosion Hazard
Bubuk ZnO dalam kondisi yang terpisah halus sempurna (finely divided) berpotensi
menimbulkan ledakan.

4. Stability and Reactivity


 Stabilitas
Stabil jika berada dalam kondisi pemakaian dan penyimpanan normal. Menyerap
karbon dioksida dari udara dan membentuk zinc karbonat. Kontak berkepanjangan
dengan air akan mengakibatkan ZnO terdekomposisi perlahan.
 Bahaya Dekomposisi Produk
Ketika dipanaskan hingga temperatur sangat tinggi, ZnO menyublim dan
menghasilkan asap beracun.
 Bahaya Polimerisasi
Tidak berpotensi bahaya.
 Lain-lain
ZnO telah terbukti menimbulkan ledakan ketika bercampur dengan karet berklorin.
Selain itu, ZnO juga bereaksi hebat dengan magnesium dan linseed oil (minyak biji
rami). ZnO bereaksi dengan Mg ketika dipanaskan. Selain dengan kedua zat di atas,
OSHA juga menerangkan pentingnya menghindari kontak antara ZnO dengan
hydrogen florida, aluminium + hexachloroethane, zinc klorida atau phosphoric acid,
dan air.

5. Toksikologi (Toxicology)
 Toxicity Data
Sifat toksisitas dari ZnO dinyatakan dalam kode ORL-RAT LD50 630 mg kg-1. Kode
ini mengandung arti sebagai berikut
 ORL – Oral. Media terjadinya paparan adalah secara oral (ingestion).
 LD50 - Lethal dose 50 percent kill. Dosis dinyatakan mematikan dengan
kemungkinan 50 persen berpotensi membunuh.
 630 mg/kg menyatakan dosis minimum dari ZnO yang terpapar melalui oral hingga
dapat dinyatakan sebagai zat yang toksik.
 R-Phrases
Risiko akibat terpapar ZnO dinyatakan dalam kode R20 R36 R37 R50 R53. Kode ini
mengandung arti sebagai berikut
 R20 - Harmful by inhalation. Berbahaya jika terhirup.
 R36 - Irritating to eyes. Dapat menimbulkan iritasi pada mata.
 R37 - Irritating to respiratory system. Dapat menimbulkan iritasi pada sistem
pernapasan.
 R50 – Very toxic to aquatic organisms. Sangat beracun bagi organism perairan.
 R53 - May cause long-term adverse effects in the aquatic environment. Dapat
mengakibatkan efek jangka panjang yang merugikan bagi lingkungan perairan

11
3.3 Manganese

1. Emergency Overview

Rumus Identifikasi Bahaya: SAF-T-DATA(tm) Ratings


Senyawa Flammability Reactivity
Kimia Health Rating Contact Rating Storage Color Code
Rating Rating
Manganese Mn 3 (Severe) 0 (None) 1 (Slight) 3 (Corrosive) White (Corrosive)
Manganese Sulfate MnSO4 2 (Moderate) 0 (None) 1 (Slight) 2 (Moderate) Green (General Storage)
Manganese Chloride MnCl2.4H20 3 (Severe) 0 (none) 1 (slight) 2 (severe) Green (General Storage)
Manganese Dioxide MnO2 3 (severe) 0 (None) 3 (oxidizier) 2 (severe) Yellow (reactive)
Potassium Permanganate KMnO4 3 (severe) 0 (none) 3 (oxidizier) 3 (Corrosive) Yellow (reactive)

Berdasarkan table Identifikasi Bahaya (SAF-T-DATA) diatas diketahui bahwa setiap


senyawa Mangan memiliki tingkat bahaya yang berbeda, sesuai dengan ikatan
senyawa tersebut dengan unsure ataupun senyawa lain. Dapat dilihat bahwa, secara
keseluruhan Health Rating senyawa Mangan adalah 3 (berbahaya), yaitu dapat
mengakibatkan permasalahan kesehatan yang buruk bagi manusia. Senyawa
Mangan mempunyai Flammability Rating 0, yaitu tidak mudah terbakar, sehingga
bahaya kebakaran sangat kecil terjadi. Reactivity Rating yang beragam, tergantung
persenyawaan Mangan dengan unsure atau senyawa lainnya. Jika Mangan
bersenyawa dengan pengoksidasi, maka Reactivity Rating persenyawaan akan
tinggi. Sebaliknya, jika bersenyawa dengan pereduksi maka Reactivity Rating
persenyawaan akan rendah. Sedangkan Contact Rating senyawa Mangan adalah 3
(korosif), yaitu dapat merusak zat lain yang bersentuhan dengannya.

