Professional Documents
Culture Documents
GAMBARAN DISTRIBUSI
DISTRIBUSI PENYAKIT
PENYAKIT TBTB
PARU
PARU DAN
DAN HIPERTENSI
HIPERTENSI DI
DI PUSKESMAS
PUSKESMAS
HELVETIA
HELVETIA PERIODE
PERIODE JANUARI
JANUARI 2008-
2008-
SEPTEMBER
SEPTEMBER 2009
2009
OLEH
KELOMPOK II
A. Tuberkulosis Paru
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA (+)
berdasarkan orang (umur dan jenis kelamin), waktu, dan tempat
di Puskesmas Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan
September 2009.
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Hipertensi
berdasarkan orang (umur dan jenis kelamin), waktu, dan tempat
di Puskesmas Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan
September 2009.
1.4
1.4Manfaat
ManfaatPenelitian
Penelitian
A. Umur
Berdasarkan umur, penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia yang terbanyak adalah usia reproduktif (15-49 tahun)
sebanyak 84.789 jiwa (59,63%) dan paling sedikit adalah lansia (>60
tahun) yaitu sebanyak 4.348 jiwa ( 3,09%).
B. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia yang terbanyak adalah laki-laki yaitu
sebanyak 71.542 jiwa (50,32%) dan paling sedikit adalah
perempuan yaitu sebanyak 70.645 jiwa (49,68%).
C. Tingkat Pendidikan
Pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Helvetia
yang terbanyak adalah SLTA yaitu 45.958 jiwa (32,32%) dan
paling sedikit adalah tidak/belum pernah sekolah yaitu 1.942
jiwa (1,37%).
D. Suku Bangsa
Berdasarkan suku, penduduk di wilayah kerja Puskesmas Helvetia
yang terbanyak adalah Jawa yaitu sebanyak 51.024 orang (35,89 %)
dan paling sedikit adalah lain-lain yaitu sebanyak 5.345 orang (3,76%).
E. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Helvetia
yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 55.072 orang (46,90
%) dan paling sedikit adalah nelayan yaitu sebanyak 224 orang
(0,19%).
F. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan terbanyak adalah SD sebanyak 51 unit (35,17%)
dan yang paling sedikit adalah STM yaitu 6 unit (4,14%).
G. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah Puskesmas Helvetia
sangat bervariasi. Sarana kesehatan yang paling banyak adalah Praktek
Dokter Umum Swasta sebanyak 171 unit. Dan yang paling sedikit adalah
RSU Paru (BP4) yang hanya 1 unit.
1. Vaksin BCG
2. Pola hidup sehat.
f. Penyakit lain
Penyakit lainnya khususnya penyakit infeksi seperti HIV/AIDS
dan penyakit kronis seperti Diabetes Melitus, lebih mudah terserang
penyakit TB Paru karena penderita mengalami daya tahan tubuh
menurun sehingga tidak dapat mengendalikan kuman yang masuk ke
dalam tubuh.
BAB
BAB44
HASIL
HASILDAN
DANPEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan TB Paru
4.1.1 Penderita TB Paru Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Umur di
Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009
120
99
100
F
r 80
e
k
60
u
e 35
40
n
s
i 20 8
0
<15 tahun 15-49 tahun ≥49 tahun
Umur
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penderita TB Paru
terbanyak terdapat pada umur 15-49 tahun yaitu sebanyak 99 orang
(69,72 %) dan yang paling sedikit terdapat pada umur <15 tahun
yaitu sebanyak 8 orang (5,63%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
WHO yaitu di negara berkembang, 75% penderita TB Paru adalah
kelompok usia produktif (15-50 tahun).
1 Laki-laki 91 64,08
2 Perempuan 51 35,92
36%
laki-laki
perempuan
64%
40 37
35
30
F 30 26
r 25
e
20 18
k
u 15 13 13
e
10
n 5
s 5
i 0
Helvetia H.Tengah H.Timur SS CII Dwikora C.Damai T.Gusta
Kelurahan
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penderita
TB Paru terbanyak terdapat pada Kelurahan Helvetia Timur
sebanyak 37 orang (26,06%) dan yang paling sedikit terdapat pada
kelurahan Cinta Damai yaitu sebanyak 5 orang (3,52%). Hal ini
disebabkan karena letak Kelurahan Helvetia Timur tidak jauh dari
Puskesmas sehingga mudah terjangkau dan diketahui oleh
Puskesmas. Selain itu jumlah penduduk di Kelurahan Helvetia Timur
termasuk daerah terpadat kedua dibandingkan kelurahan lainnya, di
mana kepadatan hunian juga mempengaruhi peningkatan kejadian
TB Paru.
