Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Ethics education is more than studying the code of professional conduct, but
rather a process whereby individuals become more consciously involved in making
ethical decisions (Langenderfer and Rockness:1989). This study investigates whether
integrating ethical issues in financial accounting course will improve student’s ethics
perception. The research design was quasi experiment, posttest-only control group
design, and the subject were students who took intermediate accounting. The
hypotheses of this research were: (1) loading ethical issues in financial accounting
course influenced student’s ethics perception, and (2) interaction between ethical
issues in financial accounting course and student GPA (Grade Point Average)
influenced student’s ethics perception. The research hypotheses were tested using two
way ANOVA.
The result show that: (1) loading ethical issues in financial accounting course
not influenced student’s ethics perception, (2) interaction between loading ethical
issues in financial accounting course and student GPA significantly influenced the
student’s ethics perception. Considering the current climate of good corporate
governance, educators can no longer postpone in integrating ethics issues in
accounting curriculum.
Empat hal tersebut berkaitan dengan moral perception, moral judgement, moral
intention, dan moral action. Moral perception dan moral judgement berkenaan dengan
bagaimana seseorang memikirkan isu-isu etika dan bagaimana kedua hal tersebut
menilai pengaruh eksternal dan internal terhadap pengambilan keputusan etis. Dengan
demikian moral perception dan moral judgement berkaitan erat dengan intelektual
(akal). Sedangkan dua hal yang terakhir yaitu moral intention dan moral action
merupakan unsur psikologis dari diri manusia untuk berkehendak berperilaku etis.
Dengan kata lain, seseorang yang hanya memiliki moral perception dan moral
judgement saja tidak dijamin untuk mampu berperilaku etis. Oleh karena itu harus
diikuti oleh moral intention yang kemudian diaktualisasikan menjadi moral action.
Menurut Herman S. (2001:180–183) dalam usaha mencari/menguasai ilmu,
manusia dikaruniai Tuhan dengan perangkat rasio (akal) dan rasa (kalbu). Kemampuan
rasio terletak pada membedakan (menyamakan), menggolongkan, menyatakan secara
secara kuantitatif/kualitatif, menyatakan hubungan-hubungan, dan mendeduksinya (atau
menginduksinya). Semua kemampuan rasio tersebut didasarkan pada ketentuan yang
sudah baku dan rinci sehingga rasio tidak akan berdusta. Kemampuan rasa (kalbu)
terletak pada kreativitas, yang merupakan kegaiban karena langsung berhubungan
dengan Tuhan. Kreativitas inilah yang merupakan awal dari segala bidang nalar, ilmu,
etika dan estetika. Etika dan estetika seluruhnya terletak pada rasa, sehingga jika
manusia tidak punya rasa maka tidak ada etika dan estetika.
Menurut Keraf (2001: 33-35), etika dibagi dalam etika umum dan etika khusus.
Etika khusus dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu: etika individual, etika lingkungan
hidup dan etika sosial. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan
pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesama.
Karena etika sosial menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia. Ia
menyangkut hubungan individual antara orang yang satu dengan orang yang lain, serta
menyangkut interaksi sosial secara bersama. Etika sosial mencakup etika profesi dan di
dalamnya terdapat etika bisnis. Etika profesi lebih menekankan kepada tuntutan
2.2. Persepsi
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995) adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari suatu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya. Sedangkan Matlin (1998) dalam Sudaryanti (2001) dan diadaptasi
oleh Frederich dan Lindawati (2004), mendefinisikan persepsi secara lebih luas, yaitu :
sebagai suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam
memperoleh dan menginterpretasikan kombinasi faktor dunia luar (stimulus visual) dan
diri kita sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya).
Jika tahap tersebut di atas dapat direalisasikan maka tujuan pengajaran etika
diharapkan dapat tercapai.
Penelitian yang bertujuan untuk menguji persepsi para pengajar akuntansi
(dalam hal ini meliputi Professor, Associate Professor dan Assistant Profesor) terhadap
cakupan muatan etika dalam kurikulum akuntansi dilakukan oleh McNair and Milan
(1993) yang dikutip oleh Wulandari dan Sularso (2002), menunjukkan bahwa dari 202
profesor yang menjadi respondennya, mayoritas mereka cenderung untuk memasukkan
materi etika dalam mata kuliah akuntansi pokok. Bahkan lebih dari 77% dari mereka
telah memasukkan materi etika tersebut dalam mata kuliah yang diajarkannya.