12
2. Potential Health Effects

POTENTIAL
Unsur Manganese Manganese Sulfate Manganese Chloride Manganese Dioxide Potassium Permanganate
HEALTH EFFECT
Inhalation Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Iritasi Saluran Pernapasan
Kerusakan sistem
Ingestion Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , Muntah
pencernaan yang parah
Kemerahan, Pedih, Luka
Iritasi Kulit, Kemerahan, Iritasi Kulit, Kemerahan, Iritasi Kulit, Kemerahan,
Skin Contact - Bakar Parah, Pengerasan
Pedih, Luka Bakar Parah Pedih Pedih
Kulit
Iritas Mata Parah,
Iritasi Mata, Kemerahan, Iritasi Mata, Kemerahan, Iritasi Mata, Kemerahan, Kemerahan, Penglihatan
Eye Contact Iritasi Mata, Kerusakan Mata
Pedih Pedih Pedih Kabur, Kerusakan Mata
Permanen
Kesulitan Bernapas, Kesulitan Bernapas, Kesulitan Bernapas, Kesulitan Bernapas,
Permasalahan Pencernaan, Permasalahan Pencernaan, Permasalahan Pencernaan, Permasalahan Pencernaan,
Chronic Exposure Iritasi Kulit, Dermatitis
Kerusakan pada Nervous Kerusakan pada Nervous Kerusakan pada Nervous Kerusakan pada Nervous
System System System System
Kerusakan Fungsi Saluran Kerusakan Fungsi Saluran Kerusakan Fungsi Saluran Kerusakan Fungsi Saluran
Aggravation of Pre-
Pernapasan, Gangguan Pernapasan, Gangguan Pernapasan, Gangguan Pernapasan, Gangguan -
existing Conditions
Syaraf, Kekurangan Nutrisi Syaraf, Kekurangan Nutrisi Syaraf, Kekurangan Nutrisi Syaraf, Kekurangan Nutrisi

Berdasarkan table Potential Health Effect diatas, diketahui bahwa secara rata-rata
senyawa Mangan dapat menyebabkan batuk, flu, dan panas akibat gas logamnya
jika dihirup. Jika senyawa Mangan terkonsumsi oleh manusia, akan dapat
menyebabkan rasa sakit pada bagian perut (dalam) dan menyebabkan muntah,
bahkan dapat menimbulkan kerusakan pencernaan yang parah. Jika kulit manusia
bersentuhan dengan senyawa Mangan dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan warna kemerahan pada kulit, rasa sakit/perih, luka bakar yang parah,
serta kulit menjadi keras. Jika mata manusia terkena senyawa Mangan, maka dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan mata, mata menjadi merah, rasa perih
pada mata, penglihatan kabur, bahkan terjadinya kerusakan permanen pada mata.
Jika terjadi kontak berlebih dengan senyawa Mangan, maka manusia akan kesulitan
bernapas (mengalami gangguan saluran pernapasan), mengalami gangguan
pencernaan, kekurangan nutrisi pada tubuh, serta kerusakan pada system syaraf.

3. Fire Fighting Measures

FIRE FIGHTING
Fire Explosion
MEASURES
Dapat meledak jika bereaksi dengan senyawa organik yang
Unsur Manganese Tidak mudah terbakar
mudah terbakar
Manganese
Tidak memiliki bahaya kebakaran Tidak memiliki bahaya meledak
Sulfate
Manganese
Tidak memiliki bahaya kebakaran Tidak memiliki bahaya meledak
Chloride
Manganese Dapat menciptakan ledakan yang besar jika kontak dengan
Tidak mudah terbakar
Dioxide substansi yang dapat beroksidasi
Potassium
Tidak mudah terbakar Dapat meledak jika berdekatan dengan oksidasi yang kuat
Permanganate

Berdasarkan table Fire Fighting Measures diatas, diketahui bahwa senyawa Mangan
tidak mudah terbakar bahkan tidak memiliki tingkat bahaya kebakaran sama sekali.
Namun, jika senyawa Mangan bereaksi dengan senyawa organic yang mudah
terbakar ataupun berekasi dengan senyawa oksidasi, maka dapat terjadi ledakan.
Sehingga walaupun bahaya kebakaran sangat kecil, namun kemungkinan bahaya
ledakan masih tetap ada. Sedangkan persenyawaan Mangan dengan senyawa
reduksi tidak memiliki bahaya ledakan sama sekali.