3.2 Hipertensi
3.2.1 Pengertian Hipertensi
• Makin kuat aliran yang keluar dari jantung, makin besar pula tekanan
darah terhadap dinding arteri, semakin kecil diameter arteri maka
tekanan darah akan meningkat seperti pada arterosklerosis
3.2.2 Klasifikasi Hipertensi
A.Klasifikasi hipertensi menurut penyebabnya
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
D. Klasifikasi Lain
Tabel 3.4 Klasifkasi hipertensi berdasarkan tekanan sistolik diastolik
Hipertensi Hipertensi
1 < 85 TD normal
terisolasi terisolasi
A. Gejala Klinis
pusing
mudah marah
telinga berdengung
sesak nafas
rasa berat ditengkuk
mudah lelah
mata berkunang-kunang
sukar tidur
B. Diagnosis
Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan
• data anamnese (konsultasi dokter)
• pemeriksaan jasmani
• pemeriksaan laboratorium
• pemeriksaan penunjang
C. Komplikasi Hipertensi
• Komplikasi pada jantung
• Komplikasi pada otak
• Komplikasi pada ginjal
• Komplikasi pada pembuluh darah
• Komplikasi pada mata
3.2.5 Epidemiologi Hipertensi
• Umur
• Jenis Kelamin
• Obesitas
• Riwayat Hipertensi dalam Keluarga (Genetika)
• Ras atau Suku Bangsa
• Konsumsi Garam
• Stress
• Kebiasaan Merokok
• Kebiasaan Berolah Raga
• Konsumsi Alkohol
3.2.6 Pencegahan
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tertier
4.2 Hasil dan Pembahasan Hipertensi
4.2.1 Penyakit Hipertensi Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi %
1
< 45 100 15,50
2
45 – 60 294 45,40
3
> 60 253 39,10
Jumlah
647 100,00
Gambar 4.9 Diagram Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi
Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari
2008 sampai dengan September 2009
350
294
300
F 253
r 250
e
k 200
u
e 150
n 100
s 100
i
50
0
< 45 45 – 60 > 60
Umur
Interval umur penderita hipertensi yang paling banyak adalah umur 45- 60 tahun
yaitu sebanyak 294 orang (45,10%) dan yang terendah terdapat pada golongan
umur < 45 tahun yaitu sebanyak 100 orang ( 15,50%).
4.2.2 Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
44%
Laki-laki
Perempuan
56%
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak pada
September (2009) yaitu sebanyak 40 orang (6,18%) dan yang terendah terdapat pada
bulan Mei (2008) dan Desember (2008) yaitu masing-masing sebanyak 25 orang (3,86%).
4.2.4 Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal
Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Tempat Tinggal di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008
sampai dengan September 2009
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak pada Kelurahan
Helvetia Tengah yaitu sebanyak 157 orang (24,27%) dan yang terendah terdapat pada
Kelurahan Helvetia Sei Sikambing C II yaitu sebanyak 50 orang (7,73%).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penyakit TB Paru
a. Agar diperoleh data yang baik dan akurat, sebaiknya data yang
diperoleh dicatat/direkap oleh Puskesmas Helvetia dengan lebih
teliti dan seksama.
b. Sebaiknya data 10 penyakit terbesar dibuat berdasarkan jumlah
kasus bukan hanya dalam jumlah kunjungan.
c. Untuk Penyakit Hipertensi yang berada di urutan kedua, sebaiknya
program posyandu lansia semakin ditingkatkan lagi kualitasnya dan
diikuti dengan penyuluhan tentang faktor resiko dari penyakit
hipertensi. Dan, untuk penyakit TB Paru sebaiknya program
penyuluhan kesehatan tentang penyakit TB Paru lebih ditingkatkan
lagi.
DAFTAR PUSTAKA