Hiltebeitel and Jones (1992) melakukan penelitian dengan eksperimen tentang
penilaian instruksi etis dalam pendidikan akuntansi. Penelitian ini dilaksanakan selama
dua semester pada tahun ajaran 1989-1990, dengan menggunakan instrumen berupa 14
daftar prinsip-prinsip perilaku etis yang dikembangkan oleh Lewis (1988). Hasil
analisis dari pre-test dan post-test yang dilakukan menunjukkan bahwa pengambilan
keputusan etis dipengaruhi oleh pengintegrasian etika dalam mata kuliah yang
diajarkan.
Berdasarkan hasil survei Warth (2000) yang dikutip oleh Hass (2005)
mengungkapkan bahwa sebagian besar KAP mengandalkan para akademisi untuk
memberikan bekal materi perilaku etika yang diharapkan dapat diterapkan dalam
profesi. Clikeman dan Henning (2000) melakukan penelitian tentang sosialisasi etika
pada program studi akuntansi dan bisnis. Riset dilakukan dengan mengukur respon
2.4. Hipotesis
Berdasarkan masalah yang dirumuskan dan kajian teoritis maka hipotesis
penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Pemberian muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan berpengaruh
terhadap persepsi etika mahasiswa.
H2 : Terdapat pengaruh interaksi muatan etika dan prestasi mahasiswa terhadap
persepsi etika mahasiswa
3. Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Alasan
peneliti menggunakan eksperimen karena tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak dari suatu perlakuan (treatment) yaitu pemberian muatan etika
dalam pengajaran akuntansi pada sekelompok mahasiswa (kelompok treatment)
dibandingkan dengan sekelompok mahasiswa lain (kelompok kontrol) yang tidak
memperoleh perlakuan. Dengan eksperimen maka variabel lain, di luar variabel yang
diamati diasumsikan tidak berubah.
Eksperimen yang penelilti lakukan dapat dikelompokkan sebagai eksperimen
kuasi (semu) karena tidak dapat memenuhi salah satu kriteria eksperimen betulan (true
experiment) yaitu melakukan randomisasi subyek penelitian. Untuk meminimalkan
Jml % Jml %
Laki-laki 6 21 7 24
Perempuan 23 79 24 76
Jumlah 29 100 31 100
Sumber : Data diolah (tahun 2006)
73
72
Estimated Marginal Means
71
70
69
prestasi
68 kurang berprestasi
67 berprestasi
ada muatan etika tdk ada muatan etika
muatan etika
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa mean score persepsi etika kelompok
mahasiswa yang berprestasi dan diberi muatan etika jauh lebih besar dibandingkan
dengan kelompok yang tidak diberi muatan etika. Sedangkan pada kelompok
mahasiswa yang kurang berprestasi menunjukkan skor persepsi etika kelompok kontrol
justru lebih tinggi dibandingkan kelompok eksperimen, hal ini sesuai dengan data
deskriptif IPK dimana rata-rata IPK kelompok kontrol lebih baik dibandingkan
kelompok eksperimen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian muatan etika yang
diintegrasikan dalam satuan acara perkuliahan (SAP) cukup efektif dalam
meningkatkan kesadaran etis mahasiswa. Penggunaan waktu 20 menit per tatap muka
dengan bobot mata kuliah 3 SKS dinilai memadai. Jika perkuliahan dilaksanakan 14
kali tatap muka per semester, dan mungkin efektif 12 tatap muka setelah
5.2. Saran
Eksperimen yang penulis lakukan hanya empat kali tatap muka dengan bobot 3
SKS per tatap muka. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk periode
yang lebih panjang (misal: satu semester) sehingga dapat diketahui efektivitas dampak
pemberian muatan etika yang diintegrasikan dalam kurikulum. Pemberian muatan etika
tidak hanya pada mata kuliah akuntansi keuangan menengah, tapi bisa diterapkan untuk
semua mata kuliah inti akuntansi.
Bok, D. 1988. Can Higher Education Foster Higher Moral?, Business and Society
Review, Vol 66. hal 4 – 12
Hass, Amy. 2005. Now is the Time for Ethics in Education, CPA Journal, June,
Vol.75:66-68
Herman Soewardi. 2001. Roda Berputar Dunia Bergulir. Bakti Mandiri, Bandung
Fuad Mas’ud. 2004. Survey Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Frederich O.L. dan Lindawati. 2004. Manajemen Laba dalam Persepsi Etis Akuntan di
Pulau Jawa. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi,Vol. 4 no.1, Okt : 1-26.
Loeb, S.E. 1989. Teaching Students Accounting Ethics: Some crucial Issues:
Issues Accounting Education, hal 316 – 329.
Keraf, Sony. 2001. Etika Bisnis – Tuntutan Dan Relevansinya, Cetakan Keempat,
Kanisius, Yogyakarta.