13
4. Stability and Reactivity

STABILITY AND Hazardous Decomposition


Stability Hazardous Polimerization Incompatibilities Condition to Avoid
REACTIVITY Products
Saat mengurai akan
Agen oksidasi berbahaya
Unsur Manganese Stabil dalam kondisi normal mengeluarkan gas racun - Panas, Incompatible
yang sangat kuat
Nitrogen Oksida
Manganese Oksida yang dikandung Sulfur Bubuk Logam, Pengoksidasi
Stabil dalam kondisi normal - Incompatibles
Sulfate dan Logam yang kuat
Oksida yang dikandung
Manganese
Stabil dalam kondisi normal Logam dan Halogen, Halogen - Agen pereduksi yang kuat Incompatibles
Chloride
bebas, Ion Halogen
Saat dipanaskan akan
Manganese Material yang mudah Panas, Api, Sumber Ledakan,
Stabil dalam kondisi normal mengurai menjadi gas logam -
Dioxide dioksidasi Incompatibles
beracun
Saat dipanaskan akan
Potassium Panas, Api, Sumber Ledakan,
Stabil dalam kondisi normal mengurai menjadi gas logam - Bubuk Logam
Permanganate Incompatibles
beracun

Berdasarkan table Stability dan Reactivity diatas, dapat diketahui bahwa senyawa
Mangan merupakan senyawa yang stabil dalam kondisi penyimpanan dan
penggunaan yang biasa saja (normal). Sedangkan pada saat mengurai, senyawa
Mangan dapat mengeluarkan gas yang beracun, terutama jika mengalami
pemanasan. Tetapi, unsure Mangan itu sendiri tidak terlalu berbahaya bagi manusia.
Yang berbahaya adalah unsure atau senyawa lain yang bersenyawa dengan
Mangan. Senyawa Mangan tidak mempunyai bahaya polimerasi. Sedangkan kondisi
yang harus dihindari bagi senyawa Mangan adalah mendapatkan panas (karena
dapat mengurai menjadi gas yang beracun), bersentuhan dengan api (walaupun
tidak mudah terbakar, bukan berarti senyawa Mangan tidak bisa terbakar), dekat
dengan sumber ledakan (karena mempunyai tingkat bahaya ledak), serta bereaksi
dengan senyawa pengoksidasi.

5. Toxicology

Mangan (II) sulfat monohidrat tidak mutagenik pada Salmonella typhimurium galur
TA97, TA98, TA100, TA1535, atau TA1537, dengan atau tanpa eksogen aktivasi
metabolik (S9), dan tidak mendorong sex-linked resesif mematikan bermutasi pada
sel germinal Drosophila laki-laki melanogaster. Untuk senyawa mangan, hanya akan
memiliki toksisitas tinggi bila paparan yang terjadi berlebihan.

14
BAB IV
PEMAKAIAN SENYAWA
4.1 Kaolin

Terdapat beberapa jenis industri yang menggunakan senyawa Kaolin di dalam proses
produksinya. Berikut ini merupakan contoh nyata pemakaian senyawa Kaolin di dalam
industri:
1. Industri kertas
2. Industri cat dan tinta
3. Industri keramik dan material konstruksi
4. Industri plastik
5. Industri obat-obatan dan kosmetik
6. Industri agrikultur

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan senyawa Kaolin di dalam


industri-industri tersebut, akan dijelaskan dua macam cara pemrosesan purifikasi Kaolin dari
pengotornya yang berupa iron oxides, rutile, silica, feldspar, mica, sulfides, dan bahan
organik lainnya. Pengotor ini berasosiasi dengan Kaolinite, sebuah mineral utama, yang
terdapat di dalam Kaolin atau China Clay ini. Kedua jenis purifikasi tersebut adalah:
- Pemrosesan kering; lebih sering digunakan untuk memproses Kaolin sebagai
bahan campuran keramik dan material struktur (proses murah)
- Pemrosesan basah; lebih sering digunakan untuk memproses Kaolin sebagai
bahan campuran kertas, plastik, cat, tinta, pasta gigi dan kosmetik (proses mahal
karena menuntut kemurnian yang tinggi)
Pemrosesan senyawa Kaolin sebagai campuran pada industri:
1. Kertas
Pada industri kertas, senyawa Kaolin digunakan pada proses pemberian filter di
dalam bulk kertas, dan sebagai pelapis kertas. Alasan digunakannya senyawa ini
adalah karena sifatnya yang berwarna putih, abrasivitas yang rendah, dan bersifat
kimia yang lembam. Pemberian senyawa ini dimaksud untuk mengurangi jumlah pulp
kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas, dan memperbaiki sifat cetak
kertas.

2. Cat dan tinta


Penggunaan senyawa Kaolin pada industri cat dan tinta adalah untuk meningkatkan
kecerahan warna cat dan tinta. Pemrosesan dilakukan dengan mencampurkan
senyawa ke dalam cairan cat atau tinta tersebut. Senyawa Kaolin dalam bentuk
terhidrasi atau terkalsinasi dapat meningkatkan sifat optik dan sifat mekanik dari cat.
Sifat senyawa ini juga memberikan penambahan kelenturan pada produk, sehingga
mempengaruhi sifat mekanik cat yang tahan terhadap pemuaian karena panas
matahari. Senyawa Kaolin juga bermanfaat di dalam industri pigmen untuk
menggantikan pigmen TiO2 dalam pewarnaan.

3. Keramik dan material konstruksi


Sifat senyawa Kaolin yang dilakukan pemanasan pada temperatur melebihi 10000C,
mengakibatkan senyawa ini mengalami konversi menjadi mulit dan gelas, di mana
sifatnya menjadi kaku dan kuat. Karena kekerasannya maka dapat digunakan
sebagai peralatan rumah tangga, keramik, dan material konstruksi. Sifat kekerasan
ini juga disebabkan oleh adanya kandungan ion besi dan titanium di dalam senyawa
Kaolin.

4. Plastik

15
Senyawa Kaolin digunakan sebagai campuran di dalam industri plastik dengan
tujuan untuk meningkatkan kelembutan permukaan, stabilitas dimensional dan
ketahanan terhadap serangan zat kimia dari plastik, untuk cracking selama proses
polimerisasi dan selama proses pencetakan. Selain itu pada aplikasi PVC, fungsi
utama senyawa Kaolin adalah untuk meningkatkan sifat elektrik dari PVC. Kemudian
terdapat pula manfaat senyawa ini pada pembuatan plastic film, yaitu meningkatkan
kualitas penyerapan terhadap cahaya infra merah.

5. Obat-obatan dan Kosmetik


Manfaat Kaolin pada bidang obat-obatan adalah pada Kaolin jenis BPLK (British
Pharmacopeia Light Kaolin) dan pada Heavy Kaolin, yaitu sebagai obat untuk
mengatasi masalah pencernaan. BPLK juga merupakan campuran yang tergolong
zat aditif yang terkandung pada produk diet, plaster, bedak kaki, dan treatment bagi
kelainan paru-paru.

6. Agrikultur
Pada industri agrikultur yang dimaksud adalah pada industri pembuatan pengontrol
hama, insektisida, dan pestisida. Proses pada pabrik agrikultur ini mengubah
senyawa Kaolin menjadi partikel-partikel yang dikemas dan kemudian dijual.
Pemakaian pada tanaman dapat dicontohkan pada tanaman anggur, dengan
mencampurkan partikel tersebut dengan cairan sticker speader dan kemudian
disemprotkan pada tanaman dan buah-buahan yang ingin terlindung dari hama. Cara
kerja dari Kaolin ini adalah memberikan lapisan film pada daun dan buah sehingga
bagi hama jenis serangga yang memakannya akan teracuni.

4.2 Zinc Oxide

Bubuk Zinc oxide banyak dimanfaatkan untuk pembuatan produk maupun sebagai alat
bantu proses. Kebanyakan aplikasi ditujukan untuk memanfaatkan reaktivitas dari senyawa
oksida yang terkandung di dalam ZnO. ZnO memiliki indeks bias dan konduktivitas termal
yang tinggi, disamping memiliki kemampuan antibakteri dan perlindungan terhadap sinar
UV. ZnO banyak digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan produk atau
material lain seperti keramik, plastik, kaca, semen, karet, pelumas, cat, baterai, makanan,
salep, perekat, pigmen buatan, dan sebagainya.

 Industri karet
Sebanyak 50% Zinc oxide digunakan dalam industri karet. Campuran antara ZnO
dengan asam stearat akan membuat proses produksi karet menjadi lebih cepat dan
terkendali. ZnO juga merupakan komponen aditif yang penting dalam pembuatan
karet ban mobil. ZnO berperan sebagai katalis dalam proses vulkanisasi serta dapat
meningkatkan konduktivitas termal, yang sangat penting untuk mendisipasi panas
yang dihasilkan ketika ban bergerak. Penggunaan ZnO pada produksi karet ban juga
berguna untuk melindungi dari jamur dan sinar UV.