Rest, J.R. 1986. Moral Development: Advances in Research and Theory, New York,
NY: Praegar
Robert J. Warth, yang dilaporkan dalam CPA Journal, Oktober 2005 ( “Ethics in
Accounting Profession : A Study” )
Unti Ludigdo dan Mas’ud Machfoedz.. 1999. Persepsi Akuntansi dan Mahasiswa
tentang Etika Bisnis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.2, No 1, hal 1-19.
Wulandari dan Sularso. 2002. Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia : Studi Kasus di Surakarta, Perspektif. Vol.
7, No. 2, hal. 71-87
LAMPIRAN 1.
1. PT. Vista adalah perusahaan konsultan design seni grafis. Tuan Harjo adalah
manajer keuangan, telah menyiapkan neraca akhir tahun fiskal per 31 Maret 2004.
Neraca ini akan diserahkan bersama-sama dengan surat permohonan pinjaman PT.
Vista kepada Bank BNI. Tn Harjo menyajikan piutang sebesar Rp. 40.000.000
kepada Tn. Johny, presiden direktur PT. Vista sebagai piutang dagang. Tn. Johny
meminjam uang tersebut dari PT. Vista pada bulan Februari 2003 sebagai uang muka
pembelian rumah. Dia secara lisan menjanjikan kepada Tn. Harjo akan melunasi
pinjaman tersebut pada tahun mendatang. Pada neraca tahun sebelumnya, jumlah Rp.
40.000.000 tersebut juga dilaporkan sebagai piutang dagang. Beri pendapat Anda,
2. PT. Roda merupakan anak perusahaan dari PT. Honda. Kontroler yakin bahwa
penyisihan tahunan untuk piutang tak tertagih PT. Honda harus sebesar 2% dari
penjualan kredit bersih. Presiden Direktur PT. Roda khawatir bahwa perusahaan induk
akan mengarapkan target pertumbuhan 10% terus dipertahankan. Oleh karena itu, ia
meminta kepada kontroler untuk menaikkan penyisihan piutang tak tertagih menjadi 3%
per tahun. Direktur PT. Roda berpikir bahwa laba bersih yang lebih rendah, yang
mencerminkan laju pertumbuhan 6%, akan menjadi laju pertumbuhan yang lebih dapat
b. Apakah permintaan Direktur PT. Roda itu menghadirkan dilema etis bagi
kontroler?
3. PT. Bina adalah perusahaan yang menjual sabuk “conveyor” yang biasa digunakan
oleh pabrik-pabrik. Penjualan dilakukan dengan syarat FOB shipping point. Perusahaan
biasanya memperoleh order penjualan satu minggu sebelum barang tersebut dikirim.
Untuk order penjualan yang diterima pada bulan Desember, kapan keputusan untuk
mengapalkan panjualan berada di tangan pemilik, yaitu Bily dan Nina. Jika keuntungan
perusahaan tersebut lumayan tinggi, maka pengapalan order akan ditunda sampai bulan
Januari tahun berikutnya. Bila keuntungan tahun tersebut tidak memenuhi harapan,
4. Tuan Tora, manajer dari sebuah Department Stores yang berada di Bekasi, bertugas
untuk mengelola bagian departemen pakaian lelaki. Tugasnya adalah untuk membeli
barang yang akan diperdagangkan, mencari tenaga penjual, menata toko dan
menghitung persediaan. Bonus Tahunan Tuan Tora bergantung dari laba operasi
departemen tersebut. Keluarga Tora merencanakan untuk melakukan libur akhir tahun
ke Singapura, dan Tuan Tora sangat mengandalkan pembiayaannya dari bonus yang
bakal ia peroleh. Penjualan tahun 2005 tidak terlalu tinggi dan Tuan Tora meninggikan
Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan atas tindakan Tuan Tora ini ?
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Nama :…………………………………………….
NIM :…………………………………………….
Jenis Kelamin :…………………………………………….
Tanggal Lahir :…………………………………………….
IPK :…………………………………………….
Nilai Pengantar Akuntansi II:…………………………………..
Anda diminta memberikan pendapat tentang hal-hal yang terkait dengan isu ETIKA.
Penilaian anda diukur dengan menggunakan SKOR skala lima point sebagai berikut :
NO URAIAN SKOR
1. Menggunakan telepon kantor untuk melakukan percakapan
dengan keluarga di luar kota
2. Memberi tahu tentang informasi harga pokok produk per unit
kepada pihak internal
3. Memberikan hadiah atau bingkisan agar mendapat perlakuan
tertentu.