 Aplikasi medis
Penggunaan ZnO dalam dunia medis terutama adalah pada pembuatan pulpdent
yang merupakan sejenis senyawa untuk membantu proses penambalan gigi.
Pulpdent terbentuk dengan memanfaatkan wujud ZnO yang mampu berubah hingga
menyerupai semen ketika bercampur dengan larutan kuat seperti zinc klorida atau
phosphoric acid.
Selain itu, ZnO banyak digunakan pada produk kosmetika perawatan kulit seperti
bedak bayi, sampo anti ketombe, krim pelindung dari sinar UV (sunscreen), dan
salep antiseptik. ZnO juga digunakan dalam pembuatan “Zinc oxide tape” yang

16
banyak digunakan oleh para atlet sebagai perban untuk mencegah robeknya
jaringan lunak pada otot ketika sedang berlatih. Sebagai sunscreen, ZnO berfungsi
untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Setelah sunscreen digunakan, ZnO
tetap melekat di permukaan kulit dan tidak terserap sehingga tidak menimbulkan
iritasi maupun alergi.

 Zat aditif untuk makanan


Zinc merupakan salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena
itu, ejumlah produk makanan seperti sereal sarapan diketahui menggunakan ZnO
sebagai bahan tambahannya dalam rangka meningkatkan gizi yang terkandung
dalam makanan. ZnO juga digunakan sebagai bahan tambahan bagi pembuatan
makanan dalam kemasan.

 Cat
Kandungan ZnO di dalam cat sudah lama dimanfaatkan untuk menciptakan pelapis
yang antikorosi bagi logam. Selain itu, cat dengan campuran ZnO dan Al juga
dimanfaatkan untuk melapisi jendela dan memberikan fitur perlindungan dari panas
Pelapisan menggunakan cat berbahan ZnO:Al memungkinkan radiasi sinar infra
merah akan tidak masuk ke dalam rumah / ruangan.

4.3 Manganese

Senyawa Mangan dengan metal biasa digunakan dalam produksi baja untuk
meningkatkan kekerasan, kekakuan, dan kekuatan produk. Mangan juga digunakan
dalam pembuatan baja karbon, stainless steel, baja temperatur tinggi, besi cor, dan
superalloy lainnya.

Jika biji mangan dimurnikan maka akan menghasilkan Mangan Sulfat, berdasarkan
reaksi kimia berikut ini:
MnO2 + SO2 → MnSO4
Mangan Sulfat digunakan sebagai pupuk, dalam produksi suplemen bernutrisi, pada
lapisan kaca, pada cat pernis, dan keramik.
Mangan Sulfat dapat digunakan sebagai pemulih kekurangan zat Mangan dalam tanah,
dengan menaburkan garam Mangan Sulfat ini ke tanah.

Potassium Permanganate dihasilkan dari reaksi kimia berikut ini:


2 MnO2 + 4 KOH + O2 → 2 K2MnO4 + 2 H2O
2 MnO42- + Cl2 → 2 MnO4- + 2 Cl-

Mineral Pirolusite direaksikan dengan Potassium Hidroksida, dan dipanaskan di dalam


air, atau dengan menggunakan Potassium Nitrat (sebagai sumber Oksigen). Proses ini
akan menghasilkan Potassium Manganate. Saat terjadi oksidasi elektrolit dalam
alkaline, Potassium Manganate kemudian berubah menjadi Potassium Permanganate.
Potassium Permanganate digunakan sebagai pembunuh kuman, juga digunakan dalam
pemurnian air (perawatan). Dalam dunia medis, Potassium Permanganate digunakan
sebagai desinfektan untuk mengobati manusia dan hewan. Potassium Permanganate
juga dapat digunakan untuk mengobati Gonorrhea dan Candidiasis.
Potassium Permanganate merupakan senyawa kimia yang penting dalam industri
perfilman dan televisi. Senyawa ini digunakan untuk memberikan kesan “tua” pada film
yang diproduksi. Jika senyawa ini beroksidasi, maka akan timbul kesan tua, kuno, dan
lama pada properti-properti setting film, seperti pakaian, tali, dan gelas.

17
Jika Mangan Sulfat direaksikan dengan Potassium Permanganat akan menghasil
Mangan Dioksida. Produksi Mangan Dioksida dilakukan dalam 2 metode, yaitu
Chemical Manganese Dioxide (CMD) dan Electrolytical Manganese Dioxide (EMD).
CMD banyak digunakan dalam produksi Ferrites, seperti korek api dan kembang api.
Sedangkan EMD banyak digunakan dalam produksi batu baterai kering.
Mangan dioksida bersama dengan Ammonium Klorida mengisi ruang kosong yang
tersisa dari batang karbon katoda dan cairan elektrolit dalam baterai. Keduanya
berfungsi sebagai depolarisator.

PRIMARY BATTERIES CHEMISTRY


Chemistry Cell Voltage Elaboration
Alkaline Moderate energy density.
1.5
(Zinc - Manganese Dioxide) Good for high and low drain uses.
Oxy Nickel Hydroxide Moderate energy density.
(Zinc - Manganese Dioxide / Oxy 1.7 Good for high drain uses
Nickel Hydroxide)
Lithium Expensive.
(Lithium - Manganese Dioxide) 3 Only used in high-drain devices or for long shelf life due to
very low rate of self discharge.

Mangan Klorida dihasilkan dari reaksi kimia berikut ini:

Mn + 2 HCl → MnCl2 + H2
MnCO3 + 2 HCl → MnCl2 + H2O + CO2

Senyawa Mangan dengan Logam ataupun Mangan Karbonat direaksikan dengan Asam
Klorida akan sama-sama menghasilkan Mangan Klorida.
Mangan Klorida digunakan sebagai katalis klorinasi pada senyawa organik, dalam
produksi makanan hewan, dan baterai kering.

18
BAB V
USAHA PENGENDALIAN
5.1 Kaolin

 Perlindungan Pernapasan:
Apabila paparan tidak dapat direduksi dibawah batas TLV, maka dapat digunakan
alat respirator individu yang disetujui oleh NIOSH untuk menghadapi debu crystalline
silica. Selain itu menggunakan faktor perlindungan (assigned protection factor atau
APF) yang mencukupi untuk mereduksi paparan kepada pekerja dibawah batas yang
dibolehkan. Nilai APF adalah nilai antisipasi minimum untuk acuan dari perlindungan
yang diberikan oleh berbagai tipe alat respirator.

Contohnya, nilai APF = 10 berarti bahwa alat respirator harus dapat mereduksi
konsentrasi udara dengan partikulat sebesar faktor 10. Sehingga jika tempat kerja
memiliki konsentrasi partikulat sebesar 150 ug/m3, maka respirator dengan APF 10
dapat mereduksi konsentrasi partikulat sebesar 15 ug/m3.

 Perlindungan Mata/Wajah:
Apabila dapat terjadi kontak dengan mata, maka diperlukan pemakaian kacamata
pengaman (safety glasses) dengan pelindung samping.

 Perlindungan Kulit:
Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia (seperti latex atau neoprene), dan
pakaian pelindung untuk meminimasi kontak dengan kulit. Bahan ini dapat
menimbulkan kulit yang kering. Perlu dipelihara hygiene industri yang baik,
khususnya untuk pekerja yang mengalami dermatitis atau kulit sensitif.

 Ventilasi
Ventilasi harus cukup untuk menjaga suasana di tempat kerja di bawah airborne
exposure limit (TLV). Sistem ventilasi yang digunakan adalah jenis ventilasi
pembuangan lokal. Alasan lebih diusulkan pemakaian ventilasi lokal adalah karena
ventilasi ini lebih dapat mengontrol emisi dari kontaminan pada sumbernya dan
mencegah penyebaran ke area kerja umum.

5.2 Zinc Oxide

Berikut merupakan contoh operasi maupun produk yang melibatkan penggunaan ZnO
dan mengakibatkan potensi terjadinya hazard bagi para pekerjanya :

 Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas manufaktur dan transportasi Zinc oxide.


 Penggunaan sebagai agen vulkanisasi pada proses formulasi karet.
 Penggunaan pada kosmetik, salep, dan peralatan elektronik.
 Penggunaan sebagai penyerap sinar UV pada plastic, keramik, ubin, dan kaca.
 Penggunaan sebagai bahan aditif pada makanan, photoconductor, serta dalam
pemrosesan fotografi berwarna.

Secara umum, usaha pengendalian terhadap zinc oxide dapat diklasifikasikan ke dalam
metode untuk pencegahan, metode pengendalian dalam handling & storage, serta metode
untuk pertolongan pertama (emergency first aid procedures).

A. Metode untuk pencegahan

19
Metode pencegahan terhadap hazard akibat terpapar Zinc oxide dapat dibagi ke
dalam empat cara berikut :

 Melakukan isolasi terhadap proses yang melibatkan ZnO (process


enclosure)
Dalam process enclosure, aktivitas/pekerjaan yang melibatkan kontak (paparan)
dengan ZnO dibuat sedemikian rupa agar terisolasi. Tujuan dari cara ini adalah
agar paparan terhadap ZnO tidak menyebar secara luas dan membahayakan
pekerja. Selain isolasi terhadap lokasi, cara lain adalah dengan mengaplikasikan
konsep otomasi terhadap seluruh peralatan dan mesin yang terlibat dalam
proses. Dengan mesin yang otomatis, proses dapat dilakukan secara terisolasi
dalam mesin tersebut sehingga dapat meminimasi keterlibatan operator.

 Pembuatan local exhaust ventilation dan/atau general dilution ventilation


Pembuatan ventilasi menjadi penting ketika ZnO terdapat dalam jumlah yang
banyak sehingga debu maupun asap yang dihasilkan berpotensi menimbulkan
bahaya.