4. Tidak melaporkan pelanggaran yang dilakukan orang lain
terhadap peraturan atau kebijakan organisasi.
5. Menggunakan barang-barang relatif murah milik perusahaan,
misalnya alat tulis kantor (ATK) untuk keperluan pribadi.
6. Perusahaan melakukan kecurangan karena pesaingnya juga
diketahui melakukan hal yang sama.
7. Demi melindungi nama baik perusahaan, anda sebagai
keryawan mungkin perlu berbohong kepada pelanggan
mengenai alasan keterlambatan pengiriman barang.
8. Keuntungan lebih diutamakan daripada keamanan produk
(keselamatan pengguna produk).
9. Manajer bisnis tidak perlu untuk selalu memperhatikan moral.
10. Dalam dunia bisnis, kejujuran akan memberikan manfaat dalam
jangka panjang.
11. Untuk keperluan permohonan kredit bank, manajer anda
meminta anda untuk memasukkan piutang karyawan sebagai
piutang dagang.
12. Saldo akun penyisihan piutang tak tertagih PT. ABC dalam 3
tahun terakhir mengalami peningkatan, manajemen mengambil
kebijakan untuk menurunkan tarif estimasi piutang tak tertagih
semula 2% menjadi 0,5% dari penjualan kredit.
13. Manajemen dengan sengaja tidak melakukan penghapusan
piutang dagang yang telah berumur lebih dari dua tahun,
alasannya ia belum mendapatkan kepastian bahwa pelanggan
telah pailit.
14. PT. Jaya telah menjual (factoring) piutang dagangnya tanpa
tanggung renteng, oleh karena itu manajer keuangan PT. Jaya
meminta bagian akuntansi untuk tetap melaporkan piutang
factoring tersebut di neraca sebagai piutang dagang.
15. PT. Sukses menerima pemberitahuan dari pelanggan yang
menyatakan tidak sanggup melunasi kewajibannya sesuai
termin yang ditetapkan PT. Sukses. Oleh karena itu, pelanggan
menerbitkan wesel jangka waktu 2 bulan, bunga 10%. Atas
wesel tersebut, Boby staf bagian akuntansi diminta untuk
langsung mencatat piutang bunga.
16. Manajer penjualan merasa bahwa target penjualan tahun 2005
belum tercapai. Oleh karena itu, ia meminta stafnya untuk
segera mengirimkan barang dagangan ke calon pembeli
potensial. Pembeli diberi jaminan bahwa jika tidak puas dengan
produk, maka boleh di retur pada bulan Januari tahun 2006.
17. Akhir-akhir ini Indonesia mengalami inflasi yang relatif tinggi.
Untuk memperbaiki kinerja, maka rapat direksi memutuskan
untuk mengubah metode penilaian persediaan dari LIFO ke
FIFO.
18. Bagian gudang PT. Putra melaporkan bahwa jumlah persediaan
per 31 Desember sebesar 1000 unit. Manajer PT. Putra
memerintahkan anda sebagai staf dept. akuntansi untuk
mencatat persediaan akhir sebesar 1000 unit. Anda sendiri tahu
bahwa tgl 30 Desember terdapat pengiriman barang sebanyak
200 unit dengan syarat f.o.b destination. Padahal untuk barang
sampai tujuan dibutuhkan waktu 5 hari.
19. Pada tanggal 8 Oktober, PT. Pesona mengalami kebakaran dan
menghanguskan semua barang yang ada di gudang. Selama ini
PT. Pesona memakai metode pencatatan periodik (fisik).
Kebetulan penaksir klaim asuransi adalah teman pimpinan PT.
Pesona, oleh karena itu anda sebagai staf akuntansi diminta
untuk menyiapkan data-data yang diperlukan agar klaim
asuransi dapat lebih besar dari yang seharusnya.
20. PT. Candra membeli barang elektronik dari PT. Tehno pada tgl
10 Agustus 2005 senilai RP. 10 juta dengan termin 3/10, n/30.
Pada tanggal 29 Agustus PT. Candra melakukan pembayaran.
Anda sebagai staf dept. penjualan PT. Tehno tetap memberikan
diskon sebesar 3% karena manajer PT. Candra adalah paman
anda.
Sumber: pertanyaan 1 sampai 10 mengacu pada kuesioner etika bisnis dari Fuad Mas’ud (2004)
Pertanyaan 11 sampai 20 dibuat oleh peneliti, dan sebelumnya telah diujicobakan kepada
mahasiswa yang tidak masuk dalam sampel penelitian
Between-Subjects Factors
Value Label N
muatan 1.00
ada muatan
etika 29
etika
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
Descriptive Statistics
1. muatan etika
2. prestasi