 Penggunaan Personal Protective Equipment


Para pekerja dengan aktivitas yang mengharuskan kontak dengan ZnO perlu
melengkapi dirinya dengan PPE berikut ini untuk melindungi diri dari potensi
bahaya dari ZnO, antara lain :
1. Sarung tangan.
2. Safety goggles.
3. Jas laboraturium berlengan panjang
4. Pakaian khusus yang menutupi seluruh badan (encapsulating suits), terbuat
dari bahan yang tahan terhadap unsur kimia (chemical resistant).
Selain perlengkapan di atas, tindakan pencegahan juga didukung oleh
tersedianya fasilitas emergency shower dan emergency eye wash fountain untuk
berjaga-jaga apabila terjadi kontak dengan mata. Pekerja juga sebaiknya
diberikan loker khusus agar dapat memisahkan pakaian yang digunakan di
tempat kerja dan yang akan digunakan di luar tempat kerja. Pakaian juga harus
diinspeksi secara berkala untuk memastikan bahwa bahannya tidak terkena
minyak maupun lemak.

 Personal Hygiene Procedures


1. Ketika terjadi kontak antara ZnO dengan kulit, pekerja harus segera mencuci
area kulit yang terpapar ZnO dengan air dan sabun.
2. Pakaian kerja yang telah terkontaminasi ZnO harus dipindahkan dan segera
dicuci. Pihak yang bertanggung jawab dalam pencucian pakaian juga harus
diberi informasi mengenai sifat hazard dari ZnO.
3. Pekerja yang melakukan kontak dengan ZnO harus terlebih dahulu mencuci
tangan, lengan, dan muka dengan air dan sabun sebelum makan, merokok,
menggunakan toilet, menggunakan kosmetik, atau minum obat.
4. Pekerja tidak boleh makan, minum, merokok, menggunakan kosmetik, atau
meminum obat di dalam area dimana terdapat ZnO atau larutan yang
mengandung ZnO yang sedang ditangani, diproses, maupun disimpan.

 Penggunaan respirator
Ketika konsentrasi ZnO melebihi exposure limit, respirator penutup setengah
wajah untuk menahan debu dapat digunakan untuk melindungi hingga sepuluh
kali lipat batas yang diperbolehkan atau konsentrasi maksimum (ditentukan
pemasok) yang ditentukan untuk penggunaan respirator, gunakan nilai terendah
diantara keduanya. Respirator penutup seluruh wajah dapat digunakan untuk

20
melindungi hingga 50 kali lipat batas yang diperbolehkan untuk penggunaan
respirator. Untuk keadaan darurat atau kejadian di mana tingkat eksposur tidak
diketahui, gunakan respirator penutup seluruh wajah dengan tekanan positif dan
dilengkapi mekanisme supply udara.

B. Metode pengendalian dalam handling & storage

ZnO harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, memiliki ventilasi yang baik, serta
menggunakan container yang tertutup rapat dan berlabel sesuai dengan standar.
Kontainer berisi ZnO juga harus dilindungi dari kerusakan fisik dan disimpan
terpisah dengan chlorinated rubber, linseed oil, magnesium, hydrogen flourida,
aluminium + hexachloroethane, zinc klorida atau phosphoric acid, dan air.

Apabila terjadi kebocoran dan adanya tumpahan ZnO, semua orang yang tidak
menggunakan PPE (sarung tangan, safety goggles, dan masker) harus dicegah
untuk memasuki daerah kontaminasi sampai daerah tersebut selesai dibersihkan.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengumpulkan tumpahan ZnO (tanpa
mengangkat debunya) untuk kemudian ditempatkan ke dalam kontainer yang
bersih, kering, dan disegel untuk segera dibuang. Area bekas tumpahan kemudian
disiram dengan air.

C. Metode pertolongan pertama

 Inhalasi
Apabila terpapar debu ZnO di atas TLV, segera keluar untuk mencari udara
segar. Berikan bantuan oksigen buatan jika terjadi sesak napas dan hubungi
bantuan medis.
 Kontak dengan mata
Basuh mata dengan air mengalir hingga mencakup kelopak mata atas dan
bawah selama ± 15 menit. Jika terjadi iritasi, segera hubungi bantuan medis.
 Ingestion
Minum 1-2 gelas susu dan paksakan untuk muntah. Jangan memasukkan
sesuatu ke dalam mulut atau mendorong agar muntah jika penderita pingsan.
Hubungi bantuan medis.
 Kontak dengan kulit
Lepas pakaian yang terkontaminasi dan bersihkan material pakaian agar tidak
tertinggal di kulit dengan menyikatnya. Basuh bagian yang terpapar dengan
sabun dan air mengalir. Apabila terjadi iritasi, segera hubungi bantuan medis.

5.3 Manganese

PENGENDALIAN
Sistem pembuangan harus diatur sedemikian rupa agar tingkat kontak (exposure level)
pegawai dengan senyawa berada di bawah Airborne Exposure Limits. Sistem ventilasi
pembuangan gas secara setempat lebih diinginkan karena dapat mengontrol gas
buangan yang terkontaminasi langsung dari sumber, sehingga dapat mencegah
dispersifikasi gas ke area kerja yang lain.

PERLINDUNGAN
 Perlindungan Pernapasan:
Jika tingkat kontak dengan senyawa Mangan melebihi batas dan kontrol
engineering tidak fisibel untuk dilakukan, maka dalam usaha melindungi
pernapasan dapat digunakan:

21
o Alat bantu pernapasan yang menutupi setengah wajah, sesuai dengan standar
saringan NIOSH tipe N95 atau tipe diatasnya, sebanyak maksimal 10 kali
o Alat bantu pernapasan yang menutupi seluruh wajah, berupa tudung saluran
udara, sesuai dengan standar saringan NIOSH tipe N100, sebanyak maksimal
50 kali
Jika terdapat tumpahan partikel minyak (seperti oli, pelumas, gliserin, dan lainnya),
gunakan standar saringan NIOSH tipe R atau P.
Jika tingkat kontak tidak ketahui, gunakan alat bantu pernapasan yang melindungi
seluruh wajah, agar dapat melindungi pernapasan secara maksimal.

 Perlindungan Kulit:
Gunakan sarung tangan yang dapat melindungi kulit dari bahan kimia (seperti
karet atau neoprene), sepatu boot, apron, jas lab, pakaian bersih yang dapat
menutupi seluruh tubuh (coverall), sesuai dengan kebutuhan agar dapat
mencegah kontak langsung senyawa Mangan dengan kulit.

 Perlindungan Mata:
Untuk dapat melindungi mata dari kontak langsung dengan senyawa Mangan,
dapat digunakan kacamata pengaman bahan kimia (safety goggles). Pelindung
seluruh wajah (full-face shield) juga dapat digunakan jika terdapat senyawa
Mangan yang berterbangan. Sediakan juga tempat untuk mencuci mata dan
saluran pembuangan langsung di area kerja.

 Perlindungan Lainnya:
Pakaian yang tercemari senyawa Mangan dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran, pakaian yang terkontaminas
senyawa Mangan langsung dicuci secepatnya.

22
REFERENSI

Kaolin
 Material Safety Data Sheet, U.S Silica Company, September 2009.
(http://www.veneersystems.com/CSUpload/upload/3%252dVeneering_Adhesives%252e
db/MS%20406%20MSDS.pdf)
 http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/K0870.htm
 http://www.cytec.com/specialty-
chemicals/miningpdf/Products%20for%20the%20Global%20Kaolin%20Industry.pdf
 https://www.innovateatthiele.com/KaolinUse.asp
 http://oke.or.id/wp-content/plugins/downloads-
manager/upload/APPLICATION%20KAOLIN.pdf
 http://www.burgesspigment.com/BurgessWebsite.nsf/MSDS%20Hydrous.pdf
 http://www.koiauto.com/msds/3M_0903_old/PDF_FILES/MSDS-1035142.pdf

Zinc Oxide
 Zinc Oxide – Wikipedia, the Free Encyclopedia
(http://en.wikipedia.org/wiki/Zinc_oxide)
 Occupational Safety and Health Guideline for Zinc Oxide, U.S. Department of Labor
(http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/zincoxide/recognition.html)
 ZINC OXIDE, Material Safety Data Sheet, J.T. Baker, August 2008
(http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/Z3705.htm)
 Safety (MSDS) Data for Zinc Oxide, Safety Officer in Physical Chemistry, Oxford
University, September 2005
(http://msds.chem.ox.ac.uk/ZI/zinc_oxide.html)
 Material Safety Data Sheet : Zinc Oxide Powder Preparation, Pulpdent Corporation,
September 2008
(http://www.pulpdent.com/files/629/MSDS%20ZN%20OXIDE.pdf)
 Material Safety Data Sheet, ESPI Metals, February 1999
(http://www.espi-metals.com/msds's/zincoxide.pdf)

Manganese
 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12616303
 Material Safety Data Sheet. Mallinckrodt Baker, Inc. New Jersey, USA: 2009.
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0679.htm
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0715.htm
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0767.htm
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0793.htm
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/P6005.htm

23

You might